KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

DAFTAR DOKUMEN INTERNAL. 0. Manual Sistem Manajemen K3 01/AJS/MK

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

PT BENING TUNGGAL MANDIRI GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE : PERSIAPAN DAN RESPON DARURAT

PERAN, FUNGSI, TUGAS, DA

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

PROSEDUR KESIAGAAN dan TANGGAP DARURAT

PROSEDUR KEADAAN DARURAT

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

PENGELOLAAN OPERASI K3

SAFETY INDUCTION PT. ADHIMIX PRECAST INDONESIA DIV. OPS. III SURABAYA

PT. FORTUNA STARS DIAGRAM ALIR KEADAAN DARURAT BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

Nama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI

Manajemen tanggap siaga untuk keadaan darurat di kegiatan usaha pertambangan

DISASTER PLAN. Oleh : dr. Iryani R ambarwati

SPECIMEN. Hl PT INDO FUTI ENERGI TERICDNDALI PENGESAHAN DOKUMEN. Halaman :1dari6 DISTRIBUSI DOKUMEN

KEPUTUSAN KEPALA, UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 145/K01.2.6/SK/2010

BAB II LANDASAN TEORI

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

PENANGANAN KEJADIAN KEBAKARAN (KODE MERAH)

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3

PANDUAN MENGHADAPI BENCANA

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Penggunaan APAR dan Kedaruratan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG KESIAPSIAGAAN DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR

PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PENANGANAN BENCANA DI RUMAH SAKIT

PROSEDUR PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI

Manajemen Bencana. Suatu proses terencana yang dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman.

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

128 Universitas Indonesia

Karyawan organissi taman hiburan adalah public face (orang yang berhadapan. penting bagi karyawan untuk sepenuhny memahami S.O.P

Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM)

KUISIONER PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

gedung bioskop berbeda tingkat kerawanannya dibandingkan dengan perumahan. Jika

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

10. SAFETY 10.1 Proses Keselamatan (Safety Process)

D. DAFTAR PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (PERFORMANCE APPRAISAL) 1

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

2013, No.1054

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

Perlindungan Harta Benda

STUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

Lampiran 1. Tingkat Organisasi. Skor. Tinggi 1

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

SKRIPSI Sebagian Persyaratan. Oleh FAKULTAS YOGYAKARTA 20111

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

1. Anda saat ini sedang berada dilantai 2 puskesmas Bogor Timur 2. Di gedung ini ada beberapa pintu, pintu keluar adalah disebelah kiri

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DATA & PROFIL BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PIDIE 2014/2015 PROGRAM YANG TELAH, SEDANG DAN AKAN DI LAKUKAN

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) atau LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB)

Prosedur Penanggulangan Darurat Kebakaran dan Bencana Alam

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

7.1.Project Control. Schedule kunjungan ke lapangan dan partisipasi audit. Meninjau ulang temuan audit dan pelaporan perbaikan

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

EMERGENCY PLANING AND EVACUATION LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.

A. KRITERIA AUDIT SMK3

STANDARD OPERATING PROCEDURS (SOP) PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN SERTA PENYELAMATAN DIRI

PROSEDUR PENANGANAN GEMPA BUMI (KODE HIJAU)

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

Transkripsi:

Halaman 1 dari 1 KRONOLOGI DOKUMEN Tanggal Revisi Ke Keterangan (Tuliskan sub-bab & perihal yang diubah serta alasan perubahan) 14-10-2011 0 Penentuan baru 25-11-2013 1 Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 27-03-2014 2 Perubahan evaluasi prosedur DAFTAR ISI No. Uraian halaman LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN 1 KRONOLOGI DOKUMEN 2 DAFTAR ISI 2 1. TUJUAN 3 2. RUANG LINGKUP 3 3. ACUAN/REFERENSI 3 4. DEFINISI 3 5. PROSEDUR 4 6. REKAMAN 13 7. LAMPIRAN 13

Halaman 2 dari 2 1. TUJUAN Memberikan panduan kepada seluruh bagian di PT. Alim Ampuhjaya Steel dalam mempersiapkan, mencegah, mengevaluasi dan menanggulangi keadaan darurat khususnya yang terindentifikasi dalam identifikasi bahaya potensial dan penilaian risiko. 2. RUANG LINGKUP Mencakup keadaan darurat yang dapat timbul seperti kebakaran, ancaman bom, banjir, gempa bumi, cedera parah dan huru-hara/demonstrasi untuk mencegah dan mengurangi risiko K3 yang timbul di lingkungan PT. Alim Ampuhjaya Steel. 3. ACUAN/REFERENSI 3.1. OHSAS 18001:2007 Persyaratan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, klausa 4.4.7. 3.2. OHSAS 18002: 2008 Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Klausa 4.4.7 3.3. Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 4. DEFINISI 4.1. K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 4.2. Assembly point / tempat berkumpul adalah suatu tempat yang telah ditentukan dimana kita harus pergi ke tempat tersebut pada saat ada bahaya atau dalam kondisi gawat darurat. 4.3. P3K adalah Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. 4.4. Pertolongan Pertama (First Aid) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. 4.5. Insiden (Incident) adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

Halaman 3 dari 3 4.6. Kecelakaan (Accident) adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan. 4.7. Ada 2 tingkat rencana Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Medis: a. Tingkat 1: Pertolongan pertama di tempat (4 menit) Pertama diberi pertolongan. b. Tingkat 2: Stabilisasi orang yang mendapat kecelakaan atau sakit sebelum di evakuasi (satu jam) Ambulan / Dokter. 5. PROSEDUR 5.1. Kesiagaan dan Tanggap Darurat a. Menyusun kesiagaan dan tanggap darurat yang berisi informasi yang diperlukan untuk mengatasi suatu keadaan darurat. b. Membuat kesiagaan & tanggap darurat yang minimal berisi sebagai berikut : 1. Pengenalan keadaan darurat: jenis dan prakiraan dampaknya 2. Pengkajian akibat/dampak dan menyiapkan pencegahannya 3. Prosedur penanggulangan keadaan darurat 4. Sistem komunikasi dalam keadaan darurat 5. Personil yang bertanggung jawab 6. Tata cara pemberitahuan keadaan darurat 7. Petunjuk komunikasi: Nama, Instansi, Alamat, Nomor telpon Pejabat terkait 8. Peta situasi dalam keadaan darurat 9. Program evakuasi dalam keadaan darurat 10. Peta daerah aman untuk evakuasi 11. Peta tempat / titik berkumpul (assembly point) 12. Pengakhiran keadaan darurat dan tindak lanjut 13. Program pelatihan keadaan darurat c. Mendistribusikan kesiagaan & tanggap darurat ke semua petugas terkait. d. Memberikan pelatihan kesiagaan dan tanggap darurat terutama pada keadaan darurat yang paling memungkinkan terjadi di Kantor / lokasi pekerjaan.

Halaman 4 dari 4 e. Mengidentifikasi potensi untuk situasi darurat serta mengantisipasi dan atau merespon kejadian-kejadian yang dapat diklasifikasikan sebagai keadaan tindak darurat, yang paling mungkin terjadi, antara lain sebagai berikut : 1. Kebakaran atau ledakan 2. Ancaman bom 3. Banjir 4. Gempa bumi 5. Cidera parah 6. Huru-hara / Demonstrasi f. Membuat gambar/denah umum yang memperlihatkan tata letak (layout) semua peralatan kedaruratan, jalur evakuasi, daerah aman dan tempat berkumpul (assembly point). g. Menyusun petunjuk penggunaan peralatan yang berkaitan dengan keaadaan darurat. h. Menjelaskan tata cara evakuasi dalam keadaan darurat. i. Merencanakan dan menetapkan tim tanggap darurat termasuk kewenangan dan tanggungjawab. Petugas yang ditunjuk sebagai penanggung jawab keadaan darurat difungsikan untuk menangani keadaan darurat sebelum pejabat yang berkompeten tiba di lokasi mengambil alih tanggung jawab. Semua pegawai termasuk pengunjung harus mengikuti komando yang diberikan oleh petugas tersebut. Apabila ada perubahan petugas maka daftar petugas harus direvisi dan disampaikan ke P2K3. j. Departemen HSE akan meninjau secara periodik kesesuaian prosedur tanggap darurat dan rute evakuasi setelah dilakukannya simulasi keadaan darurat dan terjadi situasi emergency. 5.2. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Medis a. Membentuk Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Medis di plant dan proyek. b. Tanggung Jawab Supervisor: 1. Memastikan bahwa sedikitnya ada satu petugas P3K bersertifikat ditempat kerja tiap shift jam kerja.

Halaman 5 dari 5 2. Memastikan kotak P3K tersedia di setiap bagian dan di cek setiap bulannya. 3. Memastikan kotak P3K di isi kekurangannya setiap bulannya. c. Memberi Isyarat untuk Operasi Pertolongan. Pelapor: Orang yang pertama kali melihat kecelakaan atau kecelakaan dirinya akan berteriak untuk membantu ketika terjadi kecelakaan ada yang terluka / kerugian. Gunakan Handy Talkie (jika ada) untuk mengumumkan operasi pertolongan. Pertolongan! Pertolongan! Pertolongan! Kejadian di lokasi... d. Respon Keadaan Darurat Selama Jam Kerja. 1. Supervisor. Dalam menerima pesan untuk Pertolongan oleh setiap pelapor dan mengkonfirmasikan lokasi kejadian, Supervisor harus dengan segera bergerak: Melalui Telepon Extension memberikan info ke pemberi pertolongan pertama untuk merawat korban kecelakaan secepat mungkin. Tim P3K untuk operasi pertolongan (jika Perlu). Jika Supervisor dilatih memberikan pertolongan pertama, maka dia akan merawat korban kecelakaan dengan segera. Menghubungi Ambulan. 2. Pemberi Pertolongan Pertama di Tempat. Didalam penerimaan pesan untuk Pertolongan oleh setiap pelapor dan menetapkan lokasi kejadian, dia akan: Bergerak dengan segera ke lokasi kecelakaan. Memberi pertolongan pertama kepada kecelakaan dan teknik-teknik pertolongan pertama lain untuk menstabilkan kecelakaan. Pastikan ambulan sudah dihubungi dan merawat kecelakaan sampai kedatangan ambulan. Respon untuk bergerak oleh Supervisor / Ketua Tim Tanggap Darurat. 3. Tim P3K.

Halaman 6 dari 6 Memberitahu Rumah Sakit rujukan perusahaan yang ditetapkan untuk standby jika kedatangan keadaan darurat. Siapkan ruang P3K untuk merawat kecelakaan. Gunakan tandu (Stretcher) untuk evakuasi kecelakaan ke ruang P3K. Pastikan ambulan sudah dihubungi dan merawat kecelakaan sampai kedatangan ambulan. Bertindak sebagai penghubung dengan petugas ambulan. Catat semua identitas yang terluka dan memberi perawatan medis. Menyediakan MSDS (Lembar Data Keselamatan Bahan) ke petugas ambulan atau dokter. * Catatan: MSDS tersedia di kantor/plant. Acuan dapat dibuat mereka bila ada karyawan/pekerja yang terluka tidak terlindung bahan tambahan atau produk. Isi MSDS harus tersedia untuk dokter menangani kasus-kasus seperti itu. e. Lokasi Kotak P3K. Tersedia kotak P3K di area Plant/pabrik f. Latihan Operasi Pertolongan. 1. Latihan operasi pertolongan harus diselenggarakan sedikitnya sekali dalam setahun. 2. Semua anggota Tim Keadaan Tanggap Darurat Medis ambil bagian di dalam latihan. 3. Tim P3K menjadi kunci tim penolong dalam partisipasi di latihan. g. Polisi Sektor (Lokal) Di dalam situasi kecelakaan masal, Polisi Sektor akan diaktifkan dan dukungan medis diberikan kepada mereka yang bertugas. 5.3. Kesiapsiagaan & Tanggap Darurat Kebakaran a. Memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat kebakaran. b. Menyusun prosedur tindak darurat untuk keadaan kebakaran.

Halaman 7 dari 7 c. Pegawai atau orang yang pertama kali yang mengetahui / melihat kebakaran segera mengambil APAR yang terdekat dan berusaha memadamkan api sambil berteriak memberitahukan kepada karyawan lainnya untuk segera melaporkan adanya kebakaran kepada Unit K3 atau petugas yang ditunjuk. d. Membunyikan alarm atau tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda disertai dengan pemberitahuan adanya kebakaran melalui pengeras suara. e. Memberitahukan kepada petugas pemeliharaan / teknisi untuk memadamkan aliran listrik yang tidak dibutuhkan. f. Memberitahukan kepada semua pegawai termasuk tamu atau pengunjung untuk menuju kedaerah yang aman dengan cara memberikan komando: 1. Tidak boleh Panik 2. Berkumpul bersama-sama membentuk kelompok-kelompok kecil 3. Tinggalkan tempat kerja sesuai arah peta daerah aman untuk evakuasi g. Jangan buru-buru sewaktu menuju daerah aman dan sewaktu menuruni tangga darurat. h. Menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran. i. Menghubungi pejabat PT. Alim Ampuhjaya Steel yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali. j. Mengupayakan penyelamatan antara lain: 1. Mencari sumber penyebab bahaya dan melakukan tindakan pengamanan 2. Melokalisir lokasi bahaya 3. Memberikan pertolongan pertama k. Menghubungi pihak kepolisian dan Lembaga / Instansi yang terkait sehubungan dengan kebakaran yang terjadi. 5.4. Kesiapsiagaan & Tanggap Darurat Ancaman Bom Memberikan penjelasan kepada semua pegawai mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat ancaman bom. A. Ancaman Bom Melalui Telepon 1. Selama menerima telepon dari orang / si penelpon diusahakan tetap tenang

Halaman 8 dari 8 2. Mengupayakan agar si penelpon terus bicara dan mencatat seluruh percakapan: Dimana bom dipasang Berapa banyak bom yang dipasang Kapan bom akan meledak Segera melapor kepada pejabat yang terkait atau petugas yang ditunjuk Menindak lanjuti laporan yang diterima dengan segera melakukan tindakan penanganan keadaan darurat. B. Ancaman Bom melalui Surat 1. Penerima surat segera menghubungi pejabat atau petugas yang ditunjuk 2. Menindak lanjuti laporan yang diterima dengan segera melakukan tindakan penanganan keadaan darurat. 5.5. Menemukan Obyek Yang Mencurigakan a. Penemu atau orang pertama yang mengetahui obyek yang mencurigakan dilarang menyentuh. b. Penemu segera menghubungi kepada pejabat atau petugas yang ditunjuk dengan menjelaskan hal hal sebagai berikut: 1. Identitas pelapor/penemu obyek 2. Lokasi obyek 3. Ciri-ciri obyek c. Semua pegawai yang berada disekitar lokasi obyek tersebut supaya menjauhi area / lokasi obyek. d. Menghubungi pihak kepolisian dan lembaga/instansi yang terkait. e. Memasang tanda peringatan Jangan Mendekat dan memasang pagar / pembatas sekeliling area / lokasi obyek. f. Menempatkan petugas keamanan untuk menjaga area / lokasi obyek agar orang tidak mendekat. g. Jika dipandang perlu dilakukan tindakan evakuasi. h. Menghubungi pejabat PT. Alim Ampuhjaya Steel yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali.

Halaman 9 dari 9 i. Melakukan upaya upaya penyelamatan dengan memberikan pertolongan pertama. j. Menghubungi pihak kepolisian atau pihak yang berwajib. 5.6. Kesiapsiagaan & Tanggap Darurat Gempa Bumi a. Memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat Gempa Bumi. b. Menyusun prosedur kesiagaan & tanggap darurat untuk keadaan gempa bumi. c. Mengambil langkah penyelamatan sesuai prosedur yang dimiliki jika terjadi kondisi darurat akibat gempa bumi. d. Membunyikan alarm atau tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda disertai dengan pemberitahuan adanya gempa bumi melalui pengeras suara. e. Memberikan pengarahan melalui radio atau pengeras suara kepada semua pegawai untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Selama goncangan, merunduk dan mencari tempat perlindungan yang aman 2. Segera setelah goncangan, menjauhi jendela, dinding dan jaringan / instalasi listrik 3. Jangan panik, selalu berkumpul bersama dalam kelompok-kelompok kecil 4. Jangan terburu-buru mengungsi, kecuali bangunan ada kecenderungan akan mengalami kerusakan yang parah serta pada posisi didaerah yang berisiko tinggi. f. Memberitahukan kepada semua pegawai untuk menuju kedaerah yang aman. g. Memberitahukan kepada petugas pemeliharaan / teknisi untuk memadamkan aliran listrik yang tidak dibutuhkan. h. Menghubungi pejabat PT. Alim Ampuhjaya Steel yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih kendali. i. Melakukan upaya upaya penyelamatan dengan memberikan pertolongan pertama. j. Menghubungi pihak kepolisian dan Lembaga / Instansi yang terkait dengan gempa bumi yang terjadi. k. Membuat laporan terjadinya gempa bumi termasuk kerusakan dan korban bila ada kepada pihak-pihak yang terkait.

Halaman 10 dari 10 5.7. Struktur Organisasi Kesiagaan & Tanggap Darurat Menetapkan organisasi untuk menangani keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi di semua proses di PT. Alim Ampuhjaya Steel. Organisasi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Ketua P2K3 memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan tindak darurat di PT. Alim Ampuhjaya Steel. Ketua Unit K3 memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan tindak darurat di Plant dan Site. Ketua Unit K3 di jabat oleh : Manajer Operasional/Produksi atau Site Manager. b. Petugas K3 merupakan anggota P2K3 atau Unit K3 yang ditunjuk. Petugas K3 bertugas : 1. Memimpin kegiatan tindak darurat di lapangan 2. Menginformasikan kepada publik dan lembaga / instansi yang terkait (kepolisian, dinas pemadam kebakaran, rumah sakit, pers dll) 3. Melakukan kegitan pemadaman api dan tindakan penyelamatan. 4. Memberikan pertolongan pertama kepada korban sampai bantuan medis datang. 5. Berkoordinasi dengan teknisi mematikan aliran listrik sewaktu terjadi kebakaran, gempa bumi dan kondisi bahaya lainnya. Teknisi terdiri dari petugas maintenance PT. Alim Ampuhjaya Steel. 6. Melakukan pengecekan jumlah orang dengan menghitung kembali jumlah orang yang berada di tempat titik berkumpul (assembly point) dengan membandingkan jumlah orang yang terdaftar sebelum kejadian. Jumlah orang yang dihitung termasuk tamu, pengunjung dan siapapun yang sebelum kejadian diketahui berada di daerah kejadian. Pengecekan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah seluruh orang yang berada di daerah kejadian sudah dievakuasi. c. Tim Pengaman / Satpam mengamankan lokasi kantor selama keadaan darurat terjadi.

Halaman 11 dari 11 5.8. Tahap Pemulihan a. Apabila kondisi darurat sudah teratasi maka P2K3 / Unit K3 akan menentukan apakah lokasi kejadian sudah aman untuk dimasuki kembali dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan pihak yang berwajib dengan memberikan pengumuman. b. Membentuk tim untuk mendata semua kerugian/korban yang ada dan mengambil langkah-langkah untuk mengaktifkan kembali kegiatan perusahaan. 5.9. Pelaksanaan prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat mengacu kepada instruksi kerja sebagai berikut : 1. Instruksi Kerja Pencegahan Bahaya Kebakaran (16-01/AJS/HSE/IK) 2. Instruksi Kerja Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (16-02/AJS/HSE/IK) 3. Instruksi Kerja Penggunaan APAR (16-03/AJS/HSE/IK) 4. Instruksi Kerja Rencana Penanggulangan Keadaan (16-04/AJS/HSE/IK) Darurat 5. Instruksi Kerja Penggunaan Fire Safety Cart Bila Terjadi Kebakaran (16-05/AJS/HSE/IK) 6. Intruksi Kerja Fasilitas P3K (16-06/AJS/HSE/IK) 6. REKAMAN 6.1. Skedul Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran (16-01/AJS/HSE/FR) 6.2. Daftar Nomor Telepon Penting (16-02/AJS/HSE/FR) 6.3. Formulir Ancaman Bom (16-03/AJS/HSE/FR) 6.4. Daftar Periksa Keadaan Darurat (16-04/AJS/HSE/FR) 6.5. Daftar Periksa Kotak P3K (16-05/AJS/HSE/FR) 6.6. Daftar Periksa APAR (16-06/AJS/HSE/FR) 6.7. Rencana Emergency Drill (16-07/AJS/HSE/FR) 7. LAMPIRAN 7.1. Lay out Kantor (16-01/AJS/HSE/LP) 7.2. Struktur Tim Penanggulangan Keadaan Darurat (16-02/AJS/HSE/LP) 7.3. Peta Lokasi APAR (16-03/AJS/HSE/LP)

Halaman 12 dari 12 7.4. Peta Evakuasi (16-04/AJS/HSE/LP) 7.5. Jalur Komunikasi Tanggap Darurat (16-05/AJS/HSE/LP) 7.6. Pedoman Pemeriksaan (16-06/AJS/HSE/LP)