MASALAH POLIFARMASI DAN PERESEPAN OBAT RACIKAN. Rianto Setiabudy Departemen Farmakologi FKUI Sorowako,, 24 Februari 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Studi Pendahuluan dan Penentuan Jumlah Sampel Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meringankan gejala batuk dan pilek, penyakit yang hampir seluruh orang pernah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

TINJAUAN ASPEK KLINIS PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KOTA SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).

ANALISIS GEJALA EFEK SAMPING AMINOFILLIN PADA PASIEN ASMA BRONKIAL RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

riwayat personal-sosial

Universitas Sumatera Utara

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan

Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni

UNTUK PENGOBATAN TUBERKULOSIS DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN

STUDI KESERAGAMAN BOBOT SEDIAAN PULVERES YANG DIBUAT APOTEK DI KOTA JAMBI ABSTRAK

St.Aniah Hardiyanti Sitti Hajar Irmawati Sri Rezeki Amalia Suci Febriyani Suparmin Romi Tuti Ernawati Ulmi fajri Vera Febrianti Yanti Sari Syam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

JURNAL PRAKTIKUM ILMU RESEP II

TINJAUAN ASPEK KLINIS PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KABUPATEN PEMALANG PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI

R 150 Bulan 12 VII H 100

Berobat adalah aktivitas yang pernah dilakukan

RESEP DAN KELENGKAPAN RESEP DR. APRILITA RINA YANTI EFF., M.BIOMED PRODI FARMASI-FIKES

KAJIAN PERESEPAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP TOTAL ATAU SEMENTARA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

Di bawah ini diuraikan beberapa bentuk peresepan obat yang tidak rasional pada lansia, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa kesehatan dimana Rumah Sakit selalu dituntut untuk memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN ASPEK FARMASETIK PADA RESEP RACIKAN DI TIGA APOTEK KOTA SURAKARTA PERIODE JANUARI-JUNI 2008 SKRIPSI

M.D. : Faculty of Medicine, University of Indonesia, Pulmonologist: Faculty of Medicine, Univ. of Indonesia, 2007.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MEDICAL RECORD FOR GERIATRIC

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu, infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Peresepan Obat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIASMA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PADA TAHUN 2014

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

PENGEMBANGAN OBAT BARU

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan

PRINSIP PENULISAN RESEP DOKTER Oleh : Wiwik Kusumawati

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik di negara berkembang maupun di negara maju. Penyakit asma termasuk lima

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TELUK WONDAMA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil penelitian pola peracikan resep khusus pediatri, struktur pelayanan

RUMAH SAKIT MATA PADANG EYE CENTER (RSMPEC) Ramah, Empati, Siaga, Proaktif, Exsclusive, dan Competence PANDUAN TENTANG PANDUAN TELAAH INTERAKSI OBAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. saraf pusat tanpa menghilangkan kesadaran. 2,3 Parasetamol umumnya digunakan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan antibiotik pada saat dirawat di rumah sakit. Dari jumlah rekam medik

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik Pendekatan berorientasi problem

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

BAB I PENDAHULUAN. Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang sama atau hampir

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit tidak

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa

FARMAKOTERAPI ASMA. H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM

Waspada Keracunan Phenylpropanolamin (PPA)

Nama Pasien :.. BB:.. Kg No.RM :. Penyakit Utama : Kejang Demam Kompleks Kode ICD: LOS : hari Ruang rawat/kelas :../...

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia

Panduan Interaksi Obat

DAFTAR ISI PENGESAHAN SKRIPSI iii PERNYATAAN...v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI...

LatihanPenemuanKasusTB dan MenentukanKlasifikasiSerta TipePasien. Kuliah EPPIT 13 Departemen Mikrobiologi FK USU

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global

GE+ Disentri R/ Metronidazole 6 hari. R/ Metronidazole. R/ Metronidazole. 200 mg Q8H i.v. R/ Cotrimoxazole 2x 1 cth

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

Pembelajaran E-learning

Pembelajaran E-learning

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

Pembelajaran E-learning

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

MASALAH POLIFARMASI DAN PERESEPAN OBAT RACIKAN Rianto Setiabudy Departemen Farmakologi FKUI Sorowako,, 24 Februari 2011 1

POLIFARMASI 2

Polifarmasi dalam peresepan (1) Polifarmasi ialah penggunaan jenis obat yang melebihi kebutuhan yang wajar untuk kebutuhan penyakit pasien Misalnya: Seorang penderita tuberkulosis hanya membutuhkan rifampisin, isoniazid+ vit B6, dan pirazinamid untuk pengobatan penyakitnya Pada polifarmasi ditambahkan lagi hepato- protektor, imunostimulan,, multivitamin, Zn, antioksidan, mukolitik, dll 3

Polifarmasi dalam peresepan (2) Contoh kasus: Seorang anak perempuan umur 5 tahun (BB 19 kg) dibawa ke dokter dengan keluhan muntah2 seharian setelah makan obat flu dan malam hari mengeluh deg- degan dan tidak bisa tidur. 4

Polifarmasi dalam peresepan (3) Resep yang diperoleh dari dokter itu mengandung 4 obat: R/Fenobarbital 3 x 15 mg Parasetamol 3 x 250 mg R/Ethicef (sefadroksil)) 3 x 275 mg R/ Lesidas (loratadin)) 3 x ½ tab Teofilin 3 x 30 mg Bricasma (terbutalin)) 3 x ½ tab 5

Polifarmasi dalam peresepan (4) Transbroncho (ambroksol)) 3 x 1/3 tab Kenantist (triamsinolon + karbinoksamin maleat) ) 3 x 1/3 tab Tremenza (pseudoefedrin + triprolidin) ) 3 x 1/3 tab Lactas calcicus 3 x 25 mg R/ Kiddi Pharmaton 1 x 1 sendok teh 6

Polifarmasi dalam peresepan (5) Analisis Jumlah jenis obat: : 10 Jumlah jenis zat aktif: : 13 Obat yang mengandung antihistamin: Lesidas, Kenantist, Tremenza Obat yang menimbulkan takikardi: Bricasma, Lesidas, Tremenza (efek simpatomimetik) Obat yang dosisnya terlalu besar/kecil: parasetamol, Ethicef, teofilin, terbutalin 7

Polifarmasi dalam peresepan (6) Interaksi obat potensial: Efek sedasi: fenobarbital, Kenantist, Tremenza Efek mual: gabungan semua obat Efek takikardi: Lesidas, Bricasma, Kenantist, Tremenza Obat yang pasti diperlukan pasien ini hanya: parasetamol + Tremenza Obat yang mungkin diperlukan pasien ini: bronkodilator (1 macam saja) 8

Polifarmasi dalam peresepan (7) Kerugian akibat polifarmasi: Efek samping meningkat Potensial dapat timbul interaksi yang merugikan pasien (interaksi farmaseutik, farmakokinetik, atau farmakodinamik dinamik) Menimbulkan kekhawatiran pasien Bila timbul efek samping, sulit menentukan penyebabnya Meningkatkan biaya 9

Polifarmasi dalam peresepan (8) Pasien mengadu ke MKDKI dan atau menggugat ke pengadilan Reputasi dokter Citra RS 10

Polifarmasi dalam peresepan (9) Penyebab polifarmasi: Pengobatan satu obat untuk tiap gejala Kesulitan dalam penegakan diagnosis Dampak promosi, misalnya: Pemberian INH harus + hepatoprotektor Obat sakit kepala harus + tranquilizer Obat flu harus + imunomodulator + antibiotika Obat batuk harus + mukolitik Keluhan lambung + PPI + antagonis H2 + enzim 11

Polifarmasi dalam peresepan (10) Bagaimana mengurangi praktek polifarmasi? Komunikasi, informasi, edukasi Kebijakan pelayanan pasien terpadu antar spesialis Peran KFT, ahli farmasi klinik, spesialis farmakologi klinik Sistem 12

Polifarmasi dalam peresepan (11) Perhatian khusus diberikan pada pasien yang: Mendapat lebih dari 6-8 macam obat Usia lanjut Menderita gangguan faal hati dan atau ginjal Mendapat obat yang dikenal menimbulkan masalah interaksi obat 13

PERESEPAN RACIKAN 14

Obat racikan (1) Racikan: bisa berbentuk bubuk, kapsul, sirup, suntikan Di Indonesia: sangat sering diresepkan Di luar negeri: tidak dilarang, tetapi sangat jarangj diresepkan 15

Obat racikan (2) Mengapa dokter sering meresepkan obat puyer/racikan lainnya? Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat anak secara lebih tepat Biaya lebih murah Tidak menakutkan bagi pasien terutama bila komponen racikannya banyak sekali Kebiasaan 16

Obat racikan (3) Apa masalah yang ditimbulkan peresepan puyer? 1. Faktor kesalahan manusia 2. Stabilitas obat menurun ( mis. klavulanat, obat salut enterik, salut selaput) 3. Toksisitas obat dapat meningkat (obat lepas lambat) 4. Waktu penyediaan obat lebih lama

Obat racikan (4) 5. Efektivitas obat berkurang karena sebagian menempel pada mortar/blender atau kertas pembungkus (terutama untuk dosis kecil, mis. klorpromazin 2 mg). 6. Menimbulkan pencemaran lingkungan kronis di bagian farmasi 7. Pembuatan kurang higienis 8. Biaya pembuatan lebih mahal 18

Obat racikan (5) 9. Dokter kurang mengetahui bahwa beberapa obat susah dipuyerkan misalnya enzim 10. Memudahkan terjadinya praktek polifarmasi tanpa diketahui pasien 19

Obat racikan (5) Bagaimana mengurangi pembuatan resep racikan di Rumah Sakit? Komunikasi, informasi, edukasi (peran KFT sangat penting) Dukungan pimpinan RS Strategi: Bertahap Ada umpan balik (mis. laporan bulanan) 20

Obat racikan (6) Ilustrasi kasus mengenai faktor kesalahan manusia dalam pembuatan obat racikan: Seorang wanita 47 tahun datang ke dokter umum,, BB 50 kg, setelah batuk hebat 4 hari terutama malam hari. Ia menjalani operasi histerektomi kr. mioma uteri 14 hari yl. Pasien tampak sangat kesakitan bila batuk. Dahak putih agak berbusa. Punya riwayat asma. Pemeriksaan fisik: Wheezing ringan di kedua paru WD/ batuk dengan asma bronkial 21

Obat racikan (7) Terapi: 1. Mefinal (as. mefenamat) ) 3 x 500 mg/hari 2. - Teosal (teofilin + salbutamol) ) 2/3 tab - Kodein 8 mg - Metilprednisolon 8 mg Obat diracik dalam kapsul dan diberikan 3 x 1 kapsul/hari (hanya untuk 5 hari) 22

Obat racikan (8) Setelah makan obat 2 x pasien merasa lemas sekali dan mual. Akhirnya pasien dirawat di RS kecil dekat rumahnya dan kemudian dipindah ke RS C. Total pasien keluar masuk RS 3 kali. Yang ditemukan hanya hipokalemia moderat dan dapat dikoreksi dengan tablet KSR 3 x 1 tab/hari hari. Pasien menduga apotik salah mencampur obat dan minta apotik membelikan santunan asuransi rawat inap. Apotik lalu memanggil pengacara dan mengadukan pasien ke polisi dengan tuduhan melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan. 23

Obat racikan (9) Pasien lalu membawa sisa obat ke BPOM dan minta dianalisis. Ternyata hasilnya ialah: - Karbamazepin (++),, ibuprofeni (++) +) - Metilprednisolon (-) Sekarang pasien yang memanggil pengacara dan mengadukan apotik ke polisi dengan tuduhan melakukan kelalaian yang menimbulkan kecelakaan pada orang lain. Bagaimana dengan dokter penulis resep? 24

Obat racikan (9) Dokter dipanggil ke Polsek 3x untuk memberi keterangan selaku saksi Tetapi: Polisi juga minta IDI memberi pendapat apakah dokter juga punya kesalahan dalam peresepan dan untuk ini IDI bersidang beberapa kali dan memutuskan dokter tidak melakukan kesalahan Ada kesan kuat bahwa polisi berupaya mengubah status dokter tidak lagi sebagai saksi. 25

26

27

28

29

30

31

TERIMA KASIH 32