Daftar Pustaka Alexeyev, V., (1963), Qualitative Analysis, Foreign Language Pub., Moscow, 96 98 Amethyst, The Silicate Class, www.galleries.com, diakses tanggal 9 Mei 2007. Amethyst, The Zeolite Group of Minerals, www.galleries.com, diakses tanggal 9 Mei 2007. Barrer, R.M., (1982), Hydrothermal Chemistry of Zeolites, Academic Press Inc, London. Barrer, R.M., (1987), Zeolite and Clay Mineral as Sorbent and Molecular Sieves, Academic Press, New York. Bell, R. G., What are Zeolites?, www.zeolit.ca, diakses tanggal 15 Mei 2007. Curtis, T., Transport and Adsorption in Nanomaterials, www.qcif.edu.au, diakses tanggal 2 Mei 2007 Erdem, E., Karapinar, N., Donat, R., (2004), The Removal of Heavy Metal Cations by Natural Zeolites, J.Coll Interface Sci., 280, 309-314 Fairbridge, R.W., (1962), The Encyclopedia of Geochemistry and Environmental Science, Vol IV A, Van Norstand Reinhold Co., New York, 748-750 Hers, C. K., (1961), Molecular Sieves, Reinhold Pub. Co., New York. Holding, B.V., Manganese-Mn, www.lenntech.com, diakses pada tanggal 2 Mei 2007 Khopkar, S. M., (2003), Konsep Dasar Kimia Analitik, Saptohardjo, B., edisi 1, Penerbit UI- Press, Jakarta, 275-285 Kipping, J.J., (1965), Adsorption from Solution of Non-Electrolytes, White Frias Press Ltd., London, 296 Levinson, R., (2000), Atomic Absorption Spectrometry, Royal Soc of Chem, Picadilly, London, 1-4 Mark, W., Manganese, www.webelements.com, diakses pada tanggal 15 Mei 2007 Mulyono, H.A.M., (2006), Kamus Kimia, edisi 1, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1-2 Mumpton, F.A., Cation-Exchange Capacity of Zeolites, www.gsaresources.com, diakses tanggal 2 Mei 2007
Trisunaryanti et al., (1996), Characterization and Modification of Indonesia Natural Zeolite and Their Properties for Hydrocracking of Parafin, Sekiyu Gakkaishi, 39(1). 27
Lampiran
A Penentuan Berat Jenis Zeolit Data ρ benzena Tabel A.1 Data penentuan berat jenis zeolit W 1 (berat piknometer kosong) W 2 (berat piknometer + benzena) W 3 (berat piknometer + zeolit) W 4 (berat piknometer + zeolit + benzena) Nilai 0,899 g/ml 9,5362 g 13,9887 g 10,2113 g 14,3527 g Penentuan ini menggunakan piknometer 10 ml pada suhu kamar (25 o C) Perhitungan berat jenis zeolit dapat dilakukan dengan memasukkan data di Tabel A.1 ke dalam persamaan A.1 menghasilkan persamaan A.2: W3 + W1 ρ = ρ zeolit ρ zeolit = benzena ( W + W ) ( W + W ) 2 3 1 4 ( 10,2113 9,5362) ( 14,9887 + 10,2113) ( 9,5362 + 14,3527)...(A.1) 0,899 = 2,17 g/ml...(a.2) 29
B Kondisi Optimum Penyerapan B.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Larutan Standar Ion Logam Mn 2+ Tabel B.1 Data kurva kalibrasi larutan standar ion logam Mn 2+ ppm Mn 2+ Absorban 0 0 2 0,117 4 0,239 6 0,325 8 0,428 10 0,501 Absorban 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 y = 0.0526x R 2 = 0.9904 0 2 4 6 8 10 12 ppm Mn(II) Gambar B.1 Kurva kalibrasi ion logam Mn 2+ B.2 Penentuan Konsentrasi Optimum dari Asam Pengaktif Zeolit Aktif Tabel B.2 Data penentuan konsentrasi optimum dari asam pengaktif zeolit M HCl W zeolit Absorban mg Mn 2+ /gram zeolit 0,5 1,0006 0,271 0,1324 1,0 1,0006 0,246 0,1436 1,5 1,0000 0,318 0,1116 2,0 1,0003 0,283 0,1272 2,5 1,0008 0,295 0,1227 Konsentrasi awal Mn 2+ sebesar 10 ppm, dengan volume 25 ml 30
B.3 Penyerapan Ion Logam oleh Zeolit Aktif dan non-aktif Tabel B.3 Data penyerapan ion logam oleh zeolit aktif dan non-aktif Adsorben mg Mn 2+ /gram zeolit Zeolit aktif 0,4303 Zeolit non-aktif 0,1450 Konsentrasi awal Mn 2+ sebesar 20 ppm, dengan volume 20 ml B.4 Penentuan Waktu Penyerapan Optimum Ion Logam Mn 2+ Tabel B.4 Data penentuan waktu penyerapan optimum ion logam Mn 2+ Waktu W zeolit Absorban mg Mn 2+ /gram zeolit 0,5 jam 1,0002 0,233 0,3170 1,0 jam 1,0000 0,282 0,3000 1,5 jam 1,0003 0,263 0,3063 2,0 jam 1,0002 0,246 0,3124 2,5 jam 1,0003 0,200 0,3287 3,0 jam 1,0000 0,212 0,3245 3,5 jam 1,0003 0,196 0,3301 4,0 jam 1,0002 0,210 0,3252 Konsentrasi awal Mn 2+ sebesar 20 ppm, dengan volume 20 ml B.5 Penyerapan Ion Logam Mn 2+ dalam Kondisi Netral dan Asam Tabel B.5 Data penyerapan ion logam Mn 2+ dalam kondisi netral dan asam Kondisi W zeolit Absorban mg Mn 2+ /gram zeolit Asam 1,0003 0,360 0,2718 Netral 1,0002 0,525 0,2131 Konsentrasi awal Mn 2+ sebesar 20 ppm, dengan volume 20 ml 31
B.6 Penentuan Konsentrasi Asam untuk Kondisi Penyerapan Ion Logam Mn 2+ oleh Zeolit Tabel B.6 Data konsentrasi asam untuk kondisi penyerapan ion logam Mn 2+ oleh zeolit M HCl W zeolit Absorban mg Mn 2+ /gram zeolit 0,05 1,0002 0,277 0,3014 0,10 1,0004 0,255 0,3091 0,15 1,0002 0,291 0,2964 0,20 1,0001 0,357 0,2729 0,25 1,0003 0,301 0,2928 0,30 1,0004 0,329 0,2828 0,35 1,0000 0,318 0,2868 0,40 1,0005 0,309 0,2899 0,50 1,0006 0,316 0,2874 Konsentrasi awal Mn 2+ sebesar 20 ppm, dengan volume 20 ml 32
2+ C Penentuan Kapasitas Penyerapan Ion Mn pada Kondisi- Kondisi Optimum Tabel C.1 Data penentuan kapasitas penyerapan ion Mn 2+ pada kondisi-kondisi optimum ppm Mn 2+ W zeolit mg Mn 2+ /gram zeolit 5 1,0002 0,1000 10 1,0001 0,1897 20 1,0004 0,2899 30 1,0006 0,4523 40 1,0001 0,4544 50 1,0000 0,4516 60 1,0002 0,4447 70 1,0002 0,4419 80 1,0003 0,3627 90 1,0000 0,4157 100 1,0003 0,4507 Perhitungan penentuan daya serap zeolit dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan C.1 di bawah ini: Daya serap zeolit = Vawal 1000 W ( C C ) awal zeolit akhir...(c.1) 33
D Jenis-Jenis Zeolit Tabel D.1 Tabel Jenis-Jenis Zeolit No Jenis Zeolit Rumus Molekul 1. Mordenit (Ca, Na 2 ) Al 2 Si 9 O 22. 6H 2 O 2. Heulandit (Ca, Na 2 ) Al 2 Si 6 O 16. 5H 2 O 3. Epistilbit (Ca, Na 2 ) Al 2 Si 6 O 16. 5H 2 O 4. Brewsterit (Sr, Ba, Ca) Al 2 Si 6 O 16. 5H 2 O 5. Ptiolit (Ca, K 2, Na 2 ) Al 2 Si 10 O 24. 5H 2 O 6. Flokit (Ca, N 2 ) Al 2 Si 9 O 22. 6H 2 O 7. Ferierit (RO) Al 2 Si 10 O 25. 6H 2 O; RO = MgO, Na 2 O atau H 2 O 8. Wellsit (Ba, Ca, K 2 ) Al 2 Si 3 O 10. 3H 2 O 9. Filipsit (Ca, K 2 ) Al 2 Si 4 O 12. 4,5H 2 O 10. Harmotom (Ba, K 2 ) Al 2 Si 5 O 14. 6H 2 O 11. Stilbit (Ca, Na 2 ) Al 2 Si 6 O 16. 6H 2 O 12. Stellerit Ca Al 2 Si 7 O 18. 7H 2 O 13. Gismondit (Ca, K 2 ) Al 2 Si 2 O 8. 4H 2 O 14. Laumontit (Ca, Na 2 ) Al 2 Si 4 O 12. 4H 2 O 15. Laubanit Ca 2 Al 2 Si 5 O 44. 6H 2 O 16. Kabasit (Ca, Na 2 ) Al 2 Si 4 O 12. 6H 2 O 17. Gmenlinit (Ca, Na 2 ) Al 2 Si 4 O 12. 6H 2 O 18. Levynit Ca Al 2 Si 3 O 10. 5H 2 O 19. Analsit Na 2 Al Si 2 O 6. H 2 O 20. Faujasit (Ca, Na 2 ) Al 4 Si 10 O 28. 20H 2 O 21. Natrolit Na 2 Al 2 Si 3 O 10. 2H 2 O 22. Skolesit Ca Al 2 Si 3 O 10. 3H 2 O 23. Mesolit Ca Al 4 Si 6 O 20. 6H 2 O 24. Edingtonit Ba Al 2 Si 3 O 10. 3H 2 O 25. Gonnardit (Ca, Na 2 ) 2 Al 2 Si 5 O 15. 5,5H 2 O 26. Tomsonit (Ca, Na 2 ) Al 2 Si 2 O 8. 2,5H 2 O 27. Hidrotomsonit (H 2, Ca, Na 2 ) Al 2 Si 2 O 8. 5H 2 O 28. Eselit (Ca, Na 2 ) Al 4 Si 3 O 14. 4H 2 O 29. Erionit (Ca, K 2, Na 2 ) Al 2 Si 6 O 16. 6H 2 O 30. Hidronefelin (H, Na 2 ) Al 3 Si 3 O 12. 3H 2 O 31. Dasiardit (Ca, K 2, Na 2 ) Al 3 Si 3 O 12. 3H 2 O 32. Bavenit Ca 3 Al 2 Si 6 O 18. H 2 O 34
E Saringan dan Derajat Halus Serbuk Saringan dibuat dari kawat logam atau bahan lain yang sesuai, dengan penampang melintang yang sama di seluruh bagian. Jenis saringan dinyatakan dengan nomor saringan (lebih dikenal dengan istilah mesh) yang menunjukkan jumlah lubang tiap inci, dihitung searah dengan panjang kawat. Nomor Saringan (mesh) Lebar Nominal Lubang (mm) Tabel E.1 Jenis-jenis saringan Garis Tengah Nominal Kawat (mm) Perbandingan Kira-Kira Jumlah Luas Lubang Terhadap Luas Saringan (%) Penyimpangan Rata- Rata Maksimum Lubang (%) 5 3,350 1,730 43 3,2 8 2,000 1,175 340 3,3 10 1,680 0,860 44 3,3 22 0,710 0,445 38 3,9 25 0,600 0,416 35 4,2 30 0,500 0,347 35 4,4 36 0,420 0,286 35 4,5 44 0,355 0,222 38 4,8 60 0,250 0,173 35 5,2 85 0,180 0,119 36 5,6 100 0,150 0,104 35 6,3 120 0,125 0,087 35 6,3 150 0,105 0,064 39 7,0 170 0,090 0,059 36 7,3 200 0,075 0,052 35 8,1 300 0,053 0,032 39 9,1 Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor, ini dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui saringan dengan nomor tersebut. Sedangkan jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan 2 nomor, maka semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah (tanda - ) dan tidak lebih dari 40% yang melalui pengayak dengan nomor tertinggi (tanda +). Dalam beberapa hal digunakan juga istilah umum untuk menyatakan derajat halus serbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak (mesh), yaitu sebagai berikut: serbuk sangat kasar : -5, +8 serbuk kasar : -10, +40 serbuk agak kasar : -22, +60 35
serbuk agak halus : -44, +85 serbuk halus : -85, +120 serbuk sangat halus : -200 36