BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4. UJI COBA DAN ANALISIS MODIFIKASI ALGORITMA NSGA-II

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM

PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI KUANTITATIF PERBAIKAN PROSES BISNIS DENGAN TUJUAN GANDA TESIS

BAB I. BPM. Pengertian BPM

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODOLOGI BARU UNTUK PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN INDUSTRI BIODISEL BERKELANJUTAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA TUJUAN JAMAK

ALGORITMA GENETIKA DENGAN PENDEKATAN MODEL PULAU PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk

BAB II LANDASAN TEORI

Pemodelan dan Analisa

III. METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI MULTI-OBJECTIVE UNTUK DISTRIBUSI BEBAN KERJA PEGAWAI MENGGUNAKAN NSGA-II AHMAD KHAIDIR TELEMATIKA CIO - TEKNIK ELEKTRO - ITS

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2. LANDASAN TEORI

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika

Penerapan Algoritma Genetika Multi-objective NSGA-II Pada Optimasi Portofolio Saham

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, sehingga

Vukovich dinamis yang digabungkan dengan model PRoFIGA didalamnya.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisa Kinerja dan Simulasi Coverage Wireless Sensor Network dengan Sum of Weighted Cost Function Genetic Algorithm

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA PROSES BISNIS. Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi

BAB I PENDAHULUAN. hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Alat transportasi ini memiliki

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI METODE GENETIC ALGORITHM DALAM OPTIMASI SUSUNAN BAHAN BAKAR TERAS PWR MENGGUNAKAN CODE COREBN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

PENERAPAN EVOLUTIONARY ALGORITHM PADA PENJADWALAN PRODUKSI (Studi Kasus di PT Brother Silver Product Indonesia)

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang dimana teknologi informasi sudah memasuki setiap bidang

OPTIMASI DAN HEURISTIK DALAM PENDEKATAN SISTEM. Arif Rahman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan dalam sebuah pasar. Dengan semakin majunya teknologi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Algoritma Genetika Ganda (AGG) untuk Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup lama dan memakan biaya yang cukup mahal serta tidak konsisten. Penjadwalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENJADWALAN OPERASIONAL PEMBANGKIT BERBASIS ALGORITMA GENETIK PADA SISTEM PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN TENGAH

6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi

Simulasi Coverage Pada Wireless Sensor Network dengan Menggunakan Algoritma Genetika Pareto

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

Penerapan Algoritma Genetika Multi-objective SPEA-II Pada Optimasi Portofolio Saham

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk merespon perubahan yang sangat cepat sebagai akibat dari ketidakpastian

Teknik Informatika S1

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM KASUS PENJADWALAN KULIAH SKRIPSI VALENTINA SIAHAAN

MILIK UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN CERDAS UNTUK OPTIMISASI PERMASALAHAN MULTI OBYEKTIF PADA SERIOUS GAME: ECONOMIC AND EMISSION DISPATCH

Perancangan Sistem Penjadwalan Asisten Dosen Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus: STIKOM Bali)

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F

OPTIMASI MULTI-OBJECTIVE MENGGUNAKAN NSGA-II DALAM PENJADWALAN MESIN PRODUKSI FLOW SHOP

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PENJADWALAN DOSEN DENGAN FUZZY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam lima tahun belakangan ini, pengguna internet di Indonesia telah. bertumbuh dengan signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. bangunan seperti pada frames ataupun truss. Hal ini dikarenakan penggunaan

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENYELESAIAN PERMASALAHAN MULTI-OBJECTIVE HYBRID FLOW SHOP SCHEDULING DENGAN ALGORITMA MODIFIED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

Blog : herunugroho.staff.telkomuniversity.ac.id Hp/WA :

BAB 1 PENDAHULUAN. manfaatnya meliputi segala aspek kehidupan manusia. agar tujuan tercapai merupakan hal yang penting dalam masalah penjadwalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Randy L Haupt & Sue Ellen Haupt, Practical Genetic Algorithms second edition, Wiley Interscience,2004.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Introduction (Linear Programming) Toha Ardi Nugraha

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika

USULAN PENERAPAN PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PD BLESSING

Business Process Reengineering ( BPR )

Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap perusahaan yang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. berperan dalam menciptakan competitive advantage bagi perusahaan. Teknologi. menunjukkan perkembangannya yang kian pesat.

OPTIMASI POLA DISTRIBUSI BBM PERTAMINA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIK

PENGEMBANGAN MODEL PROSES BISNIS PENGAJUAN KENAIKAN JABATAN AKADEMIK DENGAN METODE BPR UNTUK MENDUKUNG PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1

Optimasi Persediaan Multi-item Fuzzy EOQ Di PT UWBM dengan Algoritma Genetika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB II LANDASAN TEORI

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

BAB I PENDAHULUAN I-1

DAFTAR ISI. viii. LEMBAR PENGESAHAN... i. PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN... ii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Lintang Yuniar Banowosari Pengantar Sistem Informasi IT / 2 SKS

Transkripsi:

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan tuntutan persaingan bisnis, banyak perusahaan menyadari bahwa keunggulan teknologi dan produk yang dihasilkan semata tidak lagi dapat diandalkan menjadi sumber keunggulan dalam bersaing. Karena itu, untuk memenangkan persaingan pasar berbagai perusahaan mengembangkan diferensiasinya melalui unsur service yang semakin memanjakan konsumennya. Kepuasan dan loyalitas konsumen menjadi fokus perhatian dalam memenangkan persaingan. Proses bisnis adalah kombinasi dari aktivitas di dalam suatu perusahaan untuk menghasilkan pelayanan tertentu kepada klien (Leyman et al. 1994). Proses bisnis merupakan pemicu dan benang merah yang secara langsung mempengaruhi dan memberi ciri dari suatu organisasi. Struktur dari suatu proses bisnis yang dapat memenuhi kebutuhan klien-kliennya secara efisien dan efektif akan dapat memberikan keuntungan bagi pihak perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain, sebaliknya struktur proses bisnis yang buruk seperti pelayanan yang lambat dan tidak memuaskan kepada klien akan menyebabkan klien berpindah ke perusahaan lain secara cepat. Terdapat tiga perspektif dalam analisis proses bisnis yaitu organisasi, proses, dan orang di dalam proses itu sendiri. Orientasi yang tinggi terhadap konsumen dapat menjamin keunggulan bersaing organisasi, sehingga memperbaiki proses bisnis juga merupakan hal yang penting bagi bisnis sebuah organisasi agar tetap kompetitif. Perbaikan proses bisnis atau Business Process Improvement (BPI) merupakan sebuah metode yang sistematik yang dikembangkan untuk membantu sebuah perusahaan memperoleh keuntungan yang signifikan dalam caranya menjalankan proses bisnisnya (Harrington, 1991). Perlu adanya usaha perbaikan proses secara terus menerus, sehingga proses bisnis mampu menghasilkan output yang memuaskan kepada konsumen. Oleh karena itu, banyak perusahaan saat ini menyadari bahwa perancangan dan pengaturan proses bisnis yang optimal adalah suatu key factor bagi perusahaan 1

untuk secara efektif bersaing di dalam lingkungan bisnis yang berubah-rubah. Untuk itu, maka diperlukan optimisasi dan perbaikan yang berkelanjutan dari proses bisnis itu sendiri. Reengineering proses bisnis adalah merupakan pemikiran ulang secara fundamental dan desain ulang radikal suatu proses bisnis organisasi yang mengarahkan organisasi untuk mencapai peningkatan kinerja bisnis secara dramatis (Hammer and Champy,1993). Beberapa perusahaan telah menerapkan paradigm inovasi baru ini untuk mencapai berbagai perbaikan dalam biaya, kualitas dan efisiensi. Bahkan makin banyak perusahaan yang mencari peluang untuk menerapkan proyek reengineering dan metodologi-metodologi yang membantu mereka dalam mencapai usaha-usaha perbaikan tersebut. Contohnya pada bisnis maskapai penerbangan AWAIR pada beberapa tahun yang lalu masih menggunakan sistem pemesanan secara manual melalui beberapa agent penjualan tiket penerbangan. Pada awal tahun 2004, AWAIR diambil alih oleh PT. Indonesia Air Asia dan mengalihkan orientasi pasarnya ke penerbangan berbiaya rendah. Dengan adanya pengambil alihan ini, pihak Air Asia melakukan perbaikan struktur proses pemesanan tiket tidak hanya dilakukan di agen penerbangan, akan tetapi dapat dilakukan secara on line oleh pelanggan melalui internet dan begitu juga halnya dalam sistem pembayarannya yang dapat dilakukan tanpa harus datang langsung ke tempat agen penjualan tiket Air Asia. Dengan adanya perbaikan proses bisnis yang fundamental ini tentu saja pihak Air Asia dapat memperoleh keuntungan yang lebih signifikan dalam menjalankan proses bisnisnya. Vergidis et al. (2007) menyatakan bahwa tidak adanya representasi proses bisnis yang berkaitan secara langsung dengan pemodelan secara kuantitatif. Secara umum teknik pemodelan proses bisnis seperti flowchart dan IDEF (Integrated Definition Methodology) hanya menggambarkan dengan menggunakan simbol yang standar untuk menganalisis proses bisnis tanpa mampu menganalisis secara kuantitatif dan mengoptimisasi struktur proses bisnis secara nyata. IDEF merupakan tools untuk membuat model. Optimisasi proses bisnis biasanya hanya mencoba-coba segala kemungkinan dengan cara manual, sederhana, dan tidak memberikan kemampuan generalisasi secara keseluruhan untuk beberapa kasus. Di samping itu tidak terdapat optimisasi proses bisnis dengan multiple criteria. 2

Optimisasi permasalahan yang berisi lebih dari satu fungsi tujuan dikenal sebagai masalah multi-objective optimization. Seperti halnya bahwa terdapat banyak tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan secara simultan dan mungkin beberapa di antara fungsi tujuan yang ingin dicapai itu berlawanan, sehingga tidak memungkinkan adanya solusi tunggal dalam penyelesaiannya, tetapi lebih kepada sekumpulan solusi yang mungkin memiliki kualitas yang sepadan. Seperti halnya dalam mendesain mobil yang otomatis, tujuan yang mungkin ingin dicapai adalah meminimasi harga, memaksimumkan kecepatan, dan meminimasi pemakaian bahan bakar. Tujuan ini tentu saja berlawanan satu sama lain, sehingga tidak mungkin akan ada solusi tunggal diperoleh. (Sbzarini,2000). Multi-objective optimization dari proses bisnis dapat memberikan cara yang lebih efisien bagi perbaikan proses bisnis dengan memilih kriteria optimisasi apa saja yang akan dipilih dan dicukupi secara bersamaan dalam perusahaan. (Deb, 2001) Kusiak (1999) menjelaskan bahwa terdapat dua tipe analisis yang dapat dilakukan dalam rangka melakukan perbaikan proses dari as is model yang akan di transfer ke to be model yaitu analisis observasi (manual) dan analisis computational. Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan model dari proses bisnis sehingga analisis ini membutuhkan gambaran detil dari sasaran proses dengan cara observasi. Analisa kualitatif merupakan analisis structural yang mengevaluasi proses pada setiap aktivitasnya berdasarkan kualitasnya seperti dari aktivitas pertama dipilih mana alternatif yang lebih berkualitas, setelah itu dilanjutkan pada pilihan alternatif pada aktivitas 2 dan seterusnya. Hasil dari analisis kualitatif dapat digunakan untuk mendeteksi aktivitas-aktivitas mana yang mungkin dapat tereliminasi, yang dapat diparalel, dapat digabungkan, dapat disederhanakan, di tambah nilai prosesnya ataupun diotomasikan proses aktivitasnya. Sedangkan analisis kuantitatif merupakan analisis performance yang mengevaluasi proses berdasarkan nilai numerik seperti lamanya durasi dan besarnya biaya, serta jumlah aktivitas yang terjadi. Analisis kuantitatif memerlukan informasi yang dapat diandalkan secara statistik, maka untuk mendapatkan informasi seperti itu diperlukan analisis computational untuk identifikasi proses seperti adanya pengembangan algoritma dalam optimisasi proses bisnis. Menurut Kusiak et al. (2000) bahwa kebanyakan metodologi pemodelan proses di dasarkan pada simbol yang tidak formal dan dilakukan secara kualitatif sehingga sulit untuk dianalisis. 3

Berdasarkan uraikan di atas, maka penelitian ini akan mengembangkan model evaluasi analitik perbaikan proses bisnis menggunakan algoritma NSGA-II (Non Dominated Sorting in Genetic Algorithm). Model analitik adalah model yang kesimpulannya dapat dinyatakan dalam bentuk analitik untuk masalah yang lebih khusus atau penelitian yang sebagian besar penyelesaiannya dilakukan dengan bantuan suatu algoritma (21Hhttp://www.sipoel.unimed.in/file.php/44/COURSE). Sebelum dilakukan uji coba algoritma yang akan dikembangkan, maka akan digambarkan model proses dengan menggunakan metode IDEF3 agar hasil yang diperoleh dapat menjadi lebih baik lagi. IDEF3 merupakan tool pemodelan dengan representasi terstruktur dari sebuah sistem dengan cara meng-capture perilaku dari sistem yang dibahas mengenai urut-urutan terjadinya proses, proses apa yang menyebabkan proses apa, dan bagaimana keputusan diambil. Alasan menggunakan IDEF3 adalah dikarenakan kemampuannya dalam deskripsi proses bisnis yang semakin dapat dipertajam melalui dekomposisi proses yaitu dengan cara menyederhanakan proses melalui tingkatan abstraksi modul yang berbedabeda. Pada dasarnya pada setiap tingkatan dekomposisi diperoleh deskripsi proses yang lebih rinci, sehingga dengan menggunakan metode IDEF3 kita dapat mencari lokalisasi masalah yang lebih rinci dari proses bisnis yang besar. Dengan adanya lokalisasi masalah dalam proses bisnis yang memiliki ruang lingkup yang besar, kita dapat memperbaiki secara fokus keterkaitan antara satu jenis proses dengan jenis proses dalam proses bisnis yang memiliki masalah. Setelah menggambarkan model proses bisnis, maka akan dikembangkan algoritma NSGA-II untuk keperluan desain proses bisnis yang memiliki sejumlah alternatif dalam setiap aktivitasnya. NSGA-II merupakan bagian dari evolutionary algorithms. Evolutionary algorithms merupakan metode pencarian stokastik yang mencoba untuk menirukan sifat evolusi biologis dari makhluk hidup yang bekerja dengan prinsip bahwa suatu individu yang baik akan akan bertahan dan menghasilkan individu-individu yang semakin baik pada setiap generasi. Elemen-elemen yang ada pada metode ini diambil dari proses alam seperti seleksi,kombinasi, mutasi, migrasi, dan perpindahan secara lokal. Evolutionary algorithms bekerja lebih banyak pada sejumlah individu dalam satu populasi daripada hanya pada satu individu saja. Metode ini sangat cocok sekali digunakan dalam penelitian ini dikarenakan desain proses bisnis yang ada terdiri dari beberapa alternatif untuk setiap aktivitasnya, sehingga apabila setiap 4

aktivitas dengan masing-masing alternatifnya digabung menjadi suatu set aktivitas dalam proses bisnis maka akan membutuhkan waktu yang lama untuk memilih urutan set alternatif aktivitas mana yang optimal dalam fungsi tujuan yang multi-objective. Evolutionary algorithms terbukti lebih efisien bila digunakan dalam menyelesaikan permasalahan multi-objective yang memiliki banyak pembatas (constraints) dalam area yang relevan seperti scheduling, supply chain optimization, dan yang lainnya. (Vergidis et al.,2007). NSGA-II adalah algoritma genetika yang sangat popular untuk digunakan pada permasalahan optimisasi multiobjective yang dikembangkan oleh Kalyanmoy Deb di Srinivas. NSGA-II dapat menghasilkan solusi yang lebih baik dengan perhitungan yang lebih sedikit, pendekatan elitist, dan pembagian parameter yang lebih sedikit (Deb,2001). Dengan desain proses bisnis yang kompleks, secara umum kemampuan dari NSGA-II dapat dikarakteristikkan baik dan memiliki elitism yang dimana NSGA-II menyimpan solusi optimum dari setiap generasi dan membandingkan solusi tersebut dengan solusi antar setiap generasi, sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasikan feasible solutions. (Vergidis et al.,2007). Jumlah aktivitas dan waktu mulai untuk setiap aktivitas akan dipertimbangkan dalam pengembangan model ini. Penelitian ini juga akan menyediakan kemampuan generalisasi pada beberapa kasus dan memberikan analisis secara kualitatif dan kuantitatif sehingga dapat diperoleh alternatif pemilihan solusi terbaik dari set alternatif aktivitas desain proses bisnis bagi pihak pengambil keputusan dari feasible solution yang dihasilkan dari algoritma yang multi-objective. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang diberikan pada bagian latar belakang, pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana merepresentasikan secara matematis model proses bisnis yang digambarkan dengan metode IDEF3 (Integrated Definition Methodology 3) untuk keperluan evaluasi usulan perbaikan proses bisnis? 2. Bagaimana mengevaluasi usulan perbaikan proses bisnis yang dengan pendekatan analitik dengan memperhatikan kriteria tujuan yang telah ditetapkan? 5

3. Bagaimana karakteristik-karakteristik dari pendekatan analitik yang diusulkan untuk mengevaluasi usulan perbaikan proses bisnis? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah: 1. Menganalisis model proses bisnis secara kuantitatif sehingga mendapatkan perbaikan proses bisnis yang lebih terukur dibandingkan dengan perbaikan secara kualitatif. 2. Mengembangkan tools untuk membantu proses analisis yang lebih formal bagi model perbaikan sebuah proses bisnis yang multi-objective. 3. Menganalisis model kuantitatif optimisasi proses bisnis dengan mengunakan contoh numerik untuk mengetahui karakteristik dari model bisnis. 1.4 Ruang lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Contoh numerik yang diuji coba dalam penelitian ini menggunakan data hipotetik dan contoh numerik 1 menggunakan contoh pada jurnal penelitian Vergidis et al. (2007). 2. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah permasalahan yang telah didekomposisikan sampai pada level yang paling bawah. 1.5 Posisi Penelitian Gambar di bawah ini adalah merupakan rangkaian penelitian terdahulu menjadi dasar pengembangan penelitian ini. Rangkaian penelitian ini dibuat berdasarkan pemahaman peneliti mengenai : pemodelan proses bisnis, model IDEF3 (Integrated 6

Definition Methodology 3), pendekatan algoritma single-objective & multi-objective, dan algoritma NSGA-II (Non Dominated Sorting in Genetic Algorithm II). Gambar 1. 3 Rangkaian Penelitian Beberapa penelitian yang berkaitan dengan desain proses bisnis baik yang single-objective maupun multi-objective telah dilakukan. Untuk menggambarkan keterkaitan penelitian ini dengan model-model sebelumnya, maka akan diuraikan penjelasan singkat tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Tabel 1.1 memperlihatkan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan model yang telah dikembangkan. Tabel 1.1 berikut ini mengklasifikasikan penelitian-penelitian yang telah dilakukan berdasarkan jumlah dari fungsi tujuan yang dilakukan, analisis apa saja yang dilakukan, metodologi yang digunakan, metoda pendekatan pencarian solusinya dan output yang dihasilkan dari penelitian tersebut. Hofacker dan Vetschera (2001) menjelaskan single-objective optimization yang tidak menggambarkan efek sinergi yang kuat antara aktivitas individual yang mendasari suatu desain proses dan mengusulkan pengembangan pemodelan proses bisnis yang optimal dengan menggunakan mathematical programming, branch and bound method, dan genetic algorithms tanpa menggunakan metodologi pemodelan proses. Penelitian 7

ini memperkenalkan model formal untuk permasalahan desain proses bisnis yang dapat digunakan untuk menganalisis desain optimal dengan memperhatikan kriteria fungsi tujuannya. Kusiak et al. (1999) memperkenalkan bahwa terdapat dua tipe analisis untuk perbaikan model proses yaitu menggunakan analisis observasional dan komputasional. Analisis observasi dapat dilakukan dengan cara menurunkan durasi proses, eliminasi aktivitas redundant, membagi aktivitas (partitioning), menggabungkan aktivitas serial (merging), dan eliminasi siklus. Sedangkan analisis komputasional menggambarkan model proses bisnis dengan menggunakan IDEF0 (Integrated Definition Methodology 0)dan IDEF3 (Integrated Definition Methodology 3), kemudian merepresentasikan IDEF3 ke dalam bentuk matriks untuk mengidentifikasikan struktur dari model. IDEF0 merupakan pemodelan fungsional suatu sistem dimana fungsi-fungsi tersebut menjelaskan apa yang dikerjakan oleh sistem, apa yang mengendalikannya, apa yang diproses, apa sarana untuk memproses, dan apa yang dihasilkan. IDEF3 merupakan tool pemodelan dengan representasi terstruktur dari sebuah sistem dengan cara mengcapture perilaku dari sistem yang dibahas mengenai urut-urutan terjadinya proses, proses apa yang menyebabkan proses apa, dan bagaimana keputusan diambil. Selain itu, Kusiak et al. juga memperkenalkan triangularization algorihtm yang lebih efisien dibandingkan topological sorting algorithm untuk menganalisis struktur model proses yang memiliki siklus. Tujuan dari analisis ini adalah mendapat sifat hubungan antar aktivitas dan mendapatkan susunan atau urutan dependency path suatu desain proses. Vergidis et al. (2007) dalam penelitiannya mengusulkan kerangka desain proses bisnis untuk optimisasi multi-objective yaitu dengan membangun model matematis dan menggunakan pendekatan algoritma dalam penyelesaiannya. Algoritma yang digunakan untuk menyelesaikan masalah multi-objective adalah NSGA-II (Non Dominated Sorting in Genetic Algorithm II), SPEA2 (Strength Pareto Evolutionary Algorithm 2), dan MOPSO (Multi-Objective Particle Swarm Optimisation) dengan penyelesaiannya menggunakan KEA-Software. Ketiga algoritma ini digunakan karena dapat mengoptimisasi model proses bisnis yang multi-objective. NSGA-II dan SPEA2 lebih popular dibandingkan dengan algoritma MOPSO. NSGA-II banyak diaplikasikan dalam berbagai penelitian karena menggunakan pendekatan elitist, sedikit parameter dan 8

memberikan perkembangan solusi yang signifikan. SPEA2 juga merupakan evolutionary algorithms yang menggunakan pendekatan elitist yang lain. MOPSO memberikan hasil yang lebih baik apabila digunakan dalam permasalahan yang membutuhkan pencarian solusi yang kontinu. Dari hasil analisis secara umum diketahui bahwa algoritma NSGA-II memberikan solusi yang lebih optimal dibandingkan dengan algoritma SPEA2 dan MOPSO. Dengan desain proses bisnis yang kompleks, secara umum kemampuan dari NSGA-II dapat dikarakteristikkan baik dan memiliki elitism yang dimana NSGA-II menyimpan solusi terbaik dari setiap generasi dan membandingkan solusi tersebut dengan solusi antar setiap generasi, sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasikan feasible solutions. Penelitian ini (2008) merupakan kelanjutan dari penelitian-penelitian di atas dengan menggabungkan beberapa pendekatan dari penelitian di atas. Pada penelitian ini mengusulkan pemodelan proses bisnis dengan metodologi IDEF3 (Integrated Definition Methodology 3), membuat model matematis, menganalisis proses bisnis secara kualitatif dan kuantitatif dan mencari alternatif solusi proses bisnis dengan pendekatan algoritma NSGA-II (Non Dominated Sorting in Genetic Algorithm II). Penelitian ini juga memberikan alternatif pemilihan solusi terbaik bagi pihak pengambil keputusan dari feasible solution yang dihasilkan dari algoritma yang multi-objective yang optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Vergidis et al. (2007) tidak menggunakan metodologi pemodelan proses dalam kerangka pengembangan modelnya, sedangkan penelitian ini dengan menggunakan suatu metodologi pemodelan proses dan menyediakan kemampuan generalisasi untuk beberapa kasus dalam desain proses bisnis lainnya. Tabel 1.1 berikut ini menunjukkan posisi penelitian yang dibandingkan dengan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu : 9

Tabel 1.1 Posisi Penelitian Yang Terkait Penelitian Hofacker and Vetschera (2001) Kusiak et al. Bentuk Tujuan Pemodelan Formulasi Cara Penyelesaian Hasil Proses Analisis Mathematical Menggunakan ready Alternatif Solusi Proses bisnis Model Pendekatan to use Solusi Terpilih Jumlah Ket IDEF0 IDEF3 Lainnya Kualitatif Kuantitatif Ada Tidak methodology Serial dan paralel Single Biaya v v v Serial, paralel,siklus (1999) Serial, paralel,bottleneck,tanpa siklus Vergidis et al. Serial, paralel dengan pilihan (2007) alternatif untuk setiap aktivitas Single Durasi v v v v v Multi Biaya Durasi Penelitian ini Serial, paralel Biaya (2008) bottleneck dengan pilihan Multi Durasi alternatif untuk setiap aktivitas v v v Ada Branch and Bound Genetic Algorithms Triangularization Algorithms Topological sorting algorithms NSGA-II SPEA-II MOPSO v v v v v v v NSGA-II v v v 10