Bab 10. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan dari perhitungan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan pada bab ini. Selain itu, akan disampaikan juga beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut dari tugas akhir ini. 10.1. Kesimpulan 10.1.1. Jumlah Kebutuhan LPG 3 kg Kebutuhan LPG pada saat kondisi eksisting dengan kondisi pada skenario tidak sama, hal ini karena adanya kenaikan 15% dalam waktu 2 tahun. Dalam pembahasan tugas akhir ini, skenario 1 dan 2 dihitung pada kondisi adanya kenaikan konsumsi selama 2 tahun. Berikut tabel kebutuhan LPG kondisi eksisting. Tabel 10.1 Kebutuhan LPG kondisi eksisting Dalam tabel diatas, kebutuhan LPG untuk perharinya ialah 228 ton, sedangkan dalam satuan metric ton adalah 82 MT/thn. Besarnya kebutuhan ini tidak sama dengan kebutuhan LPG pada kondisi skenario dimana akan dijelaskan pada tabel dibawah ini. 141
Tabel 10.2 Kebutuhan LPG skenario Dalam tabel diatas ialah konsumsi LPG dengan proyeksi kenaikan selama 2 tahun sebesar 15%. 10.1.2. Total Biaya Transportasi Kondisi Eksisting Tabel 10.3 Rekap Biaya Kondisi Eksisting 142
Perhitungan biaya transportasi kondisi eksisting ialah dimana dilakukan perhitungan sesuai dengan data-data yang sudah ada dan sudah dilakukan. Untuk kondisi eksisting ini, wilayah jangkauan distribusi hanya 11 tempat yang dimana semuanya masih mengandalkan moda transportasi yaitu truk. Diketahui total biaya transportasi ialah Rp. 64.285.715.819. 10.1.3. Total Biaya Transportasi Skenario 1 Tabel 10.4 Rekap Biaya Skenario 1 Pada skenario ini, jangkauan wilayah ditambah beserta dengan pemakain moda transportasi yaitu LCU. Dalam proses distribusi skenario ini dibutuhkan kapal LPG untuk mendistribusikan ke Depot Tarakan. Penentuan moda transportasi juga didasari oleh kondisi geografis wilayah tersebut. Jadi jika wilayah tersebut meskipun namun akses jalan darat tidak ada, maka moda yang dipakai adalah LCU. Begitu juga sebaliknya bila jalur darat merupakan jalur yang bagus dan walaupun permintaan sangat banyak maka penggunaan moda truk dibutuhkan. 143
10.1.4. Total Biaya Transportasi Skenario 2 Tabel 10.5 Rekap Biaya Skenario 2 Perbedaan dari skenario 1, skenario 2 ini penambahan Depot tarakan ditiadakan namun sebagai gantinya distribusi tabung LPG digantikan oleh LCU dimana LCU ini mengirimkan langsung ke SPPBE Tarakan berasal dari Depot Balikpapan. 10.1.5. Total Biaya Transportasi Skenario 3 Tabel 10.6 Rekap biaya skenario 3 144
Perbedaan dari skenario 3 ini ialah Depot ditambahkan di daerah Bontang dan Tarakan. Jadi jumlah Depot pada scenario ini ialah 3 Depot. 10.1.6. Total Biaya Transportasi Skenario 4 Tabel 10.7 Rekap biaya skenario 4 Pada skenario 4 ini adanya penambahan hanya satu Depot saja yaitu Depot Bontang. 145
10.1.7. Biaya transportasi tiap unit tabung. A. Kondisi Eksisting : Tabel 10.8 Biaya transportasi per tabung kondisi eksisting B. Skenario 1 Tabel 10.9 Biaya transportasi per tabung skenario 1 146
C. Skenario 2 Tabel 10.10 Biaya transportasi per tabung skenario 2 D. Skenario 3 Tabel 10.11 Biaya transportasi per tabung skenario 3 147
E. Skenario 4 Tabel 10.12 Biaya transportasi per tabung skenario 4 10.1.8. Pemilihan Opsi Skenario Jika dilihat dari total biaya transportasi serta biaya transportasi tiap unit tabung yang paling minimum ialah pada skenario 4. Hal ini karena letak dari Depot Bontang dekat dengan sumber yaitu Kilang Balikpapan. Namun pada dasarnya penentuan opsi yang terpilih bukan hanya dipengaruhi oleh jumlah dan letak Depot, melainkan adanya pengaruh pengaruh lain antara lain biaya investasi untuk mendirikan Depot sekitar Rp. 2,5 Triliun. Bila dipilih skenario 3, maka PT. Pertamina menganggarkan kurang lebih Rp. 5 Triliun untuk investasi infrastruktur Depot. Adapun faktor lainnya yaitu wilayah wilayah yang dapat maupun tidak dapat di bangun infrastruktur yaitu Depot LPG. Seperti contohnya di daerah Bontang, dalam perhitungan tugas akhir ini dimana skenario 4 yang terdapat Depot di Bontang biaya transportasi total serta biaya transportasi per unit tabung sangat murah dibandingkan yang lainnya. Namun pada kenyataannya di daerah Bontang 148
bukan termasuk kawasan target pembangunan infrastruktur LPG karena wilayah Bontang termasuk wilayah pembangunan infrastruktur LNG. Oleh karena itu skenario 3 dan 4 tidak dipilih. Sedangkan diantara skenario 1 dan 2, maka skenario 1 yang dipilih karena, dari segi biaya total transportasi serta biaya transportasi per unit tabung paling minimum dibandingkan skenario 2. Jika dilihat dari total biaya transportasi pada skenario 1 yang dimana skenario tersebut yang dipilih, dengan total muatan yang diangkut dalam kurun waktu 1 tahun, maka untuk biaya transportasi per unit tabung ialah Rp. 1.882, sedangkan bila digabungkan dengan harga jual LPG 3 kg maka : Harga jual LPG 3 kg agen + Biaya transportasi per unit Rp. 12.750 + Rp. 1.882 = Rp. 14.632 149
10.2. Saran Berikut ini saran-saran dari penulis untuk perbaikan dan pengembangan pada penelitian selanjutnya agar mendapatkan hasil yang lebih sempurna, yaitu antara lain : Tetap menggunakan skenario 1, namun perlu adanya pembangunan SPPEK untuk menjangkau daerah yang tidak bisa dilalui truk maupun daerah yang sulit terjangkau. Diperlukan pembangunan infrastruktur jalan karena jalan berdampak pada kapasitas moda transportasi truk yang digunakan. Bila infrastruktur jalan sudah dibangun, maka akan semakin mudah dalam mengirim LPG serta akan meringankan biaya transportasi per unit. 150