1 1. Check sheet 2. Flow chart 3. Pareto chart 4. Ishikawa diagram 5. Scatter Plot 6. Run Chart 7. Histogram 2 Check sheet adalah alat bantu manajemen mutu sederhana yang menyerupai tabel dan digunakan untuk mengoleksi data. bentuknya Suatu tanda yang mirip angka 1 (atau garis lurus tegak = I) biasanya ditambahkan dan dituliskan pada tabel setiap kali data dari kategori tertentu muncul dalam pemeriksaan. Pembuatan check sheet bertujuan untuk memfasilitasi pengumpulan analisa data 3
Pembuatan check sheet bertujuan untuk memfasilitasi pengumpulan analisa data TANGGAL: 1//06-1/19/06 MESIN : 1 EAST SHIFT KERJA : 1-3 PROSES: PENCETAKAN NUGGET (Pada 4 o C) No. Kategori : Rejeck Hari Kerja SE SL RB KM JM SB MG JML 1 Patah IIII I IIII IIII IIII IIII I 27 2 Retak I IIII III III III II III 20 3 Kulit mengelupas II II IIII IIII IIII IIII IIII 29 4 Bercak hitam IIII IIII IIII IIII IIII IIII IIII 35 5 Warna tidak seragam I III III IIII IIII IIII IIII 27 6 Kelebihan berat III IIII IIII IIII II II II 24 7 Lembek IIII II II IIII I I III 17 8 Bentuk tidak seragam I I IIII IIII IIII IIII IIII 27 4 Check sheet dapat dibuat kapan saja dibutuhkan adanya pencatatan data, meski demikian dalam penerapannya untuk tujuan manajemen mutu, perlu dilakukan analisa terlebih dahulu terhadap jenis kategorinya. Flowchart adalah alat bantu manajemen yang sangat bermanfaat menggambarkan alur suatu proses. Khususnya bagi suatu proses yang kompleks. Penggunaannya dalam manajemen mutu terutama untuk menggambarkan bagaimana suatu proses berjalan saat itu atau bagaimana seharusnya suatu proses berjalan setelah dilakukan perbaikan (improvement) 5 Flowchart didefenisikan sebagai representasi grafis dari suatu proses. Dimana tiap tahapan proses divisualisasikan menggunakan bentuk-bentuk geometris, sedangkan alur proses digambarkan menggunakan tanda panah yang menghubungkan tiap tahap yang diwakili oleh bentuk geometrisnya. Star Decision Point Step A Continuation 6
Jenis-jenis flowchart: a. High-level flowchart b. Detailed flowchart c. Deployment flowchart a. High-level flowchart Penerimaan Bahan baku Pemeriksaan Mutu Penyimpanan di Gudang Distribusi Bahan baku 7 b. Detailed flowchart Penerimaan Bahan baku Pemeriksaan Mutu No Sesuai Laporkan ke Purchasing Dept Yes Penyimpanan di Gudang Distribusi Bahan baku 8 c. Deployment flowchart Receiving Purchasing Quality control Warehousing Penerimaan Bahan baku Pemeriksaan Mutu No Yes Laporkan ke Purchasing Dept Sesuai Penyimpanan di Gudang Distribusi Bahan baku 9
Diagram Pareto adalah distribusi frekuensi mengenai jumlah persen kejadian yang disajikan bersama-sama dengan persen kumulatifnya. Ciri khas yaitu sumbu y merupakan persen terhadap total reject dan panyajian data dalam grafik atau diagram sekaligus menampakkan baik grafik batang dari nilai persentase masing-masing reject terhadap total reject maupun grafik garis mengenai persen kumulatifnya 10 Pembuatan diagram Pareto biasanya dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum dilakukan tindakan perbaikan dan sesudahnya. Pembuatan diagram Pareto sebelum tindakan perbaikan dengan demikian menunjukkan banyaknya reject mula-mula pada masing-masing kategori, sedangkan sesudah dilakukan tindakan penanggulangan atau tindakan perbaikan diagram Pareto menunjukkan sejauh mana penanggulangan masalah telah berhasil dilakukan. 11 Diagram ishikawa adalah grafik alat bantu manajemen (mutu) yang memaparkan dan menggambarkan sumber-sumber penyebab variasi suatu proses. Diagram ini disebut juga diagram sebab-akibat atau diagram tulang ikan. Bentuk umum diagram ishikawa adalah bentuk tulang ikan yang disertai berbagai tulang-tulang cabang dan ranting. sebagai berikut: 12
Penyebab digolongkan ke dalam 4 golongan utama yaitu:1). sumber daya manusia (SDM), 2). metoda, 3). material dan 4). mesin. Keempat penyebab utama ini juga membentuk 4 tulang ikan utama (tulang primer). Masing-masing tulang utama kemudian diuraikan menjadi tulang sekunder. Sebagai contoh pada tulang primer SDM, maka tulang sekunder terdiri dari: a). pendidikan, pengalaman dan disiplin, b). pendidikan dan keterampilan, c). prosedur kerja, lingkungan dan bonus. 14 Diagram pencar adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara dua kelompok data yang jumlahnya sama, dimana untuk setiap nilai x terdapat nilai pasangannya y. Tujuan pembuatan diagram pencar adalah untuk menunjukkan hubungan diantara 2 kelompok data. Hubungan tersebut biasanya adalah jawaban dari pertanyaanpertanyaan berikut: apakah dengan bertambahnya X, maka Y juga akan bertambah, ataukah tidak berubah (tetap) atau mungkin bahkan sebaliknya?. Namun perlu juga diingat kiranya, bahwa hubungan yang dimaksud disini belum tentu hubungan sebab akibat 15
Misalkan data hubungan penambahan asam (X) dengan hasil pengukuran nilai ph (Y) adalah sebagai berikut: X Penambahan Asam Asetat (ml) 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 Y Nilai i ph 5.0 4.8 4.5 4.5 4.3 4.3 4.1 4.0 3.7 3.7 3.4 3.2 Maka, hubungan kedua data tersebut di dalam bentuk diagram pencar akan terlihat seperti grafik: Dalam membuat hubungan antara dua kelompok data, maka perlu diperhatikan beberapa hal: 17 a. Pastikan bahwa kedua data tersebut sepadan, yaitu untuk setiap nilai x terdapat nilai y yang menjadi pasangannya. b. Periksalah pula satuan data tersebut, satuan setiap kelompok data haruslah sejenis dan proporsional, sejenis artinya semuanya sama misalnya volume (ml) atau lainnya, proporsional artinya semua satuannya dalam unit yang sama misalnya ml dan bukanlah satuan volume yang unitnya sangat besar seperti liter atau yang sangat kecil. c. Kemudian ke dalam koordinat Cartesius (koordinat sumbu x dan sumbu y) masukkanlah tiap-tiap nilai y untuk tiap nilai x.
d. Titik ini disebut titik plot, yang diperlihatkan dalam bentuk lingkaran-lingkaran kecil pada Gambar11. e. Kemudian masukkan lagi titik plot berikutnya, sampai semua pasangan data diplotkan. f. Periksalah sekali lagi plot-plot tersebut, buatlah garis pembantu untuk melihat ketepatan penempatan titik plot, misalnya pasangan nilai x = 0.1 dan nilai ph = 5, terlihat pada Gambar 11 sebagai perpotongan garis dari sumbu x = 0.1 dan sumbu y = 5. 19 Run chart adalah variasi lain dari scatter plot, yang nilai pada sumbu x-nya adalah skala waktu seperti menit, jam, hari dan sebagainya. Beda yang lainnya lagi dibandingkan dengan scatter plot adalah bahwa pada run chart titik plot biasanya dihubungkan dengan garis-garis. Run chart adalah grafik yang menvisualisasikan nilai suatu variabel terhadap waktu. 20 Misalkan data pengukuran berat susu kental manis kemasan kaleng yang disampling dan ditimbang setiap harinya pada jam yang sama adalah sebagai berikut, Anggaplah bahwa setiap hari ditarik 5 contoh dan nilai rataan yang ditabulasi: X Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Y Rataan (gr) 264 271 267 263 260 265 268 270 270 261 268 268 21
Grafik runchart akan terlihat sebagai berikut: Jika berat yang diinginkan sebagai standar proses produksi adalah 264 gram, yang juga merupakan nilai berat yang akan dicantumkan atau dituliskan pada label, ditandai di dalam run chart berupa garis lurus, maka run chart pada Gambar diatas akan terlihat seperti: 22 Jika penandaan dengan bantuan garis pada nilai tengah yaitu 264 dapat dilakukan, maka sekarang timbul pertanyaan bagaimana jika batas maksimum berat, misalkan 267 gram dan nilai minimal yang dibolehkan, misalkan: 261 gram juga ditandai di dalam grafik?. 23 Maka diperoleh Grafik diatas yang disebut control chart, yang akan dibahas lebih lanjut pada topik-topik mendatang. 24
Histogram adalah grafik yang menunjukkan distribusi frekuensi sekelompok data Misalkan jumlah reject (kaleng rusak, penyok, tak sempurna penutupannya) per hari yang disortir dalam suatu proses pengalengan selama 36 hari pengamatan adalah sebagai berikut: 25 Hari Reject Hari Reject Hari Reject Hari Reject 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 12 14 11 8 10 11 12 14 15 17 12 14 19 15 19 20 21 22 23 24 25 26 27 11 15 9 10 10 19 14 28 29 30 31 32 33 34 35 36 7 12 26 27
Histogram diatas memberikan statistik: Rata-rata =.9 Standar deviasi = 3.26 Jumlah data (hari pengamatan) =36 Nilai Rata-rata adalah nilai tengah dari histogram Standar deviasi sering disimbolkan σ (Sigma). (Rata-rata) (1x σ) =.9 3.26 = 10.64 (Rata-rata) + (1x σ) =.9 + 3.26 = 17. Kedua nilai tersebut ditunjukkan pada grafik berikut: 28 29 30
31 32 Gabungan dari Run-chart chart (bagan kendali) dan Histogram akan menghasilkan control Pada control chart, secara umum diterapkan proses 6 σ (Enam Sigma), yaitu: Batas bawah proses adalah: (Rata-rata) (3 x σ) Batas atas proses adalah: (Rata-rata) + (3 x σ) 33
1. Arpah, 2006. Alat bantu manajemen mutu pangan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan- IPB, Bogor. 34 35