Bab III Metodologi Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab VI Kesimpulan dan Saran

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. proyek ini adalah metode kontrak umum (generally contract method), dengan

Bab IV Studi Kasus. Metode Pengumpulan Data

BAB III SURVEY KETERSEDIAAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data pada penelitian ini merupakan data kualitatif-kuantitatif yang nantinya

V. Bab V Kajian Kinerja Supply Chain Proyek Bangunan Gedung

5.1. Analisa Pengukuran Kinerja Supply Chain Pada Proyek Studi Kasus

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Analisis Kinerja Supply Chain Pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung

Kajian Pengadaan oleh Kontraktor Pelaksana pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung. Susilawati 1) Reini D. Wirahadikusumah 2)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi supply chain management

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya memiliki kinerja yang baik merupakan tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain :

STRUKTUR BIAYA PURCHASING BESI BETON PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR

HUBUNGAN ANTARA KINERJA, INTENSITAS DAN BENTUK RANTAI PASOK PADA PROYEK BANGUNAN BERTINGKAT DI JAKARTA

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK. didasarkan pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut

BAB II DATA PROYEK. Proyek INDONESIA 1 adalah proyek dengan pemilik China Sonangol Media

BAB IV PENGEMBANGAN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Pengaruh Rantai Pasok terhadap Kinerja Kontraktor Bangunan Gedung di Jember. Sutoyo Soepiadhy NRP

BIAYA TRANSPORTASI MATERIAL BESI BETON PADA PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Efisiensi Tata Letak Fasilitas dan Sarana Proyek dalam Mendukung Metode Pekerjaan Konstruksi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang mantap sesuai dengan tujuan dan harapan harapan awal dengan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

LAPORAN PRAKTIK PROFESI PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG SMK STRADA PABUARAN - TANGERANG

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang memiliki potensi

BAB III METODA PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk melaksanakan pembangunan konstruksi memerlukan kontraktor yang

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak

DAFTAR PUSTAKA. 5. Indrajit, R.E, Djokopranoto, R (2003), Konsep Manajemen Supply Chain, PT. Gramedia Pustaka Utama

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi biaya dan waktu, dalam pelaksanaan suatu proyek. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. dan pengelolaan cash flow proyek, dan tentunya juga cost of money yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Indonesia. Pengaruh proses perencanaan..., Leonard, FT UI, 2009

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

BAB V ANALISIS SUPPLY SYSTEM

PERNYATAAN ANTI PLAGIAT..

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Adanya perbedaan volume didalam dokumen tender antara BQ dan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

POLA-POLA PENGEMBANGAN SISTIM RANTAI PASOK PERUSAHAAN DALAM MEMBANGUN DAYA SAING USAHA JASA KONSTRUKSI DI INDONESIA. Manajemen Bisnis Konstruksi

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

ANALISIS KOMPOSISI BIAYA DOMINAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran atau kecepatan penyelesaian berbagai pekerjaan apapun.

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RS.

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana

PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR KANTOR PT GEOFF FORRESTER INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan, manfaat, ruang lingkup permasalahan dan sistematika penulisan.

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB IV Analisis Data

TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proyek konstuksi, baik oleh kontraktor, konsultan maupun

Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Building Theories From Case Study Research. Kathleen M. Eisenhardt Academy of Management Review Oct 1989 p

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Skema Langkah-langkah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Material sebagai salah satu sumber daya yang dibutuhkan merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. proyek yang berhasil adalah penggunaan biaya yang efisien. Material adalah salah

STUDI MENGENAI MODEL ESTIMASI DURASI KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan pendapat Sugiyono (2012:38) mendefinisikan objek penelitian dalam

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dan disampaikan kepada user dari sudut struktural. Sebuah supply chain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

III. Bab III Metodologi Penelitian Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dalam mencari jawaban. Dengan ungkapan lain metodologi adalah pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis yang digunakan untuk melakukan penelitian. Perspektif teoritis adalah suatu kerangka pemikiran atau interprestasi untuk memperoleh pemahaman terhadap data dan menghubungkan dengan situasi lainnya. Metodologi diukur berdasarkan kemanfaatannya dan tidak dapat dinilai apakah suatu metode benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam penelitian. Yang jelas metode atau teknik penelitian apapun yang digunakan, misalnya kuantitatif atau kualitatif harus sesuai dengan kerangka pemikiran yang diasumsikan (Mulyana, 2001). III.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai studi explorasi (exploration study), dengan tujuan untuk melakukan pengukuran kinerja supply chain pada proyek konstruksi bangunan gedung dengan menggunakan indikator-indikator yang telah teridentifikasi. Disamping itu, penelitian ini sifatnya kualitatif, sehingga hal ini akan mempengaruhi semua komponen yang dilakukan dalam penelitian ini, baik dari pendekatan yang dilakukan, jenis data yang dikumpulkan, pengembangan alat pengumpulan data, serta proses analisis yang dilakukan dalam penelitian ini. Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan antara lain : 1. Kajian pendahuluan, merupakan tahapan awal dari proses penelitian yang merupakan tahap pemahaman terhadap permasalahan penelitian serta langkahlangkah penelitian yang akan dilakukan. 2. Identifikasi Permasalahan dan tujuan penelitian, merupakan penjabaran terhadap pemahaman permasalahan penelitian sehingga diperoleh gambaran terhadap permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini 52

53 3. Studi literatur, pemahaman terhadap berbagai landasan teori yang terkait dengan pelaksanaan penelitian dilakukan pada tahapan ini. Penelaahan terhadap literatur yang terkait dengan tujuan penelitian antara lain prinsipprinsip lean construction dan supply chain management, pengelolaan supply chain di industri konstruksi, pola-pola supply chain di industri konstruksi, pengukuran kinerja supply chain di industri manufaktur berdasarkan hasilhasil penelitian yang telah dilakukan. Baik melalui buku-buku referensi, paper dan jurnal yang ada. Sehingga diperoleh suatu pemahaman terhadap tahapantahapan dalam penyelesaian permasalahan penelitian. 4. Pengembangan instrumen pengumpulan data, pengembangan instrumen pengumpulan data dimaksudkan untuk mempermudah dalam proses pengumpulan data primer di lapangan. Pengembangan instrument ini dilakukan dengan mengacu pada indikator penilaian dan model pengukuran yang telah dikembangkan pada penelitian terdahulu. Alat bantu ini bersifat sementara yang dibuat secara sederhana dalam bentuk tabel-tabel sebagai rekap data di lapangan. Selain itu juga dipersiapkan outline materi wawancara yang akan disampaikan pada responden penelitian berdasarkan indikator-indikator pengukuran yang ada sebagai pedoman dalam melakukan wawancara agar dapat terarah sesuai dengan tujuan penelitian. 5. Pengumpulan data dan wawancara, tahapan ini dilakukan dengan mengamati sejumlah dokumen pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang terkait dengan indikator pengukuran yang ada. Pengumpulan data ini diikuti wawancara dengan pihak-pihak terkait sebagai tambahan informasi yang belum diperoleh dari data-data primer tadi. Wawancara dilakukan secara langsung dengan mengacu pada outline yang telah dibuat sehigga akan lebih terarah dan tercapai tujuan yang diharapkan. 6. Analisis data primer dan hasil wawancara, data primer yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan indikatorindikator yang telah dikembangkan dalam penelitian oleh Wirahadikusumah (2007). Sementara data yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan

54 digunakan untuk memperkuat hasil analisis terhadap data primer. Karena dari hasil wawancara ini akan diperoleh kajian yang lebih mendalam terhadap hasil pengukuran kinerja dari masing-masing pola supply chain. 7. Pengukuran kinerja supply chain, pengukuran dilakukan dengan mengeksplorasi secara mendalam kinerja dari masing-masing supply chain proyek studi kasus dengan mengacu pada prinsip-prinsip lean construction. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja yang telah teridentifikasi. 8. Kesimpulan dan saran, merupakan hasil dari keseluruhan proses penelitian dan keterbatasan dalam penelitian ini sehingga dapat menjadi masukkan bagi penelitian selanjutnya Tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan pada penelitian ini diilustrasikan pada Gambar III.1.

55 Kajian Pendahuluan Identifikasi Permasalahan dan Tujuan Penelitian Studi Literatur - Supply Chain Management - Lean Construction - Pengelolaan Supply Chain di Industri Konstruksi - Pola Supply Chain Konstruksi Bangunan Gedung - Pengukuran Kinerja Supply Chain di Industri Manufaktur - Penelitian Terdahulu Indikator Pengukuran Kinerja Supply Chain Konstruksi Bangunan Gedung Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data Pengumpulan Data Primer dan Wawancara Analisis Data Primer dan Hasil Wawancara Responden: Project Manager, Site Manager, Bagian Logistik, Pelaksana Lapangan Pengukuran Kinerja Supply Chain Konstruksi Bangunan Gedung Prinsip-prinsip Lean Construction Kesimpulan dan Saran - Keterbatasan dalam penelitian - Saran bagi penelitian selanjutnya Gambar III.1 Bagan alir penelitian

56 III.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang berdasarkan studi kasus pada proyek konstruksi bangunan gedung yang dilakukan oleh dua perusahaan kontraktor BUMN. Dalam upaya menjawab pertanyaan dari permasalahan penelitian dilakukan melalui kajian terhadap literatur-litaratur yang ada berupa telaah terhadap referensi, jurnal dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, baik di dalam maupun di luar negeri, serta penelusuran terhadap data primer awal berupa kontrak, subkontrak, data hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta laporan pelaksanaan pekerjaan dari proyek yang dijadikan studi kasus. Selanjutnya dilakukan wawancara yang komprehensif dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan operasi di lapangan, antara lain site manager, project manager, maupun divisi logistik dengan tujuan untuk menggali secara mendalam praktekpraktek yang telah dilakukan oleh kontraktor dalam mengelola supply chain-nya. III.3 Pendekatan Studi Pendekatan studi yang digunakan dalam penelitian ini, dilakukan melalui pendekatan pada beberapa proyek konstruksi bangunan gedung sebagai studi kasusnya (multiple case study). Yin (1981) berpendapat bahwa terdapat beberapa pertimbangan didalam melakukan penelitian dengan pendekatan beberapa studi kasus ini, yaitu dilakukan pada penelitian dengan kondisi dimana kasus yang ada bersifat tidak unik, dengan dasar dari pertanyaan penelitiannya adalah What dan Why. Sejalan dengan pendapat tersebut, Tan (1995) menyatakan bahwa dengan menggunakan beberapa kasus (multiple cases) diharapkan dapat dicapai suatu replika dari obyek penelitian yang sama namun dalam konteks yang berbeda, sehingga bisa dilakukan perbandingan. Terdapat kelemahan dalam pendekatan studi kasus ini, dengan penelitian terhadap sejumlah kecil kasus ini tidak memungkinkan untuk menghasilkan suatu generalisasi yang valid untuk menyatakan bahwa generalisasi ini dapat mewakili sample tertentu.

57 Dengan demikian, maka penelitian yang bersifat eksploratif ini menggali apa yang sedang terjadi dalam praktek, sangat tepat bila dilakukan dengan pendekatan ini. Dengan pendekatan dari beberapa studi kasus ini diharapkan dari setiap kasus yang ada, akan memberikan informasi kinerja dari supply chain proyek konstruksi bangunan gedung berdasarkan pola supply chain yang telah teridentifikasi. III.4 Kerangka Studi Kasus Ketersediaan Proyek Pemilihan studi kasus yang menjadi obyek dalam penelitian ini memiliki keterbatasan yang tidak terlepas dari ketersediaan proyek konstruksi bangunan yang sedang dilaksanakan, hal ini terkait dengan kesediaan data lapangan yang akan dikumpulkan. Karena kebiasaan yang berlaku pada pelaksanaan pekerjaan suatu proyek jika keseluruhan pekerjaan telah selesai dilaksanakan maka dokumen pelaksanaan kegiatan harian akan disimpan dalam suatu gudang penyimpanan bahkan ada kemungkinan data-data harian tersebut tidak disimpan lagi karena telah ada rekap data dalam bentuk laporan pelaksanaan pekerjaan. Maka akan sulit untuk melihat data pada proyek-proyek yang telah selesai dilaksanakan. Karakteristik Proyek Adapun karakteristik proyek konstruksi bangunan yang menjadi obyek penelitian ini adalah proyek yang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Berdasarkan pendapat Maylor (2003), tingkat kompleksitas suatu proyek dapat dilihat dari tiga hal, yaitu kompleksitas organisasi, kompleksitas sumber daya, dan kompleksitas keteknikan. Proyek konstruksi bangunan yang merupakan salah satu jenis proyek konstruksi yang memiliki variasi di dalam pengunaan material dan komponen bangunan, serta penggunaan tingkat spesialisasi yang tinggi, menunjukkan bahwa jenis konstruksi bangunan ini dapat digolongkan sebagai proyek dengan kompleksitas yang tinggi.

58 Karakteristik dari proyek konstruksi adalah produknya terikat pada tempatnya (rooted in place), yang menjadi ciri utama yang membedakan antara produk konstruksi dengan produk industri manufaktur walaupun hal ini tidak secara mutlak hanya dimiliki oleh industri konstruksi. Karakteristik tersebut melahirkan konsekuensi dimana dalam produk konstruksi, sumberdayanyalah yang harus mendekati produknya untuk melakukan proses, dimana hal ini tidak seperti dalam produk manufaktur dimana produknya yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya untuk diproses dalam suatu assembly line. Dengan demikian, maka dalam penelitian ini juga memasukkan faktor lokasi sebagai pertimbangan di dalam pemilihan proyek konstruksi bangunan sebagai studi kasus. Adapun lokasi proyek yang dipilih adalah proyek konstruksi bangunan yang ada di Jakarta. Pembatasan Jenis Proyek Proyek yang akan dijadikan sebagai responden penelitian dibatasi hanya pada proyek konstruksi bangunan gedung yang dilaksanakan oleh kontraktor dengan kualifikasi besar. Hal ini didasarkan kondisi proyek konstruksi pembangunan gedung yang merupakan salah satu proyek konstruksi yang sangat dinamis dan kompleks, serta melibatkan banyak pihak didalam pengelolaan proses produksinya, sehingga sangat memerlukan adanya pengembangan suatu konsep pengelolaan supply chain konstruksi yang bisa meningkatkan efisiensi dalam proses produksi. Selain itu adanya asumsi bahwa kontraktor besar sudah menerapkan konsep manajemen yang baik dalam proses produksinya, sehingga dimasa yang akan datang bisa lebih ditingkatkan lagi untuk menuju konstruksi ramping (lean construction). Pembatasan Lingkup Pekerjaan Mengingat kompleksitas pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi bangunan gedung, maka dalam pengumpulan data yang dilakukan hanya terhadap beberapa item pekerjaan yang dianggap akan melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaan produksinya dan adanya keterlibatan owner dalam menentukan pihak-pihak yang akan melaksanakan pekerjaan serta adanya hubungan langsung antara owner

59 dengan supplier material untuk beberapa material dengan volume yang cukup besar. Selain itu pembatasan lingkup pekerjaan yang akan ditinjau dilakukan untuk keselarasan antara satu proyek dengan proyek yang lain. Adapun lingkup pekerjaan yang akan ditinjau adalah pekerjaan finishing arsitektur dengan item pekerjaan yang akan diamati meliputi pekerjaan dinding, pekerjaan lantai, pekerjaan plafond dan pekerjaan mekanikal/ elektrikal. Disamping itu juga akan dilakukan pengamatan terhadap proses pengadaan dan pengelolaan materialmaterial (pengelolaan logistik) yang terkait dengan pekerjaan-pekerjaan tersebut seperti material bata ringan, bata merah, keramik, plafond dan mekanikal/ elektrikal. Terutama dengan adanya keterlibatan owner dalam melakukan pengadaan material-material tertentu. Kerangka Waktu Penelitian Penelitian ini juga tidak terlepas dari kerangka waktu yang ada, sehingga proyek konstruksi bangunan gedung yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai studi kasus bagi penelitian ini adalah proyek-proyek yang terdapat di kota Jakarta saja. Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa umumnya kantor pusat dari kontraktor-kontraktor besar di Indonesia berdomisili di Jakarta, sehingga lebih memudahkan urusan untuk pengumpulan data penelitian. Disamping itu karena penelitian ini erat kaitannya dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Susilawati (2005), maka proyek konstruksi yang akan menjadi studi kasus pada penelitian ini dibatasi hanya pada proyek konstruksi pembangunan gedung yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan pola-pola supply chain yang telah teridentifikasi. Berdasarkan hasil penelusuran awal, ketersediaan proyek konstruksi yang ada dalam kurun waktu pelaksanaan penelitian ini serta dalam kerangka rancangan penelitian yang dilakukan yaitu empat proyek yang berlokasi di Jakarta dan dilaksanakan oleh dua perusahaan kontraktor BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yaitu Kontraktor X, dan Kontraktor Y, dengan rincian sebagai berikut:

60 1. Kontraktor X Proyek A Proyek Pembangunan Gedung Fasilitas Rumah Sakit, Jakarta Proyek C Proyek Pembangunan Gedung Apartemen, Jakarta 2. Kontraktor Y Proyek B Proyek Gedung Perkantoran, Jakarta Proyek D Proyek Pembangunan Kompleks Apartemen, Jakarta III.5 Teknik Pengumpulan Data Pada tahap awal dilakukan observasi lapangan untuk memperoleh data tentang aktifitas dan usaha-usaha yang telah dilakukan dari masing-masing pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi bangunan gedung yang karakteristiknya telah disesuaikan terlebih dahulu dengan pola-pola yang telah teridentifikasi dari penelitian terdahulu (Susilawati, 2005) pada beberapa proyek yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian. Pengumpulan data primer dilaksanakan melalui mekanisme pengamatan terhadap dokumen-dokumen pelaksanaan di lapangan dan wawancara yang komprehensif dengan project manager, site manager, maupun divisi logistik perusahaan konstruksi yang terlibat. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui secara lebih mendalam permasalahan-permasalahan yang tercakup dalam indikator-indikator pengukuran, seperti misalnya mengapa permasalahan tersebut sering kali terjadi, apakah penyebabnya dan bagaimana tindakan yang dilakukan manajemen proyek dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. III.6 Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini pada prinsipnya melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap kinerja dari masing-masing pola supply chain yang diwakili oleh proyek-proyek konstruksi bangunan gedung yang sedang dilaksanakan oleh dua kontraktor. Analisis dilakukan terhadap faktor-faktor yang

61 mempengaruhi kinerja dari masing-masing pola supply chain yang ada berdasarkan indikator-indikator kinerja. Pada akhirnya, proses analisis ini akan menuju temuan kinerja pola supply chain yang ada sesuai dengan maksud dari proses analisis yang dilakukan. Temuan yang diharapkan akan diperoleh berupa gambaran mengenai kinerja dari supply chain yang baik terhadap peluang implementasi konsep lean construction. Hasil dari pengukuran tersebut menggambarkan kondisi eksisting tinggi rendahnya pencapaian efisiensi oleh para pihak yang terlibat (kontraktor, pemilik, subkontraktor, supplier) dalam sistem pengelolaan supply chain di proyek konstruksi bangunan gedung yang sedang ditanganinya. Suatu proyek akan dikatakan efisien apabila sistem pengelolaannya sudah mencerminkan/ sesuai dengan prinsip-prinsip yang terkandung dalam konsep Konstruksi Ramping (Lean Construction) dan Supply Chain Management (SCM).