BAB I PENDAHULUAN 1.1 Profil Perusahaan 1.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada tahun 1905, di Jawa Barat khususnya kota Bandung, berdiri perusahaan yang mengelola penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan publik. Nama perusahaan tersebut Bandungsche Electriciteit Maatschaappij (BEM). Dalam perjalanannya, BEM pada tanggal 1 Januari 1920 berubah menjadi Perusahaan Perseroan menjadi Gemeenschapplijk Electriciteit Bedrijf Voor Bandoeng (GEBEO), setelah kekuasaan penjajahan beralih ke tangan Pemerintah Jepang, di antara rentah waktu 1942-1945, pendistribusian tenaga listrik dilaksanakan oleh Djawa Denki Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha dengan wilayah kerja di seluruh Pulau Jawa. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 27 Desember 1957, GEBEO diambil alih oleh Pemerintah Indonesia yang kemudian dikukuhkan lewat Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 1958 j.o. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1959. Selanjutnya, di tahun 1961 melalui Peraturan Pemerintah No. 67 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) sebagai wadah kesatuan pimpinan PLN. Sejalan dengan itu, PLN Bandung pun berubah menjadi PLN Exploitasi XI sebagai kesatuan BPU-PLN di Jawa Barat, di luar DKI Jaya dan Tangerang. Pada tahun 1970-an dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara yang menyebutkan status PLN menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara. Kemudian, berdasarkan Pengumuman PLN Exploitasi XI No. 05/DIII/Sek/1975 tanggal 14 Juli 1975, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Memasuki era 1990-an, dengan adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 1994 pada tanggal 16 Juni 1994, Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli 1994. Dalam memenuhi tuntutan perubahan dan perkembangan kelistrikan yang dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, maka keluarlah Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 28.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001 yang menjadi landasan hukum perubahan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat. Pada akhirnya, dengan mengacu pada Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat berubah lagi namanya menjadi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, di mana wilayah kerjanya meliputi Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten, hingga saat ini. 1
1.1.2 Logo PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sumber: www.pln.co.id, 2014 1.1.3 Visi, Misi, dan Motto Perusahaan a. Visi Perusahaan Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi insani. b. Misi Perusahaan 1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. 2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. c. Motto Perusahaan Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Electricity for a Better Life). Sumber: www.pln.co.id, 2014 1.1.4 Nilai Perusahaan PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) a. Mutual trust, Integrity, Care and Learning a) Trust Suasana saling menghargai dan terbuka diantara sesama anggota Perusahaan yang dilandasi oleh keyakinan akan integritas, itikad baik, dan kompetensi dari pihak-pihak yang saling berhubungan dalam penyelenggaraan praktek bisnis yang bersih dan etikal. b) Integrity Wujud dari sikap anggota Perusahaan yang secara konsisten menunjukkan kejujuran, keselarasan antara perkataan dan perbuatan, dan rasa tanggungjawab terhadap pengelolaan perusahaan dan pemanfaatan kekayaan perusahaan untuk 2
kepentingan baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta rasa tanggungjawab terhadap semua pihak yang berkepentingan. c) Care Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas kehidupan kerja yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka bertumbuh kembang bersama, dengan dijiwai kepekaan setiap permasalahan yang dihadapi perusahaan serta mencari solusi yang tepat. d) Learning Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali sistem dan praktik pembangunan, manajemen dan operasi, serta berusaha menguasai perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir demi pembaharuan Perusahaan secara berkelanjutan. b. Sensitive-responsive to the needs of customers Senantiasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai. c. Honoring human status and dignity Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis. d. Integrity Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan obyektifitas dalam pengelolaan bisnis. e. Product Quality Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus-menerus dan terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan. f. Provide opportunities to progress Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan. g. Be innovative Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif. h. Prioritize interests of the company Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan menjamin di dalam setiap keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan. i. Shareholder Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi pemegang saham. 3
1.2 Latar Belakang Penelitian Persaingan saat ini sudah semakin meningkat, kemampuan teknologi informasi sudah semakin canggih, dan kecerdasan manusia sudah banyak dikembangkan secara lebih baik, sehingga organisasi dan manajemen sumber daya manusia (orang) dan pengetahuan (knowledge) yang dimiliki suatu organisasi secara unik dan unggul menjadi bidang garapan yang banyak dilakukan lebih serius oleh organisasi (Yusup, 2012:27). Organisasi atau perusahaan yang secara konsisten menggunakan knowledge dalam basis manajemennya, tidak menutup kemungkinan akan memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan organisasi yang mengabaikan knowledge. Hal ini menandakan bahwa kekuatan knowledge sangat besar dalam mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan. Suatu knowledge dapat tercipta bila perusahaan mampu melakukan pengelolaan yang baik terlebih dahulu terhadap karyawannya, karena ada potensi knowledge yang dimiliki secara tersembunyi pada karyawan. Beberapa fakta menyatakan bahwa aset knowledge sebagian besar tersimpan pada pikiran manusia yang disebut tacit knowledge. Tacit knowledge adalah sesuatu yang kita ketahui dan alami, tetapi sulit diungkapkan secara jelas dan lengkap (Setiarso et. al., 2009:8). Pada penelitian Delphi Group dalam Setiarso, Harjanto, Nazir (2009:8) menunjukan bahwa knowledge dalam organisasi tersimpan dalam struktur sebagai berikut : Tabel 1.1 Struktur Knowledge dalam Organisasi Presentase Struktur 42% Di pikiran (otak) karyawan 26% Dokumen kertas 20% Dokumen elektronik 12% Knowledge base elektronik Sumber: Setiarso et. al. (2009:8) Pengelolaan knowledge yang efektif sendiri dimulai pada saat karyawan bersedia bekerja sama dengan karyawan yang lain untuk saling sharing pengetahuan untuk perusahaan. Knowledge yang terdistribusi dengan baik, akan membuat perusahaan bertahan dan berkembang dengan menerapkan proses pembelajaran yang dikenal dengan konsep Knowledge Management. Menurut Siemens dalam Tobing, (2011:10) knowledge management adalah : all systematic activities for creation and sharing of knowledge so that knowledge can be used for the success of the organization. Atau suatu aktivitas sistematis untuk kreasi dan berbagi knowledge sehingga knowledge dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan organisasi. Sebagai pemegang monopoli ketenagalistrikan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah menerapkan knowledge management sejak tahun 2008, dengan membagi roadmap penerapan 4
knowledge management dalam tiga periode. Periode pertama adalah tahun 2008-2009 yang disebut Strategi Bertahan. Pada tahap ini PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) membangun kesadaran akan pentingnya berbagi pengetahuan dan sekaligus menyiapkan perangkat. Periode kedua (2010-2011) adalah Strategi Stabil. Di sini PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menanamkan penerapan knowledge management ke dalam proses bisnis dan sekaligus mengembangkan perangkat-perangkat untuk melakukan kolaborasi. Periode ketiga (2012-2016) atau Strategi Bertumbuh, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mulai memanfaatkan knowledge management untuk mendorong inovasi. Sejak diterapkannya knowledge management, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah dua kali menjadi nominasi dan finalis Indonesian MAKE (Most Admire Knowledge Enterprise) Study yang diselenggarakan Dunamis Organization Service. Pada tahun pertama penerapan knowledge management PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menjadi finalis 15 besar Indonesian MAKE Study 2008 bersama dari 94 organisasi yang dinominasikan. Kemudian pada Indonesian MAKE Study 2013 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terpilih menjadi salah satu finalis dari 15 organisasi. Meskipun tidak masuk dalam 10 besar organisasi berbasis pengetahuan paling dikagumi di Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mendapatkan penghargaan Special Recognition for admirable integrated initiatives to support business berdasarkan temuan verifikasi Dunamis karena memiliki inisiatif pengelolaan pengetahuan yang menonjol serta mengagumkan. Hal tersebut menandakan adanya apresiasi yang positif terhadap pengelolaan pengetahuan yang dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Pada hakekatnya manusia adalah Sumber knowledge dan pelaku dari proses-proses yang ada dalam knowledge management pada perusahaan. Jika proses knowledge sharing dan knowledge creation tidak dapat berjalan, maka persoalan utamanya disebabkan oleh tidak adanya kemauan dan kemampuan manusia untuk melakukannya (Tobing, 2007:28). Knowledge sharing merupakan proses utama dalam knowledge management (Tobing, 2007:25). Knowledge sharing didefinisikan sebagai proses yang sistematis dalam mengirimkan, mendistribusikan, dan mendiseminasikan pengetahuan dan konteks multidimensi dari seseorang atau organisasi kepada orang atau organisasi lain yang membutuhkan melalui metoda dan media yang variatif (Tobing, 2011:24). Berdasarkan teori tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa proses knowledge sharing bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan knowledge sehingga dapat menciptakan inovasi dari hasil sharing berbagai pengetahuan yang berbeda sehingga dapat menjadi suatu pembelajaran untuk perusahaan ke depannya. Proses penerapan knowledge sharing pada Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sendiri terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu: Coaching Mentoring Consulting (CMC) yang dilaksanakan setiap minggu pada setiap divisi di perusahaan dan Community of Practice (CoP) yang dibentuk untuk mengidentifikasi pengetahuan baru yang akan diciptakan menjadi inovasi untuk produk baru. Inovasi produk-produk terbaru tersebut yang akan dibagikan kepada para karyawan melalui teknologi berupa media portal Knowledge Management 5
System (KMS). Selain pemanfaatan teknologi informasi berupa portal perusahaan juga memanfaatkan e-mail sebagai media knowledge sharing. Berdasarkan data yang diperoleh statistik Online Knowledge Sharing Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten pada portal KMS di tahun 2013 terdapat jumlah file yang di share pada semester satu sejumlah 21 file, serta semester dua sejumlah 32 file. Hal tersebut menandakan bahwa adanya peningkatan aktivitas knowledge sharing persemesternya. Berikut merupakan rincian Stastistik Sharing Pengetahuan Online Portal KMS Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten : Gambar 1.2 Stastistik Sharing Pengetahuan Online Portal KMS Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Tahun 2013 40 30 20 10 0 Stastistik Sharing Pengetahuan Online Portal KMS PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Tahun 2013 21 32 Semester 1 Tahun 2013 Semester 2 Tahun 2013 Total (dalam file) Sumber : Data Stastistik Sharing Pengetahuan Online Portal KMS Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Tahun 2013. Keberhasilan knowledge sharing sebagai inti utama knowledge management senantiasa dipengaruhi oleh berbagai hal. Lee dan Choi dalam Al-Gharibeh (2011:3) melihat faktor utama untuk mengelola pengetahuan ialah enabler, proses, dan kinerja organisasi (Al-Gharibeh, 2011:3). Enablers ialah mekanisme untuk mendorong pembelajaran individu dan organisasi, juga memfasilitasi karyawan untuk melakukan knowledge sharing di dalam atau seluruh tim atau unit kerja (Lin, 2007:316). Lin (2007:318) mendefiniskan knowledge sharing enablers terdiri dari tiga faktor, yaitu: Individual Factors, Organizational Factors, serta Technology Factors. Individual factors adalah orang-orang didalam organisasi yang mendukung aktivitas knowledge sharing dalam suatu organisasi (Lin, 2007:318). Individual factors terdiri dari Enjoyment in helping others dan Knowledge self-efficacy. Individual factors pada Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten adalah seluruh karyawan yang 6
berkontribusi pada seluruh aktivitas knowledge sharing. Berikut merupakan data jumlah karyawan yang mengakses portal KMS : Gambar 1.3 Jumlah Pengunjung Portal Knowledge Management System (KMS) Tahun 2013 250 200 150 100 50 0 167 Jumlah Pengunjung Portal Knowledge Management System (KMS) 198 170 93 74 53 67 176 85 192 185 212 Jumlah Sumber : Data Jumlah Pengunjung Portal KMS Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Tahun 2013. Organizational factors adalah dukungan manajemen untuk membangun budaya knowledge sharing di perusahaan. Salah satu dukungan organisasi adalah memberikan reward kepada karyawan secara langsung atau pun tidak langsung, hal tersebut dapat memicu peningkatan kinerja karyawan. Kinerja selalu diukur secara berkala, begitu pula dengan kinerja di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang melakukan evaluasi kinerja sebanyak dua kali dalam satu tahun. Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten menerapkan penilaian kinerja karyawan menggunakan sistem score. Dimana sistem score ini dibagi kedalam lima kategori yaitu Outstanding (OS), Exceeds Requirements (ER), Meet Requirements (MR), Need Improvement (NI) dan Marginal (MG). Masing-masing kategori memiliki rentang score sendiri seperti yang ada pada tabel berikut: Tabel 1.2 Score Pengukuran Kinerja Rentang Score Hasil Pengukuran Simbol 401 500 Pencapaian Luar Biasa (Outstanding) OS 301 400 Melampaui Harapan (Exceeds ER Requirements) 201 300 Memenuhi Persyaratan (Meet Requirements) MR 7
Rentang Score Hasil Pengukuran Simbol 101 200 Perlu Pengembangan (Need NI Improvement) 0 100 Pencapaian minimum (Marginal) MG Sumber: Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten 2014 Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten mengharapkan kinerja karyawannya berada pada kategori Outstanding (OS), Exceeds Requirements (ER), Meet Requirements (MR), karena kategori ini dinilai sudah menunjukkan nilai kinerja yang baik. Sedangkan untuk kategori Need Improvement (NI), kinerja karyawan dinilai masih belum menunjukkan kinerja yang baik. Apalagi kategori Marginal (MG) yang menunjukkan kinerja yang buruk. Berdasarkan data kinerja karyawan Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten pada Semester I sampai Semester II 2013, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1.3 Kinerja Karyawan Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Semester I s.d Semester II Tahun 2013 Periode Jumlah Pengukuran Kinerja Karyawan OS ER MR NI MG Semester I 2013 223 0 84 106 27 6 Semester II 2013 220 0 75 107 30 8 Sumber: Data Kinerja Karyawan Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten 2014 Gambar 1.4 Persentase Kinerja Karyawan Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Semester I s.d Semester II Tahun 2013 50% 40% 30% 20% 10% 0% Semester I 2013 Semester II 2013 OS ER MR NI MG Sumber: Hasil Olah Data Peneliti 8
Dari tabel 1.3 terlihat bahwa kinerja karyawan fluktuatif di tiap-tiap kategori di setiap semesternya. Perusahaan sendiri mengharapkan kinerja karyawan terbesar berada pada kategori Outstanding (OS), Exceeds Requirements (ER), Meet Requirements (MR). Berdasarkan tabel 1.3 di atas, menunjukkan bahwa dari 2 semester di atas kinerja karyawan kategori Exceeds Requirements (ER) mengalami penurunan pada semester II tahun 2013. Sedangkan perusahaan sangat berharap sebagian besar karyawan dapat menghasilkan kinerja yang tinggi. Technology factors adalah aktivitas yang menggunakan teknologi untuk kegiatan knowledge sharing. Pada Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten penggunaan teknologi terbukti pada ketersediaan portal KMS dan e-mail. Jumlah pengunjung portal KMS dapat dilihat pada data gambar 1.3. Individual factors, Organizational factors, dan Technology factors merupakan isu yang saling terkait dalam knowledge sharing. Individual factors dan Organizational factors terkait kontribusi dan kompensasi. Kontribusi disini berarti apa yang diberikan individu bagi organisasi, dalam hal ini knowledge yang dimiliki individu, sedangkan kompensasi berarti apa yang diberikan organisasi bagi individu, seperti incentive, peluang promosi, dll. Technology factors menawarkan kemudahan bagi individu dan organisasi dalam menjalankan aktivitas knowledge sharing. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penilitian yang sudah terlebih dahulu dilakukan oleh Permadi (2013), dengan hasil bahwa salah satu knowledge sharing enablers yaitu faktor teknologi pada penelitian tersebut menunjukan pengaruh negatif terhadap knowledge sharing. Pada dasarnya teknologi diciptakan untuk mempermudah suatu kegiatan atau pekerjaan penggunaanya, namun pada penelitian tersebut dijelaskan semakin canggih teknologi yang digunakan dalam knowledge sharing, justru semakin enggan karyawan menggunakan teknologi. Hal tersebut akan menjadi sebuah pembelajaran bahkan temuan baru tentang pengaruh teknologi terhadap knowledge sharing pada perusahaan di Indonesia. Pada kegiatan knowledge sharing di Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sendiri telah menggunakan teknologi seperti portal KMS dan e-mail, maka peneliti merasa perlu memisahkan faktor teknologi pada variabel tersendiri untuk mengetahui berapa besar pengaruh teknologi bagi knowledge sharing. Bertitik tolak dari uraian di atas, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian sejenis untuk membuktikan apakah hasil penelitian tersebut juga terjadi pada Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, selain untuk mengetahui secara mendalam tentang bagaimana pengaruh knowledge sharing enablers tersebut terhadap knowledge sharing di Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, maka peneliti mengambil judul Pengaruh Faktor Individu, Organisasi, dan Teknologi terhadap Knowledge Sharing di Perusahaan (Studi Kasus pada Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten). 9
1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalahmasalah yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya dengan cara membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana individual factors to share karyawan Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten? 2. Bagaimana organizational factors to share karyawan Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten? 3. Bagaimana technology factors to share karyawan Kantor Distribusi Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten? 4. Bagaimana knowledge sharing Kantor Distribusi Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten? 5. Bagaimana pengaruh individual factors, organizational factors, dan technology factors terhadap knowledge sharing secara simultan dan parsial? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui individual factors to share karyawan Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 2. Mengetahui organizational factors to share karyawan Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 3. Mengetahui technology factors to share karyawan Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 4. Mengetahui knowledge sharing Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. 5. Mengetahui pengaruh individual factors, organizational factors, dan technology factors terhadap knowledge sharing di Kantor Distribusi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Tbk secara simultan dan parsial. 1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Keilmuan a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan ciri khas dari pengaruh knowledge sharing enablers terhadap knowledge sharing di Indonesia. 10
b. Hasil penelitian ini diharapkan akan melengkapi bahan penelitian selanjutnya sehingga berguna untuk pengembangan ilmu dalam kajian Knowledge Management, khususnya Knowledge Sharing dan aspek-aspek yang berpengaruh guna meningkatkan inovasi hingga competitive advantage perusahaan. c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kesesuaian antara teori dan implementasi yang terjadi. 2. Kegunaan Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan kajian bagi perusahaan untuk menyusun strategi perusahaan di masa mendatang. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan dan bahan evaluasi bagi perusahaan dalam menganalisis knowledge sharing guna meningkatkan kinerja perusahaan. 1.6 Sistematika Penelitian Diperlukan suatu tata urutan pengujian penelitian yang bermanfaat untuk memudahkan peneliti dalam menyusun penelitian ini dan untuk mempermudah pembaca dalam membaca penelitian ini. Adapun sistematika penelitian yang dipakai adalah sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab yang menyajikan informasi secara umum, ringkas dan padat yang menggambarkan secara rinci tentang isi penelitian. Bab ini menjelaskan rincian dari beberapa hal, yaitu: gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab yang menyajikan secara rinci hasil dari kajian kepustakaan yang terkait dengan topik dan variabel penelitian yang akan dijadikan sebagai acuan dari penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis. Dikarenakan hasil dari kajian kepustakaan ini akan dijadikan acuan dasar dari kerangka pemikiran penelitian, maka kajian kepustakaan harus diambil dari teori teori yang sudah baku maupun temuan temuan terbaru yang ditulis dalam jurnal, desertasi, tesis, maupun skripsi yang terpercaya seperti teori knowledge, knowledge management, dan knowledge sharing. Bab ini juga menguraikan secara rinci tentang beberapa hal, yaitu: penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. BAB III: METODE PENELITIAN Bab yang menjelaskan secara rinci tentang metode yang dipakai dalam penyusunan penelitian ini, menjelaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis 11
data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah dari penelitian ini. Bab ini menguraikan secara rinci tentang beberapa hal, yaitu: jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis data. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab yang menjelaskan secara rinci hasil dari penelitian yang kemudian dibahas oleh peneliti secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian. Bab ini menguraikan secara rinci beberapa hal, yaitu: karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Bab yang berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dibahas dalam penelitian ini dengan cara diuraikan butir demi butir dan secara padat, dan berisikan saran pemecahan masalah yang ditujukan bagi perusahaan terkait dengan permasalahan yang diambil, dan juga berisikan saran kepada para pembaca penelitian tersebut mapun kepada peneliti peneliti berikutnya. 12