III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Maret 2012 di laboratorium

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

3 Metodologi Penelitian

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Kentang (Solanum tuberosum L.)

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Gambar 2. Daun Tempuyung

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

Lampiran 1. Prosedur Analisis

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODE PENELITIAN

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

II. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dibagi menjadi lokasi pengambilan sampel dan lokasi

Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Lampung Bandar Lampung, Mahasiswa Jurusan Kimia, Universitas Lampung, Bandar Lampung, 35145

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan februari 2015 dan berakhir pada bulan agustus 2015.

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

ABSTRAK ABSTRACT

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, Pengambilan sampel di sungai Way Kuala Bandar Lampung dan analisa sampel akan dilakukan di Laboratorium Biomassa Universitas Lampung dan Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia. B. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain alat-alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium, Spektrofotometer Serapan Atom, botol sampel, hotplate, pisau, termometer, saringan mesh 100, ph-meter, jala, blender atau mortar, dan oven. Bahan-bahan yang digunakan adalah ikan, air muara sungai Way Kuala, HNO3 pekat, HNO3 1 N, akuades, alumunium foil, tissue, CrCl3.6H2O, MnCl2.4H2O, HCl dan kertas saring.

37 C. Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Larutan a. Larutan HNO3 1 N. Sebanyak 31,25 ml HNO3 pekat dimasukkan ke dalam labu ukur 500 ml, kemudian ditambahkan akuades sampai tanda batas dan dihomogenkan. b. Larutan induk Cr 1000 ppm. Sebanyak 0,5124 gram CrCl3.6 H2O dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian ditambahkan akuades hingga tanda batas dan dihomogenkan. c. Larutan induk Mn 1000 ppm Sebanyak 0,3602 gram MnCl2.4H2O dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian ditambahkan akuades sampai tanda batas dan dihomogenkan. 2. Metode Pengambilan Sampel a. Persiapan Pengambilan Sampel Sebelum melakukan pengambilan sampel, semua wadah dicuci dengan sabun dan dibilas merata dengan air sampai busanya habis, kemudian direndam dengan HNO3 1 N selama 24 jam untuk menghilangkan kontaminasi logam yang menempel dalam wadah sampel. Proses pengeringan dan penyimpanan dilakukan dalam keadaan tertutup sampai digunakan (Sulistiani, 2009).

38 b. Pengambilan Sampel Gambar 5. Lokasi Pengambilan Sampel Proses pengambilan sampel ikan dan air di muara sungai Way Kuala dilakukan pada bulan Juli 2011. Pengambilan sampel dilakukan dalam beberapa tahap yaitu survei di lokasi muara sungai Way Kuala, kemudian tahap selanjutnya sampling pengambilan sampel ikan dengan menggunakan alat penangkap ikan yaitu jala ikan, tetapi tidak bisa digunakan karena terdapat limbah berupa sampah-sampah akibatnya apabila tetap digunakan jala ikan akan rusak sehingga menggunakan alat penangkap ikan yang bisa yaitu pancing ikan. Sampel ikan diambil secara acak (random) di muara sungai Way Kuala. Sampel ikan yang akan diteliti diupayakan ikan-ikan yang

39 bersifat menetap dan merupakan jenis predator yang berada pada posisi top karnivora dalam sistem rantai makanan sehingga indikasi keberadaan logam berat melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi melalui aliran rantai makanan dapat terdeteksi. Ikan tersebut juga haruslah jenis ikan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Pengambilan sampel air dilakukan secara Stratified Sampling, dimana proses pengambilan sampel ini berdasarkan pada titik-titik yang telah ditentukan secara terstruktur di muara sungai Way Kuala Bandar Lampung. Sampel air diambil pada 9 titik yaitu pada bagian hulu, tengah dan hilir, masing-masing di tiap bagian dilakukan pengambilan sampel air sebanyak 3 titik. Alat yang digunakan untuk pengambilan sampel air yaitu botol air. Selain dilakukan pengujian sampel ikan dan air pada saat sampling, dilakukan pengujian terhadap kualitas air yaitu suhu, ph, DO, BOD dan COD, alat yang digunakan untuk pengukuran kualitas air yaitu termometer, ph meter, DO meter Martini 480, Varian Carry Win UV50 dan Varian Carry Win UV51. Metode pengujian pada kualitas air menggunakan metode SNI 06-2503-1991 dan APHA 5220-C. 3. Preparasi Sampel a. Preparasi Sampel Untuk Penentuan Kadar Logam Cr Sampel ikan Kiper (Scatophagus argus) diambil insang, isi perut dan dagingnya, dibersihkan dan dicuci dengan akuades. Kemudian dikeringkan dalam oven

40 40-80 o C sampai berat konstan. Sampel ikan Kiper yang sudah di oven, dihaluskan dan disaring menggunakan saringan 100 mesh. Masing-masing sampel ikan Kiper ditimbang, untuk sampel daging ikan Kiper ditimbang sebanyak 5 gram, sedangkan sampel insang dan isi perut ikan Kiper ditimbang sebanyak 2 gram. Mula-mula sampel daging ikan Kiper dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan HCl dan HNO3 dengan perbandingan 3:1(aqua regia) sebanyak 15 ml. Kemudian didiamkan selama 3 jam, setelah didiamkan selama 3 jam ditambahkan 10 ml akuades kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Sisa sampel pada kertas saring dicuci dengan 10 ml akuades sebanyak tiga kali pengulangan sampai ph berkisar 2-3. Filtrat yang dihasilkan kemudian diukur dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) untuk menentukan kadar logam Cr. Prosedur diatas dilakukan sebanyak empat kali pengulangan dengan sampel yang sama. Sampel insang dan isi perut ikan Kiper, masing-masing dimasukan dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan 10 ml Aqua regia. Didiamkan selama 3 jam, setelah didiamkan selama 3 jam ditambahkan 10 ml akuades kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Sisa sampel pada kertas saring dicuci dengan 10 ml akuades sebanyak dua kali pengulangan sampai ph berkisar 2-3. Filtrat yang dihasilkan kemudian diukur dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) untuk menentukan kadar logam Cr. Prosedur diatas dilakukan sebanyak empat kali pengulangan dengan sampel yang sama.

41 b. Preparasi Sampel Untuk Penentuan Kadar Logam Mn Sampel ikan Kiper (Scatophagus argus) diambil insang, isi perut dan dagingnya, dibersihkan dan dicuci dengan akuades. Kemudian dikeringkan dalam oven 40-80 o C sampai berat konstan. Sampel ikan kiper yang sudah di oven, dihaluskan dan disaring menggunakan saringan 100 mesh. Masing-masing sampel ikan kiper ditimbang, untuk sampel daging ikan Kiper ditimbang sebanyak 5 gram, sedangkan sampel insang dan isi perut ikan Kiper ditimbang sebanyak 2 gram. Sampel daging ikan yang sudah ditimbang, dimasukan ke dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan 20 ml asam nitrat pekat. Selanjutnya didiamkan selama 3 jam. Setelah didiamkan selama 3 jam ditambahkan 10 ml akuades kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Sisa sampel pada kertas saring dicuci dengan 10 ml akuades sebanyak empat kali pengulangan sampai ph berkisar 2-3. Filtrat yang dihasilkan kemudian diukur dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) untuk menentukan kadar logam Mn. Prosedur diatas dilakukan sebanyak empat kali pengulangan dengan sampel yang sama. Sampel insang dan isi perut ikan yang sudah ditimbang, masing-masing dimasukan dalam erlenmeyer dan dilarutkan dengan 15 ml asam nitrat pekat. Didiamkan selama 3 jam, setelah didiamkan selama 3 jam ditambahkan 10 ml akuades kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Sisa sampel pada kertas saring dicuci dengan 10 ml akuades sebanyak tiga kali pengulangan sampai ph berkisar 2-3 Filtrat yang dihasilkan kemudian diukur dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

42 untuk menentukan kadar logam Mn. Prosedur diatas dilakukan sebanyak empat kali pengulangan dengan sampel yang sama. c. Penentuan Konsentrasi Cr dan Mn pada Sampel ikan dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Penentuan konsentrasi logam Cr dan Mn pada sampel ikan dilakukan dengan teknik kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi dibuat dari larutan standar, dengan konsentrasi standar Cr dan Mn yaitu 0; 0,5; 1; 2 dan 4 ppm. Masing-masing konsentrasi standar, serapannya diukur dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada kondisi optimum yang didapat dari manual alat. Dari grafik kurva standar terdapat korelasi antara konsentrasi (x) dengan absorbansi (y). Dengan menggunakan persamaan regresi linier maka konsentrasi dari sampel dapat diketahui: y = a+bx Keterangan : y : Absorbansi Sampel b : Slope x : Konsentrasi sampel a : Intersep Setelah konsentrasi pengukuran diketahui, maka konsentrasi sebenarnya dari Cr dan Mn dalam sampel kering dapat ditentukan dengan persamaan berikut (Siaka, 2008) : M = Keterangan : C reg.v.f B M : Konsentrasi logam dalam sampel (mg/kg)

43 C reg : konsentrasi yang diperoleh dari kurva kalibrasi (mg/l) V : Volume larutan sampel (ml) B : Bobot sampel (g) F : Faktor Pengenceran d. Preparasi Sampel Air Analisis air muara sungai Way Kuala, untuk analisis air diambil sampel air muara sungai Way Kuala pada 9 titik. Sampel air diambil sesuai dengan prosedur standar untuk pengambilan sampel air dan limbah yang dianjurkan oleh APHA-AWWA- WPCF (Greenberg, 1980). Pengambilan sampel air dilakukan/diambil pada hulu, tengah dan hilir aliran sungai, setelah itu disaring sehingga bersih dari partikel dan kotoran yang terlarut, kemudian diberikan HNO3 sehingga suasana menjadi asam sampai ph berkisar 2-3. Untuk pengambilan sampel air ini dilakukan 3 kali ulangan untuk masing-masing titik; hulu, tengah dan hilir. Sedangkan untuk pengambilan sampel air untuk uji kualitas air yang lain seperti suhu, ph, Disolved Oxygen (DO), Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) dilakukan menurut metode pengambilan cuplikan contoh uji kualitas air SNI 06 2421 1991. e. Validasi Metode Penelitian mengenai Kajian Kandungan Logam Berat Cr dan Mn pada ikan di Muara Sungai Way Kuala Bandar Lampung menggunakan 3 validasi metode yaitu limit deteksi, presisi dan akurasi.

44 1.1. Limit Deteksi Pada penelitian ini batas deteksi ditentukan dengan mengukur respon blanko sebanyak 5 kali dan dihitung simpangan baku respon blanko. 1.2. Presisi (ketelitian) Penentuan presisi dilakukan dengan mengukur konsentrasi sampel dengan 4 kali pengulangan. Dari nilai absorbansi tersebut kemudian ditentukan nilai konsentrasi (menggunakan kurva kalibrasi), lalu nilai simpangan baku (SD) dan relatif standar deviasi (RSD). Metode dengan presisi yang baik ditunjukan dengan perolehan relatif standar deviasi (RSD) <5 %. 1.3. Akurasi (Kecermatan) Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Pada penelitian ini, persen perolehan kembali ditentukan dengan cara menambahkan larutan standar pada larutan sampel untuk ditentukan absorbansinya kemudian dibandingkan dengan blanko (tanpa penambahan larutan standar).