I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah dan salah
|
|
- Yohanes Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah dan salah satunya adalah sumber daya hutan tropis, dengan luas sekitar 113,8 juta ha, Indonesia menempati urutan ketiga di dunia sebagai negara yang memiliki hutan tropis terbesar setelah Brazil dan Argentina. Selain memiliki keanekaragaman jenis kayu, seperti meranti, pinus merkusi, ramin, agathis, keruing ebony, jati, jabon, medang dan lainnya, hutan tropis juga menghasilkan jenis non kayu seperti rotan, sagu, bakau, nipah dan aneka ragam lainnya (Kusumaningtyas, 1997). Furniture merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari olahan kayu. Saat ini, industri pengolahan kayu berkembang cukup pesat sehingga mampu menjadi salah satu produk unggulan ekspor. Ekspor furniture kayu memberikan prospek yang cukup baik dalam penerimaan devisa negara. Pada tahun 1999 telah mencapai sekitar US$ 1,2 miliar dan pada tahun 2000 angka ekspornya naik sekitar 22,5 persen menjadi US$ 1,470 miliar. Angka ekspor furniture sedikit menurun di tahun 2001 menjadi US$ 1,389 miliar namun pada tahun 2002 naik kembali 6,12 persen menjadi US$ 1,474 miliar ( 2003). Angka tersebut menunjukkan bahwa sektor furniture tetap memiliki pasar yang kuat. Hal ini menggambarkan bahwa sektor furniture kayu ini sangat potensial dalam meningkatkan devisa negara. Potensi yang cukup baik ini perlu ditunjang oleh kualitas dan pengawasan produksi furniture, mengingat produk furniture yang dihasilkan Indonesia masih kalah kualitasnya dibandingkan dengan
2 furniture produksi luar negeri, terutama dalam desain produk dan efisiensi biaya produksi. Dalam hal efisiensi biaya produksi, bisa dimulai dari efisiensi material, tenaga kerja, jam kerja, kapasitas mesin, mengurangi produk yang cacat, ataupun faktor lainnya selama proses produksi berlangsung. Keberhasilan industri furniture dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya bahan baku. Menurut Assauri (1999) bahan baku merupakan salah satu unsur bagian dari sumber-sumber di samping modal, tenaga kerja, dan lain-lain yang harus dimanfaatkan secara efisien dalam usaha memperoleh keuntungan tanpa melupakan pentingnya memenuhi kepuasan konsumen. Persediaan bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting karena menunjang kelancaran dan kesinambungan proses produksi, baik kelebihan maupun kekurangan persediaan akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kelebihan persediaan mengakibatkan tingginya biaya penyimpanan, disamping tingginya resiko kerusakan bahan baku akibat terlalu lama disimpan di gudang. Sedangkan kekurangan persediaan dapat mengganggu jalannya proses produksi sehingga mengakibatkan tidak terpenuhinya permintaan konsumen dengan baik yang pada akhirnya dapat merugikan perusahaan secara keseluruhan. PT. Cahaya Sakti Furintraco merupakan perusahaan furniture yang merupakan salah satu unit bisnis dari holding company Olympic Group, yang mengolah bahan baku berupa kayu perkebunan (plantation wood) menjadi berbagai macam produk furniture dengan merk dagang yang bervariasi sesuai dengan target pasarnya. Orientasi pemasaran ditujukan ke dalam dan luar negeri. Hingga saat ini sistem pemasarannya terus merambah ke seluruh pelosok tanah air dan ekspor ke sekitar 40 negara ( 2005). Proses produksi
3 masal yang dilakukan perusahaan secara kontinu atau sistem produksi continuous flow line, tentunya terdapat banyak faktor-faktor uncertainty yang dapat terjadi. Faktor uncertainty dapat terjadi akibat dari kesalahan selama proses produksi baik yang disebabkan oleh teknologi maupun kelalaian karyawan. Kesalahan selama proses produksi akibat teknologi seringkali terjadi karena pengaturan awal mesin yang salah, sedangkan kelalaian karyawan seringkali terjadi pada mesin yang masih dioperasikan secara manual. Kondisi ini mengakibatkan kebutuhan akan bahan baku menjadi bervariasi. Bervariasinya kebutuhan bahan baku akan membuka peluang untuk terjadinya kehabisan persediaan atau stockout. Stockout dapat dihindari dengan memesan dan menyimpan persediaan dalam jumlah yang besar tetapi menyimpan persediaan dalam jumlah besar dapat mengakibatkan besarnya pula biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menyimpan persediaan bahan baku tersebut. Melihat kenyataan di atas, maka diperlukan suatu pengendalian persediaan yang lebih realistis terhadap kondisi uncertainty yang mengakibatkan berfluktuasinya kebutuhan bahan baku. Pengendalian persediaan dengan lingkungan yang probabilistik akan dapat memenuhi kebutuhan bahan baku dalam kondisi ketidakpastian serta mampu mengantisipasi kemungkinan terjadinya kehabisan persediaan. Dengan menerapkan model persediaan bahan baku dalam kondisi ketidakpastian (inventory under uncertainty) tersebut, diharapkan dapat memberikan usulan penanganan persediaan bahan baku dengan biaya yang minimal (Clendenen dan Rinks, 1996).
4 1.2 Perumusan Masalah Seluruh unit bisnis Olympic Group baik dalam pemesanan maupun penyimpanan bahan baku menjadi tanggung jawab sepenuhnya PT. Cahaya Sakti Furintraco. Pihak perusahaan memiliki anggaran tertentu baik dalam pembelian maupun penyimpanan bahan baku. Seringkali terjadinya persediaan yang menumpuk disebabkan karena adanya alasan antisipasi terhadap kondisi cashflow perusahaan yang berfluktuasi, sulitnya pengadaan bahan baku, serta kegagalan dalam proses produksi. Selain menggunakan bahan baku lokal, perusahaan juga melakukan impor bahan baku. Pembelian dan pemakaian bahan baku impor memerlukan penanganan yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. Hal ini disebabkan jangka waktu pemesanan dan pengiriman bahan baku yang memakan waktu hingga berbulan-bulan. Selain itu, adanya kenaikan harga BBM di dalam negeri menyebabkan harga bahan baku yang diperoleh dari pemasok lokal juga mengalami peningkatan harga. Pemasok lokal cenderung untuk menjual bahan baku ke luar negeri karena harga ekspor yang lebih menarik. Hal ini juga akan berdampak pada kelangkaan bahan baku sehingga memungkinkan perusahaan mengalami stockout. Seiring dengan tuntutan pasar yang semakin tinggi akan kualitas produk, ketepatan waktu, harga dan kontinuitas produk serta makin banyaknya pesaing yang berada dalam pasar, maka PT. Cahaya Sakti Furintraco perlu memperhatikan manajemen perusahaannya, terutama manajemen persediaan yang menyangkut masalah perencanaan, pelaksanaan pembelian dan pengendalian persediaan.
5 Mengingat pentingnya manajemen persediaan bahan baku dalam suatu perusahaan, maka diperlukan adanya sistem pengendalian persediaan yang efektif dan efisien, serta ditunjang dengan sistem pencatatan persediaan bahan baku yang baik. Dengan melakukan pengendalian persediaan yang baik diharapkan perusahaan dapat mengambil keputusan yang optimal akan persediaan bahan baku, sehingga masalah kelebihan maupun kekurangan persediaan bahan baku dapat dihindari dan mencegah terjadinya pembelian secara kecil-kecilan yang dapat mengakibatkan biaya pemesanan menjadi lebih besar. Dengan kondisi tersebut, maka permasalahan yang akan dianalisis adalah : 1. Bagaimana sistem pengadaan bahan baku yang selama ini dilakukan oleh perusahaan? 2. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku yang selama ini dilakukan oleh perusahaan? 3. Apakah ada metode alternatif pengendalian persediaan bahan baku yang sesuai dengan kondisi perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian : Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan pengadaan bahan baku beserta permasalahan yang dihadapi perusahaan. 2. Menganalisis pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan perusahaan dengan menghitung besarnya total biaya persediaan. 3. Memberikan usulan alternatif kepada perusahaan dalam mengendalikan persediaan untuk meminimalkan total biaya persediaan.
6 1.4 Manfaat Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Perusahaan, sebagai pertimbangan dan masukan dalam menentukan persediaan dan pembelian bahan baku yang optimum sehingga dapat meminimumkan total biaya persediaan. 2. Penulis, dapat mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan terutama yang berhubungan dengan manajemen persediaan. 3. Pembaca, sebagai literatur untuk penelitian yang berhubungan dengan masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini. 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya akan menganalisis bahan baku kayu olahan berupa Particle Board (PB) dan Medium Density Fibreboard (MDF) yang digunakan di PT. Cahaya Sakti Furintraco. 2. Perhitungan biaya kekurangan persediaan dengan mengasumsikan kekurangan persediaan bersifat backorder. 3. Asumsi-asumsi lain yang berkenaan dengan pembahasan akan dikemukakan pada saat asumsi tersebut digunakan.
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilmu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilmu teknologi menyebabkan kebutuhan teknologi informasi merupakan suatu nilai tambah yang cukup penting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di masa yang akan datang, siap ataupun tidak, sistem industri manufaktur
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa yang akan datang, siap ataupun tidak, sistem industri manufaktur akan menghadapi suasana ketidakpastian yang tinggi. Perilaku konsumen yang tidak menentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Salah satunya adalah kekayaan sumber daya alam berupa hutan. Sebagian dari hutan tropis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan masyarakat luas mendapatkan informasi terkini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi, seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang memudahkan masyarakat luas mendapatkan informasi terkini, mendorong masyarakat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan yang tepat dari para pelaku ekonomi. konsumen adalah sebagai pemasok faktor faktor produksi kepada perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian terus tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Jika perekonomian dalam suatu negara berjalan stabil maka kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan,
Lebih terperinciSektor kehutanan merupakan sektor yang memberikan kontribusi pang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor kehutanan merupakan sektor yang memberikan kontribusi pang cukup besar terhadap penerimaan devisa dari sektor non migas. Selama tahun 1998-1999 kontribusi rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan manufaktur baik perusahaan dalam skala kecil. mempertahankan atau menjaga kelangsungan proses produksi agar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian laba maksimal merupakan sebuah keharusan bagi perusahaan-perusahaan manufaktur baik perusahaan dalam skala kecil maupun yang berskala besar. Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau profit, seperti usaha dagang, usaha jasa maupun manufaktur berupaya mencapai tujuan yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi luar negeri. Apalagi bila negara tersebut semakin terbuka, keterbukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern seperti sekarang ini, Indonesia menghadapi era globalisasi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti sekarang ini, Indonesia menghadapi era globalisasi di segala bidang dan salah satunya di bidang industri. Banyaknya industri yang ada membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) dapat diartikan sebagai sumber daya mengganggur (idle resource) yang keberadaanya menunggu proses yang lebih lanjut (Nur Bahagia, 2006),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini dunia industri berkembang dengan sangat pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini dunia industri berkembang dengan sangat pesat. Semakin liberalnya perdagangan dunia akan menuntut peningkatan daya saing produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang memiliki model bisnis waralaba (franchise). Menurut Karamoy berpendapat lain dan menyatakan bahwa: Waralaba
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan industri di Indonesia sangatlah pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya perusahaanperusahaan lokal yang berdiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk memberikan desain interior yang baik bagi rumah serta dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri mebel merupakan salah satu sektor industri yang terus berkembang di Indonesia. Pada era sekarang, mebel kayu telah menjadi kebutuhan wajib yang diperlukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan ingin dapat bersaing dengan baik untuk jangka waktu yang panjang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat maka sudah barang tentu kebutuhan teknologi informasi merupakan suatu nilai tambah yang cukup penting jika suatu
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN merupakan salah satu prod uk dari industri pengolahan kayu hilir
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kayu lapis merupakan salah satu prod uk dari industri pengolahan kayu hilir yang menggunakan bahan baku kayu log. Produk ini merupakan komoditi hasil pengembangan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di gudang tidak mengalami penumpukan ataupun kekurangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Agar memenuhi order dari konsumen, maka perusahaan perlu meningkatkan kinerjanya dalam perencanaan produksi. Salah satu bentuk perencanaan produksi adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persyaratan antara lain sebagai berikut : cabang-cabang yang bisa mengurangi kualitas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan sumber daya yang melimpah terutama di sektor perhutanan yang menghasilkan bahanbahan material mentah sebagai bahan baku utama
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
73 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Pemecahan Masalah 74 3.2 Langkah-Langkah Pemecehan Masalah 1. Observasi Lapangan Observasi dilakukan pada PT. MARINO PELITA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Menurut Green Building Council Indonesia (2010) menyebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tak pernah berhenti melakukan pembangunan proyek konstruksi terutama bangunan gedung, walaupun sudah terdapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah sebuah pendekatan yang digunakan secara efisien dalam mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragam sehingga menjadikan Negara Indonesia sebagai negara yang subur
BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sangat banyak dan beragam sehingga menjadikan Negara Indonesia sebagai negara yang subur dengan bermacam-macam ragam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian persediaan (Inventory Control) adalah penentuan suatu kebijakan pemesanan dalam antrian, kapan bahan itu dipesan dan berapa banyak yang dipesan secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi salah satunya fungsi ekonomi. Fungsi hutan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki luas wilayah 750 juta hektar (ha) dengan luas daratan sekitar 187.91 juta ha. Sebesar 70 persen dari daratan tersebut merupakan kawasan hutan. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pemenuhan kebutuhan pokok dalam hidup adalah salah satu alasan agar setiap individu maupun kelompok melakukan aktivitas bekerja dan mendapatkan hasil sebagai
Lebih terperinciNama : Mutiara Dey NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE.,MM,
PERBANDINGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DAN JIT (JUST IN TIME) TERHADAP EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN PADA KOVEKSI RANTI Nama : Mutiara Dey NPM : 21209532 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada,
Lebih terperinciAdanya indikasi penurunan kayu bulat tersebut ternyata telah disadari oleh
Adanya indikasi penurunan kayu bulat tersebut ternyata telah disadari oleh para produsen kayu yang menggunakan kayu bulat sebagai bahan bakunya. Untuk mencari barang substitusi dari kayu bulat tersebut,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi di Indonesia terjadi dengan sangat pesat. Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan badan usaha, perusahaan, organisasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN Bab ini dibahas mengenai gambaran umum penelitian beserta sistematika penulisan laporan. Pada bagian gambaran umum penelitian meliputi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. strategi rantai pasok tersebut umumnya terjadi trade off antara kecepatan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah sebuah pendekatan yang digunakan secara efisien dalam mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persediaan adalah merupakan salah satu unsur paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinue diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali. Sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan produk itu untuk memenuhi sebagian kebutuhannya. Produsen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan didirikan dan dikelola untuk menghasilkan sesuatu atau sekelompok produk baik berupa barang maupun jasa. Produk itu dipasarkan dan dijual kepada pihak lain,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, dapat kita lihat bahwa persaingan dalam dunia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri sebenarnya telah dikenal sejak beberapa abad yang lalu. Tetapi pada saat itu, industri baru dilakukan dengan cara yang sederhana atau bahkan sangat sederhana.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju. Hal ini dikarenakan industri mempunyai kontribusi yang sangat besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor industri saat ini merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara, baik itu negara berkembang maupun negara maju. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang
Lebih terperinciIndonesia dikenal sebagai negara yang kaya &an. hektar terdiri dari hutan permanen, yang menghasilkan pepohonan seperti teak,
1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya &an hutan tropis dan keanegaraman tumbuhan. Sekitar 60 % dari luas lahan Indonesia seluas 195 juta hektar terdiri dari hutan permanen, yang
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa industri musik dapat memberikan pengaruh
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis
MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Neraca kebutuhan aluminium ingot (batangan) di dalam negeri hingga kini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neraca kebutuhan aluminium ingot (batangan) di dalam negeri hingga kini masih timpang karena produksi tak mampu mengimbangi pertumbuhan konsumsi yang terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus tetap menjaga kualitas dari produk yang dihasilkan tersebut. Setiap orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan suatu produk yang tinggi mendorong perusahaan untuk dapat meningkatkan produksinya. Selain meningkatkan produksi perusahaan juga harus
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
TUGAS AKHIR PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN EOQ PROBABILISTIC DIKOMBINASIKAN DENGAN ALGORITMA GENETIKA (Studi kasus di PT. Mondrian Klaten) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Metode optimisasi sudah terkenal dan umum digunakan dalam jalur distribusi karena berkaitan dengan meningkatkan keuntungan, efisiensi dan mengolah bahan baku menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Ketergantungan perusahaan terhadap bahan baku sangat besar sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi saat ini, informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi saat ini, informasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan suatu pekerjaan dan kegiatan usaha. Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produktivitas merupakan salah satu kriteria penting yang sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas merupakan salah satu kriteria penting yang sering digunakan dalam pengukuran kinerja suatu perusahaan. Produktivitas menunjukkan seberapa baik perusahaan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Untuk memberikan gambaran yang sistematik guna mempermudah pembaca dalam memahami masalah yang dibahas dalam skripsi ini, maka dibuatlah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri pengolahan kayu merupakan industri yang mengolah kayu atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pengolahan kayu merupakan industri yang mengolah kayu atau bahan berkayu (hasil hutan atau hasil perkebunan, limbah pertanian dan lainnya) menjadi berbagai
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN Pada Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) yang sedang berjalan,
I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) yang sedang berjalan, khususnya dalam Repelita VI, sektor pertanian masih mempunyai peranan strategis, yaitu sebagai sumber
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
TUGAS AKHIR ANALISA STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL (Studi Kasus: UD. Yeni Furniture, Di Badran, Serenan, Juwiring, Klaten) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang berupa informasi yang hasilnya ditujukan kepada pihak-pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer
Lebih terperinciANALISIS MUTU PRODUKSI MEBEL DI PT. CAHAYA SAKTI FURINTRACO, BOGOR (Studi Kasus)
ANALISIS MUTU PRODUKSI MEBEL DI PT. CAHAYA SAKTI FURINTRACO, BOGOR (Studi Kasus) Oleh: MASANI F 30.1422 1999 FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR ThanKs to Allah S\\71' Ku persembahkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat kapas yang berasal dari tanaman kapas (Gossypium hirsutum L.) merupakan salah satu bahan baku penting untuk mendukung perkembangan industri Tekstil dan Produk Tekstil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biaya produksi merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, semakin kecil biaya produksi maka semakin besar keuntungan yang didapat
Lebih terperinciMEMPELAJARI PROSES PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA PRODUK LEMARI PAKAIAN
MEMPELAJARI PROSES PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA PRODUK LEMARI PAKAIAN TIPE LP 7200 BEECH DI PT ATISHAR PANEL Nama : Heruji NPM : 32409787 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil rempah utama di dunia. Rempah yang dihasilkan di Indonesia diantaranya adalah lada, pala, kayu manis, vanili, dan cengkeh. Rempah-rempah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin dengan meminimalkan biaya (cost) yang dikeluarkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya, tujuan dari setiap perusahaan adalah mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan meminimalkan biaya (cost) yang dikeluarkan. Persediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya dunia usaha menuntut Indonesia sebagai Negara berkembang untuk terus melakukan pembangunan, hal tersebut juga mengakibatkan semakin banyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Dalam GBHN 1988 telah jelas dicantumkan sasaran utama pembangunan jangka panjang adalah terciptanya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sebuah perusahaan dagang tidak terlepas dari permasalahan berkaitan dengan asset perusahaan terutama dalam persediaan. Permasalahan tidak hanya terjadi karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ditujukan kepada pengembangan industri yang berbasis pertanian dan
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan lndustri diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri terutama terhadap industri bernilai tambah tinggi dan berjangkauan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. maupun sebagai sumber mata pencaharian sementara penduduk Indonesia.
17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu subsektor pertanian, mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional. Baik sebagai sumber penghasil devisa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sumberdaya hutan tropis yang dimiliki negara Indonesia, memiliki nilai dan peranan penting yang bermanfaat dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Manfaat yang didapatkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. PIKIRAN RAKYAT serta pembahasan yang telah dikemukakan pada bahasan bab sebelumnya, penulis menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan informasi teknologi sangat pesat bahkan di pelosok-pelosok yang dulunya belum merasakan teknologi pun sekarang bisa menikmati layanan informasi teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi yang berkualitas. Pengolahan data menghasilkan informasi yang. akurat, tepat waktu dan relevan atau tepat guna.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya kemajuan teknologi informasi yang cukup pesat, dipicu pula oleh banyaknya kebutuhan akan data dan informasi oleh pengguna baik itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen persediaan dalam sebuah perusahaan berada di antara fungsi manajemen operasional yang paling penting, karena persediaan membutuhkan modal yang sangat besar
Lebih terperinciMempelajari Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Aneka Teknik Utama
Mempelajari Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Aneka Teknik Utama Nama : Aldi Prasetyo NPM : 30411548 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc. PENDAHULUAN Permasalahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pembangunan yang dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di segala bidang adalah tujuan utama yang akan dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pembangunan yang dilakukan akan lebih dititikberatkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam melaksanakan aktivitas produksi suatu barang, setiap perusahaan, baik perusahaan jasa atau pun perusahaan perdagangan serta perusahaan manufaktur pasti mengadakan persediaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang sulit untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang sulit untuk diprediksi. Dalam era persaingan global sekarang ini, permintaan konsumen atas produk maupun jasa
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerja, hingga para pelaku bisnis. Hal ini menciptakan daya saing yang kian ketat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diera globalisasi ini perkembangan informasi adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan bagi seluruh kalangan di seluruh dunia baik bagi pelajar, mahasiswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan menghadapi situasi serta permasalahan yang sama, yaitu persaingan dalam industrinya sehingga perusahaan harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perekonomian dan semakin banyaknya. menghadapi persaingan antar perusahaan. Menurut Philip Kotler (1990),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman serba canggih dan perubahan yang pesat ditandai dengan semakin berkembangnya perekonomian dan semakin banyaknya bermunculan perusahaan industri baik perusahaan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat diketahui. satunya anggaran pembelian bahan baku.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat diketahui bahwa perusahaan melakukan penyusunan anggaran bahan baku. Hal ini terlihat dengan
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengadaaan bahan baku utama yang cukup merupakan faktor penting yang menentukan kelancaran usaha produksi. Kekurangan bahan baku dapat berakibat terhentinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, Pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermakana. Peranansektor ini dalam menyerap tenaga kerja tetap menjadi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang menjadikan sektor pertanian sebagai basis perekonomiannya. Walaupun sumbangan sektor pertanian dalam sektor perekonomian diukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang berfungsi untuk lindungi tubuh, selain lindungi tubuh pakaian pun saat ini digunakan untuk menunjang fashion,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian dari waktu ke waktu semakin meningkat. Lada merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)
1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komoditas kelapa sawit Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan sangat penting dalam penerimaan devisa negara, pengembangan perekonomian
Lebih terperinci(Studi Kasus di PT. Daisen Wood Frame)
ANALISIS PENGADAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KA YU (Studi Kasus di PT. Daisen Wood Frame) BETTY HERLINA SIRAIT A07400084 DEPARTEMEN ILMU-ILI\1U SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTASPERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekonomi pasar bebas telah membuka potensi dagang yang sangat luas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ekonomi pasar bebas telah membuka potensi dagang yang sangat luas, dimana produk produk sebuah perusahaan dapat diekspor ke negara negara lain. Dengan kemungkinan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki cadangan gas yang cukup besar dan diperkirakan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi hingga 59 tahun mendatang (ESDM, 2014). Menurut Kompas
Lebih terperinciMinimasi Biaya Total Persediaan Bahan Baku...(Syafaruddin Alwi) 73
MINIMASI BIAYA OAL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKAAN INVENORI PROBABILISIK DI P. ANEKA AMBANG Syafaruddin Alwi 1 Abtraksi Pada industri yang beroperasi 24 jam non-stop dengan sistem produksi continuous
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA Oleh : RIKA PURNAMASARI A14302053 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Dan Liris merupakan industri yang bergerak di bidang textile yang memproduksi benang, kain dan juga pakaian jadi. Pada bagian textile khususnya divisi Weaving
Lebih terperinci