KAJIAN INDEKS POTENSI LAHAN TERHADAP PEMANFAATAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) DI KABUPATEN WONOSOBO PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ANALISIS INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) TERHADAP PRODUKTIVITAS LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

EVALUASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN MELALUI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014

BAB IV METODE PENELITIAN

EVALUASI ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN TAMBAK DI KABUPATEN SAMPANG MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

RINGKASAN RANCANGAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

Pemetaan Potensi Lahan di Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun Kata kunci: evaluasi kemampuan lahan, Citra Landsat 8 OLI, penggunaan lahan, perencanaan

KESESUAIAN LAHAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA

ANALISIS SPASIAL AGIHAN LAHAN KRITIS DI KABUPATEN SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS POTENSI KEKERINGAN GEOMORFOLOGI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

TOMI YOGO WASISSO E

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN (PRODUKSI PANGAN) BERDASARKAN NILAI INDEKS POTENSI LAHAN KABUPATEN BANTUL ALAAN JUDUL PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dan daerah yang memiliki sumber daya alam yang terbatas. Kemiskinan

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Tema : Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS SPASIAL KEMAMPUAN INFILTRASI SEBAGAI BAGIAN DARI INDIKASI BENCANA KEKERINGAN HIDROLOGIS DI DAS WEDI, KABUPATEN KLATEN-BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014

PENGENALAN WILAYAH POTENSI DAN PERMASALAHAN KEC. SAMBIREJO DAN KEC. GESI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 3 Peta Lokasi Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran.

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA DAN STRUKTUR RUANG KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA

Gambar 3 Peta lokasi penelitian

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG DI MADURA DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEADAAN UMUM WILAYAH

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGANN PARIWISATA DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT FELIK DWI YOGA PRASETYA

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMUKIMAN (STUDI KASUS DAERAH WADO DAN SEKITARNYA)

Analisis DAS Sambong Dengan Menggunakan Aplikasi GIS

BAB III TINJAUAN WILAYAH

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Data. B. Data Hujan

ANALISIS POTENSI TANAH LONGSOR DI KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) TAHUN 2016

ANALISIS KESESUAIAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN DENGAN PEMANFAATAN SIG DI KABUPATEN PATI TAHUN 2016

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN :

TAHAPAN PENELITIAN & ALUR PIKIR

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

11 Jenis Jenis Tanah Berikut Penjelasannya Tanah Organosol atau Tanah Gambut, Tanah Aluvial,

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KAWASAN INDUSTRI DI WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI KABUPATEN KARAWANG

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

METODE PENELITIAN Kerangka Pendekatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berbasis Masyarakat untuk Hutan Aceh Berkelanjutan Banda Aceh, 19 Maret 2013

BAB II METODE PENELITIAN

10. PEMBOBOTAN (WEIGHTING)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. tersebut relatif tinggi dibandingkan daerah hilir dari DAS Ciliwung.

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2014

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) C78

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KESESUAIAN MEDAN UNTUK BANGUNAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS POTENSI LAHAN PERTANIAN SAWAH BERDASARKAN INDEKS POTENSI LAHAN (IPL) DI KABUPATEN WONOSOBO

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN KOTA BEKASI. Dyah Wuri Khairina

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

Pemodelan Hidrologi Untuk Identifikasi Daerah Rawan Banjir Di Sebagian Wilayah Surakarta Menggunakan SIG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

STUDI PEMANTAUAN LINGKUNGAN EKSPLORASI GEOTHERMAL di KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO dengan SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

EVALUASI TINGKAT EROSI TANAH DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL. Evaluation of The Level Of Soil Erosion Sukorejo in District Of Kendal

Geo Image 1 (10) (2012) Geo Image.

Ummi Kalsum 1, Yuswar Yunus 1, T. Ferijal 1* 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala PENDAHULUAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Bantul

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

KAJIAN KAWASAN RAWAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI DAS TAMALATE

PERKEMBANGAN PERTANIAN LAHAN KERING SEBAGAI PENDORONG EROSI DI DAERAH ALIRAN CI KAWUNG

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jumlah desa, dusun dan luas Kabupaten Bantul per kecamatan dapat

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK BANGUNAN TEMPAT TINGGAL DI KECAMATAN PLAYEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

Transkripsi:

KAJIAN INDEKS POTENSI LAHAN TERHADAP PEMANFAATAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SRAGEN (GIS for Assessment of Land Potential Index on Utilization of Regional Landuse Planning in Sragen District, Indonesia) oleh/by: Iswari Nur Hidayati 1 dan Yoga Toyibullah 2 1 Staf Pengajar di Fakultas Geografi UGM. Email: iswari@ugm.ac.id 2 Mahasiswa Fakultas Geografi UGM Diterima (received): 15 Februari 2011; Disetujui untuk dipublikasikan (accepted): 9 September 2011 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengaplikasikan peranan Sistem Informasi Geografis untuk penentuan indeks potensi lahan dan sebaran potensi sumberdaya lahan dan (2) mengetahui kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah terhadap indeks potensi lahan di Kabupaten Sragen. Metode yang digunakan adalah metode pengharkatan (skoring) dan tumpang susun (overlay). Pengharkatan dilakukan terhadap parameter-parameter penyusun Indeks Potensi Lahan yang meliputi kelerengan, litologi, jenis tanah dan hidrologi sebagai faktor pendukung serta kerawanan bencana erosi sebagai faktor pembatas. Tumpang susun (overlay) dilakukan terhadap peta Indeks Potensi Lahan yang telah dibuat dengan peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tata Guna Lahan tahun 2010 200. Hasil penelitian Indeks Potensi Lahan menunjukkan Kabupaten Sragen memiliki kelas Indeks Potensi Lahan sangat tinggi dan memiliki luas 1,85 km 2 dengan persentase 1,47 %, kelas tinggi memiliki luas 86,78 km 2 dengan persentase 41,07 %, kelas sedang memiliki luas 44,65 Km 2 dengan persentase 6,60 %, dan kelas rendah memiliki luas 196,26 Km 2 dengan persentase 20,84 %. Hasil penelitian kesesuaian lahan menunjukkan bahwa Kabupaten Sragen terdapat lokasi sesuai dan memiliki luas 786,27 km 2 dengan persentase 8,50 % dan lokasi tidak sesuai memiliki luas 155,28 km 2 dengan persentase 16,49 %. Kata Kunci: Indeks Potensi Lahan, RTRW, SIG ABSTRACT This research aimed to study on application of GIS for assesing land potential index and to compare regional planning with land suitability based on land potential index. This method used scoring and overlay of the parameters to arrange the land potential index. Those parameters were slope, lithology, soil, hydrology, and erosion risk. The superimpossed of parameters used to produce land potential index were then compared with regional landuse plan for 2010-200. Result of this research shows that Sragen Regency area has the highest area of land potential index for agriculture. The area was 1,85 km 2, the high area was 86,78 km 2, and the lowest area was 196,26 km 2. Other conclusion in this research were that the land suitability based on regional planning was 8,50% and the area not appropriate for agriculture area was 16,49%. Keywords: Land Potential Index, Regional Planning, GIS 156

Kajian Indeks Potensi Lahan terhadap Pemanfaatan RTRW..(Hidayati, I.N dan Toyibullah, Y.) PENDAHULUAN Pemanfaatan teknik Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk pemetaan sudah memasuki tahap operasional, bahkan semakin lama semakin menguntungkan dibandingkan survei langsung di lapangan. Banyaknya data-data yang ada saat ini sangat menguntungkan dalam memilih objek yang sesuai dengan tujuan pemetaan, yaitu untuk pemetaan skala kecil sampai skala besar. Kemajuan teknologi yang berkembang pesat saat ini, memungkinnan masyarakat memperoleh informasi yang mudah dan jelas untuk mengetahui sesuatu objek secara instan (Prahasta, 2001). Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan dalam membantu penggabungan atau tumpang susun antara beberapa peta yang berbeda dan berpengaruh membentuk satuan pemetaan lahan. Penentuan arahan dan indeks potensi lahan pertanian akan memberikan informasi lokasi potensi lahan pertanian. Faktor yang digunakan dalam penentuan potensi lahan pertanian yaitu lereng, litologi, jenis tanah, hidrologi, dan kerawanan bencana erosi. Peningkatan kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan di Kabupaten Sragen baik untuk keperluan produksi pertanian maupun untuk keperluan lainnya memerlukan pemikiran yang seksama dalam mengambil keputusan pemanfaatan yang paling menguntungkan dari berbagai sumber daya lahan. Pemanfaatan tersebut harus memperhatikan nilai potensi lahan terhadap kondisi fisik seperti tingkat kesuburan dan topografi sehingga tetap memperhatikan keseimbangan ekologinya untuk digunakan lebih lanjut. Penggunaan lahan merupakan masalah yang sering terjadi di berbagai daerah dengan tingkat penyebab yang berbeda. Semakin berkurangnya lahan pertanian di Kabupaten Sragen dikarenakan semakin tingginya jumlah penduduk, sehingga banyak lahan yang sangat berpotensi untuk pertanian disalahgunakan sebagai lahan permukiman dan pembangunan berbagai industri. Dari tahun 1981 sampai dengan 1998 Kabupaten Sragen terdapat pengurangan lahan sawah sebesar 7.224 ha dengan rata-rata per tahun sebesar 401 ha (Data Survei Pertanian BPS 1978-1998, dalam Irawan dan Friyanto 1998). Peta indeks potensi lahan pertanian merupakan data penting yang dapat digunakan dalam memberikan evaluasi dan informasi mengenai potensi lahan pertanian di Kabupaten Sragen untuk dapat memanfaatkan lahan secara optimal. Untuk mengetahui lokasi indeks potensi lahan pada suatu daerah dapat diketahui dengan aplikasi SIG untuk pengolahan data sekunder yang menjadi parameter dari indeks potensi lahan pada suatu wilayah. Tujuan penelitian ini adalah pemanfaatan SIG untuk menentukan indeks potensi lahan dan evaluasi kesesuaian RTRW terhadap indeks potensi Lahan di Kabupaten Sragen. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi kemampuan lahan adalah dengan Indeks Potensi Lahan (IPL). Terdapat dua parameter IPL yaitu parameter pendukung dan parameter pembatas. Parameter pendukung meliputi peta lereng dan relief, peta kedalaman tanah, peta litologi, peta tekstur tanah, dan peta hidrologi air tanah, sedangkan parameter pembatas adalah peta kerawanan bencana erosi. Bahan penelitian yang digunakan adalah Peta Jenis Tanah, Peta Litologi, Peta Lereng, Peta Hidrologi, Peta Kerawanan Erosi, dan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sragen tahun 2010-200. Parameter Indeks Potensi Lahan Potensi lahan dinyatakan dengan nilai yang disebut dengan IPL, yang besarannya ditentukan oleh pengharkatan 5 faktor perhitungan formula rasional seperti yang tersaji pada Persamaan 1 (Suharsono, 1995) 157

IPL = (R+L+T+H)*B...(1) Dimana : IPL = Indeks Potensi Lahan R = Harkat Faktor Relief/Topografi L = Harkat Faktor Litologi T = Harkat Faktor Tanah H = Harkat Faktor Hidrologi B = Harkat Kerawanan Bencana Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks potensi lahan seperti ditunjukkan pada Tabel 1 sampai dengan Tabel 7. Sedangkan Tabel 8 menyajikan kelas IPL. Tabel 9 memperlihatkan harkat faktor kedalaman tanah. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan metode yang tersaji pada Gambar 1. Tabel 1. Harkat Faktor Kemiringan Lereng Kelas Kemiringan Lereng Harkat I 0-5 % 5 II 5-15 % 4 III 15-25 % IV 25-45 % 2 V > 45 % 1 Sumber : Suharsono,1995; Listumbinang, 2006. Tabel 2. Harkat Faktor Relief Kelas Kemiringan Lereng Harkat I Datar landai 5 II Berombak bergelombang 4 III Berbukit rendah IV Berbukit 2 V Bergunung 1 Sumber : Suharsono,1995; Listumbinang, 2006. Tabel. Harkat Faktor Tekstur Tanah Kode Kelas Tekstur Jenis Tanah Harkat 1 Kasar Regosol, Litosol, Organosol 2 Agak kasar Podsolik, Andosol 4 Sedang 4 Agak Halus 5 Halus Aluvial coklat, Mediteran Gley humus, Rensina, Podsol Grumosol, Latosol, Aluvial Kelabu Kelabu 1 5 2 Tabel 4. Harkat Faktor Litologi Kode Jenis Batuan Harkat Lb Batuan beku massif 5 Lp Batuan piroklastik 8 Lk Sedimen klastik berbutir kasar 5 Lh Sedimen klastik berbutir halus 2 Lg Sedimen gampingan dan metamorf Ll Batu gamping 5 La Aluvium / Coluvium 10 Sumber : Suharsono,1995; Listumbinang, 2006 Tabel 5. Harkat Faktor Hidrologi Air Permukaan Kode Hidrologi Harkat P1 Potensi dan kemungkinan irigasi sangat besar 5 P2 Potensi dan kemungkinan irigasi besar 4 P Potensi sedang, kemungkinan irigasi local P4 Potensi kecil / lokal 2 P5 Langka air permukaan 0 Sumber : Suharsono, 1995; Listumbinang, 2006 Tabel 6. Harkat Faktor Air Tanah Kode Air Tanah Harkat A1 Produktifitas tinggi, penyebaran luas 5 A2 Produktifitas sedang, penyebaran luas 4 A Produktifitas sedang tinggi setepat (lokal) A4 Produktifitas kecil sedang setempat (lokal) 2 A5 Langka air tanah 0 Sumber : Suharsono,1995; Listumbinan, 2006 Tabel 7. Harkat Faktor Erosi Kode Tingkat Kerawanan Erosi Harkat E1 Sangat Berat 0.5 E2 Berat 0.6 E Sedang 0.7 E4 Ringan 0.8 E5 Tanpa 1.0 Sumber : Suharsono, 1995; Listumbinang, 2006. Tabel 8. Kelas Indeks Potensi Lahan Kelas Kelas Potensi Lahan Nilai IPL I Sangat Tinggi 2 40 II Tinggi 24 1,9 III Sedang 16 2,9 IV Rendah 8 15,9 V Sangat Rendah 0 7,9 Sumber : Suharsono, 1995; Listumbinang, 2006. 158

Kajian Indeks Potensi Lahan terhadap Pemanfaatan RTRW..(Hidayati, I.N dan Toyibullah, Y.) Tabel 9. Harkat Faktor Kedalaman Tanah Kode Kelas Kedalaman Tanah Jenis Tanah Harkat S1 Sangat dalam (>100 cm) Aluvial, Latosol, Mediteran, Pedsolik, Regosol Abu dan Pasir Volkan Intermedier van Volkan, Regosol Coklat, Regosol Coklat Keabuan, Regosol Coklat Komplek Endapan Pasir Liat dan Abu Pasir, Regosol 5 Komplek Abu dan Pasir, Volkan Tuffa dan Batuan Volkan Intermedier, Regosol Komplek Abu dan Pasir Volkan dan Tuffa Intermedier S2 Dalam (75 100 cm) Grumosol 4 S Sedang (50 75 cm) Andosol, Podsol S4 Dangkal (0 50 cm) Renzina, Planosol 2 S5 Sangat Dangkal (<0 cm) Glay, Humus, Hidromorf, Regosol Komplek Abu dan Pasir Volkan Tuffa dan Batuan Volkan Intermedier Kerucut Volkan, Litosol 1 Sumber : Suharsono, 1995; Listumbinang, 2006. Peta RTRW Tata Guna Lahan Digital Tahun 2010-200 Peta Lereng Peta Jenis Tanah Peta Litologi Peta Hidrologi Peta Kerawanan Bencana Erosi Peta Administrasi Kabupaten Sragen Pengkaitan data tabular Georeferencing Digitasi, & Editing, dan Tabel Pemberian data atribut Peta Lereng & Relief Digital Peta Kedalaman Tanah Digital Peta Litologi Digital Peta Tekstur Tanah Digital Peta Hidrologi Digital Peta Kerawanan Bencana Erosi Digital Skoring / Pengharkatan Pemberian atribut tambahan Overlay Overlay Peta Tentatif Indeks Potensi Lahan Survey Lapangan Interpretasi Peta Evaluasi RTRW Tata Guna Lahan terhadap Indeks Potensi Lahan Peta Indeks Potensi Lahan Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 159

HASIL DAN PEMBAHASAN Lereng dan Relief Sebagian besar daerah Kabupaten Sragen memiliki relief datar dengan kemiringan lereng 0 5 %, yang meliputi wilayah Kecamatan Sambungmacan, Ngrampal, Sragen, Gondang, Karangmalang, Masaran, Sidoharjo, Plupuh, Tanon, serta sebagian Kecamatan Kalijambe dan Gemolong. Daerah ini memiliki luas 50,7 km 2 (5,46 %). Daerah dengan relief bergelombang (kemiringan lereng 5 15 %) meliputi wilayah Kecamatan Jenar, Tangen, Gesi, Sukodono, Mondokan, Sumberlawang, Miri, serta sebagian Kecamatan Gemolong, Kedawung, dan Sambirejo. Daerah dengan relief bergelombang memiliki luas 402,64 km 2 (42,76 %). Daerah dengan kemiringan lereng 15 25 % dengan relief berbukit rendah terdapat di sebagian Kecamatan Jenar, Mondokan, dan Sambirejo. Daerah dengan topografi berbukit rendah memiliki luas 1,21 km 2 (,1 %). Daerah dengan kemiringan lereng 25 45 % dengan relief berbukit hanya dijumpai di sebagian Kecamatan Sambirejo yaitu seluas 4,17 km 2 (0,44 %). Daerah dengan kemiringan lereng > 45 % dengan relief bergunung hanya terdapat di Kecamatan Sambirejo dengan luas 0,16 km 2 (0,017 %). Kemiringan lereng wilayah Kabupaten Sragen dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan hasil analisis Indeks Potensi Lahan Kabupaten Sragen daerah dengan kemiringan datar memiliki potensi yang tinggi dan sangat tinggi bila dibandingkan dengan kemiringan lereng bergunung dan berbukit yang memiliki potensi lahan rendah. Litologi (Jenis Batuan) Litologi wilayah Kabupaten Sragen terdiri dari beberapa jenis, yaitu sedimen klastik berbutir kasar, sedimen gamping & metamorf, batuan beku masif, bahan piroklastik, dan alluvium. Daerah Kabupaten Sragen didominasi oleh jenis batuan piroklastik yang memiliki luas 422,12 km 2 (44,8 %), terdapat di bagian selatan yaitu di Kecamatan Sambungmacan, Ngrampal, Sragen, Gondang, Karangmalang, Kedawung, dan sebagian Kecamatan Sambirejo, Masaran, Plupuh, dan Tanon. Sedimen klastik berbutir kasar tersebar di bagian barat dan utara yaitu di Kecamatan Sumberlawang dan sebagian Kecamatan Mondokan, Gemolong, Sukodono, Gesi, Tangen, Jenar, dan Sambirejo dengan luas luas 111,0 km 2 (11,82 %). Alluvium dijumpai di sebagian Kecamatan Jenar dan hanya memiliki luas 0,828 km 2 (0,087 %). Batuan dengan bahan piroklastik merupakan jenis batuan yang subur karena mengandung material yang berasal dari erupsi Gunung Lawu di bagian selatan Kabupaten Sragen. Jenis batuan ini sangat signifikan memberikan pengaruh terhadap tingginya nilai Indeks Potensi Lahan, sehingga diberikan nilai yang besar dalam pengharkatan. Jenis batuan di Kabupaten Sragen disajikan pada Tabel 11. Tabel 10. Kemiringan Lereng Kelas Kemiringan Lereng Luas % Relief (Km 2 ) I 0 5 % Datar 50,7 II 5 15 Bergelombang 402,64 % III 15 25 Berbukit 1,21 % rendah IV 25 45 Berbukit 4,17 % V > 45 % Bergunung 0,16 Jumlah 941,56 Tabel 11. Luas Wilayah Berdasarkan Litologi No Litologi (Jenis Luas Persentase Batuan) (Km 2 ) (%) 1 Sedimen klastik berbutir kasar 111,09 11,82 2 Sedimen gamping & metamorf 201,80 21,44 Batuan beku masif 205,46 21,82 4 Bahan piroklastik 422,129 44,8 5 Alluvium 0,828 0,09 Jumlah 941,559 100 % 160

Kajian Indeks Potensi Lahan Terhadap Pemanfaatan Rencana Tata Ruang.(Hidayati, I. N dan Toyibullah, Y). Jenis Tanah Jenis tanah ini terdapat di Kabupaten Sragen adalah Aluvial, Rensina, Grumosol, Litosol, Regosol, dan Mediteran. Jenis tanah tersebut terbagi ke dalam kelas Aluvial Coklat Kekelabuan, Aluvial Kelabu, Rensina, Grumosol Kelabu Tua, Litosol Coklat, Kompleks Regosol Kelabu, Grumosol Kelabu, Mediteran Coklat, Mediteran Coklat Kemerahan, Mediteran Coklat Tua, dan Grumosol. Tekstur tanah dengan harkat paling tinggi yaitu tanah bertekstur sedang yang mempunyai kedalaman tanah > 100 cm. Tanah Aluvial memiliki tekstur tanah sedang, dengan kedalaman tanah sangat dalam yaitu lebih dari 100 cm. Tanah Rensina memiliki tekstur agak halus dengan kedalaman tanah agak dangkal yaitu antara 0-50 cm. Tanah Grumosol memiliki tekstur halus dengan kedalaman tanah dalam yaitu antara 75-100 cm. Tanah Litosol memiliki tekstur kasar dengan kedalaman tanah dangkal yaitu kurang dari 0 cm. Tanah Regosol memiliki tekstur tanah kasar dengan kedalaman tanah sangat dalam yaitu lebih dari 100 cm. Tanah Mediteran memiliki tekstur sedang dengan tingkat kedalaman sangat dalam yaitu lebih dari 100 cm. Potensi lahan yang paling baik di Kabupaten Sragen ini terdapat pada jenis tanah Aluvial dan Mediteran. Daerah dengan jenis tanah tersebut terdapat banyak aliran sungai dan resapan air yang baik sehingga mempunyai nilai potensi tinggi dalam mendukung kesuburan tanah serta dapat dimanfaatkan sebagai pertanian. Hidrologi Faktor hidrologi yang digunakan untuk perhitungan Indeks Potensi Lahan adalah produktifitas air tanah. Kabupaten Sragen memiliki pola aliran radial dengan mengikuti pola topografi yang terdapat pada masing-masing wilayah. Aliran sungai tersebut sebagian besar mengalir dan tertuju pada sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo. Hal ini mengakibatkan sungai Bengawan Solo memiliki produktifitas air tanah tinggi. Potensi air tanah terbagi menjadi produktifitas sedang, tinggi setempat (lokal) dengan luas 702,48 km 2 dengan persentase 74,60 %. Hal tersebut dikarenakan wilayah Kabupaten Sragen memiliki kondisi topografi yang datar sehingga sangat berpengaruh terhadap kondisi air tanah. Kelangkaan air tanah terdapat di daerah Kecamatan Tangen, Jenar, dan Sukodono. Hal tersebut dikarenakan daerah tersebut berbatasan langsung dengan Kabupaten Grobogan yang memiliki topografi yang tinggi sehingga berpengaruh juga terhadap kandungan air tanah dengan luas 50,2 km 2 (5,4 %) dari seluruh potensi hidrologi di Kabupaten Sragen. Produktifitas air tanah sedang terdapat pada daerah sekitar alur pertengahan antara produktifitas tinggi, penyebaran luas dengan produktifitas sedang, tinggi setempat. Potensi air tanah pada daerah dengan topografi datar dan di wilayah alur sungai sangat baik karena selalu dilalui air yang mengalir mengikuti topografi yang ada sehingga daerah ini sebagian besar subur dan memiliki air tanah yang dangkal. Tabel 12. Hidrologi Air Tanah No 1 2 4 Hidrologi (Air Tanah) Produktifitas tinggi, penyebaran luas Produktifitas sedang, penyebaran luas Produktifitas sedang, tinggi setempat (lokal) Produktifitas kecil sedang setempat (lokal) Luas (Km 2 ) (%) 64,65 6,86,6,56 702,48 74,60 90,49 9,61 5 Langka air tanah 50,2 5,4 Jumlah 941,55 100 % Kerawanan Bencana Erosi Tingkat kerawanan erosi sangat berat terdapat di sebagian Kecamatan Sumber- 161

lawang dan Kecamatan Sambirejo dengan luas 7,10 km 2 (0,75 %). Erosi sangat berat disebabkan oleh tingkat kemiringan yang tinggi. Tingkat erosi berat terdapat di sebagian Kecamatan Sumberlawang, Jenar dan Sambirejo yang memiliki luas 10,27 km 2 (1,09 %). Tingkat erosi sedang terdapat di sebagian Kecamatan Miri, Jenar, Mondokan, dan Sambirejo dengan luas 71,0 km 2 (7,54 %). Tingkat erosi ringan terdapat di berbagai daerah Kecamatan yaitu Kecamatan Tangen, Jenar, Sumberlawang, Kedawung, dan sebagian Kecamatan Sambirejo, Mondokan dan Kalijambe memiliki luas 76,52 km 2 (9,98 %). Tabel 14. Tingkat Kerawanan Bencana Erosi Tingkat Luas Persentase No Kerawanan (Km 2 ) (%) Bencana Erosi 1 Tanpa 476,62 50,62 2 Ringan 76,52 9,98 Sedang 71,0 7,54 4 Berat 10,27 1,09 5 Sangat Berat 7,10 0,75 Jumlah 941,55 100 % Indeks Potensi Lahan (IPL) Hasil analisis IPL, diperoleh bahwa Kabupaten Sragen memiliki kelas rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Indeks Potensi Lahan menunjukkan Kabupaten Sragen terdapat kelas Indeks Potensi Lahan sangat tinggi dan memiliki luas 1,85 km 2 dengan persentase 1,47 %. Kelas Indeks Potensi Lahan sangat tinggi terdapat di sebagian Kecamatan Plupuh dan Sambungmacan serta di antara Kecamatan Sidoharjo, Gesi, dan Sukodono. Lokasi tersebut memiliki Indeks Potensi Lahan sangat tinggi karena terdapat di area alur sungai, sehingga memiliki hidrologi yang sangat baik dan memiliki topografi yang baik serta tidak memiliki kerawanan bencana erosi. Kelas Indeks Potensi Lahan tinggi memiliki lokasi yang menyeluruh di Kabupaten Sragen antara lain terdapat di Kecamatan Sambungmacan, Ngrampal, Gondang, Karangmalang, Kecamatan Sidoharjo dan sebagian Kecamatan Sragen, Masaran, Plupuh, Tanon, Gemolong Kalijambe, dan Sumberlawang. Kelas Indeks Potensi Lahan sedang terdapat di Kecamatan Gemolong, Kalijambe, Kedawung, Sambirejo, dan sebagian Kecamatan Sragenm Jenar, Tangen, Gesi, Sukodono, Mondokan, dan Sumberlawang. Sedangkan untuk Indeks Potensi Lahan rendah terdapat di Kecamatan Tangen, Jenar, Mondokan, dan sebagian Kecamatan Sambirejo Sukodono, Miri, dan Sumberlawang. Tabel 15. Indeks Potensi Lahan No Kriteria Kelas Luas Persentase Potensi (Km 2 ) (%) Lahan 1 Rendah 196,26 20,84 2 Sedang 44,65 6,60 Tinggi 86,78 41,07 4 Sangat Tinggi 1,85 1,47 Jumlah 941,55 100,00 Evaluasi Tata Guna Lahan RTRW Berdasarkan IPL Evaluasi dengan menggunakan Indeks Potensi Lahan ini dilakukan dengan metode subjective matching yaitu teknik matching dengan menggunakan pertimbangan subjektif dalam penentuan kelas kesesuaian lahan. Penentuan subjektif ini dilakukan dengan menggunakan faktor Indeks Potensi Lahan. Gambar 2, menyajikan peta IPL Kabupaten Sragen, sedangkan Gambar, memperlihatkan hasil evaluasi RTRW Tata Guna Lahan Kabupatan Gragen terhadap IPL. 162

Kajian Indeks Potensi Lahan Terhadap Pemanfaatan Rencana Tata Ruang.(Hidayati, I. N dan Toyibullah, Y). Gambar 2. Peta Indeks Potensi Lahan Kabupaten Sragen Gambar. Peta Hasil Evaluasi RTRW Tata Guna Lahan terhadap Indeks Potensi Lahan 16

Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Tata Guna Lahan diklasifikasikan antara pertanian dan non pertanian. Kriteria pertanian yang digunakan adalah sawah irigasi dan sawah tadah hujan, sedangkan untuk non pertanian adalah tegalan, rumput, rencana peternakan, permukiman kota, permukiman pedesaan, pariwisata, kebun, hutan produksi, hutan lindung, kawasan cagar budaya ilmu pengetahuan, belukar/semak, rencana kawasan industri, cagar alam, rumput, dan hutan produksi. Penentuan kesesuaian ini dilakukan dengan acuan kelas Indeks Potensi Lahan rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kriteria kelas kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah Tata Guna Lahan sesuai di Kabupaten Sragen memiliki luas 786,27 km 2 dengan persentase 8,50 %, sedangkan pada kelas tidak sesuai memiliki luas 155,28 % dengan persentase 16,49 %. Tabel 16. Kesesuaian RTRW terhadap IPL No Kesesuaian Luas (km 2 ) Persentase (%) 1 Sesuai 786,270 8,51 2 Tidak Sesuai 155,289 16,49 Jumlah 941,559 100 KESIMPULAN 1. Kabupaten Sragen memiliki Indeks Potensi Lahan dengan kriteria kelas sangat tinggi yang terdapat di sebagian Kecamatan Plupuh, Kecamatan Sambungmacan dan di antara Kecamatan Sidoharjo, Gesi, dan Sukodono dengan memiliki luas 1,85 km 2 (1,47 %). Sedangkan Indeks Potensi Lahan kriteria rendah terdapat di Kecamatan Tangen, Jenar, Mondokan, dan sebagian Kecamatan Sambirejo Sukodono, Miri dan Sumberlawang seluas 196,26 km 2 (20,84 %). 2. Berdasarkan hasil evaluasi Peta Tata Guna Lahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sragen tahun 2010 200 terhadap Indeks Potensi Lahan yaitu: lokasi yang sesuai seluas 786,27 km 2 (8,50 %), sedangkan lokasi yang tidak sesuai seluas 155,28 km 2 (16,49%). DAFTAR PUSTAKA BAPPEDA. 2010. RTRW Kabupaten Sragen Tahun 2010 200. Kabupaten Sragen. Friyanto. 1998. Kajian Sosial Budaya dan Lingkungan Fisik Daerah Pembangunan Permukiman Transmigrasi. Skripsi. Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Halengkara, Listumbinang. 2006. Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Kajian Keserasian Potensi Lahan dan Kependudukan di Kabupaten Sleman. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 16/Prt/M/2009. Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Jakarta Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi. Bandung : Informatika Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada www.sragenkab.go.id/.diakses tanggal 2 Maret 2011, pada pukul 18.45 WIB. Suharsono. 1995. Identifikasi Bentuk Lahan dan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. www.id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_sra gen.diakses pada tanggal 2 Maret 2011, pada pukul 19.00 WIB. 164