Perubahan Iklim dan SFM. Dewan Nasional Perubahan Iklim Jakarta, 3 Desember 2009

dokumen-dokumen yang mirip
Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia

Potensi pengurangan emisi. LULUCF 590 Mt (21%) Mt Mencegah deforestasi, SFM, reforestasi

IKLIM. Dr. Armi Susandi, MT. Pokja Adaptasi, DNPI

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Barat

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Utara

Tata ruang Indonesia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Kalimantan Tengah

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Timur

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Indonesia

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Barat

BAB 1. PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 292 MtCO2e 1 yaitu

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Bali

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Maluku

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di DKI Jakarta

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Aceh

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Papua

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Gorontalo

KEBIJAKAN & PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) SEKTOR INDUSTRI

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Nusa Tenggara Timur

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Tenggara

Jalan menuju pertumbuhan hijau Indonesia. Konferensi Pers September 6, 2010

Governors Climate & Forests Task Force. Provinsi Kalimantan Tengah Central Kalimantan Province Indonesia

Silvia Irawan, Luca Tacconi, Irene Ring

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

PENGARUSUTAMAAN PERUBAHAN IKLIM KE DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Governors Climate & Forests Task Force. Provinsi Papua Barat West Papua Province Indonesia

CADANGAN, EMISI, DAN KONSERVASI KARBON PADA LAHAN GAMBUT

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

MENGGALI POTENSI UPAYA MITIGASI PERUBAHAN IKLIM. Deputi Pengendalian Kerusakaan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup

RENCANA AKSI DAERAH (RAD) UNTUK PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DKI JAKARTA BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

Governors Climate & Forests Task Force. Provinsi Papua Papua Province Indonesia

PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT: PERSPEKTIF LINGKUNGAN. Mukti Sardjono, Saf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan,

Governors Climate & Forests Task Force. Provinsi Kalimantan Barat West Kalimantan Province Indonesia

Strategi dan Kebijakan Provinsi Maluku Untuk Mencapai Target Penurunan Emisi:

(RAD Penurunan Emisi GRK) Pemanasan Global

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan

Program Aksi Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Pada Lahan gambut

Panduan Pengguna Untuk Sektor Kehutanan. Indonesia 2050 Pathway Calculator

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional

UPAYA PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI UNTUK PENURUNAN EMISI KARBON ( Development efforts of Plantation Forest for Carbon Emission Reduction)

BAB VII PERKIRAAN EMISI. Pemerintah Kabupaten Donggala A. GAS RUMAH KACA B. KEGIATAN MANUSIA DAN JENIS GRK. Badan Lingkungan Hidup Daerah

ISSN : X Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maupun Negara. Bisa melalui

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Proyeksi Emisi CO 2 untuk Jangka Panjang

Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra

DARI DEFORESTASI, DEKOMPOSISI DAN KEBAKARAN GAMBUT

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN GAMBUT DI INDONESIA

Panduan Pengguna Untuk Sektor Kehutanan. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Dinamika Upaya Pengarusutamaan Kegiatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kutai Timur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERAN BENIH UNGGUL DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

Iklim Perubahan iklim

Pedoman Umum Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi Tahun I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

POTENSI STOK KARBON DAN TINGKAT EMISI PADA KAWASAN DEMONSTRATION ACTIVITIES (DA) DI KALIMANTAN

Memahami Keragaman Sistem Penggunaan Lahan dan Pengaruhnya Terhadap Penghitungan Opportunity Cost

Isi Paparan. REL Tanah Papua Tahun dari Sektor Kehutanan 6/22/ Roadmap Implementasi REDD+ di Tanah Papua 4.

MATERI DIALOG INTERAKTIF BPLHD PROVINSI DKI JAKARTA PADA ACARA PAMERAN PEKAN LINGKUNGAN HIDUP 2013 TOPIK : MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

BAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut

Pelestarian Ekosistem Sumatera dan Energi Terbarukan (Kebijakan Uni Eropa dan Peraturan Nasional)

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DALAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK)

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

Pendahuluan Daniel Murdiyarso

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

Perkiraan Sementara Emisi CO 2. di Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

Pembangunan Kehutanan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia telah meningkatkan emisi gas rumah kaca serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WORKSHOP PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING KARBON HUTAN:PENGELOLAAN HUTAN BERKELANJUTAN DAN MASYARAKAT SEJAHTERA

Pembahasan Kebijakan Pengembangan Food Estate di Merauke

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

EMISI KARBON DAN POTENSI CDM DARI SEKTOR ENERGI DAN KEHUTANAN INDONESIA CARBON EMISSION AND CDM POTENTIAL FROM INDONESIAN ENERGY AND FORESTRY SECTOR

D4 Penggunaan 2013 Wetlands Supplement to the 2006 IPCC Guidelines untuk Inventarisasi Gas Rumah Kaca di Indonesia.

Fahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

PERKEMBANGAN LOI RI-NORWAY DINAS KEHUTANAN PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

Perubahan Iklim dan SFM Dewan Nasional Perubahan Iklim Jakarta, 3 Desember 2009

Dengan menghitung emisi secara netto untuk tahun 2000, perbedaan perkiraan emisi DNPI dan SNC sekitar 8 persen Sekotr lain LULUCF dan gambut Penyerapan Emisi netto CO 2 Juta t CO 2 e; 2000 1,415 595 1,231 1,535 349 1,415-8% Penyebab perbedaan: Perkiraan penyerapan karbon yang lebih tinggi pada SNC (411 vs 229 Juta tco 2 e) Emisi LULUCF dan gambut (184 Juta tco 2 e), lebih tinggi pada Kurva Biaya DNPI Emisi non LULUCF pada laporan SNC lebih tinggi (246 Juta tco 2 e) SNC DNPI SUMBER: Indonesia Second National Communication/SNC (Komunkasi Nasional Indonesia Kedua); Kurva Biaya Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia DNPI

Emisi Indonesia diperkirakan bertambah dari 1.5 menjadi 2.6 GtCO 2 e antara tahun 2000 dan 2020 Emisi yang diproyeksi 1, Juta ton CO 2 e DRAFT KEDUA 1,535 102 125 2,561 200 Lainnya 2 151 Pertanian 2,044 Transportasi 141 132 340 Kelistrikan 69 1,007 Kehutanan 1,007 963 Gambut Penyerapan 2000 2005 2020 1 Termasuk emisi langsung dari setiap sektor 2 Termasuk sektor semen, bangunan, limbah, dan minyak & gas SUMBER: Kurva Biaya Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia - DNPI

Untuk meraih pengurangan 26-41% dari dasar tahun 2020 akan membutuhkan pengurangan emisi tahunan sebesar 0.7-1.1 GtCO 2 e Gt CO 2 e per tahun; 2020 Lainnya Tenaga Pengurangan 26% dari dasar tahun 2020 Pengurangan 41% dari dasar tahun 2020 DRAFT KEDUA Kehutanan Gambut 2,5 2,5 0,3 0,3 0,6 0,6 1,0 1,0 BSB 2020 1 Pengurangan Emisi yang 26% direvisi BSB2020 1 Pengurangan Emisi yang 41% direvisi 1 Bisnis Seperti Biasa SUMBER: Kurva Biaya Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia - DNPI

Matriks Prioritas Peluang Pengurangan Karbon Lakukan sekarang Lakukan sekarang lalu percepat Kembangkan sekarang, raih sejalan waktu Mudah dilakukan Dapat dilakukan dengan upaya lebih Sulit dilakukan Kemudahan menangkap peluang (dalam waktu dekat) Negatif (<0 USD/ ton) Peralatan dan perlengkapan elektronik hemat energi di pemukiman dan bangunan komersial (8 Juta t) Pembangkit tenaga air skala kecil (6 Juta t) Pemupukan lahan tanaman pangan (3 Juta t) Penggenangan sawah intermitten (20 Juta t) Mobil dan angkutan umum (8 Juta t) Kendaraan pengangkut barang hemat energi (6 Juta t) Pembangkit listrik gas TPA (6 Jt t) Retrofit Peralatan Pendingin Gedung (2 Juta t) Pemanfaatan gas TPA (2 Juta t) Daur ulang sampah (17 Juta t) Penggantian Lampu LED (3 Juta t) Biaya rata-rata dari sekarang sampai 2020 Sedang (0 to 25 USD/ton) 19 Mt; 25 to 120 Juta USD 120 1 Reforestasi tanah mineral (99 Mt) Pemupukan lahan tanaman padi (4 Juta t) 103 Mt; 25 to 310 Juta USD 2 50 Mt; 50 to 300 Juta USD 1 Pencegahan kebakaran (518 Juta t) Hutan berkelanjutan SFM (220 juta t) Rehabiltasi gambut (220 Juta t) REDD HTI (185 Juta t) PLT Air skala besar (28 Juta t) Panas Bumi (27 Juta t) 1,354 Mt; 13,000 to 22,000 Juta USD 2 21 Mt; 1,160 to 1,850 Juta USD 1 REDD subsistence farming (370 Juta t) REDD perkebunan besar (185 Juta t) 566 Mt; 7,000 to 11,000 Juta USD 2 Tinggi (>25 USD/ton) Pemanas air bangunan komersial Kebun energi Biomassa yang didedikasikan (16 Juta t) Energi Angin (pantai) (1 Juta t) PV tenaga surya (3 Juta t) Pemanas Air pemukiman penduduk (2 Juta t) Ternak suplemen makanan (2 Juta t) 0 Mt; 8 to 10 Juta USD 2 1 termasuk biaya transaksi 2 termasuk opportunity cost, biaya transaksi dan biaya investor SUMBER: Kurva Biaya Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia DNPI 18 Mt; 1,200 to 1,500 Juta USD 2 7 Mt; 600 to 750 Juta USD 2

Kawasan Hutan adalah sumber dari 57% emisi LULUCF 2020 Emisi Gambut dan LULUCF MtCO2e PRELIMINARY Departemen Kehutanan Departemen lain + Pemda 372 2,014 612 783 247 Meskipun mayoritas emisi dari deforestasi terjadi di kawasan hutan, kontribusinya lebih kecil dari emisi di kawasan non-hutan Deforestation Degradation 1 Fire Decomposition Total emissions 1 Asumsi tanggung jawab pengelolaan sebagian kawasan hutan berada di Kabupaten Sumber: Kurva Biaya Penguranagn Emisi Indonesia DNPI 5

Meskipun 71% deforestasi terjadi di kawsan hutan.. DRAFT Deforestasi berdasarkan jenis kawasan Thousand ha Departemen Kehutanan Tidak jelas tanggung jawabnya Konservasi -43 Konversi -197 Tidak diketahui peruntukannya Kawasan nonhutan Produksi -515-309 Lindung -19-1 Deforestasi terjadi di dalam dan diluar Kawasan Hutan Para pihak yang perlu bertanggung jawab terhadap deforestasi selain Departemen Kehutanan termasuk Departemen Pertanian, Departemen dalam Negeri dan Departemen ESDM Total deforestasi -1.084-774 -310 Sumber: Kurva Biaya Penguranagn Emisi Indonesia DNPI 6

kontribusi pada kebakaran hutan hanya separuhnya.. DRAFT Emisi dari kebakaran hutan berdasarkan instansi pengelola kawasan Percent 100% = 612 Mt CO2e 8.0% Departemen Kehutanan Departemen Pertanian Departemen lain / Pemda Fires in montane, lowland, peat and swamp forest and timber plantation are allocated to Ministry of Forestry 40.6% 51.6% Fire that occur on areas that have been converted into use by agricultural and estate crops are allocated to the Ministry of Agriculture Fires in dry scrub and grass could be allocated to other ministries and/or districts Sumber: WRI The State of Forests Indonesia, berdasarkan data BAPPENAS dan Departemen Kehutanan, 1997 7

dan lebih kecil lagi kontribusinya emisi dekomposisi gambut Emisi dari dekomposisi gambut percent DRAFT Departemen Kehutanan Departemen Pertanian Departemen lain / Pemda 100% = 372 Mt CO2e 50.0% 10.0% 40.0% Estate crops and other agricultural crops under control of the Ministry of agriculture result in large emissions on peatland as a result of drainage Timber plantations which also contribute to emissions are the responsibility of the Ministry of Forestry There is also peat decomposition in unmanaged primary and secondary forests as well, but at considerably lower rate than managed areas Sumber: Kurva Biaya Penguranagn Emisi Indonesia DNPI 8