Peran Studi CIVAS dengan pendekatan Ecohealth dalam Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di Bali

dokumen-dokumen yang mirip
Ekologi dan Demografi Anjing di Kecamatan Denpasar Timur

PARTISIPASI PEMILIK HPR TERHADAP PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT RABIES DI DESA ABIANSEMAL DAN DESA BONGKASA PERTIWI KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG

KEBIJAKAN NASIONAL DAN STRATEGI PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT RABIES

BAB I PENDAHULUAN. Rabies merupakan penyakit menular akut yang dapat menyerang susunan

Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGASAHAN... RIWAYAT HIDUP... ABSTRAK... v. KATA PENGANTAR. vii. DAFTAR ISI. ix. DAFTAR TABEL.

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1). Pembangunan bidang kesehatan

Peran FAO sebagai Badan Internasional dalam Mendukung Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di Indonesia (Bali dan Flores)

Kajian Ilmiah dalam Rangka Mendukung Program Pembebasan Rabies Pengendalian dan Penanggulangan Rabies Tahun 2020

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. M11, dan M12 wilayah Resort Bandealit, SPTN wilayah II Balai Besar Taman

Urgensi Pendekatan Berbasis Masyarakat dalam Pengendalian Flu Burung dan Rabies

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Bambang Sumiarto1, Heru Susetya1

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 30 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI RIAU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

Oleh : Rodo Lasniroha, Yuniarti K. Pumpun, Sri Pratiwi S. Dewi. Surat elektronik :

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMELIHARAAN DAN LALU LINTAS HEWAN PENULAR RABIES DI KABUPATEN BADUNG

Sebaran Umur Korban Gigitan Anjing Diduga Berpenyakit Rabies pada Manusia di Bali. (The Distribution of Ages on Victims of Rabies in Bali)

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Hewan peliharaan di Jakarta meningkat seiring dengan meningkatnya penduduk.

KEPADATAN POPULASI ANJING SEBAGAI PENULAR RABIES DI DKI JAKARTA, BEKASI, DAN KARAWANG, Salma Maroef *) '4B STRACT

Perhatian Pemilik Anjing Dalam Mendukung Bali Bebas Rabies

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan. Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

Cakupan Vaksinasi Anti Rabies pada Anjing dan Profil Pemilik Anjing Di Daerah Kecamatan Baturiti, Tabanan

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK,

Definisi Operasional Peubah Penelitian

LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA

Buletin Veteriner, BBVet Denpasar, Vol. XXIV, No. 80, Juni 2012 ISSN: X

BAB V HASIL PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMELIHARAAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

Factors Associated with Rabies Dog Vaccination Practices in Bebandem

PARIWISATA DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014

STUDI MORTALITAS MASSAL TUKIK PENYU LEKANG (Lepidochelys Olivacea) DI TURTLE CONSERVATION AND EDUCATION CENTER SERANGAN SKRIPSI.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis

Kebun Binatang Mini ala Fakultas Kedokteran Hewan

ABSTRAK ABSTRACT. Blank (11pt) Blank (11pt) Blank (11pt) Blank (11pt)

OLEH A A ISTRI YULAN PERMATASARI ( ) KADEK ENA SSPS ( ) WAYLON EDGAR LOPEZ ( )

Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

HASIL. Penggunaan Kamera IR-CCTV pada Pengamatan Perilaku Walet Rumahan. Nesting room di dalam rumah walet

PARIWISATA DKI JAKARTA

SURVEI PENJUALAN ECERAN

PENGARUH PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENANGANAN ANJING PELIHARAANNYA TERaADAP TINGKAT KEBERaASILAN PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERANTASAN RABIES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PENANGGULANGAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

PERATURAN DESA MIAU MERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENERTIBAN HEWAN TERNAK DAN HEWAN PENULAR RABIES YAITU ANJING

PERATURAN DAERAH KOTA PAGAR ALAM NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK BERKAKI EMPAT DALAM KOTA PAGAR ALAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Resort Pemerihan, TNBBS pada bulan. WWF Indonesia (World Wide Fund for Nature Indonesia).

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

BAB I PENDAHULUAN. : Desa Sesandan dan Wanasari.

RIWAYAT HIDUP. Penulis mulai menempuh pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) TK Aisyiyah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

PARIWISATA DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

Risk factor of malaria in Central Sulawesi (analysis of Riskesdas 2007 data)

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Analisis Kebutuhan dan Masalah Analisis Masalah

Kondisi Fisik. KKN- PPM XIII Desa Bebandem 2016 Page 1

BAB I PENDAHULUAN a. Analisis Situasi

SURVEI KONSUMEN. Juli 2017

Kegiatan Intervensi ( Intervention Program )

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

PREVALENSI GANGGUAN KULIT PADA ANJING KINTAMANI BALI SKRIPSI. Diajukan oleh. Ni Putu Vidia Tiara Timur NIM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR LAMPIRAN... ix

PREVALENSI DAN RISIKO INFEKSI CACING JANTUNG PADA ANJING YANG DIIMPOR MELALUI BANDARA SOEKARNO-HATTA ESMIRALDA EKA FITRI

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tema Memajukan Desa Demulih melalui Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih dan Gerakan Indonesia Tertib.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRAKTIKUM INDUSTRI TERNAK UNGGAS

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN MINAT BELI MASYARAKAT TERHADAP DAGING AYAM RAS, SAYUR DAN BUAH DI PASAR GAMPING. No. Responden : Tanggal :

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Hewan Percobaan Bahan dan Peralatan

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL (TPK) KALIMANTAN SELATAN BULAN DESEMBER 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ditemukan peningkatan kasus penyakit zoonosis di

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2014 di

HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan, ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUIAN 1.1 Analisis Situasi Letak Geografis

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2013 Juni 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,4 poin. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Peran Studi CIVAS dengan pendekatan Ecohealth dalam Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di Bali Drh Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD

Optimizing Rabies Control Program in Bali: An Ecohealth Approach (2011-2013)

Kerangka presentasi 1. Studi Hubungan Sosial Budaya antara Masyarakat dan Anjing 2. Studi Perilaku dan Kesuburan Anjing 3. Studi Estimasi Populasi dan Demografi dalam Mendukung Pemberantasan Rabies 4. Sosialisasi Rabies di Sekolah Dasar dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Pilot

drh. Sunandar - dokter hewan dari FKH IPB (lulus tahun 2007) Studi Hubungan Sosial Budaya antara Masyarakat dan Anjing

Peta distribusi desa studi 5 desa kasus 5 desa non kasus Denpasar Gianyar Karangasem Total responden = 295 orang

Pernah pelihara anjing? Dari seluruh kelompok, >61% pernah pelihara anjing

Lepas liar dan dapat dipegang Pegawai pemerintah Pemuka agama/adat Masyarakat umum Non kasus Kasus Lebih dari 92% mengaku dapat memegang anjingnya Presentase lepas liar sedikit lebih tinggi di desa kasus dibandingkan di desa non kasus

Persepsi tentang pelihara anjing 80 70 60 50 40 30 20 10 Persepsi masyarakat tentang pelihara anjing (%) 57 36 49.3 43.3 22.7 6.3 6.4 5 72.3 Agree Setuju Uncertain Tidak pasti Dis-Agree Tidak setuju Release Lepas anjing dogs whole sepanjang day hari Release Lepas anjing dogs <12 jam/hari hours/day Leashed/confined Anjing dirantai/dikurung dogs 21,3% 13,4% 65,3% 0 Keeping Dog is Pelihara Mandatory anjing for wajib Balinese bagi orang Bali Keeping Dogs is Pelihara Mandatory anjing for wajib Hindu bagi orang Hindu Keeping Dog is Increasing Pelihara Social anjing tngkatkan Status status sosial Pendapat tentang pemeliharaan anjing di Bali hampir sama, karena tidak adanya pendapat yang lebih dominan

Persepsi masyarakat tentang pengendalian rabies Kasus Non kasus 3% 9,7% 91,2% 85,6% Case Non-Case 75,9% 81,3% 87,3 % Yes Ya Tidak T.a.d. No n.a. Vaccination Vaksinasi Bunuh Kill the anjing Dog Persepsi masyarakat tentang bunuh anjing lebih tinggi di desa non kasus dari desa kasus

drh. Andri Jatikusumah, MSc - dokter hewan dari FKH IPB (lulus tahun 2006) - Master of Science dari Utrecht University, Belanda Studi Perilaku dan Kesuburan Anjing

Proporsi kepemilikan anjing di Bali Anjing berkeliaran Anjing dirantai 5% 95%

Vaksinasi anjing berpemilik 100% 10% 20% 100% 9% 80% 80% 56% 60% 40% 20% 90% 80% 60% 40% 20% 91% 44% 0% Restrained Free-roaming Adult Juvenile Dipegang Berkeliaran Dewasa Anak anjing Vaksinasi Vaccinated Tidak No 0% Vaccinated Vaksinasi Cakupan vaksinasi anjing yang dapat dipegang 10% lebih tinggi Cakupan vaksinasi anjing dewasa (> 1tahun) nyata lebih tinggi (91%) dibandingkan anak anjing (< 1 tahun) 44% No Tidak 12

Profil perilaku anjing 24 jam Kontak Makan Grooming Bergerak Sosialisasi netral Aktifitas dominan adalah istirahat Proporsi bervariasi setiap individu anjing Istirahat Anjing beristirahat 23.00-04.00 10.00-13.00 dan 18.00-20.00 Aktifitas lain adalah perilaku netral dan bergerak terjadi sepanjang hari 00.00-23.00

Rata-rata lama istirahat (menit) per hari 250 200 150 Aktivitas anjing jantan lebih tinggi dari anjing betina dewasa di malam hari Umumnya anjing beristirahat di siang hari (11:00-15:00) 100 50 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Rest - Female - Adult Istirahat Betina - Dewasa Rest - Male - Adult Istirahat Jantan - Dewasa

Rata-rata kontak anjing manusia per jam 2.5 2 2.0 2.1 Kontak anjing-manusia tertinggi terjadi di pagi dan sore hari 1.6 1.5 1 1.0 0.8 1.0 1.3 0.8 0.9 0.8 1.0 0.8 1.0 1.4 0.8 0.7 0.8 0.7 1.3 Kontak-jantan dewasa Kontak-jantan betina Kontak-anak laki2 Kontak-anak perempuan kontak - Average of Adult Male kontak - Average of Adult Female kontak - Average of Boys kontak - Average of Girls 0.5 0 0.5 0.5 0.5 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.3 0.3 0.2 0.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 23

Pola pergerakan anjing Pergerakan anjing selalu konsisten mengikuti jalan raya (3 contoh yang diplot oleh Google Earth)

Frekuensi Daya jelajah anjing (km) Daya jelajah anjing berumur >1 tahun dan berumur <1 tahun adalah <1 km 2. Sejumlah kecil anjing mempunyai daya jelajah cukup tinggi, sejauh 4,5 km. Daya jelajah rata-rata anjing dewasa = 0,49 km 2 dan anjing berumur <1 tahun = 0,23 km 2 <1 th >1 th Jarak jelajah (km)

Total anjing berdasarkan ras & umur Total anjing betina berdasarkan umur (%) 17% (camp uran) 5% (ras) 78% (lokal) 25 28 10 11 12 5 5 1 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 Umur (tahun) 78% anjing lokal 53% anjing betina umur 2-3 tahun

30 Total anjing betina berdasarkan jumlah kelahiran dan umur 25 20 15 10 5 0 9 9 15 4 14 2 4 7 1 4 7 2 2 2 4 2 4 1 3 2x / tahun 1x / tahun Tidak Pernah 1 1 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 Umur (tahun) Total kelahiran setahun = 115 Anjing yang tingkat kelahirannya paling tinggi adalah anjing umur 2-3 tahun

Jumlah anak anjing dalam setahun 100 ekor anjing betina 83 ekor melahirkan (83%) 17 ekor infertil (17%) 420 ekor anak anjing hidup 59 ekor anak anjing mati 212 ekor anak anjing dipelihara (50,4%) 189 ekor anak anjing diberikan ke orang lain (43,6%) 6 ekor anak anjing dijual (0,01%) 10 ekor anak anjing dibuang (0,02%) 3 ekor anak anjing hilang (0,01%) 115 ekor anak anjing bertahan hidup sampai 1 tahun pengamatan

Jumlah kelahiran anak anjing per kelompok umur 11-12 thn yrs 9-10 thn yrs 7-8 7-8 thn yrs 5-6 5-6 thn yrs 3-4 yrs 3-4 thn 1-2 yrs 1-2 thn 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 2 2 4 4 5 7 heads ekor 5-6 heads ekor 3-4 heads ekor 1-2 heads ekor 8 10 Jumlah anak anjing yang lahir dalam setahun = 477 ekor Litter size = 3,84-4,46 (95% CI) Rata-rata = 4,15 4 ekor 0 2 4 6 8 10 12 Jumlah kelahiran (ekor)

Jumlah kelahiran vs jumlah anak anjing 11 3 78 56 16 14 Jumlah Anak (ekor) 39 37 39 10 9 10 27 7 Jumlah Kelahiran 37 41 10 10 Feb Maret Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan 84 19 Puncak musim kawin anjing adalah Maret dan November 23 6 5 1

Simulasi pertumbuhan populasi anjing dalam 1 tahun Desa X Misal: desa rural 1 : 13 Total populasi 13.000 17% tidak subur 32% 2x kelahiran 51% 1 x kelahiran 1000 ekor 83 % > 1 tahun 17 % < 1 tahun 581 jantan 249 betina 830 > 1 tahun 170 < 1 tahun 830 70 % jantan 30 % betina Y = 207 x (0,51 + 2(0,32)) x 4,15 x 75% 740 anak anjing baru

Sumber pakan anjing Diberikan pemilik Sesajen Sebagian besar sumber makanan (74%) bagi anjing-anjing berasal dari sampah, baik dari tempat pembuangan sampah, maupun sampah makanan yang berceceran Sampah 74%

drh. Riana A. Arief, MS - dokter hewan dari FKH IPB (lulus tahun 2007) - Master of Science dari University of Colorado, U.S.A. Studi Estimasi Populasi dan Demografi dalam Mendukung Pemberantasan Rabies

Demografi dan cakupan vaksinasi Anjing berpemilik (n=17.376;1,68/pemilik) Jantan : Dewasa Vaksinasi (%) Lepas liar Betina (%) Dewasa Anak (%) Urban 1,7 : 1 81,7 95,8 57,5 28,8 Sub urban 2,6 : 1 87,5 93,1 18,0 83,9 Rural 3,2 : 1 83,1 86,6 39,8 92,0 Anjing berkeliaran (n=1.972) Jantan : Dewasa Vaksinasi (%) Betina (%) Dewasa Anak Urban 2,4 : 1 97,0 38,0 20,0 Sub urban 4,2 : 1 94,9 22,6 0,0 Rural 4,6 : 1 96,7 28,5 7,4 Cakupan vaksinasi anjing dewasa dan anak lebih tinggi: anjing berpemilik di desa urban

Probabilitas Probabilitas deteksi anjing berkeliaran 0.35 1491 individu anjing 0.30 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00 0.26 0.24 0.24 0.19 0.20 0.19 0.19 Betina 0.15 Female Jantan Male 1 2 3 4 Probabilitas deteksi anjing berkeliaran hanya 19% yang teramati setiap harinya dan 43% anjing berkeliaran tidak pernah teramati! >60% anjing berpemilik dilepasliarkan oleh pemiliknya Hari survei ke-

Persen Estimasi Jumlah Anjing di Banjar 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Total = 7.468 Total = 2.418 Med = 42,5 Med = 17,7 0-25 26-50 51-75 76-100 101-125 126-150 More Jumlah anjing di Banjar Owned Anjing berpemilik dog Observed free-roaming Anjing berkeliaran dog Rata2 jumlah anjing berpemilik = 61,2 ekor Rata2 jumlah anjing berkeliaran =19,8 ekor

Rasio anjing : penduduk Anjing berpemilik : penduduk Anjing berkeliaran : penduduk Anjing : penduduk Urban 1 : 20 1 : 63 1 : 17 Suburban 1 : 13 1 : 39 1 : 13 Rural 1 : 14 1 : 41 1 : 13 Estimasi populasi anjing di urban perlu dibedakan dengan suburban/rural, karena kepadatan anjing : penduduk lebih tinggi di urban.

drh. M.D. Widya Widyastuti, MSi - dokter hewan dari FKH IPB (lulus tahun 2001) - Master Sains dari IPB Sosialisasi Rabies di Sekolah Dasar dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Pilot

Sosialisasi Rabies di Sekolah Dasar Metoda: Presentasi & diskusi interaktif Lagu Sasaran: Seluruh siswa SD kelas 1-6 TOTAL: 21.865 siswa Denpasar Gianyar Karangasem Jumlah SD 26 36 45 Total siswa (orang) 9.755 7.037 5.073

Alat komunikasi untuk Sekolah Dasar Media: Media presentasi Brosur Poster Flash movie Lagu Ayo Cegah Rabies (ciptaan Drh. Ni Wajan Leestyawati Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Provinsi Bali)

Pemberdayaan masyarakat desa pilot Melinggih Kelod Sibetan 4 SD 6 banjar Ada kasus rabies pada hewan dan kasus gigitan pada manusia Pokja rabies 8 SD, 1 SMP 10 banjar Ada kasus rabies pada hewan dan kasus kematian pada manusia Pokja rabies

Sosialisasi siswa di desa pilot SD di desa Sibetan Peningkatan pengetahuan (%) Tahap 1 Tahap 2 SD di desa Melinggih Kelod Peningkatan pengetahuan (%) Tahap 1 Tahap 2 Kelas 4 52,7 65,2 Kelas 5 51,4 77,7 Kelas 6 48,4 69,0 Jumlah 797 siswa 773 siswa SMP di desa Sibetan Peningkatan pengetahuan (%) Tahap 1 Tahap 2 Kelas 7 81,7 53,9 Kelas 8 64,0 72,2 Kelas 9 75,2 78,5 Jumlah 686 siswa 663 siswa Kelas 4 50,6 72,8 Kelas 5 40,0 62,3 Kelas 6 46,1 46,9 Jumlah 362 siswa 351 siswa Persentase peningkatan pengetahuan siswa tidak sama untuk masing-masing kelas

Sosialisasi guru di desa pilot Desa SD SMP Sibetan 41 34 Melinggih Kelod 15 - Diskusi interaktif: 1. Pembuatan media sosialisasi yang komunikatif 2. Pendekatan sosialisasi yang bervariasi, misal: perlombaan 3. Pendampingan fasilitator/dinas terhadap guru untuk memantau perkembangan pengetahuan siswa

Kader rabies SIBETAN 51 orang 28 bapak 23 ibu MELINGGIH KELOD 31 orang 13 bapak/pemuda 18 ibu/pemudi 3. Program Pendataan/ Registrasi Anjing - jumlah, sex, umur, status vaksinasi, kelahiran-kematian, masuk-keluar, keberadaan anjing liar 1. Kegiatan sosialisasi rabies & pemeliharaan anjing: -Secara perorangan warga sekitar -Secara berkelompok pada pertemuan 2. Respon cepat kasus gigitan: Tindakan P3K kasus gigitan Pelaporan

Kesimpulan dan saran (1) 1) Kegiatan vaksinasi perlu ditingkatkan pada anjing yang berkeliaran, anjing berpemilik yang diliarkan, anak anjing dan anjing betina 2) Perhatian lebih perlu diberikan pada saat melaksanakan vaksinasi pada anjing yang berkeliaran karena hanya 19% atau seperlima dari jumlah anjing berkeliaran yang dapat terdeteksi setiap saat di lapangan 3) Anjing umumnya menggunakan sarana jalan umum untuk melakukan perpindahan/aktifitas bergerak, sehingga pelaksanaan vaksinasi masal anjing bisa dilakukan dengan mengikuti jalan umum 4) 74% sumber makanan anjing berasal dari sampah, baik tempat penampungan sampah maupun sampah yang berceceran

Kesimpulan dan saran (2) 4) Perencanaan kebutuhan vaksin dan efektivitas vaksinasi massal dapat ditingkatkan apabila sebelumnya populasi anjing diketahui secara lebih akurat dengan menggunakan suatu metoda estimasi populasi (lihat rekomendasi CIVAS) 5) Cakupan vaksinasi dapat lebih tinggi apabila pemilihan waktu vaksinasi massal dilakukan pada masa 2-3 bulan menjelang puncak kelahiran (Maret dan November) dimana jumlah anak anjing diharapkan lebih maksimal 6) Pola pelibatan masyarakat dengan pokja dan kader rabies perlu direplikasi di desa-desa di seluruh Bali, terutama dalam meregistrasi anjing, memantau anjing-anjing berkeliaran dan membantu dalam program vaksinasi