Perlindungan Harta Benda

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perlindungan Harta Benda"

Transkripsi

1 Panduan Perlindungan Harta Benda RSB. PERMATA SARANA HUSADA Pamulang Permai Blok D3 No.1-3 Pamulang Tangerang Selatan Telp /22, Fax, psarhus@gmail.com

2 PERLINDUNGAN HARTA BENDA 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sering kali terjadi banyak kasus atau peristiwa secara mendadak atau tibatiba misalnya kecelakaan, pingsan, bencana alam, yang mengakibatkan timbulnya korban. Hal ini dapat mengakibatkan suatu kondisi yang cukup berbeda yaknii kepanikan, kacau, kecurigaan. Baik korban yang mengalami maupun orang yang melihat atau menolong. Kadang kala sering juga dalam kesempatan tersebut kewaspadaan kurang akibat situasi yang tidak menentu. Sehingga dapat berakibat adanya kehilangan barang atau benda terutama dan korban yang mengalami bencana. Negara Indonesia mempunyai landasan hukum yang cukup kuat untuk dapat melindungi hak pribadi seseorang untuk mendapatkan perlindungan yang layak tanpa terkecuali baik untuk diri pribadi maupun barang atau benda yang dimiliknya. Sehingga setiap orang yang berada di tempat manapun tidak merasa terancam baik secara fisik ataupun non fisik akibat kehilangan barang atau benda. 2. Pengertian Pengertian perlindungan adalah proses menjaga atau perbuatan untuk melindungi harta benda 3. Tujuan a. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya adanya kehilangan harta benda pribadi pada pasien/pengunjung/karyawan selama berada di rumah sakit. b. Mengurangi kejadian yang berhuhungan dengan adanya kecurian dan pihak dalam atau luar pada pasien/pengunjung/karyawan.

3 4. Ruang Lingkup a. Panduan ini di terapkan kepada semua pasien/pengunjung/karyawan selama berada dalam rumah sakit. b. Pelaksana panduan ini adalah semua karyawan yang bekerja di rumah sakit (medis ataupun non medis). 5. Prinsip a. Semua pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus mendapat perlindungan harta benda pribadi dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama berada dirumah sakit. b. Setiap pasien / pengunjung / karyawan yang berada dalam rumah sakit harus berusaha menjaga harta benda pribadi. c. Tujuan utama perlindungan harta benda adalah untuk menjaga keamanan yang memiliki harta benda tersebut. d. Perlindungan harta benda digunakan pada proses pasien / pengunjung/ karyawan masuk dalam rumah sakit atau selama berada dalam lingkungan rumah sakit.

4 BAB II KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB 1. Seluruh Staf Rumah Sakit a. Memahami dan menerapkan prosedur perlindungan harta benda pribadi milik pasien / pengunjung. b. Memastikan prosedur perlindungan harta benda pribadi milik pasien/pengunjung yangbenar ketika pasien / pengunjung selama berada di rumah sakit. c. Melaporkan kejadian salah prosedur perlindungan harta benda milik pasien / pengunjung / karyawan. 2. SDM yang bertugas Perawat: a. Bertanggung jawab memberikan perlindungan harta benda pasien dan memastikan perlindungan tersebut tercatat di pada laporan di rawat inap. b. Memastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus di pindah tempatnya. Petugas Keamanan/Security a. Bertanggung jawab memberikan pengamanan harta benda pasien dan memastikan pengamanan tersebut tercatat pada laporan. b. Memastikan harta benda tersimpan dengan baik. Jika terdapat kesalahan penyimpanan maka penyimpanan harus dipindah tempatnya Kepala Instalasi / Kepala Ruang a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami prosedur perlindungan harta benda pasien. b. Menyelidiki semua insiden salah perlindungan harta benda pasien dan memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali kejadian tersebut.

5 Manajer Memantau dan memastikan panduan perlindungan harta benda dikelola dengan baik oleh Kepala Instalasi. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan perlindungan harta benda pasien/pengunjung/karyawan.

6 BAB III TATA LAKSANA PERLINDUNGAN HARTA BENDA 1. PERLNDUNGAN PASIEN Berlaku untuk pasien yang berada di rawat inap dimana dalam hal ini pasien mengenakan perhiasan atan barang berharga lainnya dan sedang dalam kondisiakan dilakukan tindakan pelayanan medis. 1) Tatalaksana perlindungan harta benda pasien a. Semua pasien sebelum masuk rawat inap harus diinformasikan bahwa rumah sakit tidak bertanggung jawab jika ada harta benda yang hilang sebab pada saatakan masuk rawat inap sudah diinformasikan oleh Unit Pendaftaran. b. Pastikan bahwa pasien sudah menyetujui dan mengerti tentang informasi yang disampaikan tentang perlindungan harta benda. c. Pastikan pasien memberikan Surat Pemyataan bahwa bersedia tidak akan menuntut apapun pada pihak rumah sakit apabila terjadi kehilangan harta benda karena sudah diinformasikan bahwa rumah sakit tidak bertanggung atas harta benda pribadi milik pasien. d. Pastikan adanya proses serahterima penyimpanan sementara untuk harta benda pribadi milik pasien apabila pada pasien tersebut tidak ada keluarga yang mendampingi dan akan dilakukan tindakan pelayanan kesehatan. e. Segera hubungi pihak keamanan untuk kasus kehilangan harta benda milik pasien jika ada peristiwa kehilangan. f. Jika perlu hubungi pihak yang berwajib untuk menangani kasus kehilangan harta benda milik pasien jika kasus tersebut berlanjut. 2) Tindakan / prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda pasien. a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda pasien: (1) Pada saat pasien tidak ada keluarga yang mendampingi sedangkan pada pasien tersebut akan dilakukan tindakan pelayanan kesehatan. (2) Pada saat pasien mengalami hilang kesadaran/hilang ingatan

7 b. Para staf RSB. Permata Sarana Husada harus memberikan perlindungan harta benda pasien dengan benar dengan menanyakan kejelasan informasi yang disampaikan oleh Unit Pendaftaran untuk tidak meninggalkan harta benda khususnya yang berharga diluar pengamatan pasien, kemudian membandingkannya dengan adanya Surat Pemyataan yang tercantum di rekam medis. Jangan menyebutkan semua informasi tentang perlindungan dan meminta pasien untuk mengkonfirmasi dengan jawaban ya / tidak. c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pasien tidak mengetahui untuk menjaga harta bendanya sendiri. Informasi mengenai bahwa rumah sakit tidak bertanggung jawab atas barang benda milik pasien diinformasikan ulang oleh perawat yang bertugas menangani pasien secara personal sebelum pasien menjalani suatu prosedur. d. Perlindungan harta benda sebaiknya mencakup 2 kewajiban, yaitu : (1) Didata semua harta benda pada saat pasien masuk (2) Mendata semua pengunjung yang datang berkunjung di perawatan tempat pasien dirawat. PENGUNJUNG 1. Tatalaksana perlindungan harta benda pengunjung a. Semua pengunjung harus diidentifikasi dengan benar sebelum masuk dalam lingkungan rumah sakit dengan menggunakan tanda pengenal yang masih berlaku (KTP. SIM, Paspor) dan harta benda apa saja yang dibawa. b. Pastikan pada pengunjung agar menjaga harta benda yang dibawanya dan jelaskan bahwa tidak ada penitipan harta benda yang dibawanya. c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada semua pengunjungjika terjadi kecelakaan, bencana atau hilang kesadaran / ingatan pada pengunjung tersebut dan tidak ada pengecualian selama berada dalain lingkungan rumah sakit. d. Jika terjadi kecelakaan / bencana atau hilang kesadaran / ingatan pada pengunjung secara tiba-tiba pastikan segera berikan perlindungan

8 terhadap diri dan harta benda pengunjung. Kemudian catat pada buku laporan dan laporkan pada pihak manajemen rumah sakit. e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan perlindungan terhadap harta benda maka harta benda harus dipastikan dititipkan/ditinggal pada pihak keamanan dan kemudian dikoordinaskan pada pihak manajemen f. Harta benda pengunjung tidak boleh dititipkan kepada pihak rumah sakit walaupun bersifat sementara dan kondisi pengunjung masih memungkinkan untuk menjaga harta bendanya sendiri karena rumah sakit tidak bertanggung jawab perlindungan harta benda tersebut kecuali dalam kondisi tertentu. g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu jika pengunjung dalam kondisi terluka atau hilang kesadaran / ingatan maka harus memberikan Surat Pemyataan Penitipan dengan disertai tanda pengenal (KTP / SIM / Paspor) yang masih berlaku dan di bubuhi oleh tanda tangan. h. Tanda pengenal yang di sertakan di pos keamanan sebaiknya mencakup 2 hal yang dapat mengidentifikasi pengunjung, yaitu: 1. Tanda pengenal masih berlaku. 2. Tanda pengenal harus asli/bukan fotocopy i. Jelaskan prosedur perlindungan harta benda sementara dan tujuannya kepada pengunjung. j. Periksa ulang 2 (dua) hal data di buku laporan sebelum memberikan perlindungan harta benda pada pengunjung. k. Saat menanyakan identitas dan harta benda pengunjung, selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya: Siapa nama anda? barang apa yang anda titipkan? (jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti Apakah nama anda Ibu Susi? ) l. Jika pengunjung tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada pengunjung tidak sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa), verifikasi harta benda pengunjung kepada keluarga/pengantarnya. Jika mungkin, tanda pengenal jangan dijadikan satu-satunya bentuk identifikasi pada saat menitipkan harta benda. Tanya ulang nama dan alamat

9 pengunjung, kemudian bandingkan jawaban pengunjung dengan data yang tertulis dibuku laporan. m. Pengecekan buku laporan pengunjung dilakukan tiap kali pergantian jaga petugas keamanan n. Unit yang memberikan perlindungan pada harta benda pengunjung harus menanyakan ulang identitas pengunjung dan membandingkan data yang diperoleh dan laporan verifikasi pihak keamanan. o. Pada kasus pengunjung yang tidak mau diberikan perlindungan harta benda: 1. Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti: a) menolak diberikan perlindungan harta benda b) Tidak ada kepercayaan dari pengunjung 2. Proses perlindungan harta benda harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika tidak dilakukan. Alasan pengunjung harus dicatat pada buku laporan petugas keamanan. 3. Jika pengunjung menolak untuk diberikan perlindungan harta bendanya, petugas harus lebih waspada dan mencari cara lain untuk memberikan perlindungan pada harta benda pengunjung dengan benar sebelum dilakukan tindakan pelayanan kesehatan 2. Tindakan / prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda a. Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan perlindunganharta benda pengunjung: 1) Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa). 2) Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana. 3) Pada saat terjadi kasus pencurian. 4) Pada saat pengunjung hilang kesadaran/ingatan b. Para staf RSB Permata Sarana Husada harus mengkonfirmasi pengunjung dalam perlindungan harta benda dengan benar dengan menanyakan nama dan harta benda yang akan dilindungi, kemudian membandingkannya dengan data berdasarkan infomasi yang didapat dan laporan petugas keamanan. Jangan menyebutkan nama dan harta benda yang dilindungi dan meminta pengunjung untuk mengkonfirmasi dengan jawaban ya / tidak.

10 c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak mau diberikan perlindungan pada harta benda yang dibawanya. Perlindungan harta benda harus dipastikan diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas menangani pengunjung secara personal pada saat pengunjung datang. KARYAWAN 1. Tatalaksana perlindungan harta benda karyawan a. Semua karyawan harus bertanggung jawab sendiri atas harta benda yang dibawanya. b. Pastikan pada karyawan agar menjaga harta benda yang dibawanya dan jelaskan bahwa tidak ada penitipan harta benda yang dibawanya. c. Perlindungan harta benda harus diberikan pada semua karyawan jika terjadi kecelakaan, bencana atau hilang kesadaran/ingatan pada diri karyawan tersebut dan tidak ada pengecualian selama berada dalam lingkungan rumah sakit. d. Jika terjadi kecelakaan/bencana atau hilang kesadaran/ingatan pada karyawan secara tiba -tiba pastikan segera berikan perlindungan terhadap diri dan harta benda karyawan, kemudian catat pada buku laporan dan laporkan pada pihak manajemen rumah sakit. e. Pada situasi di mana tidak dapat diberikan perlindungan terhadap harta benda maka harus dipastikan harta benda dititipkan/ditinggal pada pihak keamanan dan kemudian dikoordinasikan pada pihak manajemen. f. Harta benda karyawan tidak boleh dititipkan kepada pihak rumah sakit walaupun bersifat sementara dan kondisi pengunjung masih memungkinkan untuk menjaga harta bendanya sendiri karena rumah sakit tidak bertanggung jawab perlindungan harta benda tersebut kecuali dalam kondisi tertentu. g. Pada saat menitipkan harta benda untuk sementara waktu jika karyawan dalam kondisi terluka atau hilang kesadaran / ingatan maka harus memberikan surat pernyataan penitipan dengan disertai tanda pengenal (KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku dan dibubuhi oleh tanda tangan/cap jempol karyawan.

11 h. Tanda pengenal yang di sertakan di pos keamanan sebaiknya mencakup 2 benda yang dapat mengidentifikasi pengunjung, yaitu : 1) Tanda pengenal masih berlaku. 2) Tanda pengenal harus aslibukan fotocopy i. Jelaskan prosedur perlindungan harta benda sementara dan tujuannya kepada karyawan. j. Periksa ulang 2 (dua) detail data di buku laporan sebelum memberikan perlindungan harta benda pada karyawan. k. Saat menanyakan identitas dan harta benda karyawan, selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya: Siapa nama Anda? barang apa yang anda titipkan? (jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti ( Apakah nama anda Ibu Susi? ). l. Jika karyawan tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada karyawan tidak sadar. disfasia, gangguan jiwa), verifikasi harta benda karyawan kepada teman sejawat / unit kerjanya. Jika mungkin, tanda pengenal jangan di jadikan satu-satunya bentuk identifikasi pada saat menitipkan harta benda Tanya ulang nama dan alamat pengunjung, kemudian bandingkan jawaban karyawan dengan data yang tertulis dibuku laporan. m. Pengecekan buku laporan dilakukan tiap kali pergantian jaga petugas keamanan. n. Unit yang memberikan perlindungan pada harta benda karyawan harus menanyakan ulang identitas karyawan dan membandingkan data yang diperoleh dan laporan verifikasi pihak keamanan. o. Pada kasus karyawan yang tidak mau diberikan perlindungan harta benda: Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab, seperti: a) Menolak diberikan perlindungan harta benda. b) Tidak ada kepercayaan dan karyawan. Proses perlindungan harta benda harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika tidak dilakukan. Alasan karyawan harus dicatat pada buku laporan petugas keamanan.

12 Jika karyawan menolak untuk diberikan perlindungan harta bendanya, petugas harus lebih waspada dan mencari caralain untuk memberikan perlindungan pada harta benda pengunjung dengan benar sebelum dilakukan tindakan pelayanan kesehatan. 2. Tindakan/ prosedur yang membutuhkan perlindungan harta benda. a. Berikut adalah beberapa prosedur yang niembutuhkan perlindungan harta benda karyawan: Pada saat terjadi bencana (kebakaran, gempa). Pada saat evakuasi karena terjadinya bencana. Pada saat terjadi kasus pencurian. Pada saat karyawan hilang kesadaran/ingatan. b. Para staf RSB. Permata Sarana Husada harus mengkonfirmasi karyawan dalam perlindungan harta benda dengan benar dengan menanyakan nama dan harta benda yang akan dilindungi, kemudian membandingkannya dengan data berdasarkan informasi yang di dapat dan laporan petugas keamanan. Jangan menyebutkan nama dan harta benda yang dilindungi dan meminta karyawan untuk mengkonfirmasi dengan jawaban ya/tidak. c. Jangan melakukan prosedur apapun jika pengunjung tidak mau diberikan perlindungan pada harta benda yang dibawanya. Perlindungan harta benda harus dipastikan diberlakukan ulang oleh petugas keamanan yang bertugas menangani pengunjung secara personal pada saat pengunjung datang. II. TATA CARA PERLINDUNGAN Perlindungan yang tersedia di RSB. Permata Sarana Husada adalah sebagai berikut: a. Perlindungan harta benda pasien b. Perlindungan harta benda pengunjung c. Perlindungan harta benda karyawan Menitipkan Harta Benda Proses perlindungan harta benda yang tersedia di RSB. Permata Sarana Husada adalah sebagai berikut:

13

14 a. Pasien Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pasien dalam kondisi akan ada tindakan pelayanan kesehatan dan tidak ada keluarga yang mendampingi atau dalam kondisi hilang kesadaran. b. Pengunjung Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi korban kecelakaan/hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga yang mendampingi. c. Karyawan Proses perlindungan harta benda dilaksanakan jika pengunjung menjadi korban kecelakaan/hilang kesadaran secara tiba-tiba dan tidak ada keluarga yang mendampingi. Pelaporan insiden/kejadian kesalahan perlindungan harta benda pasien 1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah: a. Mis identifikasi data/pencatatan di buku laporan. b. Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi c. Misidentifikasi laporan investigasi d. Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi. e. Kesalahan penulisan tanda untuk karat benda yang mendapat perlindungan di buku laporan 2. Beberapa penyebab umum.terjadinya misidentifikasi adalah: 1) Kesalahan pada administrasi/tata usaha Salah memberikan tanda pada harta benda pasien Kesalahan mengisi buku laporan. Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah. Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca 2) Kegagalan verifikasi Tidak adekuatnya/tidak adanya protokol verifikasi Tidak mematuhi protokol verifikasi 3) Kesulitan komunikasi. Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi atau keterbatasan bahasa pasien Kegagalan untuk pembacaan kembali

15 Kurangnya kultur/budaya organisasi 4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pasien pastikan keamanan dan keselamatan pasien Pengunjung 1. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah: 1) Kesalahan penulisan tanda pengenal yang masih berlaku di buku laporan. 2) Tidak adanya tanda pada harta benda yang dilindungi 3) Registrasi ganda saat mendata harta benda yang dilindungi 2. Beberapa penyebab umum terjadinya misidentifikasi adalah: 1) Kesalahan pada administrasi/tata usaha a. Salah memberikan tanda pada harta benda pengunjung. b. Kesalahan mengisi buku laporan. c. Penulisan data berdasar tanda pengenal yang salah d. Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca 2) Kegagalan verifikasi a. Tidak adekuatnya/tidak adanya protokol verifikasi b. Tidak mematuhi protokol verifikasi 3) Kesulitan komunikasi a. Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau keterbatasan bahasa pengunjung b. Kegagalan untuk pembacaan kembali c. Kurangnya kultur / budaya organisasi 4) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pengunjung pastikan keamanan dan keselamatan karyawan a. Salah memberikan tanda pada benda pengunjung b. Kesalahan mengisi buku laporan. c. Penulisan data berdasar harta benda yang dititipkan salah d. Pencatatan yang tidak benar / tidak lengkap / tidak terbaca 5) Kegagalan verifikasi a. Tidak adekuatnya / tidak adanya protokol verifikasi. b. Tidak mematuhi protokol verifikasi

16 6) Kesulitan komunikasi. a. Hambatan akibat keterbatasan fisik, kondisi, atau keterbatasan bahasa pengunjung. b. Kegagalan untuk pembacaan kembali. c. Kurangnya kultur/budaya organisasi 7) Jika terjadi insiden akibat kesalahan pendataan harta benda pengunjung pastikan keamanan dan keseamatan pengunjung Revisi Dan Audit Pasien 1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 3 tahun 2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan HRD serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi: a. Jumlah persentase pasien yang membutuhkan perlindungan pada harta benda b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan c. Alasan mengapa pasien tidak menggunakan tanda identitas untuk perlindungan khusus 3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan. Pengunjung 1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 3 tahun 2. Reneana audit akan disusun dengan bantuan panitia kesehatan keselamatan kerja serta akan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi: a. Jumlah persentase pengunjung yang menggunakan tanda visitor b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di buku laporan c. Alasan mengapa pengunjung tidak menggunakan tanda visitor 3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan visitor akan dipantau dan ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

17 Karyawan 1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun 2. Rencana audit akan disusun oleh Unit HRD sertaakan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan. Audit ini meliputi: a. Jumlah persentase karyawan yang menggunakan tanda pengenal b. Akurasi dan reliabilitas infomasi yang terdapat di buku laporan c. Alasan mengapa karyawan tidak menggunakan tanda pengenal 3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan karyawan akan dipantau dan ditindaklanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

18 BAB III PENUTUP Perlindungan terhadap harta benda milik pasien merupakan salah satu unsur pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan peningkatan kesadaran hukum, hak asasi manusia serta cara berpikir yang kritis dan rasional. Untuk itu rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan yang cukup baik termasuk pelayanan perlindungan terhadap harta benda milik pasien rumah sakit. Pengamanan perlindungan berlaku untuk siapapun yang berada dalam lingkungan rumah sakit baik untuk pasien/pengunjung ataupun karyawan. Namun untuk lebih menguatkan hak perlindungan tersebut maka baik pasien/pengunjung atau karyawan harus memberikan Surat Pernyataan Perlindungan secara tertulis sehingga jelas sejauh mana pengamanan akan diberikan. Panduan Perlindungan Terhadap Harta Benda ini dipakai sebagai acuan oleh rumah sakit dalam mengembangkan pengamanan sehingga dapat diketahui sumber daya manusia dan fasilitas yang dimiliki oleh rumah sakit dapat menunjang pengamanan tersehut

PANDUAN PERLINDUNGAN HARTA BENDA BAB I PENDAHULUAN

PANDUAN PERLINDUNGAN HARTA BENDA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang PANDUAN PERLINDUNGAN HARTA BENDA BAB I PENDAHULUAN Seringkali terjadi banyak kasus atau peristiwa secara mendadak atau tibatiba rnisalnya kecelakaan, pingsan, bencana alarn yang mengakibatkan

Lebih terperinci

Panduan Identifikasi Pasien

Panduan Identifikasi Pasien Panduan Identifikasi Pasien IDENTIFIKASI PASIEN 1. Tujuan Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit. Mengurangi kejadian

Lebih terperinci

I.Pengertian II. Tujuan III. Ruang Lingkup IV. Prinsip

I.Pengertian II. Tujuan III. Ruang Lingkup IV. Prinsip I.Pengertian Identifikasi adalah proses pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan menyamakan keterangan tersebut dengan individu

Lebih terperinci

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II Jl. Wates KM 5,5 Gamping, Sleman, Yogyakarta 55294 Telp. 0274 6499706, Fax. 0274 6499727 i SURAT

Lebih terperinci

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN I. Latar Belakang Kesalahan karena kekeliruan identifikasi pasien sering terjadi di hampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan sehingga diperlukan adanya ketepatan

Lebih terperinci

PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP

PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP BAB I DEFINISI Pelayanan pendaftaran adalah mencatat data sosial/mendaftar pasien utkmendapatkan pelayanan kesehatan yg dibutuhkan,

Lebih terperinci

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS. ROYAL PRIMA MEDAN

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS. ROYAL PRIMA MEDAN PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS. ROYAL PRIMA MEDAN RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA MEDAN Jln. Ayahanda No. 68A Telp.061-80013181 Website : www.royalprima.com Email : contact@royalprima.com Medan Sumatera Utara

Lebih terperinci

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI Halaman 1 dari 1 KRONOLOGI DOKUMEN Tanggal Revisi Ke Keterangan (Tuliskan sub-bab & perihal yang diubah serta alasan perubahan) 14-10-2011 0 Penentuan baru 25-11-2013 1 Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun

Lebih terperinci

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-11 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 01 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR

Lebih terperinci

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) KEADAAN DARURAT Keadaan darutat adalah situasi atau kondisi atau kejadian yang tidak normal o Terjadi tiba tiba o Menggangu kegiatan

Lebih terperinci

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur

Lebih terperinci

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI Bagian 1: Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal serta data pekerjaan anda pada saat ini.

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2017 HANKAM. Pencarian dan Operasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6061) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22

Lebih terperinci

RSU MITRA SEJATI PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI

RSU MITRA SEJATI PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI RSU MITRA SEJATI PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI MEDAN, JANUARI 2016 PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI BAB 1 DEFENISI Pelayanan yang memerlukan peralatan yang kompleks untuk pengobatan penyakit

Lebih terperinci

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI Bagian 1: Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal serta data pekerjaan anda pada saat ini.

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR 1 dari 5 DIKELUARKAN: 1. TUJUAN Untuk memastikan semua insiden yang terjadi diselidiki, tindakan perbaikan dan pencegahan telah dilaksanakan untuk setiap ketidaksesuaian, insiden (termasuk kecelakaan dan

Lebih terperinci

PANDUAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK

PANDUAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK PANDUAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK PANDUAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK, USIA LANJUT, PENDERITA CACAT,ANAK-ANAK DAN YANG BERISIKO DISAKITI PENGERTIAN Kekerasan fisik adalah setiap tindakan

Lebih terperinci

PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) BAB I PENGERTIAN Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) adalah suatu kegiatan perencanaan, pendidikan, dan pemantauan terhadap keselamatan dan keamanan

Lebih terperinci

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara menandai ( X) salah satu jawaban

Lebih terperinci

Ringkasan Informasi Produk

Ringkasan Informasi Produk Ringkasan Informasi Produk Selamat! Anda telah mengambil langkah tepat untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas. Untuk membantu Anda semakin memahami produk asuransi yang Anda miliki, berikut adalah

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR Jln. Dg. Ngeppe No. 14 Telp. 856091 855894 Fax. (0411) 855934 Makassar 90224 KEPUTUSAN Plt. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN, PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PERMOHONAN PERLINDUNGAN PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLLIK INDONESIA, PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PERMOHONAN PERLINDUNGAN PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS PANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl: Ditetapkan Kepala UPT Puskesmas Cibaliung M. AMSOR, SKM NIP.11987031 1008 PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1399, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Pemberi Layanan Kesehatan. Memberikan Informasi. Kekerasan Terhadap Anak. Kewajiban. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sektor untuk mencapai tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia, berperan dalam pelayanan kesehatan dan berkontribusi bagi pembangunan

Lebih terperinci

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI Bagian 1: Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal serta data pekerjaan anda pada saat ini.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis peran..., Rizka Arofani, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis peran..., Rizka Arofani, FKM UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pelayanan kesehatan merupakan sektor yang bersifat multiinstitusional. Sektor yang bersifat multi-institusional terdiri dari sistem yang terintegrasi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan darurat (Emergency) menurut Federal Emergency. Management Agency (FEMA) dalam Emergency Management

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan darurat (Emergency) menurut Federal Emergency. Management Agency (FEMA) dalam Emergency Management BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keadaan darurat (Emergency) menurut Federal Emergency Management Agency (FEMA) dalam Emergency Management Guide for Business and Industry (1993) merupakan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN RUMAH SAKIT HARAPAN JL. SENOPATI NO 11 MAGELANG 2016 KERANGKA ACUAN PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PENDAHULUAN Rumah Sakit sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa kebakaran merupakan bencana yang tidak diinginkan yang dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kerap terjadi di hampir setiap wilayah Indonesia. Di Daerah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 Jl. Jend. A. Yani No.52 Telp. (0725) 49200, Fax. (0725) 41928 Kota Metro, Kode Pos 34111 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016 TENTANG KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang didasari pada tuntutan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi keadaan darurat bencana sering terjadi kegagapan penanganan dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan, sehingga mempersulit

Lebih terperinci

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI 1.1 "Wajib" digunakan dalam Lampiran untuk menunjukkan suatu ketentuan, penerapan yang seragam

Lebih terperinci

Berikut adalah beberapa contoh data yang disimpan oleh TRAVIAN GAMES:

Berikut adalah beberapa contoh data yang disimpan oleh TRAVIAN GAMES: Kebijakan Privasi Travian Games GmbH Dokumen ini adalah Kebijakan Privasi Travian Games GmbH, Wilhelm-Wagenfeld-Str. 22, 80807 Munich, Jerman (selanjutnya: TRAVIAN GAMES ). Kebijakan Privasi ini berlaku

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM PATI NOMOR /2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM PATI NOMOR /2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM PATI NOMOR /2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP Menimbang : DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM PATI a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya oleh pemerintah, namun juga masyarakat. Salah satu fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya oleh pemerintah, namun juga masyarakat. Salah satu fasilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan di Indonesia sekarang ini sangat mendapat perhatian tidak hanya oleh pemerintah, namun juga masyarakat. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang mengalami

Lebih terperinci

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja... Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecepatan perubahan skala dan perkembangan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PRIBADI SILAKAN BACA PERSYARATAN PENGGUNAAN INI (-"KETENTUAN") dengan HATI-HATI SEBELUM MENGGUNAKAN DAN/ATAU BROWSING SITUS WEB INI (SITUS "INI"). Istilah-istilah ini menjelaskan dan menubuhkan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

1998 Amandments to the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution MCS.70(69)) (Diadopsi pada tanggal 18 Mei 1998)

1998 Amandments to the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution MCS.70(69)) (Diadopsi pada tanggal 18 Mei 1998) 1998 Amandments to the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution MCS.70(69)) (Diadopsi pada tanggal 18 Mei 1998) Adopsi Amandemen untuk Konvensi Internasional tentang Pencarian

Lebih terperinci

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi kompleks. Dokter secara individu tidak bisa menjadi ahli untuk

Lebih terperinci

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.107, 2012 NUKLIR. Instalasi. Keselamatan. Keamanan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5313) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

LAPORAN EVALUASI PROGRAM LAPORAN EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN S.D 217 KOMITE PMKP RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROVINSI MALUKU PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN PASIEN PERIODE S.D 217 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PUSAT PENGENDALIAN OPERASI PENANGGULANGAN BENCANA (PUSDALOPS PB) DAN RUANG PUSAT PENGENDALIAN OPERASI PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

Ringkasan Informasi Produk

Ringkasan Informasi Produk Ringkasan Informasi Produk Selamat! Anda telah mengambil langkah tepat untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas. Untuk membantu Anda semakin memahami produk asuransi yang Anda miliki, berikut adalah

Lebih terperinci

ANTI-MONEY LAUNDERING AND COMBATING THE FINANCING OF TERRORISM POLICY (AML/CFT)

ANTI-MONEY LAUNDERING AND COMBATING THE FINANCING OF TERRORISM POLICY (AML/CFT) PT. Mitra Bisnis Keluarga Ventura Ruko Asiatic Blok B15 No.59, Jalan Permata Sari, Lippo Karawaci Barat, Kabupaten Tangerang 15810, Propinsi Banten, INDONESIA Telpon: +62 21 5949 2234. Fax: +62 21 598

Lebih terperinci

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV. 04. 04. 04 SLAMET RIYADI SURAKARTA Puji Retnowati, Antik Pujihastuti, Rohmadi, APIKES Mitra Husada Karanganyar apikesmitra@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERFORMANCE BOARD RSUP FATMAWATI JANUARI S/D SEPTEMBER TAHUN 2016 DAN 2017

PERFORMANCE BOARD RSUP FATMAWATI JANUARI S/D SEPTEMBER TAHUN 2016 DAN 2017 JANUARI S/D SEPTEMBER TAHUN 6 DAN 7 : Kepatuhan Penggunaan Gelang Identitas Pasien Rawat Inap : Jumlah pasien yang menggunakan gelang dengan identitas yang sesuai ketetapan dibagi jumlah pasien rawat inap

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

Lebih terperinci

TATA KERJA ORGANISASI

TATA KERJA ORGANISASI PENGELOLAAN PENGAMANAN LOKASI SUMUR EKSPLORASI DI LINGKUNGAN No.01 /RG1000/2016-S0 REVISI KE- 0 PERTAMINA HULU ENERGI RANDUGUNTING HALAMAN : 1 dari I. TUJUAN Tujuan TKO ini adalah untuk mengatur pelaksanaan

Lebih terperinci

CODE PINK UNTUK PASIEN ANAK /BAYI YANG HILANG

CODE PINK UNTUK PASIEN ANAK /BAYI YANG HILANG CODE PINK UNTUK PASIEN ANAK /BAYI YANG HILANG Email : kesdamjaya_cijantung@yahoo.com No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 2 SPO (STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL) Tanggal Terbit Tanggal Revisi Ditetapkan,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI Bagian 1: Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal serta data pekerjaan anda pada saat ini.

Lebih terperinci

PROSEDUR KEADAAN DARURAT

PROSEDUR KEADAAN DARURAT PROSEDUR KEADAAN DARURAT Sustainability Engineering Design Biogas Power Compressed Renewable Methane Kenali Prosedur Keadaan Darurat Kita Marilah Kita pulang dari tempat kerja tanpa cedera atau sakit.

Lebih terperinci

BAB VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis

BAB VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis BAB VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis Pelayanan Laboratorium Standar 8.1. Pelayanan Laboratorium Tersedia Tepat Waktu untuk Memenuhi Kebutuhan Pengkajian Pasien, serta Mematuhi Standar, Hukum dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan sumber daya manusia dengan kualitas yang memadai oleh karena hal ini sangat menunjang pelayanan

Lebih terperinci

PERATURAN KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERATURAN KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN PERATURAN KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN

Lebih terperinci

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA DISUSUN OLEH TIM PPI RS SYAFIRA Jl. JenderalSudirman No. 134 Pekanbaru Telp. (0761) 3061000 Fax : (0761) 41887 Email :cso@rssyafira.com

Lebih terperinci

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RUMAH SAKIT UMUM GUNUNG SAWO TEMANGGUNG Jl. Gatot Subroto KM 2 Manding Temanggung Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan YME, atas segala rahmat yang telah dikaruniakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR NAMA PERUSAHAAN : JENIS PEKERJAAN/JASA : BAGIAN 1 : KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN 1. Komitment terhadap K3LL dalam kepemimpinan a) Bagaimanakah secara pribadi manajer-manajer senior terlibat dalam pengelolaan

Lebih terperinci

Ringkasan Informasi Produk

Ringkasan Informasi Produk Ringkasan Informasi Produk Selamat! Anda telah mengambil langkah tepat untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas. Untuk membantu Anda semakin memahami produk asuransi yang Anda miliki, berikut adalah

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN,

Lebih terperinci

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI Bagian 1: Rincian Data Asesi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal serta data pekerjaan anda pada saat ini. a. Data Pribadi

Lebih terperinci

-1- PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL

-1- PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL -1- KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI. Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI 4.1 Latar Belakang Pembahasan Sebagaimana individu, perusahaan, dan ekonomi semakin bergantung pada sistem IT dan internet, maka risiko dalam sistem-sistem

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2007 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

KEPUTUSAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2007 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS KEPUTUSAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2007 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah

Lebih terperinci

PROSEDUR MENERIMA PENGUNJUNG RUMAH SAKIT NO. DOKUMEN 301/1/B09/03/16 NO. REVISI 00. Ditetapkan, Direktur

PROSEDUR MENERIMA PENGUNJUNG RUMAH SAKIT NO. DOKUMEN 301/1/B09/03/16 NO. REVISI 00. Ditetapkan, Direktur MENERIMA PENGUNJUNG RUMAH SAKIT NO. DOKUMEN 301/1/B09/03/16 NO. REVISI 00 HALAMAN SPO Tanggal terbit 22 Januari 2013 Ditetapkan, DOKUMEN Tata cara menerima pengunjung yang datang ke rumah s sakit Melindungi

Lebih terperinci

Lampiran 6 ALUR PENDAFTARAN PASIEN BARU RAWAT JALAN DIRUMAH SAKIT SIAGA RAYA MULAI PASIEN BARU KETEMPAT PENGISIAN DATA SOSIAL TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN INPUT DATA DAN MENYIMPAN KEDATA BASE KELENGKAPAN

Lebih terperinci

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN 1. SOP Penerimaan Pasien PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN Nomor Revisi : Halaman 1 s/d 2 Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh : PENGERTIAN Penerimaan pasien adalah kegiatan pada TP2RJ yang mempunyai

Lebih terperinci

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3 #7 PENGELOLAAN OPERASI K3 Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat beberapa persyaratan yang dapat dijadikan suatu rujukan, yaitu: 1. OHSAS 18001 2. Permenaker 05/MEN/1996 Persyaratan OHSAS 18001

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. organisasi sudah terstruktur dan menjalankan tugas dan fungsi masing-masing, Ekonomi, dan 2 orang lagi masih menjalani kuliah.

BAB V PEMBAHASAN. organisasi sudah terstruktur dan menjalankan tugas dan fungsi masing-masing, Ekonomi, dan 2 orang lagi masih menjalani kuliah. BAB V PEMBAHASAN Gambaran Sistem Pengelolaan Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Bhakti Asih. 5.1. Organisasi dan Tata kerja rekam medis Organisasi dan tata kerja rekam medis sudah berjalan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk usaha jasa yang ditujukan kepada konsumen dan bersifat people changing, dimana manusia (dalam hal ini adalah orang orang

Lebih terperinci

TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN

TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN Pengertian Tujuan Kebijakan Transfer pasien pindah perawatan ke rumah sakit lain adalah memindahkan pasien dari RSIA NUN ke RS lain untuk pindah perawatan karena tidak tersedianya fasilitas pelayanan yang

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan

Lebih terperinci

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG NOMOR 31 TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG SERI E STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TANGGAP DARURAT BENCANA DI KABUPATEN TANAH DATAR

Lebih terperinci

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ]

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ] PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ] Tujuan Belajar Setelah mempelajari keterampilan medik mengenai Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) ini, mahasiswa diharapkan: 1. Memahami kepentingan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR DAN PENGELOLAAN RUMAH AMAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PESERTA UJI KOMPETENSI MANAJEMEN RISIKO

BUKU PANDUAN PESERTA UJI KOMPETENSI MANAJEMEN RISIKO BUKU PANDUAN PESERTA UJI KOMPETENSI MANAJEMEN RISIKO Edisi Januari 2009 1 PANDUAN PESERTA UJI KOMPETENSI MANAJEMEN RISIKO Pendaftaran Uji Kompetensi Manajemen Risiko dapat dilakukan secara kolektif dari

Lebih terperinci

PANDUAN ANALISIS AKAR MASALAH ( ROOT CAUSE ANALYSIS / RCA ) Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu metode analisis terstruktur yang

PANDUAN ANALISIS AKAR MASALAH ( ROOT CAUSE ANALYSIS / RCA ) Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu metode analisis terstruktur yang PANDUAN ANALISIS AKAR MASALAH ( ROOT CAUSE ANALYSIS / RCA ) A. Pengertian Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu metode analisis terstruktur yang mengidentifikasi akar masalah dari suatu insiden, dan proses

Lebih terperinci

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI Halaman Judul Panduan. i Daftar isi. ii Keputusan Karumkital Marinir Cilandak... iii Lampiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah sakit adalah sebagai salah satu pelayanan kesehatan yang di harapkan dapat memberikan kepuasan pelayanan bagi pasien. Pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI Bagian 1: Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan formal, serta data pekerjaan anda pada saat ini.

Lebih terperinci

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNSI PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN SARANA, PRASARANA DAN PERALATAN RUMAH SAKIT No Dokumen No. Revisi Halaman 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Graha Husada Bandar Lampung

PEMELIHARAAN SARANA, PRASARANA DAN PERALATAN RUMAH SAKIT No Dokumen No. Revisi Halaman 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Graha Husada Bandar Lampung RS GRAHA HUSADA BANDAR LAMPUNG PEMELIHARAAN SARANA, PRASARANA DAN PERALATAN RUMAH SAKIT No Dokumen No. Revisi Halaman 1/1 Ditetapkan oleh, Direktur R.S. Graha Husada Bandar Lampung Tanggal terbit PROSEDURE

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2016 BASARNAS. Pencarian dan Pertolongan. Pelaksanaan. Pembiayaan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Royal Progress, maka diperlukan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3

PENGELOLAAN OPERASI K3 PENGELOLAAN OPERASI K3 Bahan Kuliah Fakultas : Teknik Program Studi : Teknik Industri Tahun Akademik : Genap 2012/2013 Kode Mata Kuliah : TIN 211 Nama Mata Kuliah : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri

Lebih terperinci

Tempat/tanggal lahir : Negara tempat lahir : Jenis identitas : KTP SIM Passport KIMS KITAS No identitas : Tanggal berakhirnya : / / identitas

Tempat/tanggal lahir : Negara tempat lahir : Jenis identitas : KTP SIM Passport KIMS KITAS No identitas : Tanggal berakhirnya : / / identitas FORMULIR KLAIM - MENINGGAL DUNIA Formulir ini diisi oleh Termaslahat/Penerima Manfaat Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan lengkap dan jujur sehingga kami dapat memproses klaim dengan cepat. Jangan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1157, 2014 KEMENHAN. Penanggulangan Bencana. Evakuasi Medik. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG EVAKUASI MEDIK DALAM PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS SATPAM INTERNAL

URAIAN TUGAS SATPAM INTERNAL A. Identitas URAIAN TUGAS SATPAM INTERNAL Nama : Unit Kerja : Satpam B. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab kepada manajemen atas keamanan, ketertiban, rasa aman dan nyaman di rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan keberhasilan baik berupa hasil produksi maupun hasil layanannya. Untuk menunjang keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi sarat dengan persaingan. Sumber daya manusia (SDM) memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas. Peranan SDM di bidang kesehatan

Lebih terperinci