BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI APLIKASI KOMPUTER LANJUT UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. pada cara pembuatan produknya, khususnya produk yang dimaksudkan adalah

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEKERJA PENGRAJIN SEPATU KERJA WANITA DI PT. VIGANO CIPTA PERDANA

Misalkan kuesioner adalah sasaran tembak seperti pada gambar berikut ini. Anggap bahwa pusat sasaran tembak itu adalah target dari apa yang kita ukur.

MATA KULIAH METODE RISET

UJI PERSYARATAN INSTRUMEN

Uji Validitas Instrumen. by Ifada Novikasari

LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN INSTRUMEN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kuesioner Biaya Transportasi

BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN. PT. Uvindo Prima Cemerlang merupakan perusahaan jasa UV Varnish yang

HASIL UJI VALIDITAS DAN UJI REABILITAS PADA SOAL PILIHAN GANDA

Uji Validitas dan Reliabilitas Suatu Kuesioner

RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang

LAMPIRAN. KUESIONER PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN PT. Mandiri Berlima

LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA. b. Warna sandal apa saja yang diproduksi oleh CV Rejomanunggal?

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

Validitas dan Reliabilitas

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Tabel 4.1 Demografi responden berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin Jumlah Presentase. Pria (P) 63 63% Wanita (W) 37 37% Total %

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif non eksperimental. Pengumpulan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

STATISTIKA DESKRIPTIF

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Langkah perhitungan Uji Validitas di SPSS.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS ANGKET Materi Kuliah TIK oleh Dr. Sumadi,M.Pd.

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena tertentu serta menganalisis hubungan-hubungan antara suatu variabel

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisa Kebutuhan Konsumen Desain Sepatu Casual Pria Lama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

BAB V ANALISA. Pada penelitian yang dilakukan di restoran Nasi Uduk Kebon Kacang Hj.

BAB 4 HASIL PENELITIAN. reliabilitas dari kuisioner yang telah diisi. Hasilnya adalah sebagai berikut: Scale Mean Scale Variance if Item Deleted

Keterangan : korelasi item total terkoreksi : korelasi item total sebelum dikoreksi. r ix

BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metodologi Penelitian

BAB III PERSEPSI WISATAWAN DOMESTIK TENTANG UNSUR-UNSUR PEMBENTUK CITY BRANDING KOTA SEMARANG TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE KOTA SEMARANG

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Won-

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Data-data yang diolah dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Gender Responden CODING GENDER FREQ % 1 PRIA %

2.7.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen Importance Performance Analysis Pendekatan Umum Terhadap Evaluasi Kinerja di dalam

Nilai Brand Equity Sour Sally

BAB 5 SIMPULAN & SARAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. syarat, jika harga koefisien rhitung 0,300 (Riduwan, 2005:109;

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Survey

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja

BAB III METODE PENELITIAN. gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN BRAND EQUITY ES KRIM WALL S DENGAN ES KRIM CAMPINA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. itu telah disebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Oleh karena itu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Karakteristik Berdasarkan Responden

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey

BAB III METODE PENELITIAN

1. Langkah Uji Validitas di SPSS 11.5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEPUASAN PELANGGAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Dari sejumlah kuesioner yang telah disebarkan sebanyak 63, diambil dan diolah,

BAB IV PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK ANAK DI DESA MAJALANGU KECAMATAN WATUKUMPUL KABUPATEN PEMALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nama : Anissa Kurnia Putri NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependen adalah minat beli konsumen.

III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. AKM merupakan perusahaan joint venture antara K Industries Ltd., M

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Daya Tarik Isi Motto Serve With Heart Oleh

PERTEMUAN 2 (IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN) SENIN-SELASA, OKTOBER 2016

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Profil Perusahaan. 4.1.1 Gambaran Umum PT. Vigano Cipta Perdana. PT. Vigano Cipta Perdana merupakan perseroan terbatas yang terletak di jalan Kebon Pala No. 67E Jakarta Utara, didirikan pada tanggal 8 Agustus 1988. Perusahaan ini memiliki tujuan agar masyarakat Indonesia bisa lebih mencintai produk dalam negeri khususnya produk alas kaki dengan merek dagang Buccheri. PT. Vigano Cipta Perdana memiliki visi untuk tetap selalu menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Sedangkan misi utama yang dijalankan perusahaan adalah dengan melindungi dan memperhatikan kesejahteraan pe, konsumen dan masyarakat serta selalu memberikan inovasi dan pengembangan produk. Perusahaan yang bergerak dibidang industri alas kaki, khususnya sepatu dan sandal untuk pria maupun wanita ini, merupakan sebuah industri yang memproduksi produknya secara hand made. Produk sepatu yang dihasilkan oleh perusahaan ini masih dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, dikarenakan alasan pemilik perusahaan yang ingin mengutamakan pemenuhan kebutuhan sepatu dalam negeri dengan sepatu yang bermutu tinggi. 4.1.2 Bidang Usaha Perusahaan. PT. Vigano Cipta Perdana memproduksi berbagai macam model sepatu, mulai dari yang casual maupun formal. Sepatu yang dihasilkan, didesain untuk dapat menunjang kenyamanan konsumen dalam jangka waktu pemakaian yang lama. Dalam memproduksi sepatu maupun sandal, PT. Vigano Cipta Perdana menggunakan bahan kulit yang lembut dan beberapa bagian size dalam sepatu yang dilapisi dengan bahan sponge dan tatakan dari bahan kulit. Sol sepatu yang digunakan berasal dari bahan karet lembut yang telah diolah dengan bahan PV, PVC, TPR, fiber dan sponge. Sebelum melakukan produksi dalam skala yang cukup besar, PT. Vigano Cipta Perdana melakukan pembuatan contoh terlebih dahulu, dengan membuat sketsa pada bagian desain. Setelah sketsa selesai dikan, bagian kepala produksi melakukan pengendalian kualitas dengan memilih sketsa terbaik untuk selanjutnya dijadikan sebuah prototype yang selanjutnya diadakan pengujian fungsional. Dalam pengujian ini, manajemen operasi menguji kecocokan ukuran rata-rata dan daya tahan produk dinilai dari bahan baku dan daya rekat lem yang digunakan.

4.2 Struktur Perusahaan. Gambar 4.1 Struktur Perusahaan.

4.3 Flow Chart Produksi Sepatu. Gambar 4.2 Flow Chart Produksi Sepatu. Keterangan Flow chart serta SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, Customer) diagram yang diamati di lapangan, yaitu sebagai berikut: 1. Gambar Pada proses produksi sepatu, setelah melewati persetujuan pada sampel, proses produksi sepatu diawali dengan menggambar pola sepatu yang akan diproduksi pada lembaran kulit yang digunakan, banyaknya gambar yang dihasilkan pada proses ini disesuaikan dengan spk untuk setiap pe. Lembaran kulit yang digambar diambil melalui cutting penyimpanan dan setelah selesai diteruskan kepada proses proses selanjutnya. Process: Gambar Tabel 4.1 SIPOC Diagram Proses Gambar. Suppliers Inputs Process Outputs Customers Pola Gudang Pola jadi Kulit Kulit lapis Description: Menggambar pola diatas kulit sesuai dengan SPK yang diterima pe, serta menggambar pola di kulit lapis, untuk melapisi kulit. Lembaran kulit yang telah terpola Cutting

Gambar 4.3 Proses Gambar. 2. Cutting Setelah proses gambar, proses produksi selanjutnya adalah cutting, yaitu proses pengguntingan setiap lembaran kulit size dengan pola yang sudah digambar, pada proses cutting ini, jumlah total yang digunting berdasarkan kepada gambar yang dihasilkan pada pada proses gambar size dengan spk. Semua bahan baku yang telah digunting size dengan pola ini selanjutnya dikumpulkan dan diteruskan kepada proses selanjutnya. Process: Cutting Tabel 4.2 SIPOC Diagram Proses Cutting. Suppliers Inputs Process Outputs Customers Gambar Lembaran kulit yang telah terpola Description: Lembaran kulit yang telah terpola dipotong sehingga menjadi pattern kulit. Pattern kulit jadi Sewing Gambar 4.4 Proses Cutting. 3. Sewing Setelah semua lembaran kulit digunting size dengan pola gambar, lembaran kulit yang sudah berbentuk pola dijahit, pada proses sewing ini terdapat beberapa tahapan selain penjahitan pola, yang sebelumnya ada tahapan tekuk kulit size dengan pola, tahapan palu, tahapan pengeleman pola, tahapan membuat lubang, menyiapkan aksesoris dan selanjutnya lembaran kulit berbentuk pola dijahit setelah proses sewing, ada proses emboss nomor pada insole.

Process: Sewing Tabel 4.3 SIPOC Diagram Proses Sewing. Suppliers Inputs Process Outputs Customers Cutting Gudang Pattern Benang Lem Aksesoris Description: Tahap 1: Menekuk pattern untuk dijahit. Upper jadi Emboss Nomor Tahap 2: Pattern yang telah ditekuk di tempel. Tahap 3: Pattern ditempeli aksesoris Tahap 4: Menjahit semua pattern menjadi satu, sehingga menjadi upper jadi. Gambar 4.5 Proses Sewing. 4. Emboss nomor Pada proses Emboss nomor, setiap kulit yang sudah size dengan bentuk diberikan nomor, untuk selanjutnya di assembly. Tabel 4.4 SIPOC Diagram Proses Emboss Nomor. Process: Emboss Nomor Suppliers Inputs Process Outputs Customers Sewing Upper jadi Description: Upper yang sudah jadi diberikan nomor kode untuk menandai jenis dan model sepatu dengan cara di emboss. Upper jadi dengan kode sepatu Assembly

Gambar 4.6 Proses Emboss Nomor. 5. Assembly Setelah Emboss nomor, masuk ke dalam proses assembly di mana semua bahan dibuat menjadi sepatu jadi, pada proses assembly terdapat beberapa tahapan, mulai dari tahap penarikan kulit, tahap paku, tahap oven, tahap persiapan alas; heels dan kulit pelapis heels, pengeleman alas sol sepatu, tahap pendiaman alas, tahap oven alas dan terakhir tahap finishing. Tabel 4.5 SIPOC Diagram Proses Assembly. Process: Assembly Suppliers Inputs Process Outputs Customers Emboss Nomor Gudang Upper jadi dengan kode sepatu. Lem Paku Sol Hak Ready in sole Ujung keras Description: Merakit semua bahan menjadi satu sepatu. Sepatu belum diberi brand Branding Gambar 4.7 Proses Assembly.

6. Branding Proses selanjutnya setelah assembly adalah proses branding yang terdiri dari tahapan lem insole, tahapan tempel size dan terakhir tahapan memasukan insole ke dalam sepatu, dalam proses ini insole yang digunakan adalah insole yang sudah tertera merek. Tabel 4.6 SIPOC Diagram Proses Branding. Process: Brandng Suppliers Inputs Process Outputs Customers Assembly Sepatu belum diberi brand Lem Tatak Sticker size Description: Tahap 1: Mengelem bagian dalam sepatu. Tahap 2: Menempelkan Sticker size. Tahap 3: Memasukkan tatak ke dalam sepatu yang sudah diberikan lem. Sepatu jadi Finishing Gambar 4.8 Proses Branding. 7. Finishing Setelah proses branding dilanjutkan ke proses finishing di mana dalam proses finishing ini terdapat dua tahap yaitu tahap pengolesan kimia obat agar sepatu lebih awet dan selanjutnya masuk tahap oles.

Tabel 4.7 SIPOC Diagram Proses Finishing. Process: Finishing Suppliers Inputs Process Outputs Customers Branding Sepatu jadi Description: Tahap 1: Membersihkan sepatu yang sudah jadi dari sisa lem dan pemberian kimia obat. Sepatu jadi siap packing Packing Tahap 2: Memolish sepatu agar terlihat mengkilap. Gambar 4.9 Proses Finishing. 8. Packing Proses terakhir yang dilakukan setelah finishing adalah proses packing di mana sepatu jadi yang sudah siap pakai dimasukkan ke dalam dus sepatu, yang siap untuk dikirim. Process: Packing Tabel 4.8 SIPOC Diagram Proses Packing. Suppliers Inputs Process Outputs Customers Finishing Gudang Sepatu siap packing. Kardus sepatu Kertas penutup sepatu Description: Sepatu yang sudah siap packing dimasukkan ke dalam kardus serta dilapisi kertas. Setelah dalam kardus sepatu disimpan di gudang terlebih dahulu sebelum dikirim ke warehouse. Sepatu jadi dalam kardus Warehous e

Gambar 4.10 Proses Packing. 4.4 Penentuan Sampel dan Keseragaman Data. Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang harus diukur pada setiap proses adalah teknik slovin, untuk gambar dari jumlah populasi 60 gulung kulit per SPK (Surat Perintah Kerja), di mana satu SPK untuk memenuhi sepuluh pasang sepatu, maka perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Maka dari perhitungan rumus slovin kita ketahui bahwa total sampling yang harus diukur pada proses gambar untuk mencapai tingkat akurasi sebesar 95% adalah sebanyak 53. Dari hasil pengukuran yang dilakukan dengan total 53 gulung yang dihitung didapat rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu spk pada proses gambar sebesar 24,70 menit, selanjutnya untuk menguji keseragaman data dapat dicari standar deviasi sebagai berikut: Setelah mendapatkan standar deviasi, dicari UCL dan LCL dengan perhitungan sebagai berikut:

Gambar 4.11 Uji Keseragaman Data Proses Gambar. Pada grafik di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa data yang diukur telah seragam. Jadi data yang telah diambil dapat dipakai dan digunakan untuk menghitung produktivitas. Untuk Hasil perhitungan tiap proses produksinya dapat dilihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Uji Keseragaman Data. Proses Jumlah Jumlah Uji Keseragaman Kecukupan Populasi Sampel Data Data Gambar 60 53 Seragam Cukup Cutting 60 53 Seragam Cukup Sewing 600 240 Seragam Cukup Emboss Nomor 600 240 Seragam Cukup Assembly 44 40 Seragam Cukup Branding 440 210 Seragam Cukup Finishing 440 210 Seragam Cukup Packing 110 87 Seragam Cukup 4.5 Analisis Produktivitas. Data yang telah diambil sudah cukup dan seragam, selanjutnya dicari nilai produktivitas dari proses gambar dengan perhitungan sebagai berikut: Dari hasil perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa nilai produktivitas pada proses gambar sangat baik.untuk perhitungan setiap proses selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini. Tabel 4.10 Perhitungan Produktivitas. Proses Waktu Ratarata (Menit) Performance Waktu Normal (menit) Allowance Waktu Standar (Menit) Kinerja Gambar 24,70 1,23 30,39 5% 31,99 0,88 Cutting 37,81 1,09 41,21 6% 43,84 0,64 Sewing 2,58 1,16 2,99 10% 3,33 0,84 Emboss 0,33 1,24 0,41 5% 0,44 0,45 Assembly 232,39 1,2 278,86 12% 316,89 0,76 Branding 2,51 1,19 2,98 8% 3,24 0,29 Finishing 2,96 1,17 3,47 5% 3,65 0,52 Packing 0,80 1,3 1,04 5% 1,10 3,47 Berdasarkan tabel 4.10 daiatas, maka dapat dibuat peringkat untuk setiap proses produksi yang dilakukan. Gunanya diberikan peringkat adalah untuk mengetahui proses apa saja yang perlu ditingkatkan produktivitasnya.

Tabel 4.11 Peringkat Produktivitas. Proses Peringkat Gambar 1 Sewing 2 Assembly 3 Cutting 4 Finishing 5 Emboss Nomor 6 Branding 7 Packing 8 4.6 Peningkatan Produktivitas. Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa masih terdapat beberapa proses produksi dengan produktivitas yang masih rendah, untuk itu, empat peringkat terbawah akan dilakukan peningkatan beberapa diantaranya idle Cutting, Emboss nomor, branding, dan finishing dengan kondisi produksi setiap prosesnya yang berbeda, serta satu proses yang tidak optimal karena kelebihan resources waktu yaitu proses packing. 4.6.1 Cutting. Untuk cutting tingkat produktivitas 0,64, masih dapat ditingkatkan dengan menambah satu orang pe di bagian proses cutting. Penambahan pe ini tidak mengikut sertakan penghitungan pensiun, insentif, pelatihan, dan lainnya dikarenakan keadaan perusahaan yang memang mengambil pe tanpa persetujuan tersebut (bayaran per ). Dengan perhitungan sebagai berikut: Dari Hasil perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa nilai produktivitas pada proses cutting masih dapat ditingkatkan, setelah menambah seorang pe, maka input yang dihasilkan sebanyak 12 spk dengan digunakan total waktu dalam sehari sebesar 420 menit, yang diperoleh dari 7 dikalikan dengan 60 menit, lalu total waktu tersebut dikalikan dengan persentase produk yang dihitung dari total keseluruhan produk pada cutting sebelum dibagi dengan waktu standar dan hasilnya merupakan output, dibagi dengan input perhari sebesar 12 spk, dengan 5 orang pe.

Jika ditambah satu orang pe lagi menjadi 6 orang pe, dengan total ditambah 2 pe dari yang semula ada 4 pe maka didapatkan perhitungan sebagai berikut: Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat produktivitas dari pe proses cutting tersebut optimal dengan ditambah dua orang pe, sedangkan jika ditambah tiga orang pe, maka produktivitas menjadi menurun, karena pe cutting punya kelebihan resources waktu yang menyebabkan pe memiliki waktu idle. Tabel 4.12 Peningkatan Produktivitas Proses Cutting. Jumlah Pe yang Ditambah Total Pe Kinerja Peningkatan Batas Produktivitas =1 Keterangan 1 5 0,80 0,16 Tidak Melewati Dapat ditingkatkan 2 6 0,96 0,32 Tidak Melewati Optimal 3 7 1,11 0,47 Melewati Idle Dengan menambahkan dua orang pe harian untuk menyelesaikan proses cutting, maka perusahaan harus membayar sebesar 16 @ Rp 7.500,00 atau setara dengan Rp 120.000,00 untuk mendapatkan produktivitas sebesar 0,96. Sedangkan untuk waktu lembur, perusahaan harus membayar sebesar Rp 10.000,00 per, dan untuk meningkatkan produktivitas menjadi sebesar 0,91. Diperlukan 12 lembur, atau setara dengan tiga untuk setiap pe yang berjumlah empat orang, maka perusahaan harus membayar sebesar Rp 120.000,00. Dari kedua pilihan di atas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Perbandingan Cost Penambahan Lembur dengan Cost Penambahan Jumlah Pe Cutting. Jumlah bayar Pe lembur saat ini lembur total lembur pe total cost produktivitas yang ditambah bayar total total cost produktivitas 4 1 10000 4 40000 0,73 1 8 7500 8 60000 0,80 2 8 80000 0,82 2 16 120000 0,96 3 12 120000 0,91 3 24 1,11 Jadi, alternatif yang sebaiknya diambil idle dengan menambah dua orang pe.

Gambar 4.12 Peningkatan Produktivitas Proses Cutting. 4.6.2 Emboss nomor. Untuk Emboss nomor dengan tingkat produktivitas 0,45, masih dapat ditingkatkan dengan menambah satu orang pe di bagian proses emboss nomor. Dengan perhitungan sebagai berikut: Dari Hasil perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa nilai produktivitas pada proses emboss nomor dapat ditingkatkan, setelah menambah seorang pe, maka input yang dihasilkan sebanyak 300 pasang dengan digunakan total waktu dalam sehari sebesar 420 menit, yang diperoleh dari 7 dikalikan dengan 60 menit, lalu total waktu tersebut dikalikan dengan persentase produk yang dihitung dari total keseluruhan produk pada emboss nomor sebelum dibagi dengan waktu standar dan hasilnya merupakan output, dibagi dengan input perhari sebesar 300 pasang ditambah satu orang pe. Jika ditambah satu orang pe lagi menjadi 3 orang pe, dengan total ditambah 2 pe dari yang semula hanya 2 pe maka didapatkan perhitungan sebagai berikut: Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat produktivitas dari pe proses emboss nomor tersebut optimal dengan ditambah satu orang pe saja, sedangkan jika ditambah dua orang pe, maka produktivitas menjadi menurun, karena pe emboss nomor punya kelebihan resources waktu yang menyebabkan setiap pe memiliki waktu idle.

Tabel 4.14 Peningkatan Produktivitas Proses Emboss Nomor. Jumlah Pe yang Ditambah Total Pe Kinerja Peningkatan Batas Produktivitas =1 Keterangan 1 2 0,90 0,45 Tidak Melewati Optimal 2 3 1,35 0,90 Melewati Idle Tabel 4.15 Perbandingan Cost Penambahan Lembur dengan Cost Penambahan Jumlah Pe Emboss Nomor. Jumlah bayar Pe lembur saat ini lembur total lembur pe total cost produktivitas yang ditambah bayar total total cost produktivitas 1 1 10000 1 10000 0,52 1 8 7500 8 60000 0,90 2 2 20000 0,58 2 16 120000 1,35 3 3 30000 0,64 3 4 4 40000 0,71 4 5 5 50000 0,77 5 6 6 60000 0,84 6 Jadi, dari tabel di atas alternatif terbaik idle dengan menambah satu orang pe. Gambar 4.13 Peningkatan Produktivitas Proses Emboss Nomor. 4.6.3 Branding. Untuk Branding dengan tingkat produktivitas 0,29 masih dapat ditingkatkan dengan menambah pe, misal ditambah satu orang pe, maka perhitungannya menjadi: Dari Hasil perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa nilai produktivitas pada proses branding yang sebelumnya 0,29 dapat ditingkatkan sebesar 0,30 menjadi 0,59, setelah menambah satu grup pe, maka input yang dihasilkan sebanyak 220 pasang dengan digunakan total waktu dalam sehari sebesar 420 menit, yang diperoleh dari 7 dikalikan dengan 60 menit, lalu total waktu

tersebut dikalikan dengan persentase produk yang dihitung dari total keseluruhan produk pada branding sebelum dibagi dengan waktu standar dan hasilnya merupakan output, dibagi dengan input perhari sebesar 220 pasang ditambah satu orang pe. Dari produktivitas 0,59 masih dapat ditingkatkan dengan menambah satu grup pe lagi sehingga nilai produktivitas menjadi sebesar: Hasil produktivitas 0,88 masih dapat diterima karena belum melewati batas produktivitas yaitu 1, maka menambah 2 grup pe, sehingga branding dikan oleh 3 grup merupakan penambahan paling optimal dalam meningkatkan produktivitas dari branding. Misal bagian produksi masih ingin meningkatkan produktivitas proses branding, maka masih dapat mencoba menghitung dengan menambah satu grup pe: Dari perhitungan di atas dapat kita simpulkan bahwa dengan menambah 3 grup menjadi 4 grup, maka setiap pe melewati batas produktivitas, yang berarti setiap pe memiliki waktu menganggur. Tabel 4.16 Peningkatan Produktivitas Proses Branding. Jumlah Pe yang Ditambah Total Pe Kinerja Peningkatan Batas Produktivitas =1 Keterangan 1 2 0,59 0,30 Tidak Melewati Dapat Ditingkatkan 2 3 0,88 0,59 Tidak Melewati Optimal 3 4 1,18 0,89 Melewati Idle Tabel 4.17 Perbandingan Cost Penambahan Lembur dengan Cost Penambahan Jumlah Pe Branding. Jumlah bayar Pe lembur saat ini lembur total lembur pe total cost produktivitas yang ditambah bayar total total cost produktivitas 3 1 10000 3 30000 0,34 3 8 7500 24 180000 0,59 2 6 60000 0,38 6 48 360000 0,88 3 9 90000 0,42 9 72 540000 1,18 4 12 120000 0,46 12 5 15 150000 0,50 15 6 18 180000 0,55 18 Jadi, dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa alternatif paling baik untuk branding idle dengan menambah dua grup pe atau 6 orang.

Gambar 4.14 Peningkatan produktivitas Proses Branding. 4.6.4 Finishing. Untuk finishing dengan tingkat produktivitas 0,52 masih dapat ditingkatkan dengan menambah grup pe, misal ditambah satu grup pe, maka perhitungannya menjadi: Dari Hasil perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa nilai produktivitas pada proses finishing yang sebelumnya 0,52 setelah ditambah satu orang pe menjadi bertambah 0,26 menjadi 0,78, sedangkan jika ditambah dua grup pe lagi, hasilnya menjadi 1,04, di mana terdapat idle untuk proses finishing setelah menjadi empat grup, maka penambahan grup paling optimal idle dengan menambahkan satu grup lagi menjadi tiga grup untuk proses finishing. Tabel 4.18 Peningkatan Produktivitas Proses Finishing. Jumlah Pe yang Ditambah Total Pe Kinerja Peningkatan Batas Produktivitas =1 Keterangan 1 3 0,78 0,26 Tidak Melewati Optimal 2 4 1,04 0,52 Melewati Idle Tabel 4.19 Perbandingan Cost Penambahan Lembur dengan Cost Penambahan Jumlah Pe Finishing. Jumlah bayar Pe lembur saat ini lembur total lembur pe total cost produktivitas yang ditambah bayar total total cost produktivitas 6 1 10000 6 60000 0,59 3 8 7500 24 180000 0,78 2 12 120000 0,66 6 48 360000 1,04 3 18 180000 0,73 9 4 24 240000 0,81 12 5 30 300000 0,88 15 6 36 360000 0,95 18 Jadi, dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa alternatif paling baik untuk finishing idle dengan menambah satu grup pe atau 3 orang.

Gambar 4.15 Peningkatan Produktivitas Proses Finishing. 4.6.5 Packing. Untuk packing dengan tingkat produktivitas 3,47 maka pe pada packing memiliki banyak kelebihan resources waktu yang mengakibatkan banyak waktu idle, dengan perhitungan: Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa pe packing memiliki banyak waktu idle. Untuk 440 pasang sepatu yang harus di pack dikalikan dengan waktu baku sebesar 1,10 menit untuk setiap 4 pasang, maka pe packing menghabiskan hanya 121 menit, di mana menghabiskan waktu idle sebesar: yang berarti dalam satu hari dapat menghasilkan 1527 pasang dalam satu hari. 4.7 Uji Validitas Kuesioner Untuk menguji validitas kuesioner digunakan program SPSS. Pada program SPSS, pilih analyze corelate bivariate. Pada pilihan Correlation coefficient, pilih pearson. Pada bagian Test of significance pilih two-tailed, centang flag significance correlations. Kemudian klik tombol ok. Berdasarkan tabel hasil perhitungan SPSS, butir pertanyaan dapat dikatakan valid apabila r >0,3. Seluruh butir-butir kuesioner memiliki total lebih besar daripada r=0,3, sehingga dinyatakan valid seluruhnya. 4.8 Uji Reliabilitas Kuesioner Untuk menguji validitas kuesioner digunakan program SPSS,dengan menghitung scale yang dimiliki data. Pada program SPSS, pilih analyze scale

reliability analysis, klik tombol statistik centang item, scale if item deleted dan correlation. Maka didapat hasil seperti tabel dibawah ini: Tabel 4.20 Hasil Uji Reliabilitas Menggunakan SPSS Dari tabel maka dapat alpha cronbach sebesar 0,929, yaitu lebih besar daripada 0,70. Alpha Cronbach ini menunjukan bahwa data kuesioner telah reliabel. 4.9 Tingkat Kelelahan Pe. Kelelahan pe dapat dihitung berdasarkan kuesioner yang sudah diisi oleh 92 responden (pe). Pertama-tama hitung dahulu jumlah masing-masing nilai untuk setiap kuesioner yang telah diisi. Kemudian hitung rata-rata dari masingmasing nilai tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka didapat grafik sebagai berikut: Gambar 4.16 Grafik Tingkat Kelelahan (dalam persen). Dari grafik 4.16 Dapat disimpulkan bahwa kondisi pe yang be di PT. Vigano Cipta Perdana mengalami kondisi: sangat lelah sebesar 1,18%; lelah sebesar 10,24%; cukup lelah sebesar 23,94%; hampir lelah sebesar 27,41%; biasa saja 19,82%; sangat biasa sebesar 9,82%. Untuk mengantipasi dampak buruk dari kondisi sangat lelah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kondisi kesehatan karyawan yang merasakan kelelahan 4.10 Menghitung Korelasi Metode Pearson Menggunakan SPSS.

Untuk Menghitung korelasi antara produktivitas dengan kelelahan menggunakan SPSS, terlebih dahulu masukan data produktivitas dan kelelahan. Pada program SPSS, pilih analyze correlate bivariate. Pada pilihan Correlation coefficient, pilih pearson. Pada bagian Test of significance pilih twotailed, centang flag significance correlations. Kemudian klik tombol ok. Maka akan keluar tabel sebagai berikut: Tabel 4.21 Perhitungan Korelasi Metode Pearson Menggunakan SPSS Dari tabel 4.21 didapat korelasi produktivitas dengan kelelahan bernilai 0,307. Hal ini berarti kelelahan tidak berpengaruh terlalu signifikan terhadap produktivitas.