Kata Kunci : Persepsi Pasien, Mutu Jasa Pelayanan.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK STUDI KASUS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DASAR GRATIS DI KOTA BANJAR. Andini Dwikenia Anjani, 2008, Pembimbing : Felix Kasim, dr.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

PERSEPSI KONSUMEN APOTEK TERHADAP PELAYANAN APOTEK DI TIGA KOTA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

Medula Vol. 2 No. 1 Oktober 2014 ISSN

Analisis Posisi Produk Pelayanan Kesehatan dengan Menggunakan Jendela Pelanggan Berdasar Harapan dan Penilaian Pasien

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM SITTI MARYAM KOTA MANADO

Evaluasi Mutu Pelayanan Kategori Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Informasi Obat Di Salah Satu Puskesmas Di Kecamatan Tampan Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BATURETNO

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI DI PUSKESMAS SONDER

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

Keywords: health quality care, patient satisfaction

Evaluasi Mutu Pelayanan Di Apotek Komunitas Kota Kendari Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian

ABSTRAK TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP BANGSAL BEDAH RUANG KUTILANG DAN MAWAR DI RUMAH SAKIT X DI BANDAR LAMPUNG 2010

masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak.

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan

HUBUNGAN ANTARA STATUS DEMOGRAFI DENGAN KEPUASAN DALAM PELAYANAN PASIEN JAMKESMAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan kesehatan di Indonesia, bertanggung jawab untuk

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

Kata Kunci: Kualitas, Pelayanan Obat, Assurance

PEMETAAN PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN TERKAIT FREKUENSI KEHADIRAN APOTEKER DI APOTEK DI SURABAYA TIMUR. Rendy Ricky Kwando, 2014

TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN BALAI PENGOBATAN GIGI DI PUSKESMAS PETANAHAN KEBUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien

Farmaka Volume 15 Nomor 3 96

Kata Kunci : Kepuasan Pasien, Pelayanan Kesehatan, Karakteristik Pasien.

SKRIPSI HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DOKTER KELUARGA DENGAN KEPUASAN MASYARAKAT DI DESA SUNGAI UNGAR KECAMATAN KUNDUR KABUPATEN KARIMUN

ANALISI KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSIA CICIK PADANG. Oleh: KHARISMA ROSA BP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PROSES PENGADAAN OBAT DI PUSKESMAS KOMBOS KOTA MANADO Try Putra. I. Tampongangoy*, Grace D. Kandou*, Febi K. Kolibu*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

V. KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

ABSTRAK MEMBANGUN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN SEHARI HARI DI POLIKLINIK UMUM MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN APOTEK DI KOTA RANAI KECAMATAN BUNGURAN TIMUR KABUPATEN NATUNA NASKAH PUBLIKASI

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN OBAT DI PUSKESMAS GADANG HANYAR KOTA BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN APOTEK DI KOTA JAMBI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTISARI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP LAYANAN INFORMASI DAN KONSULTASI OBAT DI APOTEK KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terkendali biaya dan kualitasnya, seperti yang tercantum dalam Undang -

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. serta melaksanakan upaya rujukan (Depkes RI, 2005).

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PARA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN COTRIMOXAZOL SUSPENSI PADA ANAK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

ABSTRACT. Keywords : Public clinics, Perception Mother, Toddler Diarrhea, Medical personnel, Utilization Repeat. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PRAKTEK KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

Transkripsi:

PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU JASA PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Rilyasari Hayatuddin*, Ricky C. Sondakh*, Frans J.O. Pelealu** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Pasien/masyarakat melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakannya. Pandangan pasien/masyarakat ini sangat penting karena pasien yang merasa puas akan mematuhi pengobatan dan mau datang berobat kembali. Peneliti melakukan penelitian di Puskesmas Tuminting mengenai mutu pelayanan tenaga kesehatan berdasarkan persepsi pasien, karena adanya keluhan dari sebagian masyarakat mengenai pelayanan tenaga kesehatan Penelitian ini bertujuan agar dapat mengetahui persepsi pasien tentang mutu pelayanan tenaga kesehatan di Puskesmas Tuminting Kota Manado. Desain Penelitian adalah penelitian deskriptif dengan rancangan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pasien rawat jalan di Puskesmas Tuminting dan jumlah sampel penelitian adalah 100 pasien. Variabel Penelitian adalah pelayanan tenaga dokter, pelayanan tenaga perawat dan pelayanan tenaga farmasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu jasa pelayanan tenaga kesehatan di Puskesmas Tuminting adalah baik. Kesimpulan yang diperoleh bahwa persepsi pasien tentang mutu pelayanan tenaga kesehatan di Puskesmas Tuminting Kota Manado dalam hal pelayanan tenaga dokter, pelayanan perawat, dan pelayanan tenaga kefarmasian rata-rata adalah baik, meskipun demikian masih ada beberapa pasien yang menjawab kurang, untuk itu disarankan kepada seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Tuminting agar lebih meningkatkan pelayanan tenaga kesehatan agar mutu pelayanan dapat terjaga. Kata Kunci : Persepsi Pasien, Mutu Jasa Pelayanan. ABSTRACT Patient/Society see the health service that have a quality as a health service that can fulfill their need. Patient s opinion is very important because patient that feel satisfied will be obedient the medication and want to take a medicine again. The researcher did the research in Tuminting Health Centre, about the Quality of Health Service based on perception of patient, because there is complain from the society about the quality of health service. The purpose of this research is to know about perception of patient about the quality of health service in Tuminting Health Centre, Manado city. The research design is a descriptif with Cross Sectional. The population in this research is all of the patient in Tuminting Health Centre and total sample of this research is one hundred percent patient. The research variable is service from the doctor, nurse, and apothecary. The result shows the quality of health service in Tuminting Health Centre is a good. The conclusion is perception of patient about quality of health service in Tuminting Health Centre, Manado city about service from doctor, nurse, and apothecary is good. Even there is some patient that didn t answer. so, we recommended to all health service in Tumiting Health Centre to increase the health service so the quality is still good. Key Words : Perception of Patient, Quality Service. 1

PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan berdasar pada: 1) Perikemanusiaan, 2) Pemberdayaan dan kemandirian, 3) Adil dan merata, serta 4) Pengutamaan dan manfaat. Tujuan pembangunan kesehatan hanya dapat dicapai bila didukung oleh kerjasama dengan semangat kemitraan antar semua pelaku pembangunan, baik pemerintah secara lintas sektor, pemerintah pusat dan daerah, badan legislatif dan yudikatif, serta masyarakat, termasuk swasta. ( Depkes RI, 2009) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di tingkat dasar di Indonesia adalah melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang merupakan unit organisasi fungsional Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kotamadya dan diberi tanggung jawab sebagai pengelola kesehatan bagi masyarakat tiap wilayah kecamatan dari kabupaten/ kotamadya bersangkutan. Adanya bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas ini diharapkan pasien akan dapat memberikan penilaian tersendiri terhadap Puskesmas tersebut. Jika pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang dikehendaki, maka pasien akan puas, jika yang terjadi sebaliknya maka akan menyebabkan kehilangan minat pasien untuk berobat dan ini akan menyebabkan pasien mempunyai image negative terhadap Puskesmas tersebut, yang akan mengakibatkan menurunnya jumlah pasien akhirnya akan menyebabkan pengurangan keuntungan (Pohan, 2007) Menurut Pohan (2007), pasien / masyarakat melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakannya dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau meluasnya penyakit. Pandangan pasien/masyarakat ini sangat penting karena pasien yang merasa puas akan mematuhi pengobatan dan mau datang berobat kembali Berdasarkan survey awal yaitu dengan wawancara langsung dengan beberapa pasien rawat jalan ditemukan adanya keluhan tentang pelayanan tenaga kesehahan yang kurang ramah dari sebagian masyarakat/pasien rawat jalan sebagai penerima pelayanan kesehatan di Puskesmas Tuminting. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh mutu layanan tenaga kesehatan yang masih kurang di Puskesmas Tuminting. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Persepsi Pasien tentang Mutu Jasa Pelayanan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tuminting. 2

METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan desain pendekatan Cross Sectional. Variabel dalam penelitian ini yaitu pelayanan tenaga dokter, perawat dan tenaga farmasi. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tuminting Kota Manado, Pada Bulan Agustus 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan di Puskesmas Tuminting yang dating berobat. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara purposive sampling dengan jumlah sampel 100 responden. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persepsi pasien tentang mutu jasa pelayanan tenaga dokter. Persepsi pasien terhadap mutu pelayanan tenaga dokter menunjukkan angka yang bervariasi pada subvariabelnya. Pada subvariabel pelayanan dokter tentang kemampuan dokter dalam hal menentukan jenis penyakit responden terbanyak menjawab pada kategori atau persepsi menyatakan baik yaitu 80 orang (80.0%) dan pada subvariabel kesungguhan dokter dalam menjalankan tugasnya pasien terbanyak menjawab baik yaitu 74 orang (74.0%) dengan total persentase adalah 80,14% termasuk dalam kategori sangat baik dengan interpretasi skor 80%-100%. Pada subvariabel lainnya rata-rata pasien terbanyak menjawab dengan persepsi baik. Meskipun demikian ada beberapa subvariabel yang menjawab pada kategori sangat baik, cukup dan kurang. Sesuai dengan hasil wawancara dengan pasien yang menjadi responden, persepsi dari pasien mengatakan bahwa keramahan dokter yang diberikan kepada pasien adalah cukup. Sedangkan untuk kehadiran dokter di puskesmas tepat waktu adanya pasien yang menjawab kurang. Penelitian oleh nurba (2012) dalam jurnal analisis tingkat kepuasan pelayanan public pada puskesmas Loa Janan menunjukkan bahwa pada bagian subvariabel kemampuan petugas yang menjawab pada kategori puas sebanyak 84%, pada kategori sangat puas terdapat 5% responden yang menjawab, namun masih ada responden yang kurang puas yaitu sebanyak 10% dan responden yang tidak puas yaitu 1%. Pada bagian subvariabel tentang kesopanan dan keramahan petugas sebanyak 79% menyatakan puas dengan kesopanan dan keramahan petugas dan 11% responden menyatakan sangat puas. Namun 7% menyatakan kurang puas dan 3% responden menyatakan tidak puas dengan kesopanan dan keramahan petugas. Indikator ini memperoleh bobot nilai sebesar 298. Dari beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa masih ada persepsi pasien yang menyatakan kurang puas dengan pelayanan dokter yang diberikan padahal pelayanan tenaga kesehatan khususnya tenaga dokter sangatlah penting, untuk mengatasi perbedaan dimensi ini, telah diperoleh kesepakatan dalam membicarakan masalah mutu pelayanan kesehatan, pedoman yang dipakai adalah hakekad dasar dari 3

diselenggarakannya pelayanan kesehatan tersebut. Untuk ini mudah dipahami bahwa hakekad dasar yang dimaksud tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan, yang apabila berhasil dipenuhi akan dapat menimbulkan rasa puas terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Dengan kesepakatan ini, disebutkan yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan kesehatan (Azwar,2010). Persepsi pasien tentang mutu jasa pelayanan tenaga perawat. Persepsi pasien tentang mutu pelayanan tenaga perawat di puskesmas tuminting dalam 5 subvariabel menunjukkan bahwa subvaiabel tentang kemampuan perawat dalam melayani pasien responden terbanyak menjawab pada kategori baik yaitu sebanyak 78 orang (78.0%), pada subvariabel kecepatan perawat dalam memberikan pertolongan responden terbanyak menjawab baik yaitu 69 orang (69.0%), berikut pada 3 subvariabel lainnya responden terbanyak menjawab baik, adapun demikian beberapa responden menjawab pada kategori sangat baik, kurang, cukup, dan buruk, pada subvariabel kecepatan perawat dalam memberikan pertolongan pasien yang menilai pada kategori buruk adalah 1 orang (1.0%), dan pada subvariabel keramahan perawat, pasien yang menjawab untuk kategori buruk terdapat 1 orang pasien (1.0%) dengan total persentase 75,8% termasuk dalam kategori baik dengan interpretasi skor 60%-80%. Dalam penelitian Adhytyo (2013) menunjukkan bahwa pada subvariabel reliabilitas (kecepatan pelayanan) pasien dengan total 73 responden yang menjawab pada kategori baik sebanyak 47 responden sedangkan yang menjawab pada kategori tidak puas sebanyak 26 responden, untuk subvariabel daya taggap (keramahan petugas) dengan total 69 responden pasien yang menjawab pada kategori baik atau puas yaitu 44 responden dan yang tidak puas yaitu 25 responden. Dan pada subvariabel kejelasan dan kelengkapan petugas memberikan informasi dari total responden 64 sebanyak 42 responden menjawab pada kategori puas, sedangkan yang menjawab pada kategori tidak puas sebanyak 22 responden. Muninjaya (2004) menjelaskan bahwa jasa yang diberikan kepada pasien untuk jasa implicit (manfaat psikologis yang dapat dirasakan langsung oleh pancaindera pasien seperti privacy, jaminan rasa aman (assurance), senyuman petugas, sikap dan keramahan perawat. Kepuasan pengguna jasa pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh 1. pemahaman pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang akan diterimanya, 2. Empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan, 3. Penampilan fisik (kerapian) petugas. 4. Jaminan keamanan yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan. 5. Keandalan dan keterampilan 4

petugas kesehatan dalam memberikan perawatan 6. Kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap keluhan pasien. Persepsi pasien tentang mutu jasa pelayanan tenaga farmasi. Persepsi pasien tentang mutu pelayanan tenaga kesehatan dalam hal pelayanan tenaga farmasi di puskesmas tuminting menunjukkan bahwa pada 5 subvaiabel yang diteliti berdasarkan kuesioner yang dibagi ke pasien rawat jalan menunjukkan bahwa persepsi pasien pada subvariabel kecepatan apoteker dalam memberikan pelayanan obat adalah baik yaitu responden yang menjawab sebanyak 62 orang (62.0%) dari 100 responden yang menjawab. Dan berikut pada subvariabel tentang ketersediaan obat di apotik puskesmas responden terbanyak menjawab pada kategori baik yaitu 53 orang (53.0%). Meskipun rata-rata dari kelima subvariabel responden menjawab dengan persepsi baik adapun yang menjawab dengan persepsi sanngat baik, kurang, cukup, dan buruk diantaranya adalah pada subvariabel ketersediaan obat di apotik responden yang menjawab cukup sebanyak 31 orang (31.0%) dan yang menjawab kurang sebanyak 11 orang (11.0%), berikut pada subvariabel penjelasan dan cara minum dan menyimpan obat pasien menjawab pada kategori cukup sebanyak 15 orang (15.0%) dan pada kategori kurang sebanyak 5 orang (5.0%) dengan total persentase 74,2% termasuk dalam kategori baik dengan interpretasi skor 60%-80%. Persepsi yang masih kurang tersebut disebabkan karena pasien merasa belum puas dengan penjelasan tenaga farmasidalam hal ini penelitian handayani (2009) menunjukkan hasil untuk kecepatan pelayanan apotek yaitu (91,1%) pada kategori baik dan (8,9%) pada kategori buruk, untuk keramahan petugas mempunyai hasil (92,0%) pada kategori baik dan pada kategori buruk yaitu (8,0%), untuk kejelasan dan kelengkapan petugas memberi informasi pada kategori baik yaitu (78,6%) dan pada kategori buruk (21,4%). Menurut DepKes RI (2008) tentang tanggung jawab apoteker terhadap keselamatan pasien, apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam meminimalkan terjadinya medication error. Memberikan pelayanan kefarmasian secara paripurna dengan memperhatikan faktor keselamatan pasien, antara lain dalam proses pengelolaan sediaan farmasi, melakukan monitoring dan mengevaluasi keberhasilan terapi, memberikan pendidikan dan konseling serta bekerja sama erat dengan pasien dan tenaga kesehatan lain merupakan suatu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Untuk dapat berperan secara professional dalam pelayanan kefarmasian diperlukan dukungan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memadai. KESIMPULAN 1. Persepsi pasien tentang mutu pelayanan tenaga kesehatan dalam pelayanan tenaga 5

dokter di Puskesmas Tuminting Kota Manado rata-rata adalah sangat baik dengan total persentase adalah 80,14% termasuk dalam kategori sangat baik dengan interpretasi skor 80%-100%. 2. Persepsi pasien tentang mutu pelayanan tenaga kesehatan dalam pelayanan tenaga perawat di Puskesmas Tuminting Kota Manado rata-rata adalah baik dengan totalpersentase 75,8%termasuk dalam kategori baik dengan interpretasi skor 60%- 80%. 3. Persepsi pasien tentang mutu pelayanan tenaga kesehatan dalam pelayanan tenaga kefarmasian di Puskesmas Tuminting Kota Manado rata-rata adalah baik dengan total persentase 74,2% termasuk dalam kategori baik dengan interpretasi skor 60%-80%. SARAN 1. Pada pelayanan tenaga perawat, agar lebih meningkatkanpenjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan, dengan keramahan petugas yang diberikan kepada pasien agar jaminan mutu pelayanan tenaga perawat dapat terjaga. 2. Pada pelayanan tenaga kefarmasian, agar lebih meningkatkan penjelasan mengenai cara minum dan menyimpan obat kepada pasien. DAFTAR PUSTAKA Adhytyo DR, Mulyaningsih. 2013. Reabilitas Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan di Salah Satu Puskesmas Kabupaten Ngawi (Online), Vol 10, No 2, (http://www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/, diakses 27 September 2014). Azwar A. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga: Subsistem Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara. Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional: Bentuk dan Cara Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan. Jakarta: DepKes RI. Handayani R.S, Raharni, Gitawati R. 2009. Persepsi Konsumen Apotek Terhadap Pelayanan Apotek di Tiga Kota di Indonesia, Jurnal Makara Kesehatan (Online), Vol. 13, No. 1, (http://reposi tory.ui.ac.id, diakses 26 Juni 2014). Muninjaya A.A.Gde. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Nurba E, 2012. Analisis Tingkat Kepuasan Pelayanan Publik Pada Pusksmas Loa Janan, Jurnal Eksis,(Online), Vol. 8 No.2, http://karyailmiah.polnes.ac.id/, diakses 19 April 2014. Pohan I.S. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-dasar Pengertian dan Penerapan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 6