MASALAH POLIFARMASI DAN PERESEPAN OBAT RACIKAN Rianto Setiabudy Departemen Farmakologi FKUI Sorowako,, 24 Februari 2011 1
POLIFARMASI 2
Polifarmasi dalam peresepan (1) Polifarmasi ialah penggunaan jenis obat yang melebihi kebutuhan yang wajar untuk kebutuhan penyakit pasien Misalnya: Seorang penderita tuberkulosis hanya membutuhkan rifampisin, isoniazid+ vit B6, dan pirazinamid untuk pengobatan penyakitnya Pada polifarmasi ditambahkan lagi hepato- protektor, imunostimulan,, multivitamin, Zn, antioksidan, mukolitik, dll 3
Polifarmasi dalam peresepan (2) Contoh kasus: Seorang anak perempuan umur 5 tahun (BB 19 kg) dibawa ke dokter dengan keluhan muntah2 seharian setelah makan obat flu dan malam hari mengeluh deg- degan dan tidak bisa tidur. 4
Polifarmasi dalam peresepan (3) Resep yang diperoleh dari dokter itu mengandung 4 obat: R/Fenobarbital 3 x 15 mg Parasetamol 3 x 250 mg R/Ethicef (sefadroksil)) 3 x 275 mg R/ Lesidas (loratadin)) 3 x ½ tab Teofilin 3 x 30 mg Bricasma (terbutalin)) 3 x ½ tab 5
Polifarmasi dalam peresepan (4) Transbroncho (ambroksol)) 3 x 1/3 tab Kenantist (triamsinolon + karbinoksamin maleat) ) 3 x 1/3 tab Tremenza (pseudoefedrin + triprolidin) ) 3 x 1/3 tab Lactas calcicus 3 x 25 mg R/ Kiddi Pharmaton 1 x 1 sendok teh 6
Polifarmasi dalam peresepan (5) Analisis Jumlah jenis obat: : 10 Jumlah jenis zat aktif: : 13 Obat yang mengandung antihistamin: Lesidas, Kenantist, Tremenza Obat yang menimbulkan takikardi: Bricasma, Lesidas, Tremenza (efek simpatomimetik) Obat yang dosisnya terlalu besar/kecil: parasetamol, Ethicef, teofilin, terbutalin 7
Polifarmasi dalam peresepan (6) Interaksi obat potensial: Efek sedasi: fenobarbital, Kenantist, Tremenza Efek mual: gabungan semua obat Efek takikardi: Lesidas, Bricasma, Kenantist, Tremenza Obat yang pasti diperlukan pasien ini hanya: parasetamol + Tremenza Obat yang mungkin diperlukan pasien ini: bronkodilator (1 macam saja) 8
Polifarmasi dalam peresepan (7) Kerugian akibat polifarmasi: Efek samping meningkat Potensial dapat timbul interaksi yang merugikan pasien (interaksi farmaseutik, farmakokinetik, atau farmakodinamik dinamik) Menimbulkan kekhawatiran pasien Bila timbul efek samping, sulit menentukan penyebabnya Meningkatkan biaya 9
Polifarmasi dalam peresepan (8) Pasien mengadu ke MKDKI dan atau menggugat ke pengadilan Reputasi dokter Citra RS 10
Polifarmasi dalam peresepan (9) Penyebab polifarmasi: Pengobatan satu obat untuk tiap gejala Kesulitan dalam penegakan diagnosis Dampak promosi, misalnya: Pemberian INH harus + hepatoprotektor Obat sakit kepala harus + tranquilizer Obat flu harus + imunomodulator + antibiotika Obat batuk harus + mukolitik Keluhan lambung + PPI + antagonis H2 + enzim 11
Polifarmasi dalam peresepan (10) Bagaimana mengurangi praktek polifarmasi? Komunikasi, informasi, edukasi Kebijakan pelayanan pasien terpadu antar spesialis Peran KFT, ahli farmasi klinik, spesialis farmakologi klinik Sistem 12
Polifarmasi dalam peresepan (11) Perhatian khusus diberikan pada pasien yang: Mendapat lebih dari 6-8 macam obat Usia lanjut Menderita gangguan faal hati dan atau ginjal Mendapat obat yang dikenal menimbulkan masalah interaksi obat 13
PERESEPAN RACIKAN 14
Obat racikan (1) Racikan: bisa berbentuk bubuk, kapsul, sirup, suntikan Di Indonesia: sangat sering diresepkan Di luar negeri: tidak dilarang, tetapi sangat jarangj diresepkan 15
Obat racikan (2) Mengapa dokter sering meresepkan obat puyer/racikan lainnya? Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat anak secara lebih tepat Biaya lebih murah Tidak menakutkan bagi pasien terutama bila komponen racikannya banyak sekali Kebiasaan 16
Obat racikan (3) Apa masalah yang ditimbulkan peresepan puyer? 1. Faktor kesalahan manusia 2. Stabilitas obat menurun ( mis. klavulanat, obat salut enterik, salut selaput) 3. Toksisitas obat dapat meningkat (obat lepas lambat) 4. Waktu penyediaan obat lebih lama
Obat racikan (4) 5. Efektivitas obat berkurang karena sebagian menempel pada mortar/blender atau kertas pembungkus (terutama untuk dosis kecil, mis. klorpromazin 2 mg). 6. Menimbulkan pencemaran lingkungan kronis di bagian farmasi 7. Pembuatan kurang higienis 8. Biaya pembuatan lebih mahal 18
Obat racikan (5) 9. Dokter kurang mengetahui bahwa beberapa obat susah dipuyerkan misalnya enzim 10. Memudahkan terjadinya praktek polifarmasi tanpa diketahui pasien 19
Obat racikan (5) Bagaimana mengurangi pembuatan resep racikan di Rumah Sakit? Komunikasi, informasi, edukasi (peran KFT sangat penting) Dukungan pimpinan RS Strategi: Bertahap Ada umpan balik (mis. laporan bulanan) 20
Obat racikan (6) Ilustrasi kasus mengenai faktor kesalahan manusia dalam pembuatan obat racikan: Seorang wanita 47 tahun datang ke dokter umum,, BB 50 kg, setelah batuk hebat 4 hari terutama malam hari. Ia menjalani operasi histerektomi kr. mioma uteri 14 hari yl. Pasien tampak sangat kesakitan bila batuk. Dahak putih agak berbusa. Punya riwayat asma. Pemeriksaan fisik: Wheezing ringan di kedua paru WD/ batuk dengan asma bronkial 21
Obat racikan (7) Terapi: 1. Mefinal (as. mefenamat) ) 3 x 500 mg/hari 2. - Teosal (teofilin + salbutamol) ) 2/3 tab - Kodein 8 mg - Metilprednisolon 8 mg Obat diracik dalam kapsul dan diberikan 3 x 1 kapsul/hari (hanya untuk 5 hari) 22
Obat racikan (8) Setelah makan obat 2 x pasien merasa lemas sekali dan mual. Akhirnya pasien dirawat di RS kecil dekat rumahnya dan kemudian dipindah ke RS C. Total pasien keluar masuk RS 3 kali. Yang ditemukan hanya hipokalemia moderat dan dapat dikoreksi dengan tablet KSR 3 x 1 tab/hari hari. Pasien menduga apotik salah mencampur obat dan minta apotik membelikan santunan asuransi rawat inap. Apotik lalu memanggil pengacara dan mengadukan pasien ke polisi dengan tuduhan melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan. 23
Obat racikan (9) Pasien lalu membawa sisa obat ke BPOM dan minta dianalisis. Ternyata hasilnya ialah: - Karbamazepin (++),, ibuprofeni (++) +) - Metilprednisolon (-) Sekarang pasien yang memanggil pengacara dan mengadukan apotik ke polisi dengan tuduhan melakukan kelalaian yang menimbulkan kecelakaan pada orang lain. Bagaimana dengan dokter penulis resep? 24
Obat racikan (9) Dokter dipanggil ke Polsek 3x untuk memberi keterangan selaku saksi Tetapi: Polisi juga minta IDI memberi pendapat apakah dokter juga punya kesalahan dalam peresepan dan untuk ini IDI bersidang beberapa kali dan memutuskan dokter tidak melakukan kesalahan Ada kesan kuat bahwa polisi berupaya mengubah status dokter tidak lagi sebagai saksi. 25
26
27
28
29
30
31
TERIMA KASIH 32