BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

dokumen-dokumen yang mirip
AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

Pedoman penelusuran data dan informasi tentang gambaran umum obyek penelitian

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

BAB V PENUTUP. kemiskinan melalui kelembagaan lokal, sehingga keberdaan lembaga ini tidak murni

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

REMBUG WARGA TAHUNAN (RWT) TAHUN 2015 BKM BLIMBING KELURAHAN BLIMBING

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

PANDUAN PENDAMPINGAN OPTIMALISASI KINERJA PENGELOLAAN DANA BERGULIR (PDB)

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

PNPM MANDIRI PERKOTAAN

BAB I P E N D A H U L U A N

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan para pemakai laporan akuntansi (stockholder) badan untuk

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani,

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 program

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWANCARA. A. Wawancara Kepada Koordinator BKM Rukun Makmur pada tanggal 14

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN

PEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

I. PENDAHULUAN. kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAGIAN B PELAKSANAAN LAPANGAN PEDOMAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

V. TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN

Bab 4. Pengelolaan Dana Pinjaman Bergulir oleh UPK-BKM

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pembangunan multidimensi

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI DESA BANJARARUM

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

Ade Andriyani 1 Tety Elida 2 Beny Susanti 3. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

BAB IX FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERMASALAHAN PADA P2KP

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

PROFIL LKM MAJU MANDIRI KELURAHAN KARANG ANYER KECAMATAN KOTA KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendidikan juga bergerak dalam bidang perekonomian. Sesuai dengan tujuan

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diketahui kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah kemiskinan telah dilakukan upaya-upaya pengentasan kemiskinan melalui berbagai kebijakan serta berbagai program. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan merupakan upaya pemerintah untuk mendorong penurunan angka kemiskinan yang berbasis partisipasi masyarakat. Memperhatikan uraian di muka dapat diketahui bahwa implementasi Program PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Karangwaru sudah berjalan sesuai Pedoman Pelaksanaan Program PNPM Mandiri Perkotaan yang ada. Dalam implementasinya program ini dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif yang dilakukan oleh pemimpin lokal, aparat pemerintah dan masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam implementasi program penanggulangan kemiskinan perkotaan melalui PNPM-MP cukup tinggi. Partisipasi tersebut dilakukan pada beberapa tahapan, mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan, menerima manfaat, memelihara hasil serta partisipasi dalam tahap monitoring dan evaluasi program. Upaya yang dilakukan BKM Tri Daya Waru Mandiri Kelurahan Karangwaru dalam meningkatkan partisipasi masyarakat sudah cukup optimal. Upaya tersebut ditempuh melalui mekanisme pembelajaran, BKM juga telah melakukan usaha perbaikan, menambah dan menghilangkan hal-hal yang masih 133

kurang sempurna untuk kelancaran tugas, wewenang serta tanggung jawabnya sebagai lembaga penyelenggara program penanggulangan kemiskinan perkotaan. BKM telah mampu melaksanakan program, dengan membuka dan memperbesar kesempatan untuk mendapatkan akses sehingga masyarakat miskin dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan mendapat manfaat pada berbagai bidang, bidang kehidupan fisik dengan peningkatan kualitas lingkungan dan permukiman, bidang sosial dan budaya dengan mengadakan kursus dan pelatihan, bidang ekonomi telah mampu mengelola, mengembangkan serta menyalurkan dana bantuan pinjaman modal untuk memperbaiki kondisi ekonomi disamping itu juga mampu mengembangkan program chanelling dengan pihak lain. Pemeliharaan hasil kegiatan fisik dilakukan dengan swadaya untuk memperoleh manfaat yang lebih besar dan lebih lama dari fasilitas yang dipelihara. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya pengurus berpegang pada prinsip-prinsip yang ada, sehingga mampu mempertanggungjawabkan secara rutin dalam rapat tahunan atau Rembug Warga Tahunan (RWT) yang merupakan evaluasi program, dilaksanakan secara musyawarah, demokratis, transparan dan partisipatif. Disamping itu evaluasi juga dilakukan dengan audit secara internal dan eksternal. Hal yang masih menjadi kendala dan belum sesuai adalah, anggota kesulitan dalam membuat proposal pelatihan dan membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ), di UPK ada sebagian kecil anggota yang macet membayar angsuran, minimnya akses terhadap sumber-sumber lembaga 134

keuangan; sebagian kecil warga malas dan rendahnya kesadaran warga miskin akan arti penting program penanggulangan kemiskinan serta rendahnya kesadaran sebagian masyarakat akan tanggung jawab bersama untuk melaksanakan kewajiban. Untuk mengatasi kendala itu diperlukan adanya kegiatan antara lain dengan peningkatan kapasitas dan kesadaran untuk semua unsur yang terlibat. Perbedaan tingkat perkembangan KSM Anggrek dan KSM Makmur Jaya di Kelurahan Karangwaru dipengaruhi tingkat partisipasi anggota dalam kelompok. Tingkat partisipasi anggota KSM Anggrek tinggi dan kelompok mengalami perkembangan yang lebih baik dari pada KSM Makmur Jaya dimana partisipasi anggotanya rendah sehingga kelompok tidak berkembang. Faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi anggota diantaranya motivasi, kohesi sosial, kepemimpinan, pendampingan dan keterbukaan. Pada awal pembentukan kelompok semua anggota mempunyai motivasi yang sama untuk mendapat pinjaman modal, namun dalam perjalanannya KSM Makmur Jaya tidak mengalami perkembangan bahkan mengalami kemandegan. Kohesi sosial dalam kelompok terbentuk setelah diadakannya pertemuan rutin untuk membahas aktivitas kelompok dan permasalahannya. KSM Anggrek mengadakan pertemuan setiap bulan antara anggota dengan ketua dan pengurus untuk merumuskan kegiatan dan langkah yang diperlukan mengatasi permasalahan kelompok. Pada KSM Makmur Jaya tidak terbentuk kohesi sosial, hal tersebut karena dalam kelompok tidak ada pertemuan rutin antara anggota 135

dengan pengurus untuk merumuskan kegiatan, menilai hasil dan mengatasi permasalahan kelompok yang merupakan cermin solidaritas. Kepemimpinan memegang peranan yang besar untuk mengarahkan kegiatan dalam mencapai tujuan dan perkembangan kelompok. Pada KSM Anggrek peran pemimpin sangat besar diantaranya dalam mengambil keputusan, memecahkan masalah dan membangun kerjasama dan kepercayaan anggota, namun pada KSM Makmur Jaya, ketua tidak mampu memimpin kelompoknya sehingga mengakibatkan kegiatan dalam kelompok mengalami kemandegan. Pendampingan diberikan baik pada KSM Anggrek maupun pada KSM Makmur Jaya. Pendampingan yang diberikan pada KSM Anggrek dapat berjalan dengan baik lancar sedangkan pada KSM Makmur Jaya pendampingan tidak berjalan karena kelompok mengalami kemandegan. Keterbukaan dan komitmen dari pengurus BKM, pimpinan Unit Pengelola Kegiatan, Aparat Kelurahan dan fasilitator yang aktif terlibat dalam kegiatan dan memberikan dukungan moral menciptakan atmosfir rasa aman kepada anggota KSM dapat mempengaruhi partisipasi anggota dalam kelompok. Mengenai tingkat perkembangan KSM dapat disimpulkan bahwa KSM Anggrek sudah memasuki tahap mandiri yang ditandai dengan telah berkembangnya modal usaha guna meningkatkan pendapatan anggota, telah mengembangkan program chanelling dengan lembaga keuangan dan instansi lain, meningkatnya peran aktif anggota dalam pengelolaan kegiatan kelompok, serta berkembangnya kegiatan kesejahteraan sosial. Sedangkan KSM Makmur Jaya mengalami perkembangan yang stagnan atau dapat dikatakan tidak berkembang, 136

dikarenakan konflik intern yang berkepanjangan dalam kelompok, timbul sikap individualisme dan pasrah dalam kelompok, yang diperparah dengan ketidak mampuan ketua kelompok mengelola kelompok dan bantuan dana bahkan memberi contoh buruk dengan tidak membayar angsuran yang mengakibatkan kegiatan kelompok macet. B. Rekomendasi Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan dengan PNPM-MP melalui BKM penulis memberikan rekomendasi antara lain: 1. Pemerintah sebagai pihak yang menyampaikan program (PNPM- MP) tidak hanya membangun hubungan dalam rangka hubungan administratif saja, tetapi hendaknya juga dalam rangka hubungan pelaksanaan program dengan masyarakat. 2. Dalam penyelenggaraan program pentingnya proses seleksi calon penerima program melalui refleksi kemiskinan dan pemetaan swadaya sesuai wilayah setempat sehingga program tersebut dapat berjalan tepat sasaran. Ketepatan sasaran program tersebut meliputi: kedekatan lokasi rumah tempat tingal penerima manfaat program (KSM), pembentukan kelompok atas kepercayaan dan komitmen yang terseleksi, sehingga jika ada calon anggota KSM yang dinilai memiliki karakter kurang baik, tidak bisa bergabung. Pengurus BKM, UPK dan pendamping harus rajin turun ke KSM, agar lebih dekat dengan kelompok, selain sebagai silaturahmi juga merupakan upaya untuk mengingatkan kewajiban yang harus dilaksanakan. 137

3. Diperlukan upaya meningkatkan kesadaran warga masyarakat khususnya anggota KSM untuk mendorong agar terjadi adanya perubahan pola tingkah laku yang lebih rasional, dinamis, terbuka terhadap inovasi baru dalam usaha guna meningkatkan usaha ekonomi produktif yang dilakukan secara profesional. 4. Pemberian reward bagi KSM yang berkarakter baik. Reward berupa pengembalian bunga dan kesempatan bagi KSM yang bersangkutan untuk mengajukan kembali permohonan pinjaman kepada BKM. 5.. Perlu ditetapkan suatu mekanisme untuk meminta pertanggungjawaban kelompok penerima manfaat program, termasuk menetapkan sanksi jika terjadi program yang tidak berjalan sesuai ketentuan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan dana program pada masyarakat, meningkatkan jaminan keberhasilan program dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat dan sekaligus meningkatkan pencapaian kinerja atas suatu program. Dengan adanya tuntutan akan pertanggungjawaban program, akan meningkatkan kesadaran penerima manfaat program untuk menjaga keberlangsungan kelompok dan usahnya, mempererat hubungan antar anggota dan membangun kerjasama dalam kelompok. 138