BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal yang lain (KBBI, 2003: 588).

BAB 1 PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB 3 METODE PENELITIAN

untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

TEMA DAN GAYA BAHASA KARYA HAJI ABDUL MALIK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat

GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI

I. KAJIAN PUSTAKA. yakni bentuk novel lebih pendek dibanding dengan roman, tetapi ukuran

GAYA BAHASA MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS SEBAGAI ALTERNATIF KAJIAN PENGEMBANGAN

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE. SKRIPSI Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sastra. Pemakaian bahasa dalam karya sastra mempunyai

ARTIKEL PENELITIAN. Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. Oleh: ROSA MAULIDYA

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Pertama,

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangsari memiliki beberapa upacara adat Jawa, salah satu di

BABII LANDASAN TEORI. secara indah (Keraf, 2002: 112). Secara singkat (Tarigan, 2009:4) mengemukakan bahwa

MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA)

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

INTISARI A. LATAR BELAKANG

ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan sastra yaitu tentang gaya bahasa pada novel. Penelitian itu yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian dengan menggunakan kajian stilistika yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Tinjauan Pustaka

KONTRIBUSI MINAT BACA PUISI DAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau penyucian jiwa pada pembacanya, yaitu setiap orang yang intens membaca

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN NOVEL MIMPI BAYANG JINGGA KARYA SANIE B.

GAYA BAHASA NOVEL SAAT UNTUK MENARUH DENDAM DAN SAAT UNTUK MENABURKAN CINTA KAYRA JULIUS R. SIYARANAMUAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU SEBAGAI BAHAN AJAR Oleh

ANALISIS GAYA BAHASA CALON PRESIDEN PADA ACARA DEBAT DALAM PEMILIHAN UMUM 2014 SKRIPSI. Oleh: Ahmad Rizal Arafat NIM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA. Oleh

Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA. fiksi yaitu cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal ini disebabkan fiksi merupakan karya naratif

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Karya sastra terbagi menjadi dua yaitu, karya sastra nonfiksi dan fiksi. Karya

MAJAS DALAM ROMAN HABIS GELAP TERBITLAH TERANG TERJEMAHAN ARMIJN PANE

ANALISIS GAYA BAHASA IKLAN ELEKTRONIK PRODUK KOSMETIK. Fadlun Al fitri

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN RECTOVERSO KARYA DEWI LESTARI

BAB II LANDASAN TEORI. Indonesia di kelas VII SMP N 3 Cilacap Tahun Ajaran Hasil penelitian

ANALISIS GAYA BAHASA MANTRA MASYARAKAT MELAYU PULAU PENAAH KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah, diperlukan sebuah konsep guna

PEMAKAIAN MAJAS DALAM RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 3 SRAGEN

GAYA BAHASA KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM ACARA INDONESIA SUPER LEAGUE DI STASIUN TELEVISI ANTV

Luthfi Muhyiddin Fakultas Tarbiyah Institut Studi Islam Darussalam Gontor Abstrak

POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3

GAYA BAHASA KIAS DALAM NOVEL KUBAH KARYA AHMAD TOHARI ARTIKEL OLEH VERRI YULIYANTO ( )

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM NOVEL TERJEMAHAN SANG PENGEJAR LAYANG-LAYANG (THE KITE RUNNER) KARYA KHALED HOSSEINI (KAJIAN STILISTIKA)

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN KORAN SINGGALANG

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA PADA PUISI KARYA SISWA SMA DI YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung

TEMA DAN FAKTOR KEBAHASAAN NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN KACAPIRING KARYA DANARTO (SEBUAH KAJIAN STILISTIKA)

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM DEBAT CALON GUBERNUR DAN CALON WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA PERIODE

GAYA BAHASA RETORIS PADA LIRIK LAGU-LAGU DALAM ALBUM WALI BAND SKRIPSI. Oleh: Vivi Ayu Dwi Agustin

GAYA BAHASA KIASAN DALAM KUMPULAN CERPEN JURAGAN HAJI DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR SASTRA DI SMA. (Skripsi) Oleh

PENGGUNAAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN GAYA BAHASA)

GAYA BAHASA DAN KAITANNYA DENGAN TEMA, LATAR DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL CINTA BERTABUR DI LANGIT MEKKAH KARYA ROIDAH

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut berjudul Gaya Bahasa Sindiran pada Rubrik Kartun Terbitan Kompas Edisi

ANALISIS GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL 5 cm KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL ILMIAH. Yuni Harike Saputri NPM

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

STRUKTUR DAN GAYA BAHASA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST, 4 JANUARI 2016 BERJUDUL TERORISME BERSEMAI SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SAAT CINTA DATANG BELUM PADA WAKTUNYA KARYA ARI PUSPARINI

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada Acara Indonesia Lawak Klub Di Trans 7 ini membutuhkan penelitian yang

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan

IDENTIFIKASI BENTUK GAYA BAHASA DALAM KARIKATUR POLITIK PADA MEDIA INTERNET NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) GAYA BAHASA RETORIS KIASAN NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat mengungkapkan perasaan, menyampaikan keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang akan berbanding lurus dengan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran bahasa sebagai alat menyampaikan hasil karya kepada orang lain. Karya sastra merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan melalui bahasa. Selain menyajikan paparan peristiwa secara menarik serta nilai-nilai estetik yang disampaikan secara implisit, sastra juga mampu mengajak pembaca untuk berkontemplasi menemukan nilai-nilai kekompleksitasan secara mendalam. Bahasa yang digunakan pengarang dalam membuat karya sastra mempunyai nilai estetika yang sangat tinggi. Sehingga membuat penikmat karya sastra dapat merasakan keindahan serta pesan tersirat yang ingin disampaikan pengarang dan dapat menjadi tuntunan hidup. Seringkali pengarang menggunakan bahasa yang berbeda-beda dan bahasa tersebut memang sengaja diolah sedemikian rupa oleh pengarang untuk menghasilkan estetika pada penggunaan bahasa. Karya sastra tidak akan dapat terpisahkan dengan bahasa, karena bahasa merupakan medium dari karya sastra itu sendiri. Bahasa digunakan pengarang 1

2 sebagai media menyampaikan gagasan yang akan dituangkan ke dalam karya sastra. Bahasa dalam karya sastra mengandung nilai-nilai estetik atau keindahan yang sangat tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Fananie (2002: 4), bahwa sastra sebagai tulisan yang bernilai estetik. Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang tewujud dari ekspresi jiwa pengarang. Secara singkat, membaca sebuah karya sastra akan menarik jika yang diungkapkan pengarang disajikan dengan bahasa yang mengandung nilai-nilai estetik yang tinggi. Sebuah buku sastra yang mengandung nilai estetik memang dapat membuat pembaca lebih bersemangat dan tertarik untuk membacanya. Apalagi bila pengarang menyajikannya dengan gaya bahasa yang unik, menarik, dan berbeda dari pengarangpengarang lainnnya. Gaya bahasa merupakan salah satu unsur bahasa yang dapat membangun keindahan karya sastra, salah satunya yakni gaya bahasa metafora. Istilah metafora termasuk bagian dari gaya bahasa atau gaya pengungkapan. Metafora merupakan salah satu unsur estetis dan kreativitas berbahasa yang berhubungan dengan kesamaan antarmakna. Djajasudarma (2012: 84) memberik definisi metafora sebagai penggunaan sebuah kata atau frasa yang menunjukkan perbedaan makna literal atau harfiah. Metafora sangat berhubungan erat dengan segala bentuk tutur manusia. Ullmann (2009: 265) menyatakan istilah metafora dengan dua hal, yakni selalu ada yang sedang dibicarakan atau bandingkan (tenor) dan sesuatu yang digunakan sebagai bandingan (wahana).

3 Penggunaan metafora telah tersebar luas ke dalam sendi-sendi kehidupan secara kompleks. Istilah metafora sering digunakan dalam penulisan karya sastra. Salah satu karya sastra yang banyak mengandung gaya bahasa metafora dalam penulisannya yakni novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-saadawi. Novel Perempuan di Titik Nol merupakan novel terjemahan yang ditrjemahkan dari noel asli yang berjudul asli novel tersebut yakni Women at Zero. Novel tersebut diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia oleh Amir Sutaarga. Kosakata-kosakata yang digunakan pengarang dalam novel asli hampir semua memiliki kesamaan dengan kosakata-kosakata dalam bahasa Indonesia setelah diterjemahkan oleh Amir Sutaarga. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa dalam kehidupan itu bersifat universal atau belaku untuk semua orang atau untuk seluruh dunia. Novel Perempuan di Titik Nol tersebut menyuguhkan bentuk komposisi gaya bahasa metafora yang baru dan menarik. Pengarang lebih berani mengungkapkan realita kehidupan yang terjadi di negara mesir dengan menggunakan bahasa persamaan atau perbandingan. Gaya bahasa metafora yang digunakan pengarang mampu menghasilkan pengolahan dan pembayangan gagasan secara menarik, ada sesuatu yang tersirat pada setiap kata yang disajikan terhadap pembaca. Pesatnya perkembangan gaya bahasa dalam sastra menarik peneliti untuk menelaah kembali gaya bahasa, khususnya gaya bahasa metafora yang terkandung di dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-saadawi. Terkait dengan penelitian gaya bahasa metafora, sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Muliani (2008)

4 dengan judul Struktur Metafora Melayu dalam Gurindam Dua Belas. Pembahasan dalam skripsi ini merupakan pemaparan tentang struktur metafora Melayu, yang bertujuan untuk menjelaskan tentang jenis-jenis metafora ditinjau dari sintaksis. Dalam hal ini objek penelitiannya adalah puisi rakyat yaitu gurindam dua belas. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa bahasa Melayu mempunyai perbedaan dengan bahasa lainnya. Baik secara lisan maupun tulisan, bahasa Melayu sering dipengaruhi oleh bahasa-bahasa lainnya. Bahasa Melayu banyak menggunakan gaya bahasa, khususnya gaya bahasa metafora. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Budiansyah (2012) tentang gaya bahasa metafora dalam pidato dengan judul Penggunaan Metafora dalam Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia Pasca Orde Baru. Beberapa hal yang ditemukan oleh peneliti adalah (1) bentuk lingual metafora yang ditemukan dalam teks pidato kenegaraan presiden setelah orde baru adalah berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat; (2) makna metafora merujuk pada empat bidang, yakni bidang ekonomi, sosial, hukum, dan politik, dan; (3) terdapat tiga jenis metafora, yakni metafora struktural (77%), orientasional (14.60%), dan ontologis (8.60%). Meskipun memiliki kesamaan topik pembahasan yakni sama-sama menganalisis gaya bahasa metafora, akan tetapi penelitian ini memiliki perbedaan di sisi lain. Jika Muliani dalam penelitiannya mengambil data untaian kata-kata indah gurindam dua belas dan sumber datanya berupa puisi rakyat, yakni gurindam dua belas. Berbeda dengan penelitian ini, data penelitiannya berupa satuan cerita yang mengandung gaya bahasa metafora dan sumber data yang digunakan peneliti berupa

5 karya sastra novel terjemahan yang berjudul Perempuan di Titik Nol karya Nawal el- Saadawi. Sementara itu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiansyah terdapat pada data dan sumber data yang diteliti. Data penelitian yang digunakan berupa kata, frasa, klausa dan kalimat dalam teks pidato kenegaraan. Sumber data penelitian berupa teks atau naskah pidato kenegaraan setelah orde baru. Penelitian ini, data penelitiannya berupa satuan cerita yang mengandung gaya bahasa metafora dan sumber data yang digunakan peneliti berupa karya sastra novel terjemahan yang berjudul Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-saadawi. Selain itu, perbedaan lainnya terletak pada bentuk-bentuk atau jenis-jenis metafora yang dianalisis. Budiansyah menggunakan jenis metafora yang dikemukakan oleh Lakoff dan Johnson, yakni (1) metafora struktural, (2) metafora orientasional, (3) metafora ontologis. Penelitian ini menggunakan bentuk metafora yang dikemukakan oleh Ullmann, yakni (1) metafora antropomorsis, (2) metafora binatang atau kehewanan, (3) metafora dari konkret ke abstrak atau pengabstrakan, dan (4) metafora sinestetik atau sinestesia. Berdasarkan beberapa tinjauan yang sudah dideskripsikan di atas, maka peneliti dalam penelitiannya mengambil judul Kajian Gaya Bahasa Metafora Dalam Novel Perempuan Di Titik Nol Karya Nawal el-saadawi. Penelitian ini mengkaji satuan cerita yang mengandung gaya bahasa metafora dalam novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-saadawi.

6 1.2 Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan pada pengkajian terhadap bentuk, fungsi, dan makna gaya metafora dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-sadawi. Gaya bahasa dibagi menjadi dua macam, yakni gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa retoris merupakan penyimpangan dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu. Jenis-jenis gaya bahasa retoris menurut Keraf di antaranya: aliterasi, asonanasi, anastrof, apofasis atau preterisio, apostrof, asindeton, polisindeton, kiasmus, elipsis, eufimisme, litotes, histeron proteron, pleonasme dan tautologi, perifrasis, prolepsis atau antisipasi, erotisis atau pertanyaan retoris, silepsis dan zeugma, koreksio dan epanortosis, hiperbola, paradoks, dan oksimoron. Gaya bahasa kiasan dibentuk berdasarkan perbandingan atau persamaan. Jenisjenis gaya bahasa kiasan yang meliputi: persamaan atau simile, metafora, alegori, parabel, fabel, personifikasi atau prosopopoeia, alusi, eponim, epitet, sinekdoke, metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme, sarkasme, satire, inuendo, antifrasis, dan paronomasia. Penelitian ini menggunakan gaya bahasa kiasan dengan jenis gaya bahasa metafora. Terdapat beberapa pandangan tokoh dalam mengungkap bentuk metafora, di antaranya Stephen Ullmann, Mansoer Pateda, Anang Santoso dan Lakoff dan Johnson. Tokoh-tokoh tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bentuk metafora. Dari berbagai pandangan tersebut, peneliti memfokuskan pada bentuk metafora berdasarkan Stephen Ullmann (2009: 267-269) yang dibedakan menjadi empat

7 bentuk, yakni (1) metafora antropomorsis, (2) metafora binatang atau kehewanan, (3) metafora dari konkret ke abstrak (pengabstrakan), dan (4) metafora sinestetik (sinestesia). Fungsi yang digunakan peneliti difokuskan pada teori semantik menurut Herbert Fiegl dalam tulisannya Logical Empirism (Parera, 2004: 181-182) yang membedakan fungsi karya sastra menjadi empat, yakni (1) fungsi emotif, (2) fungsi motivasional, (3) fungsi imajinatif, dan (4) fungsi informasi. Sementara itu, makna yang digunakan adalah teori semantik pandangan menurut Herbert Fiegl dalam tulisannya Logical Empirism (Parera, 2004: 181-182) yang terdiri dari makna kognitif dan makna nonkognitif, serta menggunakan makna simbolik. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah disusun untuk memberi arahan dalam penelitian, supaya tercapai tujuan yang diinginkan. Maka, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimana bentuk gaya bahasa metafora yang terkandung dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-saadawi? 2) Bagaimana fungsi gaya bahasa metafora yang terkandung dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-saadawi? 3) Bagaimana makna gaya bahasa metafora yang terkandung dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-saadawi?

8 1.4 Tujuan Penelitian 1) Mendeskripsikan bentuk gaya bahasa metafora yang terkandung dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-saadawi. 2) Mendeskripsikan fungsi gaya bahasa metafora yang terkandung dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-saadawi. 3) Mendeskripsikan makna gaya bahasa metafora yang terkandung dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-saadawi. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan usaha untuk menjelaskan tentang kegunaan yang dapat diambil dari penelitian itu sendiri. Manfaat penelitian dibagi menjadi dua, yakni manfaat secara teoritis atau manfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan manfaat secara praktis ialah membantu memecahkan masalah yang ada pada objek yang diteliti. Secara lebih rinci, manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut. 1) Manfaat Teoretis a. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan khasanah keilmuan dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya pada materi gaya bahasa metafora. b. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan keilmuan Bahasa Indonesia serta bidang komunikasi, khususnya terkait dengan gaya bahasa metafora dalam dunia karya sastra.

9 c. Menjadi bahan referensi untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak terkait yang berkepentingan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis ataupun aspek lain yang masih belum terbahas dalam penelitian ini. 2) Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif penyajian bahan pengajaran Bahasa Indonesia di berbagai instansi pendidikan, khususnya yang berhubungan dengan materi gaya bahasa metafora. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para penulis karya sastra khususnya dan masyarakat umumnya mengenai penggunaan gaya bahasa metafora, sehingga pesan yang disampaikan mudah diterima oleh pembaca serta mampu menjadi ciri khas dan identitas diri. c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai gaya bahasa metafora dengan tinjauan yang lebih komprehensif. 1.6 Penegasan Istilah 1) Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan sebuah cara untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui bahasa yang menjadi ciri khas penulis dan pembaca (Keraf, 2008: 113). Gaya bahasa adalah bentuk retorik, yakni penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi pendengar atau penyimak dan pembaca (Tarigan, 1985: 5). Gaya bahasa yang dimaksud dalam

10 penelitian ini adalah cara-cara yang digunakan penulis (Nawal el-saadawi) untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui sebuah novel yang berjudul Perempuan di Titik Nol. 2) Metafora Djajasudarma (2012: 84) memberikan definisi metafora sebagai penggunaan sebuah kata atau frasa yang menunjukkan perbedaan makna literal atau harfiah. Metafora sangat berhubungan erat dengan segala bentuk tutur manusia. Subroto (2011: 116) menyatakan jika metafora itu pada dasarnya diciptakan berdasarkan persamaan (similarity) antara dua satuan atau dua term. Persamaan itu sifatnya tidak menyeluruh, melainkan hanya dalam sebagian aspek saja. Sementara Pakar ilmu semantik, Ullmann (2009: 265) menyatakan istilah metafora dengan dua hal, yakni selalu ada yang sedang dibicarakan atau bandingkan (tenor) dan sesuatu yang digunakan sebagai bandingan (wahana). 3) Novel Novel adalah hasil kesusastraan yang terbentuk prosa yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan dari kejadian itu lahirlah satu konflik suatu pertikaian yang merubah nasib mereka. Novel lebih luas dari cerpen dan lebih singkat dari roman (Lubis, 1988: 161). 4) Bentuk Metafora Bentuk merupakan suatu wujud data yang mengandung unsur gaya bahasa metafora dan dapat dianalisis sesuai dengan jenis dan fungsinya. Bentuk-bentuk yang

11 dimaksud yakni menurut Ullmann (2009: 267-269), bentuk metafora dibedakan menjadi empat macam, yakni (1) metafora antropomorsis, (2) metafora binatang atau kehewanan, (3) metafora dari konkret ke abstrak, dan (4) metafora sinestetik atau sinestesia. 5) Fungsi Metafora Fungsi merupakan kegunaan yang diperoleh dari hasil telaah novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal el-saadawi yang dipergunakan oleh penulis untuk mempengaruhi dan meyakinkan pembaca. Adapun fungsi menurut Herbert Fiegl dalam tulisannya Logical Empirism dalam teori semantik (Parera, 2004: 181-182) yang digunakan dalam penelitian ini, yakni (1) fungsi emotif, ekspresif dan imbuhan (2) Imajinatif, (3) emosional/afektif, dan (4) motivasional. 6) Makna Metafora Makna adalah maksud yang diberikan oleh pengarang kepada suatu bentuk kebahasan oleh penganalisis, untuk mengetahui pesan yang akan disampaikan pengarang kepada penikmat karya sastra. Makna yang digunakan dalam penelitian ini, yakni (1) makna kognitif, (2) makna nonkognitif, dan (3) makna simbolik.