PEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara

dokumen-dokumen yang mirip
No KEGIATAN PELAKU HASIL KETERANGAN

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)

PEDOMAN TEKNIS SIKLUS KOTA

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah,

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) KONSULTAN MANAJEMEN WILAYAH (KMW)

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

HASIL MASUKAN DISKUSI TIM KAJIAN PERAN PEMDA 10 SEPTEMBER 2009

PETUNJUK TEKNIS SIKLUS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

HARMONISASI PROGRAM PEMBERDAYAAN. Oleh: Irawan Hasan, Askoorkot Kab. Karo, KMW IV P2KP-3 Sumatera Utara. Karo, 02 Juni 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

P2KP REALISASI KEGIATAN KMW-02 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) Quick Status. Status data: / 04-Mar-08

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG

Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KOTA MANDIRI (PKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

SELESAI Pelatihan pra-tugas KMW Rekruitmen Fasilitator Identifikasi lokasi kelurahan sasaran

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Bab 3. Pelaksanaan P2KP

KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

BAB III METODOLOGI KAJIAN

Replikasi Program KATA PENGANTAR

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

a. Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Mulia Hilir

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

Seleksi pemilihan lokasi sasaran adalah sebagai berikut:

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

10/9/09. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

Kata Pengantar. menerbitkan buku Petunjuk Pelaksanaan PNPM Mandiri P2KP 2007.

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

BAGIAN B PELAKSANAAN LAPANGAN PEDOMAN PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 8

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya seperti Indonesia. Kemiskinan seharusnya menjadi masalah

Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM

MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES IN PNPM MANDIRI)

BAB II DESKRIPSI KECAMATAN BANJARNEGARA

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP

Program Penanggulangan Kemiskinan

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 25 TAHUN 2006 T E N T A N G PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN,

Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KINERJA BKM (PK-BKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)

BAB 1 PENDAHULUAN. kemiskinan, yang salah komponen menurunnya kesejahteran masyarakat. usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN ( MUSRENBANG )

Transkripsi:

LAMPIRAN

111 PEDOMAN WAWANCARA Bappeda Kabupaten Banjarnegara Nama Responden : Jabatan : Tanggal : Pertanyaan Mengenai Peranan Bappeda 1. Bagaimana kemiskinan di kabupaten Banjarnegara? 2. Bagaimana pemerintah menanggulangi masalah kemiskinan di kabupaten Banjarnegara? 3. Program apa saja yang sudah dilakukan pemerintah guna mengatasi kemiskinan di Kabupaten Banjarnegara 4. Bagaimana peranan Bappeda Kabupaten Banjarnegara dalam mengatasi masalah penanggulangan kemiskinan? 5. Konstribusi seperti apa yang dilakukan oleh Bappeda Banjarnegara terkait dengan program penanggulangan kemiskinan? 6. Bagaimana upaya pengorganisasian dalam program penanggulangan kemiskinan? 7. Bagaimana cara Bappeda menemukan kriteria masyarakat yang miskin? 8. Apa yang menjadi prioritas utama dalam program penanggulangan kemiskinan, khususnya di wilayah perkotaan? 9. Apakah ada kesulitankesulitan yang dialami Bappeda dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan, khususnya di wilayah perkotaan? 10. Apakah Bappeda bekerjasama dengan instansi atau lembaga tertentu dalam program penanggulangan kemiskinan? 11. Adakah keterkaitan antar gerakan penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap program penanggulangan kemiskinan, khususnya di wilayah perkotaan?

112 12. Apakah ada program tindak lanjut dari PNPM untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya? Bagaimanakah peran atau keikutsertaan Bappeda dalam mendukung keberhasilan kebijakan ini? 14. Apa yang dilakukan Bappeda dalam memonitoring Program Penanggulangan kemiskinan? 15. Apakah setiap fungsi yang ada sudah bekerja secara efektif dalam mendukung pencapaian tujuan Program Penanggulangan kemiskinan? 16. Apakah sikap dari anggota didalam Bappeda dalam mendukung kebijakan ini? Pertanyaan mengenai Implementasi 1. Darimana sumber dana program penanggulangan kemiskinan PNPM Mandiri Perkotaan berasal? 2. Berapa alokasi anggaran dana yang diberikan pada masingmasing wilayah yang menjadi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan? 3. Apakah anggaran yang dialokasikan cukup efektif untuk mencapai tujuan Program? 4. Halhal apa saja yang dilakukan oleh Bappeda untuk menyelesaikan atau meminimalisir hambatan tersebut? 5. Bagaimanakah mekanisme koordinasi antar unit atau internal Bappeda dalam mendukung kebijakan ini? 6. Apakah terjadi hambatan dalam melakukan proses koordinasi dengan antar dinas terkait implementasi kebijakan ini? 7. Apabila ada, hambatan apa saja yang terjadi? 8. Upaya apa yang dilakukan untuk meminimalisir atau menyelesaikan hambatan tersebut? 9. Bagaimana pertanggungjawaban Bapepeda terhadap program ini?

113 PEDOMAN WAWANCARA Kelurahan Sokanandi, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara Nama Responden : Jabatan : Tanggal : Pertanyaan Mengenai Peranan Bappeda 1. Bagaimana peranan Bappeda Kabupaten Banjarnegara dalam mengatasi masalah penanggulangan kemiskinan? 2. Konstribusi seperti apa yang dilakukan oleh Bappeda Banjarnegara terkait dengan program penanggulangan kemiskinan? Jenis upaya dukungan apa saja yang diusahakan oleh Bappeda? Strategi apa saja yang digunakan untuk mengoptimalkan program ini? Pertanyaan mengenai Implementasi 1. Bagaimana awal mula adanya kebijakan PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan Sokanandi? 2. Tahapantahapan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Sokanandi? 3. Bagaimana tahapan pra pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Sokanandi? 4. Program apa saja yang sudah dilakukan PNPM Mandiri Perkotaan di kelurahan Sokanandi? 5. Apakah tujuan PNPM Mandiri Perkotaan ini? 6. Siapa yang menjadi sasaran dalam kebijakan ini? 7. Bagaimana cara pemilihan sasaran warga PNPM Mandiri Perkotaan?

114 8. Apa yang menjadi prioritas utama dalam program PNPM Mandiri Perkotaan? 9. Apakah ada program tindak lanjut dari PNPM untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya? 10. Bantuan yang diberikan kepada masyarakat diprioritaskan kepada masalah apa? 11. Apakah bantuan yang diberikan kepada masyarakat dapat bermanfaat? 12. Hasil apa saja yang didapat dengan adanya PNPM Mandiri Perkotaan? 13. Darimana sumber dana PNPM Mandiri Perkotaan berasal? 14. Bagaimanan cara menemukan alokasi BLM dari program PNPM Mandiri Perkotaan? 15. Berapa alokasi anggaran dana yang diberikan?

116 RENCANA PENGGUNAAN DANA TAHUN 2012 1 AMPELSARI I 120.000.000 4.500.000 100.100.000 15.400.000 120.000.000 34.650.000 3.850.000 40.000.000 38.500.000 40.000.000 200.000.000 7.500.000 134.750.000 38.500.000 200.000.000 2 PARAKANCANGGAH I 120.000.000 4.500.000 100.500.000 15.000.000 120.000.000 34.250.000 4.250.000 40.000.000 38.500.000 40.000.000 200.000.000 7.500.000 134.750.000 38.500.000 200.000.000 3 KUTABANJARNEGARA I 180.000.000 6.000.000 174.000.000 180.000.000 60.000.000 2.000.000 29.000.000 29.000.000 60.000.000 60.000.000 2.000.000 58.000.000 60.000.000 300.000.000 10.000.000 203.000.000 29.000.000 58.000.000 300.000.000 4 ARGASOKA I 120.000.000 4.500.000 96.250.000 120.000.000 38.500.000 40.000.000 38.500.000 40.000.000 134.750.000 200.000.000 7.500.000 38.500.000 200.000.000 5 SOKAYASA I 75.000.000 3.000.000 72.000.000 75.000.000 12.500.000 25.000.000 1.000.000 11.500.000 25.000.000

117 25.000.000 1.000.000 125.000.000 5.000.000 84.500.000 24.000.000 25.000.000 11.500.000 24.000.000 125.000.000 6 TLAGAWERA I a 30.000.000 1.500.000 I b 30.000.000 1.500.000 20.000.000 1.000.000 20.000.000 1.000.000 100.000.000 5.000.000 28.500.000 30.000.000 23.750.000 4.750.000 30.000.000 14.250.000 4.750.000 20.000.000 19.000.000 20.000.000 66.500.000 9.500.000 19.000.000 100.000.000 7 SOKANANDI I a 60.000.000 2.250.000 57.750.000 60.000.000 I b 60.000.000 2.250.000 200.000.000 7.500.000 8 SEMAMPIR 38.500.000 38.500.000 134.750.000 60.000.000 40.000.000 38.500.000 40.000.000 38.500.000 200.000.000 I 75.000.000 3.000.000 72.000.000 75.000.000 12.500.000 25.000.000 1.000.000 11.500.000 25.000.000 25.000.000 1.000.000 24.000.000 25.000.000 84.500.000 125.000.000 5.000.000 11.500.000 24.000.000 125.000.000 9 KARANGTENGAH I 120.000.000 4.500.000 200.000.000 7.500.000 115.500.000 120.000.000 40.000.000 38.500.000 40.000.000 134.750.000 38.500.000 200.000.000 10 WANGON

118 I a 45.000.000 1.500.000 I b 30.000.000 1.500.000 25.000.000 1.000.000 25.000.000 1.000.000 125.000.000 5.000.000 39.150.000 4.350.000 45.000.000 25.650.000 2.850.000 30.000.000 19.200.000 4.800.000 25.000.000 24.000.000 25.000.000 84.000.000 12.000.000 24.000.000 125.000.000 11 KRANDEGAN I 120.000.000 4.500.000 115.500.000 120.000.000 40.000.000 38.500.000 40.000.000 134.750.000 200.000.000 7.500.000 38.500.000 200.000.000 12 CENDANA I 120.000.000 4.500.000 200.000.000 7.500.000 115.500.000 120.000.000 40.000.000 38.500.000 40.000.000 134.750.000 38.500.000 200.000.000 13 SEMARANG I 120.000.000 4.500.000 115.500.000 120.000.000 40.000.000 38.500.000 40.000.000 134.750.000 200.000.000 7.500.000 38.500.000 200.000.000

119 TAHAP PELAKSANAAN DI KOTA/KABUPATEN Untuk dapat mencapai tingkat efektifitas yang tinggi dari kegiatan penanggulangan kemiskinan di kelurahan perlu juga dilakukan intervensi di tingkat kota/kabupaten sehingga tercapai sinergi program pembangunan dari berbagai sektordengan program penanggulangan kemiskinan di tingkat kelurahan/desa. No. KEGIATAN PELAKU HASIL KETERANGAN 53. Membangun dan mengembangkan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) 54. Serangkaian FGD untuk membangun relawan penangulangan kemiskinan tingkat kota sebagai motor penggerak KBP. Penyelenggara: Korkot Peserta: Walikota/bupati, perangkat pemerintah & kelompok strategis (tokoh formal & informal). Fasilitator: KMW Pelaksana: Pemkot/ kab bersama KMW. Peserta: Perangkat pemkot/kab, DPRD, Dinas/ Instansi, camat, Kelompok strategis (LSM, swasta, Pers, Perguruan tinggi, dll. Fasilitator : TKPKD dan Korkot. Pelaksana: Pemkot/ kabupaten. Peserta: Para pemangku kepentingan kota/kab (stakeholders kota/kab) Fasilitator : TKPKD, Korkot Keberadaan KMW beserta jajarannya diterima oleh pemerintah kota/ kabupaten dan DPRD. Daerah paham mengenai gambaran umum PNPM Mandiri Perkotaan dan segala konsekwensinya. Kesepakatan rencana kerja pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan. Dukungan dan komitmen dari dinas & instansi untuk terlibat dalam PNPM Mandiri Perkotaan. 52. Serangkaian lobbylobby, silaturahmi sosial dan sosialisasi awal kepada perangkat pemerintah kota/kab dan kelompok strategis di kota/kab Para pemangku kepentingan tingkat kota/kab paham konsep & mekanisme PNPM Mandiri Perkotaan sebagai upaya penanggulangan kemiskinan kota melalui penerapan nilainilai kemanusiaan, prinsipprinsip kemasyarakatan, dan pembangunan berkelanjutan. Dukungan penuh serta komitment berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan KBP di masingmasing kota/kab. Perangka pemkot/kab dan para pemeduli kemiskinan sebagai pemangku kepentingan setempat sadar perlunya penangulangan kemiskinan secara kolektif & menjadi tanggung jwb bersama, aktif berjuang Dilakukan di bulan ke1 setelah KMW mobilisasi Dilakukan mulai pada bulan ke2 setelah KMW dimobiisasi dan seterusnya secara berkesinambungan sehingga terbangun budaya belajar dari para elit kota/kab. Dilakukan mulai bulan ke2 setelah KMW dimobiisasi dan KBP terbangun

120 No. KEGIATAN PELAKU HASIL KETERANGAN 55. Serangkaian kegiatan tematik; akar kemiskinan, pendataan kemiskinan, organisasi penanggulangan kemiskinan, perencanaan partisipatif & hub dengan musrenbang yang dilakukan melalui; kunjungan lapangan, wawancara dengan pemanfaat, diskusi/fgd, seminar/lokakarya pengkayaan pemahaman. 56. Membangun/ Mengokohkan TKPKKota/ Kab. melalui serangkaian diskusi tematik dan FGD khususnya mengenai good governance. 57. Penyusunan/peninja uan kembali strategi penangulangan kemiskinan kota/kab. Pelaksana: TKPKD Peserta : Relawanrelawan yang tergabung dalam KBP. Fasilitator : Korkot, KMW, Pemkot/kab Pelaksana: Pemkot/ kab. Peserta: Anggota TKPKD Fasilitator : Korkot, KMW dan KBP. Pelaksana: TKPKD dan relawanrelawan kota. Peserta: Pemkot/kab, DPRD, dinasdinas/instansi, camat, lurah/kades, kelompok peduli (LSM, swasta, pers, perguruan tinggi, dll), relawanrelawan masyarakat kelurahan, LKM (bila telah terbentuk) dan para pihak lainnya. Fasilitator : Korkot, KMW dan walikota/bupati untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan. Tumbuhnya kesadaran & kesepakatan semua pihak di tingkat. kota/kab bahwa akar persoalan kemiskinan struktural adalah lunturnya nilainilai universal kemanusiaan sehingga mendorong banyak pihak cenderung menjadi penyebab kemiskinan dan bukan solusi kemiskinan. Kesepakatan rencana tindak reformasi tatalaksana pembangunan, anggaran dan peraturanperaturan pendukung Pemda dan para pemangku kepentingan di tingkat. kota/kab menyepakati kriteria & profil keanggotaan TKPKD yang mencerminkan keragaman unsur kota, tugas serta fungsi TKPKD yang diharapkan. Penerbitan SK Walikota/ Bupati tentang pembentukan/revitalisasi/ restrukturisasi TKPKD di wilayahnya. Meningkatnya kesadaran kritis anggota TKPKD & relawan kota ttg tugas & fungsi masingmasing dalam menciptakan tata kepemerintahan yang baik. Tersusun dan disepakatinya dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan (SPK) kota/kab sebagai manifestasi dari good governnance. Kesepakatan integrasi PJM Pronangkis masyarakat dengan program pembangunan kota/kabupaten sebagai penjabaran SPKD. Dilakukan pada mulai ke 5 setelah KMW dimobiisasi atau bersamaan dengan Refleksi Kemiskinan di tingkat kelurahan dan seterusnya Dilakukan mulai bulan ke8 setelah KMW dimobiisasi atau setelah dimulai pelaksanaan perencanaan partisipatif penyusunan PJM & renta Pronangkis di tingkat kelurahan TKPKD & relawan kota memantau & terlibat dalam proses penyusunan PJM & Renta Pronangkis masyarakat

121 No. KEGIATAN PELAKU HASIL KETERANGAN 58. Penyusunan Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis) tingkat Kota/Kab Pelaksana: Bappeko/kab Peserta: TKPKD, DPRD, dinasdinas/instansi terkait. Fasilitator : Korkot, KMW & Walikota/Bupati Alokasi APBD untuk penanggulangan kemiskinan berbasis nilai memadai. Tersusun dan disepakatinya program daerah yang merangkup PJM Pronangkis dari masy kelurahan. Dilakukan mulai bulan ke 10 atau 11 setelah KMW dimobiisasi TKPKD & relawan kota mengawal integrasi PJM Pronangkis ke program daerah