I. PENDAHULUAN. perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dengan insiden dan mortalitas yang tinggi (Carlos et al., 2014). Sampai saat ini telah

I. PENDAHULUAN. wanita di dunia. Berdasarkan data dari WHO/ICOInformation Centre on. jumlah kasus sebanyak kasus dan jumlah kematian sebanyak

I. PENDAHULUAN. Kanker serviks yang disebabkan oleh Human papillomavirus (HPV)

I. PENDAHULUAN. sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan. berbagai penyakit-penyakit yang dapat dialaminya.

I. PENDAHULUAN. Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan

BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KuTiL = KankeR LeHEr RaHIM????

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER

Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN. Multi-Drug Resistance Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB) adalah jenis

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

REVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

BAB I PENDAHULUAN. Hemoglobinopati adalah kelainan pada sintesis hemoglobin atau variasi

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. peningkatan yang diiringi dengan kesadaran masyarakat akan pemenuhan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Teknik-teknik Dasar Bioteknologi

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sintesis fragmen gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur

BAB 1 PENDAHULUAN. Human pappiloma Virus (HPV) yang dapat ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah

REPLIKASI DAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI

Fakultas Biologi Unsoed

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal/terus-menerus dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan fibrin. Pneumonia masih

BAB I PENDAHULUAN. serviks. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Menurut Kottelat dkk., (1993), klasifikasi dari ikan lele dumbo adalah.

1. Reproduksi Aseksual pada Bakteri Reproduksi aseksual bakteri dilakukan melalui pertumbuhan tunas, fragmentasi, dan pembelahan biner.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Deteksi genom virus avian influenza pada penelitian dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bakteri Micobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Tuberkulosis disebarkan

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Famili Columbidae merupakan kelompok burung dengan ciri umum tubuh

Saintek Vol 5, No 6, Tahun 2010 POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Zuhriana K.Yusuf

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUP DR.SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar

I. PENDAHULUAN. Ekonomi Pertanian tahun menunjukkan konsumsi daging sapi rata-rata. Salah satu upaya untuk mensukseskan PSDSK adalah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

19/10/2016. The Central Dogma

4 Hasil dan Pembahasan

REKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. orang yang sudah meninggal, kegunaan golongan darah lebih tertuju pada

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. dengan gejala saraf yang progresif dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Korban

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

2015 ISOLASI DNA PARSIAL GEN

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) merupakan tuberkulosis yang

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

REPLIKASI DNA. Febriana Dwi Wahyuni, M.Si.

I. PENDAHULUAN. tanaman jagung di Indonesia mencapai lebih dari 3,8 juta hektar, sementara produksi

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya sel myeloid (Perrotti et al., 2010). Di Asia,

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I. PENDAHULUAN. tahun Sedangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 18 tahun

Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging

Ada ORI dan helikase yang membuka pilinan terus sampai terbentuk replication bubble.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang berkembang (Emilia, dkk., 2010). Berdasarkan data World Health Organisation tahun 2007, kanker serviks merupakan jenis kanker penyebab kematian kedua pada wanita di seluruh dunia, dengan insiden sebesar 25-40 per 100.000 wanita per tahun. Selanjutnya, 90% dari 500.000 kasus baru dan 260.000 kasus kematian akibat kanker serviks terjadi di negara berkembang. Kanker serviks mempunyai frekuensi relatif tertinggi di Indonesia. terdapat sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya (Bustan, 2007). WHO telah melaporkan bahwa sekitar 70% kejadian kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus Human Papillomavirus (HPV). Ada beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan kanker serviks, diantaranya adalah berganti-ganti pasangan, aktivitas seksual sangat muda. Faktor-faktor resiko tersebut merupakan perilaku seksual yang mempermudah terjadinya infeksi HPV (Sarwono, 2006). HPV merupakan virus kecil dari genus papillomavirus yang memiliki DNA untai ganda sirkular. HPV ditransmisikan secara seksual oleh orang yang telah terinfeksi HPV. Infeksi HPV dapat berkembang dan menyebabkan berbagai macam penyakit seperti kutil kelamin, kanker serviks, vagina dan anus (Dunne & Markowitz, 2006).

HPV dapat dibedakan atas HPV low risk (HPV risiko rendah), disingkat lr-hpv, dan HPV high risk (HPV risiko tinggi), disingkat hr-hpv. HPV tipe 6, 11, 40, 42, 43, 44, 54, 61, 70, 72, dan 81 dapat menimbulkan penyakit kutil kelamin (genital warts/condyloma acuminata). Lebih dari 90% kanker serviks disebabkan oleh HPV tipe 16,18, 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45,51, 52, 56, 58, 59, 68, 73, dan 82 (Androphy, 2007). HPV tipe 16 dan 18 HPV memiliki peran besar dalam menyebabkan kanker serviks di seluruh dunia (WHO, 2007). HPV tidak dapat dibudidayakan di laboratrium. Oleh karena itu, HPV dapat dideteksi dan didiagnosa dengan teknologi molekuler menggunakan sampel vagina atau bagian serviks. Teknik molekuler terbagi atas teknologi yang tidak memanfaatkan amplifikasi, seperti tes pemeriksaan asam nukleat dan teknologi yang memanfaatkan amplifikasi, seperti Polymerase Chain Reaction (PCR) (Clavel, et al., 1998). Amplifikasi DNA target merupakan dasar prosedur laboraturium yang menggandakan fragmen DNA dari urutan sequence sebuah gen. Ada beberapa jenis teknologi amplifikasi DNA target, namun PCR adalah teknologi yang paling umum yang digunakan untuk mendeteksi HPV. Karena ada banyak jenis HPV dengan potensi onkogenik berbeda-beda, tes diagnostik tidak hanya harus mendeteksi HPV DNA, tapi juga dapat menetukan tipe tipe dari HPV yang ada dalam setiap spesimen. PCR adalah prosedur laboraturium standar yang dapat disesuaikan untuk mendeteksi dan menentukan tipe HPV (Clavel, et al., 1999). PCR merupakan metode yang dapat melipat gandakan segmen DNA dalam tabung dengan bantuan enzim DNA polymerase. Salah satu kelebihan dari 2

metodologi PCR ini terletak pada kemampuannya untuk mendeteksi jumlah yang sangat kecil dari DNA HPV (Nindl, et al., 1999). Prinsip kerja metode PCR yaitu mengubah rantai ganda DNA menjadi helaian tunggal, terbentuknya ikatan antara primer dan terjadi pemanjangan DNA dengan bantuan enzim Taq Polymerase (Matsunaga, et al., 1999). Perkembangan teknik biologi molekular memudahkan deteksi banyak genotipe HPV, salah satunya dengan metode PCR (Novel, et al., 2012). Multiplex Polymerase Chain Reaction (MPCR) merupakan variasi metode PCR dengan proses amplifikasi secara simultan pada beberapa daerah DNA template dengan menambahkan lebih dari satu pasang primer ke campuran reaksi amplifikasi. Dengan mengaplikasikan lebih dari satu pasang primer dalam satu reaksi, MPCR menjadi pengujian yang cepat dan sesuai untuk masalah klinis serta penelitian. Metode ini telah sukses diterapkan pada banyak tes DNA seperti analisa forensik, mutasi, dan transkripsi (Schoske, et al., 2003). Keberhasilan amplifikasi DNA tergantung dari ketepatan primer yang digunakan. Primer berfungsi sebagai pembatas kedua ujung fragmen DNA target yang akan diamplifikasi (Handoyo & Rudiretna, 2001). Desain primer dilakukan untuk memperoleh primer spesifik dengan gen target. Untuk itu urutan basanya harus komplementer atau setidak-tidaknya memiliki homologi yang cukup tinggi dengan urutan basa kedua daerah ujung fragmen yang akan diamplifikasi (Aris, et al., 2013). Gen E6 dan E7 merupakan gen yang berperan penting dalam proses terjadinya kanker dan dianggap bertanggung jawab atas terjadinya transformasi sel. Gen ini 3

merupakan bagian dari Open Reading Frames (ORFs) HPV. E6 dan E7 adalah gen-gen pengubah dari HPV yang mampu membentuk kompleks dengan prb dan p53 (Mikhailov, et al., 2007). Onkogen yang disandikan oleh gen E6 memiliki kemampuan mengikat protein pengatur sel inang, khususnya produk dari tumor suppresor gene p53. Perubahan ini akan menyebabkan degradasi p53 oleh gen E6, sehingga akan terjadi proliferasi sel yang tidak dapat dikontrol (Doorbar, 2006). Analisis PCR dengan primer spesifik merupakan langkah terbaik untuk deteksi keberadaan gen virus, bakteri patogen, dan gen lainnya karena dapat mendeteksi secara cepat keberadaan gen target (Aris, et al., 2013). Identifikasi HPV dilakukan menggunakan desain primer dengan sequence gen E6. Gen E6 merupakan salah satu gen pada HPV yang berperan dalam patogenesis kanker (Hakim, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk melakukan identifikasi DNA HPV menggunakan desain primer terhadap HPV tipe 16 dan tipe 18. Desain primer spesifik gen E6 HPV tipe 16 dan tipe 18 ini dapat digunakan pada metoda MPCR sebagai suatu model penggunaan perangkat bioinformatika yang menunjang proses amplifikasi gen, karena proses cepat dan akurat sangat dibutuhkan untuk mencegah ataupun mengurangi penyebaran infeksi virus HPV. Hasil identifikasi menggunakan desain primer HPV tipe 16 dan tipe 18 akan dibandingkan dengan hasil identifikasi menggunakan primer gen E6 yang telah lazim digunakan untuk identifikasi HPV tipe 16 dan 18. Penelitian akan membandingkan pita yang dihasilkan oleh kedua primer yang digunakan (primer yang lazim digunakan dan desain primer gen E6), apakah primer yang didesain ini dapat mengidentifikasi 4

DNA HPV pada pasien kanker serviks dan pita yang dihasilkan oleh primer baru ini akan tampak lebih bagus dibandingkan dengan pita yang dihasilkan oleh primer yang telah lazim digunakan. 5