Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme. Marlia Singgih Wibowo



dokumen-dokumen yang mirip
Factors influencing microbial growth. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan

MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

METABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA

Pengawetan bahan pangan

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

V. PENGARUH FAKTOR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK BAHAN PANGAN TERHADAP AKTIVITAS MIKROORGANISME

BAB II EKOLOGI MIKROBIOLOGI PANGAN

PERTUMBUHAN JASAD RENIK

BAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

HASIL DAN PEMBAHASAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

Pengeringan Untuk Pengawetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah

STERILISASI. Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

Standar Mikrobiologi dan Uji Mikrobiologi untuk Bahan dan Produk Farmasi. Marlia Singgih Wibowo

Peran Mikroba dan faktor yang mempengaruhi

Faktor Lingkungan Mikroba

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA

2. Shigella. Suhu : C, suhu optimum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

LINGKUNGAN MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

Pembiakan dan Pertumbuhan Bakteri

Media Kultur. Pendahuluan

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2.

Pengawetan dengan garam, asam dan gula

Pertumbuhan Total Bakteri Anaerob

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Macam macam mikroba pada biogas

PENGAWETAN. Pengawetan Termal Pengawetan Non Thermal. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Pengolahan Non Thermal 1. Pengolahan Non Thermal

MAKALAH KIMIA ANALITIK

TRANSFORMASI BESI DAN MANGAN

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pengobatan saat ini semakin

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

Kultivasi, reproduksi dan pertumbuhan Bakteri

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu dan

Metabolisme Energi. Pertemuan ke-4 Mikrobiologi Dasar. Prof. Ir. H. Usman Pato, MSc. PhD. Fakultas Pertanian Universitas Riau

I. PENDAHULUAN. Lampung adalah produsen tapioka utama di Indonesia. Keberadaan industri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan mulai. Bahan dan Alat Penelitian

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

Antiremed Kelas 12 Biologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik dan Klasifikasi Bakteri Metanotrof Metanotrof sebagai Bakteri Pengoksidasi Metan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. biologis. Biohidrogen berpotensi sebagai bahan bakar alternatif karena kandungan

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5

DISINFEKSI DAN NETRALISASI

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BIJI-BIJIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP SEL VEGETATIF DAN SPORA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme Marlia Singgih Wibowo

Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme Faktor Intrinsik : ph, moisture content, Potensial oksidasi-reduksi, kandungan nutrisi, kandungan antimikroba, struktur biologi, dll. Faktor Ekstrinsik : temperatur, kelembaban relatif lingkungan, konsentrasi gas di lingkungan, dll.

ph Mikroba biasanya tumbuh baik pada rentang ph tertentu. Bakteri tumbuh baik pada rentang ph 4-8, Ragi pada rentang ph 3-6 Fungi dan eukariot lain pada 6,5-7,5, Rentang ph intrasel biasanya lebih sempit. Contoh : E.coli tumbuh pada ph 6,5-8, tetapi ph intraselnya adalah 7,8. Thiobacillus ferrooxidans tumbuh baik pada ph 2 tetapi ph intraselnya adalah 6,5. ph yang berbeda ini dapat disebabkan oleh karena proses metabolisme yang terjadi di dalam sel, misalnya akumulasi produk metabolisme yang asam atau basa, sesuai kebutuhan pertumbuhannya.

Cara penyesuaian ph Penambahan larutan asam/basa (HCl atau NaOH) Penambahan larutan asam lemah/basa lemah, mis.nh4oh sekaligus sebagai sumber N. Sumber N organik seperti Urea juga dapat digunakan Anion hasil fermentasi (mis.amonium asetat) Larutan buffer (fosfat) dapat pula digunakan namun terlalu mahal bila digunakan dalam skala industri.

Kelembaban (Moisture content ) dan Aktivitas air (Water activity) Water content /moisture content : kandungan air di dalam suatu bahan (%W) Water activity (aw = p/po), dimana p= tekanan uap larutan, po=tekanan uap air murni aw diukur pada temperatur yang sama (satuan 0 1,0) RH (Relatif Humidity) = 100 x aw

Potensial oksidasi-reduksi (O/R, Eh) Mikroba mempunyai derajat sensitifitas tertentu terhadap potensial oksidasireduksi dari medium pertumbuhannya. Potensial O/R dari suatu substrat adalah nilai kemudahan substrat tersebut dalam mengeluarkan atau memperoleh elektron.

Jika suatu senyawa kehilangan elektron dikatakan senyawa tersebut teroksidasi : oksidasi Cu Cu + e- reduksi atau dapat pula dinyatakan dengan penambahan oksigen : 2 Cu + O2 2 CuO

uatu senyawa yang mudah melepas elektron dalah senyawa pereduksi yang baik, edangkan yang mudah menangkap elektron dalah senyawa pengoksidasi yang baik. etika elektron dipindahkan dari suatu senyawa e senyawa yang lain, perbedaan potensial erjadi diantara kedua senyawa tersebut. erbedaan ini dapat diukur dengan suatu alat an diekspresikan sebagai satuan mv (milivolt). enyawa yang dapat dioksidasi dengan mudah, aka potensial elektriknya makin positif, emikian sebaliknya.

otensial O/R suatu sistem disimbolkan Eh. ikroba aerob memerlukan Eh positif (oksidasi) ntuk pertumbuhan sedangkan mikroba anaerob emerlukan Eh negatif. eberapa bakteri biasanya memerlukan kondisi eduksi untuk permulaan tumbuh (Eh sekitar - 00 mv) misalnya Clostridium, sedangkan yang ain ada yang perlu positif Eh, misalnya Bacillus. ikroba yang tumbuh di bawah kondisi reduksi isebut mikroaerofil (Lactobacilli, Streptococci).

Kandungan nutrisi air sumber energi (karbon) sumber nitrogen mineral vitamin dan faktor pertumbuhan lain

Kandungan antimikroba bat dan bahan obat : zat aktif atau pengawet akanan : Stabilitas makanan yang tahan erhadap pertumbuhan mikroba salah satunya dalah apabila di dalam makanan tersebut engandung senyawa-senyawa yang bersifat ntimikroba. Misalnya kandungan asam benzoat alam buah cranberries, atau eogenol dalam engkeh, lactenin dalam susu segar, dll.

Struktur biologi ada beberapa bahan alam, misalnya bijiijian atau tanaman, Strukturnya dapat encegah masuknya mikroba ke dalam akanan, misalnya, kulit buah, kulit biji, ulit telur dll.

Faktor ekstrinsik emperatur lingkungan elembaban relatif eberadaan gas

Kelembaban relatif (RH) da hubungan antara RH dan temperatur. ntuk menjaga agar suatu produk tidak itumbuhi mikroba, RH lingkungan harus erlawanan dengan temperatur. Jadi bila emperatur tinggi, RH harus rendah. emikian sebaliknya. i dalam lemari es, temperatur rendah, amun RH nya tinggi.

Keberadaan gas as CO2 dapat membantu mengurangi umbuhnya mikroba. Konsentrasi CO2 ebih 10% dapat digunakan untuk enghalangi kerusakan oleh mikroba. isalnya penggunaan dry ice (CO2 padat), tau Ozon (O3)

Temperatur lingkungan pk Mikroba Min. Optimum Maks. mofil 40 45 55 75 60 90 sofil 5 15 30 40 40 47 krofil -5 - +5 12 15 15 20 ligat pskr) krotrop -5 - +5 25 30 30 35 ultatif pskr)

Pengaruh temperatur terhadap mikroorganisme ntuk keperluan produksi : temperatur lingkungan erlu disesuaikan dengan kebutuhan optimum ertumbuhan mikroorganisme produksi ntuk keperluan analisis : temperatur inkubasi elama analisis harus disesuaikan dengan temperatur ptimum pertumbuhan mikroba uji ntuk keperluan sterilisasi : temperatur pemanasan ntuk membunuh mikroorganisme kontaminan dihitung erdasarkan beberapa pertimbangan (mis. Jumlah ikroba asal, lama pemanasan, ukuran produk, dll.)

Pengaruh temperatur terhadap mikroorganisme ematian mikroorganisme yang disebabkan arena temperatur mengikuti orde pertama, ahwa pada pemberian temperatur lethal, ecepatan kematian tergantung pada jumlah sel idup yang ada. ersamaan matematiknya : dn/dt = -c N kecepatan kematian/rate of death = konstanta roporsionalitas x jumlah sel hidup) atatan : Tanda minus menunjukkan penurunan jumlah

tk mendptkan informasi ttg jumlah sel yang ertahan (survived) setelah beberapa periode emanasan yg berbeda2, persamaan ini dpt iintegrasikan antara waktu 0 s/d t sehingga emberikan persamaan : ehingga : Log e (N/N0) = -c t Log 10 (N/N0) = - k t

urva lethal mikroorganisme : Log N N1 N2 Nilai D atau waktu pengurangan desimal adalah waktu pada temperatur tertentu bagi populasi yang survive berkurang sebesar 1 siklus log, yaitu 90% atau terjadi pengurangan jumlah mikroba sampai tersisa 10%. D t (waktu)

ari persamaan tsb kita dapat menurunkan suatu ukuran etahanan organisme terhadap panas, yang berguna ntuk perhitungan proses lethal karena panas. = (t2 t1) (Log N1 log N2) ila pada awal jumlah mikroba adalah 10 n dan setelah roses panas menyebabkan penurunan desimal n (nd), aka pada nd, akan ada tinggal 1 mikroba yg survive di lm produk (karena log 1 = 0). ilai D pada suatu suhu dinyatakan dalam bentuk : 65, D72, dsb.

ika kita berikan proses panas lebih lama, isalnya (n+1)d, (n+2)d atau (n+4)d, maka jumlah g dapat bertahan menjadi 10-1, 0-2 atau 10-4. al ini bukan berarti nilainya kurang dari satu, etapi yang dimaksud adalah terdapat 1 sel ikroba dalam setiap 10 produk, 1 dalam 100 tau 1 dalam 10.000.

Contoh ika D72 Salmonella senftenberg galur 775W Salmonella yang paling tahan panas) di dalam susu dalah 1,5 detik, jadi proses pasteurisasi HTST (15 etik pada 72 C) akan menghasilkan penurunan jumlah el 10D. ika diasumsikan keberadaan Salmonella di dalam susu egar adalah 1 CFU per liter, maka setelah pasteurisasi kan berkurang menjadi 10-10 CFU per lt atau 1 CFU er (10 10 lt). al ini berarti : bila susu tersebut dikemas dalam wadah liter, 1 pak dari 10 10 pak akan mengandung almonella.