\w/ 1w, VOLUNIE ffg TAIUITAS PEKTANIAN UNIVERSITAS SRHWIIAYA. DAN RAPAT TAHUNAI\ DE,IffiN ISBN : 978-979.8389-18-4. Bidang llmu-lln ru Fertai-ri,r ;



dokumen-dokumen yang mirip
IV METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 12 No. 2, Agustus 2007 Hal: namun sering harganya melambung tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh nelayan. Pe

VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM

ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

DAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITI PADI SAWAH DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRACT

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Volume 12, Nomor 1, Hal ISSN Januari - Juni 2010

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009)

III. METODE PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG

ANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo)

METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Daya Saing Komoditas Kelapa di Kabupaten Flores Timur

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN FLORES TIMUR

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini

sesuaian harga yang diterima dengan cost yang dikeluarkan. Apalagi saat ini,

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harga Gula Domestik

Analysis of Competitiveness and Marketing Channels Ikan Kembung ( Rastrelliger sp.) in Rembang Regency, Central Java Effect

VI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK

DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI RAKYAT PADA KELOMPOK TANI DAN NON KELOMPOK TANI (suatu survey di Kelurahan Eka Jaya)

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM

IV. METODE PENELITIAN. Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

III METODE PENELITIAN. Daya saing adalah suatu konsep yang menyatakan kemampuan suatu produsen

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 Juni 2008)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang. jagung per musim tanam yang, diukur dalam satuan ton.

ANALISIS DAYA SAING DAN SALURAN PEMASARAN IKAN KEMBUNG (RASTRELLIGER SP.) DI KABUPATEN DEMAK, JAWA TENGAH

METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan data Pembatasan Masalah Definisi Operasional Metode Analisis Data

DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN IMPOR BAWANG MERAH TERHADAP USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS DAYA SAING USAHATANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN MUKOMUKO (STUDI KASUS DESA BUMI MULYA)

POLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN. Dr. Adang Agustian

Oleh: Tobari dan Budi Dharmawan Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 11 September 2004, disetujui: 21 September 2004)

STUDI KELAYAKAN BISNIS ( Domestic Resource Cost )

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KEDELAI VS PENGUSAHAAN KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR

METODOLOGI PENELITIAN

.SIMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP DAYA SAING TEMBAKAU MADURA. Kustiawati Ningsih

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional dan konsep dasar ini mencakup semua pengertian yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS DAYA SAING DAN STRUKTUR PROTEKSI KOMODITAS PALAWIJA

MACAM-MACAM ANALISA USAHATANI

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PRODUKSI KAKAO DI JAWA TIMUR

ANALISIS DAYA SAING USAHA PEMBESARAN IKAN NILA PETANI PEMODAL KECIL DI KABUPATEN MUSI RAWAS

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

DAYA SAING JAGUNG, KETELA POHON, DAN KETELA RAMBAT PRODUKSI LAHAN KERING DI KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM PROVINSI BALI

EMBRYO VOL. 7 NO. 2 DESEMBER 2010 ISSN

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

ANALISIS DAYASAING USAHATANI JAGUNG DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PROPINSI SULAWESI UTARA

DAMPAK KEBIJAKAN KREDIT DAN SUBSIDI PUPUK TERHADAP KEUNTUNGAN USAHATANI PADI. I Made Tamba Ni Luh Pastini

DAYA SAING KACANG TANAH PRODUKSI KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM

ANALISIS DAYA SAING USAHATANI KOPI ROBUSTA (COFFEA CANEPHORA) DI KABUPATEN REJANG LEBONG

PENENTUAN PRODUK UNGGULAN PADA KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN GIANYAR

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis

Economics Development Analysis Journal

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN KUPANG

EFISIENSI DAN DAYA SAING USAHATANI HORTIKULTURA

ANALYSIS ON COMPETITIVENESS OF ARABICA COFFEE IN NORTH TAPANULI (Case Study: Bahal Batu III Village, Siborong-borong Subdistrict)

ANALISIS DAYA SAING UBI KAYU INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF JERUK SIAM DI SENTRA PRODUKSI

ANALISIS SENSITIVITAS

ANALISIS DAYA SAING KEDELAI DI JAWA TIMUR

Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Beras Organik Ekspor (Suatu Kasus di Gapoktan Simpatik Kabupaten Tasikmalaya)

III KERANGKA PEMIKIRAN

KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA AGRIBISNIS AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN DAMPAK KEBIJAKAN PENGURANGAN SUBSIDI INPUT TERHADAP PENGEMBANGAN KOMODITAS KENTANG DI KOTA BATU

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Empiris Tentang Jeruk

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KOMODITAS BAWANG MERAH DI KABUPATEN KEDIRI

EFISIENSI DAN DAYA SAING SISTEM USAHATANI PADI

Keunggulan Komparatif dan Kompetitif dalam Produksi Padi di Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHATANI JAGUNG DAN PADI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PROPINSI SULAWESI UTARA ZULKIFLI MANTAU

Pengkajian Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Usahatani Padi dan Jeruk Lahan Gambut Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF SERTA IMPLIKASI KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN BENGKAYANG

(The analysis of profitability, comparative advantage, competitive advantage and import policy impact on beef cattle fattening in west java)

ANALISIS DAYA SAING USAHATANI TEBU DI PROPINSI JAWA TIMUR

ANALISIS DAYA SAING MANGGIS INDONESIA DI PASAR DUNIA (STUDI KASUS DI SUMATERA BARAT)

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHATANI PALA (STUDI KASUS: KABUPATEN BOGOR DAN SUKABUMI)

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman

VII. ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN Kerangka Skenario Perubahan Harga Input dan Output

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. peneliti menggunakan konsep dasar dan batasan oprasional sebagai berikut:

Performa Dayasaing Komoditas Padi. Commodities Rice Competitiveness Performance. Benny Rachman

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

DAYA SAING USAHATANI LADA DI LAMPUNG

STUDI KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI TEBU ABSTRACT ABSTRAK

Transkripsi:

SBN : 978-979.8389-18-4.z+.< (d&))... \w/ 1w, DAN RAPAT TAHUNA\ DE,ffiN Bidang llmu-lln ru Fertai-ri,r ; Badan Kerjasama Perguruan T inggi Negeri (BKS-']TN) \ ilayah Barar r.l l-.-a VOLUNE ffg 7:=:', f fl XE"&&* E f?n K Li &J TU K ffi mal&ex p f fl. ru *,&fqt RS B n KT; f E:' f e S E PF,S EAY$"&{ $ fj g geffi * ; t?4&ve i i{.1 i il,'i ga},{ ffi f, K}q gl"&rui U TAN TAUTAS PEKTANAN UNVERSTAS SRHWAYA PA,EMBANG, 23-25 ME ZAl l

pnosrmnc SEMNAR NAS0NAL DAN RAPAT TAH,NAN DEKAN [td.rg tilullmu Pertanian Badan Keriasama Perguruan Tinggi Negeri -'(BK$PTN) WaYah Barat Tema: PERAN PTEK 'NTTK MENGANTSPAS PER'BAAN KLM DALAM PRESPEKTT PERTANAN BEATELA{JUTAN VOL'ME 3 FAKUTTAS PERTANAN UNVERSTAS SRW AYA PALEMBANG, 23-25 ME 2011 i t f-. r: t i.

Perpustakaan Nasional R : Katalog Dalam Terbitan (KDT) PROSDNG SEMNAR NASONAL DAN RAPAT TAHUNAN DEKAN Bidang lmu-llmu Pertanian Perguruan Tinggi Negeri wilayah Barat Volume 3 ':'' Badan Penerbitan Fakultas Unsri, 201 601 halaman, ukuran A4 SBN : 978-g7g-838g-t8-4 Tim Penyunting : Arfan Abrar Gatot Muslim Elly Rosana Thirtawati Selly Oktarina Hilda Agustina Desi Aryani Desain Sampul Tata Letak si : Arfan Abrar : Arfan Abrar Undang-Undang No.l9 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No. l2 Tahun 1997 Pasal 44 tentang Hak Cipta PasalT2 l. Barang Siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau member i izin untuk izin itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat (satu) bulan dan/atau denda sedikit Rp. L000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedark4 atau menjualkan kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil penyelenggaraan Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (l), dipidana dengan pidana lama 5 (lirna) tahun danlatau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

Elrmlslus DAFTAR S M,A.NAKTERSTK PERSONAL PETAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP M'A]KA DAN KNERA KELOMPOK TAN NM{"qL$S KESANGGUPAN MEMBAYAR PAR DAN FAKTOR-FAKTOR YANG ilmil{pengaruhnya PADA PERTANAN PASANG SURUT ffihhmad Yazid. ilualsa KE.JNTUNGAN DAN DAYA SANG KOMPETTF DAN KOMPARATF rilnf,td[t LOBSTER D PROVNS BENGKULU: APLKAS MODEL PAM e &buno... MlreARUH HARGA MNYAK SAWT NTERNASONAL DAN RENDEMEN Mil!NN'AK SAWT TERHADAP NLA NDEKS K D SUMATERA SELATAN ilnfu -ilf,raluna, Nasir Dan Riswani... MMBAAN TARGA POKOK TBS SEBELUM DAN SETELAH PENURUNAN WMRG{ M{YAK SAWT DUNA DAN PENGARUHNYA TERHADAP ffitil-ikttvtas DAN PENDAPATAN USA{ATAN KELAPA SAWT D M.ffiM?ATEN OGAN KOMERNG LR,l[-#Ldr!- fun Maryati Mustopa Hahim MMfrNST,flS HARGA MNYAK SAWT DT]NA PADA }ARGA MNYAK SAWT M..ffi.{,L HARGA TBS DAN MARGN TARGA D SUMATERA SELATAN ry Xeiprq Riswani, dan Nasir, MEANDNGAN PENDAPATAN ANTARA KEGATAN USAA MMts,ASS LAHAN DENGANNON LAHAN RENDAH KARBON MM AHAN GAMBUT SEKTAR PERUSA{AAN HT,Ulmflh -drrr@ri...... ffimlf,.u$s PERBANDNGAN PRODUKTVTAS DAN PENDAPATAN PETAN MN.,[PA SAWT SWADAYA DENGA} PLASMA D SUMATERA SELATAN.tffiwltzroni M.ATEG PENNGKATAN MUTU DAN PEMASARA} PEMPEK D SUMATERA rm[,at-{}-l mmjhega}. KARAKTERSTK NDTVDU PETAN DENGAN PERSEPSNYA flmmffiadap KNERA PENTruLUH PERTANAN LAPANGAN MMC.{X,{ATAN NDRALAYA UTARA OGAN LR ffi " *lly Oharino don RanggaAkbar Tyanson. MMN{C EFFCENCY OF CASSAVA FARMNG N LAMPUNG PROVNCE lffir*drfi&ss hlcaria.. ircen:as SEBAGA ALTERNATF FAKTOR KEBERHASLAN PRESTAS Mil,,AR.MAHASSWA ffihrml0 t7 25 35 47 59 65 77 85 93 110 ttffiffiscnr,a;oto BKS Borot Bidong tlmu pertanion 2011

Bida ng mu-t lmu perta n ia n B Ks-prN *, t.r" J;:1'?:ffj',#i SBN : 978-979-8389-18-4 ANALSA KEUNTUNGAN DAN DAYA SANG KOMPETTF DAN KOMPARATF KOMDT LOBSTER D PROVNS BENGKULU: APLKAS MODEL PAM Ketut Sukiyono Jurusan Sos ial Ekonomi P ertanian Fakultas PertanianUniversit as Bengkulu ABSTRACT This research is aimed at analyzing profitability, comparative and competitiveness dwtages of lobster in Province Bengkulu as well as examining the impact of government 'iwtention on Lobster industries. Model of Policy Analysis Matrix (PAM) is used to '*trieve goals aforementioned. The research shows that lobster commodity is profitable [bw* finoncially and economically as shown by ils private and social profitability value. W research also find that this commodity has high competitive and comparative futages as indicated by its value of PCR and DCR. Meanwhile, the government of fuesia doesnot enough protection on lobster price eventhough the fishermen has enjoy @ intemention on input price especally on fuel price. t is recomendated that fishermen Md not over-fish in order to sustain lobster availability both in size and number. @wrds: Lobster, PAM Model, profitability, competitive and comparative advantages PENDAHULUAN Subsektor perikanan, khususnya perikanan tangkap, memiliki peranan sangat ffi is bagi perekonomian Propinsi Bengkulu. Dengan luas wilayah 1.978,870 km2 ini, Uryfr seluruh daerah provinsi ini terdapat pesisir pantai. Diperkirakan panjang garis m@i mencapai 525 km membentang ke arah laut lepas (ZEE 200 mil) dengan &UFilpemanfaatanikanlautmencapai 42.786,6 tonpadatahun 2007. Sementarapeluang glapan ikan tersebut mencapai 94.310,4 ton per tahun (74,72%) (BPS 2008). Simigrtera itu, jenis ikan dapat dikonsumsi dari perairan Bengkulu antara lain ikan mno frs531', cakalang, tongkol, tenggiri, sentuhuk, pedang, layaran, pelagis kecil, demersal, eg penaide, lobster, cumi-cumi, serta ikan karang. Potensi laut cukup besar tersebut, subsektor kelautan dan perikanan menjadi semakin penting. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Apabila fuya a-#ingkan dengan potensi lautnya memiliki garis pantai lebih kurang 525 km, * Fduksi ikan laut dihasilkan para nelayan Provinsi Bengkulu tersebut rurrry rendah. Kondisi itu menyebabkan kontribusi subsektor perikanan (perikanan,h dm perikanan laut) dalam perekonomian Provinsi Bengkulu tidak terlalu menonjol. im lrrun waktu 2000-2007 kontribusi subsektor perikanan dalam perekonomian fumdmsi Bengkulu kurang dari 5 persen per tahun. Meskipun demikian, pertumbuhan,mnban kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),ffim bnik s besar 5,24 persen kurun waktu 2002-2005. Masih kecilnya kontribusi ini ffi c#rrrya disebabkan oleh pemanfaatan potensi masih belum optimal mengingat,nfud lcstad sumberdaya ikan jauh lebih besar dari tingkat pemanafatan ada saat nffi@s1008) ffiw S@r irli jenis ikan ditangkap merupakan komoditas bernilai tinggi baik flnkal/domestik maupun di pasar ekspor dan salah satu jenis'ikan hasil tangkapan rf,d&6m lang merupakan kelompok crustacea yaitu udang barong atau lebih dikenal f,mm lffiter. Prospek permintaan lobster ke depan semakin besar sehingga perlu lmnfimmm produksinya, permasalahannya adalah lobster di Bengkulu berasal dari r[dh@ Engkap (DKP Bengkulu 2005). Peningkatan jumlah tangkapan perlu dilakukan 17

Prosiding Semirata Bidan g m u-r m u perta nia n B KS-prN [,lilhfjjj-l[! 1?1i juga didukung oleh perkemban gan harga nominal lobster dalam kurun waktu lima tahun demikian' data terakhir menuniut tun penlingkatan cukup signifikan' Namun waktu 2001-2005 ajaluga meiunjukkan bahwa produksi tangkapan l,obtt.. selama kurun melalui budidaya lobster produksi,n.rnpinyui kecenderungan tren penurunan, sementara belum berkembang. Oleh Lobster seperti produk perikanan lainnya sangat mudah rusak Qterishable)' ke dijual sampai produksi proses sebab itu, lobster harus dijaga bari kerusakan selama rantai dingin (cold chain) konsumen. Hal ini membutuhlkan pola pemasaran dengan sistem jalur pemasaran' Lebih pada setiap pi.alatan pendingin antaralain dengan membangun "proiuk ekspor,sehlngga pasar lobster dikarakterisasikan lanjut, lobtster *oufut* p",,ututu' lobster dapat terdiri dari sebagai pasar U*yuf. para pelakurya. Rantai pelaku di pasar ikan ini para suplier, processor dan distributor produk perikanan' Para berbeda'- Akibatnya seringkali menetapkan peraturan dan sistem operasiorial' sebelum sampai berbeda perdagangan lobster harus melalui saluran perda[angan pada tujuan akhir mereka. rantai pemasaran lobster panjtg dan besar Pelaku uraha menghadapi "'besar unt k mendistribusikan produknya kepada ini harus *"ng"tuuitii Ei"vu dan Jakarta' Persoalan rantai konsumen lokasinya reiatif jau'l, misalnya Lampung menghadapi tingkat pemasaran lobster mulai dari peningkapan lobster di iingkat nelayan ke luar pemasaran r*gut iinggi- karena pengaruh iklim serta ketidakpastian yan[ "akhiriya utii berpengaruh gfa besamya biaya produksi dan daerah. pada lobster asal Bengkulu pemasaran. Biaya Vung t*gut besalakan minyeujutan daya saing pasar iiargu menjadi tiaat"to*-petitif. Disisi lain ketidakstabilan harga lobster ditingkat pasar dunia di Cina dan Jepang menambah besar domestik [- r tn 3-S di Jakarta dan persaingan usaha lobster. daya saing komoditi berangkat dari permasalahan di atas, penelitian untuk mengetahui :k"biiuk* harga input dan output terhadap sistem lobster Bengkulu dan melihat dampak usaha penangkapan lobster. METODOLOG PENELTAN Metode Analisis Bengkulu Alat analisis digunakan untuk menganalisis daya-saing komoditi ]q!tj:t analisis (PAM)' Hasil Matrix adalah dengan menggirnakan metode unullit Policy Analysis pam memberikan iamba.an informasi tentang profitabilitas daya saing (keunggulan lobster dan dampak kompetitif), efisiensf ekonomi (keunggulan tomparatrjl-komoditi pada Tabel disajikan PAM f."uij** pemerintah terhadap sistem kjmoditi lobster. Tabel stu siklus periode sel dihitung dalam Gu"frrn*'et. al., 2004). Nilai pada masing-masing produksi dalam hal ini satu periode tangkap' Tohpl'l P lreien Matrix Penerimaan Kuntungan Biava c D=A-B-C B A Harga privat H=E-F-G G F E Harsa sosial L=-J-K=D-H K:C_G J:B_F :A_E f)iversensi Su*ber: Monke and Pearson (1989) : output Transfer; J: nput Transfer; K: Faktor Keterangan: D: keuntungan privat; H; Keuntungan Sosial; Transfer dan L: Net Transfer berikut (Malian et'al' Dari matriks di atas dapat ditentukan indikator-indikator sebagai 2004 danrusastra et al ): rh! h,ff qd ffidh6 dh: me lllhryr,r.,flhllhfr ffiuh ffin

iemirata un 2011 Bidang,m u-,m u perta nian BKs-pTN ts}18-4 *, tr, nt:::l'?:r r"ffii tsbn : 978_979_8389_18_4 l. t tahun r -2005 didaya Oleh ual ke chain) Lebih sikan ri dari m ini l' mpai besar ryda Pasar ngkat mditi isilem Analisis Efisiensi Finansial (keunggula" tj*p",rrio dan efisiensi Ekonomi ft eunggulan komparatif) : a. Private Cost Ratio (pcr): C(A_B) : ndikator profitabilitas nriyat menunjukkan iatnya rantai hgkat r luar i dan gkulu Analisis Keuntungan a. private profitability (pp): D:A_ (B+C) Merupakan indikator daya saing lcompeiitiveness) dari komoditas berdasarkan teknologi, niiai output,biayalnfui oun't*nsrer teul.lakan ada. Jika D > 0, maka usaha lobster layak untu-k diusahakan, kecuali jika sumbe rdayaterbatas atau adanya komoditas lain lebih menguntungkan. b. sociat p.rofirlbittty (sp) : n : E _ ri * q'.merupakan indikator keuntungan komparatif (comparative advantage) dari komoditas lobster pada kondisiiiaat uau aiu"rg"nsi harga baik akiuat kebijakan pemerintah maupun distorsi pasar. Jika H < 0, maka komoditas lobster tidak mampy bersaing tanpa adanya intervensi pemerintah. i- kemampuan komoditas untuk membayar biaya dom*,i\ letap klmpetitif. suatu komoditas disebut kompetitifjika nilai PCR < l. {y. Makin tlcl niiii pcr, berji;;ki; kompetitif. b. Domestic Resources Cosr (DRC= CliB+1,..' ndikator keungguran komparatif, yu.,g- ;"r]rnjukkan jumrah sumber daya domestik dapat dihemat y!tuk meighasilkan satu unti devisa. Komoditas memitiki keunggulan komparatifjita OC ii. Analisa Dampak kebijakan pemerintah p;drprr, output, input dan output a. Nominll protection Coeffecient'on npitovpcu: B/F: ndikator menunjukkan tingkat prot"trip"-rrintah terhadap harga input tradable' Kebijakan bersifat p.ot"ktir t"rnaaap input tradaul. iir."""irai Npc < 1'Semakin kecil nilai BPC, 6erarti r"-utint"ggi tingkat proteksi pemerintah terhadap input tradabre atauada kebijak*,uuriai input trdabre. b. Nominal protection Cofficient on OutputCVpCOl A/E: ndikator y.ang. tingkat' proi"tri pemerintah terhadap output. -menunjuklgn Kabijakan proiektif terhaiap orrpr,,lita nilai Npco > -u_e5]at r. semakin besar nilai NPCO, berarti semakin tinggi tirjr."t proteksi pemerintah terhadap output. c. Effecrive protective Cofficient(Epc) : (A_B/(E_F): ndikator.--menunjukkan tingkat piot.tri simultan terhadap output dan input tradable- Kebijakan bersifatlroteitifj-ika nilai Epc > l. maliin besar nilai : tsrlu ilisis Filao lpak bdr kh$ = k= lcra f, "?..*"ni makin tinggi tingkat p;t.'i;i-pemerintah t"rr,ffi komoditi fugro0ofasian Komponen Biaya Domestik donasing produksi dibedakan menurut i,nput tradable 'ilhwre liran input domestik. npu t tradable dhe*n' input diperdagangkan di pasar internasional, sedangkan input tidak dh@@e"sangkan di paiar intern-asion"r ii**rr.t.r;" ;;i". kerompok input domestik. llshffiimruei 'n i'ang dimaksud dengan harga privat adarah harga dibayarkan oleh,twds$rr&@ ':':n harga to:1ul (harga bian; yuit, rru.gu dalam suatu kondisi i^tterbentuk ]lwuilili'ulmr:rian tidak mengalami distorsi. Untukl*gu".oriut input tradable digunakan rrnr,mrurufir :L :erabuhan (borcrer price), yaitu harga freu oi board (FoB) untuk input fiiiiinrdiuqr"rrq;6- dan harga cost insurance a.nd freiygnt untuk input fcrrj diimpor. ur&irurrrmrgllli":"r harga sosial input domestik peral.", lobster' darr teiaga kerja uulmmmcm harga berraku.seperti disarankan oref "rg(ap M arian et.ar. (2004) 19

prosiding Semirata Bidang llmu-llmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat Tahun 2011 SBN : 978-979-8389-18-4 Pengalokasion Komponan B iaya Domestik Pengalokasian komponen biaya ke dalam komponen domestik dan Asing memakai pendekatan langsung. Pendekatan langsung mengasumsikan bahwa seluruh biaya input tradable, baik diimpor maupun produksi domestik dinilai sebagai komponen biaya asing. Dalam penelitian ini barang-barang diasumsikan 100 persen domistik adalah kapa, mesin kapal, jaring, jerigen, tali kapal, jangkar, oli, dan tempat penyimpanan lobster. Penentuan biaya tenaga kerja diasumsikan 100 persen domestik mengingai biaya tenaga kerja dibayar dengan sistem bagi hasil atas penerimaan karena i"nigu kerja digunakan adalah tanaga kerja unskilled spesifikasinya berbeda paaa sistem perdagangan internasional. Justifikasi Penentuan Harga Sosial nput dan Output 1. Harga sosial BBM di tingkat nelayan digunakan adalah harga BBM telah dihilangkan komponen subsidinya. Hal ini didasarkan atas adanya subsidi diberikan oleh pemerintah pada harga jual BBM domestik. 2. Harga digunakan sebagai harga sosial lobster (harga baan output) adalah harga FoB, karena posisi ndonesia saat ini sebagai eksportir lobster. HASL DAN PEMBAHASAN Analisa profitabilitas Dalam bahasan ini, analisa profitabilitas atau analisa keuntungan terdiri dari keuntungan finansial dan keuntungan ekonomi. Keuntungan finansial merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya dibayarkan oleh nelayan penagkap lobster dimana dasar perhitungan adalah harga lobster diterima nelayan dan-harga input dibayar oleh nelayan. Total biayameliputi nilai biaya perawatan armada tangkap-dan alai " tangkap, biaya oprasional, biaya penyusutan dan biaya sewa. Dari hisil analisa didapatkan bahwa usahapenangkapan lobster di Provinsi Bengkulu secara finansial menguntungkan. Kesimpulan ini didasarkan oleh hasil nilai keuntungan privat sebesar np. SeJ37,- untuk sekali melaut. Keuntungan privat ini merupakan 32,47 Yo dari total plnerimaan privat sekali melaut. Perlu diinformasikan bahwa keuntungan finansial ini diperole pada kondisi aplikasi teknologi aktual sekarang digunakan oleh nelayan, pada-tingkui harg, yarg dibayar atau diterima oleh nelayan serta kebijakna diimplernentasikan oleh pemerintah pada saat penelitian dilakukan. ni berarti, usaha penangkapan lobster di Provinsi Bengkulu mempunyai keuntungan kompetitif tinggi secara finansial. Sementara dalam konteks profitabilitas ekonomi, analisa didasarkan pada kondisi dimana tidak ada kebijkan pemerintah diimplementasikan pada usaha ienangkapan obster atau tidak ada distorsi pasar. Akibatnya, harga harus dibayar atau diterima oleh nelayan merupakan harga atau biaya imbangan sosial yung r"tenarnya (social opportunity cost). Jika dilihat dari profitabilitas ekonomi mencerminkan keuntungan komparatif, usaha penangkapan lobster memiliki tingkat profitabilitas ekonomi sebesar i.p. 434-839,- atau 74,33 7o untuk sekali melaut. ni berarti dengan mengabaikan adanya segala bentuk subsidi, dan proteksi mendistorsi pasar dapai *"rnp.ngu.rhi -Bengkulu harga, maka dapat disimpulkan bahwa usaha penangkapan lobster di Provinsi juga rnemiliki tingkat keunggulan komparatif tinggi. Tabel 2 beriklrt,rr.ryi3ikun indikator - indikator daya saing usaha penangkapan obster di Provinsi Bengkulu. Tahcl2!{o S@hGrl Arlllr f,'rr.rygt fffin i pueti mranillik cfr y4 m,qr[na ;r t}_tg- A dr5l,'&sil BEmgH qilm 11tr lmqfr ii*rllil F uuil il t@lr,'fufnl @il*k fr6<,ttffimrrlmnilh C,oqfiffi ffirl,ffied umcilii WEdo ild 5Mfufrqfi mmm r y"ry,rr@ d,mmgm mi;inpmfr ;ffiu p5

Bidang ilm u-t lm u pertan ia n B KS-prN *,try.ht}:1'l:r rtffitl SBN : 978-979_8389_18_4 mnakai ya inprn E asins h kapat hbster- haga ie :nang r sisem \,". r, ndikator Besaran a. b. - Finan.sial (private prorttubility) Ekonomi (Social projitabitiryj' KeunggulanKompetityaorio*poriiil a. b. private Cost Ratio (pcr) Domestic Resources Cosi (ORC) Analisa Kebiiakan nsenty'. a. Nominal,protection Coffici.ent on nput Nof:::r p:ot.ect.iln ': b. rg tel,&h h ymg 1 rbl*h Li dari diffi lotffi uf yaag b.ls eea@ 4bmtr*, Fivat ondrif r oleh bdi mdisi hpan erima bcial ngan rrphnva Erhi fiulu iikan s9.637 434.839 SllmL'.Er. 0,63 0,t9 (N\C) loeec.ient y_o-rtpit 1xrbo1 0,63 0,35 Hasil Analisa A.nelisa Keun ggulan Komp etitif dan Komparatif usaha penangkapan Lobster di Provinsi Bengkulu menunjukkan tingkat emmietitif tinggi'-hut inl ai.r..intun oleh indikator pcr diperoleh yakni 0,63 \w Tabel 2)' Nilai ini lebih kecil dari satu yu;; ;;rginformasikan bahwa ndikator pmfrebilitas privat ini menunjukkan bahwa sistem,irju'p"nungkapan lobster di Begkulu mnmmiliki daya saing kompetitif tinggi."*p,,.iruuyu, korbanan biaya domestik pmg efisien dalam pemanfaatan tu-u.i ^s.*"n,uru auyu. itu, keunggulan komparatif ummrnn* penangkapan lobster memberikan nilai rata-rata DRC t.*n t".iluri,utu, yakni 'm:':9 "{ngka ini menunjukkan bahwa usa{ra p.nungtup* obster di Bengkulu memiliki saing komparatif @'a tinggi dan untuk p"rg"rriuuigun usaha penangkapan lobster di di butuhkan kiibanan.sumberdala ai Jiam negeri lebih kecil dari -ryiah. yaitu Rp. 0,19. Hasil ini seirinj d;;g* 'r,u temuan rawan (2009),,'hr,{$li"xlr daya saing dengan pendekatan unit blaya uituk tingkat daya saing -.ngukur mdua lzng diajukan oreh coclburn and- Sigger g'eot,lssq. Dengan pendekatan ffiumqu:u hanya m!tr u: diperoleh usaha -bahwa geg, rzkni 0,56 (rawan 2009). penangkffi lotrt".'..miliki daya saing cost cukup Analisa Kebijakan Kebijakan. pemerintah diimplementasikan untuk mengembangkan dan neningkatkan usaha penangkapan ljbster dapat uerupa insentif input, output dan insetif rnut --output' Dampak kebijalan pemerintail iri aaiat ailihat dari tiga indikator "ug-:n*akan dalam penelitian ini. Ketiga indikator ini uaurun (a) Nominol protection J'c;l'ecienr on nput (Npcr, (b) Nominctr pro,::!r9! Co"y""irnt on output Q{pco), dan tt. Efective Protective coe.ficient (EPC). NPCLnffi*un ukuran tingkat proteksi puanerintah terhadap input digunakan oleh nelayan tangkap. nstrumen -domestik grcmg'ul-uran kebijakan pioteksi pemerintah terhadap input tercermin dalam nilai Npc mnca :saha penangkapa,.t9lster diperoleh nilai rata-ra,u i.ipct ebih kecil dari satu, rimm:: '-''53' (Tabel 2)' Nilai ini dimaknai bahwa p.rn..ir,u}, menerapkan kebijakan mrmureh:t terhadap nelayan penangkap lobster. uat lni terlihat dari harga input produksi 'qr:i'!,rr,' :'::1'Ar nerayan cenderung lebih rendah dari t u.go *riurnyu. -{nalisa NPCO menginformasikan berapa b"esar tingkat proteksi diberikan rd'rtmn :e:--:rintah terhadap produk lobster domestik. Semakin tinggi (j{pco > l), semakin -oteksi dari pemerintah terhadap ouput, dalam rrui'ii'ra"lr, lobster. Hasil ry imuiim$ :lenunjukkan bahwa secara umumn.layan lobster belum menikmati kebijakan 21

l'.. -- Prosiding Semirata Bid a ng mu_r rm u pertan i a n B KS_prN NHf ffi;;xhllo81i harga output dari pemerintah. Harga jual di tingkat nelayan cenderung lebih rendah dari huga output seharusnya (harga sosialnya). ni tercermin dari nilai indikator NPCO lebih kecil dari satu, yaitu 0,35. (Tabel 2). Temuan ini mengindikasikan bahwa produsen domestik menerima harga jual lobster jauh lebih rendah dibandingkan harga di pasar internasional. ni disebabkan karena sebagian besar marjin dinikmati oleh pedagang domestik. ndikator EPC digunakan untuk mengetahui dampak komulatif kebijakan input tradable dan output. Atau dengan kata lain, EPC menelaah pengaruh bersih dari kebijakan pemerintah. Suatu kebijakan pemerintah dianggap protektifjika nilai EPC lebih besar dari satu atu EPC > l. Hasil penelitian diketahui bahwa nilai EPC sebesar 0,3 lebih kecil dari satu(tabel 2). Angkaini dimaknai bahwa secara umum nelayan lobster tidak memperoleh perlindungan efektif dari pemerintah baik untuk hargainput maupun harga output. KESMPULAN DAN MPLKAS KEBJAKAN Secara umum dapat disimpulkan bahwa usaha penalkapan lobster di Provinsi Bengkulu sangat layak diusahakan karena menguntungkan baik dari analisa profitabilitas finansial maupun ekonomi. ni berarti, jika dipandang dari analisa ini semata, usaha penangkap lobster ini layak untuk terus dikembangkan dan ditingkatkan. Hal ini juga didukung oleh hasil analisa daya saing kompetitif dan komparatif usaha ini cukup tinggi. Daya saing kompetitif dicerminkan oleh nilai PCR < l, dan daya saing komparatif DRC < 1. Namun demikian, karena usaha penagkapan lobster merupakan usaha eksploitasi, karena lobster belum mampu dibudidayakan, maka pengusahaan ini harus dilakukan secara hati - hati untuk menjaga profitabilitas dan daya saing usaha ini. Pola - pola over Jishing perlu dihindari untuk mencegah kepunahan atau mulai menurunnya jumlah dan ukuran (size) dari lobster ini. Beberapa nelayan sudah melaporkan bahwa dalam beberapa tahun belakangan hasil tangkapannya sizenya lebih kecil dan jumlah tangkapannya menurun. ni tentunya akan berdampak pada harga diterima oleh nelayan, sementara harga input dibayar oleh nelayan cenderung mengalami kenaikan. Lobster adalah komoditi ekspor dan oleh sebab itu tampaknya pemerintah tidak memberikan perlindungan atau proteksi cukup terhadap komoditi ini. Hal ini dicerminkan oleh nilai NPCO lebih kecil dari satu. Nelayan dipaksa menerima harga lebih rendah dari harga sebenamya. Oleh sebab itu, untuk mencegah atau mengurangi nelayan melakukan overfishing, sebaiknya pemerintah dapat memberikan kebijakan insentif harga output sehingga nelayan dapat menikmati harga relatif lebih baik. Kebijakan insentif input dinikmati oleh nelayan juga selayaknya dilanjutkan. Hal ini juga akan mendorong nelayan untuk terus dapat berusaha. nsentif input dinikmati oleh nelayan adalah bahan bakar minyak (BBM) baik bensin atau solar. nsentif ini sebaiknya juga dibarengi dengan kebijakan untuk menjamin kelancaran ketersediaan input ini di lokasi nelayan. UCAPAN TERMA KASH Terima kasih penulis sampaikan kepada Dahny rawan telah membantu terlaksananya dan tersedianya data - data diperlukan untuk penelitian lobster di Provinsi Bengkulu serta data - data pendukung lainnya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada M. Mustopha Romdhon atas kerjasamanya dalam penelitian ini.

rgsemirata tahun 2011 +)89-18-4 dah dari br NPCO an bahwa ftan harga mati oleh Lan input tebijakan besar dari kecil dari mperoleh L B i d a n g m u - m u pe rta n i a n B KS-prN *, t ry, J;:l'?:^t il;i; SBN : 978-979-8389-18_4 DAT'TAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. 2008. Bengkulu Dalam Angka 200g. Bengkulu Cockburn, J. et al.. l99b,,measuring Competitiveness And lts Sources; The Case Of Mali's Manufacturing Sector,, African Economic Policy Paper Discussion paper No.16 Cockburn, J. et al.. 1999 'Measuring competitiveness and its sources: the case of Mali,s manufacturing sector', working paper. CREFA: universit6 Laval. DKP Provinsi Bengkulu: 2005. potensi perikanan provinsi Bengkulu i Provinsi fitabilitas ia, usaha ini juga ng cukup t5ra saing rcnrpakan ehaan ini usaha ini. m mulai n sudah pya lebih Ega rcnderung ah tidak Hal ini Lna harga pgurangi hbijakan Hh baik. r Hal ini ilinikmati ;.^.. Fentrt rnt aan input rawan, Danny. 2901. Dgla Saing (Jsaha Pemosaran Lobster di Kota Bengkulu (Studi Kasus UD qdi Koto Bengkulu. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas PertanianUniversitas Bengkulu. skripsi (tidak Diprublikasikan.)'-- Malian, A. Husni. Benny Rahman dan Adismesra Djulin.2004. permintaan Eksport dan Daya Saing Panili di Provinsi Sulawesi Utaia- Jurnal Agro Ekono,ii. zzlqrze - 45 Monke, E.A. and E.S.Pearson. 1995. The Policy Analysis Matrix for Agricultural Development 2th edition. cornell university piess. London. Rachman,Handewi PS.; suprirlli; s_uryana dan Benny Rahman. 2004. Efisiensi dan Daya Saing Usahatani Hortikultura. DalamProsiding "Efisiensi danbaya Saing Sistem Usahatani Beberapa Komoditas Pertanian di iahan Sawah 2004,, pp. 501 82. Rusastra, Wayan, Benny Rahman dan Supena Friyatno. 2004. Analisa Daya Saing dan Struktur Proteksi Komoditi Palawija. DalamProsiding "Efisiensi dindayalaing Sistem Usahatani Beberapa Komoditas Pertanian di Lahan Sawah 2004" pp. 2g - 49. Benny, Rachman dan Tahlim sudaryanto. 2002. Kemampuan Daya saing sistem Usahatani Padi. Jurnal SOSD "EKONOMKA,8(): 3t-44. Juni 2002, Fakultas Pertanian Universitas Lampung.Bandar Lampung. ' - rcmbantu bbster di sih juga mi. 23