BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator
|
|
- Ida Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR 3.1. Perencanaan Modifikasi Evaporator Pertumbuhan pertumbuhan tube ice mengharuskan diciptakannya sistem produksi tube ice dengan kapasitas produksi yang lebih besar, untuk memenuhi permintaan pasar. Salah satu langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan kapasitas yang lebih besar ini adalah dengan merancang evaporator yang mampu menghasilkan tube ice dengan kapasitas yang lebih besar pula. Sehingga dalam tugas akhir perancangan ini, penulis akan merencanakan evaporator tube ice dengan kapasitas 3 ton es / jam, dengan mempergunakan evaporator tipe PK-50A buatan PATKOL Public Company Limited dengan kapasitas 50 ton es per hari ( 2 ton es per jam ) sebagai dasar modifikasi Spesifikasi Hasil Modifikasi yang Dikehendaki Spesifikasi evaporator hasil modifikasi yang dikehendaki antara lain : 1. Memiliki kapasitas produksi tube ice sebesar 3 ton / jam 2. Memiliki production cycle selama 60 menit 3. Memiliki space to production ratio yang rendah 4. Mudah dalam perawatan, terutama dalam hal pembersihan pipa pipa cetakan es 33
2 5. Harus terbuat dari material yang tidak mengalami perkaratan, sehingga tidak menghasilkan karat yang berbahaya bagi produk. 6. Memiliki efisiensi energi yang tinggi, sehingga biaya energi dalam menghasilkan produk dapat lebih rendah Dengan persyaratan di atas, diharapkan evaporator dapat bekerja sesuai dengan keinginan pengguna / operator Masalah Masalah Penting pada Evaporator 1. Pipa pipa evaporator pada mesin tube ice sekaligus berfungsi sebagai cetakan es, sehingga total volume pipa harus mencapai jumlah produksi yang diinginkan per cycle. Dalam hal ini diinginkan jumlah produksi sebanyak 3 ton / jam. 2. Pipa evaporator yang terlalu panjang akan lebih sulit dalam proses pembersihan, karena dibutuhkan brush dengan ukuran sangat panjang untuk mencapai ujung pipa 3. Diameter evaporator yang terlalu lebar akan memakan tempat yang besar, sehingga space to production ratio menjadi rendah Alternatif Bentuk Evaporator lain adalah : Beberapa alternatif bentuk evaporator yang dapat dipertimbangkan antara 34
3 1. Alternatif Bentuk 1 Modifikasi dengan menambah jumlah pipa pipa pada evaporator Gambar 3.1. Alternatif bentuk evaporator 1 Dengan penambahan jumlah pipa, otomatis akan menambah kapasitas es yang dapat dihasilkan setiap jam. Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dengan penambahan jumlah pipa adalah diameter keseluruhan evaporator yang akan bertambah besar, sehingga membutuhkan tempat yang lebih luas untuk instalasi. 2. Alternatif Bentuk 2 Modifikasi dengan menambah panjang pipa pipa evaporator 35
4 Dengan menambah panjang pipa evaporator, otomatis dapat dicapai kapasitas yang diinginkan dengan tetap mempertahankan luas tempat Gambar 3.2. Alternatif bentuk evaporator 2 instalasi yang sama, hanya saja evaporator menjadi semakin tinggi. Hal ini dapat menjadi permasalahan pada perawatan, dan membutuhkan pompa sirkulasi yang lebih besar, karena air harus disirkulasikan ke ujung atas evaporator yang posisinya semakin tinggi. 3. Alternatif Bentuk 3 Modifikasi dengan menambah jumlah dan panjang pipa evaporator. 36
5 Dengan modifikasi ini, jumlah pipa ditambah demikian juga dengan panjang pipa sehingga dicapai dimensi dan tinggi evaporator maksimal. Gambar 3.3. Alternatif bentuk evaporator 3 4. Alternatif Bentuk 4 Modifikasi dengan merubah bentuk evaporator menjadi persegi. Dengan bentuk persegi, dapat ditempatkan jumlah pipa yang lebih banyak untuk luasan instalasi yang sama, dan secara otomatis dapat diperoleh jumlah produksi yang lebih besar. 37
6 Gambar 3.4. Alternatif bentuk evaporator 4 5. Alternatif Bentuk 5 Modifikasi dengan merubah bentuk evaporator menjadi pipa pipa horizontal. Dengan mengubah evaporator menjadi horizontal, jumlah pipa dapat lebih banyak, dan dapat meningkatkan kapasitas produksi pada evaporator. 38
7 Gambar 3.5. Alternatif bentuk evaporator 5 Dari alternatif bentuk di atas, dicoba dirangkum dalam sebuah matriks, untuk diperoleh layout awal yang paling maksimal. Dalam matriks ini, alternatif bentuk akan diberi nilai untuk menentukan kesesuaian perencanaan dengan hasil yang dikehendaki. Tuntutan perencanaan akan dijabarkan pada baris, sedangkan alternatif bentuk evaporator dijabarkan pada kolom. Penjumlahan bobot nilai seluruh kriteria (weighting factors) harus berjumlah 100% (diskalakan menjadi 1,0 pada matriks ini). Besar nilai bobot atau weighting factors akan ditentukan oleh perancang berdasarkan questioner yang dibagikan pada pengguna. Untuk setiap alternatif bentuk, perancang akan memberikan nilai rating (rating factors) untuk setiap parameter berdasarkan questioner yang dibagikan pada pengguna, yang menunjukan kesesuaian alternatif bentuk dengan tujuan perancangan yang dikehendaki. Nilai rating berkisar antara 1 sampai dengan
8 Hasil perkalian antara nilai bobot (WF) dan nilai rating (RF) disebut weighted rating factor, dan akan diisikan pada kolom kolom nilai untuk tujuan evaluasi Questioner Pemilihan Alternatif Bentuk Evaporator Berilah penilaian pada masing masing bentuk evaporator. Keterangan : 1. Weighting Factors (WF) adalah penilaian atas seberapa penting nya parameter rancangan relatif dibandingkan parameter parameter lain. Berilah nilai antara 0 sampai dengan 1. Total nilai harus berjumlah Rating Factors (RF) adalah sejauh mana alternatif bentuk dari evaporator memenuhi tuntutan parameter perancangan. Berilah nilai antara 1 sampai dengan 10. Pertanyaan yang diajukan pada questioner adalah sebagai berikut : 1. Ergonomi Menurut anda, bentuk evaporator mana yang lebih mudah dalam pengoperasian? 2. Keamanan Menurut anda, bentuk evaporator mana yang lebih aman, baik saat pengoperasian maupun perawatan? 3. Perawatan Menurut anda, bentuk evaporator mana yang lebih memudahkan saat dilakukan perawatan? 4. Instalasi 40
9 Menurut anda, bentuk evaporator mana yang lebih mudah untuk dipasang / di install? 5. Transportasi Menurut anda, bentuk evaporator mana yang lebih mudah dipindahkan / dikirim ke tempat lain? baik dengan menggunakan container ataupun truk terbuka? 6. Komponen Pendukung Menurut anda, bentuk evaporator mana yang lebih mudah untuk dibuat komponen pendukungnya? contohnya pada pembuatan ice cutter? 7. Efisiensi Menurut anda, bentuk evaporator mana yang dapat bekerja lebih efisien? Baik secara produksi maupun energi? Tabel 3.2. Rangkuman hasil questioner penentuan nilai WF dan RF No. Parameter Total WF Hasil questioner penentuan nilai rating (RF) Total RF Ergonomi 0, Keamanan 0, Perawatan 0, Instalasi 0, Transportasi 0, Komponen 0, Pendukung 7. Efisiensi 0,
10 Matriks Pengambilan Keputusan dan Pemilihan Bentuk Berdasarkan hasil questioner yang diedarkan dan hasil yang dirangkum, maka setiap alternatif bentuk diberi nilai dalam bentuk matriks pengambilan keputusan. Tabel 3.3. Matriks pengambilan keputusan atas alternatif bentuk evaporator Parameter Bobot WF Alternatif Bentuk Evaporator WF x RF Ergonomi 0,12 0,96 0,72 0,96 1, Keamanan 0,31 2,48 1,24 2,48 1,86 2,48 3. Perawatan 0,27 1,89 1,08 1,89 2,43 1,08 4. Instalasi 0,08 0,64 0,4 0,56 0,72 0,72 5. Transportasi 0,05 0,25 0,3 0,35 0,4 0,4 6. Komponen 0,12 0,72 0,96 0,96 0,24 0 Pendukung 7. Efisiensi 0,05 0,4 0,25 0,35 0,4 0,4 Nilai Total 1 7,34 4,95 7,55 7,13 5,08 Berdasarkan matriks, diperoleh kesimpulan bahwa bentuk modifikasi terbaik adalah modifikasi dengan menambah jumlah dan panjang pipa evaporator (alternatif bentuk 3), dimana dengan modifikasi ini jumlah pipa ditambah demikian juga dengan panjang pipa sehingga dicapai dimensi dan tinggi evaporator maksimal. 42
11 3.5. Layout Awal Evaporator Berdasarkan matriks pengambilan keputusan, ditentukan untuk memodifikasi evaporator dengan menambah jumlah dan panjang pipa. Dengan demikian, perancang mencoba merangkum spesifikasi awal evaporator berdasarkan modifikasi yang dilakukan pada evaporator yang sudah tersedia. Tabel 3.4. Spesifikasi awal evaporator No. Spesifikasi Spesifikasi Awal Hasil Modifikasi Keterangan 1. Kapasitas 2 ton / jam 3 ton / jam Keharusan 2. Panjang pipa evaporator 4 meter 5 meter Perkiraan 3. Jumlah pipa evaporator 602 pipa 800 pipa Perkiraan 4. Jenis pipa evaporator Seamless schedule 20 Seamless schedule 20 Alternatif 5. Diameter pipa evaporator 31,4 mm 31,4 mm Keharusan 6. Bahan pipa & dinding Stainless Stainless Alternatif evaporator Steel Steel 7. Tebal isolasi evaporator 150mm 200mm Perkiraan 3.6. Perhitungan Evaporator Setelah spesifikasi utama yang dikehendaki dijabarkan, maka langkah berikut adalah menghitung dimensi dimensi utama dari evaporator, dengan tujuan untuk memberi bentuk pada evaporator. Dimensi dimensi ini harus diperhitungkan dengan mempertimbangkan tujuan penggunaan, spesifikasi maupun keamanan dalam penggunaan evaporator. 43
12 Menghitung Ketebalan Dinding Evaporator Salah satu bagian yang paling penting dalam perencanaan evaporator adalah bagian silinder atau dinding evaporator, karena bagian ini akan mendapatkan tekanan uap yang cukup besar saat proses defrost hingga 10 bar (1 MPa). Sehingga perlu dilakukan perhitungan yang cermat untuk memastikan bahwa dinding evaporator tetap aman selama pengoperasiannya. Bahan yang dipergunakan dalam perancangan evaporator adalah stainless steel AISI type 304, dengan kekuatan tarik sebesar psi (215 MPa). yaitu : Dinding evaporator diperhitungkan terhadap dua kemungkinan kegagalan, a. Kemungkinan terbelah. Tebal dinding minimum berdasarkan kemungkinan terbelah dihitung dengan : t b D 2 σ t p D ( 1+ L) (meter) Dimana : t b = Tebal dinding terhadap kemungkinan belah; D = Diameter dalam silinder evaporator (rencana); = 1,5 meter; p = Tekanan di dalam silinder evaporator; 44
13 = 1 MPa; σ t = Tegangan tarik bahan stainless steel; = 215 Mpa L = Panjang evaporator; = 5 meter. Maka : t b 1,5 1Mpa 215Mpa ( 1+ 1,5 5) t 0,0054 meter. b b. Kemungkinan putus. Agar dinding tidak putus, maka : t p D p 4 σ t (meter) Maka : 1,5 1MPa t p 4 215MPa t 0,0017 meter. p Untuk keamanan dinding silinder evaporator dari kemungkinan belah dan putus, maka diambil tebal drum generator sebesar 0,01 meter, atau 1 cm. 45
14 Menghitung Jumlah Pipa Evaporator Berdasarkan spesifikasi awal evaporator, diketahui bahwa panjang pipa evaporator yang dikehendaki adalah sepanjang 5 meter, dengan diameter dalam pipa sebesar 3,14 cm. Diameter dalam tube ice yang diinginkan adalah sebesar 5 mm. Maka jumlah pipa evaporator dapat dihitung sebagai berikut : Diameter dalam pipa evaporator (Ti) = 3,14 cm Diameter dalam tube ice (Ei) = 0,5 cm Panjang pipa evaporator L = 5 meter Berat es yang diinginkan = kg / jam Volume es pada suhu -8 C dapat dilihat pada tabel berikut ini : Gambar 3.6. Thermal Properties of Ice Sumber : Maka volume es dengan berat 3000 kg pada -8 C adalah sebesar 3,26 m³ Dengan demikian, jumlah pipa evaporator dapat dihitung sebagai berikut : 46
15 = 1 2 ( ) 3,26 = 1 2 (0,0314 0,005 ) 5 Maka, jumlah pipa evaporator yang dibutuhkan untuk menghasilkan 3 ton es per jam adalah sebanyak : 796 buah pipa Pitch dan Layout Evaporator Untuk menentukan besar pitch pada pipa evaporator, dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3.7. Pitch pada pipa evaporator 47
16 Dengan mempergunakan software Tube Sheet Layout Calculation dari didapat layout pipa sebagai berikut : Gambar 3.8. Layout pipa evaporator Sehingga didapat ukuran layout evaporator sebagai berikut : - Diameter dalam dinding evaporator : 1500 mm - Diameter luar pipa evaporator : 33 mm - Pitch antar pipa evaporator : 47,9 mm - Pitch pattern : 30 - Number of passes : 1 pass - Jarak dari dinding ke pipa evaporator : 25 mm - Jumlah pipa evaporator : 796 pipa 48
17 Gambar 3.9. Layout pipa evaporator Hasil layout yang didapat dari software Tube Sheet Layout Calculation dari akan dipergunakan sebagai bentuk susunan pipa dalam evaporator Spesifikasi Akhir Evaporator Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka didapat spesifikasi akhir evaporator, yang dijadikan patokan untuk pembuatan gambar evaporator. 49
18 Tabel 3.5. Spesifikasi akhir evaporator Spesifikasi Kapasitas evaporator Diameter dalam dinding evaporator Diameter luar dinding evaporator Diameter luar pipa evaporator Diameter dalam pipa evaporator Tebal dinding evaporator Tinggi evaporator Bahan dinding evaporator AISI 304 Bahan pipa evaporator AISI 304 Pitch antar pipa evaporator Nilai 3000 kg tube ice per cycle 1500 mm 1924 mm 33 mm 31,4 mm 10 mm 5000 mm Stainless steel Stainless steel 47,9 mm Pitch pattern 30 Number of passes Jarak dari dinding evaporator ke pipa Jumlah pipa evaporator Tebal isolasi dinding evaporator Bahan isolasi evaporator 1 pass 25 mm 796 pipa 200 mm Polyurethane 3.8. Beban Pendinginan pada Evaporator Perhitungan beban pendinginan pada evaporator tube ice ini meliputi : 1. Beban pendinginan pada dinding evaporator, yaitu beban pendinginan yang timbul karena perbedaan temperature di dalam dan di luar evaporator. 50
19 2. Beban produk, yaitu beban untuk merubah air dengan suhu 25 C menjadi tube ice dengan suhu -8 C. Beban produk ini terdiri dari : a. Beban untuk menurunkan suhu air masuk dari 25 C menjadi air dengan suhu 0 C (Qa) b. Beban untuk membekukan air dengan suhu 0 C menjadi es dengan suhu 0 C (Qb) c. Beban untuk pembekuan lanjut es dengan suhu 0 C menjadi es dengan suhu -8 C (Qc) Data data di bawah ini diperlukan untuk perhitungan beban pendingin pada evaporator tube ice : Temperatur udara luar (Ts) : 30 C Temperatur air masuk (Ta) : 25 C Temperatur Produk es (Tes) : -8 C Beban Pendinginan dari Dinding Evaporator Luas dinding evaporator : Luas dinding evaporator : 1,914 5 Luas dinding evaporator : 30,05 Sedangkan total tahanan termal dihitung berdasarkan tabel : Tabel 3.6. Tahanan termal dinding evaporator No. Nama Lapisan Tebal Tahanan Termal (m jam C/kcal) Tahanan Termal (m² jam C/kcal) 1. Baja m 0,0242 0, Polyurethane 0,2 m 46,7 9,94 Tahanan Termal Total (Rtotal) 9,
20 Maka, = = 1 9,9403 = 0,1006 Sehingga beban transmisi kalor melalui dinding dapat dihitung dengan persamaan : = = 30,05 0,1006 (30 ( 8)) = 114,87 = 480,62 = 133,5 Watt Beban Pendinginan Tube Ice Berat produk air : 3000 kg Temperatur air masuk : 25 C Temperatur produk es : -8 C Panas spesifik air : 4,179 kj/kg C Panas laten air : 113,24 kj/kg C Panas spesifik es : 2,0895 kj/kg C Waktu pembekuan : 1 jam 52
21 Beban pendinginan produk terdiri atas : a. Beban untuk menurunkan suhu air dari 25 C menjadi 0 C = = , = kj/jam = ,2 Watt b. Beban untuk merubah air bersuhu 0 C menjadi es bersuhu 0 C = = ,24 1 = kj/jam = ,7 Watt c. Beban untuk merubah air bersuhu 0 C menjadi es bersuhu 0 C = ,0895 (0 ( 8)) = 1 = kj/jam = Watt Maka beban pendinginan produk total adalah sebesar : = + + = , , = ,9 Watt 53
22 Beban Pendinginan Total Maka beban pendinginan total dapat dihitung sebagai berikut : = + = ,9 = ,4 Watt 3.9. Gambar Detail Evaporator Gambar detail evaporator akan dilampirkan pada halaman lampiran 54
ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN
ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Keluatan Institut Teknolgi Sepuluh Nopember Surabaya 2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Industri kimia di Indonesia sudah cukup maju seiring dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai bahan bakar cat yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari perancangan berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan: 1. Untuk Organic Rankine Cycle alat penukar kalor yang biasa digunakan
Lebih terperinciBAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI
BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI 3.1 SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI Desain dan peralatan sistem refrigerasi dengan menggunakan prinsip adsropsi yang direncanakan pada percobaan kali ini dapat dilihat
Lebih terperinci= Perubahan temperatur yang terjadi [K]
BAB II DASAR TEORI 2.1 KALOR Kalor adalah salah satu bentuk energi. Jika suatu zat menerima atau melepaskan kalor, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Yang pertama adalah terjadinya perubahan temperatur
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN
KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN Nama : Arief Wibowo NPM : 21411117 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Latar Belakang
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
34 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1. Tangki Tangki Bahan Baku (T-01) Tangki Produk (T-02) Menyimpan kebutuhan Menyimpan Produk Isobutylene selama 30 hari. Methacrolein selama 15 hari. Spherical
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN.
BAB III PERANCANGAN 3.1 Beban Pendinginan (Cooling Load) Beban pendinginan pada peralatan mesin pendingin jarang diperoleh hanya dari salah satu sumber panas. Biasanya perhitungan sumber panas berkembang
Lebih terperinciBAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA
37 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA Pada bab ini dijelaskan bagaimana menentukan besarnya energi panas yang dibawa oleh plastik, nilai total laju perpindahan panas komponen Forming Unit
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE
BAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE Green Medical Box Portable dirancang dengan menggunakan sistem refrigerasi yang terintegrasi dengan box. Box terdiri dari dua tingkat, tingkat pertama/bawah
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA KONDISI MESIN
BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN 4.1. KONDENSOR Penggunaan kondensor tipe shell and coil condenser sangat efektif untuk meminimalisir kebocoran karena kondensor model ini mudah untuk dimanufaktur dan terbuat
Lebih terperinciRANCANGAN BANGUN MODEL MESINPENDINGIN TERPADU PENGHASIL ES SERUT
RANCANGAN BANGUN MODEL MESINPENDINGIN TERPADU PENGHASIL ES SERUT Abstrak Agus Slamet, Wahyu Djalmono P. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto,S.H.,Tembalang, KotakPos 6199/SMG,
Lebih terperinciSKRIPSI APLIKASI PENUKAR KALOR PADA MODIFIKASI SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL IKAN 30 GT
SKRIPSI APLIKASI PENUKAR KALOR PADA MODIFIKASI SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL IKAN 30 GT Dosen Pembimbing : Ir. Alam Baheramsyah, M.Sc. Sutopo Purwono F. ST, M.Eng, Ph.D Priyanto / 4209100083
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI
BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI 4.1 SANDWICH PANEL Tugas pertama dari perancangan sandwich panel adalah memilih material insulasi yang tepat. Hal ini sangat penting karena fungsi utama pemilihan
Lebih terperinciTugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap
BAB III METODE PENELETIAN Metode yang digunakan dalam pengujian ini dalah pengujian eksperimental terhadap alat destilasi surya dengan memvariasikan plat penyerap dengan bahan dasar plastik yang bertujuan
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR
BAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR 3.1 KONSEP DESAIN Pada desain alat ini, digunakan temperatur cool box tanpa beban, sekitar 2-5 0 C sebagai acuan. Desain ini juga merupakan perbaikan dari desain sebelumnya.berdasarkan
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciREKAYASA MODEL MESIN PENDINGIN IKAN TANGKAPAN NELAYAN DENGAN MEMANFAATKAN KELEBIHAN DAYA MESIN DIESEL PENGGERAK PROPELER PERAHU
REKAYASA MODEL MESIN PENDINGIN IKAN TANGKAPAN NELAYAN DENGAN MEMANFAATKAN KELEBIHAN DAYA MESIN DIESEL PENGGERAK PROPELER PERAHU Agus Slamet, Wahyu Djalmono P. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
32 BB III METODOLOGI PENELITIN Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah pengujian eksperimental terhadap lat Distilasi Surya dengan menvariasi penyerapnya dengan plastik hitam dan aluminium foil.
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN PERALATAN
BAB III PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN PERALATAN Setelah melakukan perancangan terhadap mesin-mesin refrigerasi yang akan digunakan, maka tahap berikutnya adalah melakukan perhitungan terhadap kebutuhan-kebutuhan
Lebih terperinciPENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK
PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK Arda Rahardja Lukitobudi Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan
BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Dari hasil perancangan dan analisis tegangan sistem perpipaan sistem perpipaan berdasarkan standar ASME B 31.4 (studi kasus jalur perpipaan LPG dermaga Unit 68 ke tangki
Lebih terperinciBab III Rancangan dan Prosedur Percobaan
Bab III Rancangan dan Prosedur Percobaan Seperti yang telah ditentukan dalam bab sebelumnya, penghematan dilakukan dengan menggunakan selubung pengumpul aliran gas hasil pembakaran di sekitar panci. Percobaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. i ii iii iv v vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN i ii iii iv v vi viii x xii
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN BEBAN KALOR DAN PEMILIHAN KOMPRESOR DALAM PERANCANGAN AIR BLAST FREEZER UNTUK MEMBEKUKAN ADONAN ROTI DENGAN KAPASITAS 250 KG/JAM
ANALISA PERHITUNGAN BEBAN KALOR DAN PEMILIHAN KOMPRESOR DALAM PERANCANGAN AIR BLAST FREEZER UNTUK MEMBEKUKAN ADONAN ROTI DENGAN KAPASITAS 250 KG/JAM Erwin Dermawan 1, Syawaluddin 2, Muhammad Reza Abrori
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil dan Analisa pengujian Pengujian yang dilakukan menghasilkan data data berupa waktu, temperatur ruang cool box, temperatur sisi dingin peltier, dan temperatur sisi panas
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN JACKETED STORAGE SYSTEM MEMANFAATKAN CO 2 CAIR SEBAGAI REFRIGERAN
LOGO STUDI PERENCANAAN JACKETED STORAGE SYSTEM MEMANFAATKAN CO 2 CAIR SEBAGAI REFRIGERAN Bravo Yovan Sovanda 4209 100 021 DOSEN PEMBIMBING : Ir. Alam Baheramsyah, M.Sc Taufik Fajar Nugroho, ST, MSc Contents
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
56 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Varian Prinsip Solusi Pada Varian Pertama dari cover diikatkan dengan tabung pirolisis menggunakan 3 buah toggle clamp, sehingga mudah dan sederhana dalam
Lebih terperinciTugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika
Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika Oleh : Robbin Sanjaya 2106.030.060 Pembimbing : Ir. Denny M.E. Soedjono,M.T PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03
BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Metanol Tangki Asam Tangki Metil Sulfat Salisilat Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan asam Menyimpan metil metanol untuk 15 sulfat
Lebih terperinciMETODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk
METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Spesifikasi TOYOTA YARIS Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA YARIS memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya maksimum (N) : 109 dk. Putaran
Lebih terperinciGambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Instalasi Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada
Lebih terperinciStudi Eksperimental Sistem Kondensasi Uap Hasil Evaporasi pada Sistem Desalinasi Tenaga Matahari
Studi Eksperimental Sistem Kondensasi Uap Hasil Evaporasi pada Sistem Desalinasi Tenaga Matahari Oleh: Khilmi Affandi NRP. 4211106016 Dosen Pembimbing 1: Sutopo Purwono Fitri, S.T., M.Eng, Ph.D NIP : 1975
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR
27 BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 4.1 Pemilihan Sistem Pemanasan Air Terdapat beberapa alternatif sistem pemanasan air yang dapat dilakukan, seperti yang telah dijelaskan dalam subbab 2.2.1 mengenai
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1. Furnace : F : Tempat terjadinya reaksi cracking ethylene dichloride menjadi vinyl chloride dan HCl : Two chamber Fire box : 1 buah Kondisi Operasi - Suhu ( o C)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013, di Laboratorium Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung B. Alat dan Bahan Alat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
8 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat Untuk dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI
BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI Selama percobaan dilakukan beberapa modifikasi atau perbaikan dalam rangka usaha mendapatkan air kondensasi. Semenjak dari memperbaiki kebocoran sampai penggantian
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Pengujian dilakukan pada bulan Desember 2007 Februari 2008 bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) yang
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.
EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G. Santika Department of Mechanical Engineering, Bali State Polytechnic,
Lebih terperinciPERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN
PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN 0 o, 30 o, 45 o, 60 o, 90 o I Wayan Sugita Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : wayan_su@yahoo.com ABSTRAK Pipa kalor
Lebih terperinciPERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA
PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA Rasyid Atmodigdo 1, Muhammad Nadjib 2, TitoHadji Agung Santoso 3 Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciRANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI
No. 08/ Tahun IV. Oktober 2011 ISSN 1979-2409 RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI Yatno Dwi Agus Susanto, Ahmad Paid Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN AUTOCLAVE
Lebih terperinciPanas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving
PERPINDAHAN PANAS Panas berpindah dari objek yang bersuhu lebih tinggi ke objek lain yang bersuhu lebih rendah Driving force perbedaan suhu Laju perpindahan = Driving force/resistensi Proses bisa steady
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanasan atau pendinginan fluida sering digunakan dan merupakan kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang elektronika. Sifat
Lebih terperinciRencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).
Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan
Lebih terperinciPerencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika
Perencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika Muhamad dangga A 2108 100 522 Dosen Pembimbing : Ary Bachtiar Krishna
Lebih terperinciPresentasi Tugas Akhir
Presentasi Tugas Akhir Modifikasi Alat Penunjuk Titik Pusat Lubang Benda Kerja Dengan Berat Maksimal Kurang Dari 29 Kilogram Untuk Mesin CNC Miling Oleh : Mochamad Sholehuddin NRP. 2106 030 033 Program
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir penelitian 16
BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : a. Tahap desain proses dan teknologi b. Tahap perancangan teknologi ( pirolisator
Lebih terperinci4.1. Menghitung Kapasitas Silinder
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Menghitung Kapasitas Silinder Pada perencangan alat uji kekentalan plastik ini sampel akan dilebur didalam silinder. Untuk itu dibutuhkan perhitungan untuk mencari
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Perhitungan Daya Motor 4.1.1 Torsi pada poros (T 1 ) T3 T2 T1 Torsi pada poros dengan beban teh 10 kg Torsi pada poros tanpa beban - Massa poros; IV-1 Momen inersia pada poros;
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI ALAT
digilib.uns.ac.id 47 BAB III PROSES 3.1. Alat Utama Tabel 3.1 Spesifikasi Reaktor Kode R-01 Mereaksikan asam oleat dan n-butanol menjadi n-butil Oleat dengan katalis asam sulfat Reaktor alir tangki berpengaduk
Lebih terperinciSISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer
SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES
47 BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Alat Utama Tabel 3.1 Spesifikasi Reaktor Kode R-01 Mereaksikan asam oleat dan n-butanol menjadi n-butil Oleat dengan katalis asam sulfat Reaktor alir tangki berpengaduk
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Alat Bahan 3.3 Prosedur Penelitian
17 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Juni 2011, bertempat di Laboratorium Surya, Bagian Teknik Energi Terbarukan, Departemen
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TUGAS AKHIR PENGUJIAN MODEL WATER HEATER FLOW BOILING DENGAN VARIASI GELEMBUNG UDARA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Mesin Fakultas Teknik Univesitas
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciTekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) YANG MEMANFAATKAN GAS BUANG TURBIN GAS DI PLTG PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR BELAWAN Tekad Sitepu, Sahala Hadi
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA-IV FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008
KARYA AKHIR ANALISA STUDY TENTANG MESIN PENGGORENGAN DENGAN MENGGUNAKAN THERMOSIPHON REBOILER PADA PABRIK MIE INSTANT DENGAN KAPASITAS OLAH PABRIK 4. BUNGKUS /HARI LAMHOT AMRIS SAGALA 546 KARYA AKHIR YANG
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PELAKSANAAN Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 01 Februari 28 februari 2017 pada unit boiler PPSDM MIGAS Cepu Kabupaten Blora, Jawa tengah. 4.1.1 Tahapan kegiatan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :
LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciV. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan
V. SPESIFIKASI ALAT Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan pabrik furfuril alkohol dari hidrogenasi furfural. Berikut tabel spesifikasi alat-alat yang digunakan.
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES
digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head
Lebih terperinciTEORI SAMBUNGAN SUSUT
TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelembaban seperti yang terjadi pada penggunaan mesin-mesin refrigerasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Es telah lama dikenal oleh manusia, dan dipergunakan untuk berbagai keperluan pendinginan. Penggunaan es sebagai bahan pendingin menawarkan beberapa keunggulan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum
Lebih terperinciKINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR
KINERJA PIPA KALOR DENGAN STRUKTUR SUMBU FIBER CARBON dan STAINLESS STEEL MESH 100 dengan FLUIDA KERJA AIR I Wayan Sugita Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail
Lebih terperinciDOSEN PEMBIMBING : PROF. Dr. Ir. DJATMKO INCHANI,M.Eng. oleh: GALUH CANDRA PERMANA
PERANCANGAN DAN ANALISA PERFORMANSI SISTEM KOMPRESI PENDINGIN ABSORPSI DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL PADA KAPAL NELAYAN IKAN MENGGUNAKAN REFRIGERANT AMMONIA-WATER (NH 3 -H 2 O) DOSEN
Lebih terperinciBAB. V SPESIFIKASI PERALATAN
BAB. V SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses Peralatan proses pabrik Dekstrosa dengan kapasitas 60.000 ton/tahun terdiri dari: 1. Tangki Penyimpanan Manihot U. (ST-101) Tabel. 5.1 Spesifikasi Tangki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gas alam adalah bahan bakar fosil bentuk gas yang sebagian besar terdiri dari metana (CH4). Pada umumnya tempat penghasil gas alam berlokasi jauh dari daerah dimana
Lebih terperinciEXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK
EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK Jurusan Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan tahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Vaksin Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan
Lebih terperinciOPTIMALISASI MESIN PENDINGIN UDARA UNTUK MULTI RUANG ALI RIDHO
OPTIMALISASI MESIN PENDINGIN UDARA UNTUK MULTI RUANG ALI RIDHO 6307030004 LATAR BELAKANG Udara sejuk dalam ruangan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap individu di jaman pemanasan global saat ini. Daya
Lebih terperinciSujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48
PENGARUH SIRIP CINCIN INNER TUBE TERHADAP KINERJA PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER Sujawi Sholeh Sadiawan 1), Nova Risdiyanto Ismail 2), Agus suyatno 3) ABSTRAK Bagian terpenting dari Heat excanger
Lebih terperinciAnalisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri Rumah Tangga
Analisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri Rumah Tangga IDG Agus Tri Putra (1) dan Sudirman (2) (2) Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara, Jurusan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas
LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...
JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iv... vi DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR GRAFIK...xiii DAFTAR TABEL... xv NOMENCLATURE... xvi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Evaluasi Dengan Software Csicol
60 LAMPIRAN 1 Evaluasi Dengan Software Csicol Pertama yang dilakukan ialah dengan menginputkan dimensi kolom dan gaya dalam yang didapat dari ETABS pada CSICOL. Berikut langkah input pada program CSICOL.
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK
30 BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil rancang bangun mesin akan ditampilkan dalam Bab IV ini. Pada penelitian ini Prodak yang di buat adalah Mesin Cetak Pellet Plastik Plastik, Hasil
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2011 sampai dengan bulan Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPerancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III
BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi
Lebih terperinci1 Pengukuran dan analisa..., Ivan Adhiwena, FT UI, 2008 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Wilayah kedaulatan dan yuridiksi Indonesia membentang luas di cakrawala kathulistiwa dari 95 o sampai 141 o bujur timur dan 6 o lintang Utara sampai 11 o lintang selatan,
Lebih terperinciDESAIN DAN ANALISA PERFORMA GENERATOR PADA REFRIGERASI ABSORBSI UNTUK KAPAL PERIKANAN
DESAIN DAN ANALISA PERFORMA GENERATOR PADA REFRIGERASI ABSORBSI UNTUK KAPAL PERIKANAN Oleh: Dhony Prabowo Setyawan Dosen pembimbing : Ir. Alam Baheramsyah, Msc. Abstrak Nelayan tradisional Indonesia menggunakan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN
BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT 3.1.1 Design Tabung (Menentukan tebal tabung) Tekanan yang dialami dinding, ΔP = 1 atm (luar) + 0 atm (dalam) = 10135 Pa F PxA
Lebih terperinciPERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM
1 PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 Bab 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Industri kimia di Indonesia sudah cukup maju seiring dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Nylon yang merupakan salah satu industri
Lebih terperinciBAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA
BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA Data analisa dan perhitungan dihitung pada jam terpanas yaitu sekitar jam 11.00 sampai dengan jam 15.00, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Larutan benzene sebanyak 1.257,019 kg/jam pada kondisi 30 o C, 1 atm dari tangki penyimpan (T-01) dipompakan untuk dicampur dengan arus recycle dari menara
Lebih terperinci