BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen untuk menempatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara, karena pasar modal memiliki fungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Adanya perkembangan perekonomian yang tidak menentu dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. teratur (Koetin, 2002). Investasi dapat dilakukan pada berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan yaitu return dan risiko. Return adalah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan ekspansi perusahaan, pengembangan perusahaan, penambahan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap orang perlu melakukan investasi, karena nilai uang yang

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi atas aktiva keuangan dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar yang mempertemukan antara penawaran

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikutip dari situs

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. maupun non finansial. Keuntungan finansial yang didapat berupa dividend. hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, Eduardus Tandelilin (2010 : 26), instrument yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi bagi para pemilik modal atau investor (Adji, Suwerli dan Suratno,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat dimana para investor melakukan transaksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. modal perusahaan real estate dan property di Indonesia saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen untuk menempatkan dana sejumlah tertentu atas suatu aset/instrumen investasi tertentu dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan/nilai yang lebih tinggi. Menurut Tandelilin (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi dapat dilakukan pada berbagai instrumen baik aset riil maupun aset finansial. Investasi dalam bentuk fisik seperti pemilikan tanah, properti dan emas, sedangkan investasi dalam bentuk aset finansial seperti sertifikat deposito, saham, obligasi, reksa dana dan instrumen pasar modal dan pasar uang lainnya. Sesuai dengan perkembangannya, instrumen investasi membutuhkan tempat yang spesifik untuk menjalankan fungsinya. Perkembangan inilah yang pada akhirnya membentuk dua jenis pasar yang mengklasifikasikan instrumeninstrumen investasi, yakni pasar uang dan pasar modal. Dalam kaitannya dengan pasar investasi, Indonesia memulai perjalanan pasar investasinya melalui kegiatan jual beli instrumen investasi berupa saham dan obligasi yang dimulai abad 19 melalui pasar modal, yaitu pada tahun 1977 yang sampai sekarang telah menunjukkan perkembangannya secara pesat. Hal ini terlihat dari jumlah

2 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1985 sampai dengan tahun 1988 jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hanya sejumlah 24 perusahaan. Kemudian setelah tahun 1988, dengan adanya sejumlah paket-paket deregulasi yang dikeluarkan pemerintah, jumlah emiten yang terdaftar semakin meningkat. Pada awal tahun 1990-an, jumlah emiten yang terdaftar adalah sebanyak 127 perusahaan yang terus meningkat sampai tahun 2008 dengan jumlah emiten 396 perusahaan. Pasar modal menyediakan banyak sekali informasi yang tersedia bagi para investor. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dalam mengambil keputusan investasinya. Berbicara mengenai investasi, dikenal suatu moto investasi yaitu high risk high return, yaitu suatu investasi yang menjanjikan tingkat pengembalian yang tinggi biasanya diiringi dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Oleh karena itu risiko merupakan suatu faktor yang harus diperhitungkan oleh investor dalam keputusan investasinya. Mengenai return, Michele & Megawati (2005:2) menyatakan: Investor akan sangat senang apabila mendapatkan tingkat pengembalian investasinya semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, investor dan investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar tingkat pengembalian investasi mereka. Banyak studi yang membuktikan bahwa return saham dapat diprediksi dari berbagai variabel risiko yang mempengaruhinya. Pemain saham atau investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk

3 dipilih. Studi-studi tersebut diantaranya penelitian Aditya (2006) mengemukakan bahwa Earning Per Share (EPS) dan tingkat bunga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham; Rani Astrianti (2007) mengemukakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Inflasi, Suku Bunga, dan Kurs terhadap Return Saham PT. Indofood Tbk; Robiatul & Ardi (2006) menunjukkan bahwa tidak ada satu pun variabel-variabel karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro berpengaruh secara signifikan pada return saham syariah; Murti Lestari (2005) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara berbagai variabel Makro Ekonomi terhadap Return Saham. Berdasarkan studi-studi tersebut dikemukakan bahwa pada umumnya terdapat hubungan antara variabel pasar terhadap return saham. Peranan pasar modal yang semakin besar menjadikan instrumen yang diperjualbelikan menjadi jenis investasi yang membutuhkan cara penilaian yang cermat berkaitan dengan ekspektasi akan return karena kepastian hasil penilaian akan berdampak pada perkembangan investasi Indonesia. Penilaian saham secara akurat bisa meminimalkan risiko sekaligus mambantu investor mendapatkan keuntungan wajar; mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar. Variasi harga saham ditentukan oleh banyak faktor, baik yang berasal dari lingkungan eksternal maupun internal perusahaan. Pergerakan saham di pasar modal juga tergantung pada perkembangan ekonomi makro dan stabilitas politik.

4 Investor saham mempunyai kepentingan terhadap informasi tertentu tentang tingkat inflasi dan tingkat suku bunga dalam penentuan return saham. Suku bunga merupakan suatu harga ukuran sumber daya yang digunakan oleh debitur yang dibayarkan kepada kreditur. Salah satu sifat tingkat bunga adalah mudah berubah-ubah yang terjadi dalam kurun waktu yang relatif singkat untuk bunga berjangka waktu pendek. Tingkat bunga jangka panjang relatif kurang berfluktuatif. Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya hargaharga secara umum dan terus-menerus (kontinu). Inflasi merupakan proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruhmempengaruhi. Kenaikan pada inflasi akan menjadi indikator bagi investor untuk melihat perkembangan perekonomian berkaitan dengan keamanan investasinya juga berkaitan dengan opportunity cost yang akan tercipta ketika Bank Indonesia beraksi dengan meningkatkan tingkat suku bunga yang akan membawa persepsi bagi investor untuk berinvestasi di perbankan mengingat basis penentuan Bank Indonesia (BI) rate yang meningkat. Inilah yang pada akhirnya membentuk fluktuasi yang tinggi dari variabel ekonomi yang akan sangat berkaitan dengan ekspektasi pelaku investasi terhadap returnnya. Ada banyak alasan yang menyebabkan fluktuasi ini, mulai dari risiko sistematik hingga risiko yang tidak sistematik dan dari faktor makro ekonomi hingga yang sifatnya mikro.

5 Penelitian ini melihat fenomena ketidakpastian yang muncul akibat risiko sistematis dari saham yakni risiko dari fluktuasi variabel makroekonomi Indonesia yang tidak stabil yang menyebabkan lemahnya fondasi perekonomian Indonesia. Bentuk penyebab dari fluktuasi pasar ini dapat disebut dengan risiko pasar. Terdapat risiko pasar yang bisa dijelaskan secara ekonomi yaitu terkait dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi turun, hampir pasti pasar akan bergerak negatif karena menurunnya ekspektasi investor. Dalam industri finansial khususnya dalam ekonomi berbasis uang, risiko yang cukup mengkhawatirkan adalah ancaman akan menurunnya nilai uang. Penurunan nilai uang ini dapat terjadi karena aspek inflasi. Seperti halnya pada awal tahun 2006, tingkat inflasi mencapai 17,03 % sehingga membentuk fluktuasi sampai akhir 2008 sebesar 11,06 % dengan nilai inflasi tertinggi sebesar 17,92 % dan nilai inflasi terendah sebesar 5,27 % selama tahun 2006-2008. Hal ini membentuk suatu ketidakpastian bagi para investor dalam melakukan investasinya karena tingkat fluktuasinya yang cukup tinggi. Adapun mengenai tingkat BI rate untuk awal periode tahun 2006 sampai lebih dari triwulan pertama mencapai 12,75 % yang meningkat sebesar 50 basis points (bps) dari periode sebelumnya kemudian dari waktu ke waktu BI rate terus menerus menunjukkan dirinya sebagai angka yang mengalami penurunan sampai menjelang triwulan kedua tahun 2008 dengan angka sebesar 8 %. Dalam hal ini, peningkatan suku bunga menjadi sentimen positif bagi investor untuk mengalihkan investasi dananya pada produk perbankan karena lebih dianggap menguntungkan dibandingkan pada investasi saham dengan tingkat ketidakpastian

6 yang cukup tinggi, juga sebaliknya jika tingkat suku bunga mengalami penurunan. Setelah mengalami penurunan, BI rate beraksi dengan nilai yang berfluktuasi sampai pada akhir tahun 2008 yang mencapai 9,25 %. Hal ini menjadi sorotan para investor dalam memahami kondisi perekonomian makro yang ditunjukkan oleh tingkat inflasi dan suku bunga (BI Rate). Nilai fluktuasi ini merupakan suatu bentuk risiko bagi para investor dalam berinvestasi. Seperti yang dijelaskan oleh Rani Astrianti (2005:7) bahwa analisis fundamental terhadap saham dengan memperhitungkan risiko sistematisnya sebagai awal keputusan investasi sangat dibutuhkan investor, terutama penilaian saham secara individual sebagai langkah lain untuk melihat pengaruh risiko sistematis terhadap pengembalian saham. Selanjutnya, Murti Lestari (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ternyata variabel makro berpengaruh cukup signifikan terhadap fluktuasi harga saham. Penelitian untuk mengetahui variabelvariabel ekonomi makro, industri, dan karakteristik perusahaan yang mempengaruhi nilai saham merupakan hal yang menarik untuk dilakukan karena sifat dari risiko ini yang akan selalu melekat pada setiap investasi terutama investasi dalam setiap saham. Dalam kaitan dengan risiko-risiko tersebut, PT. Unilever Indonesia, Tbk. memiliki karakteristik cukup khas yang dapat menunjukkan dirinya sebagai emiten yang mampu berada pada jajaran saham LQ45 dan memiliki indikator saham yang cenderung meningkat.

7 Dalam hal ini bagi saham Unilever menjadi bahan penelitian yang cukup menarik karena di tengah kondisi fluktuatifnya tingkat inflasi dan suku bunga sebagai risiko sistematis, saham Unilever mampu berada dalam daftar saham liquid dengan tidak mengalami goncangan yang cukup kuat dan hal ini ditandai dengan stabilnya harga saham dengan tren yang cukup meningkat dari waktu ke waktu, pada kisaran Rp. 4.044,00 hingga Rp. 7.800,00 dari tahun 2006 hingga tahun 2008. Berdasarkan informasi tersebut, nilai return saham dari perusahaan ini mengalami tren yang baik yaitu mencapai nilai tertinggi setiap tahunnya yang mempengaruhi arus keputusan bagi para investor untuk menginvestasikan dananya di sekuritas pasar modal ini. Hal ini dapat dicermati pada tahun 2008, return saham Unilever mencapai nilai tertingginya yaitu sebesar 9,63 % pada triwulan kedua, kemudian nilai return tertinggi pada tahun 2007 yaitu 15,11 % pada triwulan kedua, serta tahun 2008 sebesar 34,44 % pada triwulan pertama. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti apakah terdapat pengaruh tingkat inflasi dan suku bunga sebagai indikator makroekonomi terhadap return dari saham Unilever bagi para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan judul penelitian Pengaruh Tingkat Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk. pada tahun 2006-2008.

8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian fenomena dalam latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi inflasi di Indonesia pada tahun 2006-2008? 2. Bagaimana kondisi tingkat suku bunga di Indonesia pada tahun 2006-2008? 3. Bagaimana kondisi return saham PT. Unilever Indonesia, Tbk. pada tahun 2006-2008? 4. Bagaimana pengaruh inflasi dan tingkat suku bunga terhadap return saham secara parsial pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.? 5. Bagaimana pengaruh inflasi dan tingkat suku bunga terhadap return saham secara simultan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dari penelitian ini adalah memahami secara mendalam mengenai pengaruh inflasi dan suku bunga terhadap return saham. Sedangkan tujuan dari penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kondisi inflasi di Indonesia pada tahun 2006-2008. 2. Mengetahui kondisi tingkat suku bunga di Indonesia pada tahun 2006-2008. 3. Mengetahui kondisi return saham PT. Unilever Indonesia, Tbk. pada tahun 2006-2008. 4. Mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi dan tingkat suku bunga terhadap return saham secara parsial pada PT. Unilever Indonesia, Tbk. 5. Mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi dan tingkat suku bunga terhadap return saham secara simultan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

9 1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan kegunaan atau manfaat, diantaranya: 1. Kegunaan teoritis, guna memberikan sumbangan bagi bidang manajemen perusahaan khususnya manajemen keuangan dalam bidang pasar modal. 2. Kegunaan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: a. Bagi perusahaan yaitu PT. Unilever Indonesia, Tbk. untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terutama apabila dihadapkan pada prioritas memakmurkan para pemegang saham dengan meningkatan kinerja saham melalui informasi makroekonomi. b. Bagi pengguna laporan keuangan terutama investor saham PT. Unilever Indonesa Tbk. dapat memberikan gambaran umum mengenai pengaruh inflasi dan tingkat suku bunga terhadap return saham yang diperjualbelikan di BEI baik secara keseluruhan maupun parsial. c. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan perluasan wawasan berpikir, sehingga dapat mengaplikasikan konsep dan teori yang telah didapatkan secara objektif dan ilmiah dalam kehidupan praktis. d. Bagi pihak lain, dapat digunakan sebagai sumber informasi, bahan rujukan dan referensi untuk kemungkinan penelitian topik-topik yang berkaitan baik yang bersifat lanjutan, melengkapi, ataupun menyempurnakan.