ABSTRACT. PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 2013, Winda Septian Dini *, Asrul **, Letmi Dwiridal **

dokumen-dokumen yang mirip

Ayda Silfi Yana 1) Syakbaniah 2) Zulhendri Kamus 2) ABSTRACT

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

Ridha 1), Amran 2) dan Hufri 2)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII MTsN LUBUK BUAYA PADANG

PENGARUH LKS BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP KOMPETENSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DI KELAS VIII SMPN 1 KUBUNG KABUPATEN SOLOK

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing Pada Materi Persamaan Kuadrat Untuk SMPN 12 Padang

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA SMA/MAKELAS X ARTIKEL ILMIAH FIRMANA JUTIN NIM.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS VII SMP Oleh:

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Rizallisa Ariyanti*), Anna Cesaria**), Merina Pratiwi**) ABSTRACT

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

ARTIKEL ILMIAH YUSRIKA NENGSIH NIM

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI POKOK PLANTAE UNTUK SMA. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

Oleh ABSTRACT. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 2 Padang, diperoleh informasi bahwa peserta didik dalam belajar

PENGARUH LKS DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA N 2 PARIAMAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM BENTUK VIDEO TUTORIAL BILINGUAL UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA KELAS XI SEMESTER 1

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERISISTEM EKSKRESI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PEMBUATAN LKS ICT IPA TERPADU MENGINTEGRASIKAN KARAKTER MATERI SISTEM PENCERNAAN, BAHAN KIMIA, DAN TEKANAN ZAT CAIR UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS X SMKN 4 PADANG. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

Fashion and Fashion Education Journal

PRAKTIKALITAS PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS XI SMAN 3 PADANG ARTIKEL E-JURNAL

ABSTRACT. Keyword : Worksheet,, Guided Discovery, Trigonometry

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, SOCIETY (SETS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BAB ALAT OPTIK DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENGGUNAAN ICT PADA LKS BERORIENTASI STS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 1 PADANG

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA UNTUK SISWA KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG

PPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK SISWA SMA/MA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian terdiri dari dua kata,

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA ADABIAH 2 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses

PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP. Oleh:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL DILENGKAPI MIND MAP DAN GLOSARIUM PADA MATERI PELAJARAN BIOLOGI UNTUK SISWA KELAS X SMAN 12 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN UNTUK SMP KELAS VIII SEMESTER 1

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG

Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I LEMBAH GUMANTI.

Abstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ.

Oleh ABSTRACT PENDAHULUAN

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1

ABSTRACT. Keywords: Demonstration method, LKS, cognitive domain.

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN NOTEPAD++ PADA MATERI PROTOZOA UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN PENETAHUAN PENERAPAN KONSEP FISIKA PADA PESAWAT TERBANG KOMERSIAL UNTUK SISWA SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

Transkripsi:

PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 213, 97-14 PENGEMBANGAN LKS BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT PADA KONSEP KALOR DAN PRINSIP KONSERVASI ENERGI UNTUK PEMBELAJARAN SISWA KELAS X SEMESTER 2 SMAN 4 PARIAMAN Winda Septian Dini *, Asrul **, Letmi Dwiridal ** * Mahasiswa jurusan Fisika FMIPA UNP, email: septiandiniwinda@ymail.com ** Staf pengajar jurusan Fisika FMIPA UNP ABSTRACT One form of the problems faced by students while studying physics matter is the lack of ability of students to associate with the subject matter of technology and society. To overcome these problems, researcher made the form of teaching materials Student Worksheet based on the concept of Science Technology Society of heat and energy conservation principles. Type of research done including the type of Research and Development (R & D). The collection instruments used in the study is the validity of the sheet according to expert staffs, the practicalities of test pieces according to physics teachers, the practicalities of test sheet according to students, test effectiveness by student learning outcomes in the cognitive, affective and psychomotor. Products and data analysis techniques are described techniques, methods graphic, descriptive statistical analysis, and comparative analysis correlated. Data analysis show two results. First, it has been successfully created worksheets science technology-based society with an attractive design worksheets. Second, Student Worksheet made valid, practical and effective use in teaching physics, in addition, the worksheet can improve student learning outcomes. Keywords : Student worksheet, STM, learning outcomes PENDAHULUAN Fisika merupakan bagian dari sains yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Selain dapat menjelaskan berbagai peristiwa alamiah yang bisa dilihat atau diamati dalam kehidupan sehari-hari, fisika juga menjadi ilmu dasar yang harus dikuasai dalam penciptaan teknologi. Dengan kata lain, fisika yang mempelajari gejala dan fenomena alam, mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Selain itu, Fisika diharapkan menjadi salah satu mata pelajaran yang disukai oleh siswa. Siswa juga diharapkan mampu menghubungkan antara konsep dan prinsip-prinsip fisika yang sedang dipelajarinya dengan produk teknologi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru juga mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep dan prinsip-prinsip fisika, terutama dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran fisika sebaiknya dimulai dengan menampilkan gejala dan fenomena-fenomena yang dapat diamati siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan konsep dan prinsip-prinsip fisika yang akan dipelajari.. Sampai saat ini, masalah yang melanda dunia pendidikan fisika sebagian besar terdapat dari kualitas hasil belajar fisika. Rendahnya hasil belajar fisika siswa ini, memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak untuk mencari faktor-faktor penyebabnya. Agar proses pembelajaran fisika dapat berjalan dengan baik, maka perlu disiapkan bahan ajar yang sesuai dengan materi yang dipelajari. Salah satunya menyiapkan bahan ajar cetak berbentuk LKS. Bahan ajar cetak merupakan bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. [1] LKS hendaknya dimulai dengan mengemukakan pernyataan berupa fenomena dan gejala fisis yang dapat diamati siswa dalam kehidupan sehari-hari yang disesuaikan dengan materi/kompetensi yang diharapkan [6]. Berdasarkan uraian di atas, perlu dikembangkan LKS yang sesuai dengan proses pembelajaran fisika. LKS yang dimaksud adalah LKS yang memuat materi kalor dan konservasi energi, yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Secara fisika, hokum konservasi energy itu lebih menggambarkan keadaan empirisnya jika dibandingkan dengan istilah kekeklan energy. Jadi, konservasi energy lebih tepat digunakan dalam pembelajaran fisika [5]. LKS yang dikembangkan harus dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pengembangan LKS adalah pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) [3]. 97

Telah dirancang dan diteliti sebuah bahan ajar berbentuk LKS berbasis STM untuk pembelajaran fisika dalam penelitian. LKS ini memiliki spesifikasi dari LKS yang dijual dipasaran. Spesifikasinya seperti tampilan LKS yang dirancang lebih menarik, mengaitkan konsep fisika dengan kehidupan seharihari, dan gambar yang digunakan jelas dan diketahui oleh masyarakat umum. LKS yang di rancang berjudul Pengembangan LKS Berbasis Sains Teknologi Masyarakat Pada Konsep Kalor dan Prinsip Konservasi Energi Untuk Pembelajaran Siswa Kelas X Semester 2 SMA 4 PARIAMAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu: Mendeskripsi desain produk, menentukan tingkat validitas desain, menentukan tingkat kepraktisan, dan menentukan keefektifan penggunaan bahan ajar berbentuk LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat untuk pembelajaran fisika SMA kelas X semester 2. Adapun struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut [4] : a. Judul b. Petunjuk belajar (petunjuk siswa) c. Kompetensi yang akan dicapai d. Informasi pendukung e. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja f. Penilaian Pendekatan STM dapat dikelompok menjadi lima tahap, yaitu sebagai berikut [3] : 1) pendahuluan: insiasi/ invitasi/ apersepsi/ eksplorasi terhadap siswa, 2) pembentukan/pengembangan konsep, 3) aplikasi konsep dalam kehidupan: penyelesaian masalah atau analisis isu, 4) pemantapan konsep, dan 5) penilaian, berdasarkan tahap-tahap tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan STM menghubungkan antara materi pembelajaran dengan teknologi yang ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah R&D (Research and Development) [7]. Pada penelitian ini yang menjadi objek adalah bahan ajar berbentuk LKS berbasis STM dan siswa SMAN 4 Pariaman kelas X yang terdaftar pada semester ganjil 212/213 sebanyak 2 orang. LKS berbasis STM ini didesain berdasarkan masalah dan potensi yang dimiliki sekolah, setelah didesain, dilakukan validasi oleh 4 orang dosen fisika guna untuk mendapatkan saran yang membangun serta menghasilkan LKS yang valid. Komponen yang terdapat pada lembar uji validitas yaitu kelayakan isi, penggunaan bahasa, penyajian LKS, dan tampilan LKS [4]. Analisis validitas menggunakan skala Likert berdasarkan lembar validasi. untuk mengolah data dilakukan sistem pembobotan dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk grafik. dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Memberikan bobot untuk setiap item dengan alternatif jawaban : 5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = sangat kurang b. Perhitungan data nilai akhir hasil validasi dianalisis dalam skala ( ) dilakukan dengan menggunakan rumus: V X Y (1) Keterangan: V = nilai validitas X = skor yang diperoleh Y = skor maksimum Kategori validitas perangkat pembelajaran berdasarkan nilai validitas yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kategori Validitas Perangkat Pembelajaran Interval Kategori 2 Tidak valid 21 4 Kurang valid 41 6 Cukup valid 61 8 Valid 81 Sangat valid c. Hasil dari validasi ditampilkan dalam bentuk grafik Setelah revisi desain dilakukan, LKS siap untuk di ujicobakan kepada 2 orang siswa SMA kelas X. Selain siswa, guru mata pelajaran fisika juga dilibatkan untuk menilai kepraktisan LKS yang didesain. Analisis praktikalitas juga menggunakan skala Likert berdasarkan lembar praktikalitas. untuk mengolah data dilakukan sistem pembobotan dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk grafik. dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Memberikan bobot untuk setiap item dengan alternatif jawaban : 5 = Sangat tidak setuju, 4 = Tidak setuju, 3 = Netral, 2 = Setuju, 1 = Sangat setuju b. Perhitungan data nilai akhir hasil praktikalitas dianalisis dalam skala ( ) dilakukan dengan menggunakan rumus: P X Y (2) Keterangan: P = nilai praktikalitas X = skor yang diperoleh Y = skor maksimum Kategori praktikalitas perangkat pembelajaran berdasarkan nilai kepraktisan yang diperoleh dapat diamati pada Tabel 2. Tabel 2. Kategori Praktikalitas Perangkat Pembelajaran Interval Kategori 2 Tidak praktis 21 4 Kurang praktis 41 6 Cukup praktis 61 8 Praktis 81 Sangat praktis 98

c. Hasil dari praktikalitas ditampilkan dalam bentuk grafik Analisis efektivitas diperoleh dari lembar efektivitas yang diisi oleh 2 orang siswa, hasil belajar yang dilihat dari 3 ranah yaitu ranah afektif, kognitif dan psikomotor. Penilaian afektif dan psikomotor akan dianalisis dengan menggunakan skala likert. Hasil yang diperoleh akan ditentukan kriteria baik atau tidaknya berdasarkan Tabel 3. LKS pemuaian, LKS perubahan wujud, LKS perpindahan kalor, dan LKS asas Black. Desai LKS ditunjukkan oleh Gambar 1: Tabel 3. Kategori Penilaian Afektif dan Psikomotor Interval Kategori 4 Jelek sekali 41 55 Jelek 56 65 Cukup 66 8 Baik 81 Baik sekali Sedangkan pada ranah kognitif menggunakan analisis perbandingan berkorelasi. Analisis perbandingan berkorelasi digunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Dari hasil analisis akan diketahui efektivitas penggunaan LKS berbasis STM. Untuk menganalisis keefektivan produk digunakan uji t. Menyatakan bahwa untuk menganalisis hasil eksperimen yang menggunakan pretes dan postes desain satu kelompok, maka digunakan pretest dan postest sampel dengan rumus [8] : Md t 2 x d (3) Dengan: N ( N 1) d Md N Keterangan: (4) d = Perbedaan pretes dengan postes (postes pretes) Md = Mean dari perbedaan pretes dengan postes Xd = Deviasi masing-masing subjek (d-md) x 2 d = Jumlah kuadrat deviasi N = Subjek pada sampel Gambar 1. Desain Cover LKS Berbasis STM Bentuk desain LKS berbasis STM terdapat Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Informasi Pendukung yang berisikan materi secara singkat, petunjuk mengerjakan percobaan dan sejumlah pertanyaan diskusi yang akan dijawab siswa. Ditunjukkan pada gambar 2. Perbedaan pretes dan postes akan signifikan (berarti) dalam arti kata dapat meningkatkan hasil belajar jika diperoleh nilai t hitung > t tabel dan sebaliknya jika t hitung < t tabel maka perbedaan pretes dan postes tidak signifikan yang berarti tidak meningkatkan hasil belajar. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada hasil penelitian ini ada empat kategori yang akan dijelaskan. Keempat hasil tersebut meliputi: deskripsi LKS berbasis STM, hasil uji validitas oleh tenaga ahli, uji praktikalitas oleh guru dan siswa, serta uji efektivitas oleh siswa. A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi LKS STM LKS fisika SMA kelas X yang dikembangkan terdiri dari 5 LKS yaitu, LKS suhu dan termometer, Gambar 2. Desain Pembelajaran LKS Berbasis STM 99

Bentuk desain pertanyaan ditunjukkan gambar 3. dikonversi ke dalam bentuk nilai sehingga nilai terendah 2 dan nilai tertinggi. setiap indikator LKS berbasis STM dapat ditentukan dari nilai rata-rata semua pernyataan yang terdapat pada setiap indikator. Keempat indikator LKS berbasis STM meliputi indicator: 1) kelayakan isi, 2) penggunaan bahasa, 3) penyajian LKS dan 4) tampilan LKS. Hasil plot data nilai untuk setiap rata-rata indikator yang diperlihatkan pada gambar 5: 85 85 82.5 83.75 5 1 2 3 4 Rata-rata nilai setiap indikator yang Gambar 5. Grafik Setiap Indiktor Penilaian Gambar 3. Desain Pertanyaan LKS berbasis STM Fisika Pada LKS juga dicamtumkan penilai, bentuk desain penilaian ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 4. Desain Penilaian LKS berbasis STM 2. Hasil Validasi LKS berbasis STM Instrumen penilaian validitas oleh 4 orang tenaga ahli terhadap LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM), dianalisis memiliki empat indikator. Keempat indikator yang digunakan adalah kelayakan isi, penggunaan bahasa, penyajian LKS, tampilan LKS. Keempat indikator tersebut dijabarkan dalam beberapa pernyataan. Skor terendah untuk setiap pernyataan adalah 1, sedangkan skor tertinggi adalah 5. Skor setiap pernyataan yang diperoleh dapat Berdasarkan Gambar 12 dapat dijelaskan bahwa nilai setiap indikator LKS berbasis Sains Teknoogi Masyarakat bervariasi dari 82,5 sampai 85, dengan rata-rata 84,6. Secara umum dapat dikemukakan bahwa semua indikator LKS berbasisi Sains Teknologi Masyarakat berada pada kriteria sangat valid atau baik sekali. 3. Hasil Praktikalitas LKS berbasis STM a. Hasil Uji Praktikalitas Guruu Fisika Hasil uji kepraktisan dianalisis berdasarkan instrumen lembaran uji kepraktisan oleh 3 orang guru fisika terhadap LKS. Indikator-indikator penilaian tersebut meliputi: 1) Isi LKS; 2) Sajian dalam LKS; 3) Manfaat LKS; dan 4) Peluang LKS. Hasil plot nilai rata-rata setiap indikator dengan indikator diperlihatkan pada Gambar 6: 8 6 4 2 94.6 93 94.6 93.3 1 2 3 4 Rata-rata setiap pernyataan pada Gambar 6. Grafik Rata-Rata Setiap Indikator Penilaian Guru Terhadap LKS Berdasarkan data yang terdapat pada gambar 6 di atas dapat dijelaskan bahwa setiap indikator bervariasi antara 93, sampai 94,6. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa semua indikator sudah berada pada kategori baik sekali. terendah terdapat pada indicator sajian dalam LKS. tertinggi terdapat pada 2 indikator yaitu indikator isi LKS, dan manfaat LKS.

hasil uji kepraktisan menurut guru terhadap LKS dapat ditentukan dengan mencari nilai rata-rata semua indikator. rata-rata yang didapatkan dari hasil uji kepraktisan menurut guru sebesar 93,88. Dari nilai tersebut dapat dikemukakan bahwa semua indikator LKS beradaa pada kategori baik sekali. a. Hasil Uji Praktikalitas Siswa Pada angket praktikalitas siswa terdapat 13 pernyataan mengenai tanggapann siswa terhadap pembelajaran Fisika menggunakan LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM). Aspek-aspek yang ditanyakan dalam angket respon siswa adalah :1) LKS memiliki tampilan yang menarik; 2) Komposisi tulisan dan warna yang digunakan pada LKS menarik; 3) Gambar dan tulisan dalam LKS menarik; 4) Saya menjadi senang dan termotivasi mempelajari fisika dengan menggunakan LKS berbasis Sains Tekologi Masyarakat; 5) Pembelajaran fisika dengan menggunakan LKS berbasis Sains Tekologi Masyarakat ini lebih terasa bermakna karena menyangkut dalam kehidupan sehari-hari.; 6) LKS dilengkapi dengan soal berupa lembar kerja yang dapat meningkatkan kerja sama antar siswa; 7) LKS ini dapat meningkatkan pemahaman saya terhadap materi Fisika yang sedang saya pelajari; 8) Gambar membantu saya dalam memahami materi fisika yang sedang saya pelajari; 9) Pembelajaran fisika dengan menggunakan LKS ini membuat saya cepat memahami materi fisika yang sedang dipelajari; 1) Penyajian materi dalam LKS lebih praktis dan dapat dipelajari berulang-ulang; 11) Saya dapat belajar mandiri dengan menggunakan LKS ini; 12) Belajar menggunakan LKS ini membuat saya mampu menghubungkan materi yang saya pelajari dengan kehidupan sehari-hari; 13) Pembelajaran fisika menggunakan LKS ini dapat menjalin kerja sama sesama kelompok. Setiap pernyataan memperoleh skor dari 1 sampai 5. Jumlah siswa yang memberi tanggapan terhadap LKS adalah dua puluh orang, sehingga skor terendah untuk setiap pernyataan adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5. Skor setiap pernyataan yang diperoleh dikonversi ke dalam bentuk nilai sehingga nilai terendah 2 dan nilai tertinggi. Data nilai untuk setiap pernyataan pada instrument tanggapan siswa dapat dilihat pada gambar 7. 9388992949294929492939193 5 1 3 5 7 9 11 13 pernyataan uji praktikalitas siswa Gambar 7. Grafik Pernyataan Uji Praktikalitas Siswa Berdasarkan gambar 7 dapat dilihat pada angket tanggapan siswa, nilai tertinggi 94 terdapat pada pernyataan Pembelajaran fisika dengan menggunakan LKS berbasis Sains Tekologi Masyarakat ini lebih terasa bermakna karena menyangkut dalam kehidupan sehari-hari, LKS ini dapat meningkatkan pemahaman saya terhadap materi fisika yang sedang saya pelajari, dan pembelajaran fisika dengan menggunakan LKS ini membuat saya cepat memahami materi fisika yang sedang dipelajari, dan nilai terendah 88 terdapat pada pernyataan komposisi tulisan dan warna yang digunakan pada LKS menarik Dari tiga belas pernyataan pada angket tanggapan siswa, seluruh pernyataan sudah berada pada kategori baik sekali. rata-rata tanggapan siswa LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat adalah 92,15. Hal ini berarti bahwa nilai tanggapan siswa terhadap LKS berada padaa kategori baik sekali. b. Hasil Efektivitas LKS berbasis STM 1. Hasil Uji Efektivitas Siswa tanggapan siswa untuk efektivitas produk diperoleh berdasarkan hasil angket respon siswa. Setelah proses pembelajaran di kelas selesai, siswa diminta untuk memberikan tanggapan mengenai keefektivan LKS dalam pembelajaran fisika di kelas X. Aspek-aspek yang ditanyakan dalam angket respon siswa yaitu : 1) saya dapat belajar menggunakan LKS ini sesuai dengan kemampuan saya dalam memahami materi fisika; 2) soal-soal dalam LKS ini membantu saya memahami materi; 3) saya dapat memahami materi dan mengerjakan soal-soal sesuai waktu yang diberikan guru; 4) saya dapat menggunakan LKS ini sebagai sumber belajar dimanapun dan kapanpun; 5) saya dapat memahami materi dalam LKS ini dengan cepat sehingga lebih efisien dalam penggunaan waktu. Setiap pernyataan memperoleh skor dari 1-5. Jumlah siswa yang memberi tanggapan keefektivan terhadap LKS adalah dua puluh orang, sehingga skor terendah untuk setiap pernyataan adalah 2 dan skor tertinggi adalah. Skor setiap pernyataan yang diperoleh dikonversi ke dalam bentuk nilai sehingga nilai terendah 2 dan nilai tertinggi. Data nilai untuk setiap pernyataan pada instrumen efektivitas siswa dapat dilihat pada gambar 8. 8 6 4 2 92 92 9 88 91 1 2 3 4 5 Pernyataan hasil efektivitas Gambar 8. Rata-rata Efektivitas 2 Orang Siswa terhadap LKS Berdasarkan gambar 8 dapat dilihat pada angket efektivitas siswa, nilai tertinggi 92 terdapat 11

pada pernyataan saya dapat belajar menggunakan LKS ini sesuai dengan kemampuan saya a dalam memahami materi fisika dan soal-soal dalam LKS ini membantu saya memahami materi, sedangkann nilai terendah 88 terdapat pada pernyataan saya dapat menggunakan LKS ini sebagai sumber belajar dimanapun dan kapanpun. 2. Hasil Penilaian Ranah Kognitif Penilaian terhadap hasil pembelajaran kognitif siswa dilakukan dengan menggunakan teknik tes. Tes yang diberikan menggunakan soal objektif. Soal objektif berjumlah 25 buah. Adapun hasil pretes dan postes siswa dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Hasil Data Mentah Pretes dan Postes Siswa No. Siswa Pre test X Post test Y 1 6 92 2 56 88 3 52 92 4 48 76 5 48 96 6 64 96 7 52 8 8 56 88 9 44 76 1 6 88 11 56 92 12 6 96 13 44 76 14 44 8 15 6 88 16 56 84 17 64 92 18 56 84 19 52 84 2 48 84 Jumlah 184 1736 Md 54,2 87 Berdasarkan hasil pembelajaran kognitif siswa pada tabel 4, didapatkan nilai tertinggi 6 dan nilai terendah 44. Untuk nilai akhir nilai tertinggi dan terendah adalah 96 dan 76. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMAN 4 Pariaman untuk mata pelajaran Fisika adalah 72. Hasil penilaian pembelajaran kognitif siswa dapat dilihat pada Gambar 9. 928892 9696 88 9292969296 76 8 76 76 8 88 84 92 848484 8 6 64 64 56524848 52 56 56 6 64 56 565248 6 44 44446 4 2 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 No siswa Gambar 9. Pembelajaran Kognitif Siswa Hasil pretes Hasil postes Berdasarkan analisis yang dilakukan dan menghitung dengan menggunakan persamaan data hasil pretes dan postes siswa, maka didapatkan nilai t hitung = 28,85. Hasil analisis t hitung dapat dilihat pada Lampiran 21. t tabel pada tabel distribusi t yang digunakan sesuai dengan Lampiran 27. derajat kebebasan (dk) yang diperoleh adalah n - 1 = 19. Taraf nyata (α) yang digunakan adalah 5 % =,5. Berdasarkan tabel distribusi t, untuk dk = 19 dan α =,5 diperoleh nilai t tabel = 1,73. Berdasarkan nilai t hitung dan t tabel yang diperoleh, terlihat bahwa t hitung > t tabel, dapat dikemukakan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran kognitif siswa sesudah dan sebelum penggunaan LKS pada kelas X SMAN 4 Pariaman. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) efektif dalam pembelajaran fisika di kelas X SMAN 4 Pariaman. 3. Hasil Penilaian Ranah Afektif Data hasil pembelajaran ranah afektif diperoleh selama proses pembelajaran dengan menggunakan format observasi afektif yang terdiri dari nilai-nilai yaitu kerja keras, kerja sama, tanggung jawab, disiplin, ingin tahu, dan percaya diri. Skor masingmasing siswa selama empat kali pertemuan dihitung jumlahnya, kemudian dikonversikan secara kualitatif. Untuk melihat nilai yang diperoleh masing-masing siswa dapat dilihat pada gambar 1. 818383 88 91 8786 88 83838686 82 84 99 85858885 8 5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 Siswa Gambar 1. Hasil Analisis Siswa Untuk Penilaian Afektif rata-rata ranah afektif adalah 85,4. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa nilai-nilai yang dipaparkan dalam LKS telah berhasil diaplikasikan dalam proses pembelajaran siswa. Jadi bisa dikatakan kalau afektif siswa dalam pembelajaran fisika telah berada pada kategori baik sekali. 4. Hasil Pembelajaran Psikomotor Siswa Data hasil pembelajaran psikomotor diperoleh dari kegiatan praktikum yang dilakukan oleh siswa menggunakan LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat. Penilaian psikomotor ini dilakukan untuk empat kali praktikum. Hasil analisis penilaian psikomotor ini dapat dilihat pada Lampiran 25. Untuk 12

melihat hasil penilaian psikomotor melalui grafik dapat dilihat pada gambar 11. 8 6 4 2 8886 929292 868888992 86 889 85 888899292 88 1 3 5 7 9 11 Siswa 13 15 17 19 Grafik 11. Hasil analisis nilai psikomotor siswa selama 4 kali praktikum Berdasarkan hasil penilaian n psikomotor dapat ketahui bahwa psikomotor siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan LKS berbasiss Sains Teknologi Masyarakat sudah berada pada katergori baik sekali dengan nilai 89,5. B. PEMBAHASAN 1. Deskripsi Produk Produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat. Produk ini dirancang sedemikian rupa agar menghasilkan produk yang menarik dan bisa dipahami oleh siswa. Desain produk terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, informasi pendukung, latihan-latihan, dan penilaian. Produk tersebut digunakan dalam pembelajaran fisika di kelas X SMAN 4 Pariaman. Selain penggunaan di dalam kelas, LKS ini juga dapat digunakan di luar kelas secara mandiri, baik oleh siswa maupun guru. 2. Hasil validasi LKS Hasil analisis data lembaran validasi LKS yang dinilai oleh 4 orang dosen Fisika mencakup 4 kategori, yaitu kelayakan isi, penggunaan bahasa, penyajian LKS, tampilan LKS. Dari hasil analisis terhadap lembar validasi tenaga ahli didapatkan nilai validitas rata-rata untuk kategori yang dinilaii oleh dosen Fisika sebesar 83,69. Hal ini mengindikasikan bahwa produk yang dihasilkan berada pada kategori sangat valid untuk digunakan dalam proses pembelajaran Fisika kelas X SMA. LKS direvisi berdasarkan saran dari validator. Revisi yang dilakukan terhadap LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat diantaranya dari segi penulisan dan penyajian materi. Dalam hal tulisan yaitu penggunaan huruf kapital, memperbaiki susunan kalimatnya, menggunakan istilah fisika secara konsisten, gambar harus diperjelas dan lengkapi keterangan gambar. 3. Hasil praktikalitas LKS Pada uji kepraktisan, didapatkan hasil tanggapan guru dan siswa. Hasil tersebut adalah 93,88 untuk hasil tanggapan guru dan 92,15 untuk hasil tanggapan siswa. Berdasarkan klasifikasi penilaian, kedua hasil tersebut berada dalam kategori sangat praktis. 4. Hasil efektivitas Pembentukan kompetensi dalam pembelajaran berbasis KTSP pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode ceramah, eksperimen dan diskusi kelompok. Kegiatan kelompok yang diberikan kepada siswa dalam penelitian ini berupa lembar kerja dan latihan-latihan yang terdapat dalam LKS. a. Penilaian kognitif Rata-rata yang diperoleh dari hasil nilai pretes siswa adalah 54,2. tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nilai postes yaitu 87, sehingga didapatkan t hitung sebesar 28,85. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat efektif digunakan dalam pembelajaran fisika berbasis KTSP di kelas X SMAN 4 Pariaman. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) fisika kelas X IPA yang ditetapkan oleh SMAN 4 Pariaman adalah 72. postes yang diperoleh siswa sudah mencapai KKM, sedangkann nilai pretes yang diperoleh siswa belum mencapai KKM. b. Penilaian afektif Rata-rata yang diperoleh dari penilaian afktif adalah 85,4. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan bahwa nilai-nilai yang dipaparkan dalam LKS telah berhasil diaplikasikan dalam proses pembelajaran siswa. Jadi bisa dikatakan kalau afektif siswa dalam pembelajaran fisika telah berada pada kategori baik sekali. c. Penilaian psikomotor Berdasarkan hasil penilaian psikomotor dapat ketahui bahwa psikomotor siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat sudah berada padaa katergori baik sekali dengan nilai 89,5. Dalam penelitian ini masih terdapat sedikit kendala yang dihadapi siswa, disebabkan karena, siswa belum terbiasa menggunakan LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat. Serta mengaitkan materi fisika dengan teknologi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis desain produk dan data dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Telah didesain bahan ajar berbentuk LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, informasi pendukung, latihan-latihan, dan penilaian 2. Telah dibuat LKS untuk pembelajaran fisika yang valid dan memuat materi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. LKS yang dihasilkan divalidasi oleh 4 orang dosen fisika, setelah itu direvisi berdasarkan 13

masukan dari keempat dosen tersebut. dan memiliki nilai validitas dalam kategori sangat tinggi dengan nilai rata-rata 83,69. 3. Penggunaan LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran fisika pada siswa kelas X SMAN 4 Pariaman adalah sangat praktis. yang diperoleh dari hasil lembar kepraktisan adalah 93,88 untuk hasil tanggapan guru dan 92,15 untuk hasil tanggapan siswa. 4. Penggunaan LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat dalam implementasi pembelajaran fisika pada kelas X SMAN 4 Pariaman adalah sangat efektif. yang diperoleh dari hasil lembar keefektifan adalah 9,6. Pada efektivitas ini juga dilakukan penilaian kognitif dilihat dari hasil rata-rata pretes adalah 54,2 dan nilai rata-rata postes adalah 87, sedangkan penilaian afektif diperoleh nilai rata-rata sebesar 85,4 dan psikomotor diperoleh nilai rata-rata sebesar 89,5 melalui lembar penilaian. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan beberapa saran berikut ini: 1. Materi pada LKS dapat dikembangkan lagi untuk semua materi fisika SMA yang memuat materi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari agar pembelajaran fisika terasa lebih bermakna. 2. LKS berbasis Sains Teknologi Masyarakat dapat digeneralisasikan untuk sekolah SMA swasta kelas X dan sekolah yang sederajat SMA kelas X. DAFTAR RUJUKAN [1]Abdul Majid. 28. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya. [2]Andi Prastowo. (211). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Jogjakarta: Diva Press. [3]Anna Poedjiadi. 27. Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Konstektual Bermuatan. Bandung: Remaja Rosda Karya. [4]Departemen Pendidikan Nasional. 28. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta:Direktorat Jenderal Menajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. [5]Letmi Dwiridal, dkk.212. Pengaruh Penguasaan Matematika Mahasiswa Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Melalui Strategi Mind-Map Pada Perkuliahan Mekanika Dijurusan Fisika. Padang: UNP. [6]Satrio. 28. Hasil belajar (diakses 3 mei 212). http://id.shyoong.com/ businnes-management /human-resources/ hasil belajar// [7]Sugiyono. 28. Metode Penelitian Pendidikan Pedekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. [8]Suharsimi, Arikunto. 28. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. 14