METODE PENELITIAN. Karakteristik Pemilik Kennel Umur Pendidikan formal Pelatihan Pengalaman usaha Skala usaha. Praktik Pemilik Kennel

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Sikap Sikap terkait praktik higiene daging. Peubah Situasional SOP Pengawasan pimpinan. Gambar 4 Kerangka konsep penelitian

sikap food Selain itu

METODE PENELITIAN. Karakteristik personel IKH DOC yang berupa: Umur Tingkat pendidikan Pengalaman Pelatihan. Praktik Biosekuriti

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK PEMILIK KENNEL TERKAIT KESEJAHTERAAN HEWAN DI PROVINSI DKI JAKARTA TEUKU ALI IMRAN

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan.

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dinamika kolerasi antar faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap critical thinking mahasiswa prodi Farmasi FKIK UMY. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016.

METODE PENELITIAN 4257 = 97, (0.1 )

BAB 4 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

III. METODE PENELITIAN

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB V HASIL PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

IV. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN O X O

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

Z 2 α P Q n = d 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observational

METODE PENELITIAN. 3.1 Karakterisik Penelitian Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data primer dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya secara empiris. Jadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh service convinience terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Transkripsi:

15 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian berlangsung selama empat bulan dimulai dari bulan Januari sampai dengan April 2012. Pelaksanaannya pada kennel-kennel yang berlokasi di lima wilayah DKI Jakarta dan Laboratorium Epidemiologi, Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Kerangka Konsep Penelitian Penelitian ini menggunakan beberapa peubah yang terdiri dari: karakteristik pemilik kennel, pengetahuan pemilik kennel, dan sikap pemilik kennel terhadap kesejahteraan hewan. Ketiga peubah ini akan dihubungkan dengan praktik pemilik kennel untuk melihat kondisi kesejahteraan hewan, seperti terlihat pada Gambar 2. Karakteristik Pemilik Kennel Umur Pendidikan formal Pelatihan Pengalaman usaha Skala usaha Pengetahuan Pemilik Kennel Praktik Pemilik Kennel Kondisi Kesejahteraan Hewan Sikap Pemilik Kennel Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan kajian lapang cross-sectional study, dengan menggunakan kuesioner sebagai perangkat untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan praktik dari responden (Giuseppe et al. 2008; Lin et al. 2011; Pfeil et al. 2010). Metode wawancara terhadap pemilik kennel dengan

16 menggunakan kuesioner dan observasi terhadap kennel menggunakan checklist berkaitan dengan kesejahteraan hewan. Kuesioner dan checklist sebelum digunakan terlebih dahulu diuji dengan pre-test kuesioner untuk estimasi waktu wawancara dan melihat tingkat kesulitan pertanyaan dalam kuesioner. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menilai kelayakan kuesioner sebagai perangkat penelitian. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan praktik kesejahteraan hewan. Isi checklist memuat pertanyaan terhadap kondisi kesejahteraan hewan di lapangan. Responden dan Sampel Responden yang akan diwawancarai adalah pemilik kennel. Sampel responden akan diambil pada kennel yang terdapat di lima wilayah Jakarta berdasarkan data sekunder dari Perkumpulan Kinologi Indonesia (Perkin) Jaya tahun 2011. Besaran sampel responden yang akan diambil sebanyak 87 sampel responden dari 831 pemilik kennel. Besaran sampel responden dihitung menggunakan Win Episcope 2.0 dengan asumsi proporsi pemilik kennel yang menerapkan prinsip kesejahteraan hewan adalah 50 %, tingkat kesalahan 10 % dan tingkat kepercayaan 95 % (Billaud dan Leslie 2007). Besaran sampel responden untuk setiap wilayah ditentukan secara proporsional dengan menggunakan metode pengambilan contoh acak sederhana (Tabel 1). Tabel 1 Besaran sampel pemilik kennel di wilayah DKI Jakarta No Wilayah Populasi pemilik kennel Proporsi Sampel Responden 1. 2. 3. 4. 5. Jakarta Pusat Jakarta Utara Jakarta Timur Jakarta Selatan Jakarta Barat 102 210 81 122 316 102 / 831 * 87 210 / 831 * 87 81 / 831 * 87 122 / 831 * 87 316 / 831 * 87 11 22 8 13 33 Jumlah 831 87 Pembobotan dan Penilaian Kuisioner Penilaian Tingkat Pengetahuan Pemilik Kennel Menurut Hart et al. 2007, responden diberikan tiga pilihan jawaban yaitu benar, salah, dan tidak tahu. Untuk penilaian tingkat pengetahuan pemilik kennel, dirancang sebanyak 20 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terdiri dari pertanyaan positif yaitu jawaban benar adalah jika responden memilih jawaban benar, dan pertanyaan negatif dimana jawaban benar

17 adalah jika responden memilih jawaban salah. Pertanyaan positif dan negatif tersebut berguna untuk menghilangkan bias dari jawaban responden. Setiap jawaban yang benar dari pertanyaan mengenai praktik kesejahteraan hewan diberikan nilai 1. Sementara jawaban yang salah dan tidak tahu diberikan nilai 0 (Palaian et al. 2006). Dengan demikian untuk tingkat pengetahuan, nilai maksimumnya adalah 20 dan nilai minimumnya adalah 0. Berdasarkan kriteria penilaian di atas, maka untuk menilai tingkat pengetahuan pemilik kennel terhadap praktik kesejahteraan hewan adalah sebagai berikut : Pengetahuan buruk jika nilai < 7 Pengetahuan sedang jika nilai antara 7 14 Pengetahuan baik jika nilai > 14 Penilaian Tingkat Sikap Pemilik Kennel Penilaian tingkat sikap pemilik kennel dirancang 20 pernyataan mengenai praktik kesejahteraan hewan. Dengan menggunakan skala Likert yaitu setuju, tidak setuju, dan ragu-ragu. Setiap jawaban yang benar dari pernyataan mengenai praktik kesejahteraan hewan diberikan nilai 3, jawaban netral (ragu-ragu) diberikan nilai 2 dan jawaban salah diberikan nilai 1. Dengan demikian untuk tingkat sikap, nilai maksimumnya adalah 60 dan nilai minimumnya adalah 20. Berdasarkan kriteria penilaian di atas, maka untuk menilai tingkat sikap pemilik kennel terhadap praktik kesejahteraan hewan adalah sebagai berikut : Sikap negatif jika nilai < 33 Sikap netral jika nilai antara 33-46 Sikap positif jika nilai > 46 Penilaian Tingkat Praktik Kesejahteraan Hewan Untuk penilaian tingkat praktik pemilik kennel terhadap kesejahteraan hewan, dirancang sebanyak 20 pertanyaan yang terdiri dari 4 pertanyaan praktik pemberian makan dan minum, 4 pertanyaan praktik perlakuan kenyamanan, 4 pertanyaan praktik perawatan kesehatan, 4 pertanyaan praktik memberikan ruang gerak, dan 4 pertanyaan praktik perlakuan baik dan tidak kasar. Pertanyaan tersebut memiliki jawaban ya dan tidak. Penilaian diberikan nilai 1 pada jawaban ya dan nilai 0 pada jawaban tidak. Dengan

18 demikian untuk tingkat praktik kesejahteraan hewan nilai maksimumnya adalah 20 dan nilai minimumnya adalah 0. Kemudian dilakukan observasi untuk menilai tingkat kesejahteraan hewan dengan menggunakan checklist. Terdapat 10 penilaian observasi dengan memberikan nilai 1 untuk melakukan standar kesejahteraan hewan dan nilai 0 untuk yang tidak melakukan standar kesejahteraan hewan. Hasil penilaian total untuk tingkat kesejahteraan hewan adalah penjumlahan antara praktik kesejahteraan hewan (20 poin) dan hasil observasi (10 poin). Dengan demikian nilai maksimumnya adalah 30 dan nilai minimumnya adalah 0. Berdasarkan kriteria penilaian diatas, maka untuk menilai tingkat pengetahuan pemilik kennel terhadap praktik kesejahteraan hewan adalah sebagai berikut : Praktik kurang jika nilai < 10 Praktik cukup jika nilai antara 10 20 Praktik baik jika nilai > 20 Definisi Operasional Istilah variabel yang digunakan dalam penelitian perlu dirumuskan dalam definisi operasional, yang terdiri dari : 1. Karakteristik pemilik: merupakan ciri-ciri individu pemilik kennel yang relatif tidak berubah dalam waktu singkat. Data karakteristik pemilik kennel yang dimaksudkan disini meliputi umur, tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman dalam usaha dan skala usaha 2. Kennel: merupakan bangunan atau komplek dengan perancangan dan syarat tertentu untuk digunakan sebagai tempat pemeliharaan, perawatan dan perkembangbiakan anjing 3. Kesejahteraan hewan: syarat yang harus dipenuhi berdasarkan 5 prinsip kebebasan hewan yaitu: a) Bebas dari haus dan lapar; b) Bebas dari tidak nyaman, contoh: kandang tidak terlalu sempit, alas kandang tidak kasar, terlindung dari panas dan hujan; c) Bebas dari sakit, luka dan penyakit. Apabila hewannya sakit segera dibawa ke dokter hewan, dan pencegahan penyakit dengan vaksinasi; d) Bebas mengekspresikan perilaku alamiahnya. Tidak dikekang atau diikat dengan rantai pendek secara terus menerus; e) Bebas dari stres dan tertekan. Tidak diperlakukan dengan kasar dan kejam serta tidak menempatkan anjing kecil bersebelahan dengan anjing besar.

19 4. Umur: adalah usia responden pemilik kennel pada jarak ulang tahun terdekat 5. Tingkat pendidikan : adalah jumlah tahun dari jenjang pendidikan sekolah (pendidikan formal) yang pernah ditempuh pemilik kennel. Pendidikan formal dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu rendah (tidak sekolah dan SD), sedang (SLTP dan SLTA) dan tinggi (perguruan tinggi) 6. Pelatihan: merupakan pendidikan di luar sekolah (non formal) yang pernah dilakukan/diikuti pemilik kennel. Pelatihan responden dikategorikan: rendah (tidak pernah ikut), sedang (pernah ikut 1-2 kali) dan tinggi (pernah ikut > 2 kali) 7. Pengalaman usaha: adalah rentang waktu dari saat dimulainya kegiatan usaha kennel sampai dengan dilakukan wawancara. Ini diklasifikasikan rendah (< 5 tahun), sedang (6-10 tahun) dan tinggi (> 10 tahun) 8. Skala usaha: merupakan skala yang dibagi dalam tiga kategori: kecil (< 20 ekor/tahun), sedang (21-40 ekor/tahun) dan besar (> 40 ekor/tahun) 9. Pengetahuan: merupakan tingkat penguasaan mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan pengelolaan kennel dari aspek kesejahteraan hewan, yang ditunjukkan oleh skor indeks 10. Sikap: merupakan keyakinan, perasaan atau penilaian yang bersifat positif atau negatif terhadap kepentingan kesejahteraan hewan (objek sikap) 11. Praktik: merupakan kegiatan atau tindakan nyata yang dilakukan oleh responden pemilik kennel dalam penerapan kesejahteraan hewan, termasuk penyediaan sarana yang diperlukan sebagai pendukung. Analisis Data Analisis data menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan Uji Gamma untuk melihat adanya hubungan/korelasi antara peubah-peubah yang diamati dan untuk mengetahui asosiasi antara peubah-peubah yang berskala ordinal (Agresti dan Finlay 2009).