BIAYA MODAL/ CAPITAL COST Biaya modal pertahun adalah biaya investasi pembangunan pembangkit tenaga listrik dikalikan dengan faktor penyusutan Biaya modal / Capital Cost (CC) dirumuskan sebagai berikut : Capital Cost (CC) (fs fd) Ps m To dimana : CC = Biaya modal per KWh(Cent US$/kWh) Ps = Biaya modal (US$/kW) BIAYA TETAP (O & M) Biaya ini harus tetap dikeluarkan meskipun peralatan-peralatan di pusat pembangkit tidak sedang beroperasi. Biaya O & M ini merupakan biaya untuk perawatan pusat pembangkit, dan juga biaya tenaga kerja yang mengoperasikan dan merawat pusat pembangkit. BIAYA BAHAN BAKAR Biaya operasi ini merupakan biaya yang hanya dikeluarkan apabila pusat pembangkit dioperasikan untuk membangkitkan tenaga listrik. Biaya operasi ini merupakan biaya pembelian uap panas bumi dan minyak pelumas
Biaya Pembangkitan (fs fd) Ps Capital Cost 6 % (CC) m To (0,078 0,024) 727.27 0,7 8760 0,01209 US$/kWh 1,209 cent US$/kWh Contoh perhitungan untuk suku bunga 6% Biaya pembangkitan total = 1,209+ 2,25 + 0,7 Suku bunga 12% 9% 6% Biaya Pembangkitan (cent US$/KWh) 0,0474 0,04442 0,04159 Dalam rupiah 474 444,2 415,9
Daya Beli Masyarakat Rata-rata pemakaian Energi listrik setiap bulan nya dapat diperoleh dari data pengeluaran riil Rumah Tangga di tahun 2009 Daya ( P) 900 0,8 720W Maka kita dapat mengetahui jumlah Kwh/bulan dengan cara: Kwh/Bulan = 0,72 x 30 x 24 x0,8 = 414,72 KWh/ bulan Dengan Tarif Dasar Listrik pada sektor rumah tangga sebesar Rp 559,48 Maka: Biaya pemakaian/bulan = (559,48 x Rp 414,72 /KWh) + 20.000 = Rp 252.027,5,- Daya beli 255.300 252.072 559,48 566,74 KWh Jadi daya beli masyarakat adalah 566,74/KWh
Return of Investment Return of Investment adalah kemampuan pembangkit untuk mengembalikan dana investasi dalam menghasilkan tingkat keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. ROI n t Bennefit t Investment Investment Cost Cost Tahun ke- Investasi Suku Bunga 12% Suku Bunga 9% Suku Bunga 6% Bennefit ROI Bennefit ROI Bennefit ROI 25 2709.768 15.936 3681.196 22.007 4613.768 27.836 Dari hasil perhitungan didapatkan nilai positif pada tahun ke 25 maka pembangkit layak dibangun dengan suku bunga 9% dan 6%.
Payback Periode Payback periode adalah lama waktu yang dibutuhkan agar nilai investasi yang diinvestasikan dapat kembali dengan utuh. Dengan Investasi 75% (352,5 Milyar). PP InvestmentCost AnnualCIF Untuk suku bunga i = 6 % Untuk suku bunga Untuk i = 9% suku bunga Untuk i = suku 12 % bunga i = 12% PP 10 160 x 10 184,55 x 10 0,86 Tahun 10 PP 10 160 x 10 147,24 x 10 1,08 Tahun 19 PP 160 108,39 x 10 x 10 1,5 Tahun 10 10 Untuk suku bunga i = 9 %
BPP Setelah Pembangunan PLTP Rantau Dadap BPP Pembangkitan Sumatera Selatan Sebelum PLTP Rantau Dadap 2x110 MW (dianggap isolated dan tanpa subsidi) adalah Rp 1.906,86,- BPP Pembangkitan Sumatera Selatan Setelah dibangunnya PLTP Rantau Dadap 2x110 MW (dianggap isolated dan tanpa subsidi) dalah Rp 1.578,75,- Sehingga didapatkan kenaikan BPP Sumatera Selatan(isolated dan tanpa subsidi) sebesar 17,2%
Harga Jual Listrik Baru di Sumatera Selatan setelah PLTP Rantau Dadap Beroperasi Tanpa Subsidi (Rp./kWh) Dengan Subsidi Tanpa Subsidi Pelanggan Jawa Luar Jawa Sumsel Indonesia Sumsel (Lama) Sumsel (Baru) Selisih R. Tangga 587,60 584,83 559,48 588,01 1800,87 1490,96 309,90 Industri 629,10 643,02 539,83 622,04 1737,62 1438,59 299,02 Bisnis 862,48 837,98 792,53 850,56 2552,09 2112,02 440,06 Sosial 579,75 585,30 548,26 580,89 1765,49 1461,06 304,43 Pemrintah 800,44 913,83 935,82 847,15 3012,24 2493,87 518,36 P. Jalan 660,70 661,77 653,01 665,11 2101,93 1740,21 361,71 Total 650,39 664,88 592,14 653,00 1906,86 1578,75 328,11
Analisa Dampak Lingkungan Dalam pembangunan PLTP Rantau Dadap ini akan memiliki dampak yang positif maupun negatif pada lingkungan sekitar PLTP dibangun, damapak-dampak yang mungkin di timbulkan dapat di bagi menjadi 4 kategori sebagai berikut : 1. Tahap Pra Konstruksi Dampak keresahan sosial dan juga persepsi positif dan negatif pada masyarakat setempat, maupun pada ekosistim setempat akibat Rencana dibangunnya PLTP Rantau Dadap 2. Tahap Konstruksi Dampak pembangunan bangunan dan pengolahan limbah oli serta dampak dari pembuatan sumur. 3. Tahap Operasional Dampak kebisingan dari operasional peralatan pembangkit, Kualitas udara dan kualitas serta kuantitas air tanah. 4. Tahap Pasca Operasi Dampak bekas lokasi sumur.
Apabila dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan tenaga fossil, maka PLTP mempunyai produksi CO 2 yang lebih kecil daripada pembangkit yang lainnya. Bahan bakar panas bumi memiliki emisi yang paling rendah yaitu 100kg/KWh. PLTP Rantau Dadap mendapatkan karbon kredit sebesar 4,5 cent./kwh. Karena PLTP memiliki 100 kg/kwh dengan batas rata-rata 728 kg/kwh,dengan rincian CDM yang di dapat adalah sebagai berikut: CDM 728 100 728 3,88cent 4,5cent Dengan asumsi kyoto protocol yang berakhir pada 2013 akan di berlakukan lagi untuk tahun-tahun kedepan, PLTP akan mendapat 3,88 cent/kwh atau Rp.388/kWh dari Kredit karbon atau disebut Clean Development Mechanism (CDM) ini
Komponen dari Pembangunan PLTP Rantau Dadap Heat Exchager Pada PLTP jenis binary cycles, heat exchanger ini digunakan sebagai pemisah antara sistem primer dengan sistem sekunder. Sistem primer sebagai wadah dari sumber panas, sedangkan sistem sekunder sebagai wadah penghasil uap. Feed Water Pump Mengalirkan air dari kondensor menuju heat exchanger (penukar panas). Cooling Tower Untuk mendinginkan uap sisa pemutaran turbin (low pressure) setelah melalui proses kondensasi (air). Cooling Water Pump Untuk memompa air pada cooling tower dan selanjutnya dikembalikan ke condensor.