VII. KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Florikultura

MANAJEMEN RISIKO BAHAN BAKU PRODUK KARANGAN BUNGA DI PASAR BUNGA WASTUKENCANA BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Florist

IV METODE PENELITIAN. Tabel 5. Data Produsen Bromelia di Indonesia Tahun 2008

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS ADENIUM DI PERUSAHAAN ANISA ADENIUM, BEKASI TIMUR PROVINSI JAWA BARAT

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Pasar Bunga Wastukencana 5.2 Karakteristik Florist

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Tipe Data dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah

MANAJEMEN RISIKO EKSPOR IKAN HIAS NEON TETRA PADA PT HARLEQUIN AQUATICS, DI KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

TINJAUAN PUSTAKA. 5 [Diakses tanggal 24 November 2011]

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Mempelajari Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Aneka Teknik Utama

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian

MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL CV BIMANDIRI DI LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT. Oleh : WUKIR TRANGJIWANI A

KAJIAN PERMASALAHAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (Kasus: CV. Putri Segar Lembang, Jawa Barat) Oleh : MOCHAMMAD MARWAN A

ANALISIS RISIKO PRODUKSI CABAI MERAH KERITING PADA KELOMPOKTANI PONDOK MENTENG DESA CITAPEN KECAMATAN CIAWI BOGOR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V PENUTUP. 1. Berdasarkan hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) diperoleh. kantor pos merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.

VII PENGUKURAN DAN STRATEGI PENANGANAN RISIKO

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

Analisis Risiko Dengan Mengunakan Standart Australia/New Zealand dan Standart COSO Enterprise Risk Management

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MANISAN CARICA DI CV. YUASA FOOD BERKAH MAKMUR KABUPATEN WONOSOBO

IV. METODE PENELITIAN

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Penerapan Intergrated Corporate Risk Management (ICRM) di Dunia Usaha

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

Hartanti. Program Studi Manajemen Informatika AMIK BSI Jakarta ABSTRACT

SISTEM INVENTORY MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA HANDPHONE NEW MERK EVERCOSS DI CONTER FREEDOM CELL

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

TEORI PORTFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si.

III KERANGKA PEMIKIRAN

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat dikarenakan dampak globalisasi

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) BERBASIS WEB PADA CV. SATRIA DIGITAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS RISIKO PENGUSAHAAN BUNGA PADA PT SAUNG MIRWAN KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT

IV. METODE PENELITIAN

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pokok masyarakat, salah satunya adalah sayur-sayuran yang cukup banyak

Rantai Pasokan Global (Global Supply Chains)

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi

ANALISIS RISIKO PRODUKSI BUNGA KRISAN POTONG PADA PERUSAHAAN BERKAH FLORA KECAMATAN MEGAMENDUNG, KABUPATEN BOGOR SUKMANINGRUM DWI PERMATASARI

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

ANALISIS SALURAN PEMASARAN ANGGREK PADA KELOMPOK MODEL DESA KONSERVASI (MDK) KAWASAN TAMAN BURU MASIGIT KAREUMBI

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

RISIKO PRODUKSI AYAM RAS PEDAGING PADA PETERNAKAN DI KECAMATAN PAMIJAHAN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT RYANDI SIMANJUNTAK

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang

OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA. Muhammad Erwan Rizki 1

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGO

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah dan salah

BAB6 KESIMPULAN DAN SARAN

PROSES BISNIS & SISTEM INFORMASI

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB V PENUTUP. didapatkan melalui hasil analisis yang telah dilakukan baik secara deskriptif

ANALISIS RISIKO USAHA DIVERSIFIKASI ANGGREK DENDROBIUM PADA PERMATA ANGGREK DI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Identifikasi sumber risiko yang dilakukan pada usaha penjualan produk karangan bunga di Pasar Bunga Wastukencana ditemukan beberapa risiko yang krusial diantaranya adalah pemakaian bahan baku yang tidak menentu, penanganan bahan baku yang belum maksimal, belum adanya sistem quality control yang baik dari petani pemasok bahan baku, teknik pemasaran yang kurang efektif, keteledoran karyawan, dan belum adanya jobdesk yang jelas bagi karyawan, serta piutang tak tertagih. Identifikasi dilakukan pada setiap unit usaha yang terdapat pada florist, yaitu: unit produksi, unit pemasaran (penjualan), unit pasar, unit SDM, dan unit keuangan. Pengukuran risiko menggunakan analisis probabilitas dan dampak. Pengukuran terbagi menjadi dua, yaitu pengukuran yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran yang bersifat kuantitas dilakukan dengan menggunakan Metode Nilai Standar (Z-score) dan Value at Risk. Sedangkan pengukuran yang bersifat kualitatif dilakukan dengan menggunakan Metode Aproksimasi, yaitu dengan menggunakan Expert Opinion. Untuk risiko bahan baku, pengukuran nilai probabilitas dan dampak risiko dilakukan dengan pengukuran yang bersifat kuantitatif selama 18 periode dari bulan Juli sampai Agustus 2010. Nilai probabilitas penggunaan bahan baku yang lebih kecil dari 80 ikat dan lebih besar dari 120 ikat pada Florist X dengan menggunakan metode Z-score adalah 52,6 persen. Sedangkan dampak risiko yang dialami Florist X dengan menggunakan metode Value at Risk adalah sebesar Rp 200.220,515. Strategi penanganan risiko yang dilakukan terbagi menjadu dua, yaitu: preventif dan mitigasi. Strategi preventif dilakukan untuk sumber risiko yang berada pada kuadran I dan II. Strategi mitigasi diakukan untuk sumber risiko yang berada pada kuadran I dan III. Penganganan preventif bertujuan untuk menghindari terjadinya risiko. Penanganan preventif yang dilakukan berupa memperbaiki sistem pasokan bahan baku (abodemen), strategi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan peramalan terhadap penjualan periode berikutnya. Identifikasi kebutuhan bahan baku pada periode-periode mendatang

dapat diketahui dengan menghubungkan data penjualan selama satu tahun yang lalu dengan data penggunaan bahan bakunya, kemudian menganalisis penyebab dari naik turunnya permintaan. Secara historis, Florist X dapat melakukan peramalan penjualan untuk periode-periode berikutnya, kemudian diturunkan dalam kebutuhan bahan baku untuk periode berikutnya, sehingga pemesanan bahan baku dapat diantisipasi. Strategi selanjutnya adalah melakukan penanganan yang baik dan tepat dalam menjaga kesegaran dan kualitas bahan baku. Selain itu, mengembangkan sumber daya manusia serta memasang dan memperbaiki fasilitas fisik. Sedangkan penanganan mitigasi bertujuan untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh sumber-sumber risiko. Penanganan mitigasi yang dilakukan berupa melakukan kerjasama dengan florist-florist yang lain dalam mengatasi kelebihan bahan baku, melakukan penggabungan dengan beberapa florist dalam pemesanan bahan baku pada pemasok bahan baku, melakukan diversifikasi usaha, diantaranya dengan menciptakan unit usaha sendiri yang melakukan penjualan bunga secara eceran dan juga bentuk buket, dan penggunaan bunga dari kertas sebagai pengganti sementara untuk bunga potong apabila terjadi kelangkaan pada bunga potong. Selain itu, melakukan kontrak dengan Koppas Bunga Wastukencana dalam hal bantuan pinjaman modal, meningkatkan tanggung jawab kerja dan ketampilan melalui briefing dan jobdesk yang jelas, dan pada saat pemesanan, konsumen membayar uang muka sebesar 30-50 persen dari harga produk, hal ini untuk memperkecil risiko piutang tak tertagih. Sedangkan alternatif strategi untuk penanganan risiko bahan baku pada kuadran I adalah prevent at source. Detect and monitor dilakukan untuk menghadapi permasalahan karyawan, jobdesk dan pemasaran yang belum maksimal yang terdapat pada kuadran II. Strategi alternatif untuk risiko pada kuadran III yaitu piutang tak tertagih dan keteledoran karyawan dengan monitor, sedangkan Teknik pemasaran yang masih konvensional pada kuadran IV dengan low control. 83

7.2 Saran 1. Mengubah sistem perjanjian pengiriman bahan baku (abodemen) dari sisi waktu pengiriman dan kuantitasnya. Pengiriman sebaiknya dilakukan setiap hari dengan jumlah atau kuantitas yang disesuaikan dengan banyaknya pesanan produk karangan bunga pada saat itu. Sehingga tidak akan terjadi kelebihan ataupun kekurangan bahan baku. 2. Mencari solusi bersama antara pihak florist-florist di Pasar Bunga Wastukencana dengan Koperasi Pasar Bunga Wastukencana dalam penyediaan pasokan bahan baku utama (bunga potong). Sehingga apabila pasokan bahan baku utama dibawah pengawasan dan tanggung jawab Koppas, maka dapat memperkecil risiko bahan baku bagi pihak florist. 3. Bagi setiap florist, sebaiknya membentuk unit bahan baku untuk bertanggung jawab dalam pasokan dan penanganan bahan baku. Apabila setiap florist memiliki unit bahan baku maka jobdesk yang dimiliki karyawan dalam unit ini jelas, sehingga karyawan lebih bertanggung jawab terhadap pengadaan dan pemeliharaan bahan baku serta dapat memperkecil kemungkinan terjadinya risiko pada bahan baku. 4. Masing-masing unit mencatat permasalahan apa saja yang terjadi dalam setiap aktivitas usaha, baik itu masalah besar atau kecil, sehingga florist bisa membuat daftar risiko yang akan mempermudah dalam penanganannya. 5. Agar pelaksanaan manajemen risiko dilakukan dengan efektif, dianjurkan untuk membentuk Enterprise Risk Management (bersifat permanen) atau Risk Management Committee (bersifat non permanen), yaitu suatu unit yang bertanggunga jawab atas pelaksanaan manajemen risiko dalam suatu perusahaan. 84

DAFTAR PUSTAKA http://www.agrina- Agrina. 2009. Prospek Agribisnis Florikultura. Jakarta: online.com [21 Mei 2010] Arfah S. 2009. Analisis risiko penjualan anggrek Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora di Cikampek Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Barron s. 1993. Mengatur Keuangan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Basyaib F. 2007. Manajemen Risiko. Jakarta: PT Grasindo. Debertin D.L. 1986. Agricultural Production Economics. New York: Macmillan Publishing Company. Dinas Pertanian Kota Bandung. 2008. Profil Tanaman Hias Kota Bandung. Bandung. Direktorat Jendral Hortikultura. 2007-2008. Perkembangan PDB Komoditas Hortikultura. Jakarta: http://www.hortikultura.go.id [21 Mei 2010] Elton E.J, Gruber M.J. 1995. Modern Portofolio Theory and Investment Analysis. Fifth Edition. New York: John Wiley and Sons Inc. Harwood, et al. 1999. Market and Trade Economics Division and Resource Economics Division. US Department of Agriculture. Kountur R. 2008. Manajemen Risiko. Jakarta: Abdi Tandur. Lam J. 2008. Enterprise Risk Management. Jakarta Pusat: PT Ray Indonesia. Moschini G, Hennessy D.A. 1999. Uncertainty, Risk Aversion and Risk Management for Agricultural Producers. Elsevier Science Publisher. Amsterdam. Muslich M. 2007. Manajemen Risiko Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara. Purba F. 2010. Peluang Pasar Internasional Tanaman Hias. Jakarta: http://agribisnis.net [21 mei 2010] Robinson L.J, Barry P.J. 1987. The Competitive Firm s Response to Risk. London: Macmillan Publisher. Safitri N. 2009. Analisis risiko produksi daun potong di PT Pesona Daun Mas Asri Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Saragih. 2001. Agribisnis (Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian). Bogor: PT Loji Grafika Griya. Soekartawi, R dan E. Damaijati. 1995. Risiko dan Ketidakpastian dalam Agribisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono, Dr., Prof. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Syarif A. 2005. Analisis kepuasan konsumen bunga potong dalam bentuk rangkaian pada Florist S Bogor [skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Trangjiwani W. 2008. Manajemen risiko operasional CV Bimandiri di Lembang Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 90