PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Kepala PMU P2KP Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB

P2KP REALISASI KEGIATAN KMW-02 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) Quick Status. Status data: / 04-Mar-08

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

SELESAI Pelatihan pra-tugas KMW Rekruitmen Fasilitator Identifikasi lokasi kelurahan sasaran

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN

INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

DAFTAR ISI. 6 / Pendahuluan. 8 / Ketentuan Pelaksanaan. 9 / Program Pemberdayaan. 10 / Komponen Penyelenggaraan. 11 / Tahapan Penyelenggaraan

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 KEGIATAN REMBUG KESIAPAN MASYARAKAT (RKM) Bulan Agustus 2009

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

BAB III METODOLOGI KAJIAN

Lampiran Tanggapan Temuan BPKP

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)

PE T UN J U K TE K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN

Kata Pengantar. dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

PE T U N J U K T EKNIS

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG

Matrik Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Percepatan Penanganan Kumuh Di Lokasi PLPBK Lanjutan

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

Arah Kebijakan Percepatan Penanganan Kumuh dan Gambaran Umum Program KOTAKU

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

Seleksi pemilihan lokasi sasaran adalah sebagai berikut:

Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) TINGKAT DESA/KELURAHAN

Halaman Tanggapan dan Langkah-Langkah yang telah diambil oleh Askot CD dan Tim Faskel PNPM P2KP Kab. Biak

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN

PNPM MANDIRI PERDESAAN

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

SOSIALISASI KEGIATAN REHABILITASI/REKONSTRUKSI PASKA GEMPA BUMI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

Peran dan Tanggung Jawab Pelaku Dalam Kegiatan Pengendalian PLPBK

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

Sambutan Pembukaan. Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D. Direktur Pengembangan Permukiman. Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

Gambaran Informan Kunci!

Kerangka Acuan Fasilitator Masyarakat Program Pamsimas II TA 2013

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP)

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KINERJA BKM (PK-BKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)

SURAT PERJANJIAN KERJA Nomor: 0075/Advance/I/SPK/SNVT-PBL/WNG/2010 Tanggal: 07 Januari 2010

No KEGIATAN PELAKU HASIL KETERANGAN

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

Transkripsi:

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan Masyarakat Infrastruktur merupakan salah satu kebutuhan masyarakat, baik berupa kebutuhan dasar maupun untuk menunjang kegiatan sosial-ekonomi dan lingkungan permukiman yang sehat, aman, teratur, serasi dan produktif; Adanya keterbatasan/ketiadaan prasarana dan atau kondisi kualitas yang rendah dari prasarana yang ada; Merupakan salah satu upaya mengatasi berbagai persoalan kemiskinan warga di wilayah perkotaan; II. Apakah itu Pembangunan Infrastruktur/Kegiatan Lingkungan P2KP Sasarannya adalah meningkatkan akses & pelayanan yang lebih baik yang pada akhirnya diharapkan masyarakat miskin Perkotaan memperoleh manfaat dari perbaikan sosial-ekonomi; Output dan hasil yang diharapkan : Terbangunnya tambahan prasarana dasar (kesehatan, kesehatan lingkungan, Air bersih, pendidikan dan prasarana penunjang kegiatan sosial/ekonomi) yang sesuai kebutuhan warmis; Meningkatnya kualitas pelayanan prasarana dasar yang sudah ada dikel/desa; Kualitas infrastruktur yang dibangun masyarakat semakin baik; Adanya kontribusi/swadaya (Pemda/Masyarakat/ Kel. Peduli) dalam pembangunan; Meningkatnya kemampuan manajemen & kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan pembangunan infrastruktur; Dioperasikan dan dipeliharanya prasarana oleh masyarakat secara berkelanjutan (manfaat berkelanjutan); Meningkatnya kesempatan kerja selama pembangunan prasarana (khususnya yang padat karya); Ketentuan Umum Kegiatan Infrastruktur P2KP : Kegiatan pembangunan sarana & prasarana (Lingkungan) P2KP, secara Substansi bermakna sebagai media pembelajaran masyarakat. Bersifat Open Menu; Sifat Kemanfaatannya Publik, Komunal dan Individu; Manfaat : sebesar-besarnya bagi warga miskin; Pengembangan Infrastruktur P2KP Hal. 1

Merupakan Prioritas Kebutuhan yang diusulkan, dipilih dan disepakati bersama oleh masyarakat dalam PJM/Renta Pronangkis kelurahan/desa; Tidak berdampak negatif terhadap Lingkungan & Sosial-Budaya; Mendorong swadaya masyarakat untuk pelaksanaan & pemeliharaan; Sesuai kriteria/standar teknis prasarana & peraturan yang berlaku; Komponen kegiatannya dapat berupa: Jalan & Penunjangnya, Jembatan, Drainase Permukiman, Air Bersih, Bangunan Pengairan/Irigasi, MCK, Persampahan, Penerangan Umum, Pendidikan, Kesehatan, Perdagangan, T. Perahu, dll III. Siapakah yang melakukan Pembangunan Infrastruktur dalam P2KP Pelaku utama sekaligus sasaran kegiatan pembangunan Infrastruktur adalah masyarakat (BKM/KSM/Relawan). Sedangkan Pemda dan Konsultan hanyalah sebagai fasilitator saja. IV. Dimanakah kegiatan Pembangunan Infrastruktur P2KP dilaksanakan Seluruh aktivitas pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur dilaksanakan ditingkat kelurahan/desa. V. Bagaimana Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur dalam P2KP A. Strategi Operasional : Mendorong partisipasi masyarakat dalam seluruh proses kegiatan infrastruktur dan pengambilan keputusan sendiri secara bersama-sama; Meningkatkan Pemahaman & Kesadaran kritis warga terhadap permasalahan, potensi, Kondisi wilayah dan kendala yang dimiliki (khususnya dalam Memenuhi prasarana dasar kesehatan, kesehatan lingkungan, Air Bersih, Pendidikan dan prasarana penunjang kegiatan sosial/ekonomi di dalam lingkungan permukiman); Mendorong warga lokal yang kompoten (Relawan) sebagai penggerak & pengawal proses dan substansi kegiatan; Memfasilitasi penguatan tatalaksana dan kelembagaan Pengelolaan Pembangunan Infrastruktur (pengetahuan, keterampilan dan motivasi dalam merencanakan, membangun dan memelihara infrastruktur); Mendorong tumbuhnya Kesadaran dan Kepedulian warga untuk bergotong-royong/swadaya dalam membangun dan memelihara infrastruktur; Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan motivasi masyarakat dalam teknis pembangunan infrastruktur yang berkualitas, dan berkesinambungan; Mendorong Optimalisasi penggunaan potensi, SD yang dimiliki untuk membangun infrastruktur Mendorong terbangunnya kerjasama dengan berbagai pihak untuk memenuhi kebutuhan prasarana; Mendorong upaya Keterpaduan dan sinkronisasi pembangunan prasarana dengan pihak pemda dan pihak terkait lainnya; Pengembangan Infrastruktur P2KP Hal. 2

Mendorong transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan infrastruktur; B. Tahapan dan Kegiatan-kegiatan utama : 1. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat : Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM), merupakan tahap awal dimana dilakukan identifikasi relawan untuk konsentrasi fasilitasi kegiatan pembangunan infrastruktur; Refleksi Kemiskinan (RK), merupakan tahap membangun pemahaman dan kesadaran kritis warga terkait pembangunan yang berkualitas dan berkelanjutan; Pemetaan Swadaya merupakan Tahap Memahami/Identifikasi/ Inventarisasi usulan kegiatan (permasalahan), Potensi dan kondisi wilayah, penerima manfaat, keterpaduan dan sinkronisasi usulan; Pembentukan BKM, khususnya terkait penentuan kualifikasi dan kuantitas personil UPL; Penyusunan PJM Pronangkis, merupakan tahap perumusan dan penentuan prioritas usulan kegiatan (jangka menengah dan tahunan); Pengembangan/Pembentukan KSM-Lingkungan, merupakan tahap pembentukan dan penentuan KSM yang layak sebagai pelaksana kegiatan; 2. Pencairan/Pemanfaatan Dana : Penyusunan Proposal Pelaksanaan Kegiatan, merupakan tahap perencanaan teknis pelaksanaan kegiatan dan Verifikasi kelayakannya: Pengamanan dampak Penyediaan Lahan Survey Teknis Prasarana Survey & Kesepakatan Swadaya Masyarakat Survey & Kesepakatan Harga Satuan Dasar Pembuatan Desain & Gambar Rencana, Rencana Pengamanan Dampak Lingkungan Perhitungan RAB Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Penyusunan Rencana Pengadaan Pembentukan Organisasi Lapangan Pernyataan Komitmen Kesanggupan Pemeliharaan Verifikasi kelayakan proposal Pelaksanaan Fisik, merupakan tahap pelaksanaan pembangunan/fisik dan penyiapan pengelolaan O&P : Penyiapan Organisasi Pengelola dan Rencana Kerja O&P Penandatanganan SPPD-L Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi (MP2K) Pencairan Dana Mobilisasi, termasuk Musyawarah Pengadaan Bahan/Alat Praktek Kerja Lapangan (OJT) Pengembangan Infrastruktur P2KP Hal. 3

Pelaksanaan Konstruksi Supervisi Pelaksanaan Konstruksi Pemantauan Dampak Lingkungan Pembuatan Administrasi Kegiatan dan Pembukuan Keuangan; Pemeriksaan Akhir/Sertifikasi Kegiatan Infrastruktur; Pemanfaatan & Pemeliharaan Prasarana (pasca konstruksi), merupakan tahapan pasca kegiatan pembangunan fisik dimana prasarana yang telah dibangun dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat secara swadaya sehingga manfaat yang diterima oleh masyarakat dari adanya infrastruktur tersebut dapat berkesinambungan. Pada setiap tahapan kegiatan tersebut didahului oleh kegiatan pelatihan/coaching oleh Fasilitator Kelurahan kepada KSM. C. Organisasi Pelaksanaan Kegiatan di Daerah : 1. Ditingkat Masyarakat : Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)/LKM selaku penanggungjawab utama pengelolaan seluruh kegiatan masyarakat. Didalam BKM terdapat satuan kerja, diantaranya adalah Unit Pengelola Lingkungan (UPL) selaku pengendali harian kegiatan lingkungan/infrastruktur; Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) selaku penanggunjawab pelaksana kegiatan pembangunan infrastruktur (perencana teknis, pelaksana fisik, pemelihara); Relawan, khususnya yang memiliki kemampuan dan keterampilan terkait kegiatan Infrastruktur, seperti Tukang/Mandor Bangunan, STM Bangunan, Teknik Sipil, Pegawai Dinas PU, dll, sebagai fasilitator masyarakat 2. Ditingkat Pemda, meliputi : Pejabat Opersional Kegiatan (PJOK) Kecamatan, Satker PIP & PK P2KP ditingkat Kab/Kota dan SNVT PBL Provinsi, sebagai pengendali kegiatan/penanggungjawab administrasi pelaksanaan; 3. Ditingkat Konsultan/Pendamping, meliputi : Tim Fasilitator kelurahan (Faskel)/Fasilitator Teknik, pendamping ditingkat kelurahan/desa; Koordinator Kota/Ass. Koordinator Kota Infrastruktur, pendamping ditingkat Kabupaten/kota; Konsultan Manajemen Wilayah (KMW)/TA. Infrastruktur, Pengendali ditingkat Wilayah/Provinsi Pengembangan Infrastruktur P2KP Hal. 4

D. Pembiayaan & Pencairan Dana Kegiatan Infrastruktur : Sumber dana kegiatan pembangunan infrastruktur P2KP berasal dari dana Swadaya Masyarakat, Dana Bantuan Langsung Masyarakat/BLM (APBN/Loan), pihak Pemda dan Swasta/Lainnya; Komponen swadaya masyarakat yang diperhitungkan dalam pembangunan infrastruktur hanya difokuskan pada 7 komponen, yaitu : tenaga kerja, bahan, alat, lahan (tanah termasuk asset didalamnya), dana tunai, administrasi kegiatan dan konsumsi; Setiap KSM Lingkungan hanya boleh mengelola dana dari sumber BLM maksimum sebesar Rp. 30 Juta (sekarang menjadi 50 Juta); BKM melalui PJOK/Satker PIP/SNVT Provinsi mencairkan dana BLM dan selanjutnya KSM Lingkungan secara bertahap mencairkan/memanfaatkan dana kegiatan dari BKM; E. Pokok-pokok Penilaian Kualitas & Keberlanjutan Infrastruktur P2KP Infrastruktur yang dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi warga sesuai fungsi bangunan, cakupannya : Sesuai dengan kebutuhan masyarakat; Bangunan dapat berfungsi optimal; Aman dan mudah diakses oleh warga; Menjamin Keselamatan (Keamanan/Kekuatan/Kesehatan) warga pengguna; Tidak menimbulkan Dampak Negatif terhadap Lingkungan & Sosial Infrastruktur yang memberikan manfaat secara terus menerus bagi masyarakat, cakupannya : Adanya Organisasi Pengelola O&P; Ada Rencana Kerja O&P; Ada Kesepakatan Pembiayaan O&P (Iuran/Retribusi/lainnya); Dilaksanakannya kegiatan O&P, minimal 3 bulan setelah prasarana selesai dibangun; VI. Kapan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur P2KP Pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur/pemanfaatan dana dimulai sekitar 6 bulan setelah mobilisasi konsultan dilapangan (setelah menyelesaikan tahap pengorganisasian dan pengembangan masyarakat); Proses Pembangunan seluruh Infrastruktur P2KP dalam satu tahun anggaran ditingkat kelurahan berlangsung tiga tahap sesuai tahapan pencairan dana BLM/APBN kepada BKM/LKM; Masa pelaksanaan setiap kegiatan infrastruktur berlangsung selama kurang lebih 1,5 3 bulan; Pengembangan Infrastruktur P2KP Hal. 5

VII. Beberapa Indikator sesuai PAD terkait kegiatan Infrastruktur 1. Indikator Dampak/Outcome : Peningkatan angka pengeluaran keluarga atau perbaikan akses ke pelayanan ekonomi dan sosial; Prasarana lebih murah 20% dibandingkan dengan yang dibangun dengan pola tidak bertumpu pada masyarakat, di 80% kelurahan; Tingkat kepuasan pemanfaat terhadap perbaikan pelayanan dan tata kepemerintahan setempat mencapai 80%; 2. Indikator Hasil Antara terkait kegiatan Infrastruktur : Jumlah dari setiap kegiatan infrastruktur yang dibangun; Min 70% dari prasarana yang dinilai memiliki kwalitas baik; Min 30% anggota KSM adalah perempuan; VIII. Issue-Issue Terkait Kegiatan Infrastruktur P2KP Keterpaduan/Integrasi antar kegiatan Infrastruktur yang dilaksanakan belum optimal; Pemenuhan kualitas pekerjaan seringkali tergeser oleh keinginan mengejar target volume; Skala kegiatan infrastruktur yang dilaksanakan seringkali tidak sesuai kapasitas masyarakat (kegiatan sangat kompleks/pengawasan tinggi); Konsistensi jenis & lokasi kegiatan dilapangan dengan yang tercantum dalam PJM/Renta sering berubah-ubah; Prioritas kegiatan masih cenderung bersifat bagi rata antar RT/Dusun; Kuantitas dan kapasitas UPL masih kurang; Masih lemahnya kapasitas KSM Lingkungan, khususnya terkait DED, pengendalian kualitas dan pengorganisasian Tim Kerja dilapangan; Masih lemahnya komitmen dan kapasitas masyarakat untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan prasarana, terutama pada prasarana yang bersifat public/semi public. Pembentukan O&M yang ada masih sebatas pemenuhan administrasi saja, kecuali pada beberapa prasarana yang betul-betul menyentuh kebutuhan dasar masyarakat seperti Air Bersih, MCK, Irigasi. Komitmen faskel teknik dalam menjalankan tugas masih lemah (sering ganti), jumlah personil Faskel Teknik juga masih kurang dibandingkan dengan jumlah kegiatan/wilayah dampingan sehingga ada keterbatasan dalam melaksanakan pendampingan dan pengawasan kegiatan infrastruktur dilapangan; Pengembangan Infrastruktur P2KP Hal. 6