BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI

dokumen-dokumen yang mirip
3.1 IDENTIFIKASI PERILAKU NELAYAN

BAB III PERANCANGAN 3.1 IDENTIFIKASI PERILAKU NELAYAN

PERANCANGAN THERMAL DAN ELEKTRIKAL SOLAR COLD STORAGE UNTUK KAPAL NELAYAN TRADISIONAL SKRIPSI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering

BAB IV PROSES PERANCANGAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE

PETUNJUK PENGOPERASIAN

= Perubahan temperatur yang terjadi [K]

BAB III PERANCANGAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL

REDISAIN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH DAN AIR LAUT BERBAHAN FIBER

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

Latar Belakang Kualitas ikan buruk pada saat sampai di tempat pelelangan, sehingga harga jual rendah, Kapal-kapal kecil yang di operasikan oleh nelaya

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DESAIN DAN ANALISA PERFORMA GENERATOR PADA REFRIGERASI ABSORBSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Gambar 4.1 Rancangan Alat Pengering Solar Dryer Susilo, dkk. (2014) commit to user

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

PERANCANGAN REFRIGERATED SEA WATER (RSW) SISTEM KERING PADA KAPAL IKAN KAYU LAPIS FIBER 58 GT DENGAN KAPASITAS PALKA 45 M 3

2. Pengoperasian Cam-lock

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

MANUAL APLIKASI DINDING LUAR. Versa Board 10 & 12 mm

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Studi Perencanaan Jacketed Storage System Memanfaatkan CO 2 Cair Sebagai Refrigeran

Studi Penggunaan Ampas Tebu Sebagai Material Inti (Core) Oleh : Windu Setiawan

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH

Iklim Perubahan iklim

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

ANALISA PERHITUNGAN BEBAN KALOR DAN PEMILIHAN KOMPRESOR DALAM PERANCANGAN AIR BLAST FREEZER UNTUK MEMBEKUKAN ADONAN ROTI DENGAN KAPASITAS 250 KG/JAM

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

BAB IV KENDALA YANG DIALAMI SELAMA PROSES PERANCANGAN PANEL DINDING RINGAN BERBAHAN BOTOL PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

BAB II STUDI PUSTAKA

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

PERANCANGAN DAN ANALISIS PEMBEBANAN GERGAJI RADIAL 4 ARAH

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder

IbM PORTABLE INSULATED FISH STORAGE BOX UNTUK NELAYAN DESA SUMBERBENING KABUPATEN MALANG

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

Struktur dan Konstruksi II

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

PT. WIJAYA KARYA INDUSTRI ENERGI JAKARTA INDONESIA DISTRIBUTED By

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengubah fasa fluida dengan cara mempertukarkan kalornya dengan fluida lain. Kalor yang

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

Bab III Rancangan dan Prosedur Percobaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN PELAGIS KECIL DIKAPAL

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

LAMINASI FIBERGLASS SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MELINDUNGI KONSTRUKSI LAMBUNG KAPAL KAYU

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

APLIKASI PENGEMBANGAN SISTEM REFRIGERANT PALKA KAPAL IKAN MENGGUNAKAN TENAGA SURYA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN NELAYAN

BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM

BAB V ANALISA MODEL Analisa Statis pada Skenario Pembebanan 1

Modifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB III METODE PENELITIAN

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO

PT. WIJAYA KARYA INDUSTRI ENERGI JAKARTA INDONESIA DISTRIBUTED By CV. LINGGOJATI UTAMA Jl.Pulomas III No.5A Jakarta Timur, Telp :

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

DESAIN SISTEM KONTROL PENGERING SURYA DAN HEATER

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

Transkripsi:

BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI 4.1 SANDWICH PANEL Tugas pertama dari perancangan sandwich panel adalah memilih material insulasi yang tepat. Hal ini sangat penting karena fungsi utama pemilihan material insulasi yang tepat adalah untuk mengetahui beban transmisi yang masuk ke dalam cold storage, sehingga mencegah kebocoran panas yang terjadi di dalam cold storage dan suhu yang ada dalam cold storage dapat terjaga serta ikan yang disimpan dapat tetap segar. Tujuan utama dari pemilihan sandwich panel yang tepat adalah: Menjaga suhu di dalam ruangan cold storage tetap. Mengurangi kerugian panas yang terjadi akibat masuknya panas dari luar ke dalam cold storage. Mengoptimalisasi penggunaan energi yang akan digunakan sebagai beban pendinginan. Dalam pemilihan material, lebih baik memilih material dengan konduktivitas termal yang rendah dibanding dengan mempertebal material tersebut. Pemilihan material sandwich panel pada perancangan cold storage ini antara lain didasarkan kepada: Material harus ringan tetapi kuat. Ringan karena cold storage ini akan ditaruh di dalam perahu nelayan tradisional sehingga mengurangi beban yang akan diangkut para nelayan ke dalam kapal. Selain itu juga kuat karena cold storage ini akan digunakan untuk menyimpan ikan tenggiri. Material ini harus kedap sehingga kesegaran ikan yang ditaruh di dalamnya tetap terjaga. Awet, sebab nelayan terus bekerja dan tidak mengenal libur. Murah, karena dalam perancangan ini dimaksudkan untuk membantu nelayan kecil dalam mengawetkan ikan selesai melaut. Dari kriteria-kriteria tersebut, maka diputuskan material-material yang akan digunakan dalam sandwich panel cold storage. Yaitu terdiri dari tiga lapisan: Polystyrene, dengan dilapisi Carbon Steel pada bagian luar dan dalam. 41

4.1.1 Polystyrene Polystyrene merupakan material yang cocok digunakan sebagai insulasi. Pemilihan ini didasarkan kepada hal-hal berikut: Mempunyai sifat thermal insulasi yang rendah, yaitu sekitar 0,033 0,057 W/m C. (table 5.3 The Use of Ice on Small Fishing, FAO). Mempunyai density yang ringan, sekitar 10 33 kg/m 3. Sehingga cocok untuk digunakan dalam perahu nelayan. Permeabilitas air dan uap kecil. Ketahanan yang tinggi terhadap penyerapan air. Setelah pemlihan, kemudian perancangan dilakukan. Ukuran yang dirancang dengan panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut adalah 2564 mm x 2064 mm x 1564 mm dengan tebal 30 mm. Gambar 4.1 Material insulasi polystyrene Proses pembuatan Polystyrene yang umum adalah bahan baku Polystyrene yang berbentuk cair disemprotkan kepada material yang akan ditempelkan, yaitu carbon steel. Setelah disemprotkan, cairan tersebut akan mengering dalam hitungan detik, bereaksi dengan membentuk busa. Selanjutnya busa tersebut akan menempel erat dengan material yang menempel. 42

4.1.2 Carbon Steel Carbon steel merupakan material yang akan digunakan sebagai pelapis dan pelindung dari material insulasi Polystyrene yang utama. Carbon steel yang luar merupakan penyangga sebagai tempat membentuk Polystyrene, sedang yang dalam merupakan pelindung material Polystyrene sehingga material tersebut tidak terkena goncangan dan tumbukan dari dalam dan mencegah masuknya air dan uap air ke dalam cold storage pada umumnya dan ke dalam material insulasi Polystyrene. Pemilihan carbon steel tidak lain karena: Merupakan material yang cukup cocok digunakan sebagai pelapis Polystyrene. Memiliki sifat thermal insulasi yang cukup baik, yaitu sekitar 43 W/m C. Memiliki berat yang cukup ringan, karena hanya memiliki density sekitar 7,8 g/cm 3. Sehingga cocok untuk digunakan dalam perahu nelayan. Mampu menahan beban mesin refrigerasi yang menempel pada material tersebut. Harga yang murah. Bila dibandingkan dengan material plastik, material umum yang digunakan pada palka ikan bagi para perahu nelayan, maka carbon steel memiliki banyak keunggulan, diantaranya: memiliki ketahanan yang tinggi sehingga kuat untuk menahan beban evaporator, selain itu material ini lebih kuat dan awet daripada plastik. Dan lagi, material ini tidak berbau sehingga tidak mencemari ikan yang akan diawetkan dalam cold storage. Perancangan carbon steel yang pertama kali adalah bagian luar, karena bagian luar carbon steel merupakan tempat memproduksi bentuk Polystyrene sehingga berbentuk kotak, kemudian menempelkannya dengan carbon steel bagian dalam. Ukuran dari dinding carbon steel bagian luar adalah 2568 mm x 2068 mm x 1568 mm dengan tebal 2 mm. 43

Gambar 4.2 Dinding carbon steel bagian luar Sedangkan untuk dinding carbon steel bagian dalam adalah 2504 mm x 2004 mm x 1502 mm, dengan tebal yang sama yaitu 2 mm. Gambar 4.3 Dinding carbon steel bagian dalam 44

Carbon Steel Luar Polystyerene Carbon Steel Dalam Gambar 4.4 Rancangan sandwich panel 4.1.3 Atap Cold Storage Atap cold storage juga terbuat dari material yang sama, sebab atap cold storage juga merupakan bagian dari sandwich panel. Dengan bagian yang paling luar ke dalam adalah carbon steel, Polystyrene, dan carbon steel. Adapun bentuk dari rancangan atap adalah sebagai berikut: Gambar 4.5 Atap carbon steel bagian luar 45

Gambar 4.6 Atap polystyrene Gambar 4.7 Atap carbon steel bagian dalam 46

Atap Carbon Steel Dalam Atap Carbon Steel Luar Atap Polystyrene Gambar 4.8 Atap sandwich panel cold storage 4.1.4 Tutup Cold Storage Lubang pada cold storage dibuat dengan ukuran 800 mm x 800 mm, hal ini untuk memudahkan para nelayan untuk menaruh dan mengambil ikan ke dalam dan dari cold storage. Maka tutup dari cold storage juga berukuran 800 mm x 800 mm, dengan tinggi 70 mm. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memilih material tutup cold storage: Kedap dari air dan uap air. Ringan dan kuat. Dari kriteria tersebut, maka dipilihlah material stainless steel, karena material tersebut memiliki sifat yang telah disebutkan seperti di atas. 47

Gambar 4.9 Tutup cold storage 4.1.5 Dinding Mesin Refrigerasi Dinding mesin ini berfungsi sebagai tempat menaruh mesin-mesin refrigerasi seperti kondenser dan kompressor serta meletakkan batere-batere untuk cadangan energi bagi solar cell, dan BCR sebagai regulator modul surya. Material dari dinding mesin ini haruslah kuat, ringan dan tahan karat, sebab didalamnya merupakan kondenser, tempat membuang panas ke lingkungan. Selain itu hal yang harus diperhatikan adalah material tersebut harus dapat disambung dengan pelindung atap dari cold storage yang berasal dari kayu. Dari kriteria tersebut, maka dipilih material yang digunakan adalah wood. Ukuran hasil perancangan dari dinding mesin refrigerasi adalah disesuaikan dengan peletakkan mesin-mesin refrigerasi, yakni kondenser dan kompresor, serta batere-batere dan BCR. Dari hasil perancangan, didesain dengan ukuran 1200 mm x 900 mm x 500 mm, dengan tebal 30 mm. 48

Gambar 4.10 Dinding mesin 4.1.6 Dudukan Modul Fotovoltaik Peletakkan modul fotovoltaik di perahu perlu diperhatikan. Karena dalam rancangan ini, cold storage ini membutuhkan sembilan buah modul fotovoltaik, maka didesain dudukan modul ini. Yang perlu diperhatikan dari karakteristik dudukan modul ini adalah harus kuat, sebab dia harus sanggup menahan beban sembilan buah modul fotovoltaik. Dari sifat ini, maka dipiilih material dudukan dari stainless steel, sebab material ini memiliki yield strength yang cukup bagus, sehingga diperkirakan tidak akan rusak dan berdeformasi dengan deformasi yang cukup parah. Gambar 4.11 Dudukan solar modul 49

Gambar 4.12 Assembly solar pack Dalam peletakkan solar modul, disarankan agar peletakkan ditaruh di atas, yaitu di atap tempat menaruh terpal bagi perahu. 4.2 ASSEMBLY Setelah semua komponen selesai dikerjakan, maka tahap terakhir adalah menyatukan semua komponen/assembly. Proses assembly yang pertama kali dilakukan adalah menyatukan semua komponen cold storage. Hal pertama adalah membentuk dinding dari carbon steel sesuai ukuran, kemudian menyemprotkan polystyrene kepada carbon steel sehingga terbentuklah sandiwch panel. Hal yang sama juga berlaku pada bagian atap cold storage. Pada atap cold storage, biar aman, maka diberi pelapis berupa kayu. Hal ini agar bagian atas dari cold storage bisa dilewati oleh orang-orang. Evaporator kemudian ditempel pada atap cold storage. Baru kemudian atap dan dinding cold storage digabung dengan cara mengelas pada bagian carbon steel kedua bagian. 50

Gambar 4.13 Posisi mesin-mesin refrigerasi dan batere-batere serta BCR Gambar 4.14 Cold storage bentuk akhir Setelah komponen sandwich panel dari cold storage selesai di bentuk, maka kemudian langkah selanjutnya adalah menempelnya dengan dinding mesin refrigerasi kemudian meletakkan mesin-mesin refrigerasi seperti kondenser dan kompresor serta meletakkan batere-batere dan BCR. 51

Gambar 4.15 Bentuk akhir cold storage yang dirancang Semua proses produksi cold storage dan dudukan mesin diperkirakan memakan waktu sekitar sebulan. Waktu tersebut belum termasuk dalam menunggu pesanan mesin-mesin refrigerasi. 4.3 HASIL PEMLIHAN BERAT MATERIAL Setelah pemilihan material dan fabrikasi, maka didapat total berat material: Material Carbon Steel Dinding Luar 309,16 Dinding Dalam 289,35 Tutup Dalam 68,02 Tutup Luar 88,11 Sub Total 754,64 Polystyrene Dinding 17,38 Tutup 3,94 Sub Total 21,32 Wood Alas Tutup 260,517 Tutup 13,30 Sub Total 273,82 CS Total 789,26 Tabel 4. 1 Berat material dan kompone solar cold storage Berat Stainless Steel (kg) Tatakan Solar 87,77 Modul Dinding CU 29,82 Tutup CU 35,06 Tutup CS 122,42 Sub Total 275,07 Modul 60,00 Fotovoltaik Sub Total 60,00 Mesin Refrigerasi Evaporator 12,00 Kondenser 13,00 Batere 9,00 Sub Total 96,00 Total 1514,84 52

Sedangkan es untuk perahu tradisional adalah: Tabel 4. 2 Berat es balok bawaan nelayan tradisional Jumlah Berat Satuan (kg) Berat Total (kg) Es Balok 60 40 2400 Bila dibandingkan antara berat es balok total bawaan nelayan tradisional dengan berat total cold storage desain ini, maka lebih ringan cold storage desain ini. 4.4 ANALISA KEKUATAN MATERIAL TATAKAN SOLAR MODUL Komponen yang dianalisa hanyalah tatakan solar modul. Hal ini dikarenakan komponen ini cukup rentan dalam menahan beban, serta tidak diberi pengaman. Sedangkan, untuk bagian solar cold storage, seluruh komponen dan bagian-bagiannya bertumpu kepada kayu yang menempel pada lantai kapal. Pada bagian ini, material menyangga modul fotovoltaik yang berjumlah sembilan. Berikut data yang akan dijadikan acuan: Material: Stainless steel. Restrain: Fix restraint kedua bagian samping tutup dan bagian atas stainless steel. Jenis beban: Force sebesar 720 N (dihitung dari jumlah modul fotovoltaik dikali dengan gravitasi). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Stress Analysis dari perangkat lunak Autodesk Inventor dengan tools ANSYS. Berikut hasil simulasi: Tabel 4. 3 Hasil Analisa Structural Name Minimum Maximum Equivalent Stress 5,717e-005 MPa 1,193e-002 MPa Deformation 0 mm 2,403e-005 mm Safety Factor 15 N/A 53

Gambar 4.16 Gambar visualisasi equivalent stress Gambar 4.17 Gambar visualisasi deformasi Dilihat dari hasil simulasi, nilai dari stress terbesar bernilai 1,193e-002 MPa, masih sangat jauh dari nilai Tensile Yield Strength Stainless Steel yakni sebesar 250 MPa. Sedang deformasi material terjadi di pinggiran-pinggiran sebesar 2,403e-005 mm. Dan safety factor yang diberikan dari hasil analisis adalah sebesar 15. Maka desain material yang dirancang masih aman, dan sebaiknya modul fotovoltaik ini diletakkan di atas atap perahu. 54

4.5 ESTIMASI BIAYA Berikut merupakan perhitungan kasar biaya produksi dari solar cold storage: Tabel 4. 4 Tabel biaya produksi solar cold storage Material Harga Polystyrene Carbon Steel Stainless Steel Modul Fotovoltaik Evaporator Kondenser Kompresor Wood Biaya Produksi Biaya Total Rp1.650.000,00 Rp11.250.000,00 Rp1.830.000,00 Rp48.000.000,00 Rp4.303.000,00 Rp4.264.000,00 Rp1.368.000,00 Rp500.000,00 Rp5.000.000,00 Rp78.165.000,00 Perbandingan operasional antara menggunakan solar cold storage dengan es balok: Harga 60 kg es balok: Rp10.000, maka total 40 balok es adalah Rp400.000. Maka, dengan memakai solar cold storage, dapat dilakukan penghematan sebesar Rp400.000 untuk sekali jalan. Bila diasumsikan nelayan melaut seminggu sekali dan dalam setahun mereka libur sekitar empat bulan, maka total mereka melaut adalah: 52 minggu 18 minggu = 34 minggu. Maka dalam setahun pengeluaran es balok nelayan adalah: 34 x 400.000 = Rp13.600.000 Bila dibandingkan dengan pengeluaran nelayan dalam menggunakan es balok, pengeluaran yang dikeluarkan untuk memproduksi solar cold storage adalah Rp78.165.000; maka pengeluaran tersebut akan sama setelah mencapai 5,7 tahun atau sekitar 69 bulan. Dari seluruh perancangan, perhitungan dan analisa dapat dilihat beberapa perbandingan antara pendinginan dengan menggunakan es balok dengan dengan solar cold storage. 4.6 PEMAKAIAN SOLAR COLD STORAGE Setelah semua selesai, maka tahap terakhir dalam perancangan ini adalah memberikan pemahaman kepada para nelayan agar dapat menggunakan alat ini dengan baik dan benar. Tentunya hal ini membutuhkan semacam pelatihan bagi para nelayan agar dapat menggunakannya dengan baik dan benar. 55

Peletakkan modul fotovoltaik di perahu nelayan dibebaskan bagi para nelayan untuk meletakkannya di mana, namun direkomendasikan untuk meletakkanya di atap tempat menaruh bersama terpal, yang terpenting adalah, modul tersebut mendapat radiasi sinar matahari yang cukup. Hal yang perlu diingat adalah, sebelum melaut, hendaknya nelayan sudah melakukan pengisian pada batere aki, yakni dengan memakai modul dengan minimal satu jam. Menurut perhitungan yang dilakukan, dengan melakukan pengisian batere selama satu jam, maka batere dapat dipakai untuk menggerakkan beban pendinginan selama 24 jam. Dan hal yang paling efektif adalah dengan mengisi batere aki selama satu jam sebelum keberangkatan. Pada saat hujan, sebenarnya tidak merusak modul fotovoltaik, tetapi sebaiknya mesin-mesin refrigerasi hendaknya ditutup, sehingga peralatan kondensing unit dapat tetap terjaga. Hujan yang terjadi pada saat melaut, dapat menggunakan insting dari para nelayan tersebut, bila diperkirakan hujan akan berhenti, maka sebaiknya kegiatan melaut tetap dilakukan, namun bila tidak, maka sebaiknya pulang dan melanjutkan melaut kembali setelah cuaca baik. Dalam hal ini dapat diputuskan, bila seluruh batere telah terisi, maka cold storage dapat digunakan. Seperti yang telah disebutkan, dengan menyinari solar modul ke matahari minimal satu jam, maka batere telah terisi penuh dan dapat digunakan selama 24 jam. Gambar 4.18 Gambar solar cold storage dan peletakannya pada kapal 56

Tabel 4. 5 Perbandingan pendinginan dengan menggunakan es balok dengan solar cold storage Es Balok Solar Cold Storage Suhu kurang terjaga Waktu penyimpanan sebentar Kesegaran ikan kurang terjaga Tidak ada sirkulasi aliran udara Tidak membutuhkan keahlian Tidak membutuhkan perawatan Berat Konvensionals Dapat dibongkar muat (portable) Suhu terjaga Waktu penyimpanan cukup lama Kesegaran ikan terjaga Sirkulasi udara dapat diatur Membutuhkan keahlian Membutuhkan perawatan Ringan Aplikatif Pendinginan Statis 57