STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA AGRIBISNIS (KOJA) STA PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS PROPINSI JAWA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Koperasi Pengertian Koperasi

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat)

ANALISIS PERAN UTAMA DAN RANCANGAN PENGEMBANGAN KOPERASI MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGI

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL (Studi Kasus Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat) Oleh : ABDUL WAHID A

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS BALANCED SCORECARD

PENGANTAR PERKOPERASIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI BERAS ORGANIK KELOMPOK TANI CIBEUREUM JEMPOL

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat)

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

KONSEP DASAR KOPERASI

PENGANTAR PERKOPERASIAN

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat)

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. dan lingkungan mengalir melalui tahap-tahap yang saling berkaitan ke arah

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANALISIS MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEBERHASILAN UNIT USAHA KECIL TAHU SERASI BANDUNGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

III. KERANGKA PEMIKIRAN

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

Oleh : THOMSON BERUTU A

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MANAJEMEN DALAM KOPERASI

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR (PEMP) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN PERMATA DEPOK REGENCY. Oleh FITRIANI H

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA AGRIBISNIS (KOJA) STA PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS PROPINSI JAWA BARAT SKRIPSI DEDE PERMANA H34086021 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

RINGKASAN DEDE PERMANA. Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan LUKMAN M. BAGA) Fungsi dan peran koperasi sebagaimana disebutkan dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian adalah membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Sesuai landasan hukumnya, koperasi telah dianggap sebagai suatu gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai organisasi yang berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Oleh karena itu, koperasi diyakini dapat menjadi alternatif untuk menyelesaikan persoalan ekonomi sosial Indonesia. Salah satu bagian gerakan koperasi di Indonesia adalah gerakan Koperasi Jasa, Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan merupakan koperasi jasa yang berdiri pada tanggal 20 Juni 2003. Koperasi ini terbentuk karena adanya kebutuhan yang sama diantara para petani untuk bersama-sama meningkatkan kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan bisnis Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, menganalisis kesenjangan (gap) kinerja aktual pengurus koperasi pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) bagi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, dan membuat rancangan strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dengan pendekatan arsitektur strategi. penelitian ini menggunakan analisis lingkungan bisnis koperasi, analisis kesenjangan, analisis SWOT dan arsitektur strategi. Analisis lingkungan bisnis pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) dimulai dari menganalisis lingkungan internal bisnis koperasi yang terdiri dari : manajemen, sumberdaya manusia, keuangan, produksi, pemasaran, sedangkan analisis lingkungan eksternal bisnis koperasi mencakup sejarah, politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis kesenjangan (gap analysis) dimana dalam analisis ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu melakukan identifikasi pelayanan koperasi Jasa Agribisnis (KOJA), menentukan standar pelayanan, dan kemudian melakukan analisis data. Adapun langkah-langkah dari analisis SWOT yang dilakukan yaitu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, kemudian melakukan rumusan strategi matrik SWOT. Seluruh strategi yang telah didapat dipetakan kedalam arsitektur strategi dalam bentuk blue print strategy yaitu strategi yang memiliki jadwal waktu agar pelaksanaan dari strategistrategi tersebut dapat berkesinambungan dan mencapai sasaran dalam waktu yang telah ditentukan. Untuk menyusun sebuah arsitektur strategi yang lengkap perlu memperhatikan komponen inti yang merupakan komponen krusial dan komponen pendamping yang merupakan turunan lanjutan komponen inti.

Berdasarkan hasil analisis lingkungan bisnis koperasi, maka secara internal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) harus memperbaiki sistem manajemen, dan pemasaran serta melakukan kerjasama dengan Pemerintah dan Akademisi untuk mengatasi masalah penelitian dan pengembangan. Secara eksternal, Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) harus mampu beradaptasi dengan kondisi politik dan ekonomi yang ada agar dapat bertahan dalam mengembangkan usahanya serta memperbaiki citra koperasi yang selama ini kurang baik dimata masyarakat serta memanfaatkan pengembangan teknologi untuk memperluas jaringan koperasi. Berdasarkan analisis kesenjangan koperasi, kesenjangan yang terjadi pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) bernilai positif (G >0) yaitu sebesar 0,85. Artinya kualitas pelayanan yang diharapkan oleh anggota koperasi lebih tinggi dari pada kualitas pelayanan yang dirasakan. Dengan demikian, pengurus Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) perlu meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan untuk kemajuan koperasi. Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka rumusan strategi untuk mengembangkan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) adalah meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan jumlah anggota koperasi, mencari mitra pemasaran baru, pengembangan jaringan usaha koperasi, bekerjasama dengan pemerintah dan pihak akademisi, menerapkan sistem penghargaan (reward) serta menetapkan Standard Operating Procedure (SOP), memberi masukan pada pemerintah, memperbaiki citra koperasi, dan melakukan konsolidasi internal. Seluruh hasil rumusan strategi tersebut kemudian dipetakan kedalam rancangan arsitektur strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA). Berdasarkan hasil rancangan arsitektur strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA), maka untuk mencapai sasaran yang dinginkan koperasi harus melaksanakan program secara bertahap terdiri dari tiga tahapan. Tahap pertama tahun 2011yaitu meningkatkan kualitas pelayanan, menetapkan Standard Operating Procedures (SOP), menerapkan sistem penghargaan (reward), bekerjasama dengan pemerintah dan akademisi, memperbaiki citra koperasi. Tahap kedua tahun 2012-2013 yaitu mencari mitra pemasaran baru, meningkatkan jumlah anggota koperasi. Tahap ketiga tahun 2014-2015 yaitu pengembangan jaringan usaha koperasi.

STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI JASA AGRIBISNIS (KOJA) STA PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS PROPINSI JAWA BARAT DEDE PERMANA H34086021 Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Judul Skripsi Nama NIM : Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat : Dede Permana : H34086021 Disetujui, Pembimbing Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec NIP. 19640220 1989 03 1001 Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 1984 03 1002 Tanggal Lulus:

PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 2011 Dede Permana H34086021

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Purwakarta pada tanggal 22 Agustus 1987. Penulis merupakan putra pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Dedi Permana dan Ibunda Siti Atikah. Tingkat pendidikan penulis dimulai dari sekolah dasar di SD Negeri Karang Sari Kalimantan Tengah dan lulus pada tahun 1999. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke lanjutan tingkat pertama di SLTP Negeri 3 Parenggean Kalimantan Tengah dan dapat diselesaikan pada tahun 2002. Pendidikan lanjutan tingkat atas dapat diselesaikan pada tahun 2005 di SLTA Negeri 1 Parenggean Kalimantan Tengah. Penulis diterima di Program Diploma Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran pada tahun 2005. Penulis menyelesaikan pendidikan Diploma III tahun 2008 dan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008.

KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil`alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan anugrah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis. Skripsi yang ditulis mengambil topik mengenai Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat penelitian ini dilakukan untuk merumuskan rancangan strategi yang dapat diterapkan pada setiap kelembagaan koperasi. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kita mengenai koperasi, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Bogor, Agustus 2011 Dede Permana

UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, masukan, dan arahan dengan sabar didalam menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc selaku dosen penguji utama pada ujian sidang skripsi. 3. Dra. Yusalina, MSi selaku perwakilan dari komisi akademik pada ujian sidang skripsi. 4. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah meluangkan waktunya dan memberikan masukan dalam proposal penelitian. 5. Ayahanda tercinta atas didikan yang masih tertanam dalam hati penulis dan Ibunda atas kepercayaanya, segala perhatian, kasih sayang dan do`a restunya yang telah diberikan selama ini. Terima kasih kepada Adik-adik tersayang atas do`anya. 6. Teman hati dan hidupku Rensi Istianti, SPd atas pengertian dan do`anya. 7. Pihak Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Ciamis Jawa Barat atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan. 8. Staf dan Pengurus Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis IPB yang telah memberikan banyak bantuan dan dukungannya selama ini. 9. Semua rekan-rekan angkatan V (Lima) yang telah memberikan dukungan dan kebersamaan selama ini. 10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT senantiasa membalas dan memberikan rahmat serta hidayah-nya. Bogor, Agustus 2011 Dede Permana

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian... 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 6 II TINJAUAN PUSTAKA... 7 2.1 Pengertian Koperasi... 7 2.1.1 Tujuan Koperasi... 8 2.1.2 Landasan Koperasi... 9 2.1.3 Nilai dan Prinsip Koperasi... 10 2.1.4 Bentuk Koperasi... 11 2.1.5 Keanggotaan... 12 2.2 Permodalan... 12 2.3 Organisasi... 12 2.4 Konsep Pengembangan Koperasi... 13 2.5 Manajemen Koperasi... 13 2.6 Kajian Penelitian Terdahulu... 15 Halaman III KERANGKA PEMIKIRAN... 19 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis... 19 3.1.1 Pengertian Manajemen Strategi... 19 3.1.2 Proses Manajemen Strategi... 20 3.1.3 Hirarki Strategi... 22 3.1.4 Model Manajemen Strategi... 23 3.1.5 Formulasi Strategi... 24 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional... 32 IV METODE PENELITIAN... 34 4.1 Lokasi dan Waktu... 34 4.2 Metode Pengambilan Sampel... 34 4.3 Jenis dan Sumber Data... 34 4.4 Metode Analisis Data... 35 4.5 Metode Pengolahan Data... 35 4.5.1 Analisis Lingkungan Bisnis Koperasi... 35 4.5.2 Analisis Kesenjangan (Gap Analysis)... 35 4.5.3 Analisis SWOT... 39 4.5.4 Arsitektur Strategi... 41 xv

V GAMBARAN UMUM... 44 5.1 Letak Geografis Kabupaten Ciamis... 44 5.2 Sejarah dan Perkembangan... 44 5.3 Maksud dan Tujuan... 45 5.4 Struktur Organisasi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA)... 46 5.5 Keanggotaan... 47 5.6 Unit Usaha Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan... 48 VI HASIL DAN PEMBAHASAN... 49 6.1 Analisis Lingkungan Bisnis Koperasi... 49 6.1.1 Analisis Lingkungan Internal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA)... 49 6.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA)... 51 6.2 Analisis kesenjangan Koperasi... 54 6.2.1 Identifikasi Pelayanan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) 54 6.2.2 Penentuan Standar Pelayanan... 54 6.2.3 Analisis Data... 55 6.3 Analisis SWOT... 58 6.3.1 Identifikasi Komponen SWOT... 58 6.3.2 Rumusan Strategi Matrik SWOT... 62 6.4 Arsitektur Strategi... 68 VII KESIMPULAN DAN SARAN... 79 7.1 Kesimpulan... 79 7.2 Saran... 80 DAFTAR PUSTAKA... 81 LAMPIRAN... 83

DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Jumlah Koperasi Di Kabupaten Ciamis 2006-2009... 2 2. Jumlah Kelompok Tani/Petani Binaan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) Maret 2010... 4 3. Komponen Inti dan Pendukung Penyusun Arsitektur Strategi... 46 4. Daftar Nama dan Jabatan Karyawan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA)... 47 5. Skor Rata-Rata Tiap Dimensi (X)... 56 6. Kesenjangan Tiap-Tiap Dimensi (G i )... 56 7. Rumusan Strategi Matriks SWOT Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA)... 63 8. Uraian Strategi dan program Kegiatan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA)... 75

DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kerangka Analisis Perumusan Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil... 24 2. Perencanaan Strategi Dengan Pendekatan Arsitektur Strategi... 32 3. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan... 33 4. Matriks SWOT... 39 5. Struktur Organisasi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA)... 47 5. Rancangan Arsitektur Strategi... 78

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuesioner Penelitian... 83 2. Hasil Pengolahan Data Menggunakan Microsoft Excel 2007... 85 3. Neraca Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Ciamis Per 31 Desember 2010... 93 4. RAPB Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Ciamis Tahun Buku 2009... 94

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang menganut sistem ekonomi kerakyatan, dimana pengembangan ekonomi kerakyatan sangat identik dengan pengembangan koperasi. Latar belakang sejarah perekonomian nasional menunjukkan bahwa koperasi adalah lembaga yang diciptakan untuk melindungi kaum miskin dan lemah. Koperasi dikembangkan untuk mewujudkan demokrasi ekonomi yaitu pemerataan pendapatan masyarakat melalui pertumbuhan koperasi-koperasi yang sehat. Koperasi digerakkan agar distribusi pemilikan aset dan kesempatan usaha dalam masyarakat diperbaiki secara fungsional. Selain itu, sebagai gerakan yang berperan untuk ikut mempercepat proses kepemilikan modal, karena koperasi muncul sebagai kekuatan penyeimbang terhadap kapitalisme yang tidak terbendung. Fungsi dan peran koperasi sebagaimana disebutkan dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian adalah membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Tentu saja dalam konteks pembangunan fungsi dan peran koperasi itu tidak lain ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi dan masyarakat lokal. Sementara itu, dengan adanya kebijakan otonomi daerah maka terbuka peluang bagi pemberdayaan koperasi secara lebih baik, sehingga sebutan koperasi sebagai penggerak ekonomi rakyat di daerah diharapkan benar-benar akan terwujud. Bilamana fungsi dan peran koperasi yang dicita-citakan pada satu sisi dan pemberdayaan koperasi melalui kebijakan otonomi daerah terlaksana dengan tepat pada sisi lainnya maka akan ada sinergi dimana koperasi memberikan kontribusi besar dalam pembangunan. Sesuai landasan hukumnya, koperasi telah dianggap sebagai suatu gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai organisasi yang berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Oleh karena itu, koperasi diyakini dapat menjadi alternatif untuk menyelesaikan persoalan ekonomi sosial Indonesia. Sampai saat ini gerakan koperasi di Indonesia masih lebih dominan sebagai gerakan moral dibandingkan

sebagai gerakan ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Keberadaan koperasi di Indonesia sebagai organisasi ekonomi rakyat mengalami peningkatan dari segi jumlah unit koperasi maupun dari segi jumlah anggota koperasi. Berdasarkan data statistik Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) pada tahun 2008 jumlah koperasi telah mencapai 155.301 unit dan yang aktif mencapai 108.966 unit (70 persen). Jumlah anggota mencapai 26.814.780 orang. Jumlah modal sendiri mencapai 21,97 triliun rupiah, modal luar 24,69 triliun rupiah, volume usaha mencapai 62,25 triliun rupiah dan SHU yang mencapai 4,28 triliun rupiah. Salah satu bagian gerakan koperasi di Indonesia adalah gerakan koperasi jasa, dimana koperasi ini terbentuk karena adanya kebutuhan yang sama diantara para petani untuk bersama-sama meningkatkan tingkat kesejahteraan. Menurut data statistik pemeringkatan koperasi oleh Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) pada tahun 2009 Propinsi Jawa Barat berada di peringkat kedua jumlah koperasi kategori baik yaitu sebanyak 2.004 koperasi, dimana untuk peringkat pertama di duduki oleh propinsi Jawa Tengah dengan jumlah koperasi 2.064 koperasi. Di Jawa Barat terdapat beberapa kabupaten dan kota yang memiliki koperasi kategori baik yaitu Kota Cirebon di posisi pertama dengan jumlah koperasi sebanyak 151 koperasi, sedangkan Kabupaten Ciamis berada di posisi kedua dengan jumlah koperasi sebanyak 146 koperasi. Perkembangan koperasi di Kabupaten Ciamis sendiri menurut data statistik Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Propinsi Jawa Barat pada tahun 2006 hingga 2009 selalu mengalami penurunan setiap tahunnya. Data jumlah koperasi di Kabupaten Ciamis dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Koperasi di Kabupaten Ciamis 2006-2009 No Tahun Jumlah koperasi (Unit) Aktif Tidak aktif Total 1 2006 491 335 826 2 2007 614 186 800 3 2008 602 186 788 4 2009 580 185 765 Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Jawa Barat 2009 (diolah) 2

Sehingga sangatlah penting bila melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan koperasi ini khususnya Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan yang merupakan salah satu koperasi yang berada di Kabupaten Ciamis. 1.2 Perumusan Masalah Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan adalah koperasi jasa yang berada di Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis yang didirikan pada tanggal 20 Juni 2003 dengan Badan Hukum No: 11/188.5/BH/KUKM/VI/2003. Kehadiran Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan seharusnya dapat menjadikan gerakan koperasi di Indonesia menjadi lebih hidup karena mempunyai sumberdaya yang baik. Selain itu, binaan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan juga cukup banyak yaitu membina kelompok tani di dua Kecamatan, terdiri dari Kecamatan Panumbangan, dan Sukamantri serta mempunyai wilayah kerja dalam wilayah Kabupaten Ciamis meliputi enam Kecamatan yaitu: Kecamatan Panjalu, Kecamatan Cihaurbeuti, Kecamatan Kawali, Kecamatan Lumbung, Kecamatan Sindangkasih, Kecamatan Cikoneng. Namun, pada perjalanannya koperasi ini mengalami mati suri pada tahun 2006 hingga 2009, tetapi pada awal tahun 2010 koperasi dihidupkan kembali berdasarkan inisiatif para anggota yang merasa bahwa keberadaan koperasi tersebut sangatlah penting bagi kelangsungan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat. Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan merupakan koperasi yang bergerak di bidang jasa, unit usaha yang dilakukan yaitu usaha budidaya pertanian hortikultura, dan usaha simpan pinjam. Dalam menjalankan usahanya Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dihadapkan pada kendala berupa kelemahan dan ancaman yang ditimbulkan oleh faktor-faktor lingkungan baik itu internal maupun eksternal. Bila ditinjau dari sumberdaya yang dimiliki oleh Koperasi Jasa Agribisnis berupa petani atau kelompok tani binaan sangatlah besar dan berdasarkan potensi yang ada seharusnya Koperasi Jasa Agribisnis dapat berkembang secara optimal dalam mensejahterakan anggotanya. Data jumlah petani atau kelompok tani binaan Maret 2010 dapat dilihat pada Tabel 2. 3

Tabel 2. Jumlah Kelompok Tani Binaan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) Maret2010 No. Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota Luas Lahan (Orang) (Ha) 1 Cinta mekar 24 7,11 2 Daya hurip 42 3,84 3 Yudasari 30 12,51 4 Karangsari 28 13,3 5 Wibawa mukti 5 5 6 Wibawa mukti VIII 12 10 7 Tenggeraharja 15 4,65 8 Kapeta 10 3,98 9 Kapeta II 20 7,97 10 Baktijayatani 25 12,59 11 Karya mukti V 20 7,9 12 Giri lestari 15 5,39 13 Sawargi 10 3,5 14 Gaya mekar II 6 3,2 15 Rindu jaya 8 3 16 Mekar herang 5 2,9 17 Mulya jaya II 1 0,3 18 Mulya jaya I 2 0,4 19 Tani mekar 6 3,7 20 Karya mukti 6 2,57 21 Sindang mulya 5 2,09 22 Sugih mukti 5 2 23 Mulya sari II 8 4,51 24 Karya mukti 59 23,86 Total 367 146,27 Sumber : Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan Maret 2010 (diolah) Kenyataan yang ada saat ini perkembangan koperasi belum mengalami perkembangan yang signifikan, hal ini dapat dilihat dari total passiva koperasi yang cenderung menurun. Pada tahun 2009 total passiva koperasi sebesar Rp 428.715.674 turun menjadi Rp 359.002.203 pada tahun 2010 sehingga memerlukan suatu rancangan strategi untuk mengembangkan koperasinya. Selain itu, permasalahan yang sering dihadapi oleh Koperasi Jasa Agribisnis adalah partisipasi anggota yang rendah, dan lingkungan bisnis yang kurang sehat sehingga berdampak pada perkembangan koperasi. Oleh karena itu, perumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu : 4

1. Bagaimana memperbaiki lingkungan bisnis sehingga Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dapat mengembangkan organisasinya? 2. Bagaimana kinerja aktual pengurus Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan? 3. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) bagi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan? 4. Bagaimana rancangan strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dengan pendekatan arsitektur strategi? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis lingkungan bisnis Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan. 2. Menganalisis kesenjangan (gap) kinerja aktual pengurus koperasi pada Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan. 3. Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) bagi Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan. 4. Membuat rancangan strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan dengan pendekatan arsitektur strategi. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai referensi dan masukan untuk Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan untuk mengambil keputusan dalam rangka menyelesaikan permasalahan internal dan eksternal organisasinya. 5

2. Sebagai bahan kajian dan studi pustaka bagi pihak-pihak yang berminat dalam bidang koperasi dan kelembagaan agribisnis dan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti serta menerapkannya dalam kehidupan masyarakat. 1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Ruang lingkup dan batasan dalam pembahasan penelitian ini yaitu meliputi bidang strategi pengembangan dan analisis yang dilakukan hanya sampai formulasi strategi tidak sampai pada tahap implimentasi dan evaluasi serta pengembangan yang dilakukan meliputi lembaga dan usaha yang dilakukan, yaitu usaha budidaya pertanian dan usaha simpan pinjam. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin Cooperatio yang berarti kerjasama atau bekerja sama. Dalam ilmu ekonomi koperasi adalah perkumpulan yang memungkinkan beberapa orang, dan atau badan hukum bekerjasama atas dasar sukarela melaksanakan pekerjaan untuk memperbaiki kehidupan anggotanya. Koperasi diartikan sangat beragam oleh para ahli, secara umum pengertian koperasi tidak terlepas dari asas, landasan, tujuan, dan prinsip-prinsip koperasi. Oleh karena itu, pengertian koperasi jadi sangat penting agar setiap individu memiliki pemahaman yang baik tentang lembaga koperasi. Berikut ini adalah pengertian koperasi : 1. Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan di usahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi. (Dr. Fay dalam Hendrojogi, 2004) 2. Koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan melalui sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis (Baswir,1997) 3. Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan dengan ongkos yang semurahmurahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Hatta, 1954) 4. Koperasi adalah adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis (ICA dalam Hendrojogi, 2004) 5. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan 7

prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas dasar asas kekeluargaan (UU No.25 Tahun 1992 Pasal 1) 6. Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan (UU No.12 Tahun 1967) Apabila dilihat dari berbagai pengertian koperasi tersebut, pengertian koperasi menurut UU No.25 Tahun 1992 Pasal 1 memiliki perbedaan pengertian dengan pengertian koperasi lainya. Pengertian koperasi menurut UU No.25 Tahun 1992 Pasal 1 kurang sesuai dengan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi, karena koperasi diartikan sebagai suatu badan usaha. Pada dasarnya koperasi bukanlah suatu badan usaha, akan tetapi yang memiliki badan usaha atau dengan kata lain badan usaha yaitu merupakan bagian dari koperasi. Perbedaan pengertian koperasi tersebut menyebabkan koperasi kehilangan arah dan tujuannya bahkan tidak sesuai dengan jati diri dan koridor koperasi sehingga koperasi di Indonesia belum berkembang maksimal. 2.1.1 Tujuan Koperasi Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggota. Koperasi memperjuangkan kesejahteraan ekonomi anggotanya berpegang pada asas dan prinsip-prinsip koperasi, oleh karena itu kegiatan koperasi diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Lebih dari itu, karena perjuangan koperasi biasa terjalin dalam suatu gerakan tertentu yang bersifat nasional, tidak jarang keberadaan koperasi juga dimaksudkan untuk pembangunan suatu tatanan perekonomian tertentu. Dalam UU No.25 Tahun 1992 Pasal 3 menyebutkan tentang koperasi Indonesia, bahwa tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan undang-undang tersebut dapat diketahui secara jelas bahwa tujuan 8

koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal utama. Pertama memajukan kesejahteraan anggotanya, Kedua memajukan kesejahteraan masyarakat, Ketiga turut serta membangun tatanan perokonomian nasional. Berdasarkan tujuan tersebut, koperasi mendapatkan kedudukan yang terhormat dalam perekonomian Indonesia dan koperasi tidak hanya satu-satunya bentuk lembaga ekonomi sosial yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan tatanan perokonomian yang akan dibangun oleh bangsa, tetapi juga dinyatakan sebagai sokoguru perekonomian nasional. 2.1.2 Landasan Koperasi Landasan koperasi Indonesia adalah pedoman didalam menentukan arah, tujuan, peran, dan kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainya, hal ini seperti yang tercantum dalam UU No.25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian, koperasi memiliki landasan sebagai berikut: 1. Landasan Idil Sejalan dengan UU No.25 Tahun 1992, landasan Idil koperasi Indonesia adalah Pancasila, hal ini karena Pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia selain itu Pancasila juga merupakan jiwa serta semangat bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan merupakan nilai budi luhur yang ingin diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Landasan Struktural Mengacu pada UU No.25 tahun 1992, landasan struktural koperasi Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945. Dalam UUD 1945 terdapat berbagai ketentuan-ketentuan yang mengatur berbagai aspek kehidupan bernegara. Sebagai salah satu bentuk organisasi ekonomi yang hidup di Indonesia maka penempatan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan struktural adalah sesuatu yang wajar. 3. Landasan Operasional Landasan operasional koperasi Indonesia adalah : a) Pasal 33 UUD 1945 dan penjelasannya 9

b) Undang-Undang No. 12 tahun 1967 dan Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian c) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi 4. Landasan Mental Koperasi harus diberi landasan mental berupa kesadaran berkoperasi dan harga diri yang tinggi bagi anggota, terutama pengurus-pengurusnya. 2.1.3 Nilai dan Prinsip Koperasi Mohammad Hatta dalam buku Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun mengkategorikan tujuh nilai yang menjadi jiwa koperasi, yaitu : 1. Kebenaran untuk menggerakan kepercayaan 2. Keadilan dalam usaha bersama 3. Kebaikan dan kejujuran mencapai perbaikan 4. Tanggung jawab dalam individualitas dan solidaritas 5. Paham yang sehat, cerdas dan tegas 6. Kemauan menolong diri sendiri serta menggerakan keswasembadaan 7. Kesetiaan dalam kekeluargaan Nilai tersebut didalam implimentasinya dapat dituangkan dalam tujuh prinsip operasional koperasi secara internal maupun eksternal yang meliputi : 1. Keanggotaan Bersifat Sukarela dan Terbuka Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela dan terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya serta bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan tanpa membedakan jenis kelamin (gender), latar belakang sosial, ras, politik, dan agama. 2. Pengendalian Oleh Anggota Secara Demokratis Koperasi merupakan organisasi demokratis yang dikendalikan oleh para anggotanya, secara aktif menetapkan kebijakan serta menetapkan keputusan. 3. Partisipasi Anggota Didalam kegiatan ekonomi para anggota memberikan kontribusi permodalan koperasi secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis terhadap modal tersebut. Anggota juga merupakan pemilik 10

sekaligus pengguna jasa-jasa koperasi dengan cara memenuhi kebutuhanya melalui koperasi. 4. Pendidikan, Pelatihan dan Informasi Koperasi melakukan pendidikan dan pelatihan bagi para anggotanya, terutama pengurus koperasi agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi perkembangan koperasi dan mereka member informasi kepada masyarakat umum tentang manfaat koperasi. 5. Otonomi dan Kemandirian Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri dan diawasi oleh para anggotanya. Apabila koperasi melakukan perjanjian dengan organisasi lain atau investor luar, harus berdasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis oleh para anggotanya dan mempertahankan otonomi koperasi itu sendiri. 6. Kerjasama Antar Koperasi Koperasi melayani anggotanya secara kolektif serta memperkuat koperasi dengan melakukan kerjasama dengan koperasi lainya baik tingkat lokal, regional, nasional dan iternasional. 7. Keperdulian Terhadap Masyarakat Koperasi dapat melakukan kegiatan untuk memberdayakan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan-kebiajakan yang ditetapkan pada rapat anggota. 2.1.4 Bentuk Koperasi Koperasi dapat berbentuk koperasi primer dan sekunder dimana koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang seorang sekurang-kurangnya 20 orang, sedangkan koperasi sekunder adalah koperasi yang beranggotakan sekurang-kurangnya tiga koperasi primer. Tingkat organisasi koperasi berdasarkan tingkat daerah administrasi pemerintah terdiri: koperasi primer, pusat koperasi (tingkat kabupaten/kota), koperasi gabungan (tingkat propinsi), dan induk koperasi (tingkat nasional) (UU No.25 Tahun 1992) 11

2.1.5 Keanggotaan Berdasarkan undang-undang No 25 Tahun 1992 tentang perekoperasian pasal 17 tentang keanggotaan dijelaskan bahwa anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi, dan keberadaan anggota sebagai pemilik kewajiban memberikan kontribusi, loyalitas dan rasa memiliki pada koperasinya. Anggota sebagai pengguna jasa mempunyai hak untuk memperoleh nilai tambah dari koperasinya berdasarkan besarnya kontribusi dan peran serta anggota dalam kegiatan usaha koperasi dalam bentuk sisa hasil usaha (SHU) 2.2 Permodalan Berdasarkan UU No. 12 Tahun 1967 sumber permodalan koperasi adalah sebagai berikut : 1. Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota, besaran jumlahnya sama untuk semua anggota serta tidak dapat diambil kembali selama menjadi anggota, dan menanggung kerugian. 2. Simpanan wajib, yaitu simpanan tertentu yang diwajibkan kepada para anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu tertentu, serta ikut menanggung kerugian. 3. Simpanan sukarela, besaran simpanan ini disepakati berdasarkan perjanjian atau peraturan khusus antara koperasi dan anggota Selanjutnya sumber permodalan dapat berasal dari koperasi lain, dan lembaga keuangan lain misalnya Bank maupun pemerintah. Selain itu sumber permodalan koperasi boleh berasal dari dana cadangan, menurut pasal 41 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutupi kerugian koperasi bila diperlukan. Sumber permodalan koperasi berasal dari lembaga yang sah dan akan berbeda setiap koperasi. 2.3 Organisasi Susunan organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi, pengurus (terdiri dari ketua, bendahara, dan 12

sekretaris), badan pengawas, badan penasehat, dan manajer serta pegawai yang menunjang pelaksanaan kegiatan koperasi. Pengurus, badan pengawas dan manajer merupakan tiga unsur pokok yang berperan dalam mencapai keberhasilan koperasi adapun tugas utama pengurus yaitu menentukan garis-garis besar yang akan di kerjakan. Badan pengawas memiliki tugas untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap perkembangan koperasi termasuk organisasi, usaha dan membuat laporan terhadap pengurus dan pihak lain. Manajer adalah pegawai khusus yang mempunyai kecakapan dan kemampuan di bidang usaha yang dilakukan oleh koperasi, diangkat oleh pengurus dengan berpedoman kepada keputusan rapat anggota untuk memimpin usaha koperasi dengan mengkoordinir seluruh karyawan yang melaksanakan usaha tersebut. 2.4 Konsep Pengembangan Koperasi Syarat utama agar koperasi dapat bekerja dengan efisien adalah apabila pengelola atau manajemen usaha koperasi yang bersangkutan juga terlaksana dengan baik, yang didasarkan pada falsafah dari, oleh dan untuk anggota. Prasyarat pesatnya perkembangan organisasi koperasi menurut (Mutis, 1999) adalah : 1. Koperasi harus meluaskan wawasan dalam manajemen dan organisasinya 2. Koperasi harus diorganisasi dengan baik dan dikelola secara professional 3. Mempertahankan standar integritas koperasi yang tinggi 4. Penataan orientasi dan kontribusi pelayanan kepada anggota dan masyarakat secara tepat. 2.5 Manajemen Koperasi Manajemen merupakan elemen penting bagi setiap organisasi koperasi, pada dasarnya manajemen koperasi adalah mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pencapaian tersebut melaksanakan fungsi-fungsi dari manajemen koperasi, hanya dengan melaksanakan fungsi-fungsi koperasi itulah koperasi akan dapat mencapai tujuannya secara efektif. Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut : 13

1. Fungsi Perencanaan Perencanaan yaitu suatu proses perumusan program kerja beserta anggarannya, yang harus dilakukan koperasi sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan strategi yang hendak dilaksanakan dan merupakan tindak lanjut juga dari keputusan rapat anggota, oleh karena itu pelaksanaan fungsi perencanaan harus konsisten pada tujuan dan misi koperasi dan perencanaan memiliki fungsi koordinasi antara bagian dalam koperasi, serta fungsi pengendalian terhadap pelaksanaan berbagai kegiatan koperasi. 2. Fungsi Pengorganisasian Yaitu pembagian tugas dan wewenang dalam koperasi kepada para pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana koperasi, walaupun secara umum perangkat organisasi koperasi telah terbagi dengan jelas, namun dalam pelaksanaannya pengurus mempunyai kewajiban untuk menyusun organisasi kepengurusan secara rinci. 3. Kepemimpinan Menurut Ralp M. Stogdill, kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang ditujukan pada pencapaian tujuan tertentu. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitiannya telah didefinisikan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula (Hendrojogi, 2004) 4. Pengendalian Pengendalian mempunyai fungsi untuk memastikan bahwa hasil kegiatan usaha koperasi atau kegiatan lainya sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, serta menjamin agar usaha dapat berjalan dengan lancar dan apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan maka dapat diketahui sedini mungkin. 14

2.6 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu bermanfaat sebagai bahan rujukan untuk penelitian strategi pengembangan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan, diantaranya adalah mengenai penelitian pengembangan koperasi, dan usaha. Beberapa penelitian yang menjadi rujukan dalam penelitian ini antara lain. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudiono (2008) mengenai analisis peran utama dan rancangan Koperasi Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dengan pendekatan arsitektur strategi bertujuan untuk mengidentifikasi peran utama KOPMA IPB dalam mengembangkan organisasinya, menganalisis faktor internal dan eksternal KOPMA IPB, merekomendasikan strategi serta membuat strategi pengembangan koperasi dengan pendekatan arsitektur strategi. Berdasarkan hasil identifikasi peran utama menggunakan Analisis Hierarki Proses, KOPMA IPB merupakan gerakan moral ekonomi, laboratorium kepemimpinan dan kewirausahaan, dan lembaga advokasi masyarakat. Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal melalui analisis matriks SWOT menghasilkan strategi antara lain strategi memperluas pangsa pasar, meningkatkan mutu pelayanan, membangun koalisi strategis antara koperasi mahasiswa dan koperasi dosen pegawai, membangun jaringan bisnis koperasi, revitalisasi sistem manajemen KOPMA IPB, pengembangan unit usaha, kampanye gerakan koperasi, membuat sistem pemasaran yang baik, membuat SOP, menerapkan sistem reward and punishment untuk anggota dan pengurus, membuat produk yang inovatif dan kreatif secara berkala, menjalin komunikasi dengan pemerintah terkait kebijakan ekonomi, memperbaiki citra koperasi, dan konsolidasi internal dan eksternal. Seluruh strategi tersebut dipetakan dalam arsitektur strategi pengembangan KOPMA IPB. 2. Penelitian selanjutnya adalah mengenai analisis lingkungan usaha dan formulasi strategi bersaing perusahaan dalam industri tanaman hias (Studi pada PT Godongijo Asri, Sawangan, Depok) oleh Pusponingtyas 15

(2008) tujuan dari strategi ini adalah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, menentukan posisi bersaing perusahaan, merumuskan alternatif strategi untuk menentukan strategi terbaik. Alat analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks CPM, matriks SWOT, QSPM dan arsitektur strategi. Hasilnya berbagai strategi yang dirumuskan didalam analisis matriks SWOT dipetakan dalam satu rentan waktu kedalam rancangan arsitektur strategi yang prioritasnya telah dilakukan dalam QSPM. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Erwin (2008) dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Koperasi Produksi Susu (Studi Kasus Koperasi Produk Susu dan Usaha Peternakan Bogor, Jawa Barat) bertujuan untuk merumuskan strategi terbaik untuk mengembangkan usaha Koperasi Produksi Susu Bogor. Perumusan strategi dimulai dengan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja Koperasi Produksi Susu Bogor dan kemudian dilanjutkan merumuskan strategi alternatif dan memilih strategi terbaik. Matriks IE digunakan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja koperasi. Sedangkan analisis SWOT digunakan untuk membuat alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal koperasi. Pemilihan strategi terbaik yaitu dari alternatif strategi yang telah dibuat dalam analisis SWOT menggunakan analisis QSPM. Hasilnya, strategi terbaik untuk pengembangan Koperasi Produksi Susu Bogor ialah srategi menigkatkan produksi susu dengan kualitas yang sesuai setandar. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2006) mengenai Rancangan Arsitektur Strategi Devisi Sarden PT Sumber Yalasamudra Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Tujuan dari analisis ini ialah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, merumuskan strategi alternatif, menentukan strategi terbaik untuk perusahaan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut ialah analisis matriks 16

IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, QSPM, dan arsitektur strategi. Hasilnya berbagai strategi yang telah dirumuskan berdasarkan analisis matriks SWOT dan dipilih prioritasnya berdasarkan analisis QSPM direntangkan dalam suatu peta arsitektur strategi. 5. Penelitian berikutnya adalah mengenai Manajemen Strategi Pengembangan Koperasi Petani Organik Serikat Petani Indonesia Bogor oleh Junarto (2008). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permintaan masyarakat akan produk organik semakin meningkat, sedangkan Koperasi Organik SPI Bogor belum mampu memenuhi permintaan konsumennya. Tujuan dari penelitian tersebut ialah untuk menganalisis kondisi internal dan eksternal untuk memformulasikan dan menentukan strategi terbaik dalam pengembangan Koperasi Petani Organik SPI Bogor. Metode yang digunakan antara lain matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukan bahwa koperasi memiliki posisi usaha koperasi yang harus dipertahankan dan dipelihara, sehingga menurut analisis SWOT dan QSPM strategi yang sebaiknya dilakukan antara lain (1) perbaikan sistem manajemen (2) meningkatkan kemampuan anggota (3) meningkatkan integritas, loyalitas dan menambah jumlah anggota (4) kerjasama terpadu dengan lembaga donor dan beberarap strategi lainya. 6. Erianofa (2008) melakukan penelitian Strategi Pengembangan Ekspor Teh Hitam pada Perkebunan Gunung Mas PTPN VIII Bogor, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal, merumuskan strategi sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal. Berdasarkan analisis SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi yang kemudian diurutkan menggunakan matrik QSP sehingga di peroleh prioritas strategi antara lain meningkatkan kerjasama dan lembaga-lembaga terkait guna meningkatkan produktivitas pemetik, memperluas pangsa pasar, dan menekan biaya operasional perusahaan. 17

Berdasarkan beberapa rujukan tersebut, maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil, antara lain: 1. Sebagian besar penelitian mengenai strategi pengembangan usaha yaitu penelitian Erwin (2008), Junarto (2008), Erianofa (2008) menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan QSPM. Sedangkan penelitian strategi pengembangan lainya menggunkan arsitektur strategi sebagai alat analisis untuk merancang strategi untuk langsung diaplikasikan oleh perusahaan. Penelitian yang menggunkan alat analisis arsitektur strategi adalah penelitian Pusponingtyas (2008), Sari (2006), dan Wahyudiono (2008). Setiap analisis yang digunkan memiliki kekuatan dan kelemahannya sendirisendiri. 2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah tempat dan waktu penelitian, selain itu peneliti juga mengumpulkan data dan informasi dari berbagai pihak yang terkait dengan Koperasi Jasa Agribisnis (KOJA) STA Panumbangan diantaranya pengurus koperasi, anggota koperasi, dan Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI. Peneliti juga menggunakan alat analisis yaitu analisis lingkungan bisnis untuk memperbaiki lingkungan bisnis koperasi. Kemudian peneliti merumuskan strategi untuk memberikan masukan solusi strategi pengembangan koperasi dan mengkombinasikannya dengan pendekatan arsitektur strategi. 18

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Menurut David (2006), strategi adalah merepresentasikan tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan jangka panjang. Dalam perusahaan besar, pada dasarnya ada empat tingkatan strategi yaitu korporasi, divisional, fungsional dan operasional. Tetapi dalam perusahaan kecil ada tiga tingkatan strategi yaitu koporasi, fungsional dan operasional. Sejalan dengan teori di atas, koperasi juga memerlukan suatu rencana strategis terutama dalam pengembangan usahanya. Keberadaan koperasi merupakan konsekuensi logis upaya transformasi sosial, ekonomi dan politik dari sistem perekonomian yang mengandalkan pada sektor pertanian. Rencana strategis bagi pengembangan koperasi sangat dibutuhkan mengingat koperasi harus mampu merespon berbagai perubahan pada lingkungannya yang seringkali tidak dapat diperkirakan. 3.1.1 Pengertian Manajemen Strategi Pearce dan Robinson (1997), mendefinisikan manajemen strategi sebagai kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Karakteristik keputusan manajemen strategi bervariasi menurut tingkat aktivitas strategi yang terlibat. Menurut Hunger dan Wheelen (2003), manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi, evaluasi dan pengendalian. Manajemen strategi menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Manajemen strategi sebagai suatu bidang ilmu menggabungkan kebijakan bisnis dengan lingkungan dan tekanan strategi. Manajeman strategi merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Manajemen strategi pada 19

akhirnya akan mendapatkan keputusan strategi (strategic decision). Keputusan strategi adalah sarana untuk mencapai tujuan akhir. Keputusan ini mencakup definisi tentang bisnis, produk dan pasar yang harus dilayani, fungsi yang harus dilaksanakan dan kebijakan utama yang diperlukan untuk mengatur dalam melaksanakan keputusan ini demi mencapai sasaran (Glueck dan Jauch, 1991). 3.1.2 Proses Manajemen Strategi Menurut David 2009, proses manajemen strategi adalah cara para perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan strategis. Proses manajemen strategi (strategic management process) terdiri atas tiga tahap yaitu tahap formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan (David, 2006). Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi serta menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi. Implementasi strategi sering disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategi. Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan. Seringkali tahap ini dianggap tahap paling rumit dalam manajemen strategi. Strategi yang telah diformulasikan tetapi tidak diimplementasikan tidak memiliki arti apapun. Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Adapun tiga aktivitas dasar evaluasi strategi 20

adalah (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, (3) mengambil tindakan korektif. Menurut Hunger dan Wheelen (2003), proses manajemen strategi meliputi empat elemen dasar yaitu : 1. Pengamatan Lingkungan Pengamatan lingkungan dibagi menjadi analisis lingkungan eksternal dan analisis lingkungan internal. Analisis lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dan manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi tersebut hidup. Analisis lingkungan eksternal memiliki dua bagian yaitu lingkungan kerja dan lingkungan sosial. Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi oleh operasioperasi utama organisasi (misalnya : pemegang saham, pemerintah, pekerja, pemasok, pelanggan, pesaing, kreditur dan asosiasi perdagangan). Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang (misalnya : kekuatan ekonomi, sosiokultural, teknologi, politik dan hukum). Sedangkan analisis lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel kekuatan (strengths') dan kelemahan (weaknesses) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabelvariabel tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabelvariabel itu meliputi struktur, budaya dan sumberdaya organisasi. Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan komunikasi, wewenang dan arus kerja. Struktur sering disebut rantai perintah dan digambarkan secara grafis dengan menggunakan bagan organisasi. Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan dan nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Norma-norma organisasi secara khusus memunculkan dan mendefinisikan perilaku yang dapat diterima anggota dari manajemen puncak sampai karyawan operatif. Sumberdaya 21