BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang As built drawing adalah produk dan dokumen pemeliharaan konstruksi pada semua instalasi proyek. Sebuah dokumen As built drawing memuat perubahan yang ada di lapangan dari desain asli (Anonim 2005), oleh karena itu, As built drawing merupakan kebutuhan mendasar untuk sebuah instalasi dari suatu sistem pekerjaan. As built drawing dapat dijadikan kerangka acuan kerja bagi operator yang menjalankan instalasi, menganalisis kondisi instalasi maupun melakukan perawatan terhadap instalasi tersebut. As built drawing dalam penyajiannya dituntut berupa tampilan yang informatif dan lengkap sehingga memudahkan pemangku kepentingan dalam menggunakannya. Instalasi perpipaan, dalam hal ini kilang minyak yang dimiliki oleh PT. Pertamina juga memerlukan dokumen as built drawing. PT. Pertamina sebagai badan usaha milik negara yang menangani pengilangan minyak terbesar di Indonesia, tentunya dituntut untuk mengelola data instalasi kilang minyak yang rumit dan tersebar di seluruh Indonesia. Tata cara pengelolaan dokumen perpipaan, selama ini yang dilakukan oleh PT. Pertamina adalah secara konvensional menggunakan data gambar cetak. Tata cara pengelolaan yang demikian menimbulkan suatu kelemahan berupa sulit untuk penyimpanan, pengelolaan, maupun updating. Adanya era komputerisasi yang bertujuan untuk mempermudah pekerjaan perpiaan, pembuatan dokumen digital sistem perpipaan menjadi tuntutan perusahaan. Hal tersebut yang mendorong PT. Pertamina untuk mengadakan kegiatan as built survey yang nantinya menghasilkan produk berupa digital as built drawing. Seiring berkembangnya teknologi, kegiatan as built survey dapat dilakukan dengan waktu singkat menggunakan teknologi 3D laser scanner. Pengambilan data dilakukan menggunakan laser scanner atas permintaan PT. Pertamina untuk penghematan waktu dan kedetailan data hasil pengukuran. Pengukuran menggunakan 3D laser scanner menghasilkan data tiga dimensi tanpa bersinggungan langsung 1

2 2 dengan objek yang diukur. Data hasil pengukuran 3D laser scanner berupa titik-titik koordinat objek yang diukur dengan kerapatan tinggi. Titik hasil pengukuran 3D laser scanner selanjutnya disebut dengan point cloud. Data titik yang dihasilkan kemudian diolah dengan cara dilakukan pemodelan menjadi objek perpipaan. Permasalahan yang timbul dari pengukuran as built menggunakan 3D laser scanner hanya menghasilkan objek 3D tanpa data atribut kelengkapan informasi objek,yang disebut dengan model primitif 3D, oleh karena itu dalam penyajiannya diperlukan penyematan data atribut pada model primitif 3D tersebut sehingga menjadi sebuah sistem informasi perpipaan berupa dokumen as built drawing. As built drawing dalam kegiatan aplikatif ini dibuat dengan cara menyusun model 3D kilang minyak dengan data atribut sehingga menghasilkan sistem informasi perpipaan seacara digital dan 3D. Sistem informasi perpipaan yang telah dibuat merupakan solusi untuk mempermudah pemangku kepentingan dalam hal ini adalah operator kilang dalam melakukan pemeliharaan, pemantauan kondisi kilang maupun perencanaan untuk kegiatan pembangunan ke depannya. I.2. Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan aplikatif ini dibuat dan dibatasi agar kegiatan lebih terarah dan sesuai dengan tujuan. Lingkup kegiatan aplikatif ini dalam pelaksanaan dan pembuatan laporannya menggunakan kriteria sebagai berikut : 1. Lingkup kegiatan utama berdasarkan permintaan pemberi pekerjaan yaitu PT. Pertamina Plaju kepada pelaksana yaitu PT. Lidar Indonesia berupa membuat model 3D kilang minyak dengan informasi atribut perpipaan di dalamnya. 2. Data yang digunakan dalam kegiatan aplikatif adalah data model geometri sederhana atau data model 3D primitif dari PT. Lidar Indonesia hasil dari pengukuran di blok D-22 rev 2 Kilang Utilities Plaju Refinery Unit III. 3. Cakupan kegiatan dalam pelaksanaan proyek adalah menggambar ulang model kilang minyak dari model primitif yang telah ada. Penggambaran ulang menggunakan software aplikasi bertujuan agar informasi atribut

3 3 perpipaan dapat disematkan pada objek 3D melalui software aplikasi tersebut. 4. As built drawing yang dibuat pada kegiatan aplikatif ini berupa pembuatan dokumen Soft file berupa gambar model 3D beserta informasi line number, nomor equipment, dan jenis beserta letak katup pada pipa. 5. Informasi atribut perpipaan yang disematkan pada model 3D bersumber dari gambar P&ID yang diberikan oleh PT. Pertamina. 6. Pembuatan as built drawing hanya mencakup pengisian informasi atribut perpipaan, tanpa pembuatan tabel atribut baru. 7. Sistem koordinat yang digunakan dalam pemodelan 3D menggunakan sistem koordinat lokal. I.3. Tujuan Kegiatan aplikatif ini bertujuan untuk membuat dokumen as built drawing 3D dengan memadukan data perpipaan dari dokumen P&ID dan model primitif 3D Kilang Utilities Refinery Unit III PT. PERTAMINA BLOK PLAJU. I.4. Manfaat Kegiatan aplikatif ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Menyajikan sistem informasi perpipapan dan kilang minyak secara digital dan 3 Dimensi. 2. Memberikan alternatif penyajian as built drawing yang informatif khususnya dalam aplikasi perpipaan secara digital. 3. Membantu operator kilang minyak dalam melakukan analisis dan pengambilan keputusan tanpa langsung turun ke lapangan. 4. Memperluas cakupan aplikasi yang dapat diperoleh dari data hasil pengukuran 3D laser scanner.

4 4 I.5. Landasan Teori I.5.1. Terrestrial laser scanner 3D laser scanner adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur koordinat menggunakan media pengukuran berupa gelombang laser. 3D laser scanner merupakan teknologi baru yang efisien untuk pemodelan digital dari objek yang besar dan pada semua kondisi (Staiger 2003).. 3D Laser Scanning dapat digunakan untuk mendapatkan data bentuk dan memungkinkan juga sekaligus tampilannya (misal: warna). Data yang terkumpul dari hasil pengambilan data, yang selanjutnya disebut dengan penyiaman, dapat digunakan untuk rekonstruksi digital, penggambaran dua dimensi atau pemodelan tiga dimensi untuk keperluan berbagai macam aplikasi. Keuntungan penggunaan 3D laser scanner adalah pada kenyataannya Laser scanner dapat menyiam banyak titik sehingga dapat dihasilkan data dengan akurasi tinggi dalam waktu yang relatif singkat. 3D laser scanner adalah peralatan dengan area pandang segaris (line-of-sight instrument) sehingga untuk menghasilkan penyiaman yang utuh dari suatu struktur diperlukan lebih dari satu posisi penyiaman. (Quintero, dkk 2008). Kelebihan teknologi 3D laser scanner dibandingkan dengan alat ukur koordinat yang lain adalah proses pengambilan data yang lebih cepat, jumlah titik sampel yang lebih banyak tanpa bersinggungan dengan objek yang diukur (dibandingkan dengan alat ukur Total Station, Theodolite atau GPS). Data hasil penyiaman lebih akurat dan tidak tergantung pencahayaan (dibandingkan dengan remote sensing atau fotogrametri) Prinsip pengukuran Laser scanner adalah menggunakan penginderaan jauh sensor aktif. Pengukuran titik-titik koordinat dilakukan menggunakan gelombang yang dipancarkan dan diterima kembali oleh alat dengan mengukur jarak serta sudut antara sensor dan objek yang diukur. Gelombang yang digunakan untuk mengukur jarak pada 3D laser scanner adalah gelombang laser. 3D laser scanner yang digunakan untuk pengambilan data dalam kegiatan aplikatif ini adalah 3D laser scanner Leica dengan seri HDS SS2 (High Definition Survey ScanStation 2). Leica HDS SS2 merupakan 3D laser scanner dengan tipe

5 5 statis, yaitu digunakan secara diam, tidak digunakan secara bergerak (mobile) pada wahana berjalan seperti mobil, kapal, atau pesawat terbang. Jarak jangkauan pengukuran 3D laser scanner Leica HDS SS2 maksimal berada pada jarak 300 meter dengan 90% reflektivitas. Jarak maksimal yang dapat diukur 3D laser scanner tersebut mengklasifikasikan Leica HDS SS2 sebagai 3D laser scanner close range atau jarak pendek, (hds.leica-geosystem.com). Ilustrasi gambar Leica HDS SS2 beserta pengukuran satu titik pada 3D laser scanner dan data yang diperoleh ditunjukkan pada gambar I.1. Gambar I. 1. Prinsip pengukuran 3D laser scanner (sumber : Yogiswara 2013) Gambar I.1 menunjukkan ilustrasi pengukuran satu titik pada 3D laser scanner, dimana untuk mendapat satu titik koordinat dapat diperoleh dengan penghitungan sebagai berikut : Distance (R) = (CxΔt)/2... (1.1) Dalam hal ini : R : jarak antara sensor ke objek

6 6 C : kecepatan rambat gelombang laser Δt : waktu tempuh gelombang dari pemancar sampai diterima kembali Data lain yang diukur pada saat yang bersamaan yaitu berupa sudut horisontal (α) dan sudut vertikal (β). Dari data hasil ukuran jarak ( R ), sudut horisontal (α) dan sudut vertikal (β), maka dapat diperoleh koordinat dari masing-masing titik pada point cloud dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : X = R. cos β. sin α... (1.2) Y = R. cos β. cos α... (1.3) Z = R. sin β... (1.4) Dalam hal ini : R : jarak sensor ke objek α : sudut horisontal β : sudut vertikal X,Y,Z : koordinat masing-masing titik 3D laser scanner merupakan peralatan berjenis line-of-sight, yaitu objek yang diukur hanya didapat data pada satu sisi saja, maka dari itu untuk menghasilkan satu kesatuaan data pengukuran diperlukan adanya penggabungan dari berbagai posisi penyiaman. Proses penggabungan disebut dengan proses registrasi. Iliustrasi gambar 3D laser scanner sebagai peralatan line-of-sight dapat ditunjukkan pada gambar 1.2, dengan pengukuran berupa bangunan yang terukur pada satu sisi pada satu tempat kedudukan penyiaman, sedangkan untuk pengukuran sisi yang tidak terlihat pada posisi penyiaman pertama harus diukur pada posisi penyiaman yang lain. Gambar I. 2. Ilustrasi posisi penyiaman (sumber : Quintero, dkk 2008)

7 7 Gambar I.2 merupakan ilustrasi poisisi titik penyiaman (Pos.1 & Pos.2) yang menyiam suatu objek. Proses registrasi, menurut Quintero, dkk (2008), yang dilakukan untuk menggabungkan masing-masing posisi penyiaman dapat dilakukan menggunakan satu atau gabungan dari metode sebagai berikut : i. Target-to-target registration Yaitu menyatukan target yang terpasang dan terukur pada saat satu proses penyiaman. Target yang digunakan dapat berupa planar, sphere, maupun checker board. Masing-masing posisi penyiaman disatukan menggunakan target yang ikut diukur pada saat proses penyiaman objek berlangsung. ii. Cloud-to-cloud registration Yaitu proses penyatuan titik penyiaman menggunakan objek yang sama dari hasil penyiaman. Metode ini dapat dilakukan menggunakan cara manual dengan memilih cloud (titik hasil penyiaman) yang sama antar posisi penyiaman secara manual, maupun pemilihan cloud (sampling) dilakukan secara otomatis oleh software aplikasi. Ilustrasi registrasi cloud-to-cloud dapat dilihat pada gambar I.3, dimana point cloud yang berwarna biru digabungkan dengan point cloud yang berwarna magenta. Gambar I. 3. Penggabungan point cloud pada registrasi cloud-to-cloud (sumber : Quintero, dkk 2008) iii. Direct registration / Geo-Referencing Adalah proses penyatuan posisi penyiaman dengan cara meletakkan masingmasing posisi penyiaman pada titik koordinat tempat berdirinya alat yang sebelumnya telah diukur pada proses pengambilan data.

8 Data hasil penyiaman 3D laser scanner adalah berupa kompulan titik-titik berkoordinat tiga dimensi yang selanjutnya pada tulisan pelaporan ini disebut dengan point cloud. Pada beberapa 3D laser scanner, point cloud dapat mengandung informasi warna yang diperoleh dari pengambilan data foto dari kamera internal alat. Data foto yang diambil menggunakan sistem pewarnaan RGB. Point cloud dapat ditampilkan secara keseluruhan pada tampilan layar komputer, tetapi hal tersebut menghasilkan tampilan yang sangat rumit dan membuat pengguna kesulitan dalam memahami struktur dari objek yang terukur, maka dari itu biasanya apabila point cloud tidak memiliki warna, data yang ditampilkan diklasifikasikan berdasarkan nilai intensitas / banyaknya titik koordinat yang memantul dari objek. Dalam penyiaman point cloud, laser scanner mendapat banyak gangguan dari kondisi sekitar maupun dari keadan objek yang diukur itu sendiri. Gangguan dalam pengukuran menghasilkan titik pada point cloud yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, hal tersebut disebut dengan noise. Noise yang ikut terekam pada saat penyiaman dalam perlakuan data point cloud harus dihilangkan karena mengganggu baik tampilan sebagai data pelaporan maupun mengganggu proses selanjutnya yaitu modeling. Point cloud dapat dipisahkan dari noise dengan cara dipilah secara manual atau yang disebut dengan noise filtering. Ilustrasi objek sebenarnya yang diambil gambarnya menggunakan kamera dan hasil pengukuran 3D laser scanner berupa point cloud yang sudah dilakukan noise filtering ditunjukkan pada gambar 1.4. Gambar I. 4. Objek sebenarnya dan point cloud hasil penyiaman (sumber : Quintero, dkk 2008)

9 Aplikasi data hasil penyiaman 3D laser scanner, dalam tulisan ini digunakan sebagai data awal (raw data) untuk keperluan reverse engineering dan part inspection. Reverse engineering adalah rekayasa dimana peralatan dan bangunan yang telah ada di lapangan digambarkan kembali baik dalam bentuk tiga dimensi maupun dua dimensi. Part inspection adalah pencocokan antara peralatan atau bangunan yang ada di lapangan dengan desain awal pembuatan. Point cloud hasil penyiaman laser scanner dapat diproses menjadi model tiga dimensi menggunakan gabungan bentuk-bentuk primitif seperti bola, silinder, kerucut dan kotak. Dari model primitif tersebut dapat diturunkan lagi menjadi beberapa produk turunan yang dapat dikatakan sebagai produk reverse engineering. Dalam tulisan ini akan dibahas produk turunan dari model primitif tiga dimensi menjadi dokumen as built drawing. Gambar I. 5. Aplikasi dari data 3D laser scanner (sumber : Quintero, dkk 2008) Gambar I.5 menunjukkan berbagai macam aplikasi data hasil pengukuran 3D laser scanner, pada kegiatan aplikatif ini alat yang digunakan dalam pengambilan data adalah berjenis static laser scanning dengan tipe close range atau jarak dekat dengan aplikasi berupa reverse engineering.

10 10 I.5.2. Model 3D Model 3D adalah representasi dari data geometrik tiga dimensi (mempunyai koordinat X, Y, Z) sebagai hasil pemrosesan dan pemberian efek cahaya sehingga terlihat hidup (Yogiswara 2013). Model 3D secara keseluruhan merupakan inovasi teknologi dari komputer grafik, sehingga mulai dari data, pembuatan dan penampilannya seluruhnya terjadi di komputer secara digital. Ilustrasi skema pemodelan 3D dari proses penyiaman sampai dihasilkannya model 3D dapat dilihat pada gambar I.6. Gambar I. 6. Gambar ilustrasi proses penyiaman sampai pemodelan (sumber : Quintero, dkk 2008) Model 3D untuk keperluan pembuatan dokumen as built drawing dibuat melalui dua tahapan pemodelan 3D, yang pertama adalah pembuatan model primitif 3D, dilanjutkan dengan pembuatan Intelligent model 3D sehingga dapat disusun suatu sistem informasi perpipaan secara 3D Model primitif 3D adalah bentuk visualisasi tiga dimensi yang menggunakan gabungan objek-objek sederhana seperti kotak, bola, tabung atau silinder menjadi bentuk objek yang lain, dalam hal ini adalah komponen-komponen perpipaan, seperti pipa, katup, dan bermacam equipment/peralatan lainnya. Model 3D primitif hanya digunakan untuk visualisasi dan hanya memuat informasi geometri model 3D itu sendiri yaitu bentuk dan ukuran.

11 11 Proses dari point cloud teregistrasi kemudian dicari garis isometric-nya (garis pusat masing-masing komponen) hingga dibuat model 3D dari gabungan bentuk-bentuk geometri sederhana dan siap disematkan informasi perpipaan di dalamnya ditunjukkan pada gambar I.7. Gambar I. 7. Proses dari point cloud, ekstraksi garis tengah objek sampai pemodelan 3D (sumber : Quintero, dkk 2008) Model kilang minyak dalam bentuk 3D dalam pembuatannya menggunakan objekobjek 3D yang digabungkan membentuk komponen kilang minyak itu sendiri. Misalnya, untuk membentuk objek berupa pipa pada model primitif 3D menggunakan pendekatan bentuk objek silinder atau tabung. Komponen perpipaan lain yang lebih rumit, misal valve atau equipment menggunakan pendekatan bentuk objek lain seperti box, cylinder, torus, cone, dll yang digabungkan dan dirangkai sehingga bentuknya menyerupai komponen perpipaan. Gambar I. 8. Komponen perpipaan yang terbentuk dari objek primitif sederhana. Gambar I.8 merupakan contoh komponen perpipaan berupa pipa dengan valve. Pipa yang tergambar dalam model 3D tersebut merupakan gambar silinder/ tabung,

12 12 sedangkan objek perpipaan berupa valve bentuknya didekati dengan cara menggabungkan bentuk box dengan silinder yang disusun sedemikian rupa dengan bentuk mendekati objek valve Model Intelligent 3D dalam sistem perpipaan adalah gambaran tiga dimensi dari suatu sistem perpipaan dimana dalam gambaran tersebut selain memuat informasi geometri (bentuk dan ukuran) layaknya model 3D primitif, juga memuat informasi-informasi lain di luar model 3D itu sendiri. Informasi yang termuat dalam model Intelligent 3D sistem perpipaan adalah data-data yang tercantum pada dokumen-dokumen perpipaan yaitu gambar P&ID (Piping and Instrument Diagram). Gambar I. 9. Aliran proses mulai dari point cloud sampai pada tayangan model Intelligent 3D (sumber : Anonim 2009) Gambar I.8 adalah visualisasi diagram alir pengolahan data 3D scanning mulai dari pengukuran, registrasi, pemodelan primitif sampai pada pemodelan intelligent 3D dengan produk berupa asset virtualization, yaitu berupa tampilan suatu sistem perpipaan lengkap antara model 3D dengan informasinya. I.5.3. Sistem perpipaan Sistem perpipaan adalah suatu sistem pada instalasi atau konstruksi pipa pada suatu pabrik atau kilang, dimana pipa digunakan sebagai alat transportasi baik gas maupun cairan (Raswari 2010). Pada pelaksanaannya pabrik atau kilang yang berhubungan dengan peroses perpipaan memerlukan beberapa dokumen pendukung untuk pengoperasian sistem perpipaan.

13 P & ID (Piping and Instrument Diagram) merupakan suatu master plan dari suatu instalasi kilang yang memuat instruksi-instruksi umum penggambaran : 1. diagram alir proses. 2. proses perpipaan dan diagram instrumentasinya. 3. perpipaan utiliti dan diagram instrumentasinya. Dari master plan inilah model kilang dibuat dan seluruh jenis penggambaran konstruksi dibuat, atau dengan kata lain P&ID adalah suatu pedoman perencanaan dan operasi suatu pengilangan. Suatu dokumen P&ID memuat keterangan-keterangan sebagai berikut : 1. Penggambaran P&ID harus menyiapkan diagram akhir berdasar sketsa perencanaan diagram alir proses. 2. Harus dilengkapi informasi yang meliputi : nomor jalur dan ukuran pipa, spesifikasi bahan, komponen pipa, komponen instrumentasi, arah aliran, peralatan umum dan khusus, serta keterangan umum maupun khusus yang diperlukan. 3. Penggambaran P&ID harus menggunakan identifikasi, kode-kode, simbolsimbol, standar, spesifikasi yang telah ditetapkan. Gambar piping and instrument diagram (P&ID) adalah penggambaran yang memuat informasi lengkap, baik diagram aliran maupun proses. Diagram perpipaan yang lengkap menunjukkan pipa dan komponen serta perlengkapannya, dengan komponen dan peralatan yang dipergunakan (Raswari 2010). Gambar I.9 merupakan contoh dokumen P&ID, dimana keterangan-keterangan yang terdapat pada gambar tersebut adalah data-data atribut yang digunakan untuk menyusun sistem informasi perpipaan. Gambar I.9 lebih jelas disertakan dalam lampiran B.

14 14 Gambar I. 10. Contoh gambar dokumen P&ID (sumber : PT. Pertamina EP Plaju) Plot Plan (Tata Letak Peralatan Pabrik) menurut Raswari (2010) adalah suatu sistem penggambaran dengan cara penggambarannya dilihat dari atas. Persyaratan yang menentukan penggambaran Plot Plan adalah : 1. Memungkinkan pengoperasian. 2. Mudah untuk pengamanan kebakaran (terdapat jalur untuk evakuasi). 3. Mudah untuk perbaikan. 4. Mudah untuk pengontrolan dan aman. Setiap penggambaran teknik merupakan suatu komunikasi, informasi teknik, baik pada bagian konstruksi, konsultasi, bagian pemeliharaan dan perbaikan, atau merupakan referensi teknik untuk para langganan. Plot plan pada setiap penggambarannya harus dapat dimengerti apa makna dan tujuan dibalik penyajian. Plot Plan adalah hal yang penting dalam hal perpipaan, karena perencanaan perpipaan akan mengambil pedoman-pedoman jalur dari gambar ini pada daerah proses.

15 15 Pada sistem perpipaan unit Plot Plan dibuat untuk : 1. Mengetahui lokasi peralatan. 2. Mengetahui posisi pondasi peralatan. 3. Gambar pekerjaan penggalian. 4. Perencanaan peralatan dan pengerasan jalan. 5. Diagram aliran posisi. 6. Untuk perbaikan pada bengkel model, apabila perencenaan produksi menggunaan model. Penggambaran Plot Plan dapat menggunakan skala yang umum digunakan, yaitu skala 1:10, 1:33, 1/3, skala yang lain atau sama sekali tidak menggunakan skala. Dalam gambar Plot Plan harus memuat informasi : 1. Arah perencanan koordinat. 2. Seluruh peralatan proses. 3. Jalur utama pipa. 4. Bangunan. 5. Pondasi besar. 6. Gardu listrik dan lokasinya. 7. Jalan-jalan utama. 8. Nomor-nomor khusus yang diperlukan. 9. Arah koordinat pedoman gambar dan arah koordinat sesunguhnya. 10. Skala grafik untuk menunjukkan apabila gambar diperbesar atau diperkecil. 11. Dimensi batas gambar. Peralatan yang digambar tidak perlu dideri keterangan peralatan apa, tapi hanya perlu diberi kode atau nomor peralatan, simbol peralatan serta garis sumbunya.

16 16 Gambar I. 11. Contoh gambar Plot Plan (sumber : Raswari 2010) Gambar I.10 merupakan contoh gambar plot plan, dimana dalam pembuatan as built drawing dari data 3D scanning ini, gambar plot plan digunakan untuk mempermudah mencocokkan model 3D primitif dengan P&ID yang ada. I.5.4. Sistem informasi perpipaan Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi. Informasi adalah sekumpulan data yang siap disajikan kepada pengguna. Pengertian sistem informasi perpipaan adalah sistem informasi dengan komponen data berupa data perpipaan/ kilang dengan organisasi tentang perpipaan. Di dalam pengertian sistem informasi telah disebutkan komponen-komponen dari sistem, diantaranya dalam pengertian tersebut disebutkan data, informasi, dan pereangkat lunak. Dalam sub-bab berikutnya dijelaskan lebih detil mengenai komponen sistem informasi tersebut. I Basis data adalah kumpulan data tentang suatu benda atau kejadian yang saling berhubungan satu sama lain. Sedangkan data merupakan fakta yang mewakili suatu objek yang dapat dicatatdan mempunyai arti yang implisit. Data dicatat atau direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, gambar, bunyi atau kombinasinya.data kemudian disimpan pada perangkat lunak komputer. Kumpulan data dengan arti yang implisit tersebut dinamakan basis data (Waljiyanto 2003).

17 17 Pengertian basis data tersebut masih sangat umum, basis data lebih dibatasi pada arti implisit yang khusus, yaitu : 1. Basis data merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata. 2. Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang secara logika mempunyai arti implisit. 3. Basis data perlu dirancang, dibangun, dan data dikumpulkan untuk suatu tujuan. Basis data dapat digunakan oleh beberapa pemakai dan beberapa aplikasi sesuai dengan kepentingan pemakai. Kegiatan pembuatan as built drawing dari data 3D laser scanning dalam pelaksanaannya membuat dan menggunakan pendekatan basis data. Basis data yang digunakan dalam kegiatan aplikatif ini adalah data yang dikumpulkan dari dokumen P&ID, dimana data yang diperoleh dari dokumen tersebut dijelaskan sub-bab berikutnya pada data sistem perpipaan. I Data sistem perpipaan adalah data atribut yang disematkan pada model 3D primitif merupakan angka dan kode yang tercantum pada dokumen P&ID. Contoh data yang disematkan pada model 3D primitif ditunjukkan pada tabel I.1. Tabel I.1. Data atribut sistem perpipaan Komponen perpipaan Data atribut Simbol pada gambar P&ID Contoh atribut pipa Line number LS Ukuran diameter 16 inchi Valve/katup Jenis katup Gate valve Check valve

18 18 Ball valve Flange Jenis flange Flange Blind flange Equipment Jenis equipment Pump Condensat

19 19 Steamer Tag number 2003U I Fungsi Software AutoCAD Plant 3D 2015 untuk pembuatan as built drawing dibuat untuk kegiatan desain dan pekerjaan rekayasa kilang minyak secara 3D. Autocad Plant 3D dapat membantu operator dalam mendesain dan merekayasa rancang bangun kilang 3D secara mudah dan sederhana. Dalam software aplikasi ini memuat fitur-fitur berupa : 1. Piping Dari desain gambar rancang bangun 2D, AutoCAD Plant 3D membuat dan mengoptimalisasi desain menjadi model 3D. AutoCAD Plant 3D memuat fitur routing pipe line dari garis 2D menjadi objek pipa 3D, editing spek pipa beserta komponennya, dan juga mengelola sistem data pipa. Operator aplikasi dapat menambahkan komponen pipa secara otomatis seperti flange, gasket ataupun valve secara otomatis dengan mengambil dari katalog yang telah disediakan.

20 20 2. Equipment element AutodCAD Plant 3D dapat membuat, mengubah dan mengelola equipment atau peralatan kilang. Peralatan standar kilang disediakan pada tabel komponen atau operator dapat membuat sendiri gambar/model peralatan menggunakan aplikasi lain. 3. Membuat dokumen perpipaan Dari model 3D operator dapat dengan mudah membuat dokumen berupa gambar isometric, gambar orthographic dan dokumen perpipaan lain. Informasi yang terdapat pada model 3D secara otomatis dapat tertampil pada dokumen perpipaan. Dengan begitu, operator kilang dapat membuat dokumen yang akurat, konsisten dan terkini. AutoCAD Plant 3D dalam kegiatan aplikatif pembuatan as built drawing ini mempunyai beberapa tool yang digunakan, tool tersebut adalah sebagai berikut : 1. Line to Pipe Tool line to pipe memungkinkan operator untuk mengubah garis yang didefinisikan sebagai garis tengah pipa diubah menjadi objek kilang minyak berupa pipa. Tool line to pipe, dalam penggunaannya untuk mengubah garis menjadi pipa juga sekaligus menyematkan atribut perpipaannya. 2. Convert to Equipment Objek perpipaan yang berupa model primitif 3D tersusun atas objek-objek geometri 3D yang saling terpisah. Untuk membuat satu kesatuan objek kilang minyak berupa equipment, objek geometri primitif perlu didefinisikan sebagai satu kesatuan objek. Tool convert to equipment selain mempunyai fungsi untuk mndefinisikan objek sebagai objek perpipaan juga mempunyai fungsi sekaligus untuk menyematkan atribut perpipaan dari equipment. 3. Tool Palettes Tool palettes merupakan katalog komponen perpipaan yang disediakan oleh software aplikasi. Komponen utama yang dipergunakan dalam pembuatan as built drawing berupa flange dan valve. Komponen perpipaan yang disediakan oleh software aplikasi merupakan komponen standar perpipaan yang bentuk dan

21 21 ukurannya tidak dapat diubah. Adapun komponen pada tool palettes yang digunakan dalam kegiatan pembuatan as built drawing adalah sebagai berikut : 3.1. Valve : dalam penggunaannya, catalog valve digunakan diambil dan digunakan sesuai dengan jenis valve yang dilihat pada gambar P&ID. Katalog valve yang disediakan oleh software aplikasi dapat dilihat pada gambar I.12. Gambar I. 12. Catalog palettes valve 3.2. Elbow : Elbow merupakan jenis sambungan yang digunakan untuk membelokkan pipa. Katalog elbow dapat dilihat pada gambar I.13. Gambar I. 13. Catalog palettes elbow

22 Flange : Flange merupakan komponen yang digunakan untuk menyambung atau menutup pipa. Flange yang digunakan untuk menutup pipa dinamakan dengan blind flange. Katalog dari flange dapat dilihat pada gambar I.14. Gambar I. 14. Catalog palettes flange

23 24

BAB 2 STUDI REFERENSI

BAB 2 STUDI REFERENSI BAB 2 STUDI REFERENSI Bab ini berisi rangkuman hasil studi referensi yang telah dilakukan. Referensi- referensi tersebut berisi konsep dasar pengukuran 3dimensi menggunakan terrestrial laser scanner, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi (3D) merupakan suatu objek yang direpresentasikan dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Data objek tiga dimensi secara spasial umumnya diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan listrik dari pusat tegangan yang memiliki jarak yang jauh. Menara SUTET terbuat

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi BB 2 DSR TEORI 2.1 Tinjauan Umum Teknologi Pemetaan Tiga Dimensi Pemetaan objek tiga dimensi diperlukan untuk perencanaan, konstruksi, rekonstruksi, ataupun manajemen asset. Suatu objek tiga dimensi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik pemodelan balik sering dikenal juga reverse engineering adalah teknik pemodelan ulang dari benda yang sudah ada. Teknik ini berlaku dalam bidang geodesi. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Virginia Indonesia Company (VICO) berencana memodifikasi beberapa kilang (plant) yang berlokasi di Pamaguan, Nilam 2, Nilam 4, Nilam 5 dan Badak. VICO perlu membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemantauan dan pemeliharaan infrastruktur khususnya bangunan dapat dilakukan dengan bentuk model tiga dimensi (3D) yang diukur dengan Terrestrial Laser Scanner (TLS).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Perkembangan teknologi dalam survey pemetaan pada masa kini berkembang sangat cepat. Dimulai dengan alat - alat yang bersifat manual dan konvensional, sekarang banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam pekejaan monitoring konstruksi, displin ilmu geodesi sangat membantu dalam hal pengukuran dan penyajiaan data. Penyajian data dilakukan dalam bentuk model tiga

Lebih terperinci

BAB 3 PERBANDINGAN GEOMETRI DATA OBJEK TIGA DIMENSI

BAB 3 PERBANDINGAN GEOMETRI DATA OBJEK TIGA DIMENSI BAB 3 PERBANDINGAN GEOMETRI DATA OBJEK TIGA DIMENSI Pada bab ini akan dijelaskan tentang perbandingan tingkat kualitas data, terutama perbandingan dari segi geometri, selain itu juga akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

BAB 3. Akuisisi dan Pengolahan Data

BAB 3. Akuisisi dan Pengolahan Data BAB 3 Akuisisi dan Pengolahan Data 3.1 Peralatan yang digunakan Pada pengukuran TLS, selain laser scanner itu sendiri, receiver GPS tipe geodetik juga digunakan untuk penentuan posisi titik referensi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari tower DA-501 ke tower DA-401 dijelaskan seperti diagram alir dibawah ini: Mulai Memasukan Sistem Perpipaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk dari digitalisasi yang sedang berkembang saat ini adalah teknologi 3D Scanning yang merupakan proses pemindaian objek nyata ke dalam bentuk digital.

Lebih terperinci

Sistem Koordinat 3D. +y +y

Sistem Koordinat 3D. +y +y Pendahuluan Grafika Komputer dalam aplikasinya terbagi menjadi 2 : Grafika 2D Grafika 3D Aplikasi 2D banyak dipakai dalam pembuatan grafik, peta, kreasi 2D yang banyak membantu pemakai dalam membuat visualisasi.

Lebih terperinci

BAB VI TINJAUAN MENGENAI APLIKASI AIRBORNE LIDAR

BAB VI TINJAUAN MENGENAI APLIKASI AIRBORNE LIDAR 63 BAB VI TINJAUAN MENGENAI APLIKASI AIRBORNE LIDAR Survey airborne LIDAR terdiri dari beberapa komponen alat, yaitu GPS, INS, dan laser scanner, yang digunakan dalam wahana terbang, seperti pesawat terbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bangunan sejarah mempunyai nilai penting di suatu negara karena dari bangunan bersejarah tersebut dapat diketahui kisah yang terkait dari bangunan tersbut. Pemanfaatan

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan A723 Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan Reza Fajar Maulidin, Hepi Hapsari Handayani, Yusup Hendra Perkasa Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat kecil seperti neutron dan elektron-elektron. kontraktor yang bergerak dibidang EPC, Petrochemical, LNG.

BAB I PENDAHULUAN. sangat kecil seperti neutron dan elektron-elektron. kontraktor yang bergerak dibidang EPC, Petrochemical, LNG. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Benda-benda yang ada dibumi pada dasarnya berbentuk padatan, cairan, atau gas yang komposisinya tergantung pada sumbernya. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN DISKUSI

BAB 4 ANALISIS DAN DISKUSI 4.1 Analisis Perencanaan BAB 4 ANALISIS DAN DISKUSI Dari segi perencanaan,metode registrasi cloud to cloud adalah metode yang paling praktis. Metode registrasi cloud to cloud ini hanya memperhatikan pertampalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini dan semakin kompleksnya pekerjaan-pekerjaan engineering yang menuntut ketelitian dan kecepatan tinggi

Lebih terperinci

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA 3.1 Kebutuhan Peta dan Informasi Tinggi yang Teliti dalam Pekerjaan Eksplorasi Tambang Batubara Seperti yang telah dijelaskan dalam BAB

Lebih terperinci

Pengukuran Kekotaan. Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng. Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering

Pengukuran Kekotaan. Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng. Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Pengukuran Kekotaan Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Contoh peta bidang militer peta topografi peta rute pelayaran peta laut

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik 83 BAB VII ANALISIS 7.1 Analisis Komponen Airborne LIDAR Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik dengan memanfaatkan sinar laser yang ditembakkan dari wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perdagangan, kode yang banyak dipakai adalah barcode (kode batang). Hampir semua barang yang dijual di toko grosir, department store sudah menggunakan dan

Lebih terperinci

1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri

1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di awal abad 21, perkembangan teknologi komputer grafis meningkat secara drastis sehingga mempermudah para akademisi dan industri untuk mengembangkan pengetahuan mereka

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi dan informasi sekarang ini sangat besar pengaruhnya yang dapat mempermudah dan meringankan pekerjaan manusia. Salah satu diantaranya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki daerah pegunungan yang cukup luas. Tingginya tingkat curah hujan pada sebagian besar area pegunungan di Indonesia dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan pembangunan khususnya pada daerah perkotaan menyebabkan orientasi pembangunan mengarah secara vertikal pada pemanfaatan ruang baik ke atas maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Listrik merupakan sumber energi yang paling vital di dunia ini. Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya memberikan pelayanan terbaik dalam memasok energi listrik

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PENGERJAAN Pada perancangan proyek yang dilakukan di perusahaan Pt.Wijaya Karya devisi Departemen Industrial Plant diawali dengan konsep dari bentuk

Lebih terperinci

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan

Pengumpulan dan Integrasi Data. Politeknik elektronika negeri surabaya. Tujuan Pengumpulan dan Integrasi Data Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengetahui sumber data dari GIS dan non GIS data Mengetahui bagaimana memperoleh data raster dan vektor Mengetahui

Lebih terperinci

BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR

BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR 51 BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR 5.1 Data Airborne LIDAR Data yang dihasilkan dari suatu survey airborne LIDAR dapat dibagi menjadi tiga karena terdapat tiga instrumen yang bekerja secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat Ukur 3D Manual dan 3D Scanner Articulated Measurement Arms.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat Ukur 3D Manual dan 3D Scanner Articulated Measurement Arms. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini terdiri dari hasil pengukuran serta membandingkan antara Alat Ukur 3D Manual dan 3D Scanner Articulated Measurement Arms. 4.1. Membandingkan hasil pengukuran dengan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Prinsip Penggunaan dan Pengolahan TLS 4.2 Analisis Penggunaan TLS Untuk Pemantauan Longsoran

BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Prinsip Penggunaan dan Pengolahan TLS 4.2 Analisis Penggunaan TLS Untuk Pemantauan Longsoran BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Prinsip Penggunaan dan Pengolahan TLS Dasar dari prinsip kerja TLS sudah dijelaskan di Bab 3, pada pengambilan data dengan TLS, setiap satu kali pengambilan data pada satu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia hidup di bumi yang merupakan dunia 3D. Para peneliti dan insinyur kebumian telah lama mencoba membuat tampilan grafis tentang aspek spasial 3D dari dunia nyata

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Sistem perpipaan steam 17 bar

Gambar 1.1 Sistem perpipaan steam 17 bar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya bahan bakar minyak dan gas, menjadi kebutuhan utama untuk dunia transportasi, dunia industri, dan rumah tangga. Setiap tahun kebutuhan akan pasokan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak dan gas bumi merupakan suatu fluida yang komposisinya tergantung pada sumbernya di dalam bumi, yang pada umumnya merupakan campuran senyawa kimia dengan

Lebih terperinci

- Sumber dan Akuisisi Data - Global Positioning System (GPS) - Tahapan Kerja dalam SIG

- Sumber dan Akuisisi Data - Global Positioning System (GPS) - Tahapan Kerja dalam SIG Matakuliah Sistem Informasi Geografis (SIG) Oleh: Ardiansyah, S.Si GIS & Remote Sensing Research Center Syiah Kuala University, Banda Aceh Session_03 March 11, 2013 - Sumber dan Akuisisi Data - Global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang VICO atau Virginia Indonesia Company, merupakan salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses pengeboran minyak

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN KOORDINAT HASIL PENGUKURAN TERRESTRIAL LASER SCANNER (TLS) DAN ELECTRONIC TOTAL STATION (ETS)

ANALISA PERBANDINGAN KOORDINAT HASIL PENGUKURAN TERRESTRIAL LASER SCANNER (TLS) DAN ELECTRONIC TOTAL STATION (ETS) GEOID Vol. 13, No. 1, 2017 (49-54) ANALISA PERBANDINGAN KOORDINAT HASIL PENGUKURAN TERRESTRIAL LASER SCANNER (TLS) DAN ELECTRONIC TOTAL STATION (ETS) Agung Budi Cahyono, Alif Fariq an Setiawan Departemen

Lebih terperinci

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Sebelum membahas pemodelan produk berbasis yang disusun berdasarkan algoritma pengurang terlebih dahulu akan dijelaskan hal-hal yang mendasari pembuatan algoritma tersebut,

Lebih terperinci

TAHAPAN STUDI. Gambar 3-1 Kamera Nikon D5000

TAHAPAN STUDI. Gambar 3-1 Kamera Nikon D5000 BAB 3 TAHAPAN STUDI Dalam bab ini akan dibahas rangkaian prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yang dimulai dari peralatan yang digunakan, proses kalibrasi kamera, uji coba, dan pengambilan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geodesi secara umum merupakan disiplin ilmu kebumian yang mempelajari tentang pengukuran dan perepresentasian bumi dan benda-benda langit lainya, termasuk medan gaya

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Mulai

BAB V METODOLOGI. Mulai BAB V METODOLOGI 5.1. Diagram Alir Pemodelan dan Pemeriksaan Tegangan, Defleksi, Kebocoran pada Flange, dan Perbandingan Gaya dan Momen Langkah-langkah proses pemodelan sampai pemeriksaan tegangan pada

Lebih terperinci

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN Informasi geografis merupakan informasi kenampakan permukaan bumi. Sehingga informasi tersebut mengandung unsur posisi geografis, hubungan keruangan, atribut

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015

Sistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 Sistem Informasi Geografis Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 5 Cara Memperoleh Data / Informasi Geografis 1. Survei lapangan Pengukuran fisik (land marks), pengambilan sampel (polusi air), pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan data batimetri semakin meningkat seiring dengan kegunaan data tersebut untuk berbagai aplikasi, seperti perencanaan konstruksi lepas pantai, aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR BAB IV PERANCANGAN GAMBAR 4.1. Definisi Gambar Sebelum masa pembangunan, sebuah bangunan gedung akan melalui tahap perencanaan. Sebagai alat komunikasinya digunakanlah gambar-gambar yang memberikan ilustrasi

Lebih terperinci

C I N I A. Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat

C I N I A. Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan berkembangnya permintaan akan pemetaan suatu wilayah dalam berbagai bidang, maka semakin berkembang pula berbagai macam metode pemetaan. Dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik dengan menggunakan uap sebagai penggerak utama dan menggunakan bahan bakar residu (Sunarni dkk, 2012).

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh) Remote Sensing didefinisikan sebagai ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai obyek-obyek pada permukaan bumi dengan analisis data yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM Konsep dasar sistem pada depo pengisian ulang air minum terdiri dari tiga komponen utama yang saling berhubungan. Komponen pertama yaitu terdapat pembeli

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II LANDASAN TEORI Reverse Engineering D Laser Scanning Laser... 7

DAFTAR ISI BAB II LANDASAN TEORI Reverse Engineering D Laser Scanning Laser... 7 ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN... ii MOTTO... v KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

PENGUKURAN GETARAN PADA POROS MODEL VERTICAL AXIS OCEAN CURRENT TURBINE (VAOCT) DENGAN METODE DIGITAL IMAGE PROCESSING

PENGUKURAN GETARAN PADA POROS MODEL VERTICAL AXIS OCEAN CURRENT TURBINE (VAOCT) DENGAN METODE DIGITAL IMAGE PROCESSING PRESENTASI TESIS (P3) PENGUKURAN GETARAN PADA POROS MODEL VERTICAL AXIS OCEAN CURRENT TURBINE (VAOCT) DENGAN METODE DIGITAL IMAGE PROCESSING HEROE POERNOMO 4108204006 LATAR BELAKANG Pengaruh getaran terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peta merupakan representasi dari permukaan bumi baik sebagian atau keseluruhannya yang divisualisasikan pada bidang proyeksi tertentu dengan menggunakan skala tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan arus informasi yang semakin transparan, serta perubahan-perubahan dinamis yang tidak dapat dielakkan

Lebih terperinci

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file PENGINDERAAN JAUH copyright@2007 --- anna s file Pengertian Penginderaan Jauh Beberapa ahli berpendapat bahwa inderaja merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh data di permukaan bumi, jadi inderaja

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Arsitektur lansekap meliputi perencanaan dan perancangan ruang di luar bangunan agar dapat dimanfaatkan untuk menampung kegiatan

1.1 Latar Belakang Arsitektur lansekap meliputi perencanaan dan perancangan ruang di luar bangunan agar dapat dimanfaatkan untuk menampung kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur lansekap meliputi perencanaan dan perancangan ruang di luar bangunan agar dapat dimanfaatkan untuk menampung kegiatan manusia juga memberikan lingkungan

Lebih terperinci

Gambar 4.1. Kemampuan sensor LIDAR untuk memisahkan antara permukaan tanah dengan vegetasi di atasanya [Karvak, 2007]

Gambar 4.1. Kemampuan sensor LIDAR untuk memisahkan antara permukaan tanah dengan vegetasi di atasanya [Karvak, 2007] BAB IV ANALISIS 4.1. Analisis Data LIDAR 4.1.1. Analisis Kualitas Data LIDAR Data LIDAR memiliki akurasi yang cukup tinggi (akurasi vertikal = 15-20 cm, akurasi horizontal = 0.3-1 m), dan resolusi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari, tanda tangan, DNA, telinga, wajah, infrared,

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013 PENGAMATAN LENDUTAN VERTIKAL JEMBATAN KALI BABON DENGAN METODE TERRESTRIAL LASER SCANNER Rizal Adhi Pratama 1), Ir. Sutomo Kahar, M.Si 2), Andri Suprayogi, ST. MT 3) 1) Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BAHASA PEMROGRAMAN UNTUK PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN HASIL PENGUKURAN DENGAN TS

IMPLEMENTASI BAHASA PEMROGRAMAN UNTUK PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN HASIL PENGUKURAN DENGAN TS IMPLEMENTASI BAHASA PEMROGRAMAN UNTUK PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN HASIL PENGUKURAN DENGAN TS Jasmani, Sugianto HP. Institut Teknologi Nasional Malang e-mail: jhaz@telkom.net

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pengantar Grafika 3D. Primitif 3D. Sistem Koordinat 3D 12/7/2011

Pendahuluan. Pengantar Grafika 3D. Primitif 3D. Sistem Koordinat 3D 12/7/2011 /7/0 Pengantar Grafika 3D Pendahuluan Grafika Komputer dalam aplikasina terbagi menjadi : Grafika D Grafika 3D Aplikasi D banak dipakai dalam pembuatan grafik, peta, kreasi D ang banak membantu pemakai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I.2. Lingkup Kegiatan I.3. Tujuan I.4. Manfaat I.5. Landasan Teori... 3

DAFTAR ISI. I.2. Lingkup Kegiatan I.3. Tujuan I.4. Manfaat I.5. Landasan Teori... 3 DAFTAR ISI SKRIPSI... v PERNYATAAN... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii INTISARI... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR ISTILAH... xvii

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deteksi Dari citra setting yang telah direkam, dengan menggunakan software Paint Shop Pro v.6, diketahui nilai RGB dari tiap laser yang terekam oleh kamera CCD. RGB yang dicantumkan

Lebih terperinci

BAB III DATA PEMODELAN SISTEM PERPIPAAN

BAB III DATA PEMODELAN SISTEM PERPIPAAN BAB III DATA PEMODELAN SISTEM PERPIPAAN Dalam pemodelan sistem perpipaan diperlukan data-data pendukung sebagai input perangkat lunak dalam analisis. Data yang diperlukan untuk pemodelan suatu sistem perpipaan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai sarana untuk membantu pekerjaan maupun sarana hiburan. Penggunaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan data pengukuran terestris menuntut pemenuhan aspek efisien, efektif, presisi dan akurat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam lingkup survei

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam segala bidang. Sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tugu Yogyakarta adalah sebuah monumen yang menjadi simbol Kota Yogyakarta. Monumen ini berada tepat di tengah perempatan Jalan Pengeran Mangkubumi, Jalan Jendral Sudirman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Aetra Air Tangerang merupakan perusahaan hasil kerjasama pemerintah kabupaten Tangerang dengan pihak swasta (KPS) yang menyuplai kebutuhan air bersih bagi penduduk

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL INFRASTRUKTUR

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL INFRASTRUKTUR LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 25/PRT/M/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PROSEDUR

Lebih terperinci

BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV

BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV 3.1. Persiapan Sebelum kegiatan survei berlangsung, dilakukan persiapan terlebih dahulu untuk mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan survei

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005: 116) definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 2012. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fotogrametri rentang dekat (FRD) atau Close Range Photogrammetry (CRP) adalah metode untuk mengambil data ukuran dari citra foto. Dengan metode ini kita dapat membuat

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DATA Proses Pengolahan Data LIDAR Proses pengolahan data LIDAR secara umum dapat dilihat pada skema 3.1 di bawah ini.

BAB III PENGOLAHAN DATA Proses Pengolahan Data LIDAR Proses pengolahan data LIDAR secara umum dapat dilihat pada skema 3.1 di bawah ini. BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Pengolahan Data LIDAR 3.1.1. Proses Pengolahan Data LIDAR Proses pengolahan data LIDAR secara umum dapat dilihat pada skema 3.1 di bawah ini. Sistem LIDAR Jarak Laser Posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan panjang pantai 81.000 Km dimana ± 2/3 wilayah kedaulatannya berupa perairan. Dengan memanfaatkan potensi wilayah ini banyak

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peta menggambarkan data spasial (keruangan) yang merupakan data yang berkenaan dengan lokasi atau atribut dari suatu objek atau fenomena di permukaan

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN 3.1. Perencanaan Pekerjaan Perencanaan pekerjaan pemetaan diperlukan agar pekerjaan pemetaan yang akan dilakukan akan berhasil. Tahap pertama dalam perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan menarik kesimpulan dengan masalah penelitian tertentu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan menarik kesimpulan dengan masalah penelitian tertentu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian atau dikenal dengan metodologi penelitian adalah caracara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah ata, dan menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik

BAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia perminyakan, saat explorasi dan exploitasi minyak dan gas bumi dikenal lima sistem utama saat operasi di lapangan berlangsung. Lima sistem utama tersebut

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 1 Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Citra atau Image merupakan istilah lain dari gambar, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TEKNOLOGI LIDAR

BAB 2 TEKNOLOGI LIDAR BAB 2 TEKNOLOGI LIDAR 2.1 Light Detection and Ranging (LiDAR) LiDAR merupakan sistem penginderaan jauh aktif menggunakan sinar laser yang dapat menghasilkan informasi mengenai karakteristik topografi permukaan

Lebih terperinci

BAB 3 LIDAR DAN PENDETEKSIAN POHON

BAB 3 LIDAR DAN PENDETEKSIAN POHON BAB 3 LIDAR DAN PENDETEKSIAN POHON 3.1 Data dan Area Studi Dalam Tugas Akhir ini data yang digunakan didapat dari PT McElhanney Indonesia. Area tersebut merupakan area perkebunan kelapa sawit yang berada

Lebih terperinci

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data by: Ahmad Syauqi Ahsan Data pada SIG Mendapatkan data adalah bagian yang sangat penting pada setiap proyek SIG Yang harus diketahui: Tipe-tipe data yang dapat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level Setiap alat instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukan tinggi permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level, baik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang American Society of Photogrammetry (Falkner dan Morgan, 2002) mendefinisikan fotogrametri sebagai seni, ilmu dan teknologi mengenai informasi terpercaya tentang objek fisik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu transportasi darat berkelas yang banyak digunakan adalah mobil. Tetapi tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. satu transportasi darat berkelas yang banyak digunakan adalah mobil. Tetapi tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada saat ini. Salah satu transportasi darat berkelas yang banyak digunakan adalah mobil. Tetapi tidak

Lebih terperinci

Bab III Perangkat Pengujian

Bab III Perangkat Pengujian Bab III Perangkat Pengujian Persoalan utama dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran jarak menggunakan pengolahan citra tunggal dengan bantuan laser pointer dalam suatu

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DESAIN DAN LAYOUTING INSTALASI SISTEM PERPIPAAN DENGAN SOFTWARE PLANT DESIGN MANAGEMENT SYSTEM (PDMS) VERSI 12.0.SP5 (STUDI KASUS PADA MODULE PDMS 2017) TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Rancangan Awal Pemodelan Blender merupakan software grafis 3 Dimensi yang sangat baik. Tidak hanya menyediakan fasilitas untuk membuat object 3D dengan mudah tapi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang berguna untuk memisahkan dua buah penghantar listrik yang berbeda potensial, sehingga

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN. Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video (C2)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN. Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video (C2) KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa Program Keahlian : Teknik Elektronika Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video (C2) Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Data acquisition system atau DAS adalah teknik yang dilakukan pada sistem pengukuran yang mempunyai prinsip kerja mengukur/mengambil data, menyimpan sementara

Lebih terperinci