INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUKURAN PEMBELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUKURAN PEMBELAJARAN

ASSESSMENT TRADISIONAL *

PEMBUATAN TES TERTULIS

MENGEMBANGKAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

Jenis dan Karakteristik Soal. Oleh : Toto Fathoni

TEKNIK PENYUSUNAN SOAL PILIHAN GANDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MATA UJI KEDIKLATAN DAN MATA UJI KOMPETENSI

KAIDAH PENULISAN SOAL

PENYUSUNAN TES BENTUK URAIAN DAN OBJEKTIF. Heri Retnawati

Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Soal Uraian

TEKNIK PEMBUATAN KISI-KISI

Pengembangan Tes Bentuk Uraian

LANGKAH PENGEMBANGAN TES PRESTASI BELAJAR

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar

KAIDAH PENULISAN SOAL. Parsaoran Siahaan-Fisika FPMIPA UPI Bandung

LISAN TULISAN OBSERVASI SKALA PENILAIAN SOSIOMETRI STUDI KASUS CHECKLIST

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan

ATURAN UMUM PENULISAN SOAL

PERKULIAHAN 4: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI (LANJUTAN)

Objective Test. Multiple choices untuk pengukuran yang lebih efektif dan efisien. 27 Maret Evaluasi Pembelajaran Komputer. Taufik Ikhsan Slamet

TEKNIK EVALUASI DAN INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR

PENYUSUNAN KISI SOAL LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KOREKSI KARTU SOAL. Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Dosen Pengampu: Sutrisna Wibawa, Mpd

STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS TES URAIAN. Oleh: Drs. Yaya Sunarya, M.Pd

BAB 11 TES TERRULIS UNTUK PRESTASI BELAJAR

KONSTRUKSI TES SEBAGAI ALAT UKUR HASIL BELAJAR DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Mohammad Harijanto

TIPS MEMBUAT SOAL YANG BAIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tujuannya untuk mengetahui kekurangan yang terjadi agar kegiatan yang

PENILAIAN HASIL BELAJAR. Dr. Wuri Wuryandani,M.Pd. Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

PEDOMAN PENYUSUNAN SOAL PILIHAN GANDA

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TES PILIHAN GANDA

Kegiatan Belajar. Mengembangkan tes. A. TES OBJEKTIF 1. Benar-salah 2. Menjodohkan 3. Pilihan ganda

STRATEGI MENINGKATKAN KUALITAS TES URAIAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai; tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelengg

TEKNIK PENILAIAN NON TES

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah

ALAT-ALAT PENILAIAN PENDIDIKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas butir-butir soal Ujian

BAB III METODE PENELITIAN

tertentu. Penilaian performans menurut Nathan & Cascio (1986) berdasarkan pada analisis pekerjaan.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian keterbacaan soal ulangan akhir semester ini timbul karena adanya

PERENCANAAN TES. Retno Wahyuningsih ENAM HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

TEKNIK PENGEMBANGAN SOAL OBJEKTIF Vinta A. Tiarani

PANDUAN WAWANCARA. Wawancara dengan Kepala Sekolah :

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Pengukuran dalam Pendidikan 1 B. Teori Sekor Klasik dan Teori Sekor Modern 4

A. TIPE JAWABAN SINGKAT ATAU ISIAN SEDERHANA:

Untuk membuat tes pilihan ganda, aturan penyusunanya adalah sebagai berikut:

INSTRUMEN TELAAH BUTIR SOAL

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian

LAPORAN ANALISIS TES MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

INDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN

3 Telaah Soal Mandiri (format disediakan) 24 Nopember Pengumpulan Soal oleh Penelaah ke Panitia 26 Nopember 2015

BENTUK-BENTUK TES fungsinya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah cara mengadakan penelitian dengan menunjukkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB IV KUALITAS INSTRUMEN PENGUKURUAN DALAM PEMBELAJARAN

Lanjutan Persyaratan Tes

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

URAIAN.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI TELAAH BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA PEMBELAJARAN PKN DI KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI 12 SEMARANG

TEKNIK MENYUSUN ALAT EVALUASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-ISLAM DAN BAHASA ARAB 1 Oleh: Hujair AH. Sanaky 2 1. EVALUASI HASIL BELAJAR

UNIT 7 STRATEGI PEMBELAJARAN Suwarna, dkk PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Jika ketentuan dari pengaturan yang diacu memang dapat diberlakukan seluruhnya, maka istilah tetap berlaku dapat digunakan. BUPATI BARITO UTARA, ttd

Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Langsung dalam menanamkan disiplin. santri di Pondok Pesantren Ma dinul ulum Campurdarat dan

BAB III METODE PENELITIAN

Adapun beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8TAHUN 2010 TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG : TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES GEOMETRI DAN PENGUKURAN PADA JENJANG SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pekanbaru. Waktu penelitian ini dimulai bulan Januari-Februari 2013.

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek

MENGANALISIS BUTIR SOAL. Revoltje O.W. Kaunang Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

Mahasiswa mampu. Tes DASAR. Modul: 1 6 PENILAIAN. menjelaskan hakikat. Suryanto, DALAM. penilaian, asesmen, Adi. (2009).

Secara teoritis, siswa dalam suatu kelas (populasi/kelompok) keadaannya heterogen --tes kurva normal 4 % 34 % 34 % 4 % 2 %

commit to user 32 BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen karena

TEKNIK PERAKITAN SOAL-SOAL ULANGAN HARIAN DAN SEMESTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

ANALISIS SOAL BAIK KUALITATIF MAUPUN KUANTITATIF* Prof. Dr. Bambang Subali, M.S. Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Transkripsi:

INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUKURAN PEMBELAJARAN Pengukuran merupakan proses yang natural dan biasa dilaksanakan baik sengaja maupun tidak sengaja. Sebagai seorang pendidik, segala pengukuran yang dilakukan selayaknya dapat dipertanggungjawabkan secara akademik, transparan dan logis. Oleh karena itu, selain dibutuhkan instrumen dalam pengukuran dibutuhkan pula teknik yang jelas dan logis dalam mengukur hasil belajar. Pelaksanaan pengukuran tidak lepas dari sebuah alat pengukur yang disebut instrumen. Alat yang baik niscaya akan memberikan hasil pengukuran yang baik jika dibarengi dengan teknik yang baik pula. Dalam dunia pendidikan dikenal 2 instrumen yang sering digunakan dalam pengukurannya, yaitu : Instrumen Tes dan Non Tes. Dalam bab ini dibahas tentang pengukuran yang menggunakan tes dan non tes dalam kegiatan pembelajaran. A. Tes Tes merupakan suatu bentuk instrumen yang paling akrab digunakan dalam dunia pendidikan diberbagai jenjang. Oleh karena itu, penting kiranya untuk memahami tes, kegunaan dan jenis tes dari berbagai sudut pandang. Djaali dan Pudjiono (2004) mengatakan tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah. Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (testee). Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Dalam rumusan ini terdapat beberapa unsur penting. Pertama, tes merupakan suatu cara atau teknik yang disusun secara sistematis dan digunakan dalam rangka kegiatan pengukuran. Kedua, di dalam tes terdapat berbagai pertanyaan dan pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dijawab dan dikerjakan 26

27 oleh peserta didik. Ketiga, tes digunakan untuk mengukur suatu aspek perilaku peserta didik. Keempat, hasil tes peserta didik perlu diberi skor dan nilai. Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pernyataan pernyataan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas tugas yang harus dilakukan oleh orang dites dengan tujuan mengukur suatu aspek (perilaku) tertentu dari orang yang dites. Secara umum tes dibedakan menjadi tes tertulis dan tes tidak tertulis. Tes tertulis adalah sebuah tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk bahan tulisan. Dalam menjawab soal siswa tidak selalu harus merespons dalam bentuk menulis kalimat jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik, diagram dan lain sebagainya. Dari berbagai penjelasan tentang tes tersebut di atas, ada baiknya diketahui pula kelemahan dari tes, antara lain 1. Hampir semua tes hanya dapat mengukur hasil belajar yang bersifat kognitif dan keterampilan sederhana. Walaupun dapat mengukur hasil belajar yang esensial, maka konstruksi tesnya akan membutuhkan waktu dan keterampilan yang lebih tinggi. 2. Hasil tes seringkali disalahartikan. Hasil tes seringkali dianggap gambaran utuh dan keseluruhan dari kemampuan dan pengetahuan seseorang. Padahal, butir butir tes seringkali hanya mengukur sebagian ranah kognitif maupun psikomotor yang sangat sederhana dari seseorang. Selain itu, hasil tes seringkali dianggap suatu hasil yang permanen dan cenderung menetap, padahal hasil tes selalu berubah ubah karena memang hakikat hasil belajar sesungguhnya berubah ubah. 3. Dalam proses pelaksanaannya, tes selalu menimbulkan kecemasan. Walaupun kadar kecemasan setiap peserta didik berbeda beda namun demikian, tetap saja faktor kecemasan dapat mengakibatkan terjadinya perbedaan hasil yang diperoleh dalam dengan kemampuan yang sesungguhnya. Dalam berbagai kesempatan kita seringkali berhadapan dengan berbagai jenis tes antara lain pilihan ganda, menjodohkan maupun isian dan essay atau uraian. Berikut ini dapat dijelaskan Jenis jenis tes tersebut 1. Tes pilihan ganda

28 Tes bentuk pilihan ganda adalah soal yang jawabnya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (steam) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya apabila tidak menguasai bahannya atau materi pelajarannya dengan baik. Soal tes bentuk pilihan-ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan-ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan (statement) yang belum sempurna yang sering disebut stem. Sedangkan pilihan jawaban itu mungkin berbentuk perkataan, bilangan atau kalimat dan sering disebut pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas jawaban yang benar atau yang paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang dinamakan pengecoh (distractor atau decoy atau fails) namun memungkinkan seseorang memilihnya apabila tidak menguasai materi yang ditanyakan dalam soal. Mengenai jumlah alternatif jawaban sebenarnya tidak ada aturan baku. Anda bisa membuat 3, 4 atau 5 alternatif jawaban. Semakin banyak semakin bagus. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor menebak (chance of guessing), sehingga dapat meningkatkan validitas dan reliabilitas soal. Semakin banyak alternatif jawaban, semakin kecil kemungkinan peserta didik menerka. Adapun kemampuan yang dapat diukur oleh bentuk soal pilihan-ganda, antara lain : mengenal istilah, fakta, prinsip, metode, dan prosedur; mengidentifikasi penggunaan fakta dan prinsip; menafsirkan hubungan sebab-akibat; dan menilai metode dan prosedur. Ada beberapa jenis tes bentuk pilihan-ganda, yaitu : a. Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang salah, tetapi disediakan satu pilihan jawaban yang benar. Tugas peserta didik adalah memilih satu jawaban yang benar itu.

29 b. Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dengan alasan (sebab-akibat). c. Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang benar tetapi disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah. Tugas peserta didik adalah memilih jawaban yang salah tersebut. d. Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban yang semuanya benar, tetapi ada satu jawaban yang paling benar. Tugas peserta didik adalah memilih jawaban yang paling benar. e. Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap. Tugas peserta didik adalah mencari satu kemungkinan jawaban yang benar dan melengkapinya. Kebaikan soal bentuk pilihan-ganda antara lain (1) cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan objektif (2) kemungkinan peserta didik menjawab dengan terkaan dapat dikurangi (3) dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam berbagai jenjang kemampuan kognitif (4) dapat digunakan berulang-ulang (5) sangat cocok untuk jumlah peserta tes yang banyak. Adapun kelemahan tes bentuk pilihan ganda antara lain (1) tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan verbal dan pemecahan masalah (2) penyusunan soal yang benar-benar baik membutuhkan waktu lama (3) sukar menentukan alternatif jawaban yang benarbenar homogin, logis, dan berfungsi. a. Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk pilihan-ganda : 1. Harus mengacu kepada kompetensi dasar dan indikator soal. 2. Berilah petunjuk mengerjakannya dengan jelas. 3. Jangan memasukkan materi soal yang tidak relevan dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik. 4. Pernyataan pada soal seharusnya merumuskan persoalan yang jelas dan berarti. 5. Pernyataan dan pilihan hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang tidak terputus. 6. Alternatif jawaban harus berfungsi, homogin dan logis.

30 7. Panjang pilihan pada suatu soal hendaknya lebih pendek daripada itemnya. 8. Usahakan agar pernyataan dan pilihan tidak mudah diasosiasikan 9. Alternatif jawaban yang betul hendaknya jangan sistematis. 10. Harus diyakini benar bahwa hanya ada satu jawaban yang benar b. Keunggulan dan keterbatasan Bentuk Tes Pilihan Ganda 1. Keunggulan a) Mengukur berbagai jenjang kognitif (dari mengetahui sampai mencipta) b) Penskorannya mudah, cepat, objektif dan dapt mencakup ruang lingkup bahan/materi/pokok bahasan yang luas dalam suatu tes untuk suatu kelas atau jenjang pendidikan. c) Bentuk ini sangat tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak atau sifatnya missal, sedangkan hasilnya harus segera diumumkan, seperti Ujian Semester, Ujian Kenaikan Kelas, Ujian Sekolah dan Ujian Nasional. 2. Keterbatasan a) Memerlukan waktu yang relatif lama untuk membuatnya b) Sulit membuat pengecoh yang homogenitas dan berfungsi c) Terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban (guessing) c. Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda 1. Materi a) Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya, soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator b) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya, semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus setara dan semua pilihan jawaban harus berfungsi c) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar. Artinya satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban. Jika terdapat beberapa pilihan jawaban yang benar, maka kunci jawabannya adalah pilihan jawaban yang paling benar.

31 2. Konstruksi a) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan/ materi yang hendak diukur/ ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis dan hanya mengandung satu persoalan untuk setiap nomor. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga mudah dimengerti peserta didik. Apabila tanpa harus melihat dahulu pilihan jawaban, siswa sudah dapat mengerti pertanyaan/ maksud pokok soal, maka dapat disimpulkan bahwa pokok soal tersebut sudah jelas. b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Artinya, apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan tersebut dihilangkan saja. c) Pokok soal jangan memberikan petunjuk kea rah jawaban yang benar. Artinya pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, frase atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar. d) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negative ganda. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negative. Penggunaan kata negative ganda dapat mempersulit siswa dalam memahami maksud soal. Oleh karena itu, perlu dihindari. Namun untuk keterampilan bahasa, penggunaan kata negative ganda diperbolehkan kalau ayang ingin diukur justru pengertian tentang negative ganda itu sendiri e) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relative sama. Kaidah ini perlu diperhatikan karena adanya kecenderungan siswa untuk memilih jawaban yang paling panjang, karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban. f) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, semua pilihan jawaban di atas salah, atau semua pilihan jawaban di atas benar. Artinya, dengan adanya pilihan jawaban seperti itu, maka dari segi materi pilihan jawaban

32 berkurang satu, karena pernyataan itu hanya merujuk kepada materi dari jawaban sebelumnya. g) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, dan pilihan jawaban berbentuk angka yang menunjukan waktu harus disusun secara kronologis. Pengurutan angka dilakukan dari nilai angka paling kecil ke besar atau sebaliknya. Pengurutan waktu berdasarkan kronologis waktunya. Pengurutan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan siswa melihat dan memahami pilihan jawaban. h) Gambar, grafik, tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh siwa. Apabila soal tersebut tetap bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, table atau sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar grafik atau table tersebut tidak berfungsi. i) Butir materi soal jangan tergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan siswa yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab dengan benar soal berikutnya. 3. Bahasa a) Gunakan bahasa Indonesia (Bahasa Nasional) dalam pembuatan soal. Artinya jangan menggunakan bahasa asing, karena kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengukuran akan sangat tinggi, selain itu bertentangan dengan Undang Undang No.20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS. b) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. c) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional

33 d) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakan kata tersebut pada pokok soal. d. Contoh contoh bentuk butir tes (soal) pilihan Ganda Bacaan berikut ini untuk contoh soal no. 1 sampai dengan 3. Pak Irfan membuka usaha perikanan darat yang dilakukan disebuah kolam. Ekosistem kolam tersebut yang didalamnya terdapat populasi ikan (seperti bawal, gabus, gurame, nila), katak, serangga, bangau, ular, teratai, eceng gondok, dan ganggang, berada didekat sawah yang sering disemprot dengan insektisida. Secara terus menerus sisasisa insektisida ini terbawa aliran air dan masuk ke dalam kolam. 1) Soal harus sesuai dengan indikator dan hanya mengukur satu kemampuan per butirnya Indikator : Siswa dapat memprediksi keadaan populasi dalam ekosistem kolam setelah jangka waktu lama, berdasarkan ilustrasi yang diberikan. Contoh : Soal yang Kurang Baik Manakah di antara hewan-hewan berikut yang paling terpengaruh oleh insektisida? a. Ikan. b. Ular. c. Katak. d. Serangga. Penjelasan: Dalam contoh di atas dapat dilihat bahwa kemampuan yang ingin diukur dalam indikator adalah memprekdiksi keadaan populasi dalam ekosistem kolam setelah jangka waktu lama, sedangkan soal menanyakan tentang hewan yang terpengaruh oleh adanya insektisida. Rumusan pokok soal ini tidak sesuai dengan indikator. Contoh Soal yang Lebih Baik : Apakah yang akan terjadi dengan populasi dalam ekosistrem kolam pak irfan dalam jangka waktu yang lama? a. Populasi ikan akan langsung mati karena mereka memakan insektisida.

34 b. Populasi eceng gondok akan meledak karena insektisida merupaka pupuk bagi tumbuhan tersebut. c. Populasi ikan akan berkurang karena mereka memangsa plankton yang mengandung insektisida. d. Semua populasi yang terdapat dalam kolam akan mati. Kunci: D 2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi Contoh Soal yang Kurang Baik: Organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dalam ekosistem kolam pak Irfan adalah. a. Katak. b. Ikan. c. Teratai. d. Air. Kunci: C Penjelasan : Pilihan jawaban d pada contoh soal diatas tidak homogen dari segi materi karena air bukanlah organisme, sedangkan pokok soal menanyakan tentang organism yang dapat membuat makanannya sendiri. Contoh Soal yang Baik: Organisme yang dapat membuat makanannya sendiri dalam ekosistem kolam pak Irfan adalah. a. Katak. b. Ikan. c. Teratai. d. Serangga. Kunci: C 3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang benar. Contoh Soal yang Kurang Baik: Bila populasi serangga punah, apa yang terjadi dengan populasi lain dalam kolam pak Irfan? a. Katak dan ular meningkat. b. Teratai meningkat dan ular menurun.

35 c. Katak meningkat dan ular menurun. d. Katak dan ular menurun. Kunci: B dan D Penjelasan : Contoh soal diatas lebih dari satu pilihan jawaban yang benar,yaitu b dan d sehingga dapat membingungkan siswa. Sedangkan jawaban yang diminta hanya satu jawaban yang benar atau paling tepat. Contoh Soal yang Lebih Baik: Bila populasi serangga punah, apa yang terjadi dengan populasi lain dalam kolam pak Irfan? a. Katak dan ular meningkat. b. Katak menurun dan ular menurun. c. Katak meningkat dan ular menurun. d. Katak dan ular menurun. Kunci: D 4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Kebun pak Budi ditanami 4 jenis pohon mangga, yaitu golek, indramayu, manalagi dan harumanis. Pohon mangga golek mempunyai batang yang kokoh dan buah yang masam, sedangkan pohon mangga harumanis mempunyai batang yang tidak kokoh dan buah yang manis. Diagram lingkaran berikut menggambarkan mangga yang dihasilkan dari kebun pak Budi.Mangga yang dihasilkan dari kebun pak Budi kemudian diolah menjadi manisan dan selai. Contoh Soal yang Kurang baik : Pohon mangga di kebun pak Budi adalah. indra mayu Harumanis 35% Golek Manalagi 20%

36 a. 750 buah b. 450 buah c. 300 buah d. 50 buah Kunci : A Penjelasan : Penjelasan perumusan permasalahan dalam pokok soal tidak jelas, pengoceh menjadi sangat heterogen, dan tidak jelas konsep apa yang ditanyakan. Contoh Soal yang Lebih Baik : Bila banyak manga golek 150 buah, jumlah seluruh manga yang diperoleh pak Budi adalah. a. 750 buah b. 450 buah c. 300 buah d. 50 buah Kunci : A 5) Rumusan pokok dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Contoh Soal yang Kurang Baik : Pak Budi ingin mengembangkan usaha perkebunan mangga, oleh karena itu dia harus menanam bibit mangga yang baik. Bagaimanakah cara pak Budi untuk memperoleh pohon mangga baru dengan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari pohon mangga golek harumanis? a. Melakukan perkawinan silang dari kedua pohon tersebut. b. Mencangkok pohon mangga harumanis dan memberi pupuk sebanyak mungkin. c. Melakukan penyambungan dengan pohon mangga harumanis sebagai pohon pokok. d. Menempelkan bakal tunas dari pohon mangga harumanis ke batang pohon mangga golek. Kunci : D

37 Penjelasan : Pokok soal di atas mengandung pernyataan yang tidak diperlukan, yaitu kalimat pertama. Hal ini akan membingungkan siswa dan menyita waktu yang disediakan untuk membaca dan memahami maksud soal. Contoh Soal yang lebih Baik : Bagaimanakah cara pak Budi untuk memperoleh pohon mangga baru dengan menggabungkan sifat-sifat yang lebih baik dari pohon mangga golek dan harumanis? a. Melakukan perkawinan silang dari kedua pohon tersebut. b. Mencangkok pohon mangga harumanis dan member pupuk sebanyak mungkin. c. Melakukan penyambungan dengan pohon mangga harumanis sebagai pohon pokok. d. Menempelkan bakal tunas dari pohon mangga harumanis kebatang pohon mangga golek Kunci jawaban : D 6) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar Contoh Soal yang Kurang Baik: Jenis unit koperasi apakah yang tepat dijadikan sebagai tempat pemasaran manisan dan selai Pak Budi? a. Koperasi Unit Desa b. Koperasi SimpanPinjam c. Koperasi Konsumsi d. Koperasi Produksi Kunci jawaban : A Penjelasan : Kata unit pada pokok soal akan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Contoh Soal yang Kurang Baik: Jenis koperasi apakah yang tepat dijadikan sebagai tempat pemasaran manisan dan selai Pak Budi? a. Koperasi Unit Desa b. Koperasi SimpanPinjam c. Koperasi Konsumsi d. Koperasi Produksi Kunci jawaban : A

38 7) Pokok soal yang menggunakan pernyataan yang bersifat negative ganda seperti bukan, tidak, tanpa, kecuali dan sejenisnya dapat membingungkan peserta didik dalam memahami pokok permasalahan yang ditayakan. Contoh Soal yang Kurang Baik : Berikut ini adalah organisasi yang tidak bergerak di bidang politik, kecuali. a. Budi Utomo b. Muhammadiyah c. Indische Partij d. Taman siswa Kunci : C Penjelasan : Pokok soal di atas menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda, yaitu tidak dan kecuali. Penggunaan kata negatif ganda tersebut dapat membingungkan siswa dalam memahami pokok permasalahan yang ditanyakan. Contoh soal yang Lebih baik : Organisasi pada masa pergerakan nasional yang bergerak dibidang politik adalah a. Budi Utomo b. Muhammadiyah c. Indische Partij d. Taman siswa Kunci : C 8) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relative sama. Contoh soal yang Kurang Baik : Salah satu isi Dekrit Presiden 5 juli 1959 adalah. a. Pembubaran Partai Komunis Indonesia b. Kembali ke Undang-undang Dasar 1945 c. Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat d. Dibentuknya Dewan Nasional yang terdiri dari wakil-wakil semua partai yang ada. Kunci : B Penjelasan : Pada contoh soal di atas pilihan jawaban paling panjang. Hal ini perlu dihindari karena ada kecenderungan peserta didik untuk memilih jawaban terpanjang sebagai kunci.

39 Contoh soal yang lebih baik: Salah satu isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah. a. Pembubaran Partai Komunis Indonesia b. Kembali ke Undang-undang Dasar 1945 c. Pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat d. Pembentukan dewan Nasional Kunci B 9) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, Semua pilihan jawaban di atas salah, atau Semua pilihan jawaban di atas benar. Contoh soal yang kurang baik : Apa akibat yang ditimbulkan pada kehidupan manusia jika kita menebang pohon secara sembarangan? a. Akan terjadi banjir karena tidak ada akar tumbuhan yang menahan air. b. Kehidupan manusia tidak akan terpengaruh karena manusia dapat menanam hutan yang baru. c. Kehidupan manusia semakin sulit karena tidak ada lagi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan. d. Semua pilihan jawaban di atas salah. Kunci A Penjelasan : Contoh soal di atas kurang baik karena hanya terdapat tiga pilihan jawaban yang dipertimbangkan. Jika semua jawaban di atas benar merupakan kunci, maka kita tidak mendapat informasi apakah peserta didik telah mengetahui dan memahami dengan baik jawaban yang benar. Sebaliknya bila semua jawaban di atas salah merupakan kunci maka kita tidak mendapatin formasi apa-apa dari jawaban siswa untuk pertanyaan tersebut. Contoh soal yang lebih baik: Apa akibat yang ditimbulkan pada kehidupan manusia jika kita menebang pohon secara sembarangan? a. Akan terjadi banjir karena tidak ada akar tumbhan yang menahan air. b. Kehidupan manusia tidak akan terpengaruh karena manusia dapat menanam hutan yang baru.

40 c. kehidupan manusia semakin sulit karena tidak ada lagi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan. d. Manusia akan mencari sumber daya alam yang lain sebagai pengganti hutan. Kunci: A 10) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologis waktunya. Contoh Soal yang kurang baik: Bila suhu pada malam itu 20 C, berapa derajat suhu pada malam itu bila diukur dengan menggunakan thermometer Fahrenheit? a. 77 F b. 45 F c. 68 F d. 36 F Kunci: C Penjelasan: Pilihan jawaban di atas tidak berurutan dari besar ke kecil atau sebaliknya. Hal ini akan menyita waktu lebih banyak bagi siswa untuk memahami dan memilih jawaban yang tepat, karena harus membaca angka pilihan jawaban yang meloncat-loncat tidak berurutan. Contoh soal yang lebih baik : Bila suhu pada malam itu, berapa derajat suhu pada malam itu bila di ukur dengan menggunakan termometer Fahrenheit? a. b. c. d. Kunci : C

41 11) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Contoh soal yang kurang baik : (Membaca Grafik) Berat badan dalam Kg Jumlah murid yang mempunyai berat badan 30 kg adalah... murid. a. 5 b. 10 c. 20 d. 25 Kunci : C Penjelasan: Grafik dalam soal belum di lengkapi dengan angka yang memberikan informasi tentang jumlah murid dan berat badan, sehingga informasi dalam grafik itu tidak jelas. Akibatnya siswa yang mengerjakan soal itu tidak dapat menjawab dengan benar.

Jumlah siswa 42 Contoh Soal Yang Lebih Baik (Membaca grafik) 30 25 20 15 10 5 0 25 30 35 40 45 Jumlah murid yang mempunyai berat badan 30 Kg adalah.murid a. 5 b. 10 c. 20 d. 25 Kunci : C 12) Butir Soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Contoh : 1) Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal. a. 20 Mei 1908 b. 5 Oktober 1945 c. 28 Oktober 1945 d. 10 Nopember 1945 Kunci : C 2) Tanggal yang dimaksudkan pada nomor 1, sekarang diperingati sebagai. a. Hari Kebangkitan Nasional b. Hari Sumpah Pemuda c. Hari Pahlawan d. Hari ABRI Kunci : B Berat Badan (dalam Kg)

43 Penjelasan: Soal di atas dapat merugikan siswa, karena siswa yang tidak menjawab dengan benar pada soal nomor 1, pasti akan menjawab salah pada soal nomor 2. Oleh karena itu soal nomor 2 harus diperbaiki sehingga menjadi soal yang berdiri sendri. 13) Rumusan butir soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Contoh Soal yang Kurang Baik: Andi punya duit Rp 20.000,00 dan Anto Rp 15.000,00.Mereka pengen beli bola voli seharga Rp 30.000,00. Sisa duit Fikri dan Maula adalah. a. Rp 1.000,00 b. Rp 5.000,00 c. Rp 10.000,00 d. Rp 15.000,00 Kunci : B Penjelasan: Bahasa yang digunakan pada rumusan pokok soal tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Contoh Soal yang lebih baik Andi mempunyai uang Rp 20.000,00 dan Anto Rp 15.000,00. Mereka ingin membeli bola voli seharga Rp 30.000,00. Sisa uang Fikri dan Maula adalah. a. Rp 1.000,00 b. Rp 5.000,00 c. Rp 10.000,00 d. Rp 15.000,00 Kunci : B

44 14) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional. Perhatikan gambar di bawah ini: Contoh soal yang kurang baik: Gambar di atas memperlihatkan adanya angin yang sedang bertiup. Angin tersebut terjadi karena. Kunci: C Penjelasan: a. Hawa di darat lebih tinggi daripada di laut b. Tekanan hawa di darat lebih rendah daripada di laut c. Tekanan hawa di darat lebih tinggi daripada di laut d. Hawa di darat lebih renggang daripada di laut Kata hawa hanya berlaku setempat saja (untuk masyarakat Jawa). Kata tersebut dapat menimbulkan pengertian berbeda bagi siswa di daerah lain. Oleh karena itu kata hawa perlu diganti dengan kata yang mudah dimengerti dan lazim digunakan yaitu udara. Contoh soal yang lebih baik: Gambar di atas adanya angin yang sedang bertiup. Angin tersebut terjadi karena. Kunci: C a. Suhu di darat lebih tinggi daripada di laut b. Tekanan udara di darat lebih rendah daripada di laut c. Tekanan udara di darat eabih tinggi daripada di laut d. Udara di darat lebih renggang daripada di laut.

45 15) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu pengertian. Letakkan kata dan frase tersebut pada pokok soal. Contoh Soal yang Kurang Baik : Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus ditunjukkan dengan a. Melakukan semua perintah dan menjauhi larangan Nya b. Melakukan semua perintah dengan rasa terpaksa c. Melakukan perintah Nya karena takut dimarahi d. Melakukan perintah dan larangan dengan ikhlas Kunci : A Penjelasan: Kata melakukan ditulis secara berulang sampai 4 kali. Hal ini menyebabkan siswa harus membaca kata tersebut berulang kali, sehingga menyita lebih banyak waktu. Contoh Soal yang Lebih Baik: Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus ditunjukan dengan melakukan a. Semua perintah dan menjauhi larangan Nya b. Semua perintah Nya dengan rasa terpaksa c. Perintah Nya karena takut hukuman d. Perintah dan larangan Nya dengan ikhlas Kunci : A

46 2. Tes dengan bentuk tes/ soal dua pilihan jawaban (B-S/ YA-TIDAK) a. Pengertian Bentuk tes ini menuntut peserta tes untuk memilih dua kemungkinan jawaban. Bentuk tes benar-salah (B - S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik diminta untuk menentukan pilihannya mengenai pertanyaan-pertanyaan atau pernyataanpernyataan dengan cara seperti yang diminta dalam petunjuk mengerjakan soal. Salah satu fungsi bentuk soal benar-salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dengan pendapat. Agar soal dapat berfungsi dengan baik, maka materi yang ditanyakan hendaknya homogen dari segi isi. Bentuk soal seperti ini lebih banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana. Jika akan digunakan untuk mengukur kemampuan yang lebih tinggi, paling juga untuk kemampuan menghubungkan antara dua hal yang homogen. Dalam penyusunan soal bentuk benar-salah tidak hanya menggunakan kalimat pertanyaan atau pernyataan tetapi juga dalam bentuk gambar, tabel dan diagram. Bentuk soal benar-salah dapat juga digunakan untuk mengukur kemampuan tentang sebab akibat. S.Surapranata (2004 : 96) menjelaskan soal semacam ini biasanya mengandung dua hal benar dalam satu pernyataan ataupun pertanyaan dan peserta didik diminta untuk memutuskan benar-salahnya hubungan antara dua hal tersebut. Di dalam petunjuk pengerjaan soal hendaknya ditekankan agar peserta didik bekerja dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu, petunjuk perlu ditambahkan dengan kata-kata, Bekerjalah dengan cepat dan tepat agar dalam waktu 50 menit Anda dapat menyelesaikannya. Di samping itu, perlu ditekankan pula agar peserta didik jangan main terka atau main tebak. Dalam bentuk ini ada baiknya kita menyediakan lembar jawaban tersendiri, terpisah dari lembar soal. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengoreksian lembar jawaban.

47 b. Kebaikan dan keterbatasan bentuk tes/ soal pilihan dua jawaban Kebaikan tes bentuk B - S antara lain (1) mudah disusun dan dilaksanakan,karena itu banyak digunakan (2) dapat mencakup materi yang lebih luas. Namun demikian, tidak semua materi dapat diukur dengan bentuk benarsalah (3) dapat dinilai dengan cepat dan objektif (4) banyak digunakan untuk mengukur fakta-fakta dan prinsip-prinsip. Sedangkan kelemahan atau keterbatasan tes bentuk B - S antara lain (1) ada kecenderungan peserta didik menjawab coba-coba (2) pada umumnya memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang rendah, kecuali jika itemnya banyak sekali (3) sering terjadi kekaburan, karena itu sukar untuk menyusun item yang benarbenar jelas (4) dan terbatas mengukur aspek pengetahuan saja. c. Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk B - S : 1) Dalam menyusun item bentuk benar-salah ini hendaknya jumlah item cukup banyak, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Sebaliknya, jika jumlah item kurang dari 50, kiranya kurang dapat dipertanggungjawabkan. 2) Jumlah item yang benar dan salah hendaknya sama. 3) Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan memakai kalimat yang sederhana. 4) Hindarkan pernyataan yang terlalu umum, kompleks, dan negatif. 5) Hindarkan penggunaan kata yang dapat memberi petunjuk tentang jawaban yang dikehendaki. Misalnya, biasanya, umumnya, selalu. d. Usaha Memperbaiki Soal Bentuk B - S : Kelemahan yang paling menyolok dari bentuk tes benar-salah ini adalah sangat mudahnya ditebak tanpa dapat diketahui oleh korektor. Untuk menghilangkan kelemahan ini, maka orang menambahkan pada item benar-salah ini dengan koreksi. Di sini peserta didik tidak hanya dituntut memilih benar atau salah dari setiap item, tetapi harus dapat memberikan koreksi jika item tersebut dinyatakan salah oleh peserta didik yang bersangkutan. Jika pernyataannya benar, maka tidak perlu dikoreksi lagi, artinya peserta didik langsung menyilang huruf B (benar). Sebaliknya, jika pernyataannya salah,

48 peserta didik harus membenarkan bagian kalimat yang dicetak miring atau digarisbawahi dan menempatkannya pada titik-titik atau garis kosong yang terletak di belakang item yang bersangkutan. Adapun bagian kalimat yang dicetak miring itu harus merupakan inti persoalannya. Jadi, tidak boleh sembarangan kata saja. e. Kaidah penulisan dan contoh contoh bentuk tes/soal dua pilihan jawaban 1) Soal harus sesuai dengan indikator dan hanya mengukur satu kemampuan per butirnya. 2) Soal harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta kalimat singkat dan jelas, sehingga peserta tes dapat memahami dengan mudah. 3) Hindari penggunaan kata: terpenting, selalu, tidak pernah, hanya, sebagian besar, dan kata-kata lain yang sejenis, karena dapat membingungkan peserta tes dalam menjawab. Rumusan butir soal harus jelas, dan pasti benar atau pasti salah. Contoh rumusan butir soal yang kurang baik: B - S Unsur yang terpenting dari organisasi Negara adalah rakyat. Penggunaan kata terpenting dalam kalimat butir soal tersebut dapat menimbulkan kesan yang membingungkan peserta tes. Terpenting menurut siapa? Apakah dapat terwujud suatu negara apabila ada rakyat, namun salah satu unsur lain, misalnya wilayah atau pemerintah yang berdaulat tidak ada? Oleh karena itu, rumusan butir soal tersebut perlu diperbaiki. Rumusan yang baik dari butir soal tersebut sebagai berikut. B S Salah satu unsur negara adalah rakyat. (Jawaban: B) 4) Hindari pernyataan negatif. Contoh rumusan butir soal yang kurang baik: B S Selatan Gunung Kerinci letaknya bukan di Propinsi Sumatera (Jawaban: B)

49 Kata bukan dalam kalimat butir soal tersebut merupakan kata negatif penggunaan kata negatif dalam kalimat butir soal tersebut membuat peseta tes lebih sukar memahami maksud soal. Perlu dipahami bahwa rumusan soal tes prestasi belajar yang baik adalah jelas danmudah dipahami oleh siswa peserta tes. Dengan demikian, benar atau salah jawaban siswa semata-mata ditentukan oleh faktor penguasaan materi yang ditanyakan, tidak dipengaruhi oleh faktor penguasaan bahasa atau faktor lain yang tidak relevan. Rumusan yang lebih baik dari butir soal di atas sebagai berikut. B - S Gunung Kerinci letaknya di Propinsi Sumatera Selatan (Jawabannya: S) 5) Hindari penggunaan kata yang dapat menimbulkan penafsiran ganda. Contoh rumusan butir soal yang kurang baik: B S Banyak wanita usia subur di Desa A mengikuti program Keluarga Berencana Kata banyak dalam kalimat butir soal tersebut dapat menimbulkan penafsiran ganda. Kata tersebut dapat ditafsirkan lebih dari dua orang, lebih dari 50%, atau mendekati 100%. Oleh karena itu dapat membingungkan peserta untuk memilih jawaban yang tepat, sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis soal. Rumusan yang baik dari butir soal di atas sebagai berikut : B S Lebih dari 50% wanita usia subur di Desa A mengikuti program Keluarga Berancana 6) Jumlah rumusan butir soal yang jawabanya benar dan salah hendaknya seimbang 7) Panjang rumusan pernyataan butir soal hendaknya relatif sama.

50 8) Susunan pernyataan benar dan pernyataan salah secara random, tidak sistematis mengikutip pola tertentu. Misalnya : B B S S, atau B S B S, dan sebagainya. Susunan yang terpolasi sitematis seperti itu dapat member petunjuk kepada jawaban yang benar. 9) Hindari pengambilan kalimat langsung dari buku text. Pengambilan kalimat langsung dari buku text lebih mendorong siswa untuk menghafal daripada memahami dan menguasai konsep dengan baik 3. Tes menjodohkan a. Pengertian Soal tes bentuk menjodohkan sebenarnya masih merupakan bentuk pilihanganda. Perbedaannya dengan bentuk pilihan-ganda adalah pilihan-ganda terdiri atas stem dan option, kemudian peserta didik tinggal memilih salah satu option yang dianggap paling tepat. Soal bentuk menjodohkan terdiri dari dua kelompok pernyataan. Kelompok pertama ditulis pada lajur sebelah kiri, biasanya merupakan pernyataan soal atau pernyataan stimulus. Kelompok kedua ditulis pada lajur sebelah kanan, biasanya merupakan pernyataan jawaban atau pernyataan respon. Peserta tes diminta untuk menjodohkan, atau memilih pasangan yang tepat bagi pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kiri di antara pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kanan. Bentuk soal menjodohkan sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan menghubungkan antara dua hal. Semakin banyak hubungan antara premis dengan respon dibuat, maka semakin baik soal yang disajikan b. Keunggulan dan keterbatasan Keunggulan soal bentuk menjodohkan antara lain (1) relatif mudah disusun (2) penyekorannya mudah, objektif dan cepat (sekor 0 untuk salah dan 1 untuk

51 benar) (3) dapat digunakan untuk menilai teori dengan penemunya, sebab dan akibatnya, istilah dan definisinya (4) materi tes cukup luas. Adapun keterbatasan soal bentuk menjodohkan yaitu (1) ada kecenderungan untuk menekankan ingatan saja (2) Kemungkinan menebak dengan benar relatif tinggi, karena jumlah pernyataan soal ( dalam lajur sebelah kiri ) dengan pernyataan jawaban(dalam lajur sebelah kanan) tidak banyak berbeda. Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk menjodohkan : 1) Buatlah petunjuk tes dengan jelas, singkat, dan mudah dipahami. 2) Harus sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator. 3) Hendaknya kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri sedangkan jawabannya di sebelah kanan. 4) Jumlah alternatif jawaban hendaknya lebih banyak daripada jumlah soal 5) Susunlah item-item dan alternatif jawaban dengan sistematika tertentu. Misalnya, sebelum pada pokok persoalan, didahului dengan stem, atau bisa juga langsung pada pokok persoalan. 6) Hendaknya seluruh kelompok soal dan jawaban hanya terdapat dalam satu halaman. 7) Gunakan kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok persoalan. c. Kaidah dan contoh soal/ tes menjodohkan 1) Soal harus sesuai dengan indikator dan hanya mengukur satu kemampuan per butirnya 2) Soal harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta kalimat singkat dan jelas, sehingga peserta tes dapat memahami dengan mudah. 3) Tulislah seluruh pernyataan dalam lajur kiri sejenis, dan pertanyataan dalam lajur kanan juga sejenis. Dengan kata lain : pernyataan dalam lajur sebelah kiri isinya homogen, demikian juga pernyataan dalam lajur sebelah kanan isinya harus homogen. 4) Tulislah pernyataan jawaban lebih banyak dari pernyataan soal. Hal ini penting untuk memperkecil probabilitas peserta tes menjawab soal secara

52 menebak dengan benar. Seperti contoh berikut, pernyataan soal yg ada di lajur kiri adalah lima butir, pernyataan jawaban yang ada di lajur kanan adalah enam butir. 5) Susunlah jawaban yang berbentuk angka secara berurutan dari besar ke kecil atau sebaliknya. Apabila alternatif jawabannya berupa tanggal dan tahun terjadinya peristiwa, maka susunlah tanggal dan tahun tersebut berurutan secara kronologis,seperti dalam penulisan soal pilihan ganda. 6) Tulislah petunjuk mengerjakan tes yang jelas dan mudah dipahami oleh peserta tes. Oleh karena itu dalam perumusan kalimatdan penggunaan kosakata perlu memperhatikan perkembangan kemampuan bahasa peserta tes. Contoh bentuk soal menjodohkan Petunjuk: Kerjakan soal berikut dengan cara memasangkan secara tepat antara pernyataan yang terdapat pada lajur kiri dengan pernyataan yang terdapat pada lajur kanan! Tulislah huruf pasangan yang tepat bagi setiap nomor soal dalam lembar jawaban yang disediakan! Contoh soal kurang baik: 1. Tahun sarekat dagang islam terbentuk 2. Tempat partai nasional indonesia terbentuk 3. Pemimpin partai Indonesia Raya 4. Pemimpin perhimpunan indonesia 5. Kapan gabungan politik indonesia terbentuk? A. 1939 C. Bandung E. Jakarta B. Dr. Sutomo D. 1909 F. Drs. Moh. Hatta Kunci : 1. D 4. F 2. C

53 3. B 5. A Penjelasan : Rumusan butir soal tersebut kurang baik karena pernyataan pada lajur kiri maupun pada lajur kanan tidak sejenis karena alternated jawaban yang ada tidak berfungsi untuk seluruh pertanyaan. Ruang lingkup pertanyaan meliputi pergerakan nasional namun pertanyaan kurang homogen sehingga siswa hanya mencari padanan yang tepat tentang tempat tahun, atau pemimpin. Contoh Soal Lebih Baik : 1. Pemimpin Sarekat Dagang Islam a. Moh. Husni Thamrin 2. Pemimpin Partai Nasional Indonesia b. Dr. Soetomo 3. Pemimpin Partai Indonesia Raya c. Ir. Soekarno 4. Pemimpin Perhinpunan Indonesia d. RM Tirtoadisuryo 5. Pemimmpin Gabungan Politik Indonesia e. Danudirja Setiabudi f. Drs. Moh. Hatta Kunci: 1.D 2.C 3.B 4.F 5.A Contoh soal yang kurang baik : Jodohkan uangkapan di sebelah kanan dengan maknanya di sebelah kiri dengan cara menuliskan huruf pilihan jawaban di depan pertanyaan yang tepat. Makna Ungkapan 1. Ibu sedang memasang kancing yang lepas 2. Orang itu menjadi wakil atasannya 3. Anak pemarah itu capat tersinggung 4. Setiap hari Runa mandi di sumber air 5. Ketua memimpin rapat dengan sabar Ungkapan a. sempit hati b. mata air c. buah baju d. tangan kanan e. lapang dada f. hati dingin g.buah pinggang

54 Contoh di atas memperlihatkan ungkapan pada pilihan jawaban (respon) tidak homogen. Setiap pilihan jawaban tidak memiliki kemungkinan yang sama untuk menjadi kunci jawaban bagi seluruh butir soal. Coba lihat uangkapan buah baju tidak memiliki kemungkinan menjadi jawaban makna ungkapan wakil atau sumber atau sabar. Contoh soal yang lebih baik: Jodohkanlah ungkapan di sebelah kanan dengan maknanya di sebelah kiri, dengan cara membubuhkan huruf pilihan jawaban di depan pernyataan yang tepat. Makna Ungkapan 1. Ibu sedang memasang kancing yang lepas. 2. Anak itu menjadi bahan pembicaraan di kelas. 3. Ayah membawa oleh-oleh dari Jambi. 4. Runa menjadi anak kesayangan ayahnya. 5. Silahkan mengajukan pendapat pribadi. Ungkapan a. buah hati b. buah pena c. buah bibir d. buah baju e. buah pikiran f. buah tangan g. buah pinggang

55 4. Tes Isian dan melengkapi a. Pengertian Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal tes bentuk jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan. Soal isian adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban singkat, berupa kata, frase, angka, atau simbol. b. Keunggulan dan keterbatasan Keunggulan tes jenis ini apat mencakup lingkup materi yang banyak dan dapat diskor dengan mudah, cepat, dan objektif (sekor salah 0 sekor benar 1), serta mudah menyusunnya, sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik yang berkenaan dengan fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan terminologi,menuntut peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya secara singkat dan jelas. Sedangkan, keterbatasan tes jenis ini Cenderung mengukur kemampuan mengingat (simple recall), pada soal bentuk melengkapi, jika titik-titik kosong yang harus diisi terlalu banyak, para peserta didik sering terkecoh, dalam memeriksa lembar jawaban dibutuhkan waktu yang cukup banyak c. Kaidah dan contoh soal/ tes Isian dan melengkapi Kaidah dalam menulis tes jenis ini adalah sebagai berikut : 1) Soal harus sesuai dengan indikator dan hanya mengukur satu kemampuan per butirnya 2) Soal harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta kalimat singkat dan jelas, sehingga peserta tes dapat memahami dengan mudah. 3) Hendaknya tidak menggunakan soal yang terbuka, sehingga ada kemungkinan peserta didik menjawab secara terurai. 4) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu berupa kata, frase, angka, simbol, tempat, atau waktu 5) Soal tidak merupakan kalimat yang dikutip langsung dari buku

56 6) Soal tidak memberikan petunjuk ke kunci jawaban 7) Pernyataan hendaknya hanya mengandung satu alternatif jawaban. 8) Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya satu bagian dalam ratio butir soal, dan paling banyak dua bagian, supaya tidak membingungkan siswa. 9) Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir atau dekat akhir kalimat daripada pada awal kalimat. 10) Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak. Pilihlah untuk masalah yang penting (urgen) saja. 11) Jika perlu dapat digunakan gambar-gambar sehingga dapat dipersingkat dan jelas. Contoh Contoh Bentuk Soal Isian a. Melengkapi Gunung kerinci terletak di Propinsi... (Kunci jawaban : Jambi) b. Asosiasi Pada titik-titik disebelah kanan dari setiap lagu daerah, tuliskan asal (daerah) lagu tersebut! Lagu Daerah Daerah 1. Keroncong Kemayoran... 2. Ayam Den Lapeh... 3. Manuk Dadali... 4. Tanduk Majeng... 5. Suwe Ora Jamu... Kunci Jawaban : 1. Jakarta 2. Sumatera Barat

57 3. Jawa Barat 4. Madura 5. Jawa Tengah 5. Tes Jawaban singkat a. Pengertian Tes atau soal jawaban singkat adalah Tes atau Soal yang jawabannya berupa kata, kalimat pendek, atau frase terhadap suatu pertanyaan. b. Keunggulan dan keterbatasan Keunggulan bentuk tes jawaban singkat dapat mencakup lingkup materi yang banyak dan dapat diskor dengan mudah, cepat, serta objektif. Sedangkan keterbatasanya adalah Cenderung mengukur kemampuan mengingat (simple recall) c. Kaidah penyusunan dan contoh tes/ soal jawaban singkat Kaidah penulisan tes atau soal jawaban singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Soal harus sesuai dengan indikator dan hanya mengukur satu kemampuan per butirnya. 2) Soal harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta kalimat singkat dan jelas, sehingga peserta tes dapat memahami dengan mudah. 3) Menggunakan kalimat pertanyaan langsung atau kalimat perintah. 4) Pertanyaan atau perintah harus jelas, agar mendapat jawaban yang singkat. 5) Panjang kata atau kalimat yang harus dijawab oleh siswa pada semua soal diusahakan relatif sama. 6) Hindari penggunaan kata, kalimat, atau frase yang diambil langsung dari buku teks, sebab akan mendorong siswa untuk sekedar mengingat atau menghafal apa yang tertulis di buku. 7) Buatlah pedoman penskoran untuk digunakan pada waktu menskor.

58 Contoh-Contoh Bentuk Soal Jawaban Singkat Contoh soal yang kurangbaik: Kalimat pertanyaan: Bagaimanakah susunan pengurus suatu koperasi? Kalimat perintah: Tulislah susunan pengurus suatu koperasi! Kunci Jawaban: 1. Dewan Pengawas 2. Pengurus harian terdiri dari Ketua, wakil ketua, sekretaris, dan anggota Penjelasan: Contoh soal kurang baik Karena ruang lingkup pertanyaan menuntut jawaban yang tidak pasti, artinya setiap jawaban siswa dapat berbeda-beda satu sama lainnya. Contoh soal lebih baik: Kalimat pertanyaan: Siapakah pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi? Kalimat perintah: Sebutkan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi! Kunci jawaban: Rapat Anggota 6. Tes Uraian a. Pengertian Pengertian tes uraian adalah butir tes yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaannya harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta didik. Soal bentuk uraian juga dapat didefinisikan suatu soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan

59 cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis Ciri khas tes uraian adalah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh pembuat tes, akan tetapi diberikan oleh peserta didik dengan bahasanya sendiri dengan mengacu kepada topik yang sedang ditanyakan. Berdasarkan penskorannya soal bentuk uraian diklasifikasikan atas uraian objektif dan uraian nonobjektif. 1) Soal bentuk uraian objektif adalah rumusan soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian /konsep tertentu, sehingga penskorannya dapat dilakukan secara objektif 2) Soal bentuk uraian nonobjektif adalah rumusan soal yang menuntut sehimpunan jawaban yang berupa pengertian/konsep menurut pendapat masing-masing siswa, sehingga penskorannya sukardilakukan secara objektif (penskorannya dapat engandung unsur subjektifitas Pada prinsipnya, perbedaan antara soal bentuk objektif dan non objektif terletak pada kepastian penskorannya. Pada soal bentuk objektif, kunci jawaban dan pedoman penskorannya lebih pasti (diuraikan secara jelas komponenkomponen yang diskor dan berapa besarnya skor untuk setiap komponen). Pada soal bentuk uraian non objektif skornya dinyatakan dalam bentuk rentangan atau biasa disebut rentang parameter pengukuran yang bergerak dari satu kutub (negatif, kurang baik atau salah) ke kutub lainnya (positif, baik atau benar), karena hal-hal atau komponen yang diskor hanya diuraikan secara garis besar dan berupa kriteria tertentu. Karena kriteria penskoran belum jelas sekali seperti halnya pada penskoran objektif dan kemungkinan masuknya unsur subjektifitas dari penskor dapat mempengaruhi pada waktu melakukan skoring, maka cara penskoran ini disebut penskoran non objektif b. Keunggulan dan keterbatasan Keunggulan tes bentuk ini adalah Dapat mengukur kemampuan siswa dalam hal menyajikan jawaban terurai secara bebas, mengorganisasikan

60 pikirannya, mengemukakan pendapatnya, dan mengekspresikan gagasan-gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat siswa sendiri. Sedangkan keterbatasanannya Jumlah materi atau pokok bahasan dapat ditanyakan relatif terbatas, waktu untuk memeriksajawaban siswa cukup lama, penskorannya relatif sunjektif terutama untuk soal nonobjektif, dan tingkat reliabilitasnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan soal bentuk pilihan ganda, karena reliabilitas skor pada soal bentuk uraian sangat tergantung pada penskor tes. Perbandingan Antara bentuk Soal Pilihan Ganda dan Uraian KARAKTERISTIK URAIAN PILIHAN GANDA Penulisan Soal Relatif mudah Relatif sukar Jumlah pokok bahasan yang ditanyakan Aspek atau kemampuan Yng diukur oleh satu soal Persiapan siswa Jawaban siswa Terbatas Dapat lebih dari satu Penekannannya pada kedalaman materi Menggorganisasikan jawaban Kecenderungan menebak Tidak ada Ada Penskoran Sukar, lama, kurang konsisten (reliabel) dan subjektif Lebih Banyak Hanya satu Lebih menekan pada keluasan materi Memilih jawaban Mudah, cepat, sangat konsisten, dan objektif c. Kaidah penyusunan Pada dasarnya setiap penulisan soal bentuk uraian harus selalu berpedoman pada langkah-langkah atau kaidah kaidah penulisan soal secara umum, misalnya mengacu pada kisi-kisi tes yang telah dibuat dan tujuan soalnya. Dalam menulis soal bentuk uraian, seorang penulis soal harus mempunyai gambaran tentang ruang lingkup materi yang ditanyakan dan lingkup jawaban yang diharapkan, kedalaman dan panjang jawaban, atau rincian jawaban yang mungkin diberikan siswa. Dengan kata lain, ruang lingkup ini menunjukan kriteria luas atau sempitnya masalah yang ditanyakan.

61 Di samping itu, ruang lingkup tersebut harus tegas dan jelas tergambar dalam rumusan soalnya. Dengan adanya batasan sebagai ruang lingkup soal, kemungkinan terjadi ketidakjelasan soal dapat di hindari. Ruang lingkup tersebut juga akan membantu mempermudah pembuatan criteria atau pedoman penskoran. Secara rinci beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal uraian adalah sebagai berikut: 1) Materi a) Soal harus sesuai dengan indikator, artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator. b) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas. c) Isi materi sesuai dengan petunjuk pengukuran. d) Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang,jenis sekolah, atau tingkat kelas. 2) Konstruksi a) Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata-kata Tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti: Mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. b) Jangan menggunakan kata Tanya yang tidak menuntut jawaban uraian, misalnya: siapa, dimana, kapan. Demikian juga kata-kata Tanya yang hanya menuntut jawaban ya atau tidak. c) Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal d) Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya ditulis dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penskoranya,besarnya skor bagi setiap koponen atau rentangan skor yang dapat diperoleh untuk setiap criteria dalam soal yang bersangkutan. e) Hal-hal lain yang menyertai soal seperti table,gambar,grafik,peta,atau yang sejenisnya harus disajikan dengan jelas dan terbaca. Sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dan juga harus bermakna.