TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
|
|
- Ari Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengertian Koperasi Menurut Sri Edi Swasono dalam Sudarsono dan Edilius (2005) secara harfiah kata Koperasi berasal dari kata Cooperation (Latin), atau Cooperation (Inggris), atau Co-operatie (Belanda), atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai bekerja bersama. Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, pasal 1 mengatakan bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (UU RI No.25 Tahun 1992). Menurut pernyataan ICA (International Cooperative Alliance) tentang jati diri Koperasi, mengemukakan Koperasi adalah adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan yang dimiliki bersama dan dikendalikan secara demokratis. Menurut Ropke dalam Hendar dan Kusnadi (2005) menjelaskan, Koperasi adalah suatu organisasi bisnis yang para pemilik/anggotanya adalah pelanggan utama perusahaan tersebut. Kriteria identitas suatu Koperasi akan merupakan dalil/prinsip identitas yang membedakan unit koperasi dari unit usaha lainnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berwatak sosial dengan tujuan tidak hanya
2 semata-mata bisnis mencari keuntungan tetapi memberikan pelayanan, memberikan kepuasan kepada anggotanya, Koperasi adalah organisasi yang aktivitasnya : dari, oleh dan untuk anggotanya. Dari segi organisasi, Koperasi mempunyai ciri-ciri khas yaitu merupakan : 1. Kumpulan orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Bertujuan untuk memperkuat kedudukan ekonomi dari anggotanya. 3. Ada kewajiban anggota anggota untuk permodalan. 4. Resiko dan keuntungan yang timbul akibat usaha Koperasi dipikul dan dinikmati bersama secara proporsional. 5. Usaha utama koperasi adalah pada bidang ekonomi walaupun Koperasi dapat mengerjakan yang menyangkut bidang sosial. 6. Kepemimpinan dan juga manajemen koperasi tercermin dalam pengelolaan secara demokratis dan ketatalaksanaannya secara terbuka. Prinsip-Prinsip Koperasi Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu (Wikipedia, 2012). Prinsip-prinsip koperasi (sering juga disebut sebagai asas-asas atau sendisendi dasar koperasi), adalah garis-garis penuntun atau pemandu yang digunakan oleh Koperasi, untuk melaksanakan nilai-nilai Koperasi dalam praktek.
3 Prinsip ke 1 : Keanggotaan yang Sukarela dan Terbuka Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan jenis kelamin (gender), latar belakang sosial, ras, politik atau agama. Prinsip ke 2 : Pengawasan Demokratis Oleh Anggota Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Pria dan wanita yang dipilih sebagai wakil anggota bertanggung jawab kepada rapat anggota. Dalam Koperasi primer, para anggota memiliki hak suara sama (satu anggota satu suara) dan Koperasi pada tingkat-tingkat lainnya juga dikelola secara demokratis. Prinsip ke 3 : Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Ekonomi Para anggota memberikan kontribusi permodalan Koperasi secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis (terhadap modal tersebut). Setidaktidaknya bagian dari modal itu adalah milik bersama Koperasi. Apabila ada, para anggota biasanya menerima kompensasi yang terbatas atas modal yang disyaratkan untuk menjadi anggota. Para anggota mengalokasikan sisa hasil usaha untuk beberapa atau semua dari tujuan berikut ini: - Mengembangkan Koperasi mereka, mungkin dengan membentuk dana cadangan, sebagian dari padanya tidak dapat dibagikan. - Membagikan kepada anggota seimbang dengan transaksi mereka dengan Koperasi.
4 - Mendukung kegiatan lainnya yang disahkan oleh rapat anggota. Prinsip ke 4 : Otonomi Dan Kemandirian (Independence) Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri serta diawasi oleh para anggotanya. Apabila Koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi lain, termasuk pemerintah, atau memupuk modal dari sumber luar, Koperasi melakukannya berdasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis oleh para anggotanya dan yang mempertahankan otonomi mereka. Prinsip ke 5 : Pendidikan, Pelatihan dan Informasi Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para anggota, wakilwakil anggota yang dipilih oleh rapat anggota serta para manager dan karyawan, agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi perkembangan koperasinya. Mereka memberikan informasi kepada masyarakat umum, khususnya pemuda dan para pembentuk opini di masyarakat tentang hakekat perkoperasian dan manfaat berkoperasi. Prinsip ke 6 : Kerjasama Antar Koperasi Koperasi melayani para anggotanya secara efektif dan memperkuat gerakan Koperasi dengan bekerjasama melalui organisasi Koperasi tingkat lokal, nasional, regional dan internasional. Prinsip ke 7 : Kepedulian Terhadap Masyarakat Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masayarakat sekitarnya secara berkelanjutan, melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota (ICA, 1995).
5 Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi Dalam Pasal 3 UU No.25 tahun 1992 dikatakan bahwa Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Selanjutnya dijelaskan dalam Pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992 tentang fungsi dan peran Koperasi, yaitu: 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosialnya. 2. Berperan serta secara aktif dalam upaya menaikkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya. 4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi (UU RI No.25 Tahun 1992). Keempat fungsi dan peran di atas merupakan turunan dari tujuannya, sehingga berdasarkan gambaran tersebut Koperasi Indonesia mempunyai tugas yang sangat berat. Dihubungkan dengan pendapat para ekonomi Koperasi, tidak ada yang berpendapat bahwa Koperasi harus mempromosikan non anggota.
6 Koperasi Serba Usaha (KSU) Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang mempunyai bidang usaha rangkap/beraneka ragam, sesuai dengan kebutuhan para anggota koperasi tersebut (Fuad,dkk., 2000). Pengurus KSU dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang merupakan kekuasaan tertinggi KSU, dimana Pengurus adalah pemegang kuasa Rapat Anggota. Pengurus bertugas: (1) Mengelola KSU dan usahanya, (2) Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan anggaran belanja koperasi, (3) Menyelenggarakan RAT, (4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, (5) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib, (6) Memelihara daftar buku Anggota dan Pengurus serta (7) Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan Koperasi dan usahanya kepada RAT atau Rapat Anggota Luar Biasa. Pengurus Koperasi adalah mereka yang dipilih oleh anggota melalui RAT untuk menjabat sebagai Pengurus yang terdiri dari Ketua,Sekretaris dan Anggota. Manajer dan karyawan adalah mereka yang bekerja pada Koperasi dan diangkat serta diberhentikan oleh Pengurus Koperasi (UU RI No.25 Tahun 1992). Menurut Jochen Ropke dalam Hendar dan Kusnadi (2005), dalam literatur ekonomi Koperasi, tugas dan tujuan Koperasi Serba Usaha adalah mempromosikan para anggotanya (members promotion). Bila benefit atau manfaat yang dihasilkan koperasi bagi seorang anggota adalah lebih besar daripada manfaat yang dapat dicapai oleh individu itu bila ia tetap tinggal di luar Koperasi,
7 maka individu itu barangkali akan tetap tinggal dalam Koperasi itu dan Koperasi bahkan dapat menarik anggota baru. Bentuk-bentuk promosi ekonomi anggota atau manfaat ekonomi bagi anggota Koperasi Serba Usaha menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.27 Tahun 2007, promosi ekonomi anggota dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu: 1. Manfaat Ekonomi Langsung (MEL), yaitu manfaat ekonomi yang diterima anggota pada saat melakukan transaksi. 2. Penerimaan pengambilan Sisa Partisipasi Anggota (SPA). 3. Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu anggota menerima pembagian laba Koperasi dari hasil bisnis dengan non anggota. Bentuk-bentuk promosi atau Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) bagi anggota bergantung kepada kegiatan pelayanan dan usaha Koperasi, yaitu: 1. Koperasi yang melakukan kegiatan proses produksi untuk menghasilkan produk tertentu yang mempekerjakan anggota (produksi bersama) pada jenis Koperasi produksi, yaitu: Memperoleh Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) berupa efektivitas penerimaan upah bagi anggota dari hasil bekerja pada Koperasi. Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan bagian dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika Koperasi melakukan hubungan bisnis dengan non anggota. Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya Koperasi.
8 2. Koperasi yang melakukan kegiatan penerimaan simpanan dan penyaluran pinjaman (pengelolaan barang/dana bersama) pada Koperasi simpan pinjam, yaitu: Memperoleh Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) berupa efektivitas simpanan dan efisiensi penerimaan pinjaman. Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan bagian dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika Koperasi melakukan hubungan bisnis dengan non anggota. Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya Koperasi. 3. Koperasi yang melakukan kegiatan pelayanan pengadaan barang dan jasa bagi kebutuhan anggota (pembelian bersama atau produksi bersama) pada jenis Koperasi konsumen atau Koperasi produsen yang bergerak dalam input produksi, yaitu: Memperoleh Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) berupa efisiensi pengembalian bagi anggota dari hasil pelayanan Koperasi. Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan bagian dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika Koperasi melakukan hubungan bisnis dengan non anggota. Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya Koperasi. 4. Koperasi yang melakukan kegiatan pemasaran barang dan jasa yang dihasilkan anggota (penjualan bersama atau joint marketing) pada jenis Koperasi produsen yang bergerak dalam pemasaran output, yaitu:
9 Memperoleh Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) berupa efektivitas penjualan bagi anggota dari hasil pelayanan Koperasi. Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL), yaitu penerimaan bagian dari laba Koperasi hasil bisnis dengan non anggota, jika Koperasi melakukan hubungan bisnis dengan non anggota. Pengembalian Sisa Partisipasi Anggota (SPA) hasil efisiensi biaya Koperasi. Partisipasi Anggota Secara harfiah partisipasi diambil dari bahasa asing participation yang artinya mengikutsertakan pihak lain dalam mencapai tujuan. Kemudian partisipasi anggota berarti mengikutsertakan Anggota Koperasi dalam kegiatan operasional dan pencapaian tujuan bersama (Hendar dan Kusnadi, 2005). Menurut Hendar dan Kusnadi (2005), bila dipandang dari segi dimensinya, partisipasi dibagi menjadi empat yaitu: 1. Partisipasi dapat dipaksakan (forced) dan dapat pula sukarela (voluntary). Partisipasi sukarela terdapat apabila manajemen memulai gagasan tertentu dan bawahan menyetujui untuk berpartisipasi. 2. Partisipasi formal, biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan (misalnya serikat kerja, dewan pengurus) dan partiasipasi non formal, biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan mengenai bidang partisipasi. 3. Partisipasi bisa bersifat langsung, terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.
10 Partisipasi berifat tidak langsung akan ada wakil yang membawa aspirasi orang lain, misalnya karyawan atau anggota. 4. Partisipasi kontributif dan kontributif insentif. Kedua jenis partisipasi ini timbul akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus pelanggan. Dalam kedudukannya sebagi pemilik, maka: Para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan perusahaan Koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan (penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela). Mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan proses pengawasan terhadap jalannya Koperasi. Kemudian kedudukannya sebagai pelanggan/pengguna, maka para anggota memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh Koperasi dalam menunjang kepentingannya. Karakteristik Anggota Koperasi Pengertian sosial pada hakikatnya merupakan interaksi dalam pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat. Dalam proses ini terkandung di dalamnya nilai-nilai kebersamaan, solidaritas dan kesamaan nasib sebagai unsur pemersatu kelompok. Seorang anggota koperasi pastinya memiliki karakteristik masingmasing yang berbeda seperti umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan, dan jumlah tanggungan. 1. Umur Umur berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menerima yang baru. Semakin muda umur maka semakin tinggi semangat dalam berbagai
11 aktivitas. Umur memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas kerja seseorang (Soekartawi, 1999). 2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreatifitas manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia (Kartasapoetra, 1994). Menurut Ahmadi (2003) menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti: kualitas sumber daya manusia, tersedianya sumber daya alam yang memadai, adanya birokrasi pemerintahan yang kuat dan efisien dan sebagainya. Namun demikian, tidak dapat disangkal bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses pembangunan. Hal ini karena manusia bukan semata-mata menjadi obyek pembangunan, tetapi sekaligus juga merupakan subyek pembangunan. Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan gaya kreativitas manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya alam yang tersedia. Akibatnya usaha-usaha yang dilakukan hanya mampu menghasilkan pendapatan yang rendah (Soekartawi,1999). 3. Masa Keanggotaan Pengalaman kerja biasanya dihubungkan dengan lamanya seseorang bekerja dalam bidang tertentu. Hal ini disebabkan karena semakin lama orang tersebut bekerja, berarti pengalaman kerjanya pun tinggi sehingga secara langsung akan mempengaruhi pendapatan (Soekartawi, 1999).
12 4. Jumlah Tanggungan Menurut Hasyim (2006) banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong seseorang untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya. Semakin banyak anggota keluarga, akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan untuk berusaha mengoptimalkan pendapatannya dengan menentukan pilihan-pilihan (Soekartawi, 1999). Landasan Teori Prinsip terkait erat dengan konsep pegangan dalam menentukan arah yang ingin dicapai oleh Koperasi. Prinsip-prinsip Koperasi mencerminkan perkembangan Koperasi yang sebenarnya demi keperluan dan keinginan anggotanya. Pembentukan nilai dalam diri anggota koperasi hanya dapat dilakukan jika ada kesadaran di kalangan pihak administrasi dan manajemen koperasi pada kebutuhan semua pihak menjalankan tugas masing-masing dalam kepemimpinan, administrasi dan manajemen koperasi. Anggota Koperasi perlu dibimbing untuk memahami makna dari setiap prinsip Koperasi yang mempunyai objektif tersendiri dan tidak boleh dimanipulasi untuk mencapai kemajuan Koperasi. Tanpa bimbingan yang sempurna, anggota Koperasi akan membuat penafsiran sendiri dan ia mungkin salah dari segi konsep dan budaya berkoperasi atau salah paham apabila pihak pengurus Koperasi membuat kebijakan dalam usaha mencapai kemajuan Koperasi.
13 Jika anggota koperasi tidak dapat menghayati prinsip-prinsip Koperasi akan sulit anggota koperasi memahami tentang faedah dan pentingnya berkoperasi serta akan melepaskan dan meletakkan tanggungjawabnya kepada pihak pengurus Koperasi untuk menggerakkan dan memajukan Koperasi. Oleh karena itu, pengurus Koperasi harus mengetahui pasti apa itu prinsip-prinsip Koperasi, karena tanpa ada pelaksanaan prinsip-prinsip, tidak akan bagus Koperasi tersebut (Ismail, 2005). Kerangka Pemikiran Kemiskinan menjadi suatu permasalahan yang mutlak harus dituntaskan dalam suatu negara. Secara garis besar hal tersebut menjadi tugas dari pemerintah saja, namun itu tidaklah cukup sampai di situ. Perlu adanya partisipasi dari masyarakat dan juga pihak swasta. Sebagai salah satu bentuk nyata partisipasi masyarakat dalam pengentasan kemiskinan dengan membentuk suatu koperasi. Dalam pelaksanaannya, Koperasi memiliki prinsip-prinsip yang diharapkan dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam pengentasan kemiskinan. Prinsip-prinsip tersebut yaitu: keanggotaan yang sukarela dan terbuka, pengawasan demokratis oleh anggota, partisipasi kegiatan ekonomi, otonomi dan kemandirian, pendidikan, pelatihan dan informasi, kerjasama antar koperasi dan kepedulian terhadap masyarakat. Dengan didirikannya koperasi diharapkan anggota koperasi memperoleh peningkatan kemakmuran dan juga peningkatan pengalaman kerja yang nantinya dapat digunakan untuk menambah pendapatan keluarganya.
14 Pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi, besar peningkatan kemakmuran dan juga pengalaman kerja anggota sangat ditentukan oleh partisipasi anggota. Kualitas partisipasi anggota tergantung pada karakteristik anggota yang meliputi umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan. Kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1. LINGKUNGAN KOPERASI SERBA USAHA Prinsip-Prinsip Koperasi: 1. Keanggotaan sukarela dan terbuka 2. Pengawasan demokratis oleh anggota 3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi 4. Otonomi dan kemandirian 5. Pendidikan, pelatihan dan informasi 6. Kerjasama antar koperasi 7. Kepedulian pada masyarakat ANGGOTA Karakteristik Anggota Koperasi: 1. Umur 2. Tingkat Pendidikan 3. Masa Keanggotaan 4. Jumlah Tanggungan Pelaksanaan Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota Koperasi dengan Pelaksanaan Prinsip- Prinsip Koperasi Keterangan : = Menyatakan hubungan
15 Hipotesis Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah, maka yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah: 1. Pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi di daerah penelitian adalah tinggi. 2. Terdapat hubungan karakteristik sosial ekonomi anggota Koperasi (umur, tingkat pendidikan, masa keanggotaan dan jumlah tanggungan) dengan pelaksanaan prinsip-prinsip Koperasi di daerah penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi
Lebih terperinciPENGANTAR PERKOPERASIAN
PENGANTAR PERKOPERASIAN BAB V : NILAI-NILAI DASAR DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI OLEH ; LILIS SOLEHATI Y PENTINGNYA IDEOLOGI Ideologi adalah keyakinan atas kebenaran dan kemanfaatan sesuatu, jika sesuatu
Lebih terperinciEkonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas X Oleh: Alam S. 2 10 Ba b 3 Tujuan Pembelajaran Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: menjelaskan pengertian landasan, asas, tujuan, nilai, dan prinsip koperasi,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Koperasi Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat diperlukan dan penting untuk dipertahankan, koperasi
Lebih terperinciBAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI KOPERASI, GOTONG ROYONG DAN TOLONG MENOLONG Koperasi mengandung makna kerja sama, ada juga mengartikan menolong satu sama lain. Arti kerjasama bisa berbeda-beda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan. tetapi juga mengelola proses kerja selama periode tersebut.
BAB II TINJAUAN TEORI 1.1. Landasan Teori 1.1.1. Pengertian Kinerja Menurut kamus umum Bahasa Indonesia kinerja diartikan sebagai berikut : a. Sesuatu yang di capai Prestasi yang di perlihatkan b. Kemampuan
Lebih terperinciPENGANTAR PERKOPERASIAN
PENGANTAR PERKOPERASIAN BAB VIII : JATIDIRI KOPERASI OLEH ; LILIS SOLEHATI Y Di atas sendi [cita-cita tolong menolong] dapat didirikan tonggak demokrasi. Tidak lagi orang seorang atau satu golongan kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sesuai cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah yang terletak di Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir yang dibentuk pada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya
Lebih terperinciKONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan
KONSEP DASAR PERKOPERASIAN 1. Pendahaluan Selama ini diketahui bahwa perkembangan Koperasi dan peranannya dalam perekonomian nasional belum memenuhi harapan, khususnya dalam memenuhi harapan sebagai sokoguru
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat
Lebih terperinciOleh: Ny. Neti Budiwati Ukanda -Dosen pada Prodi Pend. Ekonomi & Koperasi UPI -Ketua Umum Koperasi Wanita Mekar Endah Kab. Bandung
APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA KOPERASI? (All about Cooperation) Oleh: Ny. Neti Budiwati Ukanda -Dosen pada Prodi Pend. Ekonomi & Koperasi UPI -Ketua Umum Koperasi Wanita Mekar Endah Kab. Bandung KONSEP DASAR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini akan menjelaskan mengenai pengertianpengertian yang mendasar mengenai prosedur pelaksanaan simpan pinjam, tinjauan pustaka ini penulis
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat
Lebih terperincisejarah timbulnya Koperasi, yaitu :
Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan (decision maker) dan instansi terkait lainnya dalam menyusun kebijakan untuk meningkatkan kualitas Credit Union (CU). 2. Sebagai bahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Koperasi Bagi Indonesia koperasi merupakan suatu badan usaha yang menerapkan sifat gotong royong dan cara bekerjanya bersifat kekeluargaan. Kata koperasi berasal dari
Lebih terperinciTATA CARA PENDIRIAN KOPERASI
TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI PERSIAPAN PEMBENTUKAN Orang-orang yang akan mendirikan koperasi terlebih dahulu mendapatkan penerangan dan penyuluhan agar memperoleh pengertian dan kejelasan mengenai maksud
Lebih terperinciKoperasi 1
1 Koperasi Outline Materi Materi 1: Fungsi dan Peran Koperasi Secara Umum Materi 2: Landasan Koperasi di Indonesia Materi 3: Fungsi Koperasi di Indonesia Materi 4: Prinsip Koperasi Menurut Rochdale Materi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat
Lebih terperinciAbstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).
Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan Nama : I Gede Andika Miarta NIM : 1306105118 Abstrak Koperasi merupakan salah satu
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5355 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 212) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciKOPERASI. Tujuan Pembelajaran
K-13 Kelas X ekonomi KOPERASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang konsep dasar koperasi. 2. Memahami perhitungan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi dan manfaat bagi anggota sangat berkaitan dengan kaidah-kaidah koperasi. Hal-hal yang berkaitan dengan
Lebih terperinciNOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat
Lebih terperinciKoperasi. By :
Koperasi By : dhoni.yusra@indonusa.ac.id Dasar Hukum Landasan Yuridis ada Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945 : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Pengaturan pertama diatur dalam UU
Lebih terperinciPERANAN KOPERASI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA. Oleh Sri Zulhartati (IPS, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)
PERANAN KOPERASI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA Oleh Sri Zulhartati (IPS, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak) Abstrak: Pada kasus Indonesia, koperasi sebagai badan usaha yang dimiliki dan dimanfaatkan
Lebih terperincia. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.
AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara harfiah partisipasi diambil dari bahasa asing participation yang
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Partisipasi Anggota pada Koperasi Sekolah 2.1.1 Pengertian Partisipasi Anggota Secara harfiah partisipasi diambil dari bahasa asing participation yang artinya mengikutsertakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Istilah koperasi menurut etimologi berasal dari bahasa Inggris, co yang berarti bersama dan operation yang berarti usaha, koperasi berarti
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciKONSEP DASAR KOPERASI
KONSEP DASAR KOPERASI KONSEP DASAR PERKOPERASIAN UU No. 12 Tahun 1967 Koperasi dikatakan sebagai Organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Konotasi berwatak sosial seringkali disalahtafsirkan sebagai organisasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Badan Usaha Koperasi 1. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal 1 Ayat 1, pengertian koperasi adalah badan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam prosedur laporan pelaksanaan simpan pinjam yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan
Lebih terperinciURAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi
URAIAN MATERI A. Pengertian Koperasi Kata Koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu co dan operation. Co berarti bersama, operation berarti usaha. Kalau kedua kata itu dirangkai, maka koperasi dapat
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,
Lebih terperinciDosen Fakultas Hukum USI
Koperasi Sebagai Suatu Badan Hukum Dan Syarat Pendiriannya Bunga Intan Sinaga Dosen Fakultas Hukum USI Abstrak Sesuai dengan Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional yang turut. maupun tidak langsung. Tujuan pembangunan nasional khususnya pada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional yang turut membangun perekonomian di negara Indonesia. Koperasi berperan positif dalam pelaksanaan pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang ekonomi yang beranggotakan orang-orang bergabung secara sukarela dan atas persamaan hak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua
BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau
Lebih terperinciPUSTAKA ELEKTRONIK YAYASAN ENAMGE UNTUK PRAKTISI MANAJEMEN S.D.M.
PUSTAKA ELEKTRONIK YAYASAN ENAMGE UNTUK PRAKTISI MANAJEMEN S.D.M. UU 25/1992 ttg PERKOPERASIAN Acuan Informasi Tanpa Tuntutan Dikinikan: 11 Juni 2004 IP Umum Rekrutmen K-3 PP-KKB-PK-Konvensi TK Wanita
Lebih terperinciBAB II RUANG LINGKUP KOPERASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DAN UNDANG-UNDANG
BAB II RUANG LINGKUP KOPERASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN, SERTA TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS BADAN HUKUM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Koperasi Dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari kata-kata latin yaitu Cum yang berarti dengan, dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Dewasa ini banyak badan usaha yang berdiri di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi, misalnya perusahaan negara, perusahaan swasta lainnya.
Lebih terperinciPerbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:
Overview Koperasi 1 Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) menyatakan perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal 33 ayat
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 116, 1992 (PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warganegara. Kesejahteraan. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan Daerah Riau mengacu l<epada Lima Pilar. ekonomi kerakyatan akan difokuskan kepada pemberdayaan petani terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan Daerah Riau mengacu l
Lebih terperinciBAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan
BAB III Pelaksanaan Kerja Praktek 3.1 Tinjauan Umum Koperasi Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan pokok tersendiri dalam menjalankan fungsi social
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan di berbagai bidang dengan titik
Lebih terperinciBandung, 04 Maret Pertemuan ke - 2
Pengertian,Asas dan prinsip-prinsip koperasi Bandung, 04 Maret 2010 Pertemuan ke - 2 Tujuan perkuliahan hari ini Setelah perkuliahan pada pertemuan ke 2 ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan kembali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada saat ini dititikberakan pada pembangunan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional pada saat ini dititikberakan pada pembangunan ekonomi, karena bidang ekonomi merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan dalam mendorong
Lebih terperinciOLEH ASISTEN DEPUTI TATALAKSANA KOPERASI DAN UKM DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Bogor, 28 Januari 2016
OLEH ASISTEN DEPUTI TATALAKSANA KOPERASI DAN UKM DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM Bogor, 28 Januari 2016 1 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Koperasi adalah badan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Koperasi Pertanyaan mengenai apakah yang dimaksud dengan Koperasi? memiliki jawaban yang berbeda-beda dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata-susunan ekonomi
Lebih terperinciBAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM
BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha
Lebih terperinciBerdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:
Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
Lebih terperincidan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah
Lebih terperinciEKONOMI KOPERASI BAB VI : PARTISIPASI ANGGOTA PADA KOPERASI OLEH ; LILIS SOLEHATI Y
EKONOMI KOPERASI BAB VI : PARTISIPASI ANGGOTA PADA KOPERASI OLEH ; LILIS SOLEHATI Y MENGAPA BERPARTISIPASI Partisipasi orang merupakan suatu kebutuhan dasar dan hak asasi manusia yang mendasar (Castilo,
Lebih terperinciKOPERASI.
KOPERASI TUJUAN Mampu mendefinisikan koperasi Mampu menyebutkan peran koperasi PENGERTIAN Koperasi berasal dari bahasa Latin: Cum (dengan) + operasi (bekerja)bekerja dengan orangorang lain. Istilah Ekonomi:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor Koperasi dan UKM merupakan salah satu sektor yang mampu menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan ditengah krisis global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih dijajah Belanda menghentikan pelaksanaan Cultuur Stelseel (sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah perkoperasian di Indonesia dimulai sejak jaman penjajahan Belanda, dimana pemerintah Hinda Belanda atau nama Indonesia sewaktu masih dijajah Belanda menghentikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Keberhasilan perusahaan bukan semata terletak pada produk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyadari bahwa persaingan semakin ketat penting bagi perusahaan untuk dapat memdapatkan laba demi menjalankan perusahaan dalam hal ini pemasaran menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian,
23 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI 2.1 Pengertian Perjanjian Kredit Pasal 1313 KUHPerdata mengawali ketentuan yang diatur dalam Bab Kedua Buku III KUH Perdata, dibawah judul Tentang
Lebih terperinciDASAR-DASAR KOPERASI
DASAR-DASAR KOPERASI Bab 1 dari Buku Dasar-Dasar Manajemen Koperasi Kredit (Credit Union) Disalin dan ditata letak oleh bagian Pendidikan dan Pelatihan Pusat Koperasi Kredit Bali Artha Guna www.puskopditbag.org
Lebih terperinciJURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 1, Edisi Februari 2014 (ISSN : ) MENGELOLA PAJAK KOPERASI UNTUK KESEJAHTERAAN ANGGOTA.
MENGELOLA PAJAK KOPERASI UNTUK KESEJAHTERAAN ANGGOTA Adenk Sudarwanto Dosen Tetap STIE Semarang Abstraksi Sumber penerimaan negara Indonesia terbesar dari sektor perpajakan. Oleh karena itu harus disadari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi sistem terlebih dahulu. Penjelasan mengenai sistem ini telah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur 2.1.1 Pengertian Sistem Pembahasan mengenai definisi sistem ini sangat perlu untuk dilakukan, sehingga sebelum membahas tentang judul di atas, maka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta dibentuk untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu berupa SDM, materiil,
Lebih terperinciMENINGKATKAN KINERJA KOPERASI DENGAN MENGUKUR EFISIENSI. Triyono Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang. Abstrak
MENINGKATKAN KINERJA KOPERASI DENGAN MENGUKUR EFISIENSI Triyono Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Abstrak Artikel ini memberikan gambaran kriteria yang tepat dalam mengukur efisiensi koperasi,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB. X. JARINGAN USAHA KOPERASI. OLEH : Lilis Solehati Y, SE.M.Si
BAB. X. JARINGAN USAHA OLEH : Lilis Solehati Y, SE.M.Si SEBAGAI EKONOMI RAKYAT Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan
Lebih terperinciPRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi
PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi Oleh : Ade Permana (H34096001), Desy Kartikasari (H34096017), Devi Melianda P (H34096020), Mulyadi(H34096068)
Lebih terperinciMANAJEMEN KEANGGOTAAN KOPERASI
MANAJEMEN KEANGGOTAAN KOPERASI PENGANTAR Anggota koperasi adalah aset/kekayaan sumber daya manusia koperasi yang sangat penting. Identitas ganda anggota koperasi sebagai pemilik dan pelanggan akan menentukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
Lebih terperinci25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN
Pada tulisan sebelumnya telah disinggung bahwa sejarah koperasi di Indonesia berawal dari R.A. Wirjaatmadja, Patih Purwokerto, untuk menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah
Lebih terperinciKOPERASI. Published by : M Anang Firmansyah
KOPERASI Published by : M Anang Firmansyah I.Pengertian : Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi berasal dari bahasa Inggris co-operation, yang berarti usaha bersama. Secara umum, koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang sedang mendapatkan perhatian pemerintah. Koperasi merupakan organisasi yang berbadan hukum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang-seorang demi kepentingan bersama. Sejak lahirnya koperasi pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimilik dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Sejak lahirnya koperasi pada tahun 1844 di kota
Lebih terperinciLEMBAGA KEUANGAN JASA SYARIAH
LEMBAGA KEUANGAN JASA SYARIAH (Studi Tentang Pengakomodasian Norma-Norma Hukum dalam Pengaturan Kelembagaan Kospin Syariah di Karanganyar) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan
Lebih terperinciIII. LANDASAN TEORI Sejarah Koperasi Internasional
III. LANDASAN TEORI Dalam landasan teori ini akan dijelaskan secara rinci tentang sejarah perkembangan Koperasi, teori-teori tentang Koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 yaitu mengenai pengertian,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Landasan, dan Jenis Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang Koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokokpokok Perkoperasian bahwa : Koperasi Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi
Lebih terperinciANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK
1 ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH Oleh Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK Tujuan penelitian adalah sebagai bahan kajian dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIK. Secara harfiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris Cooperation terdiri dari
BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Pengertian Koperasi Bagi bangsa Indonesia, koperasi sudah tidak asing lagi, karena kita sudah merasakan jasa koperasi dalam rangka keluar dari kesulitan hutang lintah darat.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Koperasi dan Ciri-Ciri Koperasi
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Konsep Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi dan Ciri-Ciri Koperasi Menurut Sri Edi Swasono secara harfiah kata Koperasi berasal dari kata Cooperation
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa usaha mikro, kecil dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu cooperation. Sesuai dengan arti kata itu, koperasi secara harfiah berarti kerja sama. Pengertian koperasi MenurutUndang-Undang
Lebih terperinciPentingnya Koperasi bagi
Bab 8 Pentingnya Koperasi bagi Kesejahteraan Masyarakat Tahuka kamu apa koperasi itu? Apa tujuan didirikannya koperasi? Apa alasan dibuatnya koperasi? Koperasi merupakan organisasi dari anggota, oleh anggota
Lebih terperinciPUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
1 KOPERASI SISWA Disampaikan dalam Siaran Langsung Interaktif TV Edukasi 15 MEI 2010 oleh : Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
Lebih terperinci