BAB 3 AKUSISI DAN PENGOLAHAN DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISIS DAN DISKUSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN METODE REGISTRASI TERRESTRIAL LASER SCANNER (STUDI KASUS: AULA TIMUR DAN GARDU LISTRIK GKU TIMUR)

BAB 2 STUDI REFERENSI

BAB 3. Akuisisi dan Pengolahan Data

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Prinsip Penggunaan dan Pengolahan TLS 4.2 Analisis Penggunaan TLS Untuk Pemantauan Longsoran

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 3 PERBANDINGAN GEOMETRI DATA OBJEK TIGA DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

HASIL DAN ANALISIS. Tabel 4-1 Hasil kalibrasi kamera Canon PowerShot S90

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Perbandingan Posisi Titik Perbandingan Posisi Titik dari Elektronik Total Station

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS. Ditorsi radial jarak radial (r)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

II.1. Persiapan II.1.1. Lokasi Penelitian II.1.2. Persiapan Peralatan Penelitian II.1.3. Bahan Penelitian II.1.4.

TAHAPAN STUDI. Gambar 3-1 Kamera Nikon D5000

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V Field Work (Kerja Lapangan)

ANALISA PERBANDINGAN KOORDINAT HASIL PENGUKURAN TERRESTRIAL LASER SCANNER (TLS) DAN ELECTRONIC TOTAL STATION (ETS)

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT

3.3.2 Perencanaan Jalur Terbang Perencanaan Pemotretan Condong Perencanaan Penerbangan Tahap Akuisisi Data...

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

STEREOSKOPIS PARALAKS

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat Ukur 3D Manual dan 3D Scanner Articulated Measurement Arms.

PELAKSANAAN PENGUKURAN DAN HITUNGAN VOLUME METODE FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT DAN METODE TACHYMETRI

BAB 3 LIDAR DAN PENDETEKSIAN POHON

Performansi David Laser Scanner untuk Pengukuran Antropometri Kaki

METODE FADHLI FAME LANER UNTUK ALAT 3D LASER SCANNER

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Gambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

LAPORAN KEGIATAN. Perekaman Data dan Pendokumentasian Situs Megalitik Lore Sulawesi Tengah dengan Aplikasi 3D Laser Scanning

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

BAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station

Bab III Pelaksanaan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

BAB Analisis Perbandingan Hasil LGO 8.1 & Bernese 5.0

REKONSTRUKSI 3D PADA PATUNG PURBAKALA DENGAN SCANNER BERBASIS OPTIK. Fendik Eko P

MIKHO HENRI DARMAWAN Ir.CHATARINA N,MT DANAR GURUH.ST,MT

LAPORAN PEMETAAN DIGITAL

STUDI PEMODELAN 3D MENGGUNAKAN TERRESTRIAL LASER SCANNER BERDASARKAN PROSES REGISTRASI TARGET TO TARGET (Studi Kasus: Candi Brahu, Mojokerto)

Latihan 1 Illustrator Pengenalan Perangkat kerja

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

BAB 4 HASIL PENELITIAN. kepada seluruh Mahasiswa (user) Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi tahun

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan

BAB 3 PE GEMBA GA METODE DA ALGORITMA PEMESI A MULTI AXIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

SURVEYING (CIV -104)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum

3.4 PEMBUATAN. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah : Ilmu Ukur Tanah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PETUNJUK PRAKTIS PENGGUNAAN TOTAL STATION TOPCON GTS-100N/GTS-230N/ GPT-3100N/GPT-3000LN SERIES

ANALISIS GEOMETRI DATA OBJEK TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT, TERRESTRIAL LASER SCANNER, DAN ELECTRONIC TOTAL STATION (ETS)

BAB 2 STUDI REFERENSI. Gambar 2-1 Kamera non-metrik (Butler, Westlake, & Britton, 2011)

Gambar 3.1 Peta lintasan akuisisi data seismik Perairan Alor

Pertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

BAB 2 STUDI LITERATUR

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

Brahmantara Balai Konservasi Borobudur

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

Buku Panduan Belajar AutoCAD AMIK TRIGUNA DHARMA

BAB 4. Sistem Yang Diusulkan

BAB V HASIL PENELITIAN

PETUNJUK SINGKAT PENGGUNAAN SOKKIA SERI 50X

Kelompok Keilmuan Geodesi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132

Transkripsi:

BAB 3 AKUSISI DAN PENGOLAHAN DATA Bab pembahasan ini berisi tentang proses pengambilan dan pengolahan data. Proses pengambilan dengan TLS dibagi menjadi dua bagian yaitu proses persiapan dan proses pengukuran. Bagian yang terpenting dari proses pengambilan data tersebut adalah tahap persiapan. Dalam tahap persiapan, hal yang perlu diperhatikan adalah metode pengambilan data. Setelah menentukan metode pengambilan data, tahap yang dilakukan adalah menentukan tempat berdiri alat, persiapan alat termasuk jumlah target yang akan berpengaruh pada penempatan target yang ada, dan persiapan monumentasi. Dalam pengambilan data menggunakan metode target to target menggunakan beberapa alat sebagai berikut: 1. Laser scanner Leica Scanstation C10 beserta tribach dan statif 2. 2 target ukuran 6 inch 3. 2 target ukuran 3 inch 4. 4 penempatan target secara magnetic 5. 1 kaki tiga dan dua target twin pole. Hal ini berbeda dengan menggunakan metode pengambilan data dengan metode traverse. Pengambilan metode traverse menggunakan alat- alat sebagai berikut. 1. Laser scanner Leica Scanstation C10 beserta tribach dan statif 2. 2 statif, tribach dan dan target 6 inch. Gambar dari alat- alat tersebut dapat dilihat pada Lampiran C Dalam tugas akhir ini dilakukan uji coba perbandingan metode registrasi terhadap dua objek. Objek yang pertama adalah objek gardu listrik dan objek yang kedua adalah objek aula timur. 18

3.1 Objek Gardu Listrik GKU Timur ITB Pembahasan pengambilan data dan pengolahan datanya terdiri dari pengambilan data laser scanner, registrasi data laser scanner, pembuatan model tiga dimensi data, dan perbandingan model tiga dimensi secara jarak antar titik dan permukaan yang ada. 3.1.1 Pengambilan data laser scanner Gardu listrik ini digunakan sebagai uji coba bangunan yang lebih sederhana dari Aula Timur ITB.Uji coba ini dilakukan dua kali. Uji coba pertama dilakukan dengan menggunakan metode target to target registrasi dan uji coba kedua dilakukan dengan menggunakan metode traverse. Uji coba pertama tersebut dilakukan pada tanggal 19 Maret 2012. Pada uji coba pertama ini dilakukan 4 berdiri alat/ stasiun dan 18 target dalam pengambilan data tersebut. Pemindaian tersebut dilakukan dengan spesifikasi resolusi menengah yang artinya jarak antar titik pada point cloud akan berjarak 0.1 meter pada jarak 100 meter dari alat baik horizontal maupun vertikal Selain spesifikasi interval point cloud tersebut, Spesifikasi lainnya adalah pemindaian dengan menggunakan koordinat local dengan maksud bahwa tidak ada koordinat yang sudah tergeoreference. Hasil dari pengambilan data yang dilakukan ditunjukkan padatabel 3.1.Ilustrasi objek gardu listrik GKU Timur terdapat pada Gambar 3.1. Tabel 3.1 Persebaran target pada metode target to target dengan objek gardu listrik. Tempat berdiri alat Banyak Pemindaian Objek Target ITB 039 1 T2 T3 T4 T5 T10 T11 T12 T13 STA 01 1 T3 T4 T5 T6 T7 T10 T11 T12 T14 T15 STA 02 1 T2 T3 T4 T5 T10 T11 T12 T13 STA 03 1 T2 T1 T8 T9 T13 T15 T17 T18 19

Gambar 3.1 Penampakan Gardu Listrik GKU Timur Gambar 3.2 Denah Pengukuran Gardu Listrik menggunakan metode target to target Persebaran target pada stasiun pertama sampai stasiun keempat ditunjukkan pada Gambar 3.3, Gambar 3.4, Gambar 3.5, dangambar 3.6. Persebaran titik tempat berdiri alat tersebut digambarkan pada gambar berikut 20

Gambar 3.3 Persebaran target pada stasiun ITB 039 metode target to target Gambar 3.4 Persebaran target pada stasiun STA01 metode target to target 21

Gambar 3.5 Persebaran target pada stasiun STA02 metode target to target Gambar 3.6 Persebaran target pada stasiun STA03 metode target to target Uji coba menggunakan metode traversedilaksanakan pada tanggal 30 maret 2012. Metode tersebut menggunakan 5 stasiun. Langkah pengambilan data 5 stasiun tersebut ditunjukkan pada Tabel 3.2. Persebaran 5 stasiun tersebut terdapat pada Gambar 3.7. Pemindaian objek gardu listrik tersebut dilakukan dengan spesifikasi resolusi menengah yang artinya jarak antar titik pada point cloud akan berjarak 0.1 meter pada jarak 100 meter dari alat baik horizontal maupun vertikal. 22

Tabel 3.2 Konfigurasi Pengukuran Traverse Gardu listrik Backsight Stasion Foresight ITB034 ITB039 T1 ITB039 T1 T2 T1 T2 T3 T2 T3 T4 T3 T4 ITB034 Gardulistrik Gambar 3.7 Denah Pengukuran Gardu Listrik\ 3.1.2 Registrasi data point cloud gardu listrik Data yang telah didapatkan tersebut dimasukkan diregistrasi dengan menggunakan program dari Leica sendiri yaitu Leica Cyclone. Proses pemasukkan data tersebut dengan cara mengimport data yang telah didownload dari Scanstation C10. 3.1.2.1 Registrasi menggunakan metode traversing Hasil registrasi dari metode traversing langsung didapatkan pada saat pengambilan data sewaktu mendefinisikan titikbacksight,titik foresight dan titik station.hasil dari registrasi tersebut menghasilkan rata-rata kesalahan registrasi sebesar 0.048 mm dan dapat dilihat pada Gambar 3.8.Sedangkan hasil traverse dari pengukuran tersebut 23

dapat dilihat pada Lampiran A.Pada Gamabar tersebut terdapat kolom weight, error, dan error vector. weight adalah bobot yang digunakan untuk perataan registrasi. Error adalah kesalahan keseluruhan yang terdapat pada titik tersebut. Error vector adalah kesalahan registrasi secara vector (x, y, z) terhadap sumbu x, y, z tempat keluarnya sinar laser. Gambar 3.8 Hasil ketelitian metode registrasi traverse pada objek gardu listrik 3.1.2.2 Registrasi menggunakan cloud to cloud registration Data pada tanggal 19 Maret tersebut, digabungkan dengan menggunakan metode cloud to cloud. Dalam metode tersebut dibutuhkan dua titik inisial untuk memecahkan 6 parameter orientasi tersebut. Titik-titil inisial yang ada digunakan pada metode ini ditunjukkan pada titik putih yang ada pada Gambar 3.9, Gambar 3.10, Gambar 3.11 dan Gambar 3.12. Hasil dari registrasi metode cloud to cloud pada gardu listrik tersebut menghasilkan rata-rata kesalahan registrasi sebesar 0.005 mm dan ditunjukkan pada Gambar 3.13. Gambar 3.9 Persebaran titik inisial antara stasion 1(kiri) dengan stasion 4 (kanan) 24

Gambar 3.10 Persebaran titik inisial antara stasion 1(kiri) dengan stasion 2(kanan). Gambar 3.11 Persebaran titik inisial antara stasion 2(kiri) dengan stasion 3(kanan). 25

Gambar 3.12 Persebaran titik inisial antara stasion 3(kiri) dengan stasion 4(kanan). Gambar 3.13 Hasil ketelitian metode registrasi cloud to cloud pada objek gardu listrik 3.1.2.3 Registrasi menggunakan metode target to target Registrasi target to target tersebut menggunakan target yang telah dibidik pada saat pengambilan data. Hasil dari registrasi ini mempunyai rata-rata kesalahan registrasi sebesar 0.001 mm dan ditunjukkan pada Gambar 3.14. Pada registrasi ini terdapat titik yang berstatus off. Status off tersebut adalah status dimana titik tersebut tidak diikutsertakan dalam registrasi tersebut. Titik tersebut tidak diikutsertakan dalam registrasi karena hanya mempunyai hasil tampalan scan hanya dari dua sudut pandang. 26

Gambar 3.14 Hasil registrasi objek gardu listrik dengan metode target to target 3.1.3 Perbandingan hasil registrasi Perbandingan hasil registrasi tersebut dibagi menjadi tiga jenis perbandingan. Tiga jenis perbandingan tersebut terdiri dari perbandingan hasil registrasi, perbandingan hasil permukaan model dari registrasi tersebut dan yang terakhir adalah perbandingan jarak antar titik dari hasil registrasi tersebut. 3.1.3.1 Perbandingan hasil registrasi Masing-masing metode registrasi tersebut menghasilkan ketelitian dari registrasi tersebut. Rata rata ketelitian atau mean error dari masing masing hasil registrasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Ketelitian hasil registrasi dari masing masing metode Metode Rata-rata kesalahan(m) Target to Target 0.001 Cloud to Cloud 0.005 Traverse 0.048 3.1.3.2 Perbandingan permukaan model Point cloud dari hasil registrasi tersebut dibuat model mesh model. Pembuatan mesh model tersebut dilakukan dengan jarak antara spasi yang 0.005 m dari hasil registrasi tersebut. Setelah mesh model tersebut terbuat, mesh model tersebut dibandingkan pada program Geomagic Qualify. Mesh model dari masing-masing metode dapat dilihat pada Gambar 3.15, Gambar 3.16, dan Gambar 3.17. Hasil dari perbandingan mesh model tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.18, Gambar 3.19,dan Gambar 3.20. 27

Gambar 3.15 Mesh model dari metode cloud registrasi. Gambar 3.16 Mesh model dari metode traverse registrasi. 28

Gambar 3.17 Mesh model dari metode target registrasi. Gambar 3.18 Hasil perbandingan model mesh antara metode target to target dengan cloud to cloud. 29

% Gambar 3.19 Hasil perbandingan model dengan antara metode cloud to cloud dengan metode traverse STD dev % STD dev Gambar 3.20 Hasil perbandingan model antara metode target to target dengan metode traverse Dari Gambar 3.18 tersebut, hasil perbandingan menyatakan bahwa 99 % dari perbandingan model tersebut berada pada rentang standar deviasi -2 sampai + 2. Pada Gambar 3.19 dan Gambar 3.20 menunjukkan lain. Pada kedua gambar tersebut terdapat 91.53 % dari perbandingan model tersebut berada pada rentang standar deviasi, sisanya sebanyak 8.5 % berada pada rentang standar deviasi -3 dan +3. 3.1.3.3 Perbandingan jarak antar titik Jarak antar titik yang dipakai dalam pembuatan target tersebut dipakai sebagai perbandingan jarak. Perbandingan jarak antar titik dipakai dengan menggunakan data yang diambil menggunakan metode target to target. Hasil perbandingan jarak antar 30

titik dari titik-titik target yang digunakan tersebut ditunjukkan pada gambar. Perbandingan jarak antar titik dari ketiga metode tersebut terdapat pada Gambar 3.21, Tabel 3.4, dan Tabel 3.5 Tabel 3.4 Tabel Perbandingan metode dari segi jarak antar titik target Point1 Point2 T2T (m) C2C (m) Rata-Rata (mm) STD Deviasi (mm) Variansi (mm) T1 T3 2.524 2.513 2.5185 7.78 60.50 T1 T4 3.508 3.501 3.5045 4.95 24.50 T1 T5 4.849 4.845 4.847 2.83 8.00 T1 T7 5.672 5.674 5.673 1.41 2.00 T1 T8 3.421 3.421 3.421 0.00 0.00 T1 T9 2.264 2.264 2.264 0.00 0.00 T1 T17 4.065 4.066 4.0655 0.71 0.50 T3 T4 1.367 1.367 1.367 0.00 0.00 T3 T5 2.96 2.96 2.96 0.00 0.00 T3 T7 4.637 4.635 4.636 1.41 2.00 T3 T8 4.181 4.167 4.174 9.90 98.00 T3 T9 3.906 3.893 3.8995 9.19 84.50 T3 T17 5.845 5.831 5.838 9.90 98.00 T4 T5 1.97 1.97 1.97 0.00 0.00 T4 T7 3.67 3.667 3.6685 2.12 4.50 T4 T8 4.008 3.995 4.0015 9.19 84.50 T4 T9 4.275 4.263 4.269 8.49 72.00 T4 T17 6.026 6.013 6.0195 9.19 84.50 T5 T7 2.318 2.359 2.3385 28.99 840.50 T5 T8 4.33 4.318 4.324 8.49 72.00 T5 T9 4.963 4.954 4.9585 6.36 40.50 T5 T17 6.666 6.655 6.6605 7.78 60.50 T7 T8 3.572 3.548 3.56 16.97 288.00 T7 T9 4.782 4.769 4.7755 9.19 84.50 T7 T17 5.919 5.888 5.9035 21.92 480.50 T8 T9 1.623 1.623 1.623 0.00 0.00 T8 T17 2.403 2.403 2.403 0.00 0.00 T9 T17 2.141 2.142 2.1415 0.71 0.50 31

Tabel 3.4 menjelaskan tentang jarak antara titik target yang dipakai dengan metode target to target dan metode cloud to cloud. Pada Tabel 3.4 terdapat kolom T2T dan C2C. Maksudnya T2T adalah kolom jarak antara dua titik target berdasarkan metode target to target. Sedangkan C2C adalah kolom jarak antara dua titik target berdasarkan metode cloud to cloud. 2 3 1 4 Gambar 3.21 Definisi jarak dari perbandingan jarak pada Tabel 3.5 Tabel 3.5 Tabel perbandingan metode dari segi jarak antar titik sample di bagian atap Jarak (m) Jarak dengan menggun Residu (mm) akan Pita Nama target cloud traverse Ukur (m) STD (mm) Variansi (mm) T2T C2C traverse 1 5.814 5.819 5.816 5.824 2.489 6.196-9.96-4.98-7.53 2 3.999 3.998 3.988 4.022 6.368 40.550-22.80-23.60-34.21 3 5.799 5.792 5.810 5.814 9.210 84.829-15.46-21.89-3.73 4 4.008 4.009 4.015 4.026 3.635 13.211-17.55-17.05-11.02 Rata-rata residu 16.44 16.88 14.12 Dari Tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa urutan residu yang paling baik dari pengukuran jarak adalah traverse registrasi,target to target registrasi, dan terakhir cloud to cloud registrasi 32

3.2 Objek Aula Timur ITB Pembahasan pengambilan data dan pengolahan datanya terdiri dari pengambilan data laser scanner, registrasi data laser scanner, pembuatan model tiga dimensi data, dan perbandingan model tiga dimensi dari deviasi permukaan yang ada. 3.2.1 Pengambilan Data Objek Aula Timur Pengambilan data untuk objek Aula Timur ini dilakukan dua kali.pengambilan data pertama pada tanggal 11 Januari 2012 dan 12 Januari 2012dengan menggunakan metode registrasi target to target. Persebaran target dari metode registrasi target to target tersebut dilihat dari atas ditunjukkan pada Gambar 3.24, Gambar 3.25, Gambar 3.26, Gambar 3.27, Gambar 3.28, Gambar 3.29, dan Gambar 3.30 Hasil dari pemindaian secara detil dari target tersebut dapat dilihat pada Lampiran B.. Pemindaian objek tersebut menggunakan pemindaian resolusi menengah yang berarti jarak antara point cloud pada jarak 100 meter dari TLS adalah 0.2 meter. Pengambilan data kedua untuk objek aula timur ini dilakukan pada 31 Januari 2012 dengan menggunakan metode traversing. Kerangka traverse yang digunakan pada metode tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.22. Penampakan Aula Timur dapat dilihat pada 33

Gambar 3.22 Denah Kerangka Aula Timur ITB Gambar 3.23Penampakan Aula Timur ITB Gambar 3.24Persebaran Target pada Station 1objek Aula Timur 34

Gambar 3.25 Persebaran Target pada Station 2 objek Aula Timur Gambar 3.26 Persebaran Target pada Station 3objek Aula Timur Gambar 3.27 Persebaran Target pada bm100 objek Aula Timur 35

Gambar 3.28 Persebaran Target pada stasiun 4 objek Aula Timur Gambar 3.29 Persebaran Target pada stasiun 5 objek Aula Timur Gambar 3.30 Persebaran Target pada stasiun 7 objek Aula Timur 3.2.2 Registrasi data Aula Timur Registrasi Aula Timur ITB terdiri dari registrasi secara cloud to cloud, target to target, dan traverse. 36

3.2.2.1 Registrasi menggunakan metode cloud to cloud Data pada tanggal 11 Desember 2011 dan 12 Desember 2011 tersebut, digabungkan dengan menggunakan metode cloud to cloud. Dalam metode tersebut dibutuhkan dua titik inisial untuk memecahkan 6 parameter orientasi tersebut. Titik-titil inisial yang ada digunakan pada metode ini ditunjukkan pada titik putih yang ada pada Gambar 3.31, Gambar 3.32, Gambar 3.33, Gambar 3.34, Gambar 3.35, dangambar 3.36. Hasil dari registrasi metode cloud to cloud pada aula timur mempunyai rata-rata kesalahan registrasi sebesar dan 0.071 myang ditunjukkan padagambar 3.37.. Gambar 3.31 Persebaran titik inisial antara stasion 1(kiri) dengan stasion 7(kanan). Gambar 3.32 Persebaran titik inisial antara stasion 1(kiri) dengan stasion 2(kanan). 37

Gambar 3.33 Persebaran titik inisial antara stasion 2(kiri) dengan stasion 3(kanan). Gambar 3.34 Persebaran titik inisial antara stasion 4(kiri) dengan stasion 5(kanan). Gambar 3.35 Persebaran titik inisial antara stasion 5(kiri) dengan stasion 7(kanan). Gambar 3.36 Persebaran titik inisial antara bm 100(kiri) dengan stasion 4(kanan). 38

Gambar 3.37 Persebaran titik inisial antara bm 100(kiri) dengan stasion 3(kanan). Gambar 3.38 Hasil ketelitian metode registrasi cloud to cloud pada objek aula timur 3.2.2.2 Registrasi menggunakan metode target to target Registrasi tersebut menggunakan auto add constrain dari program leica cyclone. Hasil dari registrasi metode cloud to cloud pada aula timur mempunyai rata-rata kesalahan sebesar dan 0.003 m yang ditunjukkan pada Gambar 3.39. Pada registrasi ini terdapat titik yang berstatus off. Status off tersebut adalah status dimana titik tersebut tidak diikutsertakan dalam registrasi tersebut. Titik tersebut tidak diikutsertakan dalam registrasi karena hanya mempunyai hasil tampalan scan hanya dari dua sudut pandang. 39

Gambar 3.39 Hasil registrasi dari metode target to target objek aula timur 3.2.2.3 Registrasi menggunakan metode traverse. Registrasi dengan metode traverse ini langsung didapatkan pada saat pengukuran atau pengambilan data. Ketelitian kerangka yang dihasilkan dari poligon tersebut ditunjukkan pada Lampiran B. Selain ketelitian kerangka, Hasil registrasi tersebut mempunyai rata-rata kesalahan registrasi sebesar 5.395 meter dan ditunjukkan pada Gambar 3.40. Gambar 3.40 Hasil registrasi dari metode traverse objek aula timur Proses registrasi dari metode traverse yang didapatkan langsung dari pengukuran tersebut menghasilkan hasil yang tidak baik. Karena hasil tersebut, data tersebut diregistrasi ulang secara manual dengan menggunakan titik ikat dari tempat berdiri alat dan tempat berdiri target. Hasil dari registrasi ulang secara manual tersebut 40

mempunyai rata-rata kesalahan sebesar 0.196725 meter dan digambarkan pada Gambar 3.41 Gambar 3.41 Hasil registrasi ulang tanpa koordinat yang diketahui metode traverse objek aula timur 3.2.3 Perbandingan metode registrasi Perbandingan hasil registrasi tersebut dibagi menjadi 3 jenis perbandingan. 3 jenis perbandingan tersebut terdiri dari perbandingan hasil registrasi, perbandingan hasil permukaan model dari registrasi tersebut dan yang terakhir adalah perbandingan jarak antar titik dari hasil registrasi tersebut. 3.2.3.1 Perbandingan hasil registrasi Masing-masing metode registrasi tersebut menghasilkan ketelitian dari registrasi tersebut. Ketelitian dari masing masing hasil registrasi tersebut dapat dilihat padatabel 3.6. Tabel 3.6 Ketelitian hasil registrasi dari masing masing metode Metode Rata rata kesalah registrasi (m) Target to Target 0.003 Cloud to Cloud 0.071 Traverse 5.395 41

3.2.3.2 Perbandingan permukaan model Point cloud dari hasil registrasi tersebut dibuat model mesh model. Pembuatan mesh model tersebut dilakukan dengan jarak antara spasi yang 0.005 m dari hasil registrasi tersebut. Setelah mesh model tersebut terbuat, mesh model tersebut dibandingkan pada program Geomagic Qualify. Hasil dari perbandingan mesh model antara metode registrasi cloud to cloud dengan target to target dapat dilihat pada Gambar 3.48. Perbandingan model mesh antara registrasi metode traverse dengan metode target to target dan antara registrasi metode traverse dengan metode cloud to cloud tidak dilakukan karena metode traverse tersebut mempunyai rata-rata kesalahan lebih dari 5 meter. Pada Gambar 3.48 tersebut disajikan distribusi deviasi dan standar deviasi. Maksud dari distribusi deviasi tersebut adalah persebaran deviasi dan jumlah titik yang berdeviasi antar dua model tersebut,serta persentase bagian model tersebut yang berdeviasi antar dua model tersebut. Standar deviasi adalah deviasi yang distandarkan dengan distribusi normal gauss.dalam standar deviasi tersebut tercantum besarnya standar deviasi dan jumlah titik dan persentase titik pada perbandingan model tersebut.mesh model dari registrasi cloud to cloud dan registrasi target to target dapat dilihat Gambar 3.44 sampai Gambar 3.47. Gambar 3.42 Mesh Model Cloud to cloud registrasi Aula Timur tampak atas 42

Gambar 3.43 Mesh Model Cloud to cloud registrasi Aula Timur tampak samping 1 Gambar 3.44 Mesh Model Cloud to cloud registrasi Aula Timur tampak samping 2 43

Gambar 3.45 Mesh Model Target to target registrasi Aula Timur tampak atas Gambar 3.46 Mesh Model Target to target registrasi Aula Timur tampak samping 1 44

Gambar 3.47 Mesh Model Target to target registrasi Aula Timur tampak samping 2 45

% Deviasi % STD -Dev Gambar 3.48 Hasil perbandingan model mesh antara metode target to target dengan cloud to cloud 46