BAB I PENDAHULUAN Bab I ini merupakan pendahuluan yang akan menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan laporan ini. Dari latar belakang permasalahan tersebut akan diuraikan pokok-pokok permasalahan atau rumusan masalah untuk memenuhi tujuan dari penelitian ini. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia pada zaman sekarang ini. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk menunjang proses 1
pembelajaran ini maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Secara umum sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan, alat, media. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (www.kbbi.web.id/sarana dan www.kbbi.web.id/prasarana, diakses pada 20 Februari 2015). Sarana dalam konteks pendidikan adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah. Sarana pendidikan meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sedangkan prasarana dalam konteks pendidikan adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Prasarana pendidikan meliputi lahan, ruang kelas, ruang-ruang pengelola, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan (DBE-I- USAID, 2010 : 21). Pengadaan sarana untuk menunjang kegiatan pendidikan dapat dilakukan oleh pihak sekolah melalui beberapa cara termasuk pembelian, buatan sendiri, hibah, penyewaaan, peminjaman dan pendaurulangan. Untuk pengadaan buku dan sarana lain dengan cara pembelian, sekolah biasanya bekerja sama dengan penerbit dan perusahaan penyedia sarana pendidikan. Sedangkan untuk kalangan umum termasuk murid sekolah biasanya membeli di toko-toko buku dan stationery (wawancara dengan Bapak Joko, manajer Toko Toga Mas). Buku-buku yang disediakan oleh sekolah ini terbatas jumlahnya, karena hanya digunakan yang mendukung kurikulum saja dan bagi kalangan umum yang ingin membeli sarana pendidikan lain seperti alat-alat laboratorium harganya bisa menjadi sangat mahal karena dihitung satuan. Kebutuhan sarana pendidikan guna menunjang proses pendidikan merupakan hal yang sangat penting, terutama untuk siswa SD, SMP, dan SMA. Hal ini disebabkan karena jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA merupakan jenjang pendidikan mayoritas yang ada Bali khususnya Kota Denpasar. Pada tahun 2013 saja jumlah siswa SD sampai dengan SMA di Kota Denpasar mencapai 166.968 orang (Denpasar Dalam Angka 2013). Dari jumlah ini terlihat bahwa siswa yang membutuhkan sarana pendidikan sangat banyak sehingga memerlukan tempat yang 2
menyediakan sarana pendidikan yang sesuai dengan kurikulum di sekolahnya masing-masing. Di Bali khususnya Kota Denpasar ada beberapa toko besar yang menjual berbagai jenis sarana pendidikan, antara lain di CV Garuda Wisnu dan Toga Mas. CV Garuda Wisnu berlokasi di Jl Teuku Umar 100 dan berdiri sejak tahun 1989. Toko ini menjual berbagai jenis buku, model kerangka manusia, model anatomi manusia, model tata surya, kaca pembesar, beberapa jenis magnet, papan berukuran kecil, globe, peralatan prakarya, peralatan pramuka, dan berbagai jenis alat tulis. (wawancara dengan Ibu Nyoman Suniasih, karyawan senior di CV Garuda Wisnu). CV Garuda Wisnu merupakan salah satu toko yang menjual sarana pendidikan terlengkap di Bali apabila dibandingkan dengan toko-toko lain. Namun, dari segi arsitektural toko ini belum mencerminkan sebuah tempat menjual sarana pendidikan. Kondisi ruang dalamnya juga kurang baik. Pencahayaan, penghawaan, dan penataan produknya belum dapat memberi kenyamanan bagi para pengunjung (observasi langsung tanggal 28 Februari 2015). Tempat yang lain adalah Toko Toga Mas berlokasi di Jl Jenderal Sudirman dan dibuka pada Oktober 2011. Toko ini lebih mengarah kepada penjualan buku dan alat tulis. Dari segi arsitektural tampilan ruang dalam Toko Toga Mas lebih menarik apabila dibandingkan dengan CV Garuda Wisnu. Sistem pencahayaan dan penghawaannya sudah cukup baik. Namun, tampilan bangunannya belum mencerminkan sebuah tempat penjualan sarana pendidikan (observasi langsung tanggal 2 Maret 2015). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di CV Garuda Wisnu dan Toko Toga Mas dapat ditarik kesimpulan bahwa tempat penjualan sarana pendidikan yang baik harus memperhatikan beberapa hal antara lain: kelengkapan barang yang dijual dan kecocokannya dengan kurikulum yang berlaku, tampilan bangunan dan ruang dalamnya mencerminkan fungsi sebagai tempat penjualan sarana pendidikan sehingga mudah dikenali, pengaturan furniture, penempatan gudang penyimpanan dan kantor pengelola dibuat agar tidak mengganggu sirkulasi karena sirkulasi pengunjung maupun pengelola dipastikan padat, serta pencahayaan dan penghawaannya diatur agar pengunjung merasa nyaman dalam melihat-lihat barang yang dijual. 3
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa diperlukan sebuah tempat yang menyediakan atau menjual sarana pendidikan demi menunjang kegiatan belajar. Sasaran dari tempat penjualan ini adalah siswa jenjang pendidikan SD sampai SMA karena siswa pada jenjang ini yang paling membutuhkan sarana pendidikan yang sesuai dengan kurikulum. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Joko manajer Toko Toga Mas, prospek ke depan untuk tempat penjualan sarana pendidikan seperti ini cukup menjanjikan karena selama masih ada institusi pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan maka sarana-sarana pendidikan ini akan terus dicari. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat beberapa rumusan masalah yang akan diangkat, yaitu : 1. Bagaimana spesifikasi umum dan khusus dari gedung penjualan sarana pendidikan agar dapat berbaur dengan lingkungannya? 2. Apa tema yang cocok diterapkan pada gedung penjualan sarana pendidikan agar menjadi gedung yang ramah terhadap pengunjung dan lingkungannya? 3. Bagaimana program fungsional, performansi, dan arsitektural yang dapat mewujudkan suasana jual beli yang kondusif pada gedung penjualan sarana pendidikan ini? 4. Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan yang dapat menarik minat pengunjung untuk berbelanja di gedung penjualan sarana pendidikan? 1.3. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan ini adalah untuk merencanakan dan merancang Gedung Penjualan Sarana Pendidikan yang ramah terhadap pengunjung dan lingkungannya, sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk berbelanja di sini. 1.4. Metode Perancangan Perancangan tempat penjualan sarana pendidikan ini dilakukan melalui beberapa tahapan berpikir yaitu: menentukan spesifikasi umum, menentukan 4
spesifikasi khusus, menentukan tema, menentukan program, menentukan konsep, dan proses penggambaran desain. Setiap tahapan ini dibuat dan dijelaskan dalam beberapa bab. Hubungan antara tiap tahapan dengan tiap bab ditunjukkan oleh Gambar 1.1 berikut ini: Menentukan Spesifikasi Umum BAB I Pendahuluan & BAB II Pemahaman terhadap Teori Spesifikasi Umum Menentukan Spesifikasi Khusus BAB III Studi Pengadaan Spesifikasi Khusus Menentukan Tema BAB IV Tema Tema Menentukan Program BAB IV Pemrograman Program Ruang & Site Menentukan Konsep BAB V Konsep Konsep Perencanaan & Perancangan Penggambaran Desain Studio Tugas Akhir KETERANGAN : tahap berikutnya terdapat dalam menghasilkan Gambar 1.1Tahapan Metode Perancangan 1.4.1 BAB I Pendahuluan Dalam BAB I ini gagasan atau ide disampaikan dalam bentuk latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan. 5
1.4.2 BAB II Pemahaman Terhadap Teori Dalam BAB II ini disampaikan teori-teori yang menunjang proses perancangan tempat penjualan sarana pendidikan. Selain itu juga dilakukan studi banding terhadap fasilitas sejenis yang telah ada sebelumnya. Studi banding ini antara lain dilakukan di CV Garuda Wisnu dan Toko Toga Mas. Proses yang terjadi dari BAB I dan BAB II akan menghasilkan spesifikasi umum 1.4.3 BAB III Studi Pengadaan Berdasarkan spesifikasi umum yang telah disusun kemudian dilakukan studi permasalahan lokasi serta pemecahannya. Pengumpulan data atau informasi dilakukan melalui studi instansional yang didapat dari instansi terkait. Data yang dikumpulkan antara lain mengenai jumlah siswa sekolah, jumlah peminat atau kunjungan pembeli, dan data-data lain yang menunjang studi pengadaan. Dari informasi-informasi yang didapat kemudian dilakukan analisa S.W.O.T. Hasil dari BAB III ini adalah spesifikasi khusus 1.4.4 BAB IV Tema dan Pemrograman Berdasarkan spesifikasi khusus yang telah disusun, kemudian dilakukan penentuan tema dan pemrograman. Tema ditentukan terlebih dahulu baru kemudian program. Pemrograman yang dilakukan antara lain: a) Program Fungsional Program fungsional dibuat untuk dapat menentukan kebutuhan ruang berdasarkan fungsi sebuah pusat penjualan sarana pendidikan, civitas yang akan datang dan aktivitas yang akan diwadahi. b) Program Performansi Program performansi dibuat dengan menentukan syarat dan tuntutan ruang agar secara efektif dan efisien memenuhi kenyamanan civitas yang berkunjung pada tempat penjualan sarana pendidikan. c) Program Arsitektural - Program Ruang Program ruang dibuat berdasarkan kapasitas civitas dan fasilitas yang dibutuhkan dengan memperhitungkan sirkulasi berdasarkan standar ruang atau studi banding sehingga didapat besaran ruang yang diperlukan. 6
- Program Tapak Program tapak dilakukan dengan memilih lokasi, memilih tapak kemudian menganalisa faktor alam, kultur dan estetika yang ada di dalam tapak sehingga dapat digunakan sebagai faktor penunjang pada perancangan tempat penjualan sarana pendidikan. 1.4.5 BAB V Konsep Konsep merupakan tahap setelah tahap penentuan tema dan program, baik itu program ruang maupun tapak. Pada tahap ini, tema, program ruang dan program tapak dikombinasikan. Tema merupakan dasarnya, program ruang merupakan standarnya dan program tapak merupakan lokasinya. Konsep perancangan terdiri atas dua bagian, yaitu konsep perancangan bangunan dan tapak. Konsep perancangan tapak terdiri dari konsep entrance, zoning, bentuk massa, pola dan komposisi massa, sirkulasi, pola parkir, ruang luar dan utilitas terhadap tapak. Konsep perancangan bangunan terdiri dari konsep entrance, zoning, tampilan bangunan, ruang dalam, struktur dan utilitas bangunan. 1.4.6 Studio Tugas Akhir Setelah didapatkan konsep bangunan dan tapak, selanjutnya ditransformasikan ke dalam tahap desain pengembangan yang terdiri dari sketsa ide, pra rancangan dan detail desain. Tahap gambar desain rancangan tidak termasuk ke dalam penulisan ini. 7