BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi

dokumen-dokumen yang mirip
SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

AKUNTANSI UNTUK LEASING

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

Gerson Philipi Rianto F

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH HUKUM PERIKATAN


BAB II AKUNTANSI SEWA

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian

II. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Klasifikasi Leasing Pengertian Leasing

AKUNTANSI UNTUK LEASING

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

NAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

AKUNTANSI UNTUK LEASE (Accounting For Leases)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

TUGAS TEORI AKUNTANSI CHAPTER 13 LEASES

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 75

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

BAB II LANDASAN TEORI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN,

EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

BAB II LANDASAN TEORI. tahun (1982:331) laba perusahaan adalah merupakan selisih antara

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi saat ini, perusahaan tentu ingin selalu

Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ

BAB 8 JENIS JENIS MODAL

Analisis Aktivitas Pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

MID TERM INVESTMENT LEASING. By : NETTI TINAPRILLA

AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK. Ali Irfan

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

STIE DEWANTARA Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

Laporan Keuangan: Neraca

AKUNTANSI AKTIVA LEASING. Drs. SITI MIRHANI, MM. Ak. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

Analisis Akuntansi Leasing Pada PT. Puri Green Resources Pekanbaru

apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah Tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BANK DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN. Keuangan Republik Indonesia Nomor: 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan

ACCOUNTING FOR LEASE

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

Universitas Tarumanagara 19 September 2014

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

Transkripsi:

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Defenisi akuntansi menurut : American Accounting Association mendefenisikan akuntansi sebagai berikut : Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut (S.R Soemarso, 2000) Defenisi ini mengandung dua pengertian, yakni : 1. Kegiatan Akuntansi Bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi 2. Kegunaan Akuntansi Bahwa informasi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan (S.R Soemarso, 2000) Untuk mengidentifikasi informasi ekonomi perusahaan perlu menciptakan suatu metode pencatatan, penggolongan, analisis, dan pengendalian transaksi serta kegiatan-kegiatan keuangan, kemudian melaporkan hasilnya. Kegiatan akuntansi meliputi : 1. Pengidentifikasian dan pengukuran data yang relevan untuk suatu pengambilan keputusan 2. Pemrosesan data yang bersangkutan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan 7

8 3. Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan Agar informasi yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan, maka akuntansi memerlukan bermacam-macam teknik seperti teknik pencatatan dan teknik penyajian laporan keuangan. Kedua teknik ini mempunyai hubungan yang erat sekali karena proses penyusunan dan penyajian laporan keuangan itu bersumber dari hasil pencatatan yang telah dilakukan. Oleh karena itu untuk menghindari kesalahan dalam penyajian, maka pencatatan harus dilakukan dengan tepat, sehingga hasil yang diperoleh tidak menyesatkan. Jadi akuntansi dapat membantu manajemen perusahaan dalam menerima informasi data yang diperlukan dan selanjutnya akan diproses sedemikian rupa yang akan digunakan untuk menentukan kebijaksanaan yang tepat dalam mengelola organisasi dan upaya pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. B. Pengertian Standar Akuntansi Standar digunakan untuk mengukur apakah yang dilakukan telah memberikan hasil yang sesuai dengan standar yang dipedomani (PSAK No.30). Dengan adanya standar maka penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan dapat diperbaiki. Dengan kata lain standar dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam memperlakukan sesuatu hal, misalnya dalam memperlakukan suatu kejadian kejadian dalam perusahaan. Menurut Belkaoui, standar akuntansi lazimnya terdiri dari tiga bagian yaitu: 1. Uraian masalah yang akan ditanggulangi

9 2. Pembahasan logis (mungkin dengan menggali teori fundamental) mengenai cara-cara untuk menyelesaikan masalah itu 3. Penyelesaian yang ditetapkan sejalan dengan keputusan atau teori (Belkaoui, 2002) Dengan adanya penerbitan suatu bentuk standar akuntansi maka hal ini semakin mendorong berkembangnya ilmu akuntansi, karena dengan beraneka ragamnya sumber-sumber pemikiran tentang akuntansi, hampir setiap negara yang sudah maju masing-masing melahirkan akuntansi yang disesuaikan dengan kepentingan bangsanya. Hal ini mengakibatkan kepincangan bagi negara-negara yang belum begitu berkembang perekonomiannya. Maka dengan adanya standar yang dapat diterima secara umum, diharapkan dapat mengantisipasi adanya perbedaan-perbedaan dalam penerapan prinsip-prinsip akuntansi. C. Pengertian Dan Klasifikasi Leasing 1. Pengertian Leasing Leasing beasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum diartikan sewa-menyewa, yaitu pembiayaan peralatan atau barang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. (Psak No. 30, 2000) Dari defenisi tersebut memberikan pengertian yaitu perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak, lessor (pihak yang menyewakan) dan lesse (penyewa), dimana dalam perjanjian ini lessor memberikan atau mengalihkan hak guna atau hak pakai atas aktiva yang dimilikinya yaitu berupa tanah,

10 gedung, peralatan atau aktiva lainnya yang dapat disusutkan selama periode tertentu. Selama periode yang dimaksudkan dalam perjanjian, sebagai balas jasa dari hak pakai yang diberikan lessor kepada lesse, maka lessee dituntut untuk membayar sejumlah uang sewa atau kompensasi sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh lessor dan lessee yang bervariasi sesuai dengan perjanjian yang dibuat. Demikian juga dengan lamanya perjanjian tergantung kepada perjanjian yang dibuat oleh lessor dan lessee yang bervariasi sesuai dengan kesepakatan antara lessor dan lessee. Dilihat dari defenisi nampak bahwa sasaran atau objek leasing adalah sewa menyewa biasa, tetapi dalam kenyataannya objek leasing adalah sewa menyewa biasa, tetapi dalam kenyataannya objek leasing ini tidak hanya sewa menyewa. Mengenai hubungan dengan opsi ini, pemerintah Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Bersama, Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia mendefenisikan leasing sebagai berikut : leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (opsi) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing, berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2001) Dari defenisi ini leasing diartikan sebagai suatu kegiatan pembiayaan dalam penyediaan barang-barang modal atau aktiva yang dapat disusutkan

11 lainnya (depreciable assets) dan tidak selalu berakhir dengan pemilikan barang oleh si penyewa (hak pilih/opsi) dan adanya pembayaran secara berkala. Defenisi leasing terakhir adalah defenisi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK No.30) yang mengacu dan tidak berbeda dengan defenisi yang terdapat dalam pasal 1 SKB Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan RI No. Kep/122/MK/IV/2/1974 ; No. 32/M/SK/S/1974 ; No. 30/KPB/I/1974, Perizinan Usaha Leasing, Jakarta. Berdasarkan defenisi-defenisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan beberapa unsur yang terdapat dalam leasing yaitu : - Lessor yaitu pihak yang menyediakan aktiva atau barang-barang modal antara lain perusahaan-perusahaan yang mendapat izin dari Departemen Keuangan - Lessee yaitu pihak yang menyewa aktiva atau pihak-pihak yang membutuhkan barang-barang modal - Objek leasing yaitu barang-barang yang menjadi objek perjanjian leasing meliputi segala macam barang modal mulai dari yang berteknologi tinggi hingga teknologi menengah ataupun keperluan kantor - Pembayaran secara berkala dalam jangka waktu tertentu yang biasa dilakukan setiap bulan, setiap kuartal atau setengah tahun sekali - Nilai sisa yang ditentukan sebelum kontrak dimulai - Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa leasing dimana lessee mempunyai hak untuk menentukan apakah ia ingin membeli barangbarang tersebut dengan harga sebesar nilai sisa atau mengembalikan kepada lessor - Lease term adalah suatu periode kontrak sewa guna usaha (Tunggal, 2004)

12 2. Klasifikasi Leasing Secara garis besar Financial Accounting Standard Board membagi leasing atas dua jenis yaitu capital lease dan operating lease. Sedangkan International Accounting Standard Committee membagi leasing atas dua jenis juga tetapi dengan istilah yang berbeda yaitu financial lease dan operating lease, perbedaannya hanya pada istilah saja. Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement No.13 pada Accounting for Leases membagi lease dalam dua grup yaitu : Dari Sudut Lessee a. Capital Lease yaitu lease yang memenuhi satu atau lebih dari kriteriakriteria berikut : 1. Pada akhir masa sewa guna usaha terdapat pemindahan kepemilikan aktiva yang disewagunausahakan dari lessor kepada lessee 2. Pada akhir masa sewa guna usaha terdapat hak opsi bagi lessee untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan pada suatu tingkat harga yang lebih rendah dari taksiran nilai pasar wajar pada saat hak opsi dilakukan 3. Masa sewa guna usaha sama atau melebihi 75% dari taksiran umur ekonomis aktiva yang disewagunausahakan 4. Nilai tunai pada awal sewa guna usaha minimum, tidak termasuk biaya-biaya pelaksanaan, sama atau lebih besar dari 90% nilai wajar aktiva yang disewagunausahakan (Standart Akuntansi Keuangan, 2000) Sedangkan bagi lessor untuk dapat dikelompokkan sebagai direct financing lease selain salah satu dari kriteria diatas, dua kriteria lain juga

13 mutlak harus dipenuhi. Apabila tidak maka sewa guna usaha tersebut akan dikelompokkan sebagai operating lease. Kedua kriteria tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tertagihnya pembayaran sewa guna usaha minimum dapat diramalkan 2. Tidak terdapat ketidakpastian yang berarti terhadap jumlah biaya yang merupakan beban lessor atas suatu sewa guna usaha Dari kriteria yang diberikan, terdapat istilah yang perlu dijelaskan lebih lanjut, yaitu : a. Jangka waktu sewa guna usaha yang tetap dan tidak dapat dibatalkan, termasuk : 1. Periode yang mencakup hak opsi untuk memperbaharui kontrak leasing 2. Periode yang mencakup digunakannya hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan. 3. Periode lessor mempunyai hak untuk memperbaharui atau memperpanjang masa lease 4. Periode yaitu denda dikenakan bagi lessee atas kegagalannya untuk memperbaharui lease dan jumlah denda tersebut dijamin poada permulaan lease

14 5. Periode yang mencakup opsi pembaharuan yang biasa yaitu diberikan jaminan oleh lessee atas utang lessor yang mungkin terjadi b. Opsi untuk membeli aktiva yang ditawarkan yaitu hak opsi yang diberikan kepada lesse untuk membeli atau menolak lessee asset setelah habis masa kontrak, yang biasanya dinilai sebesar nilai residu (Bargain Purchase Option) c. Biaya yang terjadi pada lessor selama masa lease, misalnya biaya pemeliharaan, biaya asuransi dan pajak. Umumnya executory cost ini ditanggung lessee, dibayar kepada lessor secara periodik bersamaan dengan pembayaran berkala (Executory Cost) d. Opsi untuk melakukan pembaharuan yaitu hak yang diberikan kepada lessee untuk memperbaharui lease dengan pembayaran sewa yang lebih rendah daripada sewa wajar yang ditaksir untuk biaya yang bersangkutan pada saat hak pilih tersebut dijamin secara layak pada permulaan masa lease (Bargain Renewal Option) e. Taksiran nilai residu nilai aktiva yang disewagunausahakan, biasanya sebesar 10 (sepuluh) persen dari harga pembelian (Estimated Residual Value of Leased Property) f. Nilai wajar aktiva sewa guna usaha yang dapat dijual dari transaksi yang normal diantara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa/arm s length transaction (Fair Value of Leased Property)

15 g. Taksiran umur ekonomis dari barang yang akan dilease, yang dapat digunakan oleh satu atau lebih pemakai (user) dengan pemeliharaan/perbaikan yang normal dan dengan tujuan penggunaan sebagaimana ditentukan pada tanggal penandatanganan kontrak leasing (Estimated Economic Life of Leased Property) (Tunggal, 2004) b. Operating Lease yaitu lease yang tidak memenuhi salah satu dari keempat kriteria diatas. Pada dasarnya leasing mempunyai dua macam tipe dasar yaitu : Financial Lease (Capital Lease) Operating Lease Financial Lease/Capital Lease menurut pendapat Drs.Charles Dulles M, Ak adalah : Suatu perjanjian kontrak yang salah satu sifatnya adalah non cancelable bagi pihak lessee. Perjanjian kontrak tersebut menyatakan bahwa lessee bersedia untuk melakukan serangkaian pembayaran uang atas penggunaan suatu asset yang menjadi objek lease. Lessee berhak untuk memperoleh manfaat ekonomis dengan mempergunakan barang tersebut sedangkan hak kepemilikannya tetap dipegang oleh lessor.

16 Operating Lease adalah : Sama seperti transaksi sewa menyewa biasa. Jangka waktu sewanya adalah lebih pendek dari umur ekonomis property dan lessee biasanya tidak mempunyai hak untuk membeli atau purchase option dan pada waktu kontrak lease berakhir tidak terjadi pemindahan hak milik barang dan sifatnya adalah cancelable. Dari Sudut lessor : 1. Capital Lease yang dibagi menjadi 3 tipe lagi, yaitu : Sales Type Lease Merupakan financial lease juga tetapi dalam hal ini leased property pada saat permulaan lease mempunyai nilai yang berbeda dengan cost yang ditanggung oleh lessor, yaitu adanya perbedaan antara harga pasar aktiva dengan harga perolehan nilai bukunya dan ini akan berakibat dalam perhitungan laba atau rugi. Lessor dalam hal ini biasanya merupakan suatu pabrikan (produsen) atau dealer yang menggunakan lease sebagai salah satu jalur pemasarannya. Dengan demikian selain biaya-biaya dan keuntungan-keuntungan, maka terdapat pula unsur sales/dealer s/manufacturer s profit sebagai hasil transaksi penjualan aktiva yang bersangkutan.

17 Direct Financing Lease Merupakan salah satu bentuk dari financial lease yang dibiayai langsung oleh lessor. Ditinjau mengenai tarifnya, tiap pembayaran lease terdiri dari bagian pengembalian investasi lessor dalam leased property tersebut ditambah dengan komponen income (keuntungan) yang diharapkan. Dalam lease ini nilai wajar dari harta yang dilease pada permulaan sewa asama besar dengan biaya untuk memperolehnya. Metode ini sering disebut fullplay out leasing, yang menunjukkan bahwa lessor membiayai sepenuhnya (100%) dari leased property yang bersangkutan. Leveraged Lease Bentuk leased ini melibatkan tiga pihak yang berdiri sendiri, yakni lessor, lessee dan credit provider atau debt participant atau disebut juga equity participant yang menyediakan sumber pembiayaan dalam jumlah yang lebih besar dari dana yang merupakan bagian lessor sehingga lebih mirip suatu pinjaman kepada lessee. Dalam hal ini lessor tidak bertanggung jawab atas dana dari pihak equity participant (bersifat non recourse ) apabila terjadi kelalaian atau kemacetan yang dilakukan oleh pihak lessee, sehingga equity participant tersebut harus berupaya sendiri terhadap lessee atau aktiva yang dilease itu sendiri untuk pelunasan pembayaran pinjaman. (Tunggal, 2004)

18 2. Operating lease Merupakan suatu kontrak, yaitu barang leasenya tidak diamortisasi sampai habis selama primary lease period, dan lessor tidak mengaharapkan profit semata-mata dari rental lease tersebut, tetapi mengharapkan adanya recovery dari hasil penjualan barang itu atau dengan menyewakan kembali barang itu kepada pihak yang berikutnya. (Tunggal, 2004) Selain klasifikasi lease yang diuraikan sebelumnya masih ada lagi jenis lease lainnya, yaitu : 1. Jual dan Sewa Kembali (Sale and Lease Back) Pada jenis lease ini terdapat dua transaksi yaitu transaksi lease dan transaksi penjualan. Hal ini terjadi karena adanya penjualan suatu aktiva oleh pemiliknya dan sesudah itu pemilik tersebut menyewakan kembali aktiva tersebut (lease back). Maka penjual menjadi seller-lessee dan pembeli menjadi purchaser-lessor. Harga jual aktiva yang dilease kembali itu sama atau lebih tinggi dari harga pasar yang berlaku serta jangka waktu lease kembali meliputi hampir seluruh umur penggunaan aktiva itu. Jenis lease ini dipertanggungjawabkan oleh seller-lessee dan purchaser-lessor sebagai berikut :

19 a. Seller-lessee Transaksi sale and lease back diperlakukan sebagai penjualan dan capital lease bila memenuhi satu atau lebih dari kriteria b. Purchaser-lessor Transaksi sale and lease back diperlakukan sebagai pembelian dan direct financing lease bila memenuhi satu atau lebih kriteria. Dengan adanya kontrak sale and lease back ini pihak lessee bisa memperoleh dana yang bisa memperoleh dana yang bisa dipergunakan untuk kepentingan modal kerja, sementara itu lessee masih bisa memanfaatkan barang modalnya untuk kepentingan produksi. 2. Sub Lease Sub Lease adalah sewa guna usaha dimana aktiva yang disewa oleh lessee disewakan kembali kepada pihak ketiga. Transaksi sub lease ada tiga macam, yaitu : a. Aktiva yang disewa oleh lessee pertama, disewakan kepada lessee pertama dengan lessor masih tetap berlaku b. Lessee yang baru menggantikan kedudukan lessee pertama dalam perjanjian leasing dan lessee yang lama bisa menjadi penanggungjawab kedua atau bertanggungjawab sama sekali. c. Dengan adanya perpindahan aktiva ini, maka dibuat perjanjian leasing yang baru dengan penyewa yang baru dan perjanjian leasing yang lama dibatalkan.

20 3. Cross Border Lease Jenis leasing ini merupakan suatu transaksi lease yang dilakukan antar negara. Adanya suatu transaksi cross border lease murni untuk Indonesia saat ini belum diperbolehkan. Dengan melakukan internasional leasing maka dapat memberikan tambahan keuntungan bagi negara dalam rangka memungkinkan investor lokal untuk memproduksi barang dalam kualitas yang lebih tinggi untuk memenuhi permintaan lokal dan untuk ekspor. Biasanya suatu perusahaan leasing di luar negaranya melalui perusahaanperusahaan yang dimiliki oleh satu grup yang sama. 4. Sewa Guna Usaha Sindikasi (Syndicate Lease) Dalam sewa guna usaha sindikasi beberapa perusahaan sewa guna usaha secara bersama melakukan transaksi sewa guna usaha ini dilakukan karena nilai transaksi yang terlampau besar karena faktor-faktor lain. Salah satu perusahaan sewa guna usaha akan ditunjuk sebagai koordinator sehingga penyewa guna usaha cukup berkomunikasi dengan perusahaan ini untuk melaksanakan segala sesuatu yang menyangkut transaksi ini dapat dilakukan baik melalui sewa guna usaha langsung maupun penjualan dan penyewaan kembali. (Tunggal, 2004)

21 3. Keuntungan dan Kerugian Leasing Situasi dari masing-masing peusahaan yang berdea-beda menyebabkan faktor-faktor yang menunjang pada satu kasus tidaklah dapat diterapkan pada kasus lain. Salah satu keuntungan-keuntungan berikut ini mungkin akan menjelaskan lebih lanjut sehingga menyebabkan kontrak lease ini akan menjadi alternatif yang menarik untuk penyediaan modal / biaya (financing) pada situasi tertentu. Diantara keuntungan tersebut adalah : a. Penghematan modal, yaitu tidak perlu menyediakan dana yang maksimum hanya untuk uang muka yang jumlahnya biasanya tidak besar. Hal ini merpakan penghematan modal yang tersedia untuk keperluan lain, karena umumnya membiayai 100% barang modal yang dibutuhkan. b. Sangat Fleksibel Pengertian fleksibel ini sangat luas yang merupakan ciri utama kelebihan leasing dibanding dengan kredit dari bank. Fleksibilitas ini meliputi struktur kontraknya, besar pembayaran rental, jangka waktu pembayaran serta nilai sisanya c. Sebagai sumber dana Leasing merupakan merupakan salah sumber dana bagi perusahaanperusahaan industri maupun perusahaan komersial lainnya. Mekanisme untuk memperoleh dana yaitu dengan melalui sale and sale lease back atas asset yang sudah dimiliki oleh lessee. Sementara itu credit line atau fasilitas kredit yang sudah ada dari bank masih tetap tidak terganggu dan siap digunakan setiap saat. d. Menguntungkan cash flow Fleksibilitas dari penentuan besarnya rental sangat menguntungkan cash flow. Untuk suatu investasi dimana pendapatan penjualan diperoleh secara musiman atau juga dimana keuntungan baru bisa diperoleh pada masa-masa akhir investasi maka besarnya rental juga bisa disesuaikan dengan kemampuan cash flow yang ada. Pengaturan seperti ini bisa mencegah timbulnya gejolak-gejolak kekosongan dana di dalam kas perusahaan. Di lain pihak jika keadaan keuangan cukup longgar maka besarnya rental bisa diatur dengan menyusun struktur rental yang baik disesuaikan dengan proyek cash flownya.

22 e. Menahan pengaruh inflasi Dalam keadaan inflasi, lessee mengeluarkan biaya rental yang sama. Dengan demikian nilai riil dari rental tersebut telah berkurang. Atau bisa dikatakan bahwa lessee membayar hari ini dengan perhitungan nilai mata uang kemarin. f. Sarana kredit jangka menengah dan jangka panjang Terutama sekali di Indonesia, saat ini dirasakan sangat sulit untuk mendapatkan dana pinjaman rupiah untuk jangka menengah dan jangka panjang. Untuk mengatasi hal tersebut leasing merupakan salah satu alternatif yang bisa memenuhi kebutuhan ini. Melalui sale and lease back maka lessee akan bisa mendapatkan dana yang diperlukan dengan masa pengembalian jangka menengah atau panjang. g. Dokumentasi sangat sederhana, biasanya sudah standar sehingga lebih simpel bagi lessee untuk memperpanjang transaksi leasing daripada merundingkan perjanjian baru dengan pihak bank. Selanjutnya pengelompokan berbagai biaya dalam satu paket kemudian bisa digabungkan menjadi satu dengan harga barang untuk kemudian diamortisasikan sepanjang masa leasing (Tunggal, 2004) Tentunya disamping keuntungan-keuntungan diatas, leasing juga mempunyai kerugian/kelemahan antra lain sebagai berikut : 1. Pembiayaan secara leasing merupakan sumber pembiayaan yang relatif mahal bila dibandingkan dengan kredit investasi dari bank. Hal ini terjadi karena sumber dana lessor pada umumnya dari bank atau lembaga keuangan bukan bank 2. Barang modal yang dilease tidak dapat dicantumkan sebagai unsur aktiva lessee untuk tujuan collateral credit dari bank, yaitu trade creditor mungkin akan menilai perusahaan tersebut memiliki posisi keuangan yang lemah 3. Bagi para pengusaha tertentu kadang-kadang timbul masalah prestise antara memiliki barang modal sendiri atau melakukan leasing

23 4. Resiko yang lebih besar pada lessor, artinya adanya tanggung jawab yang menuntut pihak ketiga jika terjadi kecelakaan atau kerusakan atas barang orang lain yang disebabkan oleh aktiva sewa guna usaha tersebut, dan juga lessor belum tentu yakin barang lease tersebut bebas dari berbagai ikatan seperti gadai atau kepentingan-kepentingan lainnya yang dapat merugikan lessor 4. Perbedaan antara Financial Lease dengan Operating Lease Dalam membedakan financial lease dengan operating lease dapat diketahui dengan memperhatikan proses timbulnya transaksi itu dalam praktek. Pada financial lease, lessor bertindak sebagai lembaga keuangan untuk barang modal yang ditentukan oleh lessee, baik mengenai jenis maupun spesifikasinya kemudian mengadakan negosiasi dengan supplier mengenai harga barang modal tersebut. Lessor akan membayar barang tersebut kepada supplier dan selanjutnya barang akan diserahkan kepada lessee. Dalam penyerahan barang ini hak milik secara hukum masih tetap berada pada lessor. Dengan pemakaian barang yang dileasekan ini, lessee membayar sejumlah uang kepada lessor secara berkala untuk suatu jangka waktu tertentu. Jumlah pembayaran ini secara keseluruhan akan merupakan keuntungan bagi pihak lessor dan ditambah dengan bunga yang merupakan keuntungan bagi pihak lessor. Pada akhir periode lease, lessee memiliki hak opsi untuk membeli barang tersebut sebesar nilai sisanya, mengembalikan barang tersebut kepada lessor atau mengadakan perjanjian untuk tahap berikutnya.

24 Sifat utama dari financial lease adalah : - Barang modal yang akan dibeli dipilih dan ditentukan sendiri oleh lessee yang bersangkutan jadi bukan oleh lessor. Lessor hanya menyediakan dananya saja. - Setelah dibeli, hak kepemilikan ada di tangan lessor - Dengan memenuhi segala persyaratan yang disebutkan dalam perjanjiannya, lessee berhak menggunakan barang modal selama seluruh periode lease. - Selama periode lease, perjanjian tidak dapat dibatalkan secara sepihak (non cancelable) (Tunggal, 2004) Suatu transaksi sewa guna usaha akan dikelompokan sebagai finance lease bagi perusahaan sewa guna usaha bila memenuhi kriteria berikut ini : a. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha b. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta bunganya, sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha (full payout lease) c. Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun (Tunggal, 2004) Dari kutipan dapat disimpulkan bahwa suatu lease yang mengalihkan manfaat dan resiko kepemilikan barang modal harus dikapitalisasikan oleh lesse dan dicatat di neraca sebagai aktiva (assets) disertai kewajiban untuk membayar

25 sewa. Aktiva yang dicatat ini disusutkan menurut metode akuntansi seperti aktiva-aktiva lease yang lain dan kewajiban akan berkurang akibat pembayaranpembayaran selama periode lease. D. Perlakuan Akuntansi Sewa guna Usaha Kejadian-kejadian yang terjadi di perusahaan setelah diindentifikasi barulah dilakukan pencatatan. Berikut ini akan dijelaskan cara memperlakukan transaksi yang terjadi menurut Standar Akuntanasi Keuangan : Finance Lease : 1. Penanaman neto dalam aktiva yang disewagunausahakan harus diperlakukan dan dicatat sebagai penanaman neto terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang akan diterima oleh perusahaan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income), dan simpanan jaminan (security deposit) 2. Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) dengan harga perolehan aktiva yang disewagunausahakan diperlakukan sebagai pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income) 3. Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secara konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala (periodic rate of return) atas penanaman neto perusahaan sewa guna usaha

26 4. Apabila perusahaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada penyewa guna usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka perbedaan antara harga jual dengan penanaman neto dalam sewa guna usaha pada saat penjualan dilakukan harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan. 5. Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi Sewa Guna Usaha harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan Operating Lease 1. Barang modal yang disewagunausahakan harus diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva sewa guna usaha berdasarkan harga perolehan 2. Pembayaran sewa guna usaha (lease payments) selama tahun berjalan yang diperoleh dari penyewa guna usaha diakui dan dicatat sebagai pendapatan sewa. Pendapatan sewa guna usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode 3. Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan harus dilakukan dalam jumlah yang layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya 4. Kalau aktiva yang disewagunausahakan dijual maka perbedaan antara nilai buku dan harga jual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan

27 E. Pelaporan Dari Transaksi Sewa Guna Usaha Finance Lease 1. Aktiva dilaporkan berdasarkan urutan likuiditasnya, kewajiban dilaporkan berdasarkan urutan jatuh temponya tanpa mengelompokkan ke dalam unsur lancar dan tidak lancar (unclassified balance sheet) 2. Penanaman neto dalam aktiva yang disewagunausahakan harus dilaporkan dalam neraca dengan rincian sebagai berikut : Piutang Sewa Guna Usaha Rp xxxx Nilai Sisa Yang Terjamin Rp xxxx Pendapatan Sewa Guna Usaha Yang Belum Diakui Rp (xxxx) Simpanan Jaminan Rp (xxxx) Penanaman Neto Sewa Guna Usaha Penyisihan Piutang Sewa Guna Usaha Yang Diragukan Jumlah Penanaman Neto xxxx (xxxx) xxxx 3. Laporan laba rugi disajikan sedemikian rupa sehingga seluruh pendapatan dilaporkan dalam kelompok yang terpisah dari kelompok biaya (single step). Pendapatan sewa guna usaha harus dilaporkan sebagai komponen utama dalam kelompok pendapatan. 4. Jumlah penanaman neto dan pendapatan sewa guna usaha dalam sewa guna usaha sindikasi dan leveraged leases harus dilaporkan oleh masing-masing pihak secara proprsional sesuai dengan penyertaannya. 5. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut :

28 - Jumlah pembayaran sewa guna usaha paling tidak untuk 2 (dua) tahun berikutnya. - Sifat dari simpanan jaminan yang merupakan kewajiban perusahaan sewa guna usaha kepada penyewa guna usaha - Piutang sewa guna usaha yang dijaminkan pada pihak ketiga - Sewa guna usaha sindikasi dan leveraged leases Operating Lease 1. Barang modal yang disewagunausahakan dilaporkan berdasarkan harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutannya 2. Aktiva yang disewagunausahakan dilaporkan secara terpisah dari aktiva tetap yang tidak disewagunausahakan 3. Perhitungan laba rugi harus disusun sedemikian rupa sehingga seluruh pendapatan dilaporkan dalam kelompok yang terpisah dari kelompok biaya (single step). Pendapatan sewa guna usaha harus dilaporkan sebagai komponen utama dalam pendapatan 4. Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan dilaporkan secara terpisah dari penyusutan aktiva yang tidak disewagunausahakan 5. Pengungkapan yang layak harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai hal-hal sebagai berikut - Kebijakan akuntansi penting yang digunakan sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha

29 - Jumlah pembayaran sewa guna usaha paling tidak untuk 2 (dua) tahun berikutnya - Sifat dari simpanan jaminan (jika ada) - Sewa guna usaha dari leveraged leases