BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan dengan kata atau bahasa. Bahasa adalah sistem tanda dan melaluinya berbagai cara dapat dilakukan dalam rangka memeroleh makna secara maksimal (Ratna, 2009: 167). Dalam menilai maju tidaknya suatu peradaban adalah dari bahasanya. Semakin kompleks tingkat bahasanya maka semakin beradab kelompok masyarakat tersebut. Bahasa adalah seni untuk menyampaikan pemikiran dan perasaan seseorang dalam memengaruhi pikiran dan perasaan orang lain. Hal itu sejalan dengan salah satu fungsi utama bahasa sebagai fungsi ekspresif, yakni berkenaan dengan penggunaan bahasa untuk menampilkan halhal yang terkait dengan diri pembicara atau penulis, seperti perasaan, pikiran, pilihan, prasangka, dan pengalamannya. Salah satu contoh konkretnya adalah dalam penciptaan sebuah karya sastra. Sebagai insan Tuhan yang terlahir fitrah dengan dibekali daya cipta, rasa, dan karsa, manusia tentu tidak akan pernah lepas dari kehidupan bersastra. Sastra merupakan hasil daya cipta, rasa, dan karsa manusia yang dapat dikatakan sebagai cerminan kehidupan. Sastra tidak pernah lepas dari pengalaman hidup dan imajinasinya (Suryaman, 2004: 285). Karya Sastra merupakan hasil dari sesuatu yang diciptakan yang berbentuk seni dan di dalamnya terdapat unsur estetika. Karya sastra merupakan sebuah cerita yang menampilkan hasil kreasi pengarang. Namun, karya sastra bukan hanya jalinan kata yang diciptakan untuk membentuk keindahan, bukan pula kumpulan kalimat yang maknanya langsung bisa dipahami hanya dengan sekali baca. Sastra berbicara tentang kehidupan sehingga sastra terdapat makna tertentu tentang kehidupan yang isinya perlu dicerna secara mendalam oleh pembaca (Wardani, 2009: 1). 1

2 2 Al-Ma ruf (2009: 1) mengatakan bahwa karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka ragam baik yang mengandung aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, kemanusiaan, keagamaan, moral, maupun jender. Dengan daya imajinatifnya, berbagai realitas kehidupan yang dialami sastrawan itu diseleksi, direnungkan, dikaji, diolah, kemudian diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa. Oleh sebab medium yang digunakan pengarang adalah bahasa, pengkajian yang dilakukan terhadap penggunaan bahasa dalam karya sastra akan membantu pembaca menafsirkan makna suatu karya atau bagian-bagiannya sehingga pembaca dengan mudah memahami sekaligus meikmati karya sastra tersebut. Pengkajian sastra dalam bidang tersebut ialah stilistika. Dalam kajian stilistika akan dilihat bagaimana unsur-unsur bahasa digunakan untuk melahirkan pesanpesan dalam karya sastra. Dengan kata lain, stilistika berhubungan dengan polapola bahasa dan bagaimana bahasa digunakan dalam teks sastra yang dikaji. Selama ini, jika kita amati pembelajaran apresiasi sastra di sekolah menengah kurang menimbulkan ketertarikan pada siswa akibat pembelajaran yang kurang variatif. Ketertarikan ini akan muncul jika dalam pembelajaran apresiasi sastra siswa tidak hanya diajak untuk menganalisis bentuk teks saja, tetapi juga diajak untuk memahami makna yang tersirat melalui kata-kata yang disampaikan pengarang. Dengan begitu, diharapkan siswa akan lebih antusias dalam pembelajaran apresiasi satra di sekolah. Dalam mengapresiasi karya sastra, kita harus berhubungan langsung dengan karya sastra, atau mengenal karya sastra secara langsung. Ibaratnya kita akan melihat pantai Pangandaran maka kita harus bertamasya ke sana. Unsur keindahan dari prosa fiksi bukan hanya jalan ceritanya, namun juga: keindahan dan keunikan bahasa, penggambaran watak-watak tokoh, gaya bercerita pengarang, keunikan cara pengarang mengembangkan cerita, dinamika penggambaran setting cerita, keasyikan suspense (tegangan cerita), kejutan dalam

3 3 menyelesaikan konflik, dan ungkapan-ungkapan khas pengarang dalam membuat narasi atau pencerita (Waluyo, 2011: 31-32). Keistimewaan penggunaan bahasa dalam karya sastra memang sangat menonjol. Keistimewaan itu hadir karena adanya licentia poetica, yakni kebebasan penyair atau penulis dalam menggunakan bahasa. Tanpa keindahan, sastra akan menjadi hambar. Itulah sebabnya dalam karya sastra, penulis akan menggunakan bahasa-bahasa yang memiliki kedalaman makna atau nilai estetika yang lebih agar karyanya lebih menarik untuk dibaca. Seperti yang kita ketahui, jenis karya sastra terbagi menjadi 2, yaitu karya sastra yang berbentuk tulisan dan karya sastra yang berbentuk lisan. Karya sastra yang berbentuk lisan contohnya dongeng, cerita rakyat, fabel, dan lain-lain. Adapun karya sastra yang berbentuk tulisan contohnya roman, novel, gurindam, cerpen. Novel adalah sebuah karya sastra berupa cerita prosa fiktif yang menggambarkan kehidupan manusia secara luas dan diperoleh dari kehidupan pengarang itu sendiri maupun orang lain baik dari lingkungan maupun masyarakat di sekitarnya. Assalamualaikum Beijing merupakan salah satu dari puluhan novel yang dikarang oleh Asma Nadia. Novel ini sukses mendapatkan tempat di hati para pembacanya dan telah dicetak ulang beberapa kali. Kisah dalam novel ini juga telah diangkat ke layar lebar dan menyedot banyak perhatian bagi penikmat film yang menyuguhkan kisah cinta yang tak biasa. Seperti biasanya, Asma Nadia selalu pandai dalam mengolah kata yang membuat novelnya menjadi best seller. Asma Nadia merupakan penulis yang terbukti karya-karyanya patut diacungi jempol dan telah banyak mendapatkan perhargaan. Tak terkecuali dalam novel Assalamualaikum Beijing ini. Dalam novel ini, Asma Nadia menggabungkan cerita cinta dengan mitologi kuno Cina yang begitu terkenal, yakni Ashima. Tentu saja dalam novel ini akan dijumpai beberapa kalimat dalam bahasa Cina dan bahasa Inggris karena terdapat setting cerita di luar negeri (Cina) serta banyak simbol serta perumpamaan yang akan memperindah jalinan kisah di dalamnya. Kisah seperti ini akan menarik untuk dibedah sisi-sisi keunikan bahasanya melalui kajian stilistika.

4 4 Namun demikian, kajian stillistika dalam novel yang memfokuskan pada sastra murni akan lebih bermanfaat bagi dunia pendidikan apabila dilanjutkan penerapannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Di dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas XII hanya diberikan contoh pembahasan tiga novel. Setidaknya apabila novel Assalamualaikum Beijing ini bisa diimplementasikan sebagai materi ajar untuk peserta didik akan membawa angin segar dan hiburan untuk peserta didik mengingat usia mereka masih dewasa awal biasanya lebih tertarik dengan novel bertemakan cinta dan pengorbanan. Jika peserta didik tertarik dengan materi yang diajarkan, bisa dipastikan pembelajaran sastra di kelas berlangsung menarik dan tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal. Berdasarkan beberapa alasan yang telah dipaparkan di atas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Kajian Stilistika terhadap Novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia dan Relevansinya sebagai Materi Ajar Bahasa Indonesia di Kelas XII SMA. Novel ini akan dianalisis dari aspek stilistika yang berkaitan dengan gaya kata (diksi), gaya kalimat, bahasa figuratif, dan citraan yang terdapat di dalamnya, kemudian akan dideskripsikan relevansinya sebagai materi ajar Bahasa Indonesia di SMA dengan menyesuaikan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada kurikulum B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana karakteristik diksi yang digunakan dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia? 2. Bagaimana gaya kalimat yang terdapat dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia? 3. Bagaimana gaya wacana yang terdapat dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia? 4. Apa saja bahasa figuratif yang terdapat dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia?

5 5 5. Bagaimanakah bentuk citraan yang terdapat dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia? 6. Bagaimanakah relevansi hasil kajian stilistika pada novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia sebagai materi ajar Bahasa Indonesia di kelas XII SMA? C. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain. 1. Mendeskripsikan karakteristik diksi yang digunakan dalam novel Assalamualaikum 2. Mendeskripsikan gaya kalimat yang terdapat dalam novel Assalamualaikum 3. Mendeskripsikan gaya wacana yang terdapat dalam novel Assalamualaikum 4. Mendeskripsikan bahasa figuratif yang terdapat dalam novel Assalamualaikum 5. Mendeskripsikan bentuk citraan yang terdapat dalam novel Assalamualaikum 6. Mendeskripsikan relevansi hasil kajian stilistika pada novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia sebagai materi ajar Bahasa Indonesia di kelas XII SMA. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini antara lain. 1. Manfaat Teoretis a. Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya di bidang studi analisis terhadap kesusastraan Indonesia. b. Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah pustaka Indonesia agar digunakan untuk telaah sastra yang lebih lanjut.

6 6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasa tentang gaya bahasa yang terdapat dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia. b. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sastra dengan masalah serupa, yaitu mengenai stilistika dan relevansinya sebagai materi ajar Bahasa Indonesia di kelas XII SMA. c. Bagi Guru Bahasa Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam memilih bahan pembelajaran. d. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang kesusastraan mengenai diksi, gaya kalimat, gaya wacana, bahasa figuratif, dan citraan.