Bab III Akuntabilitas Kinerja

dokumen-dokumen yang mirip
Bab III Akuntabilitas Kinerja

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

REALISASI ANGGARAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS K A B. S A M PA NG TA H UN 2 019

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi. Waktu dan tempat pembuatan informasi. Banda Aceh, 2012

1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN

PENGUMUMAM RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA TEBING TINGGI JLN. KOM.YOS.SUDARSO TEBING TINGGI

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A,

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN REKAPITULASI PERUBAHAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015

PENETAPAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

! "## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

BAB II BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN DAN SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA. Renova Marpaung. Abstrak. Kata Kunci : Manajemen Mutu, Pembangunan, Pendidikan

MATRIKS RENSTRA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

INDIKATOR KINERJA UTAMA

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Target Rp (ribu) Target Rp (ribu) Target Rp (ribu) Target Rp (ribu) Target Rp (ribu) Target Rp (ribu)

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

DINAS PENDIDIKAN JL. PANDU KELURAHAN BINTANG HULU SIDIKALANG TELP./FAX KODE POS 22212

Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan. Jumlah Uraian. Kode Jumlah. Target Kinerja Brg & Jasa

PEMERINTAH KOTA KEDIRI DINAS PENDIDIKAN Jl. Mayor Bismo No Telp. (0354) Fax. (0354) Kode Pos Kediri

I. ANGGARAN BELANJA LANGSUNG DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK TAHUN ANGGARAN 2013

Rencana Tahun Kebutuhan dana/pagu indikatif. Disdikbud Kab dan 38 UPTD. Disdikbud Kab dan 38 UPTD. Disdikbud Kab dan 38 UPTD

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF PROVINSI JAWA TIMUR

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR

Rapat - rapat Koordinasi dan Konsultasi ke luar daerah - 846,200, ,200,000.00

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Renja Dinas Pendidikan Kab. Sampang Tahun 2017

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA DAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DPA - SKPD 2.2 TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

Pasal 2. permen_14_2008

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

Misi 4. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA Jl. Pahlawan No. 175 Telepon , Fax (0287) K E B U M E N 54311

B. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PENDIDIKAN

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

Tabel 2 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun Rencana Tahun 2014

RENCANA KERJA ANGGARAN AS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BANDU Tahun Anggaran 2015

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA DEPOK TAHUN ANGGARAN 2015

ANGGARAN 2015 URUT PROGRAM KEGIATAN

RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PELALAWAN

PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pendidikan Dinas Pendidikan Hal : 49 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : 1.01 : BERTAMBAH/(BERKURANG) DASAR HUKUM

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Bab III Akuntabilitas Kinerja A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 ini disusun untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 dan Renstra Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 2014. Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tahun 2013 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja utama (IKU) yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 dengan realisasinya. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian target kinerja, di bawah ini akan disajikan capaian kinerja atas sasaran/target yang telah ditetapkan awal Tahun 2013. Secara umum capaian kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur memuaskan dan disajikan pula informasi kinerja pembangunan pendidikan lainnya yang telah dicapai Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur sampai dengan tahun 2013 sebagai berikut: SASARAN STRATEGIS 1 : Meningkatnya aksesbilitas dan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Luar Biasa Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 Realisasi Target Realisasi % Capaian 1) APK PAUD (3-6 tahun) 57.58 61.80 84.44 85.86 86.36 100.58 2) Rasio jumlah pendidik dengan Peserta Didik PAUD 3) Angka Partisipasi Kasar (APK) 7.96 8.07 9.13 10 9.86 101.42 - (SD/MI Paket A) 112,53 112,67 112,69 112.70 112.70 100 - (SMP/MTs/Paket B) 102,11 102,12 102,15 102.20 102.22 100.02 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 54

Indikator Kinerja 4) Angka Partisipasi Murni (APM) 2010 2011 2012 2013 Realisasi Target Realisasi % Capaian - (SD/MI Paket A) 97,08 97,16 97,23 97.50 97,83 100.34 - (SMP/MTs/Paket B) 85,94 85,96 86,07 86.25 86,36 100.13 5) Angka Putus Sekolah - (SD/MI) 0,20 0,18 0,13 0.14 0,12 116.67 - (SMP/MTs) 0,41 0,40 0,39 0.38 0,37 102.70 6) Angka Mengulang - (SD/MI) 2,61 2,59 2,13 2.00 1,93 103.63 - (SMP/MTs) 0,21 0,20 0,15 0.15 0,14 107.14 7) Angka Kelulusan (AL) - (SD/MI) 99,38 99,45 99,91 99.30 99,92 100.62 - (SMP/MTs) 98,01 98,31 98,88 98.2 98,99 100.80 8) Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 98,61 98,67 98,85 96 98,92 103.04 9) Rasio siswa/kelas - (SD/MI) 22 23 23 23 23 100 - (SMP/MTs) 35 35 30 28 30 107.14 10) Rasio siswa per guru - (SD/MI) 14 13 13 15 13 86.67 - (SMP/MTs) 12 12 12 15 12 80 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 55

Indikator Kinerja 11) Jumlah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) 2010 2011 2012 2013 Realisasi Target Realisasi % Capaian - (SD) 14 21 24 38 24 63,16 - (SMP) 66 66 66 60 66 110 12) Persentase peningkatan sekolah yang menerapkan pendidikan seni - (SD/MI) 10 9,09 0 10 16,67 166,7 - (SMP/MTs) 15,3 13,3 0 3 41,17 1372,3 13) Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang SMA/MA/SMK/SMALB/Pak et C 14) Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang SMA/MA/SMK/ SMALB/Paket C 15) Angka Putus Sekolah jenjang SMA/MA 73,70 73,78 74,21 75.20 78,21 104.00 53,37 54,97 55,94 56.57 59,78 105.67 0,84 0,83 0,80 0.70 0,68 102.94 16) Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK 17) Angka mengulang jenjang SMA/MA/SMK 18) Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/MA 97,45 97,73 98,14 97.75 98,27 100.53 0,20 0,19 0.19 0.20 0,17 117.65 87,59 87,69 87,78 87.75 87,89 100.16 19) Rasio jumlah siswa SMA:SMK 46.52: 53.48 46.69: 53.31 46.87: 53.13 40.00: 60.00 39.96: 60.04 100.15 20) Rasio siswa/kelas (SMA/SMK) 37 36 33 33 33 100 21) Rasio siswa per guru SMA/SMK 13 12 12 15 12 80 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 56

Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 Realisasi Target Realisasi % Capaian 22) Jumlah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI/SBI) jenjang SMA/SMK 23) Persentase peningkatan sekolah jenjang SMA/MA/SMK yang menerapkan pendidikan seni 59 59 69 60 69 115 9,09 8,3 0.00 3,00 38.46 1,282 24) Persentase sekolah berakreditasi 39.00 51.00 63.00 82,75 65,00 78.55 25) Persentase penduduk miskin yang bisa bersekolah 65.77 73.79 93.03 79.00 72.15 91.33 26) Jumlah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusi 172 223 382 900 458 50,88 SASARAN STRATEGIS 2 Menurunnya buta aksara penduduk di atas usia 15 tahun Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 Realisasi/ Capaian Target Realisasi % Capaian 1) Angka Melek Huruf usia usia 15 24 tahun 99.24 99.29 99.30 99.40 99.36 99.96 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 57

SASARAN STRATEGIS 3 Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 Realisasi/ Capaian Target Realisasi % Capaian 1) Persentase pendidik & tenaga kependidikan berkualifikasi akademik minimal S1/D4 67.09 69.19 71.3 73.99 75.51 102.05 2) Persentase pendidik & tenaga kependidikan bersertifikat profesi 24.41 33.13 44.38 48.76 55.11 113.02 SASARAN STRATEGIS 4 Terwujudnya fasilitasi hasil karya cipta pendidikan tinggi Indikator Kinerja 1) Jumlah hasil karya cipta mahasiswa yang dihasilkan 2010 2011 2012 2013 Realisasi/ Capaian Target Realisasi % Capaian 2 2 2 10 10 100 B. ANALISA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2013 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah menetapkan 8 (delapan) program prioritas dan 5 (lima) program penunjang sebagaimana tercantum dalam perencanaan kinerja. Program - program utama pembangunan pendidikan yang dilaksanakan di Jawa Timur meliputi: 1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Wajardikdas 9 tahun) 3. Program Pendidikan Menengah (Dikmen) 4. Program Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) 5. Program Pendidikan Luar Biasa (PLB) Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 58

6. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Tendik) 7. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 8. Program Pendidikan Tinggi (Perti) Sebagai perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur memiliki kewajiban memenuhi target kinerja sasaran strategis dengan indikator kinerja utama sebagai tolok ukur capaian program yang telah ditetapkan. Ketercapaian indikator kinerja tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Renstra Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 2014. Berikut disajikan tingkat ketercapaian indikator kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 berdasarkan sasaran strategis. SASARAN STRATEGIS 1: Meningkatkan aksesbilitas dan peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar (Dikdas), pendidikan menengah (Dikmen) dan pendidikan luar biasa (PLB) Pencapaian target kinerja atas sasaran tersebut adalah sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA Target Realisasi/Capaian 2013 2010 2011 2012 2013 % Capaian 1. APK PAUD (3-6 tahun) 85.86 57.58 61.80 84.44 86.36 100.58 2. Rasio jumlah pendidik dengan Peserta Didik PAUD 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) 10 7.96 8.07 9.13 9.86 101.42 - (SD/MI Paket A) 112.70 112,53 112,67 112,69 112,70 100 - (SMP/MTs/Paket B) 102.20 102,11 102,12 102,15 102,22 100.02 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 59

INDIKATOR KINERJA 4. Angka Partisipasi Murni (APM) Target Realisasi/Capaian % Capaian 2013 2010 2011 2012 2013 - (SD/MI Paket A) 97.50 97,08 97,16 97,23 97,83 100.34 - (SMP/MTs/Paket B) 86.25 85,94 85,96 86,07 86,36 100.13 5. Angka Putus Sekolah - (SD/MI) 0.14 0,20 0,18 0,13 0,12 116.67 - (SMP/MTs) 0.38 0,41 0,40 0,39 0,37 102.70 6. Angka Mengulang Jenjang SD/MI - (SD/MI) 2.00 2,61 2,59 2,13 1,93 103.63 - (SMP/MTs) 0.15 0,21 0,20 0,15 0,14 107.14 7. Angka Kelulusan (AL) - (SD/MI) 99.30 99,38 99,45 99,91 99,92 100.62 - (SMP/MTs) 98.20 98,01 98,31 98,88 98,99 100.80 8. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 96 98,61 98,67 98,85 98,92 103.04 9. Rasio siswa/kelas - (SD/MI) 23 22 23 23 23 100 - (SMP/MTs) 28 35 35 30 30 107.14 10. Rasio siswa per guru - (SD/MI) 15 14 13 14 13 86.67 - (SMP/MTs) 15 12 12 12 12 80 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 60

Target Realisasi/Capaian % INDIKATOR KINERJA 2013 2010 2011 2012 2013 Capaian 11. Jumlah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) - (SD) 38 14 21 24 24 63.15 - (SMP) 60 66 66 66 66 110 12. Persentase peningkatan sekolah yang menerapkan pendidikan seni - (SD) 10 10 9.09 0 16.67 166.7 - (SMP) 3 15.3 13.3 0 41.17 1372.3 13. Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang SMA/MA/SMK 14. Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang SMA/MA/SMK/Paket C 15. Angka Putus Sekolah jenjang SMA/MA 16. Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK 75.20 73,70 73,78 74,21 78,21 104.00 56.57 53,37 54,97 55,94 59,78 105.67 0.70 0,84 0,83 0,80 0,68 102.94 97.75 97,45 97,73 98,14 98,27 100.53 17. Angka mengulang jenjang SMA/MA/SMK 0.20 0,20 0,19 0.19 0,17 117.65 18. Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/MA 19. Rasio siswa/kelas (SMA/SMK) 20. Rasio siswa per guru SMA/SMK 87.75 87,59 87,69 87,78 87,89 100.16 33 37 36 33 33 100 15 13 12 12 12 80 21. Rasio jumlah siswa SMA:SMK 40.00: 60.00 46.52: 53.48 46.69: 53.31 46.87: 53.13 39.96: 60.04 100.15 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 61

INDIKATOR KINERJA 22. Jumlah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) jenjang SMA/SMK 23. Persentase peningkatan sekolah jenjang SMA/MA/SMK yang menerapkan pendidikan seni 24. Persentase sekolah berakreditasi 25. Persentase penduduk miskin yang bisa bersekolah 26. Jumlah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusi Target Realisasi/Capaian % Capaian 2013 2010 2011 2012 2013 60 59 59 69 69 115 3 9.09 8.3 0 38.46 1,282 82.75 39.00 51.00 63.00 65.00 78.54 79.00 65.77 73.79 93.03 72.15 91.33 900 172 223 382 458 50.88 Sasaran strategis ini didukung oleh beberapa program, di antaranya: a. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dimaksudkan untuk mengoptimalkan perkembangan kapabilitas kecerdasan anak. Program pendidikan ini bukan hanya sekedar untuk memberikan pengalaman belajar, tetapi dimaksudkan untuk menyiapkan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sejak usia dini. Program PAUD bertujuan agar semua anak usia dini, laki laki maupun perempuan, terutama yang berasal dari keluarga miskin, memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang optimal sesuai potensi yang dimiliki dan tahap perkembangan atau tingkat usia mereka, sebagai persiapan mengikuti pendidikan jenjang sekolah dasar. Program ini dititikberatkan pada peningkatan akses dan pelayanan pendidikan melalui jalur formal, seperti Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), dan bentuk lain yang sederajat; juga jalur pendidikan non-formal berbentuk Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 62

sederajat; serta informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dalam rangka membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal agar memiliki kesiapan memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Pencapaian target kinerja atas program ini adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 1. APK PAUD (3-6 tahun) 2. Rasio jumlah pendidik dengan Peserta Didik PAUD Target Realisasi/Capaian % 2013 2010 2011 2012 2013 Capaian 85.86 57.58 61.80 84.44 86.36 100.58 10 7.96 8.07 9.13 9.86 101.42 Berdasarkan kondisi data kinerja sasaran PAUD di atas, dapat kita lihat perkembangannya dari tahun ke tahun persentasenya semakin meningkat. Di tahun 2012 APK PAUD mencatat perkembangan yang menggembirakan yaitu sebesar 84.44%, dan meningkat di tahun 2013 sebesar 86.36%. Pencapaian APK PAUD pada tahun 2013 yang melampaui target menunjukkan bahwa semakin banyak anak usia 3 6 tahun yang terlayani oleh PAUD melalui jenjang formal (TK) maupun nonformal (KB, TPA, SPS). Capaian Kinerja di atas dicapai melalui berbagai kegiatan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, di antaranya sebagai berikut: 1. Kegiatan : Perluasan dan peningkatan Mutu TK/RA (067) 2. Kegiatan : Manajemen pendidikan TK/RA (068) 3. Kegiatan : Perluasan dan peningkatan mutu PAUD (069) 4. Kegiatan : Pengembangan manajemen PAUD (076) Jumlah peserta didik Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA) pada tahun 2012 menurun dari sebanyak 995.422 orang pada tahun 2011 menjadi 973.497 orang. Namun, pada tahun 2013 jumlah siswa meningkat pesat menjadi 1.410.568 orang. Adapun jumlah lembaga, kelas dan guru TK terus mencatatkan perkembangan yang menggembirakan dari tahun ke tahun seperti rincian tabel berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 63

Tabel 5 Perkembangan pendidikan formal pada jenjang TK/RA Tahun 2011 2013 No. Komponen Satuan 2011 2012 2013 1 Pend Usia 4-6 tahun Pend Usia 3-6 tahun 2 Siswa a. TK b. RA 3 Guru a. TK b. RA 4 Lembaga a. TK b. RA 5 Kelas a. TK b. RA Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Lembaga Lembaga Lembaga Kelas Kelas Kelas 1.793.930-995.422 808.947 186.475 80.042 64.431 15.611 21.741 17.353 4.388 51.653 43.357 8.296 1.973.323-973.497 754.094 219.403 86.432 70.121 16.311 22.347 17.691 4.656 55.286 46.162 9.124-2.423.240 1.410.568 Sumber : Data Pokok dan Profil Pendidikan 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Dinas Pendidikan Jawa Timur. 929.721 480.847 98.548 70.418 28.130 23.940 18.217 5.723 63.611 48.731 14.880 Jumlah penduduk usia Taman Kanak-Kanak yaitu usia 4-6 tahun di Provinsi Jawa Timur (menurut BPS) menunjukkan peningkatan dari 1.793.930 orang pada 2011 menjadi 1.973.323 orang pada tahun 2012, sedangkan untuk pengukuran di tahun 2013, tolok ukur dari BPS telah berubah dari jumlah penduduk usia 4-6 menjadi jumlah penduduk usia 3-6 tahun sebanyak 2.423.240 orang. Berbagai kegiatan untuk mendukung keberhasilan Program Pendidikan Anak Usia Dini juga terlaksana, di antaranya Workshop Pengembangan Manajemen UKS TK, Workshop Pengembangan Fisik Motorik di TK, Workshop Pengembangan Bahasa dan Kognitif di TK, Workshop Kontekstual Pembelajaran di TK, Workshop Pengembangan Manajemen TK, Workshop Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 64

Penguatan Kinerja Pengawas di TK, Rakor Evaluasi Program TK, Workshop Pembuatan Alat Peraga Edukatif di TK, Workshop Program Pembelajaran di TK, Workshop Pembuatan Buku Cerita Bergambar Di TK, Workshop Pengembangan Kognitif Melalui Permainan, Workshop Pengembangan Pembelajaran Atraktif di TK, Workshop Pembuatan Media Pembelajaran dari Bahan Alam di TK, Workshop Pengembangan Metodologi Pembelajaran di TK, Workshop Eksplorasi Permainan Anak, Workshop Pengembangan Bahasa dan Seni, Workshop Pengembangan Penyelenggaraan TK, Workshop Pelaksanaan Akreditasi di TK. Dalam mengasah keterampilan peserta didik dan tenaga pendidik juga diselenggarakan kegiatan lomba lomba yang meliputi Lomba Bina Kreatifitas Anak TK dalam Rangka HAN, Lomba Lingkungan Sekolah Sehat TK. Selain itu, peningkatan kualitas pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini juga diupayakan dicapai melalui pelaksanaan Rakor Tiga Komponen Pendidikan TK (Dinas Pendidikan Kab/Kota, GOPTKI, dan IGTKI) untuk menunjang kinerja Manajemen Program PAUD yang baik. Meskipun target kinerja yang ditetapkan sudah terlampaui, namun dalam pproses pencapaiannya terdapat beberapa permasalahan yang perlu diantisipasi di tahun mendatang, antara lain: 1. Data dari Kabupaten/Kota kurang lengkap 2. Rendahnya kualitas Guru PAUD maupun TK 3. Kurangnya fasilitas belajar 4. Insentif yang diberikan untuk pengajar PAUD kecil 5. Kurangnya koordinasi antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah 6. Jumlah Guru PAUD dengan kuota kegiatan peningkatan mutu pendidik PAUD masih belum terpenuhi. 7. Belum semua Kab/Kota memanfaatkan alumni peserta workshop di provinsi maupun nasional untuk mengembangkan kompetensi yang diperolehnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran di daerahnya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 65

Upaya pemecahan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Data dari Kabupaten/Kota lebih dilengkapi 2. Meningkatkan kualitas Guru PAUD melalui pemberian beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi 3. Menambah fasilitas edukasi untuk lembaga PAUD 4. Menambah insentif untuk Pengajar PAUD demi meningkatkan kinerja pengajar PAUD. 5. Melakukan Koordinasi lebih lanjut antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah agar tercipta sinkronisasi koordinasi sehingga dapat membuat perencanaan program yang lebih matang. 6. Merekrut beberapa orang per Kab/Kota untuk mengikuti pelatihan peningkatan mutu pendidikan PAUD. 7. Mengadakan sosialisasi dalam peningkatan kinerja Guru PAUD. 2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun (1.01.16) Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan dasar yang bermutu dan terjangkau, baik melalui jalur formal maupun non formal yang mencakup SD termasuk SDLB, MI dan Paket A serta SMP, MTs dan Paket B. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan mutu sarana prasarana sebagai tempat pembelajaran yang kondusif bagi siswa dan guru. Sasaran program ini adalah seluruh anak usia 7 15 tahun baik laki laki maupun perempuan agar dapat memperoleh pendidikan, setidak tidaknya sampai jenjang sekolah menengah pertama atau yang sederajat. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dimaksudkan untuk menuntaskan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan dan pemerataan pendidikan dasar SMP/MTs, termasuk Paket B. Program ini dititikberatkan untuk meningkatkan angka lulusan SD/MI/Paket A untuk melanjutkan ke jenjang SMP/MTs/Paket B, disertai upaya menurunkan angka putus sekolah dan mengulang kelas di kalangan peserta didik SMP/MTs/Paket B, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 66

seluruh penduduk usia 13-15 tahun dapat menyelesaikan, setidaknya, pendidikan pada jenjang menengah pertama. Pencapaian target kinerja atas program ini adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) Target Realisasi/Capaian % Capaian 2013 2010 2011 2012 2013 - (SD/MI/Paket A) 112.70 112,53 112,67 112,69 112,70 100 - (SMP/MTs/Paket B) 4. Angka Partisipasi Murni (APM) 102.20 102,11 102,12 102,15 102,22 100.02 - (SD/MI Paket A) 97.50 97,08 97,16 97,23 97,83 100.34 - (SMP/MTs/Paket B) 86.25 85,94 85,96 86,07 86,36 100.13 5. Angka Putus Sekolah - (SD/MI) 0.14 0,20 0,18 0,13 0,12 116.67 - (SMP/MTs) 0.38 0,41 0,40 0,39 0,37 102.70 6. Angka Mengulang Jenjang SD/MI - (SD/MI) 2.00 2,61 2,59 2,13 1,93 103.63 - (SMP/MTs) 0.15 0,21 0,20 0,15 0,14 107.14 7. Angka Kelulusan (AL) - (SD/MI) 99.30 99,38 99,45 99,91 99,92 100.62 - (SMP/MTs) 98.20 98,01 98,31 98,88 98,99 100.80 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 67

INDIKATOR KINERJA 8. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 9. Rasio siswa/kelas Target Realisasi/Capaian % 2013 2010 2011 2012 2013 Capaian 96 98,61 98,67 98,85 98,92 103.04 - (SD/MI) 23 22 23 23 23 100 - (SMP/MTs) 28 35 35 30 30 107.14 10. Rasio siswa per guru - (SD/MI) 15 14 13 14 13 86.67 - (SMP/MTs) 15 12 12 12 12 80 11. Jumlah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) - (SD) - (SMP) 12. Persentase peningkatan sekolah yang menerapkan pendidikan seni - (SD) - (SMP) 38 14 21 24 24 63,16 60 66 66 66 66 110 10 10 9,09 0 16,67 166,7 3 15,3 13,3 0 41,17 1372,3 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 68

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa secara umum capaian indikator kinerja program Pendidikan Dasar telah tercapai. Meskipun masih terdapat indikator jumlah sekolah RSBI/SBI jenjang SD dan SMP yang tidak tercapai. Pada tahun 2013 program RSBI telah dihapuskan oleh Mahkamah Konstitusi atas gugatan sebagian elemen masyarakat, karena program ini dianggap bertentangan dengan Undang Undang Dasar. Putusan MK No: 5/PUU/-X/2012 mengabulkan permohonan Koalisi Pendidikan sehingga menghapus dasar hukum penyelenggaraan RSBI. Akhirnya Kemendikbud mengeluarkan Surat Edaran Nomor 017/MPK/SE/2013 tanggal 30 Juni 2013 yang menyatakan bahwa sekolah yang bertaraf internasional menjadi sekolah regular. Program RSBI dinilai mengandung diskriminasi dikarenakan yang dapat bersekolah di sekolah yang bertaraf RSBI hanyalah orang-orang tertentu saja yang memiliki uang lebih. Maka, tidak ada lagi penambahan jumlah RSBI/SBI di Jawa Timur karena segala program dan kegiatan yang terkait dengan RSBI/SBI dihentikan dan dialihkan ke program dan kegiatan lainnya. 98 97.8 APK SD/SDLB/MI/Paket A Jawa Timur 97.83 97.6 97.4 97.2 97 97.01 97.08 97.16 97.23 APK SD/SDLB/MI/Paket A 96.8 96.6 2009 2010 2011 2012 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 69

APM SD/SDLB/MI/Paket A Jawa Timur 112.8 112.7 112.6 112.5 112.4 112.3 112.2 112.1 2009 2010 2011 2012 2013 APM SD/SDLB/MI/Paket A 112.3 112.53 112.67 112.69 112.7 Angka Putus Sekolah, Angka Mengulang dan Angka Kelulusan jenjang SD/MI Jawa Timur 100 80 99.05 99.38 99.45 99.91 99.92 60 40 20 0 0.2 2009 2.63 0.2 2010 2.61 2.59 0.18 2011 0.13 2012 2.13 0.12 2013 1.93 Angka Putus Sekolah Angka Mengulang Angka Kelulusan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 70

APK SMP/MTs/SMPLB/Paket B Jawa Timur 102.25 102.22 102.2 102.15 102.1 102.09 102.11 102.12 102.15 APK SMP/MTs/SMPLB/Paket B 102.05 102 2009 2010 2011 2012 2013 86.6 86.4 APM SMP/MTs/SMPLB/Paket B Jawa Timur 86.36 86.2 86 85.94 85.96 86.07 85.8 85.6 85.4 85.2 85 84.8 85.44 2009 2010 2011 2012 2013 APM SMP/MTs/SMPLB/Paket B Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 71

Angka Putus Sekolah, Angka Mengulang dan Angka Kelulusan jenjang SMP/MTs Jawa Timur 100 98 98.01 98.31 98.88 98.99 50 0 0.22 0.21 0.42 0.2 0.41 0.4 2009 2010 2011 0.15 0.39 2012 0.37 2013 0.14 Angka Kelulusan Angka Mengulang Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah Angka Mengulang Angka Kelulusan Dapat kita lihat partisipasi orang tua untuk menyekolahkan anak usia 7-12 tahun ke jenjang SD/MI yang menunjukkan perkembangan yang menggembirakan dari tahun ke tahun. Di tahun 2010 APK jenjang SD/MI mencapai 112,53%, kemudian meningkat menjadi sebesar 112,67% pada tahun 2011 dan kembali mengalami peningkatan sebesar 112,69% di tahun 2012, hingga mencapai 112,70% di tahun 2013. APK jenjang SMP/MTs dapat kita lihat persentase capaiannya di tahun 2010 sebesar 102,11%, meningkat di tahun 2011 persentasenya menjadi sebesar 102,12%, kemudian bertambah di tahun 2012 sebesar 102,15%, dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2013 menjadi sebesar 102,22%. Berikutnya, indikator kinerja Angka Partisipasi Murni (APM) Jenjang SD/MI dari 97,08% di tahun 2010, meningkat menjadi 97,16% di tahun 2011 dan selanjutnya naik kembali menjadi 97,23% di tahun 2012, kemudian meningkat terus di tahun 2013 menjadi 97,83%. Pencapaian Kinerja APM SD/MI di tahun 2013 sebesar 97,83% telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 97,50%. Indikator Kinerja selanjutnya adalah APM jenjang SMP/MTs dari 85,94% di tahun 2010, menjadi 85,96% di tahun 2011 dan meningkat menjadi 86,07% di tahun 2012, selanjutnya naik kembali menjadi 86,36% di tahun 2013. APM adalah Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 72

penghitungan dari jumlah siswa usia 13-15 tahun dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 13-15 tahun, berarti kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di jenjang SMP/MTs secara tepat waktu mengalami peningkatan. Dari data perkembangan APK dan APM tersebut, menunjukkan pula bahwa Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Jawa Timur sangat efektif dan signifikan terhadap kenaikan angka melanjutkan dari SD ke SMP, hal ini tidak siasia bila program sharing bantuan operasional sekolah dari pemerintah Jawa Timur sebagai pendamping Bantuan Operasional (BOS) Nasional yang tetap dipertahankan kelanjutannya demi penuntasan wajib belajar 9 tahun. Selain itu, hal tersebut menunjukkan bahwa Program Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun berjalan sesuai dengan harapan. Bahkan dapat dikatakan bahwa Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun di Provinsi Jawa Timur telah tuntas paripurna, sehingga bisa dilanjutkan dengan Program Rintisan Wajib Belajar Pendidikan Menengah 12 Tahun yang sebenarnya di Provinsi Jawa Timur telah dimulai pada tahun 2008. Indikator kinerja berikutnya adalah Angka Putus Sekolah. Pada jenjang SD/MI dari 0,20% di tahun 2010 menurun menjadi 0,18% di tahun 2011 dan menurun menjadi 0,13% di tahun 2012, dan kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 0,12% di tahun 2013. Sementara itu, Angka Putus Sekolah jenjang SMP/MTs dari 0,41% di tahun 2010 menjadi 0,40% di tahun 2011 menurun menjadi 0,39% di tahun 2012, dan kembali terjadi penurunan menjadi sebesar 0,37% Di tahun 2013. Terjadinya penurunan Indikator Angka Putus Sekolah jenjang SD/MI dan SMP/MTs di Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa semakin sedikitnya murid yang putus sekolah, menandakan bahwa pembangunan pendidikan telah berlangsung dengan baik. Indikator selanjutnya adalah menurunnya Angka Mengulang Kelas pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs. Dapat dilihat dari indikator Angka Mengulang Jenjang SD/MI sebesar 2,61% di tahun 2010 menurun menjadi 2,59% di tahun 2011, kembali terjadi penurunan di tahun 2012 menjadi 2,13% dan kembali terjadi penurunan persentase menjadi sebesar 1,93% di tahun 2013. Sedangkan untuk indikator Angka Mengulang jenjang SMP/MTs dari 0,21% di tahun 2010 menurun Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 73

menjadi 0,20% di tahun 2011, menurun kembali menjadi 0,15% di tahun 2012, dan kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 0,14% di tahun 2013. Hal ini mengindikasikan bahwa dari tahun ke tahun kualitas kepengajaran guru dalam mendongkrak prestasi siswa semakin meningkat sehingga berdampak pada menurunnya jumlah siswa yang tidak naik kelas atau tidak lulus. Peningkatan kualitas hasil belajar diukur dengan meningkatnya persentase siswa yang lulus evaluasi belajar dengan indikator Angka Kelulusan (AL) SD/MI yang mencapai 99,38% di tahun 2010, lalu meningkat menjadi 99,45% di tahun 2011 kemudian meningkat menjadi 99,91% di tahun 2012 dan meningkat kembali menjadi 99,92% di tahun 2013. Pada jenjang SMP/MTs, Angka Kelulusan (AL) mencapai 98,01% di tahun 2010, meningkat di tahun 2011 menjadi 98,31% dan naik lagi menjadi 98,88% di tahun 2012 dan terus mengalami peningkatan menjadi sebesar 98,99% di tahun 2013. Selanjutnya adalah indikator kinerja Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs, di tahun 2010 persentasenya sebesar 98,61% meningkat menjadi 98,67% di tahun 2011 dan mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi sebesar 98,85%, sementara di tahun 2013 kembali meningkat menjadi sebesar 98,92%. Rasio siswa/kelas (SD/MI) di tahun 2010 menunjukkan angka 22 sedangkan pada tahun 2011, 2012 dan 2013 persentase menunjukkan angka 23. Indikator kinerja selanjutnya adalah Rasio Siswa/Kelas (SMP/MTs). Pada tahun 2010 dan 2011 menunjukkan angka 35 sedangkan pada tahun 2012 dan 2013 rasio siswa/kelas menunjukkan angka 30. Hal ini menunjukkan bahwa semakin hari jumlah murid yang belajar diruang kelas semakin sedikit dan tidak berdesak-desakan. Dengan semakin menurunnya rasio siswa/kelas, maka semakin banyak ruang kelas baru yang dibangun di sekolah-sekolah di provinsi Jawa Timur. Capaian Kinerja di atas dicapai melalui Program / Kegiatan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, di antaranya sebagai berikut: 1. Kegiatan : Perluasan dan peningkatan mutu pendidikan SD/MI (083) 2. Kegiatan : Perluasan kesempatan belajar SMP/MTs di Jawa Timur (084) Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 74

3. Kegiatan : Peningkatan Manajemen Pendidikan SMP/MTs di Jawa Timur (086) 4. Kegiatan : Peningkatan mutu pendidikan SD/SMP melalui pendidikan jarak jauh (087) 5. Kegiatan : Peningkatan mutu SMP/MTs dan Sekolah Berwawasan Lingkungan (097) 6. Kegiatan : Pengembangan dan peningkatan mutu kesenian pendidikan dasar (098) Pada jenjang pendidikan SD/MI pada kurun waktu tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah penduduk usia sekolah 7-12 tahun, APK, APM dan jumlah lulusannya, seperti rincian tabel berikut: Tabel 6 Perkembangan pendidikan pada jenjang SD/MI Tahun 2011 2013 No. Komponen Satuan 2011 2012 2013 1 Pend Usia 7-12 tahun Orang 3.804.909 3.806.927 4.055.766 2 Siswa Baru Tingkat I Orang 706.779 681.039 724.682 a. SD Orang 553.611 532.787 574.790 b. MI Orang 153.168 148.252 149.892 3 Siswa Orang 4.222.205 4.211.803 4.492.919 a. SD Orang 3.394.645 3.384.692 3.647.919 b. MI Orang 827.560 827.111 845.000 4 Siswa Usia 7-12 tahun Orang 3.677.580 3.651.583 3.918.580 a. SD Orang 2.957.624 2.919.676 3.148.917 b. MI Orang 719.956 731.907 769.663 5 Lulusan Orang 636.517 645.296 647.412 a. SD Orang 514.057 522.608 524.182 b. MI Orang 122.460 122.688 123.230 6 Guru Orang 324.471 291.461 345.609 a. SD Orang 244.370 214.891 264.869 b. MI Orang 80.101 76.570 80.740 7 Sekolah Lembaga 25.996 26.554 27.066 a. SD Lembaga 19.590 19.734 19.900 b. MI Lembaga 6.406 6.820 7.166 8 Ruang Kelas R.Kelas 172.700 174.514 181.504 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 75

a. SD R.Kelas 130.793 133.174 138.780 b. MI R.Kelas 41.907 41.340 42.724 Sumber : Data Pokok dan Profil Pendidikan 2010/2011-2011/2012 2012/2013 Dinas Pendidikan Jawa Timur. Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia 7-12 tahun dan lulusan mengalami peningkatan. Jumlah penduduk usia 7 12 tahun meningkat tipis dari tahun 2011 sebanyak 3.804.909 orang menjadi 3.806.927 orang pada tahun 2012 dan meningkat lagi menjadi sebanyak 4.055.766 orang di tahun 2013. Jumlah lulusan pada tahun 2011 sebanyak 636.517 meningkat menjadi 645.296 orang pada 2012, dan meningkat kembali menjadi 647.412 orang di tahun 2013. Adapun jumlah siswa menurun dari 4.222.205 orang pada tahun 2011 menjadi 4.211.803 orang pada tahun 2012, tetapi jumlah murid mengalami peningkatan kembali di tahun 2013 menjadi 4.492.919 orang. Jumlah guru yang pada tahun 2011 sebesar 324.471 orang menurun menjadi 291.461 orang pada tahun 2012, tetapi mengalami peningkatan kembali di tahun 2013 menjadi sebanyak 345.609 guru. Sebaliknya, peningkatan konstan terjadi pada jumlah lembaga sekolah yang berjumlah 25.996 pada tahun 2011 menjadi 26.554 pada tahun 2012 dan kembali meningkat pada tahun 2013 menjadi sebanyak 27.066 serta ruang kelas yang semula 172.700 pada tahun 2011 menjadi 174.514 pada tahun 2012 dan kembali meningkat di tahun 2013 menjadi sebanyak 181.504. Hal ini disebabkan bertambahnya gedung sekolah baru dan direhabilitasinya ruang kelas yang rusak. Dengan demikian, diharapkan dapat mengakibatkan daya tampung siswa per kelas lebih kecil, dari semula 40 siswa per kelas menjadi 20 30 siswa. Kecilnya daya tampung siswa per kelas akan mengakibatkan proses belajar mengajar di kelas menjadi lebih kondusif. Jika membandingkan kondisi SD dengan kondisi MI pada tahun 2012, maka terdapat perbedaan yang cukup signifikan yaitu jumlah siswa SD dibanding MI berkisar 4 : 1, sedangkan jumlah guru berkisar 3 : 1, perbandingan jumlah lembaga berkisar 2 : 1, sedangkan jumlah ruang kelasnya berkisar 3 : 1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 76

Hal ini terlihat di semua data yang ada, jumlah SD sebesar 19.900 lembaga, dengan jumlah siswa sebanyak 3.647.919 siswa, ruang kelas sebanyak 151.231 ruang dan ditangani oleh guru sebanyak 264.869 orang. Sedangkan untuk jumlah MI sebanyak 7.166 lembaga dengan jumlah siswa 845.000, sedangkan ruang kelas sebanyak 42.724 ruang dan tenaga guru yang mengajar sebanyak 80.740 guru. Bila ditinjau dari status sekolah, jumlah sekolah negeri lebih banyak di SD jika dibandingkan dengan MI. Sebaliknya, jumlah madrasah swasta lebih banyak di MI jika dibandingkan dengan SD. Hal ini disebabkan karena MI lebih banyak dibangun oleh yayasan swasta, sedangkan SD lebih banyak dibangun oleh pemerintah melalui program bantuan pembangunan Sekolah. Tabel 7 Perkembangan pendidikan pada jenjang SMP/MTs Tahun 2011-2013 No. Komponen Satuan 2011 2012 2013 1 Pend Usia 13-15 tahun 2 Siswa Baru Tingkat I Orang 1.934.204 1.933.845 1.849.207 Orang 628.063 632.005 610.246 a. SMP Orang 454.148 452.105 436.089 b. MTs Orang 173.915 179.900 174.157 3 Siswa Orang 1.833.471 1.853.100 1.827.277 a. SMP Orang 1.335.936 1.343.764 1.306.418 b. MTs Orang 497.535 509.336 520.859 4 Siswa Usia 13-15 tahun Orang 1.558.530 1.575.759 1.562.574 a. SMP Orang 1.151.191 1.165.415 1.146.051 b. MTs Orang 407.339 410.344 416.523 5 Lulusan Orang 533.224 579.604 582.796 a. SMP Orang 405.490 426.451 427.840 b. MTs Orang 127.734 153.153 154.956 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 77

6 Guru Orang 155.627 156.365 161.409 a. SMP Orang 96.350 98.806 101.001 b. MTs Orang 59.277 57.559 60.408 7 Sekolah Lembaga 6.465 6.996 7.200 a. SMP Lembaga 3.731 3.983 4.068 b. MTs Lembaga 2.734 3.013 3.132 8 Ruang Kelas R.Kelas 89.982 77.836 62.347 a. SMP R.Kelas 74.073 62.170 44.765 b. MTs R.Kelas 15.909 15.666 17.582 Sumber : Data Pokok dan Profil Pendidikan 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Dinas Pendidikan Jawa Timur. Selama jangka waktu 2011 2013, terjadi sedikit penurunan pada jumlah penduduk usia 13 15 tahun, yaitu dari 1.934.204 orang pada tahun 2011 menjadi 1.933.845 orang pada tahun 2012, kemudian terjadi penurunan lagi di tahun 2013 menjadi sebanyak 1.849.207 orang. Namun, penurunan yang terjadi pada jumlah penduduk usia 13 15 tahun tidak berpengaruh pada jumlah siswa, yang pada tahun 2012 meningkat menjadi 1.853.100 siswa dari semula 1.833.471 siswa pada tahun 2011, dan menurun di tahun 2013 menjadi sebanyak 1.827.277 orang. Jumlah sekolah juga meningkat baik lembaga SMP yaitu sebanyak 3.731 lembaga pada tahun 2011 menjadi 3.983 lembaga pada tahun 2012 dan meningkat kembali menjadi sebanyak 4.068 lembaga di tahun 2013, begitu juga dengan MTs yang semula pada tahun 2011 sejumlah 2.734 lembaga menjadi 3.013 lembaga pada tahun 2012 dan meningkat kembali menjadi sebanyak 3.132 lembaga pada tahun 2013. Di samping itu, jumlah guru pun menunjukkan peningkatan yang terus menerus. Pada tahun 2011, jumlah guru yang mengajar di SMP/MTs sebanyak 155.627 orang meningkat menjadi 156.365 orang pada tahun 2012 dan meningkat kembali pada tahun 2013 menjadi sebesar 161.409. Jumlah lulusan di jenjang SMP/MTs juga meningkat dari sejumlah 533.224 siswa pada tahun 2011 menjadi 579.604 pada tahun 2012 dan meningkat kembali menjadi 582.796 siswa di tahun 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 78

Di lain pihak, perkembangan jumlah ruang kelas di jenjang SMP/MTs menunjukkan penurunan dari 89.982 ruang di tahun 2011 menjadi 77.836 ruang pada tahun 2012 dan kembali menurun menjadi sebanyak 62.347 ruang di tahun 2013, dengan rincian 44.765 terdapat pada jenjang SMP dan MTs sebanyak 17.582 ruang. Berbagai kegiatan untuk menunjang kompetensi guru dan siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di jenjang SD/MI juga diselenggarakan, di antaranya adalah bantuan perbaikan ringan sekolah SD/MI swasta kepada 175 lembaga di 38 kab/kota dalam upaya optimalisasi kelas dan peningkatan daya tampung sekolah, berbagai kegiatan workshop untuk meningkatkan kualitas Guru SD/MI seperti Workshop Pengembangan Pembelajaran Ekstrakurikuler, Workshop Pengembangan Mapel Bahasa Indonesia, Workshop Pengembangan Mapel MIPA SD, Workshop Pengembangan KTSP, Workshop Pendidikan Karakter di SD, Workshop Pengembangan Penilaian Pendidikan SD, Workshop Pengembangan Kurikulum, Workshop Pengembangan Akreditasi di SD, Workshop Pengembangan Manajemen Gugus di SD, Workshop Pembinaan Dan Evaluasi Hasil UN, Workshop Pembelajaran Calistung Kelas Rendah di SD, Workshop Pengembangan Mapel Pendidikan Agama, Workshop Pengembangan Muatan Lokal, Penyusunan Dan Evaluasi Program Pendidikan TK, SD dan PK. Untuk jenjang SMP/MTs, dalam rangka mendukung suksesnya program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah, Kegiatan Pembinaan MOS SMP, Kegiatan Pembinaan Kepemimpinan, Kegiatan UKS, Pembinaan Pendidikan Lalu Lintas, Pembinaan Penanggulangan Narkoba, Pembinaan dan Pengembangan MBS, Peningkatan Mutu Guru Mapel SMP, Monitoring Hibah, Sosialisasi Pendataan Calon Peserta UN SMP/MTs, Sosialisasi Ujian Nasional, Sosialisasi dan aplikasi software ujian sekolah (Pengenalan software), Pengolahan hasil UN, Workshop Manajemen SSN, Workshop Pembinaan SSN, Workshop Pendataan Calon Peserta UN SMP/MTs, Kegiatan Pelaksanaan O2SN SMP Tingkat Provinsi dan Pembinaan 02SN Tingkat Nasional, Kegiatan FLS2N SMP, Keg. Siswa Berprestasi, Pembinaan dan pelaksanaan Lomba OSN, Lomba Motivasi Belajar Mandiri. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 79

Di bidang Kesenian, kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar antara lain, Lokakarya / workshop / Dialog Seni, Apresiasi Seni Tradisi Bagi Peserta Didik, Pergelaran Seni Pertunjukan Padang Rembulan, Seleksi Siswa Berprestasi Bidang Seni, Festival / Lomba Seni Hari Anak, Pengenalan Media Kesenian Untuk Membentuk Karakter Bagi Peserta Didik, Pekan Seni Pelajar Se Jawa Timur. Berbagai lomba untuk mewadahi minat, bakat, dan kemampuan siswa SD/MI terhadap mata pelajaran dan seni yang disukainya diselenggarakan seperti Lomba Kader Tiwisada, Olimpiade Olahraga SD Usia Dini, TC Olimpiade Olahraga SD Usia Dini, Lomba Evaluasi Lingkungan Sekolah Sehat, Lomba Bina Kreatifitas Dalam Rangka HAN SD/MI, dan Lomba Drum Band Sekolah Dasar. Kegiatan pendidikan jarak jauh di Jawa Timur juga diselenggarakan melalui Pengayaan Pembelajaran bagi murid SD sistem jarak jauh, Koordinasi pengayaan pembelajaran bagi murid SD, Penggandaan bahan ajar bagi murid SD, Produksi Program Audio Pembelajaran, Produksi Audio Pembelajaran, Penggandaan VCD/ CD pembelajaran untuk sekolah, Workshop Penyusunan Materi Media Pembelajaran Berbasis Multimedia, Workshop Penulisan Naskah Multimedia, Koordinasi Pengelola TIK Pendidikan. Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan dasar juga terus menerus digalakkan. Salah satunya dengan menyelenggarakan rapat koordinasi peningkatan mutu pendidikan TK, SD, dan PK, pembinaan UKS SD/MI, pelaksanaan Tes Kemampuan Dasar, Lomba Bina Kreatifitas Dalam Rangka HAN SD/MI, Workshop Pengembangan Mapel MIPA SD, Workshop Pendidikan Karakter di SD, Workshop Pengembangan Penilaian Pendidikan SD, Workshop Pengembangan Akreditasi di SD, Workshop Pengembangan Manajemen Gugus di SD, Workshop Pembelajaran Calistung Kelas Rendah di SD. Untuk menjaga kelancaran jalannya penyelenggaraan Ujian Nasional, diadakan pendataan lembaga dan calon peserta UN SD/MI, penyusunan kisi kisi ujian sekolah SD/MI, sosialisasi pelaksanaan UN SD/MI dan pelaksanaan UN SD/MI dan SDLB. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 80

Meskipun sebagian besar target kinerja yang ditetapkan telah tercapai bahkan realisasinya melampaui target, namun masih ditemui beberapa permasalahan sebagaimana berikut: 1. Adanya kesenjangan/perbedaan yang cukup signifikan (yaitu jumlah sekolah, siswa dan guru) SD dan SMP dibanding MI dan MTs. 2. Masih rendahnya tingkat penguasaan IT dan Multimedia 3. Terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dan lokasi sekolah yang secara geografis sulit dijangkau 4. Belum semua Kab/Kota memanfaatkan alumni peserta workshop di provinsi maupun nasional untuk mengembangkan kompetensi yang diperolehnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran didaerahnya. Upaya pemecahan masalah yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Dalam mengatasi kesenjangan/perbedaan pendidikan dasar Jawa Timur dilakukan Proses penyetaraan pendidikan Pondok Pesantren dengan pendidikan umum. Pemerintah Provinsi Jawa Timur melaksanakan program prioritas berupa BOSDA Madrasah Diniyah (Madin) atau Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta (BPPDGS) sejak tahun 2010. Madrasah Diniyah belum tersentuh program BOS Nasional, sehingga dengan program BOSDA Madrasah Diniyah (Madin) diharapkan dapat memperpendek tingkat kesenjangan antara pendidikan formal dan Madrasah Diniyah (non formal). Adapun program/kegiatan yang dilaksanakan adalah: a. Fasilitasi Pengembangan pendidikan yang berkaitan dengan masalah pembangunan, berupa bantuan bagi 1.109.032 siswa Madrasah Diniyah b. Bantuan bagi 65.946 tenaga pendidik dengan nilai bantuan sebesar Rp 300.000,-/guru/bulan yang disalurkan selama 6 bulan. 2. Meningkatkan kompetensi guru dan tenaga administrasi agar semakin menguasai IT dan multimedia. 3. Perbaikan fisik dan infrastruktur SD/MI beserta penambahan sarana penunjang pembelajaran (Perpustakaan, laboratorium Bahasa dan Komputer/Multimedia, Ruang Usaha Kesehatan Sekolah, ruang Ekspresi/kreasi siswa dan lain-lain dalam rangka peningkatan mutu proses dan Output pembelajaran. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 81

4. Meningkatkan kompetensi Kepala Sekolah (SD/MI) dalam upaya penguatan akuntabilitas dan pencitraan publik terhadap penyelenggaraan pendidikan. 5. Melakukan perbaikan pada sekolah sekolah dengan kondisi baik rusak ringan maupun berat agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan aman, lancar dan menyenangkan. 6. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kab/Kota agar segera memanfaatkan alumni peserta Workshop untuk mengembangkan kompetensinya di daerah, serta melakukan perencanaan dan penjadwalan pelaksanaan berbagai lomba secara berjenjang. 3. Program Pendidikan Menengah (1.01.17) Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan menengah yang bermutu dan terjangkau bagi penduduk laki laki dan perempuan melalui jalur formal maupun nonformal, yang mencakup SMA, SMK, MA dan Paket C. Serta penguatan pendidikan vokasional baik melalui sekolah/madrasah umum maupun kejuruan dan pendidikan non formal guna mempersiapkan lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi untuk masuk dunia kerja. Selain itu, tujuan program ini adalah untuk meningkatkan mutu sarana prasarana sebagai tempat pembelajaran yang kondusif bagi siswa dan guru. Sasaran program ini adalah lulusan sekolah menengah pertama yang meningkat secara signifikan sebagai dampak positif pelaksanaan Wajar Dikdas 9 Tahun. Pencapaian target kinerja atas program ini adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 13. Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang SMA/MA/SMK 14. Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang SMA/MA/SMK/Paket C 15. Angka Putus Sekolah jenjang SMA/MA Target Realisasi/Capaian % 2013 2010 2011 2012 2013 Capaian 75.20 73,70 73,78 74,21 78,21 104.00 56.57 53,37 54,97 55,94 59,78 105.67 0.70 0,84 0,83 0,80 0,68 102.94 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 82

16. Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK 17. Angka mengulang jenjang SMA/MA/SMK 18. Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/MA 19. Rasio siswa/kelas (SMA/SMK) 20. Rasio siswa per guru SMA/SMK 97.75 97,45 97,73 98,14 98,27 100.53 0.20 0,20 0,19 0.19 0,17 117.65 87.75 87,59 87,69 87,78 87,89 100.16 33 37 36 33 33 100 15 13 12 12 12 80 21. Rasio jumlah siswa SMA:SMK 40.00: 60.00 46.52: 53.48 46.69: 53.31 46.87: 53.13 39.96: 60.04 100.15 22. Jumlah Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) jenjang SMA/SMK 23. Persentase peningkatan sekolah jenjang SMA/MA/SMK yang menerapkan pendidikan seni 60 59 59 69 69 115 3 9.09 8.3 0 38.46 1,282 Capaian kinerja di atas menunjukkan bahwa secara umum target kinerja program Pendidikan Menengah telah tercapai. Namun sama halnya dengan jenjang SD dan SMP, indikator jumlah sekolah RSBI/SBI jenjang SMA tidak tercapai dikarenakan pada tahun 2013 Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan sebagian elemen masyarakat untuk menghapuskan program RSBI karena program ini dianggap bertentangan dengan Undang Undang Dasar. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 83

80 78 APK SMA/MA/SMK/SMALB/Paket C Jawa Timur 78.21 76 74 72 71.43 73.7 73.78 74.21 APK SMA/MA/SMK/SMALB/Pake t C 70 68 2009 2010 2011 2012 2013 62 60 APM SMA/MA/SMK/SMALB/Paket C Jawa Timur 59.78 58 56 54 52 51.96 53.37 54.97 55.94 APM SMA/MA/SMK/SMALB/Pake t C 50 48 2009 2010 2011 2012 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 84

Angka Putus Sekolah, Angka Mengulang, dan Angka Kelulusan jenjang SMA/MA/SMK Jawa Timur 2013 0.17 0.68 98.27 2012 0.19 0.8 98.14 2011 0.19 0.83 97.73 Angka Kelulusan Angka Mengulang 2010 0.2 0.84 97.45 Angka Putus Sekolah 2009 0.32 0.85 95 0 20 40 60 80 100 Indikator Kinerja Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang SMA/MA/SMK, angka menunjukkan persentase capaian sebesar 73,70% di tahun 2010, meningkat menjadi sebesar 73,78% dan terus meningkat di tahun 2012 menjadi 74,21%, dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2013 sebesar 78,21%. Peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang SMA/MA/SMK didukung dengan semakin banyaknya orangtua siswa usia sekolah yang sadar akan pentingnya bersekolah bagi anak anak mereka. Indikator Kinerja Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang SMA/MA/SMK/Paket C dari 53,37% di tahun 2010, meningkat menjadi 54,97% di tahun 2011, dan mengalami peningkatan capaian pada tahun 2012 menjadi 55,94% kemudian meningkat lagi di tahun 2013 sebesar 59,78%. Menurunnya angka putus sekolah pada jenjang SMA/MA diukur dengan Indikator Kinerja Angka Putus Sekolah jenjang SMA/MA dari 0,84% di tahun 2010, menjadi 0,83% di tahun 2011, menjadi 0,80% di tahun 2012, dan kembali mengalami penurunan, dengan persentase sebesar 0,68% di tahun 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 85

Indikator Kinerja Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK dari tahun 2010 capaiannya sebesar 97,45% meningkat menjadi 97,73% di tahun 2011, kemudian di tahun 2012 meningkat menjadi 98,14%, dan di tahun 2013 meningkat kembali persentasenya menjadi 98,27%. Angka kelulusan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun mengindikasikan bahwa program pembangunan pendidikan yang telah direncanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah berjalan dengan baik. Menurunnya angka mengulang kelas pada jenjang SMA/SMK terlihat dari capaian di tahun 2010 sebesar 0,20%, dan angkanya menurun menjadi 0,19% di tahun 2011 dan tahun 2012, kemudian kembali mengalami penurunan di tahun 2013 persentasenya menjadi sebesar 0,17%. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pengajaran guru di jenjang SMA/MA/SMK semakin baik sehingga siswa yang mengulang kelas semakin sedikit. Indikator kinerja selanjutnya adalah Rasio siswa per guru jenjang SMA/SMK, dari tahun 2010 rasionya sebesar 13, lalu menurun menjadi 12 di tahun 2011, 2012, hingga 2013. Adapun rasio siswa/kelas jenjang SMA/MA/SMK di tahun 2010 menunjukkan angka 37 sedangkan pada tahun 2011 menurun menjadi 36, dan pada tahun 2012 hingga 2013 persentase menunjukkan angka yang sama yakni 33. Hal ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah murid yang belajar di ruang kelas semakin sedikit dan tidak berdesak-desakan. Dalam rangka mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja terampil dan memperhatikan kemampuan serta kondisi ekonomi masyarakat, pengembangan pendidikan di Jawa Timur harus diimbangi dengan SMK yang berbasis keunggulan lokal. Jumlah SMK harus ditingkatkan. Target pendirian SMA dengan SMK di akhir tahun pemerintahan Gubernur periode 2009 2013 adalah 40: 60. Adapun pencapaian di tahun 2013, rasio siswa SMA : SMK adalah sebesar 43.35 : 56.43. Namun demikian, dengan pertimbangan bahwa pendirian dan pembiayaan SMK lebih mahal daripada SMA, pemerintah daerah harus mengalokasikan sumber dana untuk menopang SMK. Hal itu membutuhkan komitmen para Kepala Daerah dalam mengalokasikan sumber dana. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 86

Capaian Kinerja di atas dicapai melalui Program Kegiatan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, diantaranya sebagai berikut: 1. Kegiatan : Rehabilitasi Sedang/Berat Bangunan Sekolah (041) 2. Kegiatan : Peningkatan pengelolaan manajemen pendidikan dan pelatihan (075) 3. Kegiatan : Bantuan Operasional SMA Olah Raga Sidoarjo (078) 4. Kegiatan : Peningkatan manajemen pendidikan SMK (082) 5. Kegiatan : Peningkatan manajemen pendidikan SMK (082) 6. Kegiatan : Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan SMK (083) 7. Kegiatan : Penunjang perluasan dan peningkatan mutu pendidikan melalui UPT - TEKKOMDIK (084) 8. Kegiatan : Peningkatan mutu SMA menuju Sekolah Berstandar Internasional (100) 9. Kegiatan : Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan SMA serta Sekolah Berwawasan Lingkungan di Jawa Timur (101) 10. Kegiatan : Pengembangan dan peningkatan mutu kesenian pendidikan menengah (104) 11. Kegiatan : Peningkatan Mutu Pendidikan SMA (105) 12. Kegiatan : Perluasan dan peningkatan mutu pendidikan kejuruan melalui UPT PPPK (125) 13. Kegiatan : Pelatihan peningkatan kompetensi Guru/Siswa SMK (126) Pada jenjang pendidikan SMA/MA/SMK pada kurun waktu tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terjadi peningkatan angka APK, APM, jumlah penduduk usia sekolah, jumlah siswa, jumlah lulusan, jumlah lembaga beserta ruang kelas, dan jumlah gurunya, seperti rincian tabel berikut: Tabel 8 Perkembangan pendidikan pada jenjang SMA/MA/SMK Tahun 2011 2013 No. Komponen Satuan 2011 2012 2013 1 Pend Usia 16-18 tahun Orang 1.808.731 1.810.625 1.742.716 2 Siswa Baru Tingkat I Orang 476.353 473.480 463.162 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 87

a. SMA Orang 176.615 170.940 156.385 a. MA Orang 79.544 89.911 87.414 b. SMK Orang 220.194 212.629 219.363 3 Siswa Orang 1.296.215 1.300.503 1.312.856 a. SMA Orang 505.939 495.317 464.721 a. MA Orang 212.635 243.517 245.888 b. SMK Orang 577.641 561.430 601.879 c. SMA TERBUKA Orang - 239 368 4 Siswa Usia 16-18 tahun Orang 964.958 987.157 1.021.858 a. SMA Orang 370.542 383.558 368.039 a. MA Orang 168.178 179.222 178.825 b. SMK Orang 426.238 424.377 474.994 5 Lulusan Orang 381.775 384.974 388.439 a. SMA Orang 123.599 158.469 157.717 c. MA Orang 53.074 61.924 57.291 d. SMK Orang 205.102 164.581 173.431 6 Guru Orang 108.667 114.353 122.791 a. SMA Orang 38.699 39.236 39.955 a. MA Orang 27.913 29.828 30.813 b. SMK Orang 42.085 45.289 52.023 7 Sekolah Lembaga 3.650 3.928 4.101 a. SMA Lembaga 1.263 1.285 1.324 a. MA Lembaga 1.185 1.294 1.320 b. SMK Lembaga 1.202 1.349 1.457 8 Ruang Kelas R.Kelas 32.200 36.231 37.217 a. SMA R.Kelas 13.368 14.406 14.139 b. MA R.Kelas 6.850 7.588 8.221 c. SMK R.Kelas 11.982 14.237 14.857 Sumber : Data Pokok Pendidikan 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 88

Pada kurun waktu tahun 2011-2013, terjadi peningkatan pada jumlah penduduk usia 16-18 tahun yakni sebesar 1.808.731 pada tahun 2011 meningkat menjadi 1.810.625 pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 terjadi penurunan menjadi sebesar 1.742.716 orang. Walaupun terjadi penurunan pada jumlah siswa SMA dan SMK, namun jumlah siswa jenjang SLTA secara keseluruhan meningkat dari 1.296.215 pada tahun 2011 menjadi 1.300.503 pada tahun 2012 dan meningkat kembali pada tahun 2013 menjadi sebesar 1.312.856 orang yang berdampak pada peningkatan APK SLTA yang mencapai 74,21 pada tahun 2012 dari 73,78 di tahun 2011, dan kembali meningkat menjadi 78,21 di tahun 2013. Di sisi lain, peningkatan juga terjadi pada jumlah guru SMA yang pada tahun 2011 sebanyak 38.699 orang, pada 2012 menjadi 39.236 orang, kemudian meningkat lagi menjadi 39.955 orang di tahun 2013. Demikian pula dengan guru MA yang meningkat dari 27.913 orang pada tahun 2011 menjadi 29.828 orang pada tahun 2012 dan meningkat lagi menjadi 30.813 orang di tahun 2013 dan guru SMK dari 42.085 orang di tahun 2011 meningkat menjadi 45.289 orang di tahun 2012, dan meningkat kembali menjadi 52.023 orang di tahun 2013. Peningkatan konstan juga terjadi pada jumlah sekolah dan jumlah ruang kelas secara keseluruhan. Hal ini disebabkan adanya program pembangunan unit sekolah baru dan ruang kelas baru serta rehabilitasi ruang kelas untuk memperluas daya tampung lembaga jenjang pendidikan menengah sesuai dengan prioritas pembangunan pendidikan di Jawa Timur. Selain itu, program pembangunan ini juga memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal dan tingkat kemampuan intelektual serta kondisi fisik. Dampaknya, peningkatan konstan terjadi pada APK dan APM yang menunjukkan bahwa Program Rintisan Wajib Belajar Pendidikan Menengah (Wajar Dikmen) 12 Tahun menunjukkan keberhasilan. Kegiatan yang mendukung berjalannya Program Pendidikan Menengah yang dilaksanakan adalah, O2SN SMA, FLS2N SMA, Lomba Cerdas Cermat UUD NRI, OSN SMA, Pengerahan Siswa dalam rangka Upacara Bendera, Verifikasi Bantuan Hibah, Evaluasi Program Anti KKN, Pembinaan MOS SMA, Peningkatan Mutu Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 89

Guru Mapel SMA, Bimbingan Teknis KTSP Tim Pengembang Kurikulum, Sosialisasi Pendataan Calon Peserta UN SMA/MA, Sosialisasi Ujian Nasional, Sosialisasi dan aplikasi software ujian sekolah (Pengenalan software), Pengolahan hasil UN, Penyusunan Pedoman Teknis (Domnis), Lomba Debat Bahasa Inggris, Workshop penanggulangan HIV AIDS, Implementasi Kurikulum Tahun 2013, Pembinaan Guru Pembina OSN, Peningkatan Mutu Guru SSN, Workshop Petugas Lab. Fisika, Kimia & Biologi SMA, Workshop Peningkatan Mutu Guru BK, Workshop Peningkatan Mutu Guru Olahraga, Workshop Peningkatan Mutu Manajemen SSN, Workshop Petugas Perpustakaan, Workshop Petugas Tata Usaha Sekolah, Workshop Pendataan Calon Peserta UN SMA/MA, Koordinasi Penyusunan Program Pendidikan Menengah Pertama dan Pendidikan Menengah Atas. Hasil pelaksanaan program/kegiatan yang dilaksanakan oleh UPT Tekkomdik diantaranya adalah Pembuatan/Penerbitan Majalah Pendidikan, Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Komunikasi, Monitoring, Evaluasi dan Konsultasi di Dinas Kab/ Kota se-jatim, Pemberdayaan Media Pendidikan bagi guru, Pemanfaatan Media Komputer untuk pendidikan sebanyak 3 kali yang diikuti oleh 76 orang Guru atau TU SMP/MTs, Produksi Media VCD pembelajaran sebanyak 10 Program berupa Master DVD, Penyelenggaraan Radio Pendidikan, Penyelenggaraan Drama Sekolah 1 kali untuk siswa SMP dan SMA, Workshop penyusunan program di Tekkomdik, Penyiaran online pendidikan jarak jauh melalui TVRI Jatim, Produksi dan visualisasi program pendidikan di 38 Kab/Kota, dan Penggandaan CD audio lagu dan budaya. Khusus untuk peserta didik dan pendidik SMK, berbagai kegiatan diadakan untuk menunjang lancarnya proses pembelajaran di SMK yang meliputi pembinaan kesiswaan, pembinaan UKS, pembinaan KBM pelajaran normatif (Bahasa Indonesia), adaptif (Matematika, Bahasa Inggris, IPS, dan Fisika) dan produktif, pembinaan kewirausahaan serta pembinaan konseling; pelaksanaan sosialisasi UN SMK; inventarisasi data lembaga SMK; rapat koordinasi Kepala SMK negeri/swasta; sosialisasi bantuan hibah rehab gedung, pembangunan RKB dan sarana prasarana SMK; kegiatan pembinaan ISO SMK; penyusunan naskah LKS Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 90

tingkat provinsi; penyelenggaraan workshop maintenance and repair, pembinaan karakter SMK; pembinaan KTSP SMK dan Jawara SMK. Selain itu juga diadakan perawatan, perbaikan dan pengadaan alat alat bengkel mesin dan CNC serta sarana pendukung Pendidikan dan Pelatihan lainnya yang berada di UPT PPPK (Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan Kejuruan) sesuai standar ISO 9001 : 2008. Untuk mewadahi potensi siswa yang berbakat dan minat khusus misalnya olahraga atau memiliki kecerdasan kinestetik yang tinggi maka dimulai tahun pembelajaran 2009/2010 di Jawa Timur diselenggarakan SMA Negeri Olahraga (SMANOR) yang lokasinya di kecamatan Buduran, Sidoarjo. Di sinilah terselenggaranya pembinaan dan pembibitan atlit berprestasi di cabang olahraga gulat sebanyak 28 atlit, judo sebanyak 13 atlit, pencak silat sebanyak 23 atlit, atletik sebanyak 21 atlit, renang/selam sebanyak 11 atlit, sepak takraw 27 atlit, panjat tebing sebanyak 8 atlit, karate sebanyak 16 atlit dan voli pantai sebanyak 15 atlit, melalui penjaringan atlit masing masing cabor dan pelaksanaan try out. Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan menengah di bidang kesenian juga digalakkan melalui berbagai kegiatan seperti Paduan Suara Hari Hari Besar Nasional, Festival/Seni Pertunjukan Pelajar, Lokakarya/Workshop/Dialog Seni Budaya, Apresiasi Seni Tradisi Bagi Peserta Didik, Pergelaran Seni Pertunjukan Padang Rembulan, Seleksi Guru dan Siswa Berprestasi Bidang Seni, Duta Seni Pelajar Se Jawa,Bali dan Lampung, Seleksi dan Workshop Gita Bahana Nusantara, Pekan Seni Pelajar Se Jawa Timur, Pengiriman Tim Kesenian Ke Tingkat Nasional/Internasional. Walaupun sebagian besar target kinerja telah terpenuhi dan bahkan terlampaui, beberapa permasalahan terkait dengan pelaksanaan Program Pendidikan Menengah masih muncul, antara lain: 1. Undangan kegiatan seringkali tidak sampai ke sekolah, sehingga sekolah banyak yang tidak mengikuti kegiatan yang diadakan; 2. Sarana prasarana latihan belum tercukupi; 3. Kurangnya Volume Try Out atau uji tanding ke luar provinsi atau luar negeri; 4. Tenaga pelatih dan administrasi masih banyak tenaga kontrak (outsorcing). Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 91

Adapun upaya pemecahan masalah yang dilaksanakan antara lain: 1. Melakukan Koordinasi antara sekolah dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota; 2. Mengupayakan tempat latihan diluar arena UPT SMANOR Jatim, khususnya cabang olahraga selam, renang dan atletik; 3. Memotivasi para atlit untuk menambah sendiri jam latihan; 4. Meningkatkan kinerja pelatih dan mengevaluasi program kepelatihan secara berkelanjutan. 5. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan (1.01.22) Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan serta mutu pelayanan pendidikan bagi masyarakat luas, yang meliputi penyediaan informasi pendidikan, penyediaan bantuan keuangan untuk penyelenggaraan pendidikan, bantuan sarana prasarana dan fasilitasi Dewan Pendidikan. Sasaran dari program ini adalah siswa dari keluarga kurang mampu pada jenjang SMA dan Community College, lembaga dan tenaga pendidik pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional serta masyarakat umum. Pencapaian target kinerja atas program ini adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 24. Persentase sekolah berakreditasi 25. Persentase penduduk miskin yang bisa bersekolah Target Realisasi/Capaian % 2013 2010 2011 2012 2013 Capaian 82.75 39.00 51.00 63.00 65.00 78.54 79.00 65.77 73.79 93.03 72.15 91.33 Capaian Kinerja di atas dicapai melalui Program Kegiatan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, diantaranya sebagai berikut: 1. Kegiatan : Pelaksanaan Kerjasama secara kelembagaan di bidang pendidikan (002) 2. Kegiatan : Penerapan Sistem dan Informasi Manajemen Pendidikan (007) Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 92

3. Kegiatan : Fasilitas pengembangan pendidikan yang berkaitan dengan masalah pembangunan (011) 4. Kegiatan : Fasilitas Dewan Pendidikan Jawa Timur (012) 5. Kegiatan : Penerapan sistem informasi pendidikan melalui pendataan (014) 6. Kegiatan : Monev dan Pengembangan Pengawasan Pendidikan (015) 7. Kegiatan : Sinkronisasi dan koordinasi Bidang Pendidikan (016) 8. Kegiatan : Sosialisasi dan Advokasi Peraturan di Bidang Pendidikan (017) 9. Kegiatan : Peningkatan SDM dan Pengembangan sarana dan prasarana perkantoran (020) 10. Kegiatan : Pengembangan Pendidikan di Daerah Terpencil di Jawa Timur (021) 11. Kegiatan : Program Akreditasi Sekolah (022) 12. Kegiatan : Pengembangan dan Fasilitasi Program Pendidikan (025) 13. Kegiatan : Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan (026) 14. Kegiatan : Bantuan Operasional Sekolah (BOS SLTA) (033) 15. Kegiatan : Rintisan Wajar Pendidikan 15 Tahun Jawa Timur (034) 16. Kegiatan : Peningkatan operasional ICT (036) 17. Kegiatan : Pengawasan BOS Pendidikan Dasar dan Menengah (037) Hasil pelaksanaan program/kegiatan diantaranya adalah sebagai berikut: Tersedianya data dan informasi pendidikan dari Triwulan I sampai Triwulan IV pada 10 Unit Kerja Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur; Semua komponen yang terkait dengan proses pengelolaan pendidikan memahami tentang arti pentingnya data dan informasi; Sistem penyimpanan arsip data dan informasi mengarah ke informasi teknologi; Dapat mendayagunakan database pendidikan persekolahan sebagai bentuk analisis dan sebagai pendukung dalam perencanaan pendidikan pada satuan pendidikan; Sumber Daya Manusia pendataan pendidikan mampu menguasai dan memanfaatkan Pangkalan Data dan Informasi Teknologi Informasi; Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 93

Penguatan dan meningkatnya fasilitasi program pendidikan untuk perwujudan pemahaman masyarakat terhadap perkembangan pendidikan terkini. Pengelolaan dan pemutakhiran data pendidikan sangatlah penting dalam upaya mewujudkan tata kelola pendidikan yang baik. Hal ini dilakukan dengan melakukan pendataan secara berkala melalui kerjasama dengan petugas pendataan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk menyusun Profil Pendidikan Kabupaten/Kota tahun 2013. Selain itu, untuk memastikan terlaksananya penguatan tata kelola dan akuntabilitas lembaga, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur melakukan perbaikan manajemen kinerja pembangunan pendidikan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan kredibilitas instansi. Aktualisasi dari perbaikan manajemen ini adalah diterapkannya Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur melalui evaluasi dan pelaporan kinerja program/kegiatan secara berkala (bulanan, triwulanan, dan tahunan) serta penyusunan LAKIP Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tahun 2013. Sebagai bentuk penjaminan mutu pendidikan, diadakan akreditasi sekolah/madrasah untuk mengidentifikasi sekolah/madrasah yang bermutu dan sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada tahun 2013. Hingga tahun 2013, terdapat 42.704 lembaga yang telah diakreditasi. Adapun rincian jumlah lembaga per jenjang pendidikan dapat dilihat pada gambar berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 94

SMP, 2,587 JUMLAH SEKOLAH/MADRASAH YANG TELAH TERAKREDITASI TAHUN 2013 MTs, 1,958 MA, 1,345 SMA, 1,403 SMK (PROGLI), 2,801 PLB, 235 TK, 6,927 RA, 2,465 MI, 6,192 SD, 16,791 Indikator selanjutnya adalah persentase penduduk miskin yang dapat mengakses pendidikan. Program prioritas yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur juga membantu untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur, dengan kondisi geografis dan kondisi ekonomi yang berbeda-beda di Provinsi Jawa Timur ini, tentunya masih banyak masyarakat yang ekonominya masih lemah, sehingga banyak masyarakat yang tidak bisa merasakan bangku sekolah. Selain BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk jenjang SD dan SMP, pemerintah juga memberikan Bantuan Operasional Sekolah untuk jenjang SLTA, yang pada tahun 2008 disebut sebagai Bantuan Khusus Siswa Miskin dan pada tahun 2009 berganti nama menjadi BOS SLTA. Bantuan untuk siswa miskin juga diberikan melalui penyaluran ke madrasah diniyah, yang diharapkan agar biaya pendidikan diharapkan menjadi jauh lebih murah tetapi tetap berkualitas, tetapi dengan adanya bantuan ini, tidak lantas menutup kesempatan bagi pihak lain atau orang tua siswa untuk tetap berpartisipasi dalam memberikan bantuan dan sumbangan kepada sekolah. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 95

Berikut disajikan tabel rincian siswa yang mendapatkan Bantuan BPPDGS (Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta) untuk penyetaraan jenjang SD dan SMP serta BKSM (BOS SLTA): Tabel 9 Rincian Siswa Penerima Bantuan Berdasarkan Jenjang Pendidikan Di Provinsi Jawa Timur TAHUN BKSM (BOS BPPDGS SLTA) JUMLAH SISWA SELURUHNYA SD SMP SMA/SMK 2010 753.565 147.377 84.784 985.726 2011 863.712 183.473 122.500 1.169.685 2012 1.125.591 237.207 112.500 1.475.298 2013 849.115 176.606 77.820 1.103.541 JUMLAH 3.591.983 744.663 397.604 4.734.250 Keberhasilan pembangunan pendidikan dapat dilihat dari beberapa indikator pemerataan pendidikan, seperti Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Rasio Siswa, guru, kelas, sekolah dan lainnya. Tabel 10 Indikator Pemerataan Pendidikan Tahun 2012/2013 No Indikator SD + MI SMP + MTs SM + MA 1. APK 112,70 102,22 78,21 2 APM 97,83 86,36 59,78 3 Rasio -Siswa/sekolah 166 254 320 -Siswa/Kelas 23 30 33 - Kelas/R.Kelas 1,03 0,98 1,02 - Siswa/Guru 13 12 12 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 96

4 Akses Masuk ke Sekolah - Angka Melanjutkan 98,92 87,89 Sumber : Data Pokok Pendidikan 2012/2013 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Makin tinggi jenjang pendidikan makin rendah APK. Tingginya APK di tingkat SD+MI yaitu sebesar 112,70 adalah karena banyaknya siswa usia diluar usia sekolah yang diprasyaratkan dijenjang tersebut. Sementara APK di tingkat SLTP+MTs sebesar 102,22 sedangkan untuk jenjang SMA+SMK+MA sebesar 78,21. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jenjang SD+MI mempunyai APK yang lebih baik dibandingkan dengan tingkat lainnya. Sementara itu, APM yang tertinggi terdapat di tingkat SD+MI yaitu 97,83 dan yang terendah di tingkat SMA+MA+SMK yaitu 59,78. Berdasarkan APM dapat diketahui bahwa pada tingkat SD+MI anak usia sekolah yang bersekolah lebih banyak dibandingkan dengan tingkat lainnya. Hal ini menunjukkan kinerja yang paling baik terdapat di tingkat SD+MI. Indikator berikutnya membicarakan tentang rasio siswa per sekolah, siswa per kelas, kelas per ruang kelas, siswa per guru dan kelas per guru. Pada tabel di atas ternyata makin tinggi jenjang pendidikan makin padat sekolah yang diperlihatkan dari Rasio Siswa/Sekolah. Hal ini wajar karena jangkauan anak pada jenjang yang tinggi makin luas sehingga Rasio Siswa/Sekolah di SMA+MA+SMK paling tinggi 320 sedangkan yang terkecil adalah SD+MI sebesar 166 sedangkan pada jenjang SMP+MTs sebesar 254. Hal ini juga berarti makin sedikit sekolah pada jenjang yang makin tinggi (SM+MA+SMK) dan makin banyak sekolah pada jenjang yang makin rendah (SD+MI). Hal yang sama juga berlaku untuk kepadatan kelas. Ternyata, makin tinggi jenjang pendidikan, makin padat suatu kelas yang ditandai dengan Rasio Siswa/Kelas yang mendekati standar ideal (40), yaitu yang terbesar SMA+MA+SMK (33) sedangkan SMP+MTs (30), SD+MI (23). Dengan demikian, di SMP+MTs dan SMA+MA+SMK penggunaan kelas yang ada lebih efisien daripada di SD+MI. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 97

Dalam hal pemanfaatan ruang kelas, ternyata SMP+MTs yang paling sedikit. Ini dapat dilihat dari Rasio Kelas/Ruang Kelas SMP+MTs sebesar 0,98 dan SMA+MA+SMK sebesar 1,02 dan yang tertinggi SD+MI sebesar 1,03. Hal ini menunjukkan bahwa di SMP+MTs telah kelebihan ruang kelas, sedangkan di SM+MA+SMK dan SD+MI masih memerlukan ruang kelas tambahan agar tidak ada ruang kelas yang digunakan lebih dari sekali. Dari segi guru, ternyata makin tinggi jenjang pendidikan tidak berbanding lurus dengan makin tingginya kebutuhan guru per siswa. Rasio Siswa/Guru sebesar 12 di SMP+MTs dan SMA+MA+SMK, dan sebesar 13 pada jenjang SD+MI. Besarnya rasio siswa per guru ini menunjukkan kurangnya guru di tingkat tersebut. Sebaliknya, rasio terkecil menunjukkan cukupnya guru di tingkat tersebut. Dalam hal Angka Melanjutkan, ternyata SMP memiliki akses masuk ke sekolah paling tinggi (angka melanjutkan sekolah dari SD+MI ke SMP+MTs) yaitu sebesar 98,92. Sementara itu, Angka Melanjutkan (AM) Ke SMA+MA+SMK sebesar 87,89. Besarnya Angka melanjutkan dari SD+MI ke SMP+MTs (AM ke SMP+MTs) ini disebabkan adanya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan untuk masa depan disamping adanya kebijakan Pemerintah terhadap pendidikan gratis bagi SD+MI dan SMP+MTs. Selain indikator pemerataan pendidikan, keberhasilan pembangunan pendidikan juga dapat dilihat dari indikator peningkatan mutu pendidikan. Tabel 11 Indikator Mutu Pendidikan Tahun 2012/2013 No Indikator SD + MI SMP + MTs SM + MA + SMK 1. Rata-Rata UN Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Matematika IPA Bahasa Inggris Jurusan : 7,62 7,72 8,07-29,41 7,80 7,22 7,38 7,01 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 98

IPA Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Fisika Kimia Biologi IPS Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Ekonomi Sosiologi Geografi BAHASA Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Sastra Antropologi Bahasa Asing 49,17 7,99 8,03 8,12 8,14 8,44 8,45 46,39 7,55 7,71 8,02 7,67 7,68 7,76 45,65 7,81 7,59 6,83 7,81 7,41 8,20 2. Angka Putus Sekolah 0,12 0,37 0,68 3. Angka Mengulang 1,93 0,14 0,17 4. Angka Lulusan 99,92 98,99 98,27 5. Angka Kelayakan Guru Mengajar a. Layak 90,09 91,15 91,29 b.tidak Layak 9,91 8,85 8,71 6. Persentase Kondisi Ruang Kelas a. Baik 91,85 90,29 90,65 b.rusak Ringan 3,72 6,51 6,90 c. Rusak Berat 4,43 3,20 2,45 7. Persentase Fasilitas Sekolah a.perpustakaan 97,32 90,63 90,75 b.lapangan OR 92,88 90,11 75,27 c.uks 91,46 92,24 93,68 d.laboratorium - 90,30 98,07 e. Ruang Komputer 90,54 93,76 97,26 Sumber : Profil Pendidikan 2011/2012 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Berdasarkan indikator mutu pendidikan yaitu rata rata UN, angka mengulang, angka putus sekolah, dan angka lulusan, dapat dilihat bahwa rata rata UN SD+MI untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia7, 62, mata pelajaran Matematika 7,72, dan mata pelajaran IPA rata-ratanya sebesar 8,07. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 99

Untuk Angka Putus Sekolah (APS) semakin tinggi jenjang pendidikan semakin tinggi pula angka putus sekolahnya, yaitu di SD 0,12, SMP 0,37 dan SM 0,68. Besarnya Angka Putus Sekolah di SM karena semakin tinggi jenjang sekolah semakin banyak anak rawan putus sekolah. Padahal makin kecil APS makin baik dengan standar ideal (0,00%). Sebaliknya, untuk Angka Mengulang (AU) ternyata makin tinggi jenjang pendidikan makin kecil siswa yang mengulang yaitu SD 1,93 ; SMP 0,14 dan SM 0,17. Dengan demikian, Angka Mengulang makin baik atau mendekati standar ideal (0,00%). Hal ini menunjukkan bahwa mereka yang masuk di SM makin terseleksi sehingga AU makin kecil. Bila dilihat, ternyata Angka Lulusan (AL) tidak menunjukkan perbedaan signifikan antara SD dan SM yaitu semakin tinggi jenjang sekolah semakin rendah (SD 99,92 SMP 98,99 sedangkan SM yaitu 98,27). Dari segi angka kelayakan guru mengajar, ternyata makin tinggi jenjang pendidikan % guru yang layak mengajar makin tinggi. % guru yang layak mengajar di SD+MI 90,09, di SMP+MTs menjadi 91,15 dan 91,29 di tingkat SM+MA. Hal ini menunjukkan bahwa makin rendah jenjang pendidikan ternyata guru yang berkualifikasi Sarjana atau S1 makin kecil. Hal ini dapat dipahami karena standar guru layak di SD+MI mengalami peningkatan dari Diploma 2 menjadi sarjana (S1) atau Diploma 4 (D4). Indikator berikutnya adalah tentang mutu prasarana dan sarana pendidikan. Ruang kelas dengan kondisi baik paling banyak terdapat pada tingkat SD+MI yaitu sebesar 91,85% selanjutnya pada jenjang SMA+MA+SMK yaitu sebesar 90,65% sedangkan kondisi rusak berat yang paling banyak terdapat pada tingkat yaitu sebesar 4,43% pada jenjang SD+MI. Banyaknya ruang kelas yang rusak berat ini menunjukkan mutu prasarana yang buruk dan berakibat secara tidak langsung akan menurunkan mutu sekolah. Melihat kondisi yang demikian, selayaknya jika jenis sekolah SD+MI diprioritaskan untuk memperoleh bantuan rehabilitasi terlebih dahulu dibandingkan jenis sekolah lainnya. Dari segi sarana prasarana, persentase kondisi Ruang Kelas baik di SD sebesar 91,85% menurun menjadi 90,29% di SMP dan meningkat menjadi 90,65% di SM. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 100

Hal ini dapat dimaklumi karena kebanyakan lokasi SM+MA berada di daerah kota atau ibukota kabupaten sedangkan lokasi SD+MI banyak di daerah terpencil. Indikator mutu prasarana lainnya adalah ketersediaan fasilitas sekolah yang ada. Jumlah sekolah yang memiliki perpustakaan terbesar ada pada tingkat SD+MI yaitu sebesar 97,32% dan terendah ada pada tingkat SMP+MTs sebesar 90,63%. Jumlah lapangan olahraga terbesar ada pada tingkat SD+MI yaitu 92,88% dan terendah ada pada tingkat SM+MA sebesar 75,27%. Fasilitas sekolah lainnya yaitu ruang UKS terbesar terdapat pada tingkat SM+MA yaitu sebesar 93,68%. Prasarana lainnya yaitu laboratorium, ternyata makin tinggi jenjang pendidikan %Lab makin bagus, yaitu SLTP+MTs sebesar 90,30% dan SM+MA 98,07%. Besarnya %Lab di SLTP maupun SM dikarenakan hampir separuh SLTP memiliki laboratorium lebih dari 1 sedangkan ditingkat SM terutama sekolah negeri hampir memiliki lebih dari 2. Kondisi ini sejalan dengan lokasi SM yang berada di perkotaan atau ibukota kabupaten sehingga fasilitasnya lebih mudah diperoleh. Dengan melihat indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa kinerja terbaik adalah pada tingkat SD. Hal itu ditunjukkan dengan adanya angka lulusan yang paling tinggi, dan angka putus sekolah yang rendah, serta dapat dilihat melalui Angka Partisipasi Murni yang paling tinggi apabila dibandingkan dengan SLTP/MTs maupun dengan SM/MA. Permasalahan 1. Komponen yang terkait dengan proses pengelolaan pendidikan masih ada yang belum memahami arti pentingnya data dan informasi yang menyebabkan pendataan komponen pendidikan masih belum baik, sering terlambat dan tidak lengkap. 2. Kualitas SDM pendataan pendidikan masih kurang karena sering diganti. 3. Belum maksimalnya laporan-laporan dari Bidang dan UPT ke kepala Dinas atau Unit Pelaporan. 4. Belum seluruh kabupaten/kota memiliki lembaga yang menyelenggarakan Program Rintisan Wajib Belajar Pendidikan 15 Tahun sementara minat Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 101

peserta didik untuk mengikuti Program Rintisan Wajib Belajar Pendidikan 15 Tahun masih relatif rendah sehingga hasilnyapun belum dapat dinikmati oleh seluruh daerah. 5. Anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota masih sangat minim, hanya sekitar Rp. 1 M setiap tahun untuk memberikan beasiswa kepada 500 peserta didik. 6. Masih adanya kesalahpahaman pada orang tua siswa bahwa dengan adanya Program BOS, seharusnya sekolah sudah tidak diperbolehkan lagi menarik biaya tambahan (sekolah gratis). 7. Belum semua lembaga mengelola dana BOS secara transparan 8. Sarana pendistribusian informasi yang kurang merata yang menyebabkan masyarakat umum kurang memahami program program Dinas Pendidikan Provinsi. Upaya pemecahan masalah yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Mensosialisasikan pemahaman yang terus menerus tentang arti pentingnya data dan informasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan 2. Data yang dikirim ke Provinsi tepat waktu, valid dan dapat dipercaya. Diberi pemahaman tentang arti pentingnya data untuk berbagai perencanaan dan kebijakan pembangunan pendidikan. 3. Petugas pendataan jangan sering diganti. 4. Memberikan teguran kepada Bidang atau UPT supaya melaporkan tepat waktu dan sesuai dengan format yang telah ditentukan. 5. Dalam rangka perluasan dan pemerataan akses untuk memperoleh layanan pendidikan pada jenjang Pendidikan Tinggi maka perlu pengembangan jumlah lembaga yang menyelenggarakan Program Rintisan Wajib Belajar Pendidikan 15 Tahun agar minimal tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur secara merata. 6. Adanya penambahan anggaran untuk pelaksanaan Program Rintisan Wajib Belajar Pendidikan 15 Tahun, terutama untuk penambahan beasiswa baik satuan biaya maupun jumlah sasarannya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 102

7. Diperlukan peningkatan pengelolaan lembaga penyelenggara Program Rintisan Wajib Belajar Pendidikan 15 Tahun agar lebih diminati oleh calon peserta didik 8. Diperlukan sosialisasi yang lebih intensif dan berkelanjutan agar pelaksanaan Program BOS dapat dipahami oleh seluruh komponen masyarakat 9. Pengelolaan dana BOS harus mengacu Juknis yang sudah ditetapkan, bahwa pengelolaan dana BOS harus transparan, akuntabel dan bertanggungjawab. 10. Penggunaan media sosial, web dinas lewat internet untuk keperluan sosialisasi yang intens. 6. Program Pendidikan Luar Biasa (Pendidikan Khusus) (1.01.19) Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan luar biasa (pendidikan khusus) untuk membantu mensukseskan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan memberikan layanan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) maupun peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa (CIBI). Adapun sasarannya adalah para peserta didik, guru, dan Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) serta Sekolah Inklusi yang ada di Jawa Timur. INDIKATOR KINERJA 26. Jumlah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusi Target Realisasi/Capaian % Capaian 2013 2010 2011 2012 2013 900 172 223 382 458 50.88 Capaian Kinerja di atas dicapai melalui Program Kegiatan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, diantaranya sebagai berikut: 1. Kegiatan : Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik (056) 2. Kegiatan : Perluasan dan peningkatan mutu PLB di Jawa Timur (064) Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 103

Bentuk Satuan Pendidikan Khusus terdiri atas : Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB). Hasil pelaksanaan program/kegiatan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Terciptanya kreatifitas anak ABK melalui Pameran Pendidikan Khusus 2. Terciptanya model pelayanan pendidikan khusus yang sesuai dengan karakteristik anak. 3. Peningkatan fungsi center di SLB/C Negeri Pembina Lawang, Malang; 4. Penyelenggaraan Pendidikan Olahraga Adaptif bagi siswa PLB; 5. Penanganan anak Autis secara meluas dan lebih intensif; 6. Pengembangan uji coba Pendidikan Terpadu/Inklusi dengan berbagai model; 7. Uji coba Program Percepatan Belajar (Akselerasi); 8. Pengembangan program rehabilitasi pada semua jenis kelainan; 9. Terciptanya Model Pembelajaran Inklusi yang ada di Jatim; 10. Penguatan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi di Jawa Timur. Berdasarkan Pada semua jenjang Pendidikan Luar Biasa/Pendidikan Khusus (PLB/PK) terjadi kondisi yang fluktuatif di semua aspek sejak tahun 2011 s.d. 2013, mulai dari jumlah siswa, jumlah guru, jumlah kelas sampai jumlah lembaga. Rinciannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 12 Perkembangan pendidikan pada jenjang Sekolah Luar Biasa Tahun 2011 2013 No. Komponen 2010/2011 2011/2012 2012/2013 1 TKLB A Lembaga 124 130 130 B Kelas 166 632 632 C Murid 1.171 1.259 1.259 D Guru 241 244 244 2 SDLB Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 104

A Lembaga 241 263 263 B Kelas 1.432 874 874 C Murid 8.887 9.222 9.599 D Guru 1.399 1.399 1.399 3 SMPLB A Lembaga 183 184 184 B Kelas 377 434 434 C Murid 2.189 2.321 2.565 D Guru 748 813 813 4 SMALB A Lembaga 124 129 137 B Kelas 128 136 422 C Murid 1.021 1.224 1.245 D Guru 496 517 713 Sumber : Data Pokok dan Profil Pendidikan 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Adapun sekolah inklusif di Jawa Timur sennatiasa menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Dari semula berjumlah 223 lembaga pada tahun 2011 dan meningkat menjadi 382 lembaga di tahun berikutnya, sekolah inklusi kembali mencatatkan peningkatan jumlah di tahun 2013 menjadi sebesar 458 lembaga. Hal ini sesuai dengan amanat Permendiknas nomor 70 tahun 2009 tentang peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa serta Pergub Nomor 6 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Jawa Timur yang menyatakan pada pasal 4 bahwa setiap kecamatan sekurang kurangnya memiliki 1 (satu) PAUD dan 1 (satu) sekolah/madrasah penyelenggara pendidikan inklusi untuk masing masing jenjang pendidikan. Permasalahan yang dialami Dinas Pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan inklusi adalah sebagai berikut: 1. Belum semua guru dari Sekolah layanan inklusif mendapat kesempatan mengikuti pelatihan penanganan ABK Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 105

2. Belum semua sarana prasarana SLB/SDLB/SMPLB/SMALB memenuhi standart Nasional Upaya pemecahan masalah yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan di atas mencakup: 1. Pelatihan guru dilaksanakan menggunakan alokasi anggaran daerah 2. Usulan bantuan Sosial peningkatan sarana prasarana SLB dari pemerintah pusat melalui Kemendikbud. SASARAN STRATEGIS 2: Menurunnya secara berarti buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Angka Melek Huruf usia 15-24 tahun Target Realisasi/Capaian % Capaian 2013 2010 2011 2012 2013 99,40 99.24 99.29 99.30 99,36 99.96 Sasaran strategis selanjutnya adalah menurunnya secara berarti buta aksara penduduk berusia 10 tahun ke atas terutama di kalangan penduduk miskin. Dengan Indikator Kinerja Angka Melek Huruf usia 15-24 tahun. Sasaran strategis ini didukung oleh program Pendidikan Non Formal. Program ini bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan baik laiki laki maupun perempuan sebagai pengganti, penambah atau pelengkap pendidikan formal guna mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Sasaran program ini adalah penduduk buta huruf untuk mengikuti pendidikan keaksaraan serta lapisan masyarakat yang ingin mengembangkan kemampuan secara lebih luas dan bervariasi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 106

Capaian Kinerja di atas dicapai melalui Program Kegiatan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, diantaranya sebagai berikut: 1. Kegiatan : Perluasan dan peningkatan mutu pendidikan non formal (017) 2. Kegiatan : Pengembangan dan peningkatan mutu kesenian pendidikan luar sekolah (019) Selain melalui jalur pendidikan sekolah, pelayanan pendidikan diselenggarakan pula melalui jalur pendidikan non formal dan informal. Penyelenggaraan pendidikan non formal dan informal diarahkan pada peningkatan pengetahuan dasar dan keterampilan berwiraswasta/kewirausahaan sebagai bekal dalam bekerja dan berusaha. Program pendidikan non formal dan informal meliputi : (1) Pemberantasan Buta Aksara/Keaksaraan Fungsional; (2) Paket A setara SD/MI; (3) Paket B setara SMP/MTs; (4) Paket C setara SMA/MA; (5) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); dan (6) Pendidikan berkelanjutan dan Pendidikan Keluarga. Program Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan Paket C Setara SMA adalah untuk menampung siswa putus sekolah pada jenjang SD, SMP dan SMA untuk melanjutkan pendidikan sehingga dapat menyelesaikan jenjang tersebut. Program Pemberantasan Buta Aksara / Keaksaraan Fungsional diselenggarakan untuk menuntaskan tiga buta (buta aksara Latin dan Angka, Buta Bahasa Indonesia, dan buta pendidikan dasar). Tabel 13 Perkembangan Pendidikan Kemasyarakatan Tahun 2011 2013 No. Komponen 2011 2012 2013 1 Kejar Paket A (PBH) - Kelompok Belajar 5.150 5.150 - Warga Belajar 51.500 51.500 2 Kejar Paket A (Setara SD) - Kelompok Belajar 159 471 335 - Warga Belajar 4.795 9.427 9.062 3 Kejar Paket B (Setara SMP) Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 107

- Kelompok Belajar 649 1.541 929 - Warga Belajar 38.538 38.358 42.873 4 Kejar Paket C (Setara SMA) - Kelompok Belajar 742 1.671 772 - Warga Belajar 41.127 48.877 Sumber : Data Pokok Pendidikan 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi perubahan yang fluktuatif pada semua jumlah kelompok belajar dan warga belajar di setiap paket. Pada tahun 2011 dan 2012, untuk Kejar Paket A (PBH) Kelompok Belajar sejumlah 5.150 dan Warga Belajar sebanyak 51.500 orang, pada tahun 2013 tidak ada Program Kejar Paket A (PBH) sehingga tidak dapat didata berapa jumlah Kelompok Belajar maupun Warga Belajarnya. Berbeda dengan Kejar Paket A (Setara SD), yang pada tahun 2011 Kelompok Belajarnya berjumlah 159 dan Warga Belajar sebanyak 4.795 orang. Jumlah ini meningkat secara signifikan pada tahun 2012, Kelompok Belajar berjumlah 471 dan Warga Belajar sebanyak 9.427 orang, jumlahnya menurun pada tahun 2013 untuk Kelompok Belajar menjadi sebanyak 335, dan untuk Warga Belajar menjadi sebanyak 9.062 orang. Peningkatan juga terjadi di Kejar Paket B (Setara SMP). Jumlah Kelompok Belajar sebanyak 649 dan Warga Belajar sebanyak 38.538 orang pada tahun 2011. Jumlah ini meningkat di tahun 2012, yakni Kelompok Belajar sebanyak 1.541 dan Warga Belajar sebanyak 38.358 orang, kemudian jumlahnya mengalami perubahan pada tahun 2013, Kelompok Belajarnya berjumlah 929 sedangkan Warga Belajarnya berjumlah 42.873 orang. Demikian pula dengan Kejar Paket C (Setara SMA) dimana Kelompok belajar mencapai 742 dan Warga Belajar sebanyak 41.127 di tahun 2011, pada tahun 2012 jumlahnya meningkat hingga 1.671 untuk Kelompok Belajar dan 41.853 untuk warga Belajar, kemudian pada tahun 2013 jumlah Kelompok Belajarnya menurun menjadi 772, tetapi jumlah Warga Belajarnya meningkat menjadi 48.877 orang. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 108

Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan Program Pendidikan Non Formal ini adalah: 1. Koordinasi antar lintas sektoral terkadang kurang berjalan dengan baik 2. Kebijakan yang ada di Provinsi dengan Kab/Kota terkadang tidak sinkron 3. Tidak semua warga buta aksara terdata oleh petugas instansi setempat dan setelah dilakukan verifikasi ulang oleh Kabupaten/Kota ternyata ada data verifikasi dari BPS pada tahun 2010 yang tidak valid. 4. Kurangnya tenaga tutor Untuk mengatasi permasalahan di atas, berbagai upaya telah ditempuh, antara lain: 1. Koordinasi dengan lintas Sektoral lebih ditingkatkan lagi di tahun 2014 2. Mengadakan Sosialisasi, Sinkronisasi dan Rapat Program PNFI akan lebih diinsentifkan di tahun 2014, sehingga antara Provinsi dengan Kab/Kota ada Sinkronisasi dalam mengambil suatu keputusan/kebijakan. 3. Pendataan dilakukan per Kepala Keluarga mulai dari desa setempat sehingga datanya dapat terinci keseluruhan. 4. Merekrut lebih banyak tenaga kependidikan (tutor) yang memenuhi kualifikasi. SASARAN STRATEGIS 3: Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Target Realisasi/Capaian 2013 2010 2011 2012 2013 % Capaian 1. Persentase pendidik & tenaga kependidikan berkualifikasi akademik minimal S1/D4 73.99 67.09 69.19 71.30 75.51 102.05 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 109

2. Persentase pendidik & tenaga kependidikan bersertifikat profesi 48.76 24.41 33.13 44.38 55.11 113.02 Sasaran Strategis berikutnya adalah meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Sasaran strategis ini didukung oleh program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kecukupan jumlah, kualitas dan profesionalisme pendidik baik laki laki maupun perempuan pada satuan pendidikan formal dan non formal, negeri dan swasta, untuk dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran dengan menciptakan suasana pendidikan yang berakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis, menilai hasil pembelajaran dan melakukan pembimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat serta mempunyai komitmen secara profesional dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kecukupan jumlah, kualitas, kompetensi dan profesionalisme tenaga kependidikan untuk mampu melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Selain itu, program ini juga menyeleksi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah Berprestasi Tingkat Provinsi untuk mengikuti kejuaraan di tingkat nasional. Adapun sasaran program ini adalah tenaga pendidik (guru/kepala sekolah) dan tenaga kependidikan di seluruh Jawa Timur. Sasaran strategis ini memeiliki 2 (dua) indikator. Indikator Kinerja yang pertama adalah persentase pendidik & tenaga kependidikan berkualifikasi akademik minimal S1/D4 dari tahun 2010 sampai tahun 2013 capaiannya konstan meningkat dari 64.49 di tahun 2009 naik menjadi 67.09 di tahun 2010 kemudian meningkat lagi menjadi 69.19 di tahun 2011, meningkat kembali menjadi 71.30 di tahun 2012 dan pada tahun 2013 sebesar 75.51. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 110

Indikator kinerja selanjutnya adalah persentase pendidik & tenaga kependidikan bersertifikat profesi yang di tahun 2010 mencapai 24.41, kemudian meningkat lagi menjadi 33.13 di tahun 2011 dan mengalami terus meningkat di tahun 2012 menjadi 44.38 dan pada tahun 2013 mencapai 55.11 persen. Capaian Kinerja di atas dicapai melalui Program Kegiatan di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, diantaranya sebagai berikut: 1. Kegiatan : Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (012) 2. Kegiatan : Peningkatan Kompetensi Tenaga Pendidik dan Kependidikan (028) 3. Kegiatan : Pemberian Penghargaan Profesional Tenaga Pendidik dan Kependidikan (029) 4. Kegiatan : Pengembangan Karir Tenaga Pendidik dan Kependidikan (030) 5. Kegiatan : Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Pendidik dan Kependidikan (031) Keberhasilan pembangunan bidang pendidikan di Jawa Timur juga terlihat dari semakin banyaknya guru yang saat ini telah memenuhi standar kualifikasi minimal S1. Perkembangan selama 3 (tiga) tahun terakhir sangat menggembirakan sebagaimana tersaji dalam tabel. Pada tahun 2011, jumlah guru yang memenuhi persyaratan kualifikasi minimal D4/S1 sebesar 412.279 guru atau 70,08% dan meningkat menjadi 419.840 guru atau 74.68% pada tahun 2012 dari jumlah 562.179 guru keseluruhan di Jawa Timur, sedangkan pada tahun 2013 jumlah guru yang memenuhi persyaratan kualifikasi minimal D4/S1 sebesar 523.867 guru atau 83,18% dari jumlah 629.809 keseluruhan guru di Jawa Timur. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 111

TABEL 14 PERKEMBANGAN JUMLAH DAN KUALIFIKASI GURU MENURUT IJAZAH DI JAWA TIMUR TAHUN 2011 2013 2010/2011 2011/2012 2012/2013 No. LEMBAGA D3 D4/S1 D3 D4/S1 JML JML D3 D4/S1 JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 SD NEGERI 94.475 129.069 223.544 71.112 124.087 195.199 53.337 189.199 242.536 SD SWASTA 6.371 14.555 20.926 5.215 14.477 19.692 4.783 17.550 22.333 MI NEGERI 1.147 2.339 3.486 551 2.256 2.807 369 2.643 3.012 MI SWASTA 37.885 38.730 76.615 32.178 41.045 73.763 27.663 50.065 77.728 SMP NEGERI 4.242 52.488 56.730 1.493 56.292 57.785 772 58.664 59.436 SMP SWASTA 6.633 32.310 38.943 4.308 36.713 41.021 3.553 38.012 41.565 MTS NEGERI 781 7.221 8.002 263 7.098 7.361 981 6.982 7.963 MTS SWASTA 14.986 36.289 51.275 12.146 38.052 50.198 8.443 44.002 52.445 SMA NEGERI 570 19.268 19.838 64 20.445 20.509 44 20.152 20.196 SMA SWASTA 1.535 17.326 18.861 562 8.165 18.727 396 19.363 19.759 SMK NEGERI 576 14.203 14.779 80 16.076 16.156 51 23.346 23.397 SMK SWASTA 2.343 24.963 27.306 999 28.134 29.133 882 27.744 28.626 MA NEGERI 136 4.573 4.709 59 4.798 4.857 57 4.670 4.727 MA SWASTA 4.259 18.945 23.204 2.769 22.202 24.971 4.611 21.475 26.086 JUMLAH 175.939 412.279 588.218 131.799 419.840 562.179 105.942 523.867 629.809 % 29,91 70,08 23,44 74,68 16,82 83,18 Sumber : Data Pokok dan Profil Pendidikan 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 112

Hasil pelaksanaan program/kegiatan diantaranya adalah sebagai berikut: a. Peningkatan kualifikasi akademik guru yang belum S1 atau D4 sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen melalui penyaluran beasiswa S1; b. Peningkatan wawasan, kompetensi dan kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan di 38 Kab/Kota Se Jawa Timur melalui berbagai kegiatan workshop dan lokakarya seperti, Workshop Kompensantoris Untuk Guru Dengan Layanan Pendidikan Inklusif, Workshop Penyusunan Program Pembelajaran Di Sekolah Individual ABK Di Sekolah Dengan Layanan Pendidikan Inklusif (DID), Workshop Penyusunan Bahan Evaluasi Untuk Guru Di Sekolah Dengan Layanan Pendidikan Inklusif (DID), Lokakarya Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pengembangan Pendidikan Inklusif (DID), Workshop Pengembangan Manajemen Pusat Sumber Layanan Pendidikan Inklusif (DID) sehingga jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang profesional di Provinsi Jawa Timur dapat terpenuhi; c. Kepala/Guru TK/PAUD Non PNS yang menerima tunjangan sebanyak 9.363 orang dan Guru Non PNS yang menerima tunjangan kinerja sejumlah 1.500 orang dari 38 kab/kota; d. Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan melalui PAK (Penilaian Angka Kredit) meningkat; e. Meningkatnya kompetensi dan kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan diraihnya juara dalam berbagai seleksi tenaga pendidik berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional, di antaranya Guru/Kepala TK Berprestasi, Guru/Kepala/Pengawas SD/SMP Berprestasi, Guru SMA/SMK Berprestasi, Kepala/Pengawas SMA/SMK Berprestasi, Kepala PK Berdedikasi, Guru SMA/SMK Berdedikasi, Kepala Sekolah Berwawasan Lingkungan Hidup, Seleksi Forum Ilmiah Guru, Apresiasi (Jambore) PTK PAUDNI, serta Olimpiade Sains Nasional Guru Bidang Studi MIPA. a. Permasalahan - Permasalahan dari kementerian pendidikan dan kebudayaan DIKMEN, DIKDAS dan PAUDNI tentang juknis pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan Pendidik dan Tenaga Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 113

Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi serta Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi terkait pelaksanaan kegiatan tersebut. - Pemberian honorarium Kinerja Kepala/Guru TK/PAUD Non PNS hanya sebesar Rp.150.000/bulan dan lebih kecil bila dibandingkan dengan Tunjangan Fungsional Guru Non PNS dari Pusat sebesar Rp. 300.000/bulan. b. Upaya pemecahan masalah 1. Dinas pendidikan Prov Jatim sering konsultasi ke Direktorat masingmasing jenjang terkait pelaksanaan kegiatan pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi serta Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi. 2. Pada tahun 2014 Dinas pendidikan Prov Jatim meningkatkan Pemberian honorarium Kinerja Kepala/Guru TK/PAUD Non PNS sebesar Rp.150.000/bulan menjadi Rp. 200.000/bulan bagi 9.363 Guru se Jawa Timur. SASARAN STRATEGIS 4: Terwujudnya fasilitasi hasil karya cipta pendidikan tinggi Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Jumlah hasil karya cipta mahasiswa yang dihasilkan Target Realisasi/Capaian % Capaian 2013 2010 2011 2012 2013 10 2 2 2 10 100 Sasaran strategis ini didukung oleh Program Pendidikan Tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan tinggi baik untuk penduduk laki laki maupun perempuan yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, institut atau universitas yang bermutu tinggi dan relevan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 114

terhadap kebutuhan pasar kerja dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan seni sehingga dapat kontribusi secara optimal pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa. Sasaran program ini adalah siswa lulusan jenjang pendidikan menengah agar dapat meningkatkan kualifikasi untuk mempersiapkan diri pada persaingan global. Capaian Kinerja di atas dicapai melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan : Pengembangan kapasitas dan peningkatan mutu PT di Jawa Timur (003) 2. Kegiatan : Pengembangan dan peningkatan mutu POLTEK di Jawa Timur (004) Dalam rangka meningkatkan perluasan dan pemerataan akses memperoleh pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, telah dilaksanakan beberapa program pendukung seperti : 1. Program Rintisan Wajib Belajar 15 Tahun dengan sasaran siswa lulusan SMA/SMK yang melanjutkan sekolah pada Poltek atau Community College. 2. Bantuan sarana yang diberikan kepada Community College. 3. Pengembangan Kapasitas dan Peningkatan Mutu PT di Jawa Timur dengan mengalokasikan bantuan untuk kegiatan kemahasiswaan, di antaranya Workshop Penelitian Ilmiah Perguruan Tinggi, Pameran Karya Cipta Mahasiswa, dan Work Shop Pengembangan dan peningkatan mutu Poltek di Jawa Timur. Permasalahan 1. Data lembaga perguruan tinggi Swasta belum akurat dikarenakan kurangnya koordinasi antara Kopertis dengan Dinas Pendidikan 2. Data lembaga Poltek/CC di Kab/Kota belum akurat. Upaya pemecahan masalah 1. Meningkatkan koordinasi dengan Kopertis wilayah VII Jatim. 2. Meningkatkan koordinasi dengan Poltek/CC. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 115

C. Akuntabilitas Keuangan 1. Pendapatan Asli Daerah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 ditargetkan mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari unit unit penghasil yang ada di lingkungan dinas terkait dengan target sebesar Rp 70.000.000,- dan realisasinya mencapai Rp 521.940.173.5,- (745.6%). Adapun sumber pendapatan didapatkan dari retribusi jasa usaha, pendapatan denda yang dibayarkan pihak ketiga yang tidak selesai melaksanakan kegiatan sampai kontrak berakhir atau kesempatan untuk perpanjangan (denda keterlambatan pelaksanaan kegiatan konstruksi atau rehab bangunan), pendapatan hasil eksekusi atas jaminan serta pendapatan dari pengembalian kelebihan pembayaran gaji dan tunjangan. 2. Realisasi APBD 2013 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur memiliki struktur anggaran belanja daerah dalam DPA 2013 yang terdiri dari 2 (dua) pos pengeluaran, yaitu (1) belanja tidak langsung dan (2) belanja langsung. Pos pengeluaran belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai yang dipergunakan untuk membayar gaji dan tunjangan pegawai. Pos pengeluaran belanja langsung meliputi (a) belanja pegawai untuk membayar upah dan honorarium pegawai, (b) belanja barang dan jasa untuk keperluan operasional perkantoran, pemeliharaan dan perjalanan dinas sebagai pendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan, serta (c) belanja modal meliputi pengadaan sarana prasarana yang merupakan asset tetap dan tidak habis pakai. Berdasarkan DPA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tahun 2013, total alokasi anggaran belanja adalah sebanyak Rp 413.058.763.000,- dengan rincian belanja sebagai berikut : 1. Belanja tidak langsung sebesar Rp 43.224.143.000,- atau 10.46% 2. Belanja langsung sebesar Rp 369.834.620.000,- atau 89.54% a. Belanja Barang dan Jasa Rp 269.029.884.025,- Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 116

b. Belanja modal Rp 12.653.371.975,- c. Belanja pegawai Rp 88.151.364.000,- Adapun alokasi belanja yang tercantum dalam DPA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur didistribusikan ke 10 (sepuluh) unit kerja (Bidang/UPT) di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Komposisinya adalah sebagai berikut: UPT TEKKOMDIK 3% UPT SMANOR UPT PPPK 4% UPT Dikbangkes 4% Bid. PNFI 9% Bid. Tendik 22% 5% Sekretariat 23% Bid. TK,SD,PK 11% Bid. Dikmenjur 8% Bid. Dikmenum 11% Realisasi Belanja Langsung yang tercantum di DPA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur sampai 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 348.807.295.866 atau 94.31%. Berikut tentang Rekapitulasi Pelaksanaan Program/Kegiatan sampai akhir 2013, dengan rincian daya serap pada tabel berikut. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur TA. 2013 117