BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA TEORITIS

Pengukuran Waktu (Time Study) Jam Henti

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT...

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 4: PETA KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN


BAB 2 LANDASAN TEORI. Hill, hlm Chase, dkk., Operations Management for Advantage Competition. New York: McGraw-

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

PENGUKURAN WAKTU KERJA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan yang paling pokok

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS METODE MOODIE YOUNG DALAM MENENTUKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

Analisa Penetapan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar di PT. Semen Tonasa

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK KARTON MELALUI PERBAIKAN DESAIN FASILITAS KERJA

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembahasan selanjutnya yang berhubungan dengan kepentingan pemecahan masalah itu

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO

BAB 3 LANDASAN TEORI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013

METODE REGION APPROACH UNTUK KESEIMBANGAN LINTASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

PEMBUATAN MEDIA TEKNIK PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PEKERJA TERINTEGRASI PADA PERANGKAT PENGAMAT WAKTU

BAB 2 LANDASAN TEORI

Materi 03. Sistem Kantor

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam analisa dan pemecahan masalah secara sistematis dan teratur perlu

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Operasional (Peta Kerja) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH STUDI LAPANGAN. IDENTIFIKASI MASALAH - Penanggulangan cacat machinning yang paling dominan

FM-UDINUS-PBM-08-04/R0

MODUL II WORK MEASUREMENT

BAB II LANDASAN TEORI

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T.

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI

BAB VI LINE BALANCING

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

#9_WORK SAMPLING ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA

PENENTUAN WAKTU BAKU PRODUKSI KERUPUK RAMBAK IKAN LAUT SARI ENAK DI SUKOHARJO

DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perawatan / Maintenance 1. Pengertian Maintenance Maintenance Menurut Lindley R. Higgis & R. Keith Mobley, (Maintenance Enginering Handbook, Sixth Edition, McGraw-Hill, 2002) pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance atau pemeliharaan juga dilakukan untuk menjaga agar peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat diterima oleh penggunannya. Adapun tujuan dari dilakukannya pemeliharaan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Menjamin tersedianya peralatan atau mesin dalam kondisi yang mampu memberikan keuntungan. 2. Menjamin kesiapan peralatan cadangan dalam situasi darurat, misalnya sistem pemadam kebakaran, pembangkit listrik, dan sebagainya. 3. Menjamin keselamatan manusia yang menggunakan peralatan

4. Memperpanjang masa pakai peralatan atau paling tidak menjaga agar masa pakai peralatan tersebut tidak kurang dari masa pakai yang telah dijamin oleh pembuat peralatan tersebut. Suatu organisasi perusahaan yang baik paham bahwa mereka tidak boleh melihat aktivitas perawatan sebagai unsur pengeluaran belaka. Melainkan aktivitas tersebut dapat memberikan dukungan yang sangat penting terutama dalam kaitannya dengan peningkatan produktivitas. Pemeliharaan yang efektif akan mengarah pada hal sebagai berikut : 1. Kapasitas produksi terpenuhi secara maksimal 2. Kemampuan untuk memproduksi produk dengan toleransi khusus atau level kualitastertentu. 3. Dapat meminimalkan biaya per unit produk 4. Dapat mengurangi resiko kegagalan dalam memenuhi keinginan pelanggan yang berkaitan dengan kapasitas produksi, leadtime serta kualitas produk. 5. Dapat menjaga keselamatan pegawai dan masyarakat sekitar dari bahaya yang mungkin muncul dengan adanya proses produksi. 6. Dapat memastikan sekecil mungkin resiko yang dapat membahayakan lingkungan di sekitar perusahaan.

2.2 Pengukuran Waktu Kerja Sistem kerja yang baik merupakan faktor yang penting dalam suatu manajemen operasional suatu perusahaan. Dalam merancang suatu sistem kerja yang baik dibutuhkan seorang perancang kerja yang menguasai dan dapat mengendalikan faktor-faktor yang membentuk sistem kerja. Faktorfaktor tersebut antara lain pekerja,mesin,peralatan dan lingkungannya. Komponen ini harus diperhatikan dengan baik secara individual maupun secara keterkaitannya satu sama lain sebagai komponen dari sistem kerja. Prinsip pengaturankerja menghasilkan beberapa alternatif sistem terbaik yang diperlukan adanya pengukuran dengan teknik-teknik pengukuran kerja yang mencakup pengukuran waktu,tenaga akibat psikologis maupun sosiologis. Perancangan sistem kerja terdiri dari dua tahap, yaitu : rancangan kerja (work design) dan pengukuran kerja (work measurement).(sritomo,1995). Menurut Sritomo, bahwa teknik pengukuran waktu kerja dibagi menjadi : 1. Pengukuran waktu secara langsung Pengukuran dilkakukan di tempat pekerjaan yang bersangkutan dijalankan, cara yang termasuk didalamnya adalah cara jam henti dan sampling kerja. 2. Pengukuran waktu tidak langsung

Pengukuran waktu dilakukan tanpa harus berada di tempat pekerjaan yaitu dengan melihat data tabel yang tersedia dan mengetahui jalan proses pekerjaan melalui elemn kerja dan elemen gerakan, yang termasuk dalam kelompok ini adalah data waktu baku dan data waktu gerakan. Waktu baku penyelesaian adalah waktu wajar yang dibutuhkan secara normal oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Wajar dan normal yang dimaksud adalah pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja dengan kemampuan rata-rata yang bekerja dalam sistem kerja terbaik. 2.2.1 Pengukuran kerja langsung Pengukuran kerja langsung merupakan pengukuran kerja yang dilaksanakan secara langsung di tempat pekerjaan yang akan diukur atau dijalankan. Stopwatch Stop-watch time study ini merupakan salah satu cara pengukuran kerja langsung. Stop-watch time study diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor.Metode ini baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulangulang (repetitive). Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini akan dipergunakan sebagai standar penyelesaian pekerja bagi semua pekerja yang akan melaksanaan pekerjaan yang sama seperti

itu. Secara garis besar langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dengan jam henti ini dapat diuraikan sebagai berikut: Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada. mencatat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti layout, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan kerja lain yang digunakan dan lain-lain. Bagi operasi kerja dalam elem-elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya. mengamati, ukur, dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut. menetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak?tes pula keseragaman data yang diperoleh. menetapkan rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of Performance ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performance operator.untuk

elemen kerja yang secara penuh dilakukan oleh mesin maka performance dianggap normal (100%). menyesesuaikan waktu pengamatan berdasarkan peformanca yang ditunjukkan oleh operator tersebut sehinggga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal. menetapkan waktu longgar (allowance time) guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang akan diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi sepeti kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelelahan, keterlambatan material, dan lain-lainnya. menetapkan waktu kerja baku (standard time) yaitu jumlah total antar waktu normal dan waktu longgar. 2.2.2 Keuntungan dan Kerugian Seperti juga metode-metode lain, Stop-watch time study juga memiliki keuntungan serta kerugian. Keuntungan metode ini adalah pengamat akan dapat mengetahui variasi data waktu selama proses kerja berlangsung untuk setiap elemen kerja. Waktu yang dihasilkan pada stopwatch time study akan lebih akurat dan spesifik karena waktu diukur pada setiap elemen kerja terkecil. Sedangkan untuk metode pengukuran waktu secara akumulatif memungkinkan pembaca data waktu secara langsung untuk masing-masing eleman kerja yang ada, sehingga memberikan keuntungan pembacaan yang lebih mudah dan

lebih teliti.kerugiannya membutuhkan waktu dan biaya yang mahal, pekerjaan yang melelahkan karena melakukan pengamatan secara keseluruhan, memerlukan alat ukur khusus seperti stopwatch, dan memerlukan ketelitian lebih saat pengamatan dilakukan. 2.2.3 Tahapan Melakukan Sebelum Pengukuran Untuk mendapatkan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan, banyak faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan waktu yang tepat untuk pekerjaan yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran, banyaknya pengukuran dan sebagainya. Langkah tahapan yang dilakukan sebelum pengukuran antara lain : a. Tujuan Pengukuran Untuk apa hasil pengukuran ini dilkakukan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diingikan dari hasil pengukuran tersebut. b. Penelitian Pendahuluan Tujuan dari pengukuran waktu adalah mendapatkan waktu yang tepat yang diberikan seorang pekerja untuk menyeleasaikan suatu pekerjaan. Untuk mendapatkan waktu penyelesaian yang singkat, maka perbaikan cara kerja harus dilakukan.dalam penelitian pendahuluan ini mempelajari kondisi kerja dan cara kerja

kemudian diperbaiki. Hal ini dapat berlaku apabila pengukuran dilakukan atas pekerjaan yang telah ada. c. Persiapan Alat Pengukuran Alat-alat yang harus disiapkan untuk [engukuran adalah : 1. Jam Henti (stop watch) Tiga metode umum dalam mengukur elemn kerja dengan menggunakan stop watch: Pengukuran terus menerus Tombol stop watch akan ditekan saat elemen kerja pertama dimulai dan dibiarkan berjalan tersu menerus sampai periode kerja berakhir. Pengukuran waktu berulang Angka penunjuk stop watch akan dikembalikan ke nol pada tiap akhir elemen kerja yang diukur. Pengukuran waktu secara terpisah Menggunakan 2 atau lebih stop watch yang berfungsi bergantian. 2. Lembar Pengamatan Lembar pengamatan digunakan untuk pencataan hasil pengukuran.

3. Pena Digunakan untuk pencatatan data yang didapatkan pada lembar pengamatan. 4. Papan Pengamatan Untuk mempermudah pengamatan sebagai alat lembar pengamatan. 5. Kalkulator Untuk menghitung hasil waktu pengamatan. 2.3 Peta Proses Operasi Suatu peta proses operasi menggambarkan langkah - langkah operasi dan pemeriksaan yang bahan dalam urutannya sejak awal sampai menjadi produk jadi. Peta ini juga memuat informasi informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut seperti waktu yang dihabiskan,material yang digunakan dantempat atau alat mesin yang dipakai,sesuai dengan relevansinya pada akhir keseluruhan proses. Manfaat peta proses kerja diantaranya adalah bisa mengetahui kebutuhan mesin, memperkirakan kebutuhan bahan baku, sebagai alat menentukan tata letak pabrik, sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai serta sebagai alat untuk pelatihan kerja. 2.4 Peta Aliran Proses Peta aliran proses adalah suatu peta yagn akan menggambarkan semua

aktivitas, baik produktif maupun tidak produktif yang terlibat dalamproses pelakasanaan kerja.peta aliran proses mnggambarkan aktivitas-aktivitas yang tidak produktif seperti transportasi delay dan penyimpanan. 2.4.1 Macam-Macam Peta Aliran Proses Peta aliran proses dibagi menjadi 3 : a. Peta Aliran Proses Tipe Bahan Menggambarkan kejadian yang dialami bahan dalam suatu proses atau prosedur operasi. Dengan hanya menggambaran salah satu komponen produk jadi, peta ini menggambarkan salah satu bagian dari peta yang lebih kompleks. Biasanya analis akan sedapat mungkin menghindar dari masalah-masalah yang kompleks. Karena itu terutama untuk peta aliran proses tipe bahan, lebih disukai peta yang menggambarkan tiap komponen satu per satu. b. Peta Aliran Proses Tipe Orang Pada tipe ini dibagi menjadi 2 yaitu, peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang operator dan peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran sekelompok manusia atau sering disebut peta proses kelompok kerja. Pada umumnya peta aliran proses tipe orang adalah suatu proses dalam bentuk aktivitas-aktivitas manusianya. Peta ini merupakan gambar simbolis dan sistematis dari suatu

metoda kerja yang dijalani seorang atau sekelompok pekerja ketika pekerjaannya membutuhkan dia untuk bergerak dari suatu tempat ketempat lainnya. Dalam praktiknya peta ini bias digunakan untuk menggambarkan aktivitas yang terjadi di suatu restoran, dimana seorang juru masak bekerja mempersiapkan dantapan didapur restoran tersebut. c. Peta Aliran ProsesTipe Kertas Peta yang menggambarkan aliran dari kertas yang menjalani sekumpulan urutan proses mengikuti suatu prosedur tertentu secara bertahap. Serangkaian tahap yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses permohonan izin adalah contohnya. 2.4.2 Manfaat Peta Aliran Proses a. Bisa digunakan untuk mengetahui alitan bahan,aktivitas orang,aliran kertas dari awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir. b. Peta ini bias memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses atau procedure. c. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan, orang, atau kertas selama proses atau prosedur berlangsung. d. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses metode

kerja. e. Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu komponen atau satu orang, secara lebih lengkap maka peta ini merupakan suatu alat yang memudahkan proses analisi untuk mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidakefisienan atau terjadi ketidaksempurnaan pekerjaaan. Dengan begitu dapat digunaka untuk menghilangkan ongkosongkos yang tersembunyi. 2.4.3 Prinsip-Prinsip Pembuatan Peta Aliran Proses a Peta aliran proses mempunyai sebuah judul, dimana pada baris paling atas dari kertas ditulis PETA ALIRAN PROSES sebagai judulnya. Kemudian diikuti dengan pencatatan beberapa identifikasi seperti nomor atau nama komponen yang dipetakan,nomor gambar, peta orang atau peta bahan, cara sekarang atau yang diusulkan, tanggal pembuatan, dan nama pemuat peta. Semua informasi ini dicatat disebelah kanan atas kertas. b. Disebelah kiri atas kertas, berdampingan dengan informasi yang dicatat pada butir a diatas, dicatat mengenai ringkasan yang memuat jumlah total dan waktu dari setiap kegiatan yang terjadi.

Begitu juga total jarak perpindahan yang dialami bahan,orang atau kertas selama proses berlangsung. c. Dibagian badan diuraikan proses yang terjadi secara lengkap dengan lambing-lambang dan informassi mengenai jarak perpindahan, jumlah yang dilayani. Waktu yang dibutuhkan dan kecepatan produksi. d. Ada suatu cara sederhana yang cukup efektis untuk menganalisa Peta Aliran Proses, yaitu dengan mengajukan 5 buah pertanyaan pada setia kejadian dari suatu Peta Aliran Proses. Cara ini disebut Dot & Check Technique yang merupakan suatu jenis dari analisi 4W-1H yang umum dikenal, berikut ini adalah ringkasannya. No. Pertanyaan Berikutnya Tindakan yang Mungkin Dilakukan 1 Apa Tujuannya? Mengapa? Menghilangkan aktivitas yang tidak perlu 2 Dimana Dikerjakan? Mengapa? Menggabungkan tempat kerja 3 Kapan Dikerjakan? Mengapa? Menggabungkan Proses 4 Siapa yang mengerjakan? Mengapa? Mengubah Jumlah Orang 5 Bagaimana Mengerjakannya? Mengapa? Menyederhanakan Metoda 2.4.4 Analisis Peta Aliran Proses Dari Uraian diatas dengan menganalisis peta aliran proses dengan metode Dot & Check Technique akan muncul kemungkinan tindakan-tindakan yang dapat dilaksanakan untuk perbaikan, yaitu : Menghilangkan aktivitas yang tidak perlu.

Menggabungkan atau menghilangkan tempat kerja. Menggabungkan atau mengubah urutan kerja. Menggabungkan atau mengubah jumlah orang. Menyederhanakan Metode Kerja. 2.5 Diagram Pareto Diagram Pareto digunakan untuk menemukan atau mengetahui problempenyebab utama yang merupakan kunci dalam penyelesaian masalah dan perbandingan terhadap keseluruhannya. Pada dasarnya diagram pareto dapat digunakan sebagai alat interprestasi untuk : 1. Menunnjukkan persoalan utama. 2. Menyatakan perbandingan masing masing persoalan terhadap keseluruhan. 3. Menunjukkan tingkat perbaikan setelah bisa membandingkan kondisi sebelumdan sesudah perbaikan. 4. Memfokuskan perhatian pada pont kritis tertentu dan pentingnyamelalui pembuatan ranking terhadap penyebab dari masalahnitu dalam bentuk signifikan. Diagram Pareto adalah diagram batangyang disusun secara menurun atau dari bear ke kecil. Biasa digunakan untuk melihat atau mendefinisikan masalah, tipe cacat atau penyebab paling dominan sehingga kita dapat

memprioritaskan penyelesaian masalah. Langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk pembuatan diagram pareto adalah : 1. Stratifikasi problem dan nyatakan dengan angka yang jelas. 2. Tentukan jangka waktu pengumpulan data yang akan dibahas untuk memudahkan melihat perbandingan sebelum dan sesudah perbaikan. 3. Atur masing masing penyebab berdasarkan stratifikasi,buat berurutan sesuai dengan besarnya nilai dan gambarkan dalam grafik kolom. Penyebab yang memiliki nilai terbesar diletakkan disebelah kiri. 4. Gambarkan grafik garis yang menunjukkan jumlah persentase denganjumlah 100% pada bagian grafik kolom, dimulai dengan nilai yang terbesar dan dibagian bawah masing-masing kolom dituliskan nama atau keterangan kolom tersebut. 5. Pada bagian atas atau samping berikan keterangan atau nama diagram dan jumlah unit seluruhnya.