Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Jumlah Peserta Diklat Melalui e-learning dan Jumlah Auditor yang Tersertifikasi

Sistem Pendataan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi

Sistem Kesehatan Daerah (Siskesda) di Kabupaten Wonosobo

SOP Pelaporan Gratifikasi dan Aplikasi Pelaporan Gratifikasi Secara Online

Diklat Aparat Desa Melalui Mobile Training

Penyelarasan Arsitektur Informasi Kinerja dan Pengintegrasian Data Pelaporan

Prioritas Kebijakan Pemda Untuk Optimalisasi PATEN

e-msa (Elektronik Monitoring Serapan Anggaran) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Optimalisasi JRA Untuk Peningkatan Akses Informasi Publik

Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan

Stakeholder Mendukung, UPT Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Optimal

Pelayanan Administrasi Kepegawaian Secara Elektronik di Lingkungan Puslabfor Bareskrim POLRI

Peningkatan Kualitas Penelitian dan Pengembangan Kependudukan

Resort Based Management Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi

Pembinaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca

Rightsizing Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik

Sistem Pembayaran Online Pajak Daerah Kota Cimahi

Sistem Pendayagunaan Hasil Litbang Sumatera Selatan

Kurikulum Diklat Pertanian Model On Farm/Off Farm

Produk Pertanian Berdaya Saing di Magelang

1/6 INTEGRASI NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN (NIK) DALAM VERIFIKASI OBYEK PBB-P2 UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG

Pengalihan Penerapan Akuntansi Berbasis Kas Kepada Akuntansi Berbasis Akrual Pada Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Metro

Peningkatan Kinerja UPT RS Paru Batu Dalam Pelaksanaan Program P2TB (Pengendalian Penyakit Tuberkulosa)

Gerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah

Program Optimalisasi Pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan Kota Depok

Kebijakan Diklat Satu Pintu

Sistem Kerja, Kompetensi dan Budaya Kerja Berorientasi Kualitas

Green Hospital Berbasis Kearifan Lokal RSUD Wates

1/6 SISTEM PELAYANAN INFORMASI BELANJA LANGSUNG SECARA ONLINE DI KOTA TEGAL

1/8 Implementasi Sistem Manajemen Dokumen secara Elektronik untuk Mempercepat Terwujudnya Egovernment di Kabupaten Boyolali

1/6 PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN DALAM PENYELENGGARAAN PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN SECARA TERPADU DI PROVINSI JAWA TENGAH

Sistem Aplikasi Arsip Elektronik Kepegawaian

Pengaturan Akses Serta Penyelenggaraan Pelayanan dan Pembiayaan KB MOP dan MOW di Kota Salatiga

Program Pelayanan Komprehensif Peduli Ibu dan Anak ( Pelayanan Peduli Bunda )

Pengubahan Mindset Masyarakat Dalam Pemanfaatan Tembakau

1/7 PENGEMBANGAN JEJARING KERJA DALAM RANGKA PERCEPATAN PENANGANAN PASCA BENCANA DI KABUPATEN CILACAP

Penguatan Kelembagaan Jasa Keuangan Badan Kredit Kecamatan (BKK) Jawa Tengah

Family Gathering Terpadu RSJ Grhasia Yogyakarta

Penerapan Budaya Kerja 5 R di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

a. Menyiapkan bahan pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah dibidang perindustrian dan perdagangan;

Latar Belakang. Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 dan Undang-Undang 23 Tahun 2014 serta dalam rangka optimalisasi penanganan kawasan

: Kasi. Pendataan, Pengaduan dan Evaluasi pada Dinas Penanaman Modal, PTSP, dan Tenaga Kerja Kab. Batang : Pemerintah Kabupaten Batang

Latar Belakang. Manfaat

1/10 MEMBANGUN LAYANAN SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG ( SIMTARU ) DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat, dan pesatnya perkembangan teknologi. Berdasarkan data

Latar Belakang. Manfaat. Manfaat dari perubahan ini adalah:

Disampaikan pada Seminar Membuka Sumbatan Investasi Efisiensi Energi di Indonesia: Tantangan dan Peluang Kebijakan dan Regulasi

DAFTAR PERUSAHAAN (TDP) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN TEMANGGUNG

Penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UN CBT)

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)

1/8 PENDATAAN KEMATIAN PENDUDUK UNTUK PERCEPATAN PENERBITAN AKTA KEMATIAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KEBUMEN.

IMPLEMENTASI APLIKASI KENAIKAN GAJI BERKALA OTOMATIS DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN KEPEGAWAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

Kolaborasi Program Contra War dan Sutera Emas

Kegiatan Prioritas Tahun 2010

COGENERATION TECHNOLOGY APPLICATION FOR ENERGY CONSERVATION

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) B2TKE TAHUN 2016

Keterlibatan Peran Adat & Letigasi (Proses Hukum) Dalam Penyelesaian Konflik Pertanahan Biak Numfor

VIII. Target Fisik Kegiatan yang Dilaksanakan :

1/7 SISTEM KOLABORASI PERUNDANG-UNDANGAN DAERAH DI KOTA MAGELANG

TRI WULAN BELANJA LANGSUNG

1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi kelayakan..., Arde NugrohoKristianto, FE UI, Universitas Indonesia

1/13 PEMBENTUKAN SATLINMAS INTI SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN KETERTIBAN UMUM DAN KETENTERAMAN MASYARAKAT SERTA PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN PATI

1/10 UBERLING Pengujian Kendaraan Bermotor Keliling Guna Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Boyolali

1/13 SINTEM INFORMASI KESIAPSIAGAAN SOSIAL (SIKESOS) TANGGAP DARURAT BENCANA ALAM DI KABUPATEN PEMALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

Latar Belakang. Manfaat. a. Bagi Stakeholders/ Pengguna. - Meningkatnya peran serta dan kepedulian masyarakat terhadap ibu hamil dan ibu nifas;

Materi Paparan Menteri ESDM

2017, No Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Baja Batangan untuk Keperluan Umum secara Waj

Keputusan Presiden No. 43 Tahun 1991 Tentang : Konservasi Energi

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

50001, BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap

Nama Diklat : Diklatpim Tingkat IV Angkatan CI Tahun : 2017 Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota Cluster inovasi : P2A & KB

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

1/11 APLIKASI PENGELOLAAN DATA KEPEGAWAIAN TERINTEGRASI PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BANJARNEGARA

1/12 COLABORATIVE MANAGEMENT UNTUK KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI KABUPATEN PEMALANG

1/11 PERCEPATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEGIATAN PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA BERBASIS APLIKASI DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG

1/9 TRANSFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT BERBASIS APLIKASI PELAYANAN ON LINE DI RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN

2. Peningkatan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Program melalui aplikasi secara online

KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA BATANG URU MERUBAH AIR MENJADI LISTRIK. Ir. Linggi. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan S A R I

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

1/5 pengelolaan kearsipan di dinas lingkungan hidup kabupaten purbalingga

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL

OPSI NUKLIR DALAM BAURAN ENERGI NASIONAL

1/7 Pengelolaan Sistem Informasi Database Berbasis Web di Kecamatan Pontianak Timur Kota Pontianak

RENSTRA B2TKE

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

No NAMA PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp.) KELUARAN KEGIATAN VOLUME KET

1/10 Model Layanan Pengaduan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo

1/9 PENUNTASAN ANAK USIA SEKOLAH TIDAK SEKOLAH (AUSTS) JENJANG PENDIDIKAN SD MELALUI DANA STIMULAN BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN PURBALINGGA

1/5 Validasi Data Pindah Datang Penduduk Berbasis Teknologi Informasi di Kota Surakarta

2015, No Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 44/M-IND/ PER/9/2013 tentang Penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan

1/11 Transparansi dan sinergitas pengelolaan Desa Desa (DD) d Kecamatan Bawang Kabupaten Batang

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

SIH Standar Industri Hijau

Transkripsi:

Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi Nama Inovasi Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi Produk Inovasi Advokasi Kebijakan Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri Sebagai Bagian dari Program Energi Nasional Penggagas Dr. Ir. Soni Solistia Wirawan, M.Eng Kelompok Inovator Kementrian / Lembaga Gambar Ilustrasi 1 / 5

Deskripsi 2 / 5

Aplikasi kogenerasi membuka peluang penghematan energi sampai dengan sekitar 13 ribu GWh per tahun dan sekaligus memberikan manfaat pengurangan CO2 sekitar 10,1 juta ton per tahun. Efisiensi pada sektor industri dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan sistem kogenerasi (co-generation) atau dikenal sebagai sistem Combined Head and Power (CHP). Sistem CHP merupakan suatu pendekatan dalam penerapan teknologi dimana energi listrik dan energi panas dihasilkan dalam satu sistem terintegrasi. Metode konvensional yang dihasilkan panas dan listrik secara terpisah memiliki efisiensi terpadu sebesar 35 40%, sementara sistem CHP efisiensi energinya dapat mencapai 80%. Peluang penghematan energi dari aplikasi teknologi kogenerasi sangatlah besar. Dari kajian yang telah dilakukan BPPT dengan mengaplikasikan teknologi kogenerasi di mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Tenaga Gas (PLTMG), serta tyrbin gas (PLTG) di pembangkit PLN saja, aplikasi kogenerasi membuka peluang penghematan energi sampai dengan sekitar 13 ribu GWh per tahun dan sekaligus memberikan manfaat pengurangan CO2 sekitar 10,1 juta ton per tahun. Potensi tersebut secara eknonomi memberikan penghematan di PLN sebesar Rp. 14,01 Trilyun/tahun, dengan asumsi proyeksi biaya pokok penyediaan PLN rata-rata tahun 2014 sebesar Rp. 1.078/KWh. Sedangkan untuk industri, pemanfaatan teknologi kogenerasi untuk mendaur ulang panas buang, diidentifikasi berpotensi menghemat energi sampai dengan 13,8 ribu GWh pertahun sekaligus memberikan pengurangan emisi CO2 sekitar 10,7 juta ton per tahun. Potensi ini menawarkan penghematan pada sektor industri di Indonesia sebesar Rp. 15,34 Trilyun/tahun dengan tarif dasar industri rata-rata per Oktober 2013 sebesar Rp. 1.112/KWh sehingga sejalan dengan Program Energi Nasional dan sejalan dengan rencana induk Konservasi Energi Nasional. Stakeholders yang terlibat dalam proyek perubahan ini adalah BPPT, Kementerian PPN/Bappenas, Kemristek, Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup, PLN, UNDP, Asosiasi dari sektor industri terkait. Jenis Inovasi Metode Nama Instansi BPPT Unit Instansi Balai Besar Teknologi Energi BPPT Tahun Inisiasi 2013 Tahun Implementasi 2014 Faktor Pendorong Faktor pendorong berhasilnya Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri adalah 1. Dukungan multi stakeholder secara penuh baik dari BPPT, Bappenas, KESDM, Usaha industri, PLN, UNDP, KLH, Kemenristek, Kemenperin, dan lain-lain 2. Cadangan energi panas dan energi listrik yang tersedia untuk teknologi kogenerasi 3. Teknologi kogenerasi masuk RPJMN 2014-2019 Faktor Penghambat Faktor penghambat dari Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri adalah 3 / 5

1. Kurangnya dukungan dan komitmen dari para pimpinan stakeholder terkait. 2. Kurangnya dukungan dan komitmen dari proponent dan pengguna teknologi kogenerasi yang enggan untuk menggunakan teknologi baru. 3. Sulit didapatkannya data yang akurat untuk meyakinkan para anggota project board untuk mau merekomendasikan teknologi kogenerasi agar masuk ke dokumen RPJMN 2015-2019. 4. Perlu suatu pilot project yang berhasil untuk dapat membuktikan bahwa teknologi kogenerasi betul-betul dapat menghemat dan menguntungkan para industri pengguna secara ekonomi. 5. Koordinasi yang melibatkan berbagai pihak baik akademisi, bisnis, dan regulator. 6. Keterbatasan anggaran untuk kegiatan penelitian dan pengembangan. 7. Bervariasinya jenis dan sektor industri yang membutuhkan kegiatan audit untuk mencari potensi kogenerasi dengan waktu yang cukup lama dan biaya yang besar. Alternatif Solusi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah 1. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan stakeholder terkait (KESDM, Industri) untuk mengadakan review dan kajian penerapan teknologi kogenerasi di Industri. 2. Membuat suatu proyek percontohan implementasi teknologi kogenerasi di Industri yang berhasil dan mudah dihitung besaran penghematannya. 3. Sosialisasi industri yang telah berhasil menerapkan teknologi kogenerasi dan merasakan manfaat penghematannya. 4. Meyakinkan pemerintah untuk mendukung program penerapan teknologi kogenerasi di industri yang ujung-ujungnya menghemat penggunaan listrik dan energi nasional. Tahapan Proses Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut: 1. Mengadakan rapat dan FGD penyiapan program teknologi kogenerasi dengan stakeholders terkait. 2. Menyusun laporan hasil kajian program teknologi kogenerasi. 3. Mengajukan surat Persetujuan ke Kepala BPPT terkait kajian potensi kogenerasi. 4. Mengajukan usulan agar Teknologi kogenerasi masuk di dalam draft dokumen background study RPJMN 2015 2019. 5. Sosialisasi program efisiensi energi dan peresmian demo plant Microturbine Cogeneration kapasitas 65 KWh yang dipasang di Hotel Borobudur. 6. Melakukan Kajian potensi teknologi kogenerasi pada beberapa jenis industri. Manfaat Kemanfaatan dari Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri ternyata melebihi dari apa yang diharapkan ketika gagasan ini diusulkan. Kemanfaatan implementasi program tersebut adalah 1. Terciptanya efisiensi energi dengan CHP. 2. Pecepatan program Konservasi Energi Nasional. Capaian proyek perubahan Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri sudah sesuai dengan milestone yang telah disusun pada saat laboratorium kepemimpinan berjalan. Capaian saat ini berupa : 1. Teknologi kogenerasi masuk RPJMN 2015-2019. 2. Sosialisasi program efisiensi energi. 3. Potensi teknologi kogenerasi pada beberapa jenis industri. 4. Monitoring pelaksanaan program teknologi kogenerasi. Prasyarat Replikasi Pengimplementasian Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri dapat direplikasi di wilayah lain dengan cara sebagai berikut 1. Adanya Teknologi siap digunakan di industri. 2. Dukungan kajian secara mendalam perhitungan penghematan yang didapat dengan mengimplementasikan teknologi 4 / 5

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) kogenerasi ini. 3. Adanya kebijakan yang mendukung pemanfaatannya. Kontak Person Balai Besar Teknologi Energi BPPT Gedung 620 Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15314 Telp. (021) 7560916, 7560550 Sumber Dokumen proyek perubahan Diklatpim & verifikasi Instrumen Direktori Inovasi lewat Teknik Validasi Data Sekunder Jumlah Dilihat 141 Kali Waktu Dibuat 2016-03-23 22:44:18 Terakhir Diubah Waktu Diunduh 2017-02-03 19:43:46 5 / 5