RENCANA KINERJA TAHUNAN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013


Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan i

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

LAPORAN KINERJA (LKJ)

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN Visi : TERWUJUDNYA PRODUKSI TANAMAN PANGAN YANG CUKUP DAN BERKELANJUTAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

Laporan Tahunan

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2014

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

KATA PENGANTAR. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

PROVINSI SUMATERA SELATAN WALIKOTA PAGAR ALAM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DAFTAR ISI BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI 2 BAB II SUSUNAN ORGANISASI 2 BAB III WAKIL MENTERI PERTANIAN 3 BAB IV SEKRETARIAT JENDERAL 4

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

PENGANTAR. Ir. Suprapti

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang


RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENGANTAR. Surabaya, Desember 2015 Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR : TANGGAL :

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kokoh dan pesat. Pertanian

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

Transkripsi:

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012

KATA PENGANTAR Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa setiap Kementerian Negara/Lembaga, unit organisasi eselon I, dan unit kerja eselon II harus menyusun Penetapan Kinerja, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Pengukuran Kinerja (PK). Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2013 disusun sebagai hasil penelaahan atas capaian tujuan yang meliputi sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang hendak dicapai pada Rencana Strategis Tahun 2010 2014. Pada tahun 2013 melaksanakan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan meliputi 8 (delapan) kegiatan: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia; (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, (3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan; (4) Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan; (5) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI); (6) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih; (7) Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan; serta (8) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Program dan kegiatan ini merupakan aktifitas seperti tahun sebelumnya. Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2013 ini disusun sebagai acuan penyusunan kegiatan dan anggaran tahun 2013. i P a g e

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 4 BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI... 5 2.1 Sekretariat... 6 2.2 Direktorat Budidaya Serealia... 6 2.3 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi... 7 2.4 Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan... 8 2.5 Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan... 9 2.6 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan... 9 2.7 Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH)... 10 2.8 Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan (BBPOPT)... 11 BAB III VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI.. 13 3.1 Visi... 13 3.2 Misi... 13 3.3 Tujuan... 13 3.4 Sasaran... 14 3.5 Kebijakan... 15 3.6 Strategi... 20 BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN... 23 ii P a g e

4.1 Program... 31 4.2 Kegiatan... 35 MATRIK RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013... 47 iii P a g e

DAFTAR TABEL Tabel 1 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Tahun 2013.. 15 Tabel 2 Perkembangan Program dan Kegiatan Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2010 2012... 24 Tabel 3 Alokasi Anggaran Per Program dan Per Jenis Belanja Lingkup Tahun 2010 28 2012... Tabel 4 Komponen Prioritas Pemberdayaan dan Penguatan Program/Kegiatan pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA 2013.. 32 Tabel 5 Rencana Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Melalui SLPTT dan Lokasi Pengembangan 34 Melalui APBN TA 2013 Tabel 6 Rencana Kinerja Tahunan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2013 38 Tabel 7 Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2013.. 39 Tabel 8 Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013. 40 Tabel 9 Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2013... 42 Tabel 10 Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2013 43 Tabel 11 Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2013... 44 Tabel 12 Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura 45 Tahun 2013.. Tabel 13 Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan Tahun 2013. 46 iv P a g e

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Hubungan Strategi dan Empat Sukses Kementerian Pertanian 20 Gambar 2 Catur Strategi Pencapaian Produksi Tanaman Pangan 22 v P a g e

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Sasaran Indikatif Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi Tahun 2013... 49 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung Tahun 2013... 50 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai Tahun 2013... 51 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kacang Tanah Tahun 2013... 52 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kacang Hijau Tahun 2013... 53 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Kayu Tahun 2013... 54 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar Tahun 2013... 55 Susunan Organisasi (Berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/ OT.140/10/2010, tanggal 14 Oktober 2010)... 56 Daftar Komoditi Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006,tanggal 12 September 2006)... 58 vi P a g e

1.1. Latar Belakang Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan pedoman dalam j Perencanaan dan Penganggaran (RPP), pembangunan dilaksanakan dalam koridor jangka menengah pada periode Tahun 2010-2014, Kementerian Pertanian melaksanakan 12 (dua belas) program, yang dilaksanakan oleh 12 unit Eselon I, dimana setiap unit Eselon I melaksanakan 1 (satu) program. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melaksanakan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan memiliki 8 (delapan) kegiatan yaitu: (1) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada ; (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia; (3) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi; (4) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan; (5) Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan; (6) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI; (7) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih; dan (8) Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Subsektor tanaman pangan memiliki komoditas yang cukup beragam untuk dapat ditumbuhkembangkan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006 tentang Daftar Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, dan Direktorat Jenderal Perkebunan; memiliki 36 komoditi tanaman pangan sebagai tanggung jawab binaan. Namun demikian, karena faktor keterbatasan yang ada, arah dan kebijakan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman 1 P a g e

Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan diprioritaskan pada: 1) Komoditi utama dan unggulan nasional, yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Komoditi ini merupakan komoditi utama dan unggulan bagi kebutuhan pangan pokok nasional. 2) Komoditi alternatif/unggulan daerah (lokal) seperti talas, garut, gembili, sorgum, gandum dan lain-lain. Komoditi ini sebagai substitusi maupun komplemen dari komoditas utama dan unggulan nasional. Pemerintah menetapkan tema Pembangunan Nasional tahun 2013 yaitu: Memperkuat Potensi Perekonomian Domestik bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat. Empat unsur utama dalam tema tersebut adalah: (1) Daya saing, (2) Daya tahan ekonomi, (3) Peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat, serta (4) Stabilitas sosial dan politik. Peningkatan daya saing merupakan kinerja pemerintah yang berfokus pada peningkatan iklim investasi dan usaha, percepatan penyediaan infrastruktur atau pembangunan jalur penyambung antar daerah yang selama ini menjadi persoalan lamanya distribusi, peningkatan pembangunan industri di berbagai koridor ekonomi, dan penciptaan lapangan kerja khususnya bagi pekerja muda. Daya tahan ekonomi meliputi persoalan ketahanan pangan, yakni perencanaan pencapaian surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014 dan peningkatan rasio elektrifikasi dan konversi energi. Peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat bersumber pada dua poros utama yaitu: peningkatan pembangunan sumber daya manusia sehingga mampu menghasilkan kinerja yang berkualitas serta peningkatan mutu SDM, dan percepatan pengurangan kemiskinan yang terangkum dalam sinergi klaster satu hingga empat. Pemantapan stabilitas sosial dan politik, didalamnya termasuk persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2014, membaiknya kinerja 2 P a g e

birokrasi dan pemberantasan korupsi, serta percepatan pembangunan minimum essential force (MEF). Prioritas nasional dan isu strategis tahun 2013 mencakup 11 prioritas yaitu (1) Reformasi birokrasi dan tata kelola, (2) Pendidikan, (3) Kesehatan, (4) Penanggulangan kemiskinan, (5) Ketahanan pangan (6) Infrastruktur, (7) Iklim investasi dan iklim usaha, (8) Energi, (9) Lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, (10) Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik, (11) Kebudayaan, kreatifitas dan inovasi teknologi. Selain 11 prioritas itu, ada tiga prioritas lainnya (12) Bidang politik, hukum dan keamanan, (13) Bidang perekonomian, dan (14) Bidang kesejahteraan rakyat. Pada Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2013 akan disajikan integrasi program pemerintah Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI). Pada prinsipnya, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi. Indikator kinerja yang menentukan keberhasilan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan adalah terjadinya peningkatan produksi, produktivitas dan luas panen dari komoditas Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar. Peningkatan produksi untuk Padi 72.063.735 ton GKG, Jagung 26.000.000 ton pipilan kering, Kedelai 2.250.000 ton biji kering, Kacang Tanah 1.200.000 ton biji kering, Kacang Hijau 410.000 ton biji kering, Ubi Kayu 26.300.000 umbi basah, dan Ubi Jalar 2.450.000 umbi basah. Untuk mengoptimalkan kinerja program dan kegiatan yang dibiayai dari APBN dapat berjalan dengan baik, tepat sasaran dan tepat waktu serta efisien 3 P a g e

dan efektif, maka disusun Rencana Kinerja Tahunan. Dalam hal ini, penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dilaksanakan melalui proses yang partisipatif dari unit kerja lingkup berdasarkan Rencana Strategis Tahun 2010-2014. 1.2. Tujuan Tujuan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2013 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ini merupakan acuan dasar dalam mewujudkan tujuan dan sasaran Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan yang ditetapkan serta dalam menyusun anggaran program/kegiatan TA 2013 bagi pelaksana kegiatan di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam melakukan pembinaan dan melaksanakan tugas pokoknya terkait fungsi koordinasi, manajemen dan administrasi. 4 P a g e

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/ 10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi : 1. Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan, dan pascapanen tanaman pangan; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan; 3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan; 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan, budidaya, perlindungan dan pascapanen tanaman pangan; dan 5. Pelaksanaan administrasi., secara struktural membawahi 1 (satu) Sekretariat Direktorat Jenderal, 5 (lima) Direktorat dan 2 (dua) Balai Besar sebagai berikut : 1. Sekretariat ; 2. Direktorat Budidaya Serealia; 3. Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi; 4. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan; 5. Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan; 6. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan; 7. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura; dan 8. Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan. 5 P a g e

Penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat Direktorat, Direktorat dan Balai Besar adalah sebagai berikut : 2.1 Sekretariat Tugas Pokok : Memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan. Fungsi : a. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerja sama di bidang tanaman pangan; b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman pangan; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Tanaman Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2.2 Direktorat Budidaya Serealia Tugas Pokok: Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya serealia. Fungsi : 6 P a g e

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering, jagung, dan serealia lain; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Serealia. 2.3 Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya aneka kacang dan umbi. Fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya kedelai, ubi kayu, aneka kacang, dan aneka umbi; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. 2.4 Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan 7 P a g e

Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan tanaman pangan. Fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan benih; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan benih; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan benih; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih, produksi benih serealia, produksi benih aneka kacang dan umbi, dan kelembagaan benih; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan. 2.5 Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tugas : 8 P a g e

Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen tanaman pangan. Fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi; c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen padi, jagung dan serealia lain, kedelai dan aneka kacang, serta aneka umbi; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 2.6 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perlindungan tanaman pangan. Fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu; 9 P a g e

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan data organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim, teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, dan pengelolaan pengendalian hama terpadu; dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 2.7 Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura (BBPPMBTPH) Tugas : Melaksanakan pengembangan pengujian mutu benih dan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura. Fungsi : 1. Penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian mutu benih dan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih; 2. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura; 3. Pelaksaan uji banding (uji profidiensi, untuk kerja metode, uji arbirtase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura; 4. Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan hortikultura yang beredar; 10 P a g e

5. Pelaksanaan sertifikasi benih untuk tujuan ekspor (Orange, Green and Blue Certificate); 6. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura; 7. Pelaksanaan Sertifikasi Sistem Mutu dan pemberian hak penandaan SNI pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura; 8. Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih dan pelaksanaan kerjasama laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura; 9. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar 2.8 Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Tugas : Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan mempunyai tugas melaksanakan dan mengembangkan peramalan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), serta rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura. Fungsi : 1. Penyusunan program dan evaluasi peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura; 2. Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT, dan faktor penentu perkembangan OPT; 3. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT); 4. Pelaksanaan perumusan peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT; 5. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT; 11 P a g e

6. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu dan standar Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP); 7. Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura; 8. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT. 12 P a g e

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN BAB III DAN STRATEGI 3.1. Visi mempunyai Visi Tahun 2010-2014, yaitu Terwujudnya Produksi Tanaman Pangan Yang Cukup dan Berkelanjutan. 3.2. Misi Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas, Misi yang harus dilaksanakan oleh Tahun 2010-2014 adalah : 1. Mewujudkan birokrasi tanaman pangan yang profesional dan berintegrasi; 2. Meningkatkan perluasan penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat dan berkelanjutan; 3. Mengembangkan sistem penyediaan benih yang efisien, efektif dan berkelanjutan; 4. Meningkatkan penanganan pascapanen tanaman pangan; 5. Meningkatkan pengamanan produksi tanaman pangan; 6. Mendorong peran serta instansi dan stakeholder terkait serta masyarakat dalam pembangunan tanaman pangan yang berkelanjutan. 3.3. Tujuan Sesuai dengan visi dan misi, maka tujuan yang akan dilaksanakan Tahun 2010-2014 adalah: 1. Meningkatkan produktivitas melalui peningkatan luas areal penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat dan berkelanjutan untuk peningkatan produksi dalam rangka mencapai ketahanan pangan; 13 P a g e

2. Menyelenggarakan sistem penyediaan benih tanaman pangan yang efisien dan berkelanjutan di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat, dan tersalurnya benih tanaman pangan bersubsidi; 3. Meningkatkan penanganan pascapanen tanaman pangan di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat; 4. Mengendalikan serangan OPT dan DPI di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman pangan; 5. Menyelenggarakan pelayanan teknis dan administrasi secara profesional dan berintegritas dilingkungan ; 6. Menciptakan metoda pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan; 7. Menyediakan informasi dan menciptakan model peramalan OPT sebagai rujukan dalam pengamanan produksi tanaman pangan. 3.4. Sasaran Sasaran utama pembangunan tanaman pangan tahun 2010-2014 merupakan turunan dari sasaran utama pembangunan pertanian yaitu: a) mewujudkan pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, b) mewujudkan peningkatan diversifikasi pangan, c) mewujudkan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, serta d) mewujudkan peningkatan kesejahteraan petani. Keempat sasaran ini disebut dengan Empat Sukses Kementerian Pertanian. Pencapaian keempat sasaran (target) utama diharapkan dapat memberikan dampak kinerja yang signifikan bagi pemenuhan kebutuhan nasional dan ketahanan pangan nasional, baik kebutuhan pangan, kebutuhan pakan, kebutuhan energi maupun kebutuhan bahan baku untuk industri lainnya. Selain itu, dampak kinerja pembangunan tanaman pangan juga diharapkan dapat mengurangi jumlah kemiskinan dan meningkatkan pendapatan negara. 14 P a g e

Pencapaian Empat Sukses Kementerian Pertanian tersebut memerlukan keterpaduan pelaksanaan program baik lingkup Kementerian Pertanian maupun lintas Kementerian/Pemerintahan. Fungsi dari program pemerintah hanya berupa stimulan untuk menggerakkan kekuatan ekonomi tanaman pangan secara nasional. Dalam hal ini, pembangunan tanaman pangan dikelompokkan pada pengembangan komoditas utama dan komoditas alternatif. Namun demikian, penetapan sasaran produksi hanya dilakukan pada komoditi padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, dan ubi kayu. Sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan Tahun 2013 Komoditas Luas Tanam(Ha) Luas Panen(Ha) Produktivitas (ku/ha) Produksi (Ton) Padi 14.088.212 13.616.248 53,68 72.063.735 Jagung 4.974.349 4.821.704 53,92 26.000.000 Kedelai 1.538.000 1.465.000 15,36 2.250.000 Kacang 869.000 827.600 14,50 1.200.000 Tanah Kacang 350.900 333.800 12,28 410.000 Hijau Ubi Kayu 1.416.200 1.348.700 195,00 26.300.000 Ubi Jalar 215.400 205.000 120,00 2.450.000 Sumber: Renstra Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2010-2014 (untuk rincinya per provinsi dapat dilihat pada lampiran 1 sd 7) 3.5. Kebijakan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2013 merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan sekaligus merupakan rangkaian lanjutan dari RKP tahun 2012. Tema Rencana Kerja Pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu tahun 2013 adalah Memperkuat Potensi Perekonomian Domestik bagi Peningkatan 15 P a g e

dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat. Empat unsur utama dalam tema tersebut adalah: (1) Daya saing, (2) Daya tahan ekonomi, (3) Peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat, serta (4) Stabilitas sosial dan politik. Tema ini merupakan landasan dalam menyusun rancangan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran pembangunan, yang tertuang dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2013. Pada prinsipnya, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi. Kementerian Pertanian menetapkan 23 (dua puluh tiga) arah kebijakan pembangunan pertanian tahun 2010-2014. Dari 23 arah kebijakan tersebut, 9 (sembilan) diantaranya terkait langsung dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, yaitu: (1) melanjutkan dan memantapkan kegiatan tahun sebelumnya yang terbukti sangat baik kinerja dan hasilnya, antara lain: bantuan benih/bibit unggul, subsidi pupuk, alsintan, Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT); (2) melanjutkan dan memperkuat kegiatan yang berorientasi pemberdayaan masyarakat seperti Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3), (3) pemantapan swasembada beras dan jagung melalui peningkatan produksi yang berkelanjutan, (4) pencapaian swasembada kedelai, (5) pembangunan sentra-sentra pupuk organik berbasis kelompok tani, (6) penguatan kelembagaan perbenihan dan perbibitan nasional,(7) peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian hama penyakit tumbuhan secara terpadu, (8) berperan aktif dalam melahirkan kebijakan makro yang berpihak kepada petani seperti perlindungan tarif dan non tarif perdagangan internasional, penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), dan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi, serta (9) peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan pertanian yang akuntabel dan good governance. Secara operasional, kebijakan pembangunan tanaman pangan diprioritaskan pada 1) pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung, 3) pencapaian swasembada kedelai tahun 2014, 3) pengembangan komoditas spesifik lokasi di Kawasan Timur (Direktif Presiden), 4) penguatan pangan 16 P a g e

nasional berbasis Koridor MP3I, serta 5) pengembangan produksi di kawasankawasan khusus lainnya seperti kawasan perbatasan dan kawasan agropolitan. Optimalisasi keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan tanaman pangan perlu didukung oleh iklim berusahatani yang kondusif. Dalam hal ini, dukungan kebijakan yang berpengaruh terhadap iklim usaha atau pengembangan agribisnis tanaman pangan harus diperhatikan antara lain: (1) Harga Kegiatan usahatani dari suatu komoditas dapat berjalan apabila petani memperoleh insentif/keuntungan yang memadai. Karena itu, pemerintah perlu menjaga kestabilan harga dan pasar hasil tanaman pangan sepanjang tahun melalui penetapan harga pembelian oleh pemerintah, khususnya komoditas strategis seperti padi, jagung dan kedelai. Pengawasan pemerintah sangat diperlukan untuk menghindari ulah spekulasi pedagang yang dapat memainkan harga. Selain itu perlu mengupayakan tumbuh dan berkembangnya kemitraan antara petani dengan pedagang/industri olahan/pengusaha lainnya. Dalam pengendalian harga tersebut diperlukan koordinasi dengan instansi dan stakeholder terkait, baik pada tingkat propinsi dan kabupaten/kota maupun tingkat pusat. (2) Bea Masuk Dalam era globalisasi dewasa ini persaingan pasar antar komoditas tanaman pangan semakin ketat. Komoditas tanaman impor sering membanjiri pasar dalam negeri dengan harga yang lebih murah. Hal ini dapat menghancurkan pengembangan agribisnis tanaman pangan dalam negeri. Produk impor lebih murah dari produk dalam negeri, karena pemerintah negara-negara eksportir melindungi para petaninya secara baik dengan berbagai cara, sehingga mampu menghasilkan kualitas yang baik serta dengan kontinuitas pasokan yang terjamin. Oleh karena sistem atau cara perlindungan yang diberikan terhadap petani mulai dari 17 P a g e

aspek proses produksi sampai aspek pemasaran hasil dan sistem perdagangannya perlu dikembangkan lebih lanjut. Salah satu upaya untuk menghadapi persaingan tersebut di atas, pemerintah Indonesia melindungi petaninya melalui pemberlakuan bea masuk (tarif) impor. Pemberlakuan tarif impor tersebut masih dimungkinkan dalam kerangka kebijakan World Trade Organization (WTO). Untuk mengatasi penyelundupan produk-produk tanaman pangan dilakukan koordinasi dalam pengawasan pintu-pintu masuk penyelundupan barang-barang dari luar negeri. (3) Karantina Tumbuhan Indonesia sangat kaya akan berbagai jenis sumber daya alam hayati berupa aneka ragam jenis tumbuhan, hewan, ikan yang perlu dijaga dan dilindungi kelestariannya dari berbagai hama, penyakit dan organisme pengganggu. Oleh karena itu untuk mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan, hama dan penyakit hewan/ikan melalui media pembawa (tumbuhan dan bagian-bagiannya, hewan, asal bahan hewan, hasil bahan asal hewan, ikan dan/atau benda lainnya) dari luar negeri atau dari area lain di dalam negeri, perlu pengawasan dan penjagaan ketat oleh petugas karantina. Pada era perdagangan bebas ini, karantina merupakan suatu instrumen yang penting untuk memperlancar arus perdagangan, baik ekspor maupun impor. Dengan adanya peraturan karantina yang selaras dengan aturan sanitasi dan fitosanitari (sanitary and phytosanitary/sps regulation) diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk ekspor impor yang pada gilirannya juga dapat meningkatkan taraf hidup petani. Dengan demikian dapat dihindarkan terjadinya tuntutan terhadap produk Indonesia di luar negeri akibat buruknya mutu. Demikian juga derasnya arus masuk produk luar negeri yang tidak bermutu dapat dicegah melalui pengawasan karantina. Untuk menjaga masuknya produk-produk pertanian tanaman (termasuk benih) yang tidak memenuhi persyaratan keamanan hama dan penyakit 18 P a g e

serta lingkungan, maka perlu pengawasan dan penjagaan ketat oleh petugas karantina. Penjagaan dari aspek hama dan penyakit serta lingkungan tersebut di atas meliputi keamanan jangka pendek sampai dampak dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu koordinasi dengan pihak karantina setempat perlu dilakukan dan lebih ditingkatkan. (4) Pengendalian Alih Fungsi Lahan Meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya ekonomi serta industri, berakibat terjadinya degradasi, alih fungsi, dan fragmentasi lahan pertanian pangan yang mengancam daya dukung wilayah secara nasional dalam menjaga ketahanan pangan menuju kemandirian pangan nasional. Upaya pengendalian terhadap terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian/non-tanaman pangan secara efektif dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) dan Peraturan Pemerintah pendukungnya. Sesuai dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 menyatakan bahwa Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan diselenggarakan dengan tujuan: a) melindungi kawasan dan lahan pertanian pangan secara berkelanjutan; b) menjamin tersedianya lahan pertanian pangan secara berkelanjutan; c) mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan; d) melindungi kepemilikan lahan pertanian pangan milik petani; e) meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan petani dan masyarakat; f) meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan petani; g) meningkatkan penyediaan lapangan kerja bagi kehidupan yang layak; h) mempertahankan keseimbangan ekologis; dan i) mewujudkan revitalisasi pertanian. Sanksi bagi orang, perseorangan, pejabat pemerintah yang melakukan alih fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2-5 tahun dan denda berkisar antara satu milyar rupiah sampai tujuh milyar rupiah. 3.6. Strategi 19 P a g e

Pencapaian sasaran pembangunan tanaman pangan akan ditempuh melalui strategi Tujuh Gema Revitalisasi Pertanian yaitu: (1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi Perbenihan dan Perbibitan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana; (4) Revitalisasi Sumber Daya Manusia; (5) Revitalisasi Pembiayaan Petani; (6) Revitalisasi Kelembagaan Petani; serta (7) Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir. TUJUH GEMA REVITALISASI PERTANIAN EMPAT SUKSES LAHAN PERBENIHAN/PERBIBITAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN DAN SWASEMBADA INFRASTRUKTUR DAN SARANA SUMBER DAYA MANUSIA PEMBIAYAAN PERTANIAN DIVERSIFIKASI PANGAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, DAN EKSPOR KELEMBAGAAN PERTANIAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI HILIR PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI Gambar 1. Hubungan Strategi dan Empat Sukses Kementerian Pertanian Ketujuh strategi pembangunan pertanian tersebut akan mempengaruhi tingkat keberhasilan yang dapat dicapai. Namun demikian, harus disadari bahwa ketujuh strategi tersebut melibatkan institusi pemerintah lainnya dan institusi non pemerintah. Untuk mewujudkan pencapaian Empat Sukses tersebut, orientasi peningkatan produksi menjadi alat (instrumen) utama yang diprioritaskan. Untuk itu, sebagai jaminan tambahan bagi petani atau pelaku usaha pertanian, pemerintah memberikan stimulan baik berupa bantuan, subsidi ataupun insentif lainnya. Pemberian ini sebagai bagian dari meringankan biaya usaha dan sekaligus meningkatkan pendapatan. 20 P a g e

Secara harfiah, peningkatan produksi diharapkan dapat memacu peningkatan pendapatan. Berkaitan dengan peningkatan produksi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan strategi pencapaian produksi tanaman pangan melalui empat strategi atau disebut dengan Catur Strategi Pencapaian Produksi Tanaman Pangan yaitu: 1. Peningkatan produktivitas 2. Perluasan areal dan optimasi lahan 3. Penurunan konsumsi beras dan pengembangan diversifikasi pangan 4. Peningkatan manajemen. Catur strategi pencapaian produksi tanaman pangan ini merupakan penajaman sekaligus revisi atas catur strategi yang selama ini digunakan yaitu 1) peningkatan produktivitas, 2) perluasan areal tanam, 3) pengamanan produksi, dan 4) penguatan kelembagaan dan pembiayaan. Hal ini dilakukan sebagai proses penegasan dan respon atas perubahan lingkungan yang terjadi. Proses penajaman dan revisi terhadap strategi pencapaian produksi tanaman pangan telah mempertimbangkan aspek keberlanjutan program pembangunan tanaman pangan dan aspek keterpaduan baik disisi hulu, onfarm, maupun hilir. 21 P a g e

Gambar 2. Catur Strategi Pencapaian Produksi Tanaman Pangan Sedangkan sasaran strategis yang hendak dicapai adalah: 1. Mewujudkan pencapaian produksi secara berkelanjutan dalam rangka penyediaan kebutuhan nasional; 2. Mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena DPI; dan 3. Mengamankan kehilangan (susut) hasil produksi. 22 P a g e

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN Selama periode tahun 2010 2014 pelaksanaan Program dan Kegiatan di lingkup mengalami perubahan (revisi), seiring dengan terjadinya perubahan struktur organisasi dan tata kerja Kementerian Pertanian sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 dan Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (edisi revisi) pada Desember 2011. Perkembangan fase perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. 23 P a g e

Tabel 2. Perkembangan Program dan kegiatan lingkup Tahun 2010 2012 No. Tahun Program Kegiatan Rencana Alokasi Anggaran Renstra (Milyar Rp) 1. 2010 1. Program Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing 2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 4. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik Alokasi Anggaran (Milyar Rp) 1. Integrasi Tanaman Ternak, Kompos dan Biogas 892,35 892,37 2. Peningkatan Kegiatan Eksibisi, Perlombaan, dan Penghargaan Kepada Petani/Pelaku Agribisnis 3. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), Penyakit Hewan, Karantina dan Peningkatan Keamanan Pangan 4. Bantuan Benih, Sarana Produksi dan Penguatan Kelembagaan Perbenihan 5. Mekanisasi Pertanian Pra dan Pasca Panen 6. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian 7. Penguatan Kelembagaan Ekonomi Perdesaan Melalui Lembaga Mandiri Yang Mengakar di Masyarakat (LM3) 8. Penerapan dan Pemanfaatan Prinsip Good Governance 9. Gaji, Honor, Tunjangan, Operasional Kantor dan Pemeliharaan Perkantoran 24 P a g e

2. 2011 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan Untuk mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan 3. 2012 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan Untuk mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan 1. Dukungan Manajemen, dan Teknis Lainnya Pada 2. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 3. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 4. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 5. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 6. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI 7. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih 8. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan 1. Dukungan Manajemen, dan Teknis Lainnya Pada 2. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 3. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 4. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 5. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 6. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI 1.086,65 2.258,71 3.115,49 3.115,49 25 P a g e

7. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih 8. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan 26 P a g e

Sedangkan perkembangan alokasi anggaran tahun 2010 2012 di lingkup dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. 27 P a g e

Tabel 3. Alokasi Anggaran Tahun 2010 2012 Per Program dan Per Jenis Belanja di Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kode Program/Kegiatan Utama Jenis Belanja (Milyar Rp) Belanja Belanja Belanja Modal Pegawai Barang Belanja Bansos Jumlah (Milyar Rp) Tahun 2010 52,694 272,284 4,975 562,415 892,368 01.01.09 Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik Program Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Pertanian 04.03.04 Program Peningkatan Ketahanan Pangan 04.03.08 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Tahun 2011 018.03.06 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan 1761 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 1762 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 1763 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 1764 Penguatan perlindungan Tanaman dari Gangguan OPT dan DPI 52,694 10,615 - - 63,309-5,750-17,000 22,750-213,000 4,145 450,415 667,560-42,920 0,830 95,000 138,750 49,937 325,298 22,754 1.860,721 2.258,710 0 31,923 0,194 149,205 181,322 0 57,954 0,593 417,125 475,683 0 57,322 2,573 1.166,461 1.226,356 0 83,531 1,369 0 84,900 28 P a g e

1765 Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 1766 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan 1767 Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih 1768 Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun 2012 018.03.06 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan 1761 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 1762 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 1763 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 1764 Penguatan perlindungan Tanaman dari Gangguan OPT dan DPI 1765 Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 1766 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013 0 17,925 0,203 69,930 88,059 43,616 70,299 17,477 58,000 189,392 2,731 3,004 0,266 0 6,000 3,591 3,329 0,080 0 7,000 Rupiah Murni 49,937 320,804 22,724 1.860,721 2.254,186 PNBP 0 0,145 0,030 0 0,175 Hibah Luar Negeri 0 4,349 0 0 4,349 53,801 588,188 36,669 2.436,834 3.115,491 0 20,442 0,889 154,419 175,749 0 96,516 0,431 847,342 944,289 0 151,534 9,017 1.292,700 1.453,251 0 178,235 6,002 1,963 189,200 0 22,894 0,231 67,411 90,536 46,507 109,871 19,436 73,000 248,814 29 P a g e

1767 Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih 1768 Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2013 3,165 3,629 0,507 0 7,300 4,129 5,067 0,156 0 9,353 Rupiah Murni 53,801 588,063 36,497 2.436,834 3.115,195 PNBP 0 0,125 0,172 0 0,297 Hibah Luar Negeri 0 0 0 0 0 30 P a g e

4.1. Program Dalam mewujudkan sasaran strategis pembangunan tanaman pangan, menetapkan program tahun 2013 yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Indikator keberhasilan kinerja Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan adalah: 1. Jumlah produksi; 2. Susut hasil produksi; dan 3. Luas areal tanaman pangan yang ditoleransi terserang OPT dan terkena DPI. Untuk mewujudkan pencapaian kinerja program tersebut, maka perlu didukung pencapaian kinerja kegiatan dari masing-masing unit eselon II yaitu: 1. Sekretariat : Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada. 2. Direktorat Budidaya Serealia: Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia. 3. Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi: Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. 4. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan: Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan. 5. Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan: Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan. 6. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan: Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). 7. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH): Kegiatan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih. 31 P a g e

8. Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT): Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan. Untuk mewujudkan kinerja program tahun 2013, komponen prioritas yang terus ditumbuhkembangkan adalah: 1) Mengoptimalkan bantuan kepada petani, penangkar benih, pelaku usaha pascapanen, dan lembaga yang mengakar di masyarakat; 2) Memperkuat brigade produksi (brigade proteksi) dan petugas di lapangan; 3) Memperkuat fungsi unit pelaksana teknis daerah (BBI, BPSBTPH, dan BPTPH); dan 4) Memperkuat cadangan bantuan saprodi dalam mengatasi dampak bencana yang timbul. Tabel 4. Komponen Prioritas Pemberdayaan dan Penguatan Program/ Kegiatan pada TA 2013 No. Kegiatan Komponen Prioritas Pemberdayaan/Penguatan 1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi - SLPTT Padi Non Hibrida (sawah) dengan bantuan benih dan LL - SLPTTPadi Non Hibrida Spesifik Lokasi - SLPTT Padi Hibrida Peningkatan IP - SLPTT Padi Non Hibrida (Rawa) dengan bantuan benih dan LL - SLPTT Pengembangan Padi Hibrida dengan LL - Demfarm Padi Hibrida - SLPTT Padi Lahan Kering dengan LL - SLPTT Jagung Komposit dengan bantuan benih dan LL - SLPTT Jagung Hibrida dengan LL - Fasilitasi Kemitraan Pengembangan Pangan Alternatif - Pembinaan, pengawalan, pendampingan,monev Serealia - CPCL, koordinasi, pengawalan dan monev, Posko P2BN - Ubinan padi - Ubinan jagung - SLPTT Kedelai - Pengembangan Kedelai Model - Pengembangan Kacang Tanah - Pengembangan Kacang Hijau - Pengembangan Ubi Kayu - Pengembangan Ubi Jalar - Koordinasi kemitraan Akabi - Ubinan Kedelai 32 P a g e

3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 4. Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan 5. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan Dari Gangguan OPT dan DPI 6. Pengembangan Peramalan Serangan OPT 7. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih Dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih 8 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan - Pembinaan, pengawalan, pendampingan, monev - BLBU Padi Non Hibrida, Padi Hibrida, Padi Lahan Kering, Jagung Komposit, Jagung Hibrida Non SL, Kedelai - Operasional UPTD BPSBTPH - Insentif Petugas Pengawas Benih Tanaman (PBT) - Operasinal Balai Benih - Pemberdayaan Penangkar Benih Padi, Jagung, Kedelai - Pembinaan, monev pembinaan penangkar benih padi, jagung dan kedelai - Pembinaan, pengawalan, monev BLBU, subsidi, CBN padi, jagung dan kedelai - Pembangunan Unit Prosesing Benih - Optimalisasi balai benih - Bantuan sarana Pascapanen padi, jagung, kedelai, ubi kayu dan ubi jalar - Pembinaan, bimbingan teknis, apresiasi dan monev pascapanen - Penguatan sistem pengamatan dan pengendalian dini padi, jagung dan kedelai - Peningkatan SDM perlindungan tanaman padi, jagung dan kedelai - Sekolah Lapangan Pengamatan Hama Terpadu (SLPHT) padi, jagung dan kedelai - Bahan dan sarana pengendalian OPT padi, jagung dan kedelai - Pelatihan alumni SLPHT untuk penguatan RPH padi, jagung dan kedelai - Pemberdayaan PPAH - Surveilans OPT padi, jagung dan kedelai - Sekolah Lapangan Iklim (SLI) padi, jagung dan kedelai - Gerakan pengendalian OPT dan DPI - Koordinasi penanggulangan OPT/DPI padi, jagung dan kedelai - BOP PNS dan honorer - Penguatan Lab Pengamatan Hama Terpadu (LPHP/LAH) - Pemberdayaan THL POPT-PHP - Pengembangan Peramalan Serangan OPT - Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih - Pembinaan, belanja pegawai, dan belanja barang operasional - Dukungan kawasan lainnya : MP3I - Daerah perbatasan dan daerah tertinggal - Daerah perbatasan dan daerah tertinggal: Agropolitan - Bantuan untuk LM3 - Bantuan untuk bencana alam 33 P a g e

Salah satu instrumen utama yang menjadi model (benchmark) pemberdayaan sebagai gambaran pokok atas keberhasilan program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah Sekolah Lapangan meliputi Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) dan Sekolah Lapangan Iklim (SLI). Ketiga sekolah lapangan ini akan didukung oleh berbagai kegiatan pendukung lain. Sekolah lapangan ini difokuskan pada komoditas padi, jagung dan kedelai. Untuk komoditas lain dilakukan melalui pola pengembangan dengan luasan tertentu (dem area). Untuk mendukung pencapaian sasaran produksi komoditas tanaman pangan, sasaran luas tanam SLPTT atau lokasi pengembangan (dem area) yang dibiayai melalui APBN TA 2013 terlihat pada tabel 8 dibawah ini. Tabel 5. Rencana Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Melalui SLPTT dan Lokasi Pengembangan Melalui APBN TA 2013 Komoditas Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) Padi Non Hibrida 2.400.000 2.280.000 64,00 14.592.000 Padi Hibrida 400.000 380.000 77,00 2.926.000 Padi Lahan Kering 450.000 428.000 37,50 1.603.000 Jagung 225.000 213.750 65,00 1.389.380 Kedelai 425.000 403.750 16,00 665.570 Kacang Tanah 200.000 190.000 17,51 370.360 Kacang Hijau 20.000 19.000 13,00 25.540 Ubi Kayu 6.580 6.250 250,00 169.820 Ubi Jalar 10.760 10.220 130,00 149.290 Dalam meningkatkan pelaksanaan program dan kegiatan lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA 2013, alokasi anggaran untuk belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja bantuan sosial. Dari keempat jenis belanja diatas, belanja yang merupakan fasilitasi langsung kepada masyarakat adalah belanja bantuan sosial. Berkaitan dengan belanja bantuan sosial dapat dijelaskan bahwa penetapan alokasi anggaran untuk belanja bantuan sosial dikategorikan karena alasan pemberdayaan sosial dan penanganan bencana. Memperhatikan pengelolaan belanja bantuan sosial, maka penempatan 34 P a g e

alokasi DIPA disesuaikan dengan karakteristik jenis bantuan sosial yang diberikan. Pola pelaksanaan bantuan sosial dimaksud dilakukan melalui transfer uang dan/atau transfer barang. Hal ini sangat tergantung dengan ketepatan dan keefektifan dalam penyaluran dan pelaksanaan kegiatan. Mekanisme pengadaan barang/jasa melalui transfer barang mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana salah satu peraturan perundang-undangan yang mengatur pengadaan barang/jasa pemerintah dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 termasuk perubahannya. Sedangkan pengadaan barang/jasa melalui transfer uang akan diatur secara rinci melalui pedoman teknis masing-masing. Namun demikian, persyaratan administrasi pengadaan barang/jasa melalui transfer uang adalah membuat kontrak berdasarkan Rencana Usaha Kegiatan (RUK) antara penerima dan unit kerja pengelola langsung. Apabila ada hal-hal yang berubah dari RUK awal maka dapat dilakukan penyesuaian kontrak dengan melampirkan Berita Acara dan memperoleh persetujuan unit kerja pengelola (satker yang menangani bantuan tersebut). Untuk memastikan keberhasilan program pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, pengukuran kinerja dilakukan dengan mengukur indikator outcome dan indikator output. Secara umum, pengukuran indikator kinerja output dilakukan dengan membandingkan capaian fisik dan keuangan terhadap sasaran dan alokasi anggaran yang ditetapkan. Pemantauan hasil keseluruhan atas indikator output dan outcome dilakukan melalui pengumpulan informasi dari dinas kabupaten/kota. Namun demikian, evaluasi pengukuran indikator kinerja outcome yang dititikberatkan pada keberhasilan peningkatan produktivitas SLPTT. 4.2. Kegiatan 4.2.1 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya pada dikelola oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, dengan sasaran strategis kegiatan yang hendak dicapai adalah: 1) Meningkatnya kinerja lingkup. 35 P a g e

Indikator Kinerja Utama berupa dokumen manajemen perencanaan, keuangan, umum serta evaluasi dan pelaporan yang terdiri dari: - Dokumen Perencanaan (a) Pedoman Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan TA 2013; (b) Rencana Kerja Pemerintah; (c) Rencana Kinerja Tahunan; (d) Penetapan Kinerja; (e) Dokumen bahan usulan kegiatan dan anggaran; (f) Rancangan Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) pagu sementara; (g) Rancangan Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) pagu definitif; (h) Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA/Satuan Rencana Alokasi Anggaran (SRAA); (i) Petunjuk Operasional Kegiatan (POK); (j) Dokumen Monitoring dan Revisi Anggaran; (k) Dokumen Fasilitasi Pertemuan Internasional. - Dokumen Evaluasi dan Pelaporan (a) Data tindak lanjut hasil pengawasan pengumpulan data dan penyusunan LHP; (b) Data kerugian negara; (c) Bahan rapat DPR dan Rapim; (d) Data ASEM, ATAP, dan ARAM; (e) Buku ekspor impor; (f) Buku statistik tanaman pangan; (g) Buku informasi produksi tanaman pangan; (h) Laporan SAK; (i) Laporan realiasasi belanja satker; (j) Laporan realisasi PNBP; (k) Laporan semesteran realiasi penyelesaian kerugian negara; (l) Database rekening satker; (m) Laporan semesteran dan SIMAK BMN; (n) Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah; 36 P a g e

(o) Laporan triwulanan, laporan tengah tahunan, laporan tahunan; (p) Laporan keuangan bulanan dan kunjungan Menteri Pertanian; (q) Laporan SAI dan SIMAKBMN; (r) Laporan pembinaan monev manajemen tanaman pangan; (s) Laporan pelaksanaan sistem pengendalian intern, dan (t) Tindaklanjut hasil pengawasan dan pelaporan pembangunan tanaman pangan. - Dokumen keuangan (a) Dokumen Surat Perintah Membayar (SPM); (b) SK penetapan pejabat pengelola keuangan; (c) Rencana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB); (d) Dokumen pertanggungjawaban pelaksanaan pembayaran atas beban APBN; (e) Pedoman penyusunan Laporan Sistem Akuntansi Keuangan; (f) Pedoman pengelolaan administrasi dana sektoral; (g) Pedoman administrasi perbendaharaan; (h) Pedoman Pengelolaan Barang Milik Negara; dan (i) Laporan penatausahaan asset. - Dokumen umum (a) Dokumen Tupoksi dan ketatalaksanaan; (b) Dokumen kepegawaian ; (c) Laporan ketatausahaan dan SDM; (d) Laporan pembinaan dan peningkatan kualitas SDM; (e) Dokumen peraturan perundang-undangan bidang tanaman pangan. 2) Mengamankan kehilangan hasil produksi akibat bencana alam. Indikator Kierja Utama berupa bantuan bencana alam dalam rangka pengamanan produksi. Pemberian bantuan bencana alam diberikan kepada daerah yang terkena dampak bencana alam seperti banjir, kekeringan, gangguan serangan OPT atau dampak perubahan iklim yang ekstrim sehingga mengancam pengamanan produksi di daerah/lokasi tersebut. 37 P a g e

3) Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanaman pangan Indikator Kinerja Utama adalah Bantuan Modal untuk LM3. Tujuan pemberian bantuan usaha agribisnis tanaman pangan kepada LM3 dimaksudkan untuk mengembangkan usaha agribisnis yang berdaya saing di LM3 serta meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar lokasi LM3. Penguatan kelembagaan LM3 ini dapat dilakukan melalui penerapan beberapa model pemberdayaan dan dalam proses pembelajaran masyarakat secara utuh melalui proses pembelajaran kelompok, serta menginkubasi usaha agribisnis di LM3 melalui fasilitasi bantuan permodalan. Rencana Kinerja Tahunan Sekretariat Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Rencana Kinerja Tahunan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 1. Meningkatkan kinerja perencanaan, keuangan, umum serta evaluasi dan pelaporan Dokumen manajemen perencanaan, keuangan, umum serta evaluasi dan pelaporan 8 dokumen 2. Mengamankan kehilangan hasil produksi akibat bencana alam 3. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanaman pangan Bantuan bencana alam dalam rangka pengamanan produksi Bantuan Modal untuk LM3 1 paket 280 LM3 4.2.2 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia dikelola oleh Direktorat Budidaya Serealia, dengan sasaran strategis kegiatan adalah mendorong peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan Sekolah Lapangan (SL) dan Dem Area. Indikator kinerja Utama yang harus dicapai adalah: Produktivitas. Operasional peningkatan produksi dan produktivitas di lapangan dilakukan melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) khususnya untuk padi (non hibrida, hibrida dan lahan kering), dan jagung (hibrida). Penerapan 38 P a g e

teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan instrumen perangsang (stimulus) bagi daerah sekitarnya. Jenis SLPTT yang dikembangkan adalah 1) SLPTT Reguler dimana bantuan yang diberikan hanya berupa benih, kecuali 1 Ha Laboratorium Lapangan diberikan bantuan full paket, 2) SLPTT Spesifik Lokasi dimana bantuan yang diberikan berupa bantuan full paket (benih, pupuk, dan alsintan), 3) SLPTT Indeks Pertanaman dimana bantuan yang diberikan berupa bantuan full paket (benih, pupuk, dan alsintan). Kriteria penerima SLPTT ini difokuskan kepada petani/kelompoktani yang memiliki produktivitas yang lebih rendah dari produktivitas kabupaten. Penerapan pola ini diharapkan terbina kawasan-kawasan andalan, yang berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan para petani/kelompok tani, sekaligus sebagai tempat tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan manajemen kelompok, serta sebagai percontohan bagi kawasan lainnya. Dalam setiap 25 ha areal SLPTT padi non hibrida, 25 ha areal SLPTT padi non hibrida spesifik lokasi, 25 ha areal SLPTT padi non hibrida peningkatan IP, 10 ha areal SLPTT padi hibrida, 10 ha areal SLPTT padi hibrida spesifik lokasi, 25 ha areal SLPTT padi lahan kering, dan 15 ha areal SLPTT jagung hibrida. Masingmasing ditempatkan 1 unit laboratorium lapangan (LL) dengan luasan 1 Ha. Selain itu, pada kegiatan pengelolaan produksi tanaman serealia dilaksanakan juga fasilitasi kemitraan pangan alternatif; upaya pembinaan, pengawalan, monitoring dan evaluasi serealia; CPCL, koordinasi, pengawalan dan monev, Posko P2BN; serta ubinan padi dan jagung. Tabel 7 berikut ini menggambarkan rencana kinerja tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2013. Tabel 7. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Budidaya Serealia Tahun 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 1. Mendorong peningkatan produktivitas melalui Produktivitas Padi 0,5-1 Ku/Ha: 1. Padi Non Hibrida (sawah) 3.560.400 ha pelaksanaan Sekolah 2. Padi Non Hibrida Spesifik 69.500 ha Lapangan (SL) dan Dem Area Lokasi 3. Padi Non Hibrida 30.500 ha Peningkatan IP 4. Padi Non Hibrida (Rawa) 114.600 ha 5. Pengembangan Padi 288.000 ha Hibrida 6. Padi Lahan Kering 550.000 ha 39 P a g e

Produktivitas Jagung 0,3 Ku/Ha: 1. Jagung Komposit 25.800 ha 2. Jagung Hibrida 234.210 ha 4.2.3 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi dikelola oleh Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. Sasaran strategis kegiatan ini adalah mendorong peningkatan produktivitas melalui pelaksanaan Sekolah Lapangan (SL) dan Dem Area. Indikator kinerja utamanya adalah produktivitas. Dalam 10 ha areal SLPTT kedelai ditempatkan 1 unit laboratorium lapangan (LL) dengan luasan 1 Ha. Sedangkan pada pengembangan kedelai model dengan luasan 1 Ha. Laboratorium Lapangan memperoleh bantuan Benih dan Pupuk (NPK, Urea dan Organik) serta melakukan pertemuan petani pelaksana SL. Selain itu pada areal SL-PTT dialokasikan anggaran untuk ubinan setiap luasan 100 ha mendapat 1 (satu) unit sampling ubinan. Sementara itu areal SL Non Laboratorium Lapangan hanya mendapat bantuan benih VUB. Untuk menjamin keberhasilan penerapan di lapangan perlu dilakukan pengawalan dan pendampingan secara intensif oleh Penyuluh Pertanian, Peneliti, POPT, PBT dan Mantri Tani. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013 sebagaimana tabel 8 berikut. Tabel 8. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 1. Mendorong peningkatan produktivitas melalui Produktivitas 0,20 Ku/Ha: 1. SL-PTT Kedelai 455.000 ha pelaksanaan Sekolah 2. Pengembangan Kedelai Model 100.000 ha Lapangan (SL) dan 3. Pengembangan Kacang Tanah 720 ha Dem Area 4. Pengembangan Kacang Hijau 500 ha 5. Pengembangan Ubi Kayu 1.000 ha 6. Pengembangan Ubi Jalar 1.250 ha 40 P a g e

4.2.4 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan dikelola oleh Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan. Sasaran strategis yang hendak dicapai adalah (1) meningkatkan produksi dan kualitas produk pertanaman, dan (2) meningkatkan penggunaan benih unggul sehingga dapat mendorong peningkatan produksi dan mutu hasil produksi. Indikator kinerja utama : 1) Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) untuk kawasan SLPTT dan non SLPTT; dan 2) Pemberdayaan Penangkaran Benih. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan yaitu melalui penggunaan benih varietas unggul bermutu bagi petani, mempermudah akses petani terhadap benih varietas unggul bermutu, serta penggunaan sarana produksi yang dilakukan melalui kegiatan: operasional operasional UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD BPSBTPH); operasional Balai Benih Induk (BBI); pemberdayaan penangkar; pembangunan dan optimalisasi UPB; pembinaan, pengawalan, dan monitoring evaluasi pembangunan penangkaran benih;pemberian Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU); pembinaan, pengawalan, monitoring evaluasi BLBU, subsidi, dan Cadangan Benih Nasional (CBN); serta pemberian insentif petugas pengawas benih tanaman (PBT). Bantuan langsung benih unggul dialokasikan dengan rincian sebagai berikut: bantuan benih padi non hibrida, padi lahan kering, padi hibrida, jagung hibrida, dan kedelai diperuntukkan bagi kegiatan SLPTT dan non SLPTT. Selain itu, dialokasikan untuk mendukung pengembangan kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar (Direktif Presiden). Sasaran pengembangan perbenihan tahun 2013 adalah tercapainya penggunaan benih bermutu varietas unggul dan bersertifikat sebagai berikut: a. Padi 67,00 persen, b. Jagung 72,31 persen, c. Kedelai 67,90 persen, 41 P a g e

Selain itu, pengembangan perbenihan diharapkan dapat memperbaiki sistem produksi benih aneka kacang dan umbi (kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, dan ubijalar). Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) diberikan dalam rangka mendukung peningkatan produksi dan produktivitas terutama di lokasi SL-PTT, meringankan beban petani serta meningkatkan kesadaran penggunaan benih varietas unggul bermutu, sehingga dapat meningkatkan produksi melalui peningkatan produktivitas. Rencana alokasi BLBU tahun anggaran 2013 difokuskan pada lokasi-lokasi yang melaksanakan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Komoditas yang difasilitasi adalah padi, jagung, dan kedelai. Selain bantuan langsung benih unggul, pemerintah terus mengupayakan pemberian subsidi harga benih dan cadangan benih nasional. Subsidi harga benih dimaksudkan untuk menjaga stabilitas harga benih di pasar bebas, meringankan beban petani serta meningkatkan ketersediaan benih dan penggunaan benih varietas unggul bermutu bagi kelompok tani/petani. Cadangan Benih Nasional (CBN) dimaksudkan sebagai upaya pemulihan dari pertanaman kelompok tani/petani yang terkena bencana alam (banjir, kekeringan, dsb) serta eksplosi serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Tabel 9. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 1. Meningkatkan produksi dan Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) untuk kawasan SLPTT dan non SLPTT kualitas produk pertanaman 1. Padi Non Hibrida 94.375.000 kg ; 3.775.000 ha 2. Padi Hibrida 4.500.000 kg ; 300.000 ha 3. Padi Lahan Kering 13.750.000 kg ; 550.000 ha 4. Jagung Komposit 645.000 kg ; 25.800 ha 5. Jagung Hibrida Non SL 1.725.000 kg ; 115.000 ha 6. Kedelai 36.400.000 kg ; 2. Meningkatkan penggunaan benih unggul sehingga 910.000 ha Pemberdayaan Penangkaran Benih 1. Padi 7.500 ha 2. Jagung 250 ha 42 P a g e

dapat mendorong peningkatan produksi dan mutu hasil produksi 3. Kedelai 3.500 ha 4.2.5 Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Direktorat Budidaya Pascapanen Tanaman Pangan. dikelola oleh Sasaran strategis yang hendak dicapai melalui kegiatan ini adalah mengamankan kehilangan hasil produksi pada saat pascapanen. Indikator kinerja utama adalah berupa Jumlah bantuan sarana pascapanen. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini. Tabel 10. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 1. Mengamankan kehilangan hasil Jumlah bantuan sarana pascapanen 1. Padi 512 kelompok produksi pada saat 2. Jagung 97 kelompok pascapanen 3. Kedelai 57 kelompok 4. Ubi Kayu 27 kelompok 5. Ubi Jalar 26 kelompok 4.2.6 Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI dikelola oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Sasaran strategis kegiatan ini adalah mengendalikan luas serangan OPT dan terkena DPI di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan. Indikator kinerja utama: 1) SLPHT dan SLI 2) Jumlah Bantuan Sarana Pengendalian OPT. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini. 43 P a g e

Tabel 11. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 1. Mengendalikan luas 1. SLPHT dan SLI serangan OPT dan SLPHT - Padi 1.875 unit terkena DPI di lokasi - Jagung 401 unit penerapan budidaya - Kedelai 174 unit tanaman pangan SLI - Padi 100 unit - Jagung 41 unit 2. Jumlah bantuan sarana pengendalian OPT - Kedelai 22 unit 1 paket Kegiatan ini dimaksudkan untuk pencegahan dan penanggulangan hama penyakit tanaman yang disebabkan oleh OPT dan DPI dengan hasil (outcome) yang diharapkan adalah: (1) menguatnya sistem pengamatan dan pengendalian dini, (2) meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, (3) menguatnya peran dan fungsi kelembagaan perlindungan, (4) menguatnya penerapan teknologi pengendalian OPT dan adaptasi DPI, (5) meningkatnya gerakan pengendalian OPT dan adaptasi DPI, (6) tersedianya sarana pengendalian OPT, dan (7) menguatnya database perlindungan tanaman pangan dan SIM OPT. 4.2.7 Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih Kegiatan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih dikelola oleh Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH). Sasaran strategis kegiatan ini adalah (1) meningkatkan metode pengujian mutu benih tanaman pangan; (2) mengetahui unjuk kerja suatu laboratorium pengujian mutu benih; dan (3) mengetahui mutu benih yang beredar di pasaran. indikator kinerja utama adalah : 1) Jumlah laboratorium yang menerapkan sistem mutu 2) Jumlah Laboratorium peserta uji profisiensi 3) Jumlah pelaksanaan uji petik mutu benih yang beredar. 44 P a g e

Untuk memperoleh hasil uji yang akurat, pemilihan metode merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Metode yang dipergunakan merupakan standar yang dipublikasikan secara internasional/nasional yang terjamin validitasnya. Dengan adanya berbagai macam keterbatasan yang ada dan disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi, maka perlu dilakukan penyesuaian atau modifikasi sehingga pengembangan metode yang disusun dapat bermanfaat bagi perkembangan perbenihan di Indonesia. Dengan adanya pengembangan metode ini maka akan diperoleh metode baru atau metode pengujian yang sudah dimodifikasi yang mengacu pada ISTA Rules dan referensi lainnya yang mutakhir. Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini. Tabel 12. Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 1 Meningkatkan metode pengujian mutu benih tanaman pangan 1. Jumlah Laboratorium yang menerapkan sistem mutu 8 laboratorium 2 Mengetahui unjuk kerja suatu laboratorium pengujian mutu benih 3 Mengetahui mutu benih yang beredar di pasaran 2. Jumlah laboratorium peserta uji profisiensi 3. Jumlah pelaksanaan uji petik mutu benih yang beredar 30 laboratorium 25 contoh benih 4.2.8 Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan dikelola oleh Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan (BBPOPT). Sasaran strategis kegiatan ini adalah (1) meningkatkan kinerja pengamatan serangan OPT; dan (2) meningkatkan kinerja teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT. 45 P a g e

Indikator kinerja utama adalah: 1) Jumlah informasi peramalan serangan OPT 2) Jumlah teknologi pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT. Kegiatan pengembangan peramalan serangan organisme pengganggu tumbuhan dimaksudkan agar tersedia informasi dan model peralaman OPT yang akan digunakan sebagai rujukan dalam pengamanan produksi tanaman pangan dan hortikultura, seperti: tersusunnya model dan metodologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT; tersebarnya informasi peramalan serangan OPT padi, jagung dan kedelai; serta dilaksanakannya operasional BBPPOPT untuk memperlancar setiap kegiatan sehingga sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 13 di bawah ini. Tabel 13. Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan Tahun 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 1 Meningkatkan kinerja pengamatan serangan OPT 1. Jumlah informasi peramalan serangan OPT 5 unit 2 Meningkatkan kinerja teknologi pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT 2. Jumlah teknologi pengamatan peramalan dan pengendalan OPT 8 model Sedangkan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2013 dapat di lihat pada matrik di bawah ini. 46 P a g e

MATRIK RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I KEMENTERIAN/LEMBAGA Unit Eselon I Kementerian/Lembaga: Tahun : 2013 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 1 Mewujudkan pencapaian Jumlah produksi produksi secara - Produksi Padi 72.063.735 Ton GKP berkelanjutan dalam rangka - Produksi Jagung 26.000.000 Ton PK penyediaan kebutuhan - Produksi Kedelai 2.250.000 Ton BK nasional - Produksi Kacang Tanah 1.200.000 Ton BK - Produksi Kacang Hijau 410.000 Ton BK 2 Mengamankan kehilangan (susut) hasil produksi 3 Mengamankan potensi kehilangan hasil akibat serangan OPT dan terkena DPI - Produksi Ubi Kayu 26.300.000 Ton umbi basah - Produksi Ubi Jalar 2.450.000 Ton umbi basah Susut Hasil Produksi - Susut hasil produksi Padi - Susut hasil produksi Jagung - Susut hasil produksi Kedelai Luas areal tanaman pangan yang ditoleransi terserang OPT dan terkena DPI 1,53 % 0,25 % 0,50 % dibawah 5% 47 P a g e

LAMPIRAN 48 P a g e

Lampiran 1. SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI PADI TAHUN 2013 SASARAN 2013 No Provinsi Luas Panen (Ha) Provitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) 1 ACEH 406.261 47,84 1.943.481 2 SUMUT 808.314 48,92 3.953.951 3 SUMBAR 492.730 50,71 2.498.673 4 RIAU 155.000 37,89 587.331 5 JAMBI 168.018 42,19 708.833 6 SUMSEL 837.546 44,26 3.706.999 7 BENGKULU 132.140 40,09 529.738 8 LAMPUNG 647.751 49,77 3.223.633 9 BABEL 5.641 29,51 16.647 10 RIAU KEPULAUAN 413 32,46 1.341 11 DKI JAKARTA 1.839 56,73 10.431 12 JABAR 2.096.434 60,83 12.752.747 13 JATENG 1.840.085 55,95 10.295.253 14 DI YOGYA 160.960 57,41 924.005 15 JATIM 2.056.243 56,38 11.593.767 16 BANTEN 423.694 50,44 2.137.232 17 BALI 162.836 57,78 940.867 18 NTB 446.148 50,79 2.265.949 19 NTT 208.315 31,12 648.252 20 KALBAR 474.596 31,74 1.506.373 21 KALTENG 228.775 29,29 670.105 22 KALSEL 521.995 42,80 2.234.348 23 KALTIM 149.772 40,51 606.689 24 SULUT 130.312 50,15 653.566 25 SULTENG 235.985 48,24 1.138.335 26 SULSEL 948.973 52,11 4.945.224 27 SULTRA 126.905 42,46 538.845 28 GORONTALO 56.359 53,28 300.266 29 SULAWESI BARAT 81.476 49,20 400.853 30 MALUKU 22.653 42,33 95.880 31 MALUKU UTARA 17.911 37,60 67.338 32 PAPUA BARAT 8.839 36,34 32.122 33 PAPUA 33.294 40,45 134.661 INDONESIA 14.088.212 53,68 72.063.735 Sumber: 49 P a g e

Lampiran 2. Sasaran Luas Tanam, LuasPanen, Produktivitas, dan Produksi Jagung Tahun 2013 NO PROPINSI LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 1. N. ACEH D. 54.985 53.298 39,27 209.300 2. SUMUT 277.202 268.695 66,01 1.773.627 3. SUMBAR 79.549 77.108 66,01 509.023 4. RIAU 31.552 30.584 32,98 100.878 5. JAMBI 13.484 13.071 44,40 58.032 6. SUMSEL 36.108 35.000 41,64 145.739 7. BENGKULU 39.255 38.050 35,07 133.432 8. LAMPUNG 505.380 489.872 59,46 2.912.603 9. BABEL 1.118 1.084 35,32 3.829 10. KEP RIAU 728 706 28,28 1.997 SUMATERA 1.039.362 1.007.468 58,05 5.848.460 11. DKI JAKARTA 31 30 35,37 106 12. JABAR 190.481 184.636 58,30 1.076.400 13. JATENG 766.068 742.560 56,37 4.185.458 14. DI JOGJA 81.972 79.457 42,86 340.573 15. JATIM 1.390.765 1.348.087 56,73 7.647.751 16. BANTEN 17.939 17.388 38,19 66.405 JAWA 2.447.255 2.372.158 56,14 13.316.693 17. BALI 31.616 30.646 35,99 110.283 18. N.T.B. 97.898 94.894 46,08 437.273 19. N.T.T. 354.883 343.993 34,36 1.181.818 BALI & N.T 484.397 469.533 36,83 1.729.373 20. KALBAR 55.848 54.134 48,03 260.000 21. KALTENG 3.696 3.582 32,66 11.700 22. KALSEL 28.436 27.563 56,52 155.787 23. KALTIM 6.821 6.612 22,84 15.101 KALIMANTAN 94.801 91.892 48,16 442.589 24. SULUT 179.038 173.544 41,12 713.631 25. SULTENG 53.974 52.318 44,61 233.395 26. SULSEL 380.767 369.082 59,08 2.180.360 27. SULTRA 45.348 43.956 41,08 180.575 28. GORONTALO 194.915 188.934 61,24 1.157.000 29. SUL BARAT 28.125 27.262 49,05 133.729 SULAWESI 882.167 855.096 53,78 4.598.690 30. MALUKU 9.346 9.059 27,51 24.926 31. MALUKU UT 11.532 11.178 25,82 28.860 32. IRJA BARAT 4.717 4.572 19,74 9.027 33. PAPUA 771 748 18,49 1.383 MLK & PAPUA 26.367 25.557 25,12 64.195 LUAR JAWA 2.527.094 2.449.547 51,78 12.683.307 INDONESIA 4.974.349 4.821.704 53,92 26.000.000 Sumber: 50 P a g e

Lampiran 3. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai Tahun 2013 NO PROPINSI LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI Sumber: (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 1. N. ACEH D. 137.000 131.894 15,04 198.400 2. SUMUT 31.900 30.545 14,01 42.800 3. SUMBAR 12.700 10.612 15,45 16.400 4. RIAU 16.000 13.897 13,60 18.900 5. JAMBI 19.400 21.353 13,91 29.700 6. SUMSEL 23.200 22.388 15,45 34.600 7. BENGKULU 14.800 14.111 13,39 18.900 8. LAMPUNG 33.000 27.976 14,01 39.200 9. BABEL - - - - 10. KEP RIAU - - - - SUMATERA 288.000 272.776 14,62 398.900 11. DKI JAKARTA - - - - 12. JABAR 94.900 93.637 16,07 150.500 13. JATENG 235.200 224.570 16,48 370.200 14. DI JOGJA 53.500 50.988 15,45 78.800 15. JATIM 410.600 409.395 15,45 632.700 16. BANTEN 36.600 31.800 15,66 49.800 J A W A 830.800 810.390 15,82 1.282.000 17. BALI 12.300 16.047 15,45 24.800 18. N.T.B. 187.400 159.700 14,53 232.000 19. N.T.T. 8.700 5.898 13,39 7.900 BALI & N.T. 208.400 181.645 43,38 264.700 20. KALBAR 8.200 5.956 13,60 8.100 21. KALTENG 25.300 19.846 13,81 27.400 22. KALSEL 12.600 9.996 13,81 13.800 23. KALTIM 16.600 10.809 13,60 14.700 KALIMANTAN 62.700 46.607 13,73 64.000 24. SULUT 15.300 14.592 14,94 21.800 25. SULTENG 9.900 12.517 14,94 18.700 26. SULSEL 63.800 67.222 16,69 112.200 27. SULTRA 18.100 17.247 13,39 23.100 28. GORONTALO 11.300 8.300 14,94 12.400 29. SUL BARAT 11.000 16.868 14,94 25.200 SULAWESI 129.400 136.747 15,61 213.400 30. MALUKU 3.500 3.750 13,60 5.100 31. MALUKU UT 3.200 4.118 13,60 5.600 32. IRJA BARAT 4.000 4.330 13,39 5.800 33. PAPUA 8.000 7.839 13,39 10.500 MLK & PAPUA 18.700 20.037 13,47 27.000 LUAR JAWA 707.200 657.812 14,72 968.000 INDONESIA 1.538.000 1.465.000 15,36 2.250.000 51 P a g e

Lampiran 4. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kacang Tanah Tahun 2013 NO PROPINSI LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 1. N. ACEH D. 7.523 7.164 14,77 10.580 2. SUMUT 20.730 19.743 13,80 27.247 3. SUMBAR 10.117 9.635 15,04 14.488 4. RIAU 4.475 4.262 11,28 4.806 5. JAMBI 2.471 2.353 13,97 3.286 6. SUMSEL 6.579 6.266 14,88 9.321 7. BENGKULU 10.039 9.560 11,12 10.627 8. LAMPUNG 21.770 20.733 14,50 30.062 9. BABEL 630 599 11,44 685 10. KEP RIAU 212 202 11,24 227 SUMATERA 84.546 80.517 13,83 111.329 11. DKI JAKARTA 27 25 12,80 32 12. JABAR 83.453 79.477 17,13 136.151 13. JATENG 166.023 158.119 15,79 249.642 14. DI JOGJA 82.244 78.325 12,29 96.272 15. JATIM 228.589 217.699 13,82 300.919 16. BANTEN 17.537 16.702 16,65 27.804 J A W A 577.873 550.347 14,73 810.820 17. BALI 16.932 16.126 15,04 24.247 18. N.T.B. 38.703 36.859 15,04 55.423 19. N.T.T. 29.027 27.644 13,69 37.856 BALI & N.T. 84.662 80.629 14,58 117.526 20. KALBAR 2.540 2.419 12,89 3.118 21. KALTENG 2.177 2.073 13,11 2.717 22. KALSEL 19.351 18.430 13,00 23.951 23. KALTIM 3.266 3.110 12,89 4.008 KALIMANTAN 27.334 26.032 12,98 33.794 24. SULUT 9.071 8.639 14,77 12.758 25. SULTENG 7.257 6.911 18,80 12.990 26. SULSEL 47.169 44.922 14,50 65.134 27. SULTRA 10.280 9.791 10,13 9.916 28. GORONTALO 2.903 2.764 13,43 3.711 29. SUL BARAT 1.693 1.613 15,57 2.511 SULAWESI 78.373 74.640 14,34 107.020 30. MALUKU 4.233 4.031 13,21 5.326 31. MALUKU UT 6.047 5.759 12,89 7.423 32. IRJA BARAT 2.304 2.189 12,24 2.680 33. PAPUA 3.628 3.456 11,81 4.082 MLK & PAPUA 16.212 15.435 12,64 19.511 LUAR JAWA 291.127 277.253 14,04 389.180 INDONESIA 869.000 827.600 14,50 1.200.000 Sumber: 52 P a g e

Lampiran 5. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kacang Hijau Tahun 2013 NO PROPINSI LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 1. N. ACEH D. 3.027 2.880 12,98 3.739 2. SUMUT 6.246 5.941 12,44 7.391 3. SUMBAR 1.407 1.339 13,62 1.823 4. RIAU 2.130 2.026 12,42 2.515 5. JAMBI 631 600 12,38 742 6. SUMSEL 3.191 3.034 15,70 4.765 7. BENGKULU 1.841 1.751 11,14 1.950 8. LAMPUNG 5.714 5.435 10,40 5.651 9. BABEL - - - - 10. KEP RIAU 1 1 10,51 1 SUMATERA 24.187 23.007 12,42 28.578 11. DKI JAKARTA - - - - 12. JABAR 13.822 13.148 12,47 16.400 13. JATENG 101.942 96.988 12,67 122.867 14. DI JOGJA 1.168 1.111 7,48 831 15. JATIM 79.658 75.772 12,94 98.068 16. BANTEN 2.744 2.611 10,40 2.715 J A W A 199.335 189.629 12,70 240.881 17. BALI 1.276 1.213 10,96 1.330 18. N.T.B. 51.717 49.194 11,49 56.514 19. N.T.T. 30.801 29.298 9,49 27.814 BALI & N.T. 83.794 79.706 10,75 85.657 20. KALBAR 2.124 2.021 8,23 1.662 21. KALTENG 409 389 9,69 377 22. KALSEL 1.625 1.546 12,04 1.862 23. KALTIM 1.144 1.088 12,32 1.341 KALIMANTAN 5.302 5.043 10,39 5.241 24. SULUT 1.929 1.835 15,76 2.892 25. SULTENG 1.641 1.561 9,23 1.441 26. SULSEL 27.615 26.268 14,24 37.399 27. SULTRA 2.430 2.312 9,35 2.161 28. GORONTALO 513 488 13,85 676 29. SUL BARAT 984 936 15,40 1.441 SULAWESI 35.111 33.398 13,78 46.009 30. MALUKU 677 645 12,20 787 31. MALUKU UT 428 407 12,52 510 32. IRJA BARAT 839 798 11,80 942 33. PAPUA 1.227 1.167 11,97 1.396 MLK & PAPUA 3.170 3.017 12,05 3.635 LUAR JAWA 151.565 144.171 11,73 169.119 INDONESIA 350.900 333.800 12,28 410.000 Sumber: 53 P a g e

Lampiran 6. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Kayu Tahun 2013 NO PROPINSI LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 1. N. ACEH D. 4.216 4.015 135 54.236 2. SUMUT 46.950 44.712 212 949.840 3. SUMBAR 6.267 5.968 212 126.783 4. RIAU 6.837 6.511 120 78.020 5. JAMBI 3.190 3.038 148 45.015 6. SUMSEL 15.097 14.378 165 236.520 7. BENGKULU 7.976 7.596 127 96.816 8. LAMPUNG 361.198 343.983 261 8.977.086 9. BABEL 2.051 1.953 154 30.002 10. KEP RIAU 1.367 1.302 115 15.037 SUMATERA 455.150 433.456 245 10.609.357 11. DKI JAKARTA 57 54 126 686 12. JABAR 127.616 121.533 202 2.456.700 13. JATENG 218.770 208.343 190 3.964.860 14. DI JOGJA 72.923 69.448 163 1.134.844 15. JATIM 259.789 247.407 174 4.305.313 16. BANTEN 13.673 13.021 153 198.598 J A W A 692.829 659.807 183 12.060.999 17. BALI 13.445 12.804 159 203.657 18. N.T.B. 9.685 9.224 131 120.577 19. N.T.T. 96.851 92.235 115 1.065.098 BALI & N.T. 119.982 114.263 122 1.389.332 20. KALBAR 18.573 17.687 157 277.469 21. KALTENG 9.913 9.441 127 120.329 22. KALSEL 9.799 9.332 159 148.428 23. KALTIM 9.115 8.681 168 145.638 KALIMANTAN 47.400 45.141 153 691.864 24. SULUT 7.064 6.728 142 95.280 25. SULTENG 5.127 4.883 175 85.645 26. SULSEL 34.411 32.771 184 603.335 27. SULTRA 15.268 14.541 180 261.369 28. GORONTALO 1.709 1.628 131 21.278 29. SUL BARAT 4.786 4.558 153 69.509 SULAWESI 68.366 65.107 175 1.136.416 30. MALUKU 12.534 11.936 139 166.444 31. MALUKU UT 12.534 11.936 132 157.341 32. IRJA BARAT 2.849 2.713 123 33.395 33. PAPUA 4.558 4.340 126 54.851 MLK & PAPUA 32.474 30.926 133 412.031 LUAR JAWA 723.371 688.893 207 14.239.001 INDONESIA 1.416.200 1.348.700 195 26.300.000 Sumber: 54 P a g e

Lampiran 7. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Ubi Jalar Tahun 2013 NO PROPINSI LUAS TANAM LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI (HA) (HA) (KU/HA) (TON) 1. N. ACEH D. 3.533 3.363 112 37.692 2. SUMUT 18.490 17.598 112 197.256 3. SUMBAR 4.627 4.403 126 55.282 4. RIAU 1.498 1.426 91 12.941 5. JAMBI 2.599 2.473 98 24.123 6. SUMSEL 2.601 2.476 75 18.595 7. BENGKULU 4.857 4.622 109 50.256 8. LAMPUNG 4.829 4.596 112 51.513 9. BABEL 693 659 95 6.282 10. KEP RIAU 346 330 95 3.141 SUMATERA 44.074 41.946 109 457.082 11. DKI JAKARTA - - - - 12. JABAR 35.888 34.156 142 486.231 13. JATENG 13.421 12.773 145 184.692 14. DI JOGJA 535 509 123 6.282 15. JATIM 17.398 16.558 123 204.167 16. BANTEN 3.283 3.125 127 39.577 J A W A 70.526 67.121 137 920.949 17. BALI 6.543 6.227 131 81.667 18. N.T.B. 1.705 1.622 128 20.731 19. N.T.T. 20.316 19.335 97 188.462 BALI & N.T. 28.564 27.184 107 290.859 20. KALBAR 914 870 94 8.167 21. KALTENG 1.646 1.567 93 14.574 22. KALSEL 1.556 1.481 115 16.962 23. KALTIM 2.653 2.525 107 27.013 KALIMANTAN 6.769 6.442 104 66.715 24. SULUT 3.642 3.466 109 37.692 25. SULTENG 2.428 2.311 109 25.128 26. SULSEL 8.565 8.152 123 100.513 27. SULTRA 2.384 2.269 93 21.108 28. GORONTALO 633 603 104 6.282 29. SUL BARAT 620 590 106 6.282 SULAWESI 18.272 17.390 113 197.005 30. MALUKU 1.615 1.537 102 15.705 31. MALUKU UT 3.524 3.354 101 33.923 32. IRJA BARAT 3.239 3.082 107 32.918 33. PAPUA 38.818 36.944 118 434.844 MLK & PAPUA 47.196 44.917 115 517.390 LUAR JAWA 144.874 137.879 111 1.529.051 INDONESIA 215.400 205.000 120 2.450.000 Sumber: 55 P a g e

Lampiran 8. Susunan Organisasi (Berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/ 10/2010, tanggal 14 Oktober 2010) No. Unit Eselon II Unit Eselon III 1. Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 1. Bagian Perencanaan 2. Bagian Keuangan dan Perlengkapan 3. Bagian Umum 4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan 2. Direktorat Budidaya Serealia 1. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa 2. Subdirektorat Padi tadah Hujan dan lahan Kering 3. Subdirektorat Jagung 4. Subdirektorat Serealia Lain 5. Subbagian Tata Usaha 3. Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 1. Subdirektorat Kedelai 2. Subdirektorat Ubi Kayu 3. Subdirektorat Aneka Kacang 4. Subdirektorat Aneka Umbi 5. Subbagian Tata Usaha 4. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan 1. Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih 2. Subdirektorat Produksi Benih Serealia 3. Subdirektorat Produksi Benih Aneka Kacang dan Umbi 4. Subdirektorat Kelembagaan Benih 5. Subbagian Tata Usaha 5. Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan 1. Subdirektorat Padi 2. Subdirektorat Jagung dan Serealia Lain 3. Subdirektorat Kedelai dan Aneka Kacang 4. Subdirektorat Aneka Umbi 5. Subbagian Tata Usaha 6. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 1. Subdirektorat Pengelolaan Data Organisme Pengganggu Tumbuhan 2. Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim 3. Subdirektorat Teknologi Pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan 4. Subdirektorat Pengelolaan Pengendalian Hama Terpadu 5. Subbagian Tata Usaha 56 P a g e

7. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura 8. Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan 9. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman 1. Kepala Bagian Umum 2. Kepala Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium 1. Kepala Bagian Umum 2. Kepala Bidang Program dan Evaluasi 3. Kepala Bidang Pelayanan Teknik, Informasi dan Dokumentasi 57 P a g e

Lampiran 9. Daftar Komoditi Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 511/Kpts/PD.310/ 9/2006, tanggal 12 September 2006) 58 P a g e