Tambang Batu Hijau, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

Menimbang Manfaat PT Freeport bagi Indonesia. Indonesia Corruption Watch (ICW) Jakarta, 1 November 2011

Apa alasan Freeport inengajukan perpanjangan kontrak karya di Papua hingga 2041?

PERBAIKAN IKLIM INVESTASI

Berdasarkan hasil penyelidikan awal, pit Batu Hijau berpotensi dikembangkan ke fase 7

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KERJA MENTERI KEUANGAN DENGAN KOMISI XI DPR-RI

BAB IX EVALUASI FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

Tadinya, PT Freeport mematok penjualan emas akan 50,5% dibanding tahun lalu

SUARA TAMBANG. Perebutan saham PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) Tambang Newmont Nusa Tenggara dalam Pusaran Politik Rente

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

Trenggono Sutioso. PT. Antam (Persero) Tbk. SARI

Dini Hariyanti.

Indonesia for Global Justice (IGJ, Seri Diskusi Keadilan Ekonomi. Menguji Kedaulatan Negara Terhadap Kesucian Kontrak Karya Freeport, Kamis, 13 Juli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan

JUMLAH ASET LANCAR

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

Manajemen Keuangan. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan

30 September 31 Desember Catatan

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

PT Timah (Persero) Tbk Membukukan Laba Periode Berjalan Pada 30 September 2011 sebesar Rp 860 Miliar

PT. CENTRIS MULTIPERSADA PRATAMA, Tbk

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2011 Sebesar 8.749,6 Milyar

Kontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan,

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Mencari formula subsidi BBM yang adil dan fleksibel

fax : + 62 PT 2010 mencata logam timah di LME Selama terendah ton. Produksi bijih timah tercatat halaman 1 dari 7

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hasil tambang baik mineral maupun batubara merupakan sumber

Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN. Perencanaan keuangan. 4Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

PT Timah (Persero) Tbk Menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis. Pada aktivitas pasar modal investasi saham merupakan salah satu

KONVERGENSI IFRS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERPAJAKAN: Hasil Penelitian Komprehensif dan Terlengkap atas Seluruh PSAK pasca Konvergensi IFRS

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari kenaikan harga saham atau pembayaran sejumlah dividen oleh

30 September 2017 dan 31 Desember 2016 September 30, 2017 and December 31, 2016

UNTUK SEGERA DISIARKAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Silabus CA Ikatan Akuntan Indonesia MANAJEMEN PERPAJAKAN. Jakarta, 23 June Christine Tjen, SE.Ak., M.Int.Tax,CA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan Indonesia dengan jumlah yang sangat besar seperti emas, perak, nikel,

30 Juni 31 Desember

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 226/PMK.07/2008 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

Modal Dasar. Nilai Nominal

Laba PT TIMAH (Persero) Tbk Naik sebesar 141% pada Laporan Keuangan s/d Kuartal III Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi penggunaan BBM (bahan bakar minyak) di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA SEBESAR AS$126,3 JUTA PADA TRIWULAN KEDUA TAHUN

Kinerja Operasional TINS Lebih Baik

Inception Report. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga penelitian ini dilakukan. Bagian ini juga terdiri dari 7 bagian sub-bab yaitu

Labaa TINS Meningkat

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 108/PUU-XII/2014 Kontrak Karya. I. PEMOHON PT. Pukuafu Indah, diwakili oleh Dr. Nunik Elizabeth Merukh, MBA.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

menggunakan asumsi bahwa penghitungan jumlah laba rugi

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2008

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK

PERHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2015

30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 June 30, 2017 and December 31, (Tidak diaudit/ Catatan/ December 31, 2016 Unaudited) Notes ( Diaudit/Audited)

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional.

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2012 Sebesar Rp 7,822.6 Milyar

SUARA TAMBANG. Keinginan pemerintah Republik Indonesia untuk. Renegosiasi Kontrak Tambang, Soal Keberanian Pemimpin?

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

CAPAIAN SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA SEMESTER I/2017

SIARAN PERS PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA TBK MENGUMUMKAN LABA TRIWULAN KEEMPAT 2009 SEBESAR AS$60,0 JUTA - 1 -

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini


LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Enterprice (DICE) dan telah memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan

BAB I PENDAHULUAN. pastinya berdampak pula pada para produsen atau supplier alat-alat berat tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, keberadaan pasar modal membantu kebutuhan pendanaan jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi Neraca. Entries)

PENGANGGARAN MODAL PERUSAHAAN MULTNASIONAL

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 2014 A PB D L A P O R A N A N A L I S I S REALISASI APBD

Entrepreneurship and Innovation Management

PT. RIMAU MULTI PUTRA PRATAMA, Tbk

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

Transkripsi:

Tambang Batu Hijau, Indonesia Laporan Naratif Konteks Batu Hijau adalah tambang terbuka di Indonesia dengan komoditas utama berupa tembaga dan emas dengan sejumlah kecil perak. Terletak di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tambang ini pertama kali ditemukan di tahun 1990 dan mulai berproduksi di akhir tahun 1999. Hingga tahun 2015, tambang ini telah memproduksi 7,3 miliar pon tembaga dan 7,1 juta ons emas dengan 5,4 miliar pon tembaga dan 5,6 juta ons emas cadangan terbukti. 1 Batu HIjau adalah penghasil tembaga terbesar kedua di Indonesia. Dioperasikan oleh PT Newmont Nusa Tenggara ( PTNNT ) melalui Kontrak Karya Generasi ke-4. PTNNT sendiri dimiliki oleh: - Newmont Mining Corporation 31,5% - Sumitomo 2 24,5% - PT Multi Daerah Bersaing 24% - PT Pukuafu Indah 17,8% - PT Indonesia Masbaga Investama 2,2% Tambang Batu HIjau kini tengah melalui proses renegosiasi kontrak dengan poin-poin meliputi perubahan tarif royalti, wilayah pertambangan, divestasi dan kewajiban pembangunan fasilitas smelter. Tambang ini berkontribusi hingga 12% pendapatan ekonomi provinsi (termasuk tiga penyumbang terbesar). Dengan adanya mekanisme Dana Bagi Hasil, tambang ini menyokong lebih dari 50% Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sumbawa Barat. 3 Tambang ini juga mempekerjakan lebih dari 4000 karyawan, yang mana lebih dari 90% diantaranya merupakan pekerja lokal. 4 Ringkasan Eksekutif Batu Hijau adalah penghasil tembaga terbesar kedua di Indonesia, dioperasikan oleh Newmont Nusa Tenggara melalui KK Generasi ke-4. Ditemukan di tahun 1990. Mulai berproduksi di akhir tahun 1999. Hingga tahun 2015, Batu Hijau telah memproduksi 7,3 miliar pon tembaga dan 7,1 juta ons emas. Di akhir tahun 2015, cadangan terbukti dan terkira mencapai 5,4 miliar pon tembaga dan 5,5 juta ons emas. Produksi menurun pada 2012-2014 karena pengembangan fase 6 dan penghentian operasi sementara di tahun 2014 akibat larangan eskpor. Bahkan dengan ini dan jatuhnya harga tembaga, tambang Batu Hijau memiliki IRR setelah pajak yang relatif tinggi, yakni 17%. 1 Laporan Tahunan Newmont, 2015 2 Bersama dengan perusahaan Jepang lainnya 3 Badan Pusat Statistik, 2016 4 https://www.ptnnt.co.id/workforce-reductions-1.aspx

Asumsi Kami secara terpisah menyusun model untuk produksi tembaga dan emas, penjualan, dan pendapatan dan melakukan rekonstruksi produksi, harga realisasi dan biaya tambang dengan menggunakan informasi publik yang tersedia, utamanya berasal dari laporan Nusa Tenggara Partnership V.O.F-entitas bersama Newmont dan Sumitomo yang memiliki saham di Batu Hijau. Kami mencatat bahwa Batu Hijau memasuki fase pengembangan baru di tahun 2011. Meski proses ini telah selesai di tahun 2014, PTNNT melakukan penghentian sementara operasi pada Juni 2014 akibat larangan ekspor mineral mentah. Operasi penambangan kembali dimulai pada September 2014 setelah PTNNT mendapatkan izin ekspor konsentrat dari pemerintah Indonesia. Hal ini berdampak pada rendahnya produksi Batu Hijau pada tahun 2011 hingga 2014, yang mana dapat dilihat di gambar 4. Karena tidak adanya perkiraan produksi untuk sisa umur tambang, kami mengasumsikan produksi terus berjalan dengan tingkat produksi yang sama dengan tahun 2015 hingga tahun 2026 dan berhenti ketika total produksi dari tahun 2016 ke depan sesuai dengan angka cadangan terbukti dan terkira (proven and probable reserves) di tahun 2015. Dengan demikian total umur tambang mencapai 28 tahun (17 tahun sampai saat ini dan 11 tahun yang tersisa). Pengguna dapat mengganti asumsi perkiraan ini pada dashboard model. Juga terdapat kemungkinan produksi akan berlanjut lebih lama jika pada masa yang akan datang sumber daya mineral dikonversi menjadi cadangan. Tabel 1. Asumsi Parameter Ekonomi Parameter Ekonomi Umur tambang (LOM) 28 tahun (tambang berhenti operasi di tahun 2026) Profil produksi (LOM) Perkiraan harga Biaya 12,7 miliar pon tembaga dengan 5,4 miliar pon cadangan tersisa (2015). Produksi yang akan datang diasumsikan konstan pada angka 494 juta pon per tahun. 12,6 juta ons emas dengan 5,6 juta ons cadangan tersisa (2015). Produksi yang akan datang diasumsikan konstan pada angka 500 ribu ons per tahun. $2,50 per pon harga tembaga konstam (IMF WEO Copper) $1.476 per ons harga emas (dihitung dari rasio harga emas dan tembaga pada Desember 2016 yang diamati pada Oktober 2016) $87 juta biaya eksplorasi $2,48 miliar biaya pengembangan $1,59 miliar sustaining capital $286 juta biaya pasca tambang $10,58 miliar biaya operasi selama umur tambang $15,02 miliar total biaya (Laporan Tahunan Newmont)

Rezim fiskal secara garis besar diatur dalam kontrak karya, namun perubahan terjadi di tahun 2014 sebgai dampak dari renegosiasi kontrak. Perusahaan menyepakati kenaikan tarif royalti. Selain itu, pemerintah Indonesia juga mengeluarkan kebijakan ekspor baru di tahun 2014 untuk mendukung kebijakan hilirisasi. Melalui kebijakan ini, perusahaan dilarang melakukan ekspor mineral mentah. Perusahaan juga harus mendapatkan izin ekspor dari pemerintah serta membayar bea ekspor yang tarifnya tergantung pada kemajuan pembangunan smelter untuk dapat melakukan ekspor konsentrat. Kami menyusun model tambang Batu Hijau dari perspektif PTNNT tanpa mempertimbangkan pengaturan pembiayaan yang kompleks antara sejumlah pemegang saham. Karenanya, kami menyusun model tambang ini seolah hanya memiliki satu pemilik yang menyediakan seluruh investasi yang dibutuhkan dalam bentuk ekuitas. Kami bermaksud memperluas model ini dengan memasukkan aspek pembiayaan, mengingat hal ini dapat mempengaruhi penerimaan negara yang ditaksir oleh model akibat pengurangan biaya pendanaan. Tabel 2. Asumsi Rezim Fiskal Rezim Fiskal Tarif royalti Royalti tambahan untuk ekspor tembaga 1,7% royalti tembaga (hingga 2014); 4% royalti tembaga (2015 dst.) 1 hingga 2% royalti emas, tergantung harga (hingga 2014); 3,75% royalti emas (2015 dst.) Tarif royalti dua kali lipat untuk ekspor tembaga Bea ekspor Pajak pendapatan 35% Pemotongan pajak dividen Penyusutan aset 0 hingga 7,5%, tergantung kemajuan pembangunan smelter (diberlakukan mulai 2014) 15% untuk WP dalam negeri dan 10% untuk WP luar negeri, Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) diberlakukan 25% saldo menurun (declining balance) Temuan Model ini menunjukkan kesesuaian antara harga acuan tembaga dan emas 5 dengan harga aktual, harga realisasi yang dilaporkan gap hanya 1,1% dan 0,6% untuk tembaga dan emas untuk penjualan aktual hingga saat ini. Akan tetapi, gap cukup fluktuatif dari tahun ke tahun, karenanya membutuhkan diskusi dan analisa lebih lanjut. (Gambar 1) 5 London Metals Exchange (LME) untuk tembaga dan World Gold Council untuk emas.

Model ini juga menghasilkan nilai pendapatan yang konsisten dengan pendapatan aktual yang dilaporkan (Gambar 2). Akan tetapi, rekonsiliasi lebih lanjut diperlukan untuk menyelesaikan diskrepansi dan memastikan diskrepansi tersebut tidak berasal dari kesalahan interpretasi volume penjualan atau harga realisasi. Namun keseluruhan diskrepansi antara pendapatan aktual yang dilaporkan dan pendapatan model hanya 0,4% yang mengindikasikan bahwa model secara akurat menyusun kembali pendapatan yang dilaporkan. Bahkan dengan jatuhnya harga tembaga baru-baru ini, tambang Batu Hijau cukup ini menguntungkan dengan internal Rate of Return (IRR) sebelum fiskal mencapai 22,1% dan 17,1% setelah fiskal. Keuntungan (cashflow bersih sebelum pajak selama umur tambang) yang dihasilkan dari tambang Batu Hijau dibagi antara pemerintah dan perusahaan dengan proporsi 48% untuk pemerintah dan 52% untuk perusahaan. Pemerintah mendapatkan 12,4 miliar dolar cashflow bersih hingga penutupan tambang di tahun 2026, sementara perusahaan mendapatkan 13,5 miliar dolar cashflow bersih setelah pajak. Modal dan biaya operasi selama umur tambang mencapai 15,2 miliar dolar ditambah dengan 2,3 miliar dolar biaya pengolahan dan transportasi. Biaya pengolahan dan transportasi sendiri rata-rata mencapai 5,4% dari pendapatan kotor selama umur tambang dan menunjukkan fluktuasi dari tahun ke tahun, meskipun relatif lebih stabil dalam beberapa tahun terakhir. (Gambar 3) Isu menarik di sini adalah adanya kerugian akibat hedging yang dilaporkan oleh Newmont terkait tambang Batu Hijau sebesar 931 juta dolar dalam kurun waktu 2004 hingga 2006. Kami tidak memiliki informasi entitas Newmont mana yang menderita kerugian tersebut. Namun jika kami menempatkan kerugian ini sebagai biaya PTNNT (dilakukan melalui parameter pada dashboard di model), hal ini akan berdampak pada penurunan IRR setelah fiskal PTNNT dari 17,1% menjadi 16,1% juga bagian penerimaan negara, jika kerugian akibat hedging bersifat tax-deductible di Indonesia. 6 Pemerintah Indonesia akan kehilangan sekitar 388 juta dolar pajak pendapatan jika kerugian akibat hedging bersifat tax-deductible. Kami tidak mengetahui dengan pasti praktik bagaimana kerugian ini diperhitungkan, atau apakah kerugian ini menjadi faktor pengurang pajak pendapatan Indonesia, namun hal ini mengilustrasikan dampak material yang mungkin terjadi akibat transaksi tersebut. Menyadari resiko ini, banyak negara telah merevisi aturan fiskal mereka untuk tidak mengizinkan pengurangan kerugian akibat hedging terhadap keuntungan pertambangan. Perubahan tarif royalti yang mulai diberlakukan di tahun 2015 akan meningkatkan penerimaan royalti negara dibandingkan dengan tarif sebelumnya terlepas dari umur tambang yang lebih pendek. Hingga tahun 2015, pemerintah mendapatkan 455 juta dolar royalti dengan perkiraan royalti ke depan mencapai 1,2 miliar dolar. Kami melihat adanya gap penerimaan negara pada tahun 2012-2014 sebagai dampak dari penurunan produksi akibat pengembangan fase ke-6 dan penghentian sementara 6 PWC, 2015

USD mn ekspor konsentrat sebelum perusahaan mendapatkan izin ekspor dari pemerintah pada September 2014. Grafik Actual realized prices versus benchmark 20% 15% 10% Rata-rata gap tembaga: 1.1% Rata-rata gap emas: -0.6% 5% 0% -5% 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015-10% Copper actual realized price versus LME Gold actual realized price versus World Gold Council Gambar 1. Perbedaan (%) antara Harga Aktual dan Harga Acuan RECONCILIATION OF MODEL TO ACTUAL REVENUES 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500-1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Total copper plus gold revenue per financial statements pre hedging & refining Total production revenue per model Percentage difference (right) 8% 6% 4% 2% 0% -2% -4% -6% Gambar 2. Rekonsiliasi Pendapatan (Model) dengan Pendapatan Aktual yang Dilaporkan Perusahaan

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Refining and transportation cost as% of Copper revenues TREATMENT AND REFINING CHARGES 25% 20% 15% 10% 5% 0% 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar 3. Biaya Pengolahan dan Transportasi Annual Government revenue (total $12,383 mn) 1,000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 - Total royalty paid Tax payable Total mining company dividend withholding tax Export duty paid Gambar 4. Profil Penerimaan Negara

Analisis Gap Informasi Perkiraan produksi untuk sisa umur tambang, idealnya dengan skenario alternatif. Asumsi produksi konstan tahunan bersifat artifisial dan mungkin melebih-lebihkan NPV dibandingkan dengan situasi dimana total produksi yang sama diproduksi dalam periode yang lebih lama. Hasil perhitungan model dibandingkan dengan pendapatan actual yang dilaporkan perusahaan. Dasar biaya pengolahan dan transportasi dan penjelasan dibalik fluktuasi biaya tersebut, khususnya pada tahun-tahun awal operasi tambang Batu Hijau. Informasi terkait proporsi ekspor. Kami mengasumikan persentase ekspor yang konstan untuk sisa umur tambang. Hal ini akan berdampak pada royalti tambahan dan/atau bea ekspor. Kejelasan terkait aturan fiskal juga diperlukan. Sebagai contoh, pemberlakuan royalti tambahan untuk ekspor dan apakah tarif tersebut berubah mengikuti renegosiasi kontrak. Juga dengan adanya kebijakan ekspor yang baru, perlu dipastikan apakah royalti tambahan untuk ekspor tembaga tetap berlaku bersama dengan bea ekspor, atau hanya salah satu. Laporan rekonsiliasi EITI (yang akan keluar di tahun 2017) berpotensi memperjelas situasi ini. Rekonsiliasi dengan EITI atau sumber publik lainnya terkait informasi penerimaan negara. Kolaborasi dengan pemerintah Indonesia mungkin diperlukan dalam hal ini.