PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI ROSIDAH NIM. A.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: model STAD, pembelajaran, IPA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN A.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING (PTK

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGSD OLEH:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.

BAB III METODE PENELITIAN

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

DALAM (PTK. Persyaratan. Oleh: A PROGRAM FAKULTA

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB III METODE PENELITIAN. yang cukup besar, dilakukan pengambilan sampel secara random,

PENERAPAN STRATEGI MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Teknik Permainan Menyusun Kata Pada Siswa Kelas I SDN Inpres 5 Birobuli

BAB III METODE PENELITIAN. ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS IV SD

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 ABEAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION OUTDOOR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN MELALUI METODE KARYAWISATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

32 banyak mengambil kendali adalah peneliti karena peneliti disini telah membuat perencanaan, pelaksanaan, penafsir data, penganalisis, penarik kesimp

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

BAB III METODE PENELITIAN

Vol. 4, No. 2, September 2017 ISSN:

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Kata Kunci : Group Investigation, pemahaman konsep kegiatan ekonomi. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING. Dyah Tri Wahyuningtyas

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Jumiah Abd. Rasul, Jamaludin, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sriwinda Mana a, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI KERUKUNAN DALAM MASYARAKAT DI SDN KEBONSARI 3 MALANG Bunga Septria Vionita, Resty Septina Cahyani Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang bungaseptria@yahoo.co.id, restycahyani6@gmail.com Abstrak Berdasarkan hasil observasi awal peneliti menemukan permasalahan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu diperbaiki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut adalah dengan penerapan model pembelajaran group investigation. Tujuan penelitian ini adalah: mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran group investigation dan besaran peningkatan minat belajar siswa pada materi kerukunan dalam masyarakat setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model group investigation. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kebonsari 3 Malang kelas V yang berjumlah 24 siswa, terdiri atas 12 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik antara lain: studi dokumentasi, observasi, wawancara dan angket. Selama dan setelah pengumpulan data, peneliti melakukan analisis data, yaitu : (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) menarik kesimpulan. Pengecekan keabsahan data diperoleh dari ketekunan pengamat, triangulasi dan pengecekan sejawat. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan minat belajar dengan menggunakan model pembelajaran group investigation. Peningkatan minat belajar dapat dibuktikan melalui angket yang meliputi beberapa aspek diantaranya: rasa senang (83%), keingintahuan (81%), perhatian (78%) dan prioritas belajar (82%). Dari penelitian ini dapat diambil saran bahwa seharusnya lebih kreatif dan mampu menggunakan model-model pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kata kunci: Minat Belajar, Model Group Investigation PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan bangsa dan negara. Dunia pendidikan dituntut untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era yang semakin hari semakin maju. Di dalam pendidikan saat ini pemerintah berupaya memperbaiki mutu dan kualitas melalui pembaharuan kurikulum pendidikan yang sebelumnya KTSP menjadi Kurikulum 2013. Sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. 139

Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu jika individu itu memiliki beberapa unsur, antara lain sikap, ketertarikan, kemauan, dorongan, ketekunan, perhatian. Beberapa unsur tersebut dapat ditunjukkan dengan bersikap tenang dan tidak membuat gaduh suasana kelas, mau bertanya jika kurang memahami materi, tidak tergesa-gesa untuk istirahat, semangat untuk membaca referensi terkait materi yang dipelajari, menyelesaikan tugas tepat waktu, serta tidak membaca buku mata pelajaran lain ketika belajar mata pelajaran tertentu. Hal tersebut menjadi sejalan dengan kurikulum 2013 yang diterapkan pada proses pembelajaran saat ini. Kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang menyempurnakan pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center learning), pola pembelajaran satu arah menjadi interaktif dan pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari. Dalam proses pembelajaran di kelas V SDN Kebonsari 3 masih menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan siswa merasa jenuh dan kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Untuk menjadikan pembelajaran tematik yang menarik, guru dituntut untuk mampu memberikan pembelajaran yang berbeda. Melalui metode dan media yang mendukung proses pembelajaran, siswa di harapkan aktif dalam proses pembelajaran khususnya dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan kondisi pembelajaran tentang materi kerukunan dalam masyarakat dilakukan dengan membagikan angket ke seluruh siswa kelas V. Hasil angket menunjukkan kecenderungan minat belajar siswa masih rendah. Berdasarkan hasil angket tersebut, prosentase rasa senang 63%, keingintahuan 60%, perhatian 61%, dan prioritas belajar 62%. Berdasarkan permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu diperbaiki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut adalah dengan penerapan model pembelajaran group investigation. B. Rumusan masalah: Bagaimana langkah-langkah penerapan model pembelajaran group investigation dan besaran peningkatan minat belajar siswa pada materi kerukunan dalam masyarakat setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model group investigation C. Tujuan penelitian: Untuk mendeskripsikan langkahlangkah penerapan model pembelajaran group investigation dan besaran peningkatan minat belajar siswa pada materi kerukunan dalam masyarakat setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model group investigation MATERI A. Pembelajaran Tematik Integratif Menurut Mendikbud (2013:137) kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya 140

memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. B. Model Pembelajaran Group Investigation Model kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning ). Menurut Roger, dkk (dalam Huda, 2011:29) pembelajaran kooperatif merupakan aktifitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggotaanggota yang lain. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut (Hamdani, 2010:31) adalah 1) setiap anggota memiliki peran, 2) terjadi hubungan interaksi langsung antar siswa, 3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, 4) guru membantu mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok, 5) guru hanya berinteraksi dengan kelompok apabila diperlukan. Sedangkan menurut Slavin (2010:218) langkah-langkah group investigation adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi topik dan mengatur murid dalam kelompok. b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari. c. Melaksanakan Investigation. d. Menyiapkan laporan akhir e. Mempresentasikan laporan akhir. f. Evaluasi C. Materi Kerukunan Dalam Masyarakat 1. PKn : hidup rukun dalam masyarakat 2. IPS : barang ekspor dan impor 3. Matematika: perbandingan harga METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam penelitian ini peneliti memilih PTK adalah karena tujuan penelitian ini sesuai dengan karakteristik PTK, yaitu ingin memperbaiki pembelajaran di kelas. Peneliti mencoba mencari pemecahan masalah proses pembelajaran di kelas V pada materi kerukunan dalam masyarakat dengan model pembelajaran group investigation. Penelitian ini memfokuskan pada kegiatan pembelajaran dan berupaya untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu: analisa data dan dari hasil angket minat belajar siswa yang diberikan pada saat sebelum dan setelah diterapkannya model pembelajaran group investigation. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara induktif, sehingga lebih mengutamakan proses dari pada hasil. B. Kehadiran Peneliti Peneliti bertindak sebagai instrumen utama, yaitu sebagai perencana, pelaksana, dan pengumpul data. Kehadiran peneliti di lokasi dilakukan secara terbuka maksud, tujuan dan kegiatan peneliti diketahui oleh siswa kelas V dan guru kelas. C. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kebonsari 3 Malang. D. Data dan sumber data 1. Data Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Hasil observasi, yaitu catatan yang berisi pelaksanaan tindakan yang diperoleh dari hasil pengamatan. 141

b. Hasil angket minat belajar, yaitu tanggapan dari siswa mengenai kegiatan pembelajaran. c. Hasil wawancara, yaitu catatan yang diperoleh ketika wawancara dengan siswa dan guru kelas V. 2. Sumber data Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kebonsari 3 Malang pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 24 siswa, terdiri atas 12 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Peneliti menggunakan seluruh siswa sebagai subjek penelitian. E. Prosedur pengumpulan data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik antara lain: 1. Studi Dokumentasi Untuk memperoleh data tentang minat belajar sebelum siklus diperoleh melalui data dokumentasi yaitu nilai ujian tengah semester (UTS) pada semester ganjil dan hasil dari video pada saat pelaksanaan penelitian. 2. Observasi Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis dengan mengamati aktivitas siswa kelas V selama proses pembelajaran berlangsung. 3. Wawancara Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa dengan tujuan untuk memperoleh informasi bagaimana proses pembelajaran yang telah dilakukan, metode dan model apa saja yang digunakan, dan bagaimana perkembangan minat belajar siswa dengan penggunaan metode dan model yang digunakan. 4. Angket Angket yang diberikan sebanyak dua kali. Pertama untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru sebelum diadakannya PTK. Angket kedua merupakan angket minat belajar siswa terhadap model pembelajaran group investigation, angket ini diberikan setelah semua tindakan selesai dilakukan. F. Analisis data Analisis data pada penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan data. Penelitian ini analisis data dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu : (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) menarik kesimpulan. Penjelasan ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Mereduksi Data Mereduksi data merupakan kegiatan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan dan menyederhanakan semua data mentah yang telah diperoleh mulai dari awal pengumpulan data sampai menyusun laporan penelitian.. 2. Menyajikan Data Pada tahap ini data disajikan secara naratif dari sekumpulan informasi yang telah diperoleh. Informasi yang disajikan adalah uraian dari proses kegiatan pembelajaran, kemudian data yang diperoleh dibandingkan dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. 3. Menarik Kesimpulan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan hasil penafsiran dan evaluasi yang mencakup pencarian makna dan pemberian penjelasan. G. Pengecekan keabsahan data Derajat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) ketekunan pengamat, (2) triangulasi, dan (3) pengecekan sejawat. 1. Ketekunan Pengamat Ketekunan pengamat, yaitu ketekunan dalam mengamati pelaksanaan proses pembelajaran. 2. Triangulasi Triangulasi adalah suatu teknik pemeriksaan keabsahan data untuk keperluan 142

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. 3. Pengecekan Teman Sejawat Pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi, yaitu mendiskusikan data yang diperoleh untuk membantu menganalisis data dan menyusun tindakan berikutnya setelah refleksi. H. Tahap-Tahap Penelitian Tahap-tahap penelitian adalah serangkaian langkah-langkah yang diterapkan dalam penelitian yang disusun dengan tujuan sebagai alat kontrol dalam melaksanakan proses penelitian dari awal sampai dengan penarikan kesimpulan. 1. Tahap Persiapan a. Penentuan lokasi penelitian. b. Melakukan pertemuan dengan kepala sekolah dan guru kelas V SDN Kebonsari 03 Malang untuk mengurus perizinan penelitian. c. Berdiskusi dengan guru kelas V untuk mengumpulkan informasi mengenai pembelajaran yang selama ini berlangsung. d. Melakukan observasi pada kelas yang ditentukan sebagai subyek penelitian. e. Mendiskusikan rencana tindakan pelaksanaan pembelajaran dengan guru kelas V. f. Menetapkan waktu pelaksanaan penelitian. 2. Tahap pelaksanaan a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan adalah: 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2) Menyiapkan lembar observasi 3) Menyiapkan catatan lapangan 4) Menyiapkan angket untuk siswa 5) Menyiapkan pertanyaan wawancara kepada guru dan siswa a. Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan tindakan sesuai yang terdapat dalam perencanaan. b. Observasi Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati dan mendokumentasikan secara tertulis dan merekam sesuatu yang terjadi yang sesuai dengan fokus masalah. c. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan mengulas kembali apa yang telah terjadi pada serangkaian kegiatan yang telah dilakukan. Keterangan: 1=perencanaan, 2=pengamatan, 3=refleksi Gambar 3.1 Model Visualisasi bagan yang disusun oleh Kemmis dan Mc. Taggart 3. Tahap pelaporan Pada tahap ini, peneliti melaporkan seluruh hasil penelitian dalam bentuk laporan tertulis. I. keberhasilan Indikator keberhasilan yang dicapai siswa dalam penelitian ini adalah meningkatnya minat belajar siswa dalam proses pembelajaran pada materi kerukunan dalam masyarakat berdasarkan hasil observasi pada siklus satu ke siklus selanjutnya. Peningkatan minat belajar siswa ditandai 143

dengan meningkatnya rata-rata prosentase hasil angket minat belajar siswa saat sebelum dan sesudah tindakan. 1. Rasa Senang Jika lebih dari 65% siswa senang mengikuti semua aktivitas pembelajarandan tertarik untuk menyelesaikan soal-soal pembelajaran, maka disimpulkan siswa senang belajar materi kerukunan dalam masyarakat. 2. Keingintahuan Jika lebih dari 65% siswa bertanya kepada guru atau teman bila ada kesulitan,siswa mengajukan pertanyaan/menanggapi pertanyaan, serta siswa mencariatau membaca bukubuku atau referensi, maka disimpulkan siswamempunyai keingintahuan yang tinggi dalam belajar materi kerukunan dalam masyarakat. 3. Perhatian Jika lebih dari 65% siswa memperhatikan penjelasan/arahan guru, menyelesaikan tugas tepat waktu, mencatat hal-hal penting, dan tidak bercanda dengan teman saat proses pembelajaran. Dapat disimpulkan siswa mempunyai perhatian dalam belajar materi kerukunan dalam masyarakat. 4. Prioritas untuk belajar Jika lebih dari 65% siswa menyediakan waktu untuk belajar materi kerukunan dalam masyarakat dan siswa lebih memilih untuk mengerjakan tugas/ belajar terlebih dahulu dari pada aktivitas lain, maka siswa mempunyai prioritas untuk belajardaripada melakukan aktivitas yang lain. HASIL PENELITIAN Tabel 3.1 hasil prosentase minat belajar siswa No Prosentase Minat Belajar 1 P 90% Sangat Tinggi 2 80% P < 90% Tinggi 3 65% P < 80% Sedang 4 55% P < 65% Rendah 5 P < 55% Sangat Rendah Tabel 3.2 Hasil angket minat belajar siswa sebelum diadakannya PTK (Pratindakan) Aspek yang diamati Rasa senang Keingint ahuan Perhatia n Prioritas belajar Prose ntase 63% Rendah 60% Rendah 61% Rendah 62% Rendah 61,5% Rendah Tabel 3.3 Hasil angket minat belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran group investigation (Siklus 1) Aspek yang diamati Rasa senang Keinginta huan Perhatian Prioritas belajar Prose ntase 83% 81% 78% 82% Kriter ia Tingg i Tingg i Sedan g Tingg i Ratarata Ratarata 81% Tinggi PEMBAHASAN A. Tahap Pratindakan Penelitian diawali dengan tahap pratindakan yaitu melakukan pertemuan dengan guru kelas V dan kepala sekolah. Observasi dimaksudkan untuk mengamati karakteristik siswa dan kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Hal yang diperoleh adalah guru cenderung menggunakan metode ceramah, tanya jawab, yang dilanjutkan dengan pemberian tugas. B. Tahap Tindakan Siklus I Peneliti mengawali tindakan siklus I dengan menyampaikan materi 144

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation. Peneliti mengaitkan materi pembelajaran dengan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti hidup rukun dalam masyarakat, barang ekspor dan impor, dan perbandingan harga. Hal ini bertujuan untuk memudahkan siswa dalam mengonstruksikan pengetahuan yang akan dipelajari. Penelitian berhenti pada siklus I karena tujuan penelitian sudah tercapai. PENUTUP Simpulan Langkah-langkah penerapan model pembelajaran group investigation adalah: mengidentifikasi topik dan mengatur murid dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari, melaksanakan investigation, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan akhir, evaluasi Besaran peningkatan minat belajar siswa pada materi kerukunan dalam masyarakat setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model group investigation adalah rasa senang (83%), keingintahuan (81%), perhatian (78%), prioritas belajar (82%) sehingga rata-rata yang diperoleh pada siklus 1 adalah 81% dengan kriteria tinggi. PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN DAFTAR PUSTAKA Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mendikbud. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta: Mendikbud. Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. 145