MASALAH TRANSPORTASI

dokumen-dokumen yang mirip
Operations Management

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah.

METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50

Metode Transportasi. Rudi Susanto

METODE TRANSPORTASI. Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas pabrik Pabrik W. Rp 20 Rp 5 Rp Rp 15 Rp 20 Rp Rp 25 Rp 10 Rp 19 50

METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) METODE TRANSPORTASI

METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION) METODE TRANSPORTASI

METODE TRANSPORTASI PENGERTIAN METODE STEPPING STONE METODE MODI METODE VOGELS APPROXIMATION (VAM)

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

Model Transportasi /ZA 1

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy

BAB VII METODE TRANSPORTASI

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC)

MASALAH TRANSPORTASI

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

TEKNIK RISET OPERASI UNDA

MODEL TRANSPORTATION 2014

TRANSPORTATION PROBLEM. D0104 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut:

TRANSPORTASI & PENUGASAN

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

TRANSPORTASI LEAST COST

METODE TRANSPORTASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI. Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si

MODEL TRANSPORTASI - II MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-9. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CONTOH MODEL TRANSPORTASI DAN PENYELESAIAN DENGAN NORTH WEST CORNER DAN MODI

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

Artinya : penugasan adalah sub bagian dari program linier.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Manajemen Sains. Model Transportasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

Model Transportasi 1

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA

Penentuan Solusi Optimal MUHLIS TAHIR

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian)

OPERATIONS RESEARCH. Industrial Engineering

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB VII. METODE TRANSPORTASI

CONTOH MODEL TRANSPORTASI DAN PENYELESAIAN DENGAN NORTH WEST CORNER DAN STEPPING STONE

METODE TRANSPORTASI. Dr. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi

Analisis Biaya Distribusi Tas Dengan Menggunakan Metode Transportasi Solusi Awal Pada CV. Nabilah Putri.

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy

PENGOPTIMALAN BIAYA DISTRIBUSI BARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI PADA PT. YUSINDO MITRA PERSADA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Metode Kuantitatif Manajemen, Kelompok 5, MB IPB E49, 2014 OPERATION RESEARCH - TRANSPORTATION MODELS. Presented by Group 5 E49

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70

Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Metode Transportasi. Muhlis Tahir

PENERAPAN METODE STEPPING STONE UNTUK TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG PADA CV. MITRA TRANS LOGISTICS

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

EFISIENSI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDEKATAN METODE NORTH WEST CORNER DAN STEPPING STONE (Studi Kasus Industri Air Minum Kemasan di Lampung)

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU)

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM

TRANSPORTATION PROBLEM

#6 METODE TRANSPORTASI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN...

OPTIMASI PENDISTRIBUSIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN PADA PT. HERLINDO MITRATIRTA PEKANBARU DENGAN METODE NWC (NORTH WEST CORNER) DAN STEPPING STONE

Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS PROGRAM LINEAR MODEL TRANSPORTASI

METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI

PERTEMUAN 10 METODE PENDEKATAN VOGEL / VOGEL S APPROXIMATION METHOD (VAM)

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERSOALAN TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model

PERTEMUAN 9 MENENTUKAN SOLUSI FISIBEL BASIS AWAL

SISTEM OPTIMALISASI DISTRIBUSI PENAMBANGAN BATU ANDESIT PADA CV. ARZEA MENGGUNAKAN METODE STEPPING STONE

Model Distribusi. Angkutan Barang. Jurusan Teknik Sipil FTSP UII Yogyakarta. Staf Pengajar Bidang Transportasi. Oleh : Ir. Rizki Budi Utomo, MT

BAB I PENDAHULUAN. akan diterapkan atau dengan memperbaiki sistem transportasi yang sudah

APLIKASI TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST DAN MODIFIED DISTRIBUTION PADA CV. NIHTA CARGO EXPRESS

Perencanaan Fasilitas

TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi #11 Genap 2015/2016. TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas tentang pengimplementasian Zero Point Method

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

Transkripsi:

MASALAH TRANSPORTASI

Masukkan kapasitas masing-masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam tabel transportasi Cari perbedaan dari dua biaya terkecil (dalam nilai absolut), yaitu selisih biaya terkecil yang pertama dan terkecil kedua untuk tiap baris dan kolom pada tabel (Cij) Pilih 1 nilai perbedaan-perbedaan yang terbesar di antara semua nilai perbedaan pada kolom dan baris Tulis dengan nilai terbesar Xij pada kolom atau baris terpilih yang biayanya terendah.

Suatu perusahaan yang mempunyai 3 buah pabrik di W, H, P. Perusahaan menghadapi masalah alokasi hasil produksinya dari pabrik-pabrik tersebut ke gudang-gudang penjualan di A, B, C. Tabel kapasitas pabrik dan gudang, adalah: Pabrik Kapasitas produksi tiap bulan Gudang Kebutuhan tiap bulan W 90 ton A 50 ton H 60 ton B 110 ton P 50 ton C 40 ton Jumlah 200 ton Jumlah 200 ton

Tabel Biaya pengangkutan, adalah: Dari Biaya tiap ton (dalam ribuan Rp) Ke gudang A Ke gudang B Ke gudang C Pabrik W 20 5 8 Pabrik H 15 20 10 Pabrik P 25 10 19 Tentukan biaya transportasi menggunakan metode VAM!

FEASIBLE SOLUTION AWAL Pabrik Gudang A B C Kapasitas W 20 5 8 90 H 15 20 10 60 P 25 10 19 50 Kebutuhan 50 110 40 Pilihan X PB = 50 Perbedaan Kolom 5 5 2 Hilangkan baris P P mempunyai perbedaan baris/kolom terbesar dan B mempunyai biaya angkut terkecil Perbedaan baris 3 5 9

FEASIBLE SOLUTION AWAL Pabrik ` A B C Kapasitas Perbedaan baris W 20 5 8 90 3 H 15 20 10 60 5 Kebutuhan 50 60 40 Pilihan X WB = 60 Perbedaan Kolom 5 15 2 Hilangkan kolom B Kebutuhan Gudang B menjadi 60 karena telah diisi kapasitas pabrik P=50 (dihilangkan) B mempunyai perbedaan baris/kolom terbesar dan W mempunyai biaya angkut terkecil

FEASIBLE SOLUTION AWAL Pabrik Gudang A B C Kapasitas Perbedaan baris W 20 8 30 12 H 15 10 60 5 Kebutuhan 50 40 Pilihan X WC = 30 Perbedaan Kolom 5 2 Hilangkan baris W Kapasitas Pabrik W menjadi 30 krn telah diangkut ke pabrik B=60 (dihilangkan) W mempunyai perbedaan baris/kolom terbesar dan C mempunyai biaya angkut terkecil

FEASIBLE SOLUTION AWAL Pabrik W Gudang A B C Kapasitas Perbedaan baris H 15 10 60 5 Kebutuhan 50 10 Pilihan X HA = 50 Perbedaan Kolom Pilihan X HC = 10 Kebutuhan gudang C menjadi 10 krn telah diisi pabrik W=30 (dihilangkan) H mempunyai perbedaan baris/kolom terbesar dan C mempunyai biaya angkut terkecil

Ke Gudang Gudang Gudang Kapasitas Dari A B C Pabrik Pabrik 20 W 60 5 30 8 90 Pabrik H 50 15 20 10 10 60 Pabrik 25 P 50 10 19 50 Kebutuhan Gudang 50 110 40 200 Setelah terisi semua, maka biaya transportasinya yang harus dibayar adalah: 60(Rp 5,-) + 30(Rp 8,-) + 50(Rp 15,-) + 50(Rp 15,-) + 10(Rp 10,-) + 50(Rp 10,-) = Rp 1.890,-

Tahapan Metode Stepping-Stone: 1. Tentukan solusi awal dengan metode NWC atau LS atau VAM 2. Tentukan jalur tertutup yang diawali dari kotak kotak yang kosong (variabel non basis) 3. Pilih perubahan biaya yang mempunyai nilai negatip terbesar (menentukan perubahan biaya caranya adalah dengan menambahkan biaya yang dimulai pada kotak kosong( var. non basis), kemudian kurangkan dengan biaya pada variabel basis mengikuti jalur tertutup secara bergantian biaya tersebut dilakukan penambahan dan pengurangan. 4. Lakukan perubahan letak variabel basis dan non basis dengan memulai pada kotak yang kosong dengan menambahkan sejumlah nilai pada variabel basis kemudian kurangkan pada variabel basis sebesar nilai pada variabel basis tadi demikian seterusnya secara berselang seling (penambahan/pengurangan ) sesuai dengan jalur yang terpilih 5. Jika seluruh perubahan biaya positip maka solusi optimum

Penyelesaian awal dengan NWC

Penyelesaian awal dengan NWC

Penyelesaian awal dengan NWC

Penyelesaian awal dengan NWC

Penyelesaian awal dengan NWC Biaya awal: 50 * 20 + 40 * 5 + 60 * 20 + 10 * 10 + 40 * 19 = Rp. 3.260

Langkah 1 : Menguji sel-sel yang masih kosong, apakah masih bisa memiliki nilai negatif atau tidak, artinya masih bisa menurunkan biaya transportasi atau tidak. Sel yang diuji adalah : Sel C13, C21, C23, dan C31. Pengujian dilakukan pada setiap sel kosong tersebut dengan menggunakan metode Stepping Stone. Pada metode ini, pengujian dilakukan mulai dari sel kosong tersebut, selanjutnya bergerak (boleh searah jarum jam dan boleh berlawanan) secara lurus/tidak boleh diagonal, ke arah sel yang telah terisi dengan alokasi, begitu seterusnya sampai kembali ke sel kosong tersebut. Setiap pergerakan ini akan mengurangi dan menambah secara bergantian biaya pada sel kosog tersebut. Perhatikan tanda panah dan tanda (+)/(-) nya!!!

Untuk pengujian sel C13 = biayanya 8, bergerak ke sel C33 (bisa juga ke C12, tapi tidak bisa ke C11), sehingga dikurangi 19, bergerak lagi ke C32, sehingga ditambah 10, bergerak langsung ke C12, sehingga dikurangi 5 (tidak perlu ke C22, karena bisa langsung ke C12), sehingga hasil akhirnya adalah 8 19 + 10 5 = - 6 Pengujian Sel C13 = 8 19 + 10 5 = - 6 Sel C21 = 15 20 + 5-20 = -20 Sel C23 = 10 19 + 10 20 = -19 Sel C31 = 25 20 + 5 10 = 0 Dari pengujian empat sel tersebut dapat dilihat bahwa masih ada tiga sel yang menghasilkan nilai negatif, dan sel C21 yang memberikan negatif paling besar. Artinya dengan menggeser pengiriman ke sel tersebut, biaya akan dapat diturnkan sebesar Rp 20 (karena -20) per tonnya. Dengan demikian perlu dilakukan perubahan alokasi pengiriman dengan langkah 2

Langkah 2 Merubah alokasi pengiriman ke sel C21, yang pengujian sebelumnya memiliki pergerakan : Dari pergerakan dan tanda +/- yang ada, perhatikan sel yang bertanda minus saja, yakni sel C11 dan sel C22. Dari kedua sel bertanda pergerakan minus ini, pilih sel yang alokasi pengiriman sebelumnya memiliki alokasi paling kecil. Sel C11 dengan alokasi sebelumnya 50 ton lebih kecil dari alokasi sel C22 yang 60 ton.

Selanjutnya angka 50 ton di sel C11 tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah alokasi yang ada selama pengujian (sesuai tanda pada pergerakan pengujian). Dengan demikian dapat dihasilkan tabel transportasi sebagai berikut : Perhatikan!!! Sel C11 menjadi 0 karena 50 50 = 0 Sel C12 menjadi 90 karena 40 + 50 = 90 Sel C22 menjadi 10 karena 60 50 = 10 Sel C21 menjadi 50 karena 0 + 50 = 50 Nilai alokasi pada sel C32 dan C33 tidak mengalami perubahan karena tida termasuk dalam pergerakan pengujian sel C21 tersebut.

Dilakukan pengecekan : Apakah semua alokasi kalau dijumlah ke bawah dan kesamping sudah cocok dengan kebutuhan setiap kota dan jumlah kapasitas yang tersedia? Apakah jumlah sel yang terisi sudah memenuhi syarat yang ada (m+n)-1, atau (jumlah kolom+jumlah baris) 1 = (3+3) 1 = 5 sel terisi? Jika jawaban dari keduanya adalah ya maka tabel tersebut sedah benar. Sudahkah alokasi menajadi optimal? Untuk mengetahuinya, perlu kembali dilakukan pengecekan terhadap selsel yang masih kosong, apakah masih ada yang bernailai negatif atau tidak. Dari tabel terlihat, sel yang masih kosong adalah sel C11, C13, C23, dan C31. Pengujian terhadap sel-sel kosong tersebut dilakukan dengan cara yang sama seperti pengujian sel kosong sebelumnya.

Pengujian Sel C11 = 20 5 + 20 15 = 20 (menjadi lebih mahal 20/ton) Sel C13 = 8 19 + 10 5 = - 6 Sel C23 = 10 19 + 10 20 = -19 Sel C31 = 25 15 + 20 10 = 20 (menjadi lebih mahal 20/ton) Dari hasil pengujian tersebut, ternyata sel C23 masih dapat memberikan penurunan biaya sebesar RP 19/ton. Dengan demikian memang perlu dilakukan perubahan alokasi pengiriman, dengan mencoba mengalokasikan pengiriman ke sel C23

Langkah 3 Merubah alokasi pengiriman ke sel C23, yang pengujian sebelumnya memiliki pergerakan : Dari pergerakan dan tanda +/- yang ada, perhatikan sel yang bertanda minus saja, yakni sel C22 dan sel C33. Dari kedua sel bertanda pergerakan minus ini, pilih sel yang alokasi pengiriman sebelumnya memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel C22, dengan alokasi sebelumnya 10 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel C22 yang 40 ton. Selanjutnya angka 10 ton di sel C22 tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah alokasi yang ada selama pengujian (sesuai tanda pada pergerakan pengujian).

Perhatikan!!! Sel C22 menjadi 0 karena 10 10 = 0 Sel C23 menjadi 90 karena 0 + 10 = 10 Sel C32 menjadi 20 karena 10 + 10 = 20 Sel C33 menjadi 50 karena 40 10 = 30 Nilai alokasi pada sel C12 dan C21 tidak mengalami perubahan karena tida termasuk dalam pergerakan pengujian sel C23 tersebut.

Dilakukan pengecekan : Apakah semua alokasi kalau dijumlah ke bawah dan kesamping sudah cocok dengan kebutuhan setiap kota dan jumlah kapasitas yang tersedia? Apakah jumlah sel yang terisi sudah memenuhi syarat yang ada (m+n)-1, atau (jumlah kolom+jumlah baris) 1 = (3+3) 1 = 5 sel terisi? Jika jawaban dari keduanya adalah ya maka tabel tersebut sedah benar. Sudahkah alokasi menajadi optimal? Untuk mengetahuinya, perlu kembali dilakukan pengecekan terhadap selsel yang masih kosong, apakah masih ada yang bernailai negatif atau tidak. Dari tabel terlihat, sel yang masih kosong adalah sel C11, C13, C22, dan C31. Pengujian terhadap sel-sel kosong tersebut dilakukan dengan cara yang sama seperti pengujian sel kosong sebelumnya.

Pengujian Sel C11 = 20 5 + 10 19 + 10-15 = 1 (menjadi lebih mahal 1/ton) Sel C13 = 8 19 + 10 5 = - 6 Sel C22 = 20 10 + 19 10 = 19 (lebih mahal 20/ton) Sel C31 = 25 15 + 10 19 = 1 (menjadi lebih mahal 1/ton) Dari hasil pengujian tersebut, ternyata sel C13 masih dapat memberikan penurunan biaya sebesar Rp 6/ton. Perlu dilakukan perubahan alokasi pengiriman, dengan mencoba mengalokasikan pengiriman ke sel C13.

Langkah 4 Merubah alokasi pengiriman ke sel C13, yang pengujian sebelumnya memiliki pergerakan : Dari pergerakan dan tanda +/- yang ada, perhatikan sel yang bertanda minus saja, yakni sel C12 dan sel C33. Dari kedua sel bertanda pergerakan minus ini, pilih sel yang alokasi pengiriman sebelumnya memiliki alokasi paling kecil. Dan ternyata sel C33, dengan alokasi sebelumnya 30 ton, dan ini lebih kecil dari alokasi sel C12 yang 90 ton. Selanjutnya angka 30 ton di sel C33 tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah alokasi yang ada selama pengujian (sesuai tanda pada pergerakan pengujian).

Perhatikan!!! Sel C12 menjadi 60 karena 90 30 = 60 Sel C13 menjadi 30 karena 0 + 30 = 30 Sel C32 menjadi 50 karena 20 + 30 = 50 Sel C33 menjadi 0 karena 30-30 = 0 Nilai alokasi pada sel C21 dan C23 tidak mengalami perubahan karena tida termasuk dalam pergerakan pengujian sel C13 tersebut.

Dilakukan pengecekan : Apakah semua alokasi kalau dijumlah ke bawah dan kesamping sudah cocok dengan kebutuhan setiap kota dan jumlah kapasitas yang tersedia? Apakah jumlah sel yang terisi sudah memenuhi syarat yang ada (m+n)-1, atau (jumlah kolom+jumlah baris) 1 = (3+3) 1 = 5 sel terisi? Jika jawaban dari keduanya adalah ya maka tabel tersebut sedah benar. Sudahkah alokasi menajadi optimal? Untuk mengetahuinya, perlu kembali dilakukan pengecekan terhadap selsel yang masih kosong, apakah masih ada yang bernailai negatif atau tidak. Dari tabel di atas, sel yang masih kosong adalah sel C11, C22, C31 dan C33. Pengujian terhadap sel-sel kosong tersebut dilakukan dengan cara yang sama seperti pengujian sel kosong sebelumnya.

Pengujian Sel C11 = 20 8 + 10 15 = 7 Sel C22 = 20 5 + 8 10 = 13 Sel C31 = 25 15 + 10 8 + 5-10 = 7 Sel C33 = 19 10 + 5 8 = 6 Dari hasil pengujian tersebut, ternyata semua sel sudah tidak ada yang bernilai negatif lagi, atau semua sel sudah tidak dapat memberikan penurunan biaya lagi, sehingga dapat dikatakan kasus telah optimal, dengan total biaya : Biaya mengirim 60 ton dari P1 ke kota B = 60 x 5 = 300 Biaya mengirim 30 ton dari P1 ke kota C = 30 x 8 = 240 Biaya mengirim 50 ton dari P2 ke kota A = 50 x 15 = 750 Biaya mengirim 10 ton dari P2 ke kota C = 10 x 10 = 100 Biaya mengirim 50 ton dari P3 ke kota B = 50 x 10 = 500 ---------------------------------------------------------------------- + Total biaya pengirimannya = Rp. 1.890