V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODOLOGI. Kerangka pikir penelitian ini secara skematis digambarkan sebagai berikut : Kinerja keuangan koperasi. Perkembangan Keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

RASIO LAPORAN KEUANGAN

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

III. METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

Kajian lissensi 1 juni 2010 FEB UIN JAKARTA

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. GUDANG GARAM TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO KEUANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. Mahrunnisa Wira Subroto EB 13

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT KALBE FARMA TBK. : DWI PRATIWI NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE.

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB II LANDASAN TEORI

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

Analisa Rasio Keuangan Untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan Pada PT. Bukit Asam, Tbk

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk.

: Ahmad Zaky Mubarok NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Shantylana Butar-butar

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II URAIAN TEORITIS

Dosen Pembimbing : Diah Aryati Prihartini, SE., MMSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

Analisis Laporan Keuangan

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

KREDIT. Menyalurkan dana masyarakat (deposito, tabungan, giro) dalam bentuk kredit kepada dunia usaha.

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORETIS. Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS SOVABILITAS DAN RENTABILITAS UNTUK MELIHAT KONDISI KEUANGAN PADA PT. BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA Tbk.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Nurochman, SST,.Akt,.MT

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. : Wulandari NPM : Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE, MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX

Pertemuan 3. Rasio Keuangan

Transkripsi:

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Keuangan Analisis yang akan diuraikan dalam rasio keuangan ini meliputi : analisis likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas, pertumbuhan, dan analisis commonsize. Analisis tersebut akan dijabarkan satu persatu sebagai berikut. Analisis Likuiditas Analisis rasio likuiditas dilakukan dengan tiga rasio, yaitu current ratio, quick ratio dan cash ratio, secara rinci akan dideskripsikan satu persatu sebagai berikut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio Koperasi lebih baik bila dibandingkan dengan current ratio perusahaan swasta. Hal tersebut ditunjukkan kemampuan Koperasi untuk menjamin hutang jangka pendeknya lebih besar yaitu sebesar 1502,20%, dalam hal ini swasta hanya sebesar 147,26% (meskipun kontribusi rasio terbesar adalah dari Koperasi Suara Merdeka, namun secara individu Koperasi tetap lebih baik bila dibandingkan dengan Swasta). Sama halnya dengan current ratio, quick ratio Koperasi juga menunjukkan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan Swasta. Secara rata-rata menunjukkan bahwa kemampuan Koperasi untuk menjamin hutang lancarnya dengan aktiva lancar selain persediaan sebesar 1496,13%. Rasio ini lebih baik dari pada rasio pada perusahaan Swasta yang hanya sebesar 107,32%. Cash ratio juga memperlihatkan hasil yang sama bahwa Koperasi lebih baik kinerjanya bila dibandingkan dengan swasta. Dengan Kas yang dimiliki, Koperasi dapat menjamin hutang lancarnya dengan 160,97% sedangkan Swasta hanya 14,48%. Analisis Solvabilitas Variabel yang diukur dalam rasio ini meliputi debt to total asset dan debt to total equity dengan prnjabarannya sebagai berikut : Dalam analisis Solvabilitas disini, Koperasi lebih kokoh bila dibandingkan dengan Swasta. Aktiva yang dimiliki lebih besar dibandingkan hutang. Pada koperasi hutang hanya 30,11% dari aktiva, sedangkan pada swasta hutang mencapai 64% dari aktiva. Rasio hutang terhadap modal (kekayaan bersih) dari Koperasi besarnya 59,97%. Keadaan ini jauh lebih baik bila dibandingkan dengan Swasta yang besarnya 302,64% atau hutang swasta tiga kali lipat lebih dari modalnya. Pendekatan keuangan menjelaskan bahwa resiko insolvable dari swasta lebih besar dibandingkan dengan Koperasi karena sebagian besar operasi swasta dibiayai dengan hutang sedangkan pada Koperasi modalnya lebih besar dari hutangnya. Analisis Rentabilitas Analisis rentabilitas meliputi gross profit margin, return on asset dan return on equity dengan penjelasannya sebagai berikut: Gross Profit Margin rata rata Koperasi hasilnya lebih baik bila dibandingkan dengan Swasta. Koperasi sebesar 52,32%, rata rata perusahaan swasta hanya 21,44%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk memperoleh laba dari Koperasi lebih baik dibandingkan dengan Swasta. Analisa Return on Asset menunjukkan bahwa pencapaian Swasta lebih baik dibandingkan Koperasi karena dengan Asset yang dimiliki Swasta dapat menghasilkan laba bersih yang lebih besar yaitu sebesar 26,14% sedangkan Koperasi hanya 11,60%.

Return on Equity menunjukkan hasil Swasta lebih baik dibandingkan Koperasi karena dengan Equity yang dimiliki Swasta dapat menghasilkan laba bersih yang lebih besar yaitu sebesar 61,32% sedangkan Koperasi hanya 23,53%. Analisis Rasio Aktivitas Analisis rasio aktivitas yang digunakan meliputi total asset turn over dan receivable turn over secara rinci dijabarkan sebagai berikut: Perputaran asset pada Koperasi hanya 0,47 kali dalam setahun. Pada perusahaan swasta perputaran asset mencapai 2,38 kali dalam setahun. Dari analisa ini, kelihatan bahwa perputaran aktiva pada perusahaan swasta lebih baik dari Koperasi. Perputaran piutang pada Koperasi hanya 1,31 kali dalam setahun. Pada perusahaan swasta perputaran piutang mencapai 14,47 kali dalam setahun. Dalam hal ini perputaran piutang perusahaan swasta lebih baik, yaitu rata rata 25 hari. Pada koperasi rata rata perputaran piutang adalah 275 hari. Analisis Rasio Pertumbuhan Pengukuran rasio pertumbuhan dilakukan dengan tiga pendekatan yang meliputi pertumbuhan penjualan, aktiv dan biaya. Analisisnya dijabarkan sebagai berikut: Pertumbuhan penjualan Koperasi 18,76%, pertumbuhan perusahaan swasta 20,08%. Perusahaan swasta sedikit lebih baik dari Koperasi. Pertumbuhan total aktiva Koperasi hanya 20,06%, pada perusahaan Swasta 49,57%.. Baik atau buruknya pertumbuhan aktiva ini tergantung dari Return on Asset-nya. Dalam penelitian ini Return on Asset Perusahaan lebih baik daripada Koperasi. Dengan demikian pertumbuhan Aktiva Swasta lebih baik dari Koperasi. Pertumbuhan biaya Koperasi mencapai 23,40%, sedangkan perusahaan Swasta 23,97%. Pertumbuhan biaya ini relatif hampir sama antara Koperasi dengan Swasta. Analisis Common Size Alat ukur yang digunakan dalam analisis ini meliputi: cash to total asset, receivable to total asset, fixed asset to total asset, current liability to total passiva, equity to total passiva, dan earning before tax to total revenue. Deskripsi satu-persatu adalah sebagai berikut: Dari total asset yang dimiliki Cash Koperasi mencapai 15,98%, perusahaan Swasta hanya 9,38%. Cash Koperasi lebih baik dari Swasta, dengan demikian likuiditas koperasi lebih baik daripada Swasta. Perbandingan aktiva tetap dari total asset, koperasi mencatat 3,68%. Perusahaan Swasta 11,12%. Dengan demikian Koperasi hanya menginvestasikan sebagian kecil aktivanya ke dalam aktiva tetap, sedangkan perusahaan Swasta menginvestasikan lebih banyak. Hal ini merupakan kebalikan dari analisis Current Ratio, dimana Koperasi menyimpan aktivanya lebih banyak di Current Asset. Perbandingan hutang jangka pendek dengan jumlah seluruh pasiva. Rata rata Koperasi 30,44%, sedangkan perusahaan Swasta 64%. Rasio Koperasi lebih baik dari perusahaan Swasta. Penghasilan sebelum pajak Koperasi lebih besar yaitu 31,98% sedangkan perusahaan Swasta hanya 12,31%. Jadi pada Koperasi laba sebelum pajak lebih baik dibandingkan perusahaan Swasta. Perbandingan ekuitas dibanding jumlah pasiva Koperasi lebih baik, dimana ekuitas Koperasi adalah 49,88% dari jumlah pasiva. Pada perusahaan Swasta jumlah ekuitas hanya 26,73% dibandingkan pasiva.. Berarti Koperasi lebih banyak menggunakan

ekuitas sendiri, sedangkan perusahaan Swasta lebih banyak menggunakan dana dari luar perusahaan. Perbandingan piutang dari keseluruhan aktiva. Koperasi menempatkan 63,57% dari jumlah aktivanya kedalam piutang, sedangkan perusahaan Swasta menempatkan 26,39% aktivanya kedalam piutang. Analisis Statistik Alat analisis yang digunakanan adalah analisis t-student. Alat ini digunakan untuk menguji perbedaan kinerja keuangan antara Koperasi dengan Swasta. Analisis t-student untuk Rasio Likuiditas Pengujian menghasilkan bahwa dari ketiga rasio likuditas ini, t-hitung berada di antara t-tabel dan + t-tabel. Dengan demikian menerima Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan antara kinerja keuangan Koperasi dengan Swasta. Analisis t-student untuk Rasio Solvabilitas Hasil pengujian menunjukkan, t-hitung berada di luar daerah penerimaan Ho (lebih kecil dari t-tabel). Dengan demikian, Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan kinerja keuangan antara Koperasi dengan Swasta. Data-data menunjukkan bahwa Debt to Total Asset Koperasi lebih baik daripada Swasta yang mencerminkan bahwa Koperasi lebih kokoh daripada Swasta, karena aktiva yang dimiliki lebih besar dibandingkan dengan hutangnya. Demikian pula dengan Ratio Debt to Total Equity ternyata Koperasi juga lebih kokoh dari pada Swasta. Analisis t-student untuk Rasio Rentabilitas Hasil pengujian berkenaan dengan Gross Profit Margin menunjukkan terdapat perbedaan kinerja keuangan Koperasi dengan Swasta. Dalam hal ini data menunjukkan Gross Profit Margin Koperasi lebih baik daripada Swasta Berkenaan dengan Rasio Return on Asset dan Return on Equity, pengujian menghasilkan bahwa Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan antara kinerja keuangan Koperasi dengan Swasta dilihat dari Return on Asset dan Return on Equitynya. Dalam hal ini data menunjukkan bahwa meskipun rata-rata Return on Asset Koperasi lebih kecil dari Swasta, namun apabila di lihat secara individu Return on Asset Koperasi tidak semua lebih rendah dari pada Swasta. Analisis t-student untuk Rasio Aktivitas Pengujian secara statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara Total Asset Turn Over dan Account Receivable Turn Over Koperasi dengan Swasta. Data penelitian menunjukkan perputaran aktiva pada Swasta lebih baik daripada Koperasi, yaitu 2,38 kali per tahun untuk Swasta dan 0,47 kali per tahun untuk Koperasi. Sedangkan untuk Account Receivable Turn Overnya, Swasta juga lebih baik dari pada Koperasi, yaitu 14, 47 kali per tahun untuk Swasta dan 1,31 kali per tahun untuk Koperasi. Analisis t-student untuk Pertumbuhan Pengujian secara statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan aktiva antara Koperasi dengan Swasta. Hal ini ditunjukkan dengan ditolaknya Ho, dimana t-hitung berada di luara daerah penerimaan Ho. Lain halnya untuk pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan biaya, t-hitungnya berada di daerah penerimaan Ho. Berarti tidak ada perbedaan kinerja keuangan antara Koperasi dengan Swasta.

Analisis t-student untuk Rasio Common Size Hasil pengujian berkenaan dengan Cash to total Asset, Fixed Asset to Total Asset dan Earning Before Tax, t-hitungnya berada di daerah penerimaan Ho artinya tidak ada perbedaan antara Kinerja Keuangan Koperasi dengan Swasta untuk ketiga rasio tersebut. Sedangkan untuk Current Liability to Total Passiva, Equity to Total Passiva dan Account Receivable to Total Asset, t-hitung berada di luar daerah penerimaan Ho artinya terdapat perbedaan antara Kinerja Keuangan Koperasi dengan Swasta untuk rasio Current Liability to Total Passiva, Equity to Total Passiva dan Account Receivable to Total Asset. VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Hasil pengujian Rasio Likuiditas menunjukkan tidak ada perbedaan antara kinerja keuangan Koperasi dengan Swasta 2. Berkenaan dengan pengujian Solvabilitas menunjukkan bahwa Debt to Total Asset maupun Debt to Total Equity Koperasi lebih baik dari pada Swasta. Resiko insolvable dari Swasta lebih besar dari pada Koperasi, karena sebagian besar operasi Swasta Dibiayai dengan hutang, sedangkan Koperasi modalnya lebih besar dari pada hutangnya. 3. Hasil analisis terhadap Rasio Rentabilitas memperlihatkan bahwa kinerja keuangan Koperasi dilihat dari Gross Profit Margin lebih baik daripada Swasta. Namun Return On Asset maupun Return On Equity pencapaian Swasta lebih baik dibandingkan Koperasi. 4. Hasil pengujian berkenaan dengan Gross Profit Margin menunjukkan terdapat perbedaan kinerja keuangan Koperasi dengan Swasta. Dalam hal ini data menunjukkan Gross Profit Margin Koperasi lebih baik daripada Swasta, Sedangkan berkenaan

dengan Rasio Return on Asset dan Return on Equity, pengujian menghasilkan bahwa tidak ada perbedaan antara kinerja keuangan Koperasi dengan Swasta 5. Pengujian secara statistik terhadap Rasio Aktivitas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara Total Asset Turn Over dan Account Receivable Turn Over Koperasi dengan Swasta. Dalam hal ini Total Asset Turn Over, Account Receivable Turn Over Swasta lebih baik daripada Koperasi. 6. Untuk pertumbuhan, hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan aktiva antara Koperasi dengan Swasta. Dalam hal ini pertumbuhan aktiva untuk Swasta lebih baik dari pada Koperasi, Sedangkan berkenaan dengan pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan biaya, hasil pengujian menunjukkan tidak ada perbedaan kinerja keuangan antara Koperasi dengan Swasta 7. Hasil pengujian untuk Rasio Common Size menunjukkan bahwa Cash to total Asset, Fixed Asset to Total Asset dan Earning Before Tax Koperasi ternyata tidak ada perbedaan dengan Swasta. Sedangkan untuk Current Liability to Total Passiva, Equity to Total Passiva dan Account Receivable to Total Asset, terdapat perbedaan antara Koperasi dengan Swasta, dimana Koperasi lebih baik dibanding Swasta 8. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Koperasi lebih baik daripada Swasta, khususnya pada Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas. Saran Berdasarkan pada kesimpulan di atas saran yang diberikan adalah sebagai berikut : 1. Koperasi disarankan untuk meningkatkan pemanfaatan asset yang dimiliki guna meningkatkan laba bersih usaha sehingga dapat memperbaiki kinerja keuangannya. 2. Disamping itu Koperasi juga diharapkan dapat memberdayakan ekuitas atau kekayaan bersih yang dimiliki guna meningkatkan laba bersih usaha dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangannya. 3. Koperasi diharapkan dapat memperbaiki kinerja keuangannya khususnya pada Rasio Aktivitas yaitu melalui pemberdayaan aktiva yang dimiliki untuk meningkat pendapatan/penjualan sehingga akan meningkatkan perputaran asset. Disamping itu diharapkan meningkatkan perputaran piutangnya dengan melakukan penagihan yang lebih efektif sehingga akan memperpendek umur piutang untuk menghindari kredit macet.