BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

dokumen-dokumen yang mirip
79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

Standar Kompetensi Guru SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

MATA PELAJARAN : Seni Teater JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

SILABUS MATA PELAJARAN SMP NEGERI 2 BANJAR MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TEKNIK EDITING II. Pertemuan 2. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

RENCANA PEMBELAJARAN. Written by Checked by Approved by valid date. Muhammad Azhari, M.Pd. Tim Verifikasi Prof. Waspodo, Ph.D.

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ADAPTASI KURIKULUM PENDIDIKAN SENI TARI DI SEKOLAH SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA Oleh

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SILABUS PEMBELAJARAN

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA

BAB III TATA DEKORASI. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami Unsur-unsur Tata Dekorasi (Scenery)

SILABUS PEMBELAJARAN

Musik Pendidikan Anak Berkebutuhan 2 PTM 311 Khusus (ABK) 21.

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan

SILABUS PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

BAB III TEORI PENUNJANG

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sempurna. Manusia bisa berpikir dan mempunyai kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individual, dan (5) peragaan dalam

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

LAMPIRAN RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)

52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Kurikulum Program Studi Televisi dan Film

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk ekspresi pribadi(

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

Pengembangan Model Pembelajaran Proses Kreatif Berteater

Transkripsi:

1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual maupun audio. Seni rupa merupakan ekspresi yang diungkapkan secara visual. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan, kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Perkembangan keilmuan seni rupa dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami perluasan ke arah wahana besar yang kita kenal sebagai budaya rupa, lingkup sesungguhnya tidak hanya cabang-cabang seni rupa yang kita kenal saja, seperti lukis, patung, keramik, grafis dan kriya, tetapi akan meliputi berbagai dunia seni pertunjukan seperti film, musik, tari dan teater. Seni memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural, multilingual bermakna pengembangan mengekspresikan diri dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya, multidimensional artinya pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetik, dan etika, sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya nusantara dan mancanegara, hal ini merupakan wujud pembentukan sikap menghargai, bertoleransi, demokratis, beradab, serta kemampuan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk. (Kurikulum Pendidikan Seni Budaya SMP/MTS 2008) 1

2 Ruang lingkup seni rupa meliputi semua unsur dan elemen kehidupan manusia, karena sifatnya yang multilingual, bermakna bahwa pengembangan ekpresi seni dapat dilakukan dengan berbagai cara dan media seperti tari, musik, rupa, dan pertunjukan. Salah satu ciri khas dari seni rupa adalah memiliki peranan yang sangat penting bagi semua unsur kesenian yang ada seperti seni peran, musik dan tari, karena peranannya yang sangat penting bagi unsur kesenian lainnya, maka seni rupa tidak bisa dipisahkan dari cabang kesenian lainnya. Hubungan seni rupa dengan beberapa cabang ilmu seni yang lain memiliki keterkaitan yang sangat erat sebagai satu kesatuan yang utuh, di antaranya adalah: a. Hubungan seni rupa dengan seni musik b. Hubungan seni rupa dengan seni tari c. Hubungan seni rupa dengan seni drama atau teater. Dalam hal ini keterkaitan seni rupa dengan cabang ilmu seni drama dapat dilihat pada hal dekorasi panggung, tata rias atau make-up, tata cahaya, kostum, yang semuanya merupakan hasil karya seni rupa yang utuh dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Tata rias atau make-up merupakan sebuah karya seni rupa yang utuh yang dituangkan lewat media wajah manusia dengan memperhitungkan garis, warna, tekstur dan unsur-unsur seni rupa lainnya sehingga akan menghasilkan wujud visual yang unik dan menarik bagi seorang tokoh yang digambarkan dalam naskah t, kemudian akan dituangkan lewat visual aktor yang membawakan peran tokoh tersebut. seni rupa menggunakan lambang-lambang warna dan ruang. Komposisi seni rupa mulai dari lukisan-lukisan kuno di dinding-dinding gua, sampai lukisan-lukisan modern di dinding-dinding istana merupakan pola komposisi

3 yang bergerak di atas panggung, sikap acting, dalam blocking dan grouping diangkat dalam komposisi seni rupa (Japi Tambayong, 1981:52) Tata artistik yang dihasilkan dari berbagai unsur pementasan, seperti set dekorasi, tata rias dan kostum serta berbagai alat pendukung lainnya menjadikan sebuah pementasan lebih menarik secara visual, karena dalam pementasan tidak hanya gerak dan suara yang dihadirkan, tetapi segala sesuatu yang ada dalam panggung merupakan unsur pendukung dalam pementasan yang tentunya akan sangat memperhitungkan visual. Dalam sebuah pementasan seperti tari, musik dan drama, panggung merupakan tempat yang sangat penting untuk berlangsungnya sebuah kegiatan pertunjukan, panggung sebagai media visual yang berupaya menghadirkan latar atau setting tempat di mana adegan atau pertunjukan berlangsung, artistik panggung berupa setting atau dekorasi ditempatkan untuk menghidupkan suasana dan peristiwa dalam proses dramatik pada sebuah lakon. Panggung merupakan tempat di mana berlangsungnya sebuah pertunjukan, panggung sebagai media visual memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah pertunjukan. Seperti sebuah kanvas, panggung merupakan kanvas kosong yang belum ada gambar atau karya. Dalam seni rupa, kanvas merupakan media yang berfungsi untuk mencurahkan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan, media kanvas menjadi sangat penting dalam seni rupa, karena akan berhubungan dengan visual. Visual mengandung arti bisa dilihat dan diraba, jadi dalam hal ini media memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan visual, bentuk dan ukuran

4 media yang akan digunakan tentunya sangat dipertimbangkan oleh pelukis dalam melukis, sehingga apa yang akan disampaikan dapat dikomunikasikan lewat karya tersebut. Melihat pentingnya sebuah media visual, panggung merupakan tempat untuk menampilkan sebuah karya seni berupa drama sehingga memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah pertunjukan sehingga bentuk, ukuran dan kelengkapan alat pendukung pangung menjadi hal yang harus diperhitungkan dalam sebuah pertunjukan. Semua elemen visual dalam pertunjukan seperti kostum, make-up, tata cahaya, setting dan property yang berhubungan dengan visual pertunjukan akan selalu memperhitungkan panggung, salah satu contoh adalah berupa setting dan property panggung. Selain memperhitungkan fungsi dan kegunaan, pembuatan setting dan property tentunya akan memperhitungkan ukuran panggung sehingga dalam prakteknya setting dan property tersebut masih bisa dilihat dan memiliki fungsi dalam pertunjukan. Kenyataan di lapangan sangat berbeda sekali, salah satu kasus adalah UPI yang memiliki jurusan seni, tetapi tidak memiliki panggung yang layak atau representatife untuk sebuah pertunjukan, ada beberapa panggung yang dikatakan panggung pertunjukan, namun tidak memiliki standar untuk sebuah seni pertunjukan. Dalam kurikulum SMA, seni rupa merupakan mata pelajaran yang bergabung dengan mata pelajaran seni lainnya seperti seni musik, seni tari, seni teater atau drama dan seni rupa, yang semuanya bersatu dalam mata pelajaran Seni Budaya, hal ini menjadi tuntutan bagi mahasiswa seni rupa untuk bisa menguasai cabang ilmu seni yang lainnya. Kegiatan peneliti yang selain aktif di

5 dunia seni rupa juga aktif dalam dunia pertunjukan terutama seni peran atau drama, hal ini lah yang membuat peneliti menyadari bahwa ternyata hampir semua unsur-unsur teater yang berhubungan dengan bentuk visual sangat erat kaitannya dengan ilmu seni rupa. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil judul TATA ARTISTIK PANGGUNG PEMENTASAN (Analisis Elemen Visual dalam Pementasan Drama Umang-umang Atawa Orkes Madun II Karya Arifin C. Noer, Sutradara Dedi Warsana, Produksi Teater Lakon UPI Tahun 2009), ketertarikan peneliti juga dilihat dari segi visual pementasan yang unik dengan berbagai penggambaran karakter tokoh, setting panggung serta make-up yang secara visual sangat menarik. B. RUMUSAN MASALAH Tata artistik dalam pementasan drama meliputi berbagai unsur seni rupa di antaranya adalah make-up, gaya rambut, kostum, property, setting dan lighting. Dalam penelitian ini, rumusan masalah akan dibuat dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana penataan setting dan property serta keselarasan panggung dalam pementasan drama Umang-umang atawa Orkes Madun II karya Arifin C. Noer, yang disutradarai oleh Dedi Warsana Produksi Teater Lakon UPI 2009? 2. Bagaimana konsep elemen visual serta makna pada penataan setting dalam pemetasan drama Umang-umang atawa Orkes Madun II karya Arifin C.

6 Noer, yang disutradarai oleh Dedi Warsana Produksi Teater Lakon UPI 2009? C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penataan setting dan property serta keselarasan panggung dalam pementasan drama Umang-umang atawa Orkes Madun II karya Arifin C. Noer, yang disutradarai oleh Dedi Warsana Produksi Teater Lakon UPI 2009. 2. Untuk mengetahui konsep elemen visual serta makna pada penataan setting dalam pemetasan drama Umang-umang atawa Orkes Madun II karya Arifin C. Noer, yang disutradarai oleh Dedi Warsana Produksi Teater Lakon UPI 2009. D. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini yaitu: 1. Bagi peneliti, sebagai lahan aplikasi dan apresiasi seni dari perkuliahan yang sudah ditempuh. 2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI, dapat dijadikan sebagai bahan referensi karya tulis dan menambah pengetahuan mahasiswa khususnya pada mata kuliah apresiasi seni. 3. Bagi mahsiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa UPI, sebagai bahan atau kajian dalam mengajarkan pelajaran drama di sekolah.

7 4. Bagi Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), sebagai kajian teoritis dan referensi bagi jurusan yang memiliki mata kuliah kajian drama atau pertunjukan. 5. Bagi Universitas, sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam menentukan kebijakan terutama yang berhubungan dengan dunia seni pertunjukan. 6. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini dapat menjadi kajian teoritis atau referensi bagi guru seni rupa yang mengajar Seni Budaya yang di dalamnya ada mata pelajaran teater atau drama. 7. Sebagai kajian teoritis bagi para penggiat seni pertunjukan yang memerlukan referensi untuk pementasan. 8. Sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi para pemerhati dan pelaku seni khususnya seni drama. E. SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penulisan yang penulis tetapkan yaitu sebagai berikut: 1. Bab I. Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. 2. Bab II, Memaparkan landasan teoretis yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti. 3. Bab III, Menjelaskan secara lebih terperinci tentang metodologi penelitian, rancangan penelitian, dan prosedur penelitian yang dilakukan terkait dengan objek yang diteliti.

8 4. Bab IV, Berisi pembahasan, yaitu analisis tata panggung, tata rias dan kostum dalam pementasan drama Umang-umang atawa Orkes Madun II Karya Arifin C. Noer Sutradara Dedi Warsana, Produksi Teater Lakon UPI Bandung. 5. Bab V, Berisikan kesimpulan dan saran. F. JADWAL PENELITIAN No. Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 Studi pustaka 2 Penyusunan proposal 3 Proses bimbingan 4 Penulisan skripsi 5 Ujian Sidang