BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
2.2 Fungsi Surat Menurut Ramelan (2005:11), dikemukakan bahwa surat berfungsi sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana komunikasi kedinasan di lingkungan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa

PROSES PENANGANAN SURAT MASUK OLEH SEKRETARIS PADA PT TRILLION GLORY INTERNATIONAL. Oleh: Asmara Soedomo dan Yulianthiyas

Contoh Lampiran 49 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA... LEMBAR DISPOSISI

BAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian

BAB II MANAJEMEN KEARSIPAN. Dari pengertian di atas dapat diambil ciri-ciri arsip yaitu:

BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

Modul ke: Salesmanship. Surat Bisnis. Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen. Rizal, S.ST., MM

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selama melaksanakan Proyek Akhir di Sub Bagian Tata Usaha dan

PENGELOLAAN SURAT DAN TATA PERSURATAN DALAM ARSIP

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI

Pengurusan dan Pengendalian Surat

BAB III LANDASAN TEORI. merupakan suatu pemberitahuan, pengumuman, laporan, dan lain-lain.

BAB III LANDASAN TEORI

PEDOMAN SURAT - MENYURAT

Prosedur Penanganan Surat Masuk

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB III PENYUSUNAN NASKAH DINAS

BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA

Kode Dokumen Revisi 0 Tanggal 28 Juli Manual Prosedur Surat Menyurat

BAB III LANDASAN TEORI. secara teoritis. Teori-teori yang akan dikemukakan merupakan dasardasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-AA TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengelolaan surat masuk pada bagian kesekretariatan di Fakultas

MANAJEMEN PERKANTORAN

BAB III PENATAAN NASKAH DINAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19)

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengelolaan surat masuk pada PT. PLN (Persero) Satuan Kerja Listrik

Bahasa Indonesia. Korespondensi

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PENGELOLAAN SURAT MASUK PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB III LANDASAN TEORI. banyak aktivitas atau kegiatan suatu organisasi, maka kegiatan surat

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

PROSEDUR MUTU PENGENDALIAN SURAT MASUK KELUAR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

3. Surat penawaran, Surat pesanan merupakan contoh dari surat. A. Sangat Segera B. Surat Biasa C. Surat Kilat D. Surat Segera

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENGURUSAN SURAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KORESPODENSI BAHASA INDONESIA. LIA YULIANA, M.Pd FIP UNY

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Manual Prosedur Pembuatan Surat Keluar

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT. NOMOR : 4 Tahun 2009

BERITA DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PEMERINTAH DAERAH

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Administrasi Umum Kompetensi Keahlian : AP/UPW

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk

PERAN SEKRETARIS DALAM MENGELOLA SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

-5- BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 125 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

TATA TERTIB ADMINISTRASI SURAT MENYURAT DALAM KESATUAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

L. SURAT PERINTAH TUGAS

BAB V PROSES PENGURUSAN SURAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Pelaksanaan Proyek Akhir berlangsung selama 3 (tiga) bulan pada

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 85

PERATURAN NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menurut Ramelan (2005:5), mengartikan bahwa surat merupakan sarana tertulis untuk menyampaikan pesan. Sedangkan menurut Wijaya (2009:13), s urat-surat kesekretariatan merupakan sebuah pesan yang bertujuan mempengaruhi penerimanya untuk melakukan suatu aksi, mengubah sikap, melakukan perbuatan baik dan menjalin persabatan. merupakan salah satu sarana komunikasi secara tertulis untuk menyampaikan informasi dari satu pihak (orang, instansi, atau perusa haan) kepada pihak lain (orang, intansi, atau perusahaan (Yatimah 2013:123). merupakan salah satu media pada saluran komunikasi tertulis yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pihak lain (Dewi 2007:81). Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa surat merupakan sarana komunikasi serta sebagai media penyampaian pesan dan informasi yang dapat mempengaruhi penerima untuk mengubah sikap. 2.2 Jenis Dalam kehidupan sehari-hari terdapat bermacam-macam jenis surat yang beredar, baik isinya, tujuan, wujudnya, besarnya audien, urgensi penyelesaian, serta kerahasiannya Menurut Ramelan (2005:8) jika diklasifikasikan maka surat dapat dibedakan dalam hal berbagai seperti dibawah ini: a. Penggolongan surat menurut isinya 1. dinas pemerintahan dinas pemerintahan adalah surat yang dibuat oleh badan pemerintah yang isinya berkaitan dengan pesan kedinasan. Contoh surat yang masuk dalam kategori ini adalah surat keputusan, nota dinas, dan surat perintah. 10

11 2. bisnis bisnis adalah surat yang dibuat oleh organisasi yang mencari keuntungan ( profit oriented), yang isinya berkaitan dengan kegiatan organisasi dalam melakukan transaksi bisnis. Contoh surat yang termasuk dalam golongan ini adalah surat pesanan, surat tagihan, surat lamaran kerja, surat gugatan, dsb. 3. Sosial sosial adalah surat yang lahir dalam aktivitas bisnis maupun kedinasan yang isinya tidak terkait langsung dengan urusan bisnis maupun kedinasan. sosial lebih berfungsi untuk membangun hubungan atau citra yang baik. Contoh surat sosial adalah surat undangan menghadiri pesta yang diselenggarakan oleh perusahaan, surat undangan menghadiri perpisahan dengan pejabat tertentu, surat ucapan terimakasih dsb. 4. legal legal adalah surat-surat yang memiliki kekuatan hokum. surat ini bisa berkaitan dengan kegiatan bisnis, dinas, maupun pribadi. Contoh, surat yang tergolong dalam kategori ini adalah surat perjanjian, surat kuasa, serta surat wasiat. 5. pribadi pribadi adalah surat yang ditulis oleh seseorang kepada orang lain yang isinya berupa pesan-pesan pribadi penulisannya, buka untuk kepentingan organisasi atau urusan resmi. b. Penggolongan surat menurut tujuan penulisannya Menurut tujuan penulisannya, secara garis besar surat dibagi menjadi dua jenis, yaitu surat informatif dan surat persuasif. 1. informatif informatif adalah surat yang bertujuan menyampaikan informasi, yang diketahui oleh penulis kepada penerima surat. Informasi yang disampaikan lebih banyak berisi fakta. informatif bisa dibuat atas permintaan penerima surat ataupun atas keinginan penulis surat sendiri. -surat yang termasuk dalam golongan surat informative yaitu surat pemberitahuan, perkenalan, laporan, serta referensi. 2. Persuasif persuasive adalah surat yang bertujuan menyampaikan keinginan penulis terhadap penerima surat. Persuasif berasal dari kata persuasi, yang artinya membujuk. Namun dalam surat, bujukan tersebut bervariasi, merentang dari yang paling lemah sampai perintah yang sangat tegas, bahkan dengan ancaman. -surat yang termasuk dalam golongan surat persuasive yakni, surat penawaran, permintaan, keluhan, penagihan, perintah. 11

12 c. Penggolongan surat menurut wujudnya Penggolongan menurut wujudnya adalah penggolongan surat menurut tampilan fisik. Dari segi wujudnya kita mengenal surat bersampul, kartu pos, warkat pos, telegram, teleks, facsimile, dan surat elektronik (e-mail). d. Penggolongan surat menuju besarnya audien Audien adalah orang yang dituju. bisa ditujukan kepada: 1. Satu orang. Contohnya: surat panggilan kerja, surat tagihan, surat peringatan 2. Sekelompok orang. Contohnya: surat edaran untuk para distributor, memo untuk supervisor. 3. Banyak orang. Contohnya: surat pengumuman, surat untuk seluruh karyawan, surat untuk seluruh warga, dsb. e. Penggolongan surat menuju urgensi penyelesaiannya Menurut urgensinya, surat bisa dibagi menjadi: 1. Sangat penting harus segera ditindaklanjuti 2. Penting perlu segera ditindaklanjuti 3. Biasa diperlakukan seperti surat-surat lainnya, f. Penggolongan surat menurut kerahasiaannya Menurut kerahasiannya, surat bisa digolongkan menjadi: 1. Sangat rahasia hanya orang yang dituju yang boleh mengetahui isi surat 2. Konfidensial hanya kalangan tertentu yang boleh melihat isi surat 3. biasa diperlakukan seperti surat pada umumya. 2.3 Fungsi Secara umum fungsi surat telah tercantum didalam pengertiannya yakni sebagai alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesana atau informasi. Akan tetapi, secara khusus fungsi surat antara lain, menurut Ramelan (2005:11) fungsi surat adalah sebagai berikut: 1. sebagai penyampai pesan Seperti sudah dijelaskan diatas, surat berisi pesan tertulis. Dengan surat penulis bisa menyampaikan apa yang diketahui (informasi) atau yang diinginkan (persuasi) kepada penerima surat. 2. sebagai wakil Sebagai penyampai pesan, surat merupakan wakil dari perusahaan atau orang yang mengirimnya. Tampilan dan isi surat menunjukkan siapa pengirimnya. yang rapi mengindikasikan pengirimnya juga orang yang cermat dan rapi. Bahasa yang santun menunjukkan kesopanan penulisannya. Isi surat yang mudah dipahami mencerminkan tingginya daya nalar dan kecerdasan penulisannya. Sebalinya, surat yang penampilan buruk serta ditulis dengan 12

13 bahasa yang tidak sopan dan berantakan, juga menunjukkan betapa berantakannya si penulis. 3. sebagai bukti tertulis Karena bentuknya yang tertulis, surat bisa dijadikan bukti otentik. Bukti otentik ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan hokum maupun kepentingan historis. Untuk kepentingan hukum, apabila terjadi gugatan, atau untuk menggugat, surat bisa dijadikan salah satu alat bukti. Untuk kepentingan historis, surat yang didokumentasikan dengan baik bisa digunakan untuk melihat perkembangan suatu perusahaan atau riwayat pribadi. 4. sebagai pedoman atau dasar bertindak Karena berisi pesan, suatu hampir selalu menuntut adanya tindak lanjut. Tindak lanjut yang dilakukan tentu harus berdasarkan isi pesan dalam surat. Pada surat perintah, menuntut orang yang menerima surat untuk bertindak sesuai isi surat. Pada surat order, menuntut penerima surat untuk mengirim barang sesuai pesanan dalam surat. pemberhentian kerja menjadi dasar bagi bagian personalia suatu perusahaan untuk tidak lagi mempekerjakan orang yang diberhentikan tersebut. 2.4 Sistem Pengelolaan Dalam pengelolaan surat masuk dan keluar sistem yang banyak digunakan yakni sistem buku agendan dan sistem kartu kendali. Sistem buku agenda meruapakan sistem yang terdahulu, perusahaan yang menggunakan sistem ini belum menerapkan sistem kartu kendali., sedangkan kartu kendali merupakan sistem terbaru diterapkan banyak instansi dalam pengelolaan surat masuk dan surat keluar. Menurut Dewi dalam Elita (2013:2), sistem pengurusan surat yang biasa dikenal yaitu: (1) Sistem tradisional atau sistem buku agenda; (2) sistem pola baru modern, disebut juga sistem kartu kendali. Adapun penjelasannya yakni: a. Sistem Buku Agenda Menurut Sedarmayanti (2005:75), mencatat surat dengan menggunakan buku agenda dilakukan oleh kantor yang belum menerapkan kartu kendali. Mencatat surat masuk dan surat keluar dapat dipisahkan dengan menggunakan buku agenda surat masuk dan buku agenda surat keluar, yang biasanya dibedakan pula tahunnya. 13

14 b. Sistem Kartu Kendali Menurut Sedarmayanti (2005:75), mengurus surat dengan menggunakan kartu kendali disebut sistem kearsipan pola baru. Kartu kendali adalah: helai tipis berukuran 10x15 cm berisi kolom untuk mencatat surat masuk dan surat keluar serta untuk mengendalikan surat. Kartu kendali berfungsi sebagai pengganti buku agenda, yang mana penggunaannya dapat ditulis rangkap 2, rangkap 3 atau rangkap 4, sesuai dengan kebutuhan. Keterangan atau kolom yang diperlukan dalam kartu kendali maupun buku agenda pada umumnya terdiri dari: a. Tanggal hari diterimanya surat (masuk) atau dikirimkannya surat (keluar). b. Nomor urut surat c. 1) Asal surat (perusahaan, perorangan) untuk surat masuk. 2) Alamat yang dituju (kepada) untuk surat keluar d. Perihal surat e. Isi ringkas surat f. Tanggal surat (yang tercantum pada surat). g. Lampiran (sebut macam dan jumlah lampiran). h. Nomor dan kode surat. i. Pengolah surat j. Catatan atau keterangan adalah: kolom untuk mencatat hal-hal lain yang dianggap perlu. Misal: disampaikan kepada pejabat/unit tertentu untuk diproses. k. Paraf: adalah kolom untuk membutuhkan paraf sebagai bukti bahwa surat telah diterima. Sebagai perbandingan penggunaan sistem lama (menggunakan buku agenda) dan penggunaan sistem kartu/sistem kearsipan pola baru (menggunakan kartu kendali), antara lain adalah sebagai berikut: 14

15 Tabel 2.1 Perbandingan Penggunaan Buku Agenda dan Kartu Kendali Sistem Lama (Buku Agenda) 1. Agak sulit untuk defile 2. Sarana penemuan kembali, nomor/kode surat agak sulit untuk diingat. 3. Pengaturan arsip dengan peralatan agak sulit untuk diterapkan. 4. Kurang/tidak fleksibel, lembar petunjuk bersilang tidak dapat diterapkan. (Sumber: Sedarmayanti: 2005:76) Sistem Baru (Kartu Kendali) 1. Dapat defile 2. Indeks atau petunjuk mudah diingat. 2.5 Penanganan Masuk dan Penanganan Keluar 3 4 Karena persyaratannya baik, vertikal file dapat terwujud, dan dapat disesuaikan dengan calon pengguna. Fleksibel, lembar petunjuk bersilang dapat diterapkan. Penanganan surat masuk (pengelolaan surat masuk) adalah kegiatan menata surat masuk, pengelolaan atau penyelesaiannya sampai surat tersebut disimpan. Untuk surat keluar, dimulai dari perintah membuat surat sampai surat tersebut dikirim dan tindasannya disimpan. Menurut Yatimah (2013:123), untuk mengembangkan sistem surat menyurat yang baik dalam organisasi terdapat tiga syarat, yaitu: 1. Harus ditegaskan siapa yang boleh menandatangani surat, mengenai apa dan sampai di mana mereka boleh mengikat organisasi, walaupun hanya merupakan pernyataan belaka atau pemberian informasi. 2. Harus ada fasilitas-fasilitas korespondensi, misalnya penyediaan stenografis, mesin dikte dan sebagainya. 3. Harus ada sistem yang menjamin dan meningkatkan mutu surat-surat keluar karena surat adalah duta organisasi (wakil). Bila mutunya rendah, kesan luar terhadap organisasi pun akan rendah. 15

16 2.5.1 Penanganan Masuk Penanganan surat masuk (pengelolaan surat masuk) adalah kegiatan pengurusan surat-surat yang masuk didalam suatu instansi atau perusahaan. Penanganan surat yang baik harulah melalui tahapan-tahapan secara sistematis. Menurut Yatimah (2013: 124), penanganan surat masuk yakni sebagai berikut: 1. Penerimaan Kegiatan yang harus dilakukan dalam penerimaan surat, antara lain: a. Mengumpulkan dan menghitung surat yang masuk b. Memeriksa kebenaran alamatnya. Apabila salah alamat, surat segera di kembalikan pada pengirim. c. Menandantangani bukti pengiriman pada kartu atau buku sebagai bukti bahwa surat telah diterima. Biasanya penerimaan dicatat pada buku penerimaan surat. Terima Dari Untuk Jumlah Paraf Tanggal Waktu Nama Alamat Nama Alamat Penerima 1 2 3 4 5 6 7 8 (Sumber: Yatimah, 2013: 124) Gambar 2.1 Contoh Buku Penerimaan Cara pengisiannya adalah sebagai berikut: Kolom 1: Diisi dengan tanggal ketika surat diterima. Kolom 2: Diisi dengan waktu ketika surat diterima. Kolom 3: Diisi dengan nama pengirim asal surat. Kolom 4: Diisi dengan alamat pengirim asal surat Kolom 5: Diisi dengan nama tujuan yang tercantum dalam amplop surat. Kolom 6: Diisi dengan bagian/unit tujuan yang tercantum dalam amplop surat. 16

17 Kolom 7: Diiisi dengan jumlah surat yang diterima pada satu kali kesempatan penerimaan surat Kolom 8: Diisi dengan paraf penerima surat yang tercantum dalam amplop surat d. Memisahkan surat berdasarkan alamat yang dituju (unit pengelola/nama pejabat. e. Membuka surat (kecuali surat rahasia) dan memeriksa kelengkapannya (bila ada lampirannya). f. Membubuhkan stempel tanggal waktu dan waktu surat diteima di balik surat atau pada sampul surat. 2. Penyortiran Penyortiran surat adalah kegiatan memisahkan dan mengelompokkan suratsurat menurut jenis dan golongannya. Kegiatan penyortiran surat dimaksudkan untuk: a. Mengetahui banyak dan seringnya surat masuk; b. Mengelompokkan/memisahkan surat untuk memudahkan penanganan surat sebagaimana mestinya; c. Mempermudah pengawasan. 3. Pencatatan Pencatatan surat masuk dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan harian atau agenda dan kartu tertentu. Agenda berfungsi sebagai pencatat surat, sedangkan pencatatan kartu berarti sekretaris mencatat surat sesuai dengan jenis surat yang masuk. No Urut Tanggal M/K Dari/ Kepada Nomor Tanggal Isi Ringkas Keterangan (Sumber: Yatimah, 2013: 124) Gambar 2.2 Contoh Buku Agenda 17

18 4. Pengarahan Untuk menjalankan tugas pengarahan surat, seorang sekretaris hendaknya mengetahui seluk-beluk aktivitas kantor dan organisasi kantor serta staf pimpinan. Dalam menentukan arah surat, perlu dipertimbangkan surat mana yang harus disampaikan kepada pimpinan tertinggi dan surat yang disampaikna kepada pimpinan tertinggi dan surat yang disampaikan kepada pengelolah. yang disampaikan langsung pada pimpinan tertinggi adalah surat yang berisi masalah-masalah yang berkenaan dengan kebijaksanaan dan hal lain yang ditentukan oleh pimpinan. Adapun surat yang berkenaan dengan pekerjaan yang sifatnya rutin disampaikan langsung kepada pengolah. Untuk menyerahkan surat kepada yang berhak mengolah, terlebih dahulu perlu dilengkapi lampiran berupa lembar disposisi (routing slip) pada surat tersebut. Lembar disposisi berguna sebagai tempat pimpinan memberikan tanggapan atas isi surat dengan menegaskan berupa instruksi atau informasi. Instruksi diberikan terutama kepada karyawan atau staf pimpinan, sedangkan informasi diberikan kepada para pimpinan yang sederajat. LEMBAR DISPOSISI RAHASIA PENTING RUTIN No Agenda : Tanggal Penyelesaian: Tanggal :... Perihal : Tanggal : Asal : Instruksi/Informasi:... Diteruskan kepada: 1.. 2.. 3.. 4.. 5.. Catatan:.. (Sumber: Yatimah, 2013: 124) Gambar 2.3 Contoh Lembar Disposisi 18

19 5. Penyimpanan -surat yang telah selesai diproses atau didistribusikan kepada pihakpihak yang berkepentingan, selanjutnya harus disimpan. Penyimpanan surat ini penting karena bila sewaktu-waktu dibutuhkan, surat tersebut dapat dibaca kembali. Penyimpanan surat memiliki beberapa tujuan di antaranya: a. Sebagai referensi bila organisasi memerlukan keterangan tertentu. b. Memberikan data/informasi kepada pimpinan yang bisa dijadikan dasar dalam mengambil keputusa. c. Memberikan keterangan-keterangan vital, misalnya sebagai bukti dengan ketentuan hokum. Penerimaan Penyortiran Pencatatan Pengarahan Penerimaan (Sumber: Yatimah, 2013: 124) Gambar 2.4 Bagan Penanganan Masuk 2.5.2 Penanganan Keluar Adapun penanganan surat keluar merupakan kegiatan dalam menangani surat-surat yang hendak dikirimkan kepada pihak intern maupun ektern. Dalam penanganan surat keluar haruslah mengikuti prosedur yang ada. Menurut Yatimah (2013: 131), penagangan surat keluar bisa dapat dilihat seperti gambar berikut in 19

20 Pendiktean Konsep Pembuatan Konsep Persetujuan Konsep Penandatanganan Penyuntingan Pengetikkan Penomoran Penyimpanan Pengiriman (Sumber: Yatimah, 2013: 124) Gambar 2.5 Bagan Penanganan Masuk 1. Untuk membuat konsep surat, terdapat beberapa metode/cara, antara lain sebagai berikut: a. Berdasarkan dikte dari pimpinan. Dengan metode ini, pimpinan ingin menyusun sendiri bahasa surat yang akan disampaikan kepada pihak lain, tetapi pimpinan tidak mempunyai cukup waktu untuk menulis surat. Jadi, sekretaris hanya menyalin buah pikiran pimpinannya. Pendiktean bisa disampaikan secara lisan langsung oleh pimpinan atau dengan menggunakan mesin dikte (dictating machine) b. Pimpinan menyusun naskah surat secara tertulis dan menyerahkan naskah tersebut kepada sekretaris untuk diketik. Metode ini hanya digunakan untuk masalah yang penting atau surat yang bersifat rahasia. c. Pimpinan mencatat inti surat dan menyuruh sekretaris menyusun surat. d. Pimpinan menyerahkan sepenuhnya kepada sekretaris untuk menyusun konsep surat dan menyelesaikannya. 2. Pengetikan Langkah selanjutnya setelah konsep surat yang dibuat dan disetujui oleh pimpinan adalah proses pengetikan surat. Pekerjaan pengetikkan merupakan pekerjaan pentik bagi sekretaris karena merupakan proses terakhir dari 20

21 pembuatan surat. Oleh karena itu, seseorang sekretaris harus memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang care pengetikan cepat dan benar. 3. Penyuntingan yang telah selesai diketik selanjutnya harus disunting/edit. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sunting atau edit diartikan sebagai penyiapan naskah atau siap diterbitkan dengan memerhatikan segi sistematika penyajian isi, dan bahasa. Dengan demikian, penyuntingan surat pada dasarnya merupakan kegiatan untuk memeriksa surat, baik dari segi tata letak, format penyusunan, isi surat, dan bahasanya, sebelum surat itu dititik akhir. Penyuntingan surat merupakan tanggung jawab pembuat konsep, selain pimpinan yang menandatangani surat. 4. Pelipatan dan Penyampulan yang sudah diketik akhir dibawa ke pimpinan untuk ditandatangani, lalu diberikan momor surat. Termasuk dalam tahap ini adalah pembubuhan alamat tujuan surat dan alamat pengirimnya pada sampul atau amplop surat. a. Melipat surat Terdapat berbagai model pelipatan surat. Lipatan surat yang lazim digunakan dalam surat dinas adalah model lipatan baku, lipatan akordion, dan lipatan sejajar ganda. Namun demikian, prinsip utama dalam pemilihan model-model tersebut sangat ditentukan oleh ukuran kertas, jenis surat, dan ukuran amplop. Misalnya ukuran kertas kuarto akan lebih tepat bila menggunakan model lipatan baku rendah dan lipatan akordion rendah. Ukuran kertas octavo (jenis surat memo nota), misalnya, karena ukuran kertasnya lebih pendek dan kecil, lebih baik bila menggunakan model lipatan tunggal. b. Menyampul Ada bermacam-macam ukuran sampul surat, antara lain: 1. Ukuran 9 x 14 cm, 2. Ukuran 10,5 x 23 cm, 3. Ukuran 12 x 23,5 cm, 4. dinas umunya menggunakan sampul berukuran 10,5 x 23 cm atau Ukuran 12 x 23,5 cm. Kedua jenis sampul tersebut memang lebih ideal bagi kertas surat dinas yang umumnya berukuran kuarto dan folio. 5. Pembubuhan Alamat Dalam surat yang bersampul, pembubuhan alamat luar merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Ketidakjelasan dan kekeliruan dalam penulisan alamat dapat berakibat fatal. menjadi tidak sampai atau salah alamat sehingga waktu dan pikiran yang dikorbankan menjadi percuma. Alamat surat atau alamat yang dituju dapat dituliskan pada salah satu dari dua pilihan berikut: a. Pada halaman muka sampul di bagian tengah 21

22 b. Pada halaman muka sampul, di sudut kanan atas pasa sampul surat terdapat kop surat, alamat pengirim tidak perlu dicantumkan lagi. Bila belum ada, ada tiga tempat untuk menuliskannya. 1) Halaman muka sampul, di sudut kiri atas 2) Halaman muka sampul, di sudut kiri bawah 3) Halaman belakang sampul, di bagian tengah atas 6. Pencatatan Konsep surat keluar yang sudah ditandatangani, dan menjadi surat dinas resmi lengkap dengan amplop dan lampirannya dan atau kelengkapan lainnya, kemudian diteruskan ke bagian pencatat surat. Pencatat surat mencatatnya dalam buku verbal (yaitu buku untuk mencatat surat yang dikirim atau dikeluarkan pada pengurusan surat sistem buku agenda) atau kartu tertentu seperti yang dipergunakan dalam mencatat surat masuk, yaitu kartu kendali dan lembar pengantar. 7. Pengiriman dan Penyimpanan Tahap terakhir dari penanganan surat keluar adalah pengiriman dan penyimpanan surat. Pengiriman surat merupakan bagian dari kegiatan ekspedisi. Ekspedisi adalah kegiatan di bidang tata usaha yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan surat-surat. Pada perusahaan kecil, ekspedisi biasanya disatukan dengan bagian agenda dan arsip sebab ekspedisi, agenda, dan arsip sangat erat hubungannya. Akan tetapi, pada perusahaan besar, ekpedisi merupakan bagian tersendiri. 22