BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan pada CV. Armindo Inti Perkasa adalah sebagai berikut : 1. Dari metode peramalan yang terdiri dari Moving Average, Weighted Moving Average, Eksponential Smoothing, Eksponential Smoothing with Trend, dan Linear Regression, maka : Metode yang paling tepat untuk meramalkan permintaan Sepatu PDL- A bulan Mei 2015 pada CV. Armindo Inti Perkasa adalah metode telah didapatkan nilai MAD = 604,598 dan MSE = 599.653,9 yang hasil Forecast sebesar 3.623,15 pasang dibulatkan menjadi 3.623 Metode yang paling tepat untuk meramalkan permintaan Sepatu PDH- A bulan Mei 2015 pada CV. Armindo Inti Perkasa adalah metode telah didapatkan nilai MAD = 508,1382 dan MSE = 447.969 yang hasil Forecast sebesar 1.200,65 pasang dibulatkan menjadi 1.201 Metode yang paling tepat untuk meramalkan permintaan Sepatu PDL- B bulan Mei 2015 pada CV. Armindo Inti Perkasa adalah metode telah didapatkan nilai MAD = 312,1875 dan MSE = 151.937,3 yang hasil Forecast sebesar 1.253,525 pasang dibulatkan menjadi 1.254 99
100 2. Perhitungan jumlah bahan baku untuk persediaan perusahaan terdiri dari : kulit sapi, karet, dan lidah sepatu (kulit sapi). Metode pengendalian persediaan yang menghasilkan total biaya terendah untuk bahan baku kulit sapi dan karet adalah metode Q Model, sedangkan untuk bahan baku lidah sepatu adalah metode Economic Order Quantity (EOQ), dengan rincian sebagai berikut : Bahan baku kulit sapi (jeruk) untuk sepatu PDL-A sebesar Rp 773.638.071 dengan jumlah permintaan optimal sebanyak 9.241,17 feet. Dengan reorder point sebesar 1.090,892 feet. Bahan baku kulit sapi (kilap) untuk sepatu PDH-A sebesar Rp 120.887.516 dengan jumlah permintaan optimal sebanyak 1.937,3 feet. Dengan reorder point sebesar 164,2535 feet. Bahan baku kulit sapi (jeruk) untuk sepatu PDL-B sebesar Rp 223.078.637 dengan jumlah permintaan optimal sebanyak 5.183,77 feet. Dengan reorder point sebesar 342,71 feet. Bahan baku karet untuk sepatu PDL-A sebesar Rp 82.336.123 dengan jumlah permintaan optimal sebanyak 2.202,78 kg. Dengan reorder point sebesar 248,25 kg. Bahan baku karet untuk sepatu PDH-A sebesar Rp 28.047.438 dengan jumlah permintaan optimal sebanyak 1.268,26 kg. Dengan reorder point sebesar 82,13 kg. Bahan baku karet untuk sepatu PDL-B sebesar Rp 28.245.568 dengan jumlah permintaan optimal sebanyak 1.295,94 kg. Dengan reorder point sebesar 85,43 kg. Bahan baku lidah sepatu untuk sepatu PDL-A sebesar Rp 44.653.480 dengan jumlah permintaan optimal sebanyak 3.509,73 feet. Dengan reorder point sebesar 336,86 feet. Bahan baku lidah sepatu untuk sepatu PDH-A sebesar Rp 2.762.050 dengan jumlah permintaan optimal sebanyak 1.200,5 feet. Dengan reorder point sebesar 39,02 feet.
101 Bahan baku lidah sepatu untuk sepatu PDL-B sebesar Rp 2.870.552 dengan jumlah permintaan optimal sebanyak 1.226,7 feet. Dengan reorder point sebesar 41,125 feet. 5.2 Saran Agar persediaan bahan baku tidak mengalami kelebihan maupun kekurangan stok pada saat melakukan produksi, berikut saran-saran yang penulis berikan kepada CV. Armindo Inti Perkasa : 1. Sebelum melakukan pembelian bahan baku, sebaiknya perusahaan melakukan peramalan terhadap permintaan sepatu PDL-A, PDH-A, dan PDL- B, sebaiknya perusahaan menggunakan metode peramalan Linear Regression untuk meramalkan penjualan sepatu PDL-A, PDH-A, dan PDL-B karena metode Linear Regression memiliki tingkat kesalahan peramalan yang paling kecil. 2. CV. Armindo Inti Perkasa dapat menerapkan metode Q Model dan EOQ untuk bahan baku kulit sapi, karet, dan lidah sepatu. Karena melalui penelitian ini, metode tersebut telah menghasilkan total biaya pengadaan persediaan terendah, dimana hal tersebut berfungsi untuk meminimalisir pengeluaran yang dikeluarkan oleh CV. Armindo Inti Perkasa. 3. Perusahaan sebaiknya menghitung reorder point untuk bahan baku kulit sapi, karet, dan lidah sepatu agar dapat menghemat biaya dengan mengurangi biaya penyimpanan di gudang sehingga biaya tersebut dapat dialokasikan untuk keperluan biaya lainnya.