TIN310 - Otomasi Sistem Produksi Materi #3 Ganjil 2015/2016 TIN310 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR PROSES MANUFAKTUR

SISTEM KONTROL INDUSTRI PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

PERTEMUAN #7 SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

Kategori Dasar Industri

Elemen Dasar Sistem Otomasi

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

Ratih Wulandari, ST., MT

SISTEM KONTROL KONTINU DAN DISKRIT

PERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC.

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Week 11 SIA SIKLUS PRODUKSI. Awalludiyah Ambarwati

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tuntutan Sistem Produksi Maju

BAB I PROSES MANUFAKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi Materi #2 Ganjil 2016/2017 TIN310 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

Manajemen Operasional PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

PERTEMUAN #10 KONTROL NUMERIK 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

SISTEM KENDALI INDUSTRI (INDUSTRIAL CONTROL SYSTEM)

KONSEP DASAR OTOMASI PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

Prime Costs. Prime Costs. Direct Materials. Direct Labor + = 2003 Prentice Hall Business Publishing, Cost Accounting 11/e, Horngren/Datar/Foster 2-1

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap

TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

Manajemen Industri Perikanan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PROSES MANUFAKTUR

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

BAB I FUNGSI OPERASI 1.1. Definisi Manajemen Operasi

Addr : : Contact No :

Modul III: Analisis Sistem Manufaktur

Pemodelan dan Simulasi Proses Produksi PT. Sermani Steel untuk Peningkatan Laju Produksi dan Utilisasi Mesin

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS

Bagian Assembly Chart

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R

Minggu 11: Perencanaan Kegiatan Produksi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi kepuasan dan memenuhi

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

Pengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14

B A B I I LANDASAN TEORI

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

TABEL 2 KONVERSI BIDANG STUDI SECARA TIDAK LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MANAJEMEN PRODUKSI. Drh. Isnardono MM LEMBAGA PELATIHAN KERJA MANAJEMEN WIRAUSAHA DAN PRODUKTIVITAS PBM TAHUN 2015

Teknik Manufaktur I (TMS205ME) Dosen: Dr. Hendri Yanda, MSc. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik - Universitas Andalas Sem Ganjil TA 2013/2014

Bahan Ajar SISPRO MAHOP :) 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 3 LEAN PRODUCTION SYSTEM

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2011

DAFTAR PENYESUAIAN/KONVERSI BIDANG STUDI SERTIFIKASI SEBELUM DAN SETELAH 2009

Stok yang disimpan untuk. mendatang. Pertanyaan: barang atau jasa?

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONTROL NUMERIK. TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c.

Perancangan Proses Produksi Penanganan Bahan dan Perancangan Tata Letak Fasilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PENANGANAN MATERIAL

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

PERANCANGAN PROSES 81

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) PADA PROTOTIPE MESIN PEMISAH SAMPAH MATERIAL FERROMAGNETIK DAN NON FERROMAGNETIK

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja

Djoko Marsudi Inst.Patologi Klinik RSUD Dr.Soetomo LOGO

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi 4 Ganjil 2015/2016 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju perkembangan dan pertumbuhan ilmu. pengetahuan teknologi harus diimbangi dengan pengembangan sumber

KOMPUTER dan INDUSTRI

DAFTAR NAMA KOMPETENSI KEAHLIAN (PROGRAM KEAHLIAN) UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KOMPETENSI KEAHLIAN

Perencanaan Produksi SAP ERP

Perancangan Tata Letak

Perencanaan Kebutuhan Material (MRP)

BAB I KONSEP DAN MODEL DASAR SISTEM OTOMASI

Systematic Layout Planning

Transkripsi:

Materi #3 TIN310 OTOMASI SISTEM PRODUKSI Definisi Manufaktur 2 Manufaktur dapat didefinisikan sebagai aplikasi proses fisik dan proses kimia untuk merubah geometri, sifat-sifat, dan/atau penampilan material dasar menjadi part-part atau produk; Manufaktur juga termasuk penyambungan berbagai part untuk membuat produk rakitan; Ada dua alternatif definisi manufaktur yaitu: Sebagai suatu proses teknologi, dan Sebagai suatu proses ekonomik. 6623 - Taufiqur Rachman 1

Manufaktur Sebagai Suatu Proses Teknologi 3 Untuk menyelesaikan suatu proses manufaktur dibutuhkan mesin (machinery), perkakas (tools), daya (power), dan tenaga kerja (labor); Proses manufaktur hampir selalu dilaksanakan dalam suatu urutan tahapan operasi; Setiap tahapan operasi akan membuat material mendekati bentuk akhir yang diinginkan; Dalam setiap tahapan operasi juga akan dihasilkan scrap dan/atau limbah. Starting material Machinery Tools Power Labor Completed part or products Manufacturing process Scrap and/or waste Manufaktur Sebagai Suatu Proses Ekonomik 4 Manufaktur adalah proses pengolahan material dasar menjadi material akhir yang memiliki nilai tambah (value added) dengan satu atau lebih operasi proses dan/atau perakitan. Contoh : Manufacturing Pasir dirubah menjadi gelas, Bijih besi dirubah menjadi baja, Plastik dibentuk menjadi suatu produk, Dsb. Starting material process Material in processing Value added Completed part or products 6623 - Taufiqur Rachman 2

Industri Manufaktur 5 Industri terdiri dari perusahaan dan organisasi yang menghasilkan atau mensuplai barang-barang dan jasa. Industri dapat di klasifikasikan sebagai berikut : Industri primer, Industri sekunder, dan Industri tersier. Klasifikasi Industri 6 Industri primer Industri yang mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam seperti pertanian, perikanan, pertambangan, dll. Industri sekunder Industri yang mengolah hasil dari industri primer menjadi barangbarang konsumsi (consumer goods) dan barang-barang dasar (capital goods). Kegiatan utama pada industri sekunder ini adalah manufaktur, termasuk keperluan konstruksi dan daya. Industri tersier Industri yang bergerak dalam sektor pelayanan perekonomian, seperti perbankan, asuransi, hotel, dll. 6623 - Taufiqur Rachman 3

Bidang Klasifikasi Industri 7 Primer Sekunder Tersier pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan, perminyakan, dll. logam dasar, otomotif, bahan bangunan, komputer, elektronik, dll. perbankan, komunikasi, pendidikan, hotel, asuransi, dll. Klasifikasi Industri Manufaktur 8 Industri proses Meliputi industri kimia, farmasi, petroleum, logam dasar, makanan, sayur-sayuran, pembangkit tenaga listrik; Industri produk diskrit (discrete product industries) Meliputi otomotif, pesawat terbang, peralatan, komputer, permesinan, dan komponenkomponen (part) yang akan dirakit. 6623 - Taufiqur Rachman 4

Operasi Produksi Dalam Industri 9 Produksi kontinu (continuous production) Dilakukan bila peralatan industri yang digunakan khusus hanya untuk produk yang dibuat, dan keluaran produknya dihasilkan tanpa interupsi (continue). Produksi kelompok (batch production) Dilakukan bila material diproses dalam takaran atau jumlah tertentu, dimana diperlukan interupsi diantara batch dengan batch berikutnya. Gambar Operasi Produksi 10 Input is continuous Procces Output is continuous a) produksi continue dalam industri proses, Input = discrete units Input = batches (a) Procces (b) Procces (c) Output = discrete units Output = batches b) produksi continue dalam industri produk discrete, c) produksi kelompok (batch) dalam industri proses, Input = batches Batch Procces (d) Batch Output = batches d) produksi kelompok (batch) dalam industri produk discrete. 6623 - Taufiqur Rachman 5

Produk Akhir Industri 11 Consumer goods Adalah produk-produk yang dibeli langsung oleh konsumen dan diguna-kan untuk keperluan pribadi, seperti mobil, komputer personal, televisi, radio, raket tenis, dsb. Capital goods Adalah produk-produk yang dibeli langsung oleh perusahaan untuk menghasilkan barang-barang atau pelayanan, seperti mesin perkakas, main frame computer, peralatan konstruksi, pesawat terbang dsb. Kegiatan Utama Manufaktur 12 Terdapat beberapa kegiatan utama yang harus dilakukan untuk merubah material dasar menjadi suatu produk diskrit, yaitu : Operasi pemrosesan dan perakitan, Penanganan material (material handling), Inspeksi dan pengujian, Koordinasi dan pengendalian. 6623 - Taufiqur Rachman 6

Operasi Pemrosesan 13 Merubah benda kerja dari suatu bentuk ke bentuk yang lain mendekati bentuk akhir produk yang diinginkan, sehingga memiliki nilai tambah dengan merubah geometri, sifat-sifat, maupun penampilan benda kerja. Terbagi atas 3 kelompok: Proses pembentukkan (shaping processes), Proses untuk memperbaiki sifat-sifat (property enchancing processes), dan Operasi pemrosesan permukaan (surface processing operations). Proses Pembentukan 14 Terbagi atas 4 kelompok: Penuangan dan pencetakan, Pemrosesan partikel/metalurgi serbuk, Proses deformasi, Proses pelepasan material. 6623 - Taufiqur Rachman 7

Proses Memperbaiki Sifat 15 Yaitu suatu proses untuk memperbaiki sifat mekanik atau fisik suatu benda kerja, dikenal sebagai proses perlakuan panas (heat treatment). Operasi pemrosesan permukaan meliputi : Pembersihan (cleaning), dengan proses kimia atau proses mekanik untuk membersihkan kotoran, minyak, atau kotoran lain dari permukaan; Perlakuan permukaan (surface treatment), yaitu untuk memperbaiki sifat mekanik dengan mengeraskan bagian permukaan benda kerja; Proses pelapisan dan deposisi film (coating and film depotition), proses dengan menambahkan lapisan atau mendeposisikan unsur pelapis pada permukaan benda kerja untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi dan memperbaiki penampilan. Operasi Perakitan 16 Terbagi atas 2 kelompok, yaitu: Proses penyambungan permanen Proses penyambungan mekanik Seperti: pengelasan, brasing dan penyolderan, serta adhesive bonding; Seperti: pengencangan dengan ulir (sekrup, mur, baut), pengencangan permanen (rivet, press fitting). 6623 - Taufiqur Rachman 8

Storage Material Handling & 17 Membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan waktu pemrosesan; Merupakan sumber sebagian besar biaya tenaga kerja; Perlu dikendalikan agar dapat dilaksanakan seefisien mungkin. Time in factory Time on machine Time on machine Cutting Loading, positioning, gaging, etc. Moving and waiting 5 % 95 % 30 % 70 % 18 Inspeksi, Pengujian, Koordinasi & Pengendalian Inspeksi merupakan kegiatan pengendalian mutu. Tujuan inspeksi adalah untuk mengetahui apakah produk manufaktur tersebut sudah sesuai dengan standar desain dan spesifikasi. Pengujian pada umumnya dilakukan untuk mengetahui fungsi dari produk akhir. Kegiatan koordinasi dan pengendalian meliputi level proses dan level manajemen pabrik. Pengendalian pada level proses meliputi pencapaian tujuan-tujuan kinerja proses. Pengendalian pada level pabrik meliputi keefektifan pemakaian tenaga kerja, pemeliharan peralatan, penanganan material, pengendalian inventaris, skedul pengapalan produk, dan biaya pengoperasian pabrik. 6623 - Taufiqur Rachman 9

Performansi Sistem Manufaktur 19 Manufacturing Lead Time (MLT) Work in process Machine utilization Throughput Capacity Flexibility Performability Quality Manufacturing Lead Time (MLT) 20 Waktu Total Manufaktur/Manufacturing Lead Time (MLT) adalah waktu total yang dibutuhkan untuk memproses suatu part atau produk dalam pabrik; Produksi pada umumnya terdiri dari satu seri pekerjaan pemrosesan secara individu dan operasi perakitan; Diantara operasi-operasi tersebut terdapat kegiatan non-produktif seperti penanganan material, penyimpanan, inspeksi, dll; Terbagi dalam 2 jenis kegiatan utama yaitu: Elemen-elemen operasi meliputi semua kegiatan pada saat bendakerja berada pada mesin; Elemen-elemen non-operasi meliputi penanganan material, penyimpanan, inspeksi, dan sumber keterlambatan lain ketika benda kerja tidak berada pada mesin. 6623 - Taufiqur Rachman 10

Persamaan MLT 21 Dimana: MLT = waktu total manufaktur (min) T sui = waktu setup untuk operasi ke-i (min) Q = jumlah part atau produk yang akan diproses (pcs) T oi = waktu operasi untuk operasi ke-i (min/pcs) T noi = waktu non-operasi yang terkait operasi ke-i (min) i = urutan operasi dalam pemrosesan (i = 1, 2, 3,, n m ) Penyederhanaan Persamaan MLT 22 Untuk menyederhanakan perhitungan dianggap semua waktu setup, waktu operasi, dan waktu-waktu nonoperasi adalah sama untuk mesin-mesin (n m ) sehingga persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut: MLT = n m x (T su + QT o + T no ) Dimana: MLT = waktu total manufaktur (min) T su = waktu setup (min) Q = jumlah part atau produk yang akan diproses (pcs) T o = waktu operasi (min/pcs) T no = waktu non-operasi (min) 6623 - Taufiqur Rachman 11

Contoh Soal MLT 23 Suatu part diproduksi dalam ukuran batch 100 unit dan harus dikerjakan melalui 5 operasi untuk menyelesaikan pemrosesan. Waktu setup rata-rata adalah 3 jam/operasi, dan waktu operasi ratarata per mesin adalah 6 menit (0,1 jam). Waktu non-operasi rata-rata karena penanganan, keterlambatan, inspeksi, dan sebagainya adalah 7 jam. Hitung berapa hari waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan batch tersebut bila dianggap pabrik dioperasikan selama 8 jam kerja per hari. MLT = n m x (T su + QT o + T no ) = 5 x (3 + {100 x 0,1} + 7) = 100 jam Jadi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan batch adalah ( Rate Laju Produksi (Production 24 Laju produksi pada proses manufaktur secara individu atau operasi perakitan pada umumnya dinyatakan dalam part atau produk per jam dengan simbol R p Laju produksi ditentukan untuk tiga jenis produksi, yaitu : produksi kecil (job shop production), produksi kelompok (batch production), dan produksi masal (mass production). 6623 - Taufiqur Rachman 12

Persamaan Batch Production 25 Harga Q menyatakan jumlah produk yang harus dipro-duksi, dan bila terdapat laju skrap yang cukup berarti (dinyatakan dengan q), maka persamaan menjadi: Dengan membagi waktu batch dengan jumlah batch, maka akan diperoleh waktu produksi rata-rata (T p ): Laju produksi rata-rata untuk mesin tersebut adalah kebalikan dari waktu produksi rata-rata, yaitu : Persamaan Job Shop & Mass Production 26 Pada Job Shop, bila Q = 1, maka waktu produksi per unit adalah: Pada mass production, ukuran Q sangat besar sehingga persamaan dapat dituliskan: Dimana dapat diabaikan Dengan demikian laju produksi sama dengan laju siklus mesin R c (kebalikan dari waktu operasi) setelah produksi dimulai, sehingga diproleh persamaan: 6623 - Taufiqur Rachman 13

Komponen Waktu Operasi 27 Waktu operasi (T o ) adalah waktu selama benda kerja berada pada mesin, tetapi tidak semua waktu tersebut produktif. Waktu operasi untuk suatu operasi pemesinan terdiri dari tiga elemen, yaitu: waktu pemesinan sesungguhnya (T m ); waktu penanganan material (T h ); waktu penanganan perkakas (T th ). Dengan demikian persamaan waktu operasi dapat dituliskan sebagai berikut : Contoh Soal Laju Produksi 28 Dalam suatu proses pembuatan part dibutuhkan waktu setup 3 jam. Untuk setiap part membutuhkan waktu pemesinan 2,5 menit, waktu penanganan material 3 menit, dan waktu penanganan perkakas 30 detik. Berapakah kenaikan laju produksi bila ukuran batch dinaikkan dari 50 menjadi 100 part. Diketahui: T su = 3 jam ; T m = 2,5 min/part T h = 3 min/part ; T th = 30 sec/part = 0,5 min/part Sehingga waktu operasi per part: 6623 - Taufiqur Rachman 14

Jawaban Contoh Soal Laju Produksi 29 Waktu produksi: Batch 50 part Batch 100 part Waktu produksi: Maka laju produksi: Maka laju produksi: Strategi & Dampak Otomasi 30 Strategi otomasi 1. Spesialisasi operasi 2. Operasi kombinasi 3. Operasi serentak 4. Integrasi operasi 5. Fleksibilitas ditingkatkan 6. Penanganan material disempurnakan 7. Pengawasan pada lini 8. Pengendalian proses dan optimisasi 9. Pengendalian operasi pabrik 10. Manufaktur terintegrasi komputer *) T o = waktu operasi ( proses atau rakitan), T no = waktu nonoperasi, T no = waktu penanganan bendakerja, n m = jumlah mesin yang dilewati part, Mengurangi T o Mengurangi n m, T h, T no Dampak *) Mengurangi n m, T o, T h, T no Mengurangi n m, T h, T no Mengurangi T su, MLT, WIP, meningkatkan U Mengurangi T su, MLT, WIP Mengurangi T no, q Mengurangi T o, q Mengurangi T no, MLT, meningkatkan U Mengurangi MLT, waktu desain, waktu perencanaan produksi; meningkatkan U MLT = waktu total manufaktur, WIP = benda kerja dalam proses (wor-in-process, q = laju sekrap atau laju kerusakan, U = utilisasi (pemanfaatan). 6623 - Taufiqur Rachman 15

6623 - Taufiqur Rachman 31 6623 - Taufiqur Rachman 16